Uploaded by User38095

www

advertisement
Perkembangan identitas diri
Salah satu unsur kepribadian terpenting adalah konsep diri. Konsep diri ini banyak
dimensinya salah satunya dari Erikson.
Dalam pandangan Erikson, identitas pribadi seseorang terbentuk melalui perkembangan
proses krisis psikososial.
Proses perkembangan ini dimulai sejak bayi yakni saat bayi mengenali dan merasa dikenali
ibunya. Sejak itu seseorang mengembangkan identitas dirinya sampai tua.
Selama hidup seseorang ada 4 tahap krisis yang dialami oleh bayi hingga masa anak.
1. Kepercayaan Lawan Ketidakpercayaan (Basic Trust vs Basic Mistrust)
Ialah kepercayaan yang sifatnya fundamental pada diri bayi kepada orang lain dan
lingkungannya. Sebagai contoh bila bayi merasa terjamin kehidupannya, maka ia akan
mengembangkan kepercyaan dasar ini. Sebaliknya, jika bayi merasa kebutuhankebutuhannya tidak terjamin atau tidak ditanggapi, maka ia akan menumbuhkan sikap
dan rasa tidak percaya terhadap orang lain dan lingkungannya.
2. Kemandirian Lawan Malu dan Keraguan (Autonomy vs Shame and Doubt)
Pada usia kira-kira dua sampai tiga tahun, anak semakin independen baik secara fisik
maupun psikologis. Seperti berjalan, berbicara, mengambil sesuatu, dan lain-lain.
Namun, pada saat yang sama anak juga menghadapi kerawanan-kerawanan baru
seperti perpisahan dengan orang tua, dan sebagainya. Dalam membantu mengatasi
krisis otonomi lawan malu dan keraguan ini, idealnya orangtua menciptakan iklim
yang mendukung anak untuk mengembangkan kontrol diri tanpa harus kehilangan
harga diri.
3. Inisiatif lawan Merasa Berdosa (Initiative vs Guilt)
Krisis ini dialami anak pada usia sekitar empat sampai lima tahun. Kemampuan
insiatif didukung oleh peningkatan kemampuan mobilitas, kecakapan fisik, bahasa,
kognisis dan imajinasi kreatif. Bila anak mendapat kesempatan yang memadai untuk
berprakarsa dan berinisiatif ini maka kemampuan dan dorongan untuk berprakarsanya
akan berkembang. Sebaliknya, kalau anak terlalu banyak ditegur atau dikekang, maka
ia mungkin menjadi serba salah dan penuh keraguan. Rasa bersalah ini berkaitan
dengan kesadaran yang berlebihan dalam menghukum peirlaku-perilaku yang
diangggapnya salah.
4. Mampu Berkarya lawan Inferioritas (Industry vs Inferiority)
Anak-anak memasuki usia berkarya (industrual age) pada masa usia enam tahun
hingga remaja. Pengalaman-pengalaman keberhasilan yanf diperolehnya akan
menumbuhkan perasaan dan kepercayaan bahwa dirinya mampu berkarya atau
menyelesaikan sesuatu (industry). Sebaliknya, kalau pada masa ini anak mengalami
banyak kegagalan disertai dengan cemoohan merasa tidak percaya terhadap
kemampuan yang dimilikinya sehingga cenderung merasa inferior atau merasa dirinya
tidak berarti.
Download