Uploaded by User42567

PERSENTASE SEMINAR

advertisement
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF PADA PERKEMBANGAN
SOSIAL ANAK USIA DINI
Desi Maranatha
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan Anak didik merupakan individu
yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-
masing, dan tidak sama dengan anak lainnya. Perbedaan
individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku
belajar dikalangan anak didik yang membuat mereka sulit
untuk berbaur dengan teman-temannya. Dalam proses belajar
mengajar sangat diperlukan metode pembelajaran yang sesuai
dengan situasi dan kondisi anak didik. Adapun kondisi anak
didik yang sering terlihat nyata adalah anak yang sifatnya
pendiam cenderung pemalu dan anak yang lebih senang sibuk
dengan dirinya sendiri. Perkembangan sosial dapat
dikembangakan oleh anak, salah satunya melalui
pembelajaran kooperatif yang dilakukan di sekolah anak
tersebut.
Dengan aktivitas pembelajaran kooperatif anak akan
belajar bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, saling
memberikkan semangat, membangun kemampuan berinteraksi,
saling belajar mengandalikan emosi, berbagi ide maupun
pendapat, dan saling menghargai diri sendiri maupun orang lain.
Perkembangan sosial anak diperoleh dari kematangan dan
kesempatan belajar dari berbagai respon lingkungan terhadap
anak. Dengan mengimplementasikan Pembelajaran kooperatif
dalam proses belajar cukup efektif untuk meningkatkan
perkembangan social anak yang akan dicapai. Berdasarkan
permasalahan pokok diatas maka penulis mengangkat judul
yang akan diseminarkan yaitu: “IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PERKEMBANGAN
SOSIAL ANAK USIA DINI
PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI
• Pengertian Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial dapat diartikan sebagai sequence dari perubahan
berkesinambungan dalam perilaku individu untuk menjadi makluk sosial. Perkembangan
sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Menurut Hurlock, Perkembangan Sosial berarti “Perolehan kemampuan berperilaku
yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bermasyarakat (sozialized)
memerlukan tiga proses. Diantaranya adalah belajar berperilaku yang dapat diterima secara
sosial, memainkan peran sosial yang dapat diterima, dan perkembangan sifat social”.
Sedangkan, menurut Ahmad Susanto, perkembangan sosial merupakan
“Pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses
belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi,
meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama.”
Menurut berbagai pendapat diatas, perkembangan sosial merupakan perolehan
kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial yang merupakan pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial. Baik itu dalam tatanan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
BENTUK TINGKAH LAKU SOSIAL ANAK
USIA DINI
Dalam perjalanan hidupnya, tingkah laku sosial anak pada
awalnya dipengaruhi dari lingkungan keluarganya. Kemudian pada
selanjutnya, perkembangannya dipengaruhi dari lingkungan sekolah dan
masyarakat.
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses
perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam berbagai
aspek kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat
serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana
menerapkan norma-norma ini dalam kehidupan sehari-hari. Proses
bimbingan orang tua lazim disebut sosialisasi.
Sosialisasi dari orang tua ini sangatlah diperlukan oleh anak,
karena dia masih terlalu muda dan belum memiliki pengalaman untuk
membimbing perkembangannya sendiri ke arah kematangan.
BENTUK AKTIVITAS SOSIAL ANAK USIA DINI
Menurut Dra.Sutjihati Somantri,” Salah satu ciri berkembangnya aktivitas sosial
pada masa kanak-kanak awal ini ditandai dengan adanya hubungan atau kontak sosial baik
dengan keluarga maupun dengan orang-orang di luar keluarganya terutama dengan anakanak seusianya. Mulai belajar untuk menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan temantemannya.
Adapun teman bermain, tempat dan alat bermain, kesempatan pendidikan di
sekolah, kesemuanya akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak
yang memiliki teman bermain yang mempunyai perangai kasar, akan membawa dampak
kepada temannya berperilaku yang sama.
Tiga cara bentuk aktivitas anak:
(1) Orang-orang yang berkawan atau bergaul dengan anak-anak hanya dengan melihat atau
mendengarkan perkataan-perkataan mereka tanpa melakukan interaksi langsung dengan
mereka. (2) Teman sebaya adalah bentuk yang kedua, yaitu teman dimana mereka biasa
bermain dan melakukan aktivitas bersama-sama sehingga menimbulkan rasa senang
bersama. Biasanya usia mereka sebaya dan juga dari jenis kelamin yang berbeda. (3) Ialah
yang disebut sebagai teman sesungguhnya, dalam pengertian dimana anak tidak saja ikut
bermain bersama tetapi juga mengadakan komunikasi, memberikan pendapat dan saling
mempercayai satu terhadap lainnya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak adalah
• Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap
berbagai aspek perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga
merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi.
• Status sosial ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga
dalam masyarakat. Perilaku individu akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang
telah ditanamkan oleh keluarganya.
• Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat
pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, individu memberikan
warna kehidupan sosial didalam masyarakat dan kehidupan mereka.
• Kapasitas mental, emosi dan intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti
kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi
perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial.
• Interaksi dengan teman sebaya
Setiap anak jika mempunyai perkembangan yang baik, maka secara alami
dapat berinteraksi dengan temannya tanpa harus disuruh atau dditemani keluarga
karena anak memiliki arahan yang jelas.
• Keamanan karena status dalam kelompok
Anak-anak yang merasa aman dalam kelompok akan lebih bebas dalam
mengekspresikan ketidak cocokan mereka dengan pendapat anggota lainnya.
Sebaliknya, mereka yang merasa tidak aman akan menyesuikan diri sebaik mungkin
dan mengukuti anggota lainnya
B. PEMBELAJARAN KOOPERATIF
• Defenisi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajarna kooperatif berasal dari kata cooperative yang
artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling
membantu satu sama lainnya sebagai suatu kelompok atau satu tim.
Salah satu strategi model pembelajaran kelompok adalah strategi
pembelajaran kooperatif. Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik sekaligus dapat meningkatkan
kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan
diri orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri.
Dengan adanya interaksi dalam kelompok dapat membuat peserta
didik menerima peserta didik lain yang berkemampuan dan berlatar
belakang berbeda. Dalam pembelajaran dikelas, pembelajaran kooperatif
diterapkan dengan membentuk kelompok kecil (2 sampai 4 orang) agar
mereka dapat mudah berinteraksi diantara mereka
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
Pada pembelajaran ini seluruh peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok belajar. Yang mana masing-masing kelomok
belajar akan menjalin interaksi dan kerja sama melalui aktivitas
dalam kegiatan pembelajaran. Dari kerja sama inilah akan
diperoleh suatu hasil pembelajaran yang optimal.
Dalam pembelajaran kooperarif berhasil tidaknya suatu
pembelajaran sangat bergantung bagaimana belajar kelompok
berlangsung dengan baik. Jika kerjasama antar kelompok
berlangsung dengan baik, maka pembelajaran pun akan
memperoleh hasil yang baik pula.
CIRI-CIRI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
• Saling ketergantungan positif
• Interaksi tatap muka
• Akuntabilitas individual
• Keterampilan
• Tujuan Pembelajaran Kooperatif
• Menjalin hubungan antar pribadi
TUJUAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
• Meningkatkan hasil belajar akademik
Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan
social, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas –
tugas akademik. pembelajaran kooperatif merupakan metode alternatif untuk
mencapai tujuan pembelajaran untuk anak usia dini antara lain meningkatkan
kemampuan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain, dan pada saat yang
sama dapat meningkatkan prestasi akademik.
• Penerimaan terhadap Perbedaan Individu
Metode pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang
berbeda latar belakang dalam kondisi untuk saling bekerja, saling bergantung
satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur
penghargaan kooperatif dan belajar untuk menghargai satu sama lain. Maka,
untuk dapat merealisasikan hal tersebut dalam metode pembelajaran kooperatif
yang berfungsi untuk penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda ras,
budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidak mampuan.
• Pengembangan ketrampilan sosial
Tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah
untuk mengajarkan siswa keterampilan kerja sama dan
kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk
dimiliki dalam masyarakat, karena sebagai manusia
kita membutuhkan orang lain dan perlu bekerja sama
dengan orang lain.Mengajarkan kepada siswa
keterampilan kerjasama dan kolaborasi untuk saling
berinteraksi dengan teman yang lain.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
BAGI PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI
•
Teknik Mencari pasangan
•
Teknik Bertukar Pasangan
•
Metode Berkepala Bernomor bertukar pasangan
•
Puzzle Jigsaw (teka-teki gambar)
KESIMPULAN
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan mengenai “Implementasi Pembelajaran
Kooperatif Pada Perkembangan Sosial Anak Usia Dini” dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran
kooperatif merupakan model pembalajaran yang dibagi menjadi kelompok -kelompok kecil, dan
dari kelompok ini diharapkan anak akan belajar bagaimana cara bersosialisasi dengan baik, guru
bertugas mengarahkan atau memfasilitasi bagaimana pembelajaran akan berlangsung dan
bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menurut penulis pembelajaran
kooperatif dalam mengembangkan sosial anak dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari aspek aspek perkembangan yang terdiri dari kesadaran diri, rasa tanggungjawab diri sendiri dan orang
lain, perilaku prososial, serta karakteristik perilaku yang dilakukan dapat dicapai atau anak sudah
mampu melakukan aspek aspek perkembangan sosialnya sesuai dengan tahapan perkembangan
belajar anak.
Proses perkembangan anak usia dini memiliki proses untuk dapat beradaptasi dan
menyesuaikan lingkungan belajaranya, dan teman-temannya untuk dapat diterima dalam
kelompok. Hal ini sangat penting bagi anak usia dini untuk memulai atau mengembangkan
kehidupan sosialnya dalam mempersiapkan Nkehidupannya dimasa depan. Anak usia dini
diajarkan untuk saling beradaptasi degan teman sebaya atau teman kelompoknya agar
perkembangan sosialnya semakin baik. Anak usia dini membangun sendiri pengetahuannya dari
pengalamannya sendiri dengan lingkungan, karena pengetahuan datang dari tindakan,
perkembangan sosial sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif berinteraksi
dengan lingkungannya.
Proses perkembangan anak usia dini memiliki proses
untuk dapat beradaptasi dan menyesuaikan lingkungan
belajaranya, dan teman-temannya untuk dapat diterima dalam
kelompok. Hal ini sangat penting bagi anak usia dini untuk
memulai atau mengembangkan kehidupan sosialnya dalam
mempersiapkan Nkehidupannya dimasa depan. Anak usia dini
diajarkan untuk saling beradaptasi degan teman sebaya atau
teman kelompoknya agar perkembangan sosialnya semakin
baik. Anak usia dini membangun sendiri pengetahuannya dari
pengalamannya sendiri dengan lingkungan, karena
pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan sosial
sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif
berinteraksi dengan lingkungannya.
TERIMAKASIH
TUHAN YESUS MEMBERKATI
Download