Uploaded by User42413

Proposal 3

advertisement
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO ASSET RATIO DAN TOTAL
ASSET TURNOVER TERHADAP PERTUMBUHAN LABA
(Studi Kasus Pada Perusahaan Perkebunan Tahun 2015-2017)
PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mengikuti Seminar Usulan
Penelitian Program Studi Akuntansi.
Disusun Oleh :
Ridwan Nurdin Nopianto
20160610149
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KUNINGAN
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO ASSET RATIO DAN TOTAL
ASSET TURNOVER TERHADAP PERTUMBUHAN LABA
(Studi Kasus Pada Perusahaan Perkebunan Tahun 2015-2017)
PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mengikuti Seminar Usulan
Penelitian Program Studi Akuntansi.
Oleh :
Ridwan Nurdin Nopianto
20160610149
Telah Disetujui oleh :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi,
Pembimbing Akademik,
Enung Nurhayati, S.E., M.Si., Ak., CA.
NIK. 41038071256
Dendi Purnama, S.E.,M.Si
NIK. 410102900207
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr,Wb
Dengan mungucapkan Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal dengan judul “ Pengaruh Current Ratio, Debt to Asset
Ratio Dan Total Asset Turnover Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Kasus Pada
Perusahaan Perkebunan Tahun 2015-2017) tepat pada waktunya.
Penulisan proposal di ajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
mengikuti Seminar Usulan Proposal Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Kuningan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik dari semua pihak untuk dijadikan pengetahuan dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca, serta dapat dijadikan sebagai
bahan masukan bagi objek yang diteliti.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Kuningan, November 2019
Penulis
Ridwan Nurdin Nopianto
20160610149
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 10
2.1 Landasan Teori ..................................................................... 10
2.1.1 Teori Signalling ...................................................... 10
2.1.2 Current Ratio .......................................................... 11
2.1.2.1 Pengertian Current Ratio ............................ 11
2.1.3 Debt to Asset Ratio ................................................. 12
2.1.3.1 Pengertian Debt to Asset Ratio .................... 12
2.1.4 Total Asset Turnover .............................................. 14
2.1.4.1 Pengertian Total Asset Turnover ................ 14
2.1.5 Pertumbuhan Laba .................................................. 15
2.1.5.1 Pengertian Laba ........................................... 15
iii
2.1.5.2 Pengertian Pertumbuhan Laba .................... .16
2.1.6 Penelitian Terdahulu .................................................... 18
2.2 Kerangka Berpikir ................................................................. 20
2.2.1 Pengaruh Current Ratio terhadap
Pertumbuhan Laba .................................................. 20
2.2.2 Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap
Pertumbuhan Laba ................................................... 21
2.2.3 Pengaruh Total Asset Turnover terhadap
Pertumbuhan Laba ................................................... 22
2.3 Hipotesis ............................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 24
3.1 Metode Penelitian yang Digunakan ........................................ 24
3.2 Operasionalisasi Variabel ........................................................ 25
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................... 28
3.3.1 Populasi ....................................................................... 28
3.3.2 Sampel ......................................................................... 30
3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data ....................................... 31
3.4.1
Analisis Data ............................................................... 31
3.4.2
Teknik Pengumpulan Data ........................................... 31
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................... 32
3.5.1 Analisis Deskriptif ....................................................... 32
3.5.2 Metode Analisis Verifikatif ......................................... 32
3.5.4.1 Uji Asumsi Klasik ................................ 32
iv
3.5.4.2 Analisis Regresi Data Panel.................. 34
3.5.4.3 Estimasi Model Data Panel ................... 36
3.5.4.4
Uji Pemilihan Model
Dalam Pengelolaan ............................... 37
3.5.4.5
Koefisien Determinasi ......................... 38
3.5.4.6
Uji Hipotesis ......................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1.1 Laporan Pertumbuhan Laba ................................................... 4
TABEL 2.1 Peneliti Terdahulu .................................................................. 18
TABEL 3.1 Operasional Variabel .............................................................. 26
TABEL 3.2 Data Populasi Perusahaan ...................................................... 29
TABEL 3.3 Populasi Penelitian ................................................................. 33
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 2.1 Paradigma Penelitian ......................................................... 22
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Salah satu tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan laba bersih
yang maksimal. Penilaian kinerja keuangan dapat digunakan untuk mengetahui
seberapa besar keuntungan perusahaan dengan membandingkan hasil laba pada
tahun tertentu dengan laba tahun-tahun sebelum dan sesudahnya. Dengan
diketahuinya kesulitan keungan sedini mungkin, maka pihak perusahaan dapat
mengambil langkah-langkah bagaimana untuk memperbaiki kinerja perusahaan
agar dapat meningkatkan laba pada masa mendatang.
Setiap perusahaan harus dapat mengelola keuangannya dengan baik dan
merancang
suatu
manajemen
yang
baik,
yang
dapat
menunjang
dan
mengembangkan setiap aktivitas perusahaan, baik seperti aktivitas dalam
menghasilkan produk maupun mengendalikan dalam pemasarannya.Dengan
meningkatnya pertumbuhan kinerja perusahaan akan meningkatkan keuntungan
bagi perusahaan sehingga akan menarik minat para investor. Dengan
meningkatnya investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan, oleh
karenanya perusahaan berharap untuk mendapat laba yang akan tinggi. Dengan
memperoleh laba yang maksimal perusahaan dapat memenuhi kewajibannya dan
berkembang secara terus-menerus.
1
Salah satu faktor yang paling penting bagi perusahaan adalah mengelola
kinerja keuangannya dengan baik sehingga dapat menghasilkan persediaan dan
pendapatan yang baik pada perusahaan. Laporan keuangan dengan kualitas yang
baik dapat menunjukkan kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakainya baik pihak eksternal maupun
internal. Menurut Eugene F Brigham dan Joel F. Houston (2006) manajemen
suatu perusahaan harus dapat mengambil keuntungan dari kelebihan-kelebihan
yang dimiliki perusahaan dan memperbaiki kelemahan-kelemahannya dalam hal
ini manajemen dapat memaksimalkan nilai sebuah perusahaan.
Salah satu cara untuk meningkatkan nilai dalam sebuah perusahaan adalah
dengan memperhatikan laba. Laba diperlukan untuk kelangsungan setiap hidup
perusahaan. Ketidakmampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan
menyebabkan tergangunya kegiatan operasionalnya. Mulyono dalam Sari (2014)
apabila perusahaan tidak memperoleh laba, perusahaan tidak dapat memberikan
manfaat bagi pemegang saham. Hal itu berarti tidak bisa meningkatkan gaji,
memberikan dividen kepada pemegang saham, memperluas usaha dan membayar
pajak. Selain itu laba juga dijadikan sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai oleh
perusahaan (Nurmalasari, 2011) dalam Sari (2014), perusahaan yang dinilai baik
adalah perusahaan yang memiliki laba yang bertumbuh.
Analisis laporan keuangan akan membandingkan kinerja perusahaan
dengan kinerja perusahaan-perusahaan lain dalam industri yang sama dan
mengevaluasi tren posisi keuangan perusahaan dari waktu ke waktu. Laporan
keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi
2
apabila dengan informasi laporan keuangan tersebut dapat diprediksi apa yang
akan terjadi di masa yang akan datang. Banyak pihak seperti investor, kreditor,
analis sekuritas dan pihak-pihak lain yang membutuhkan laporan keuangan
sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Keputusan ekonomi yang dibuat
memerlukan hasil evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas,
laba, dan kepastian dari hasil evaluasi tersebut. Laba dapat diukur dengan cara
mencari selisih antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan sehingga besar kecilnya laba tergantung pada ketepatan
pengukuran pendapatan dan biaya.
3
Berikut ini data Tabel pertumbuhan laba perusahaan sektor perkebunan tahun
2015-2017
Tabel 1.1
Data laporan pertumbuhan laba perusahaan sektor perkebunan
tahun 2015-2017
Pertumbuhan Laba
Kode
No
Nama Perusahaan
Perusahaan
2015
2016
2017
1
AALI
Astra Agro Lestari Tbk.
-73,46
203,92
-0,03
2
ANJT
Austindo Nusantara Jaya Tbk
-154,1
200,5
419,5
3
BWPT
Eagle High Plantations Tbk.
193,2
-115,75
52,02
4
DSNG
Dharma Satya Nusantara Tbk.
-53,44
-16,69
166,25
5
GOLL
Golden Plantations Tbk.
-335
148,8
-524,3
6
GZCO
Gozco Plantations Tbk.
-162,4
-4.764,23
89,11
7
JAWA
Jaya Agra Wattie Tbk.
-122,7
-1.821,66
11,19
8
LSIP
London Sumatra Indonesia tbk.
-32
-4,90
28,79
9
MAGP
Multi Agro Gemilang Tbk.
N/A
-233,71
N/A
10
PALM
Provident Agro Tbk.
-132,8
496,6
-68,9
11
SGRO
Sampoerna Agro Tbk.
-11,21
-12,07
45,72
12
SIMP
Salim Ivomas Pratama Tbk.
-67,11
67,12
14,04
13
SMAR
Sinar Mas Agro Resources Tbk.
-126,1
774,3
-54,71
14
SSMS
Sawit Sumbermas Sarana Tbk.
-20,42
0,8
33,6
15
TBLA
Tunas Baru Lampung Tbk.
-54,00
209,2
53,7
16
UNSP
Bakrie Sumatera Plantations Tbk.
-1,48
6,35
-238,5
4
Dari data diatas bisa kita ketahui Pertumbuhan Laba pada perusahaanperusahaan sektor perkebunan mengalami banyak penurunan yang signifikan bisa
dilihat dari data PT. Gozco Plantations Tbk yang mengalami penurunan
Pertumbuhan Laba dari tahun ke tahun bahkan sampai 2 tahun berturut-turut
mengalami minus, hal tersebut sangat menghambat perusahaan dalam melakukan
usahanya dan bahkan bisa di katakana tidak baik apabila terlihat oleh para
investor ketika akan memilih perusahaan mana yang akan mereka investasikan.
Selain itu pada PT. Sampoerna Agro Tbk. Mengalami perubahan yang cukup
signifikan dalam setiap tahunnya yang terkadang turun seperti pada tahun 2016
yang mengalami penurunan di bandingkan dengan tahun 2015, tetapi pada tahun
2017 mengalami kenaikan yang tinggi dibandingkan tahun sebelumya.
Dari 16 Perusahaan yang terdaftar di sektor perkebunan, semua
perusahaan mengalami setidaknya satu kali angka minus dalam pertumbuhan
labanya.
Berkaitan dengan pengambilan keputusan mengenai laba oleh manajemen,
selain berkaitan dengan pertumbuhan laba juga berkaitan dengan faktor-faktor
yang memberikan kontribusi terhadap pencapaian dan pertumbuhan laba. Faktor
tersebut diantaranya penggunaan aktiva untuk yang dimiliki perusahaan,
pengelolaanhutang dan nilai penjualan yang mampu diperolehperusahaan.
Manajemen dapat menggunakan rasio keuangan untuk mengambil keputusan yang
berkenaan dengan pertumbuhan laba. Rasio keuangan merupakan angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun
5
lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap,
2010:297).
Rasio keuangan diantaranya adalah current ratio, debt to asset ratio dan
total asset turnover. Current ratio menunjukkan seberapa besar hutang jangka
pendek dijamin oleh aktiva lancar sedangkan debt to asset ratio menunjukkan
seberapa besar total aktiva dibiayai oleh total hutang. Efektivitas penggunaan
hutang jangka pendekdan efisiensi pengelolaan total aktiva dengan dana yang
berasal dari total hutang menentukan kemampuan perusahaan dalam perolehan
laba dan Total asset turnover menunjukkan berapa kali perputaran total aktiva
untuk menghasilkan penjualan dalam satu periode.
Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total asset lancar yang tersedia
(Hery, 2016 : 50). Dalam suatu perusahaan sering kali muncul adanya kenyataan
bahwa perusahaan tidak mampu untuk membayar hutang (kewajiban) yang sudah
jatuh tempo pada saat ditagih atau terkadang perusahaan juga sering tidak
memiliki dana untuk membayar kewajibannya tepat waktu. semakin tinggi rasio
ini maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban
jangka pendeknya.
6
Namun, rasio lancar yang tinggi belum tentu perusahaan tersebut
dikatakan baik, rasio lancar yang tinggi bisa saja terjadi karena kurang efektifnya
manajemen. Rasio Lancar tinggi maka laba bersih yang dihasilkan perusahaan
semakin rendah, karena Rasio Lancar yang tinggi menunjukan adanya kelebihan
aktiva lancar (Sofyan Safri Harahap, 2011 : 301). Kelebihan aktiva lancar
mengisyaratkan adanya modal kerja yang menganggur atau tidak digunakan untuk
kegiatan operasi perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hani Majdina Adha dan Sri
Sulasmiyati (2017) menyatakan bahwa variabel debt to asset ratio berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba. Kemudian menurut hasil penelitian Ima
Andriyani (2015) menyatakan bahwa debt to asset ratio berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba. Dan menurut hasil penelitian Dra.Isnaniah Laili
Khatmi Safitri, MMA (2017) menyatakan bahwa debt to asset ratio berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Total asset turnover (Perputaran Aktiva) mengukur aktivitas aktiva dan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui penggunaan
aktiva tersebut. Rasio ini juga mengukur seberapa efisien aktiva tersebut telah
dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan (Dwi Prastowo, 2011:94). Semakin
tinggi rasio total asset turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan
aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain, jumlah asset yang
sama
dapat
memperbesar
volume
penjualan
apabila
total
asset
turnovernyaditingkatkan. Total asset turnover ini penting bagi para kreditur dan
pemilik perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efesien tidaknya
7
penggunaan seluruh aktiva di dalam suatu perusahaan. (Lukman Syamsuddin,
2011: 62).
Hasil penelitian dari Gunawan dan Wahyuni (2013) dan Andriyani (2015)
menunjukkan bahwa Current Ratio (CR), Debt to Asset Ratio (DAR), dan Total
Asset Turnover (TATO) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
Pertumbuhan Laba. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan
diatas maka perlu dilakukannya penelitian kembali mengenai pengaruh rasio
keungan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan industri plastik dan kemasan
yang terdaftar di bursa efek Indonesia, maka penulis tertarik utuk mengambil
judul dalam penelitian ini yaitu dengan judul “Pengaruh Current ratio, Debt to
Assets Ratio, dan Total Assets Turnover terhadap Pertumbuhan Laba Pada
Perusahaan Sektor Perkebunan Tahun 2014-2018.”
1.2. Rumusan Masalah
Penelitian ini menggunakan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh Current Ratio, Debt to Assets Ratio dan Total Asset
Turnover secara bersama terhadap Pertumbuhan Laba ?
2. Bagaimana pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba ?
3. Bagaimana pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Pertumbuhan Laba ?
4. Bagaimana pengaruh Total Assets Turnover terhadap Pertumbuhan
Laba?
8
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt to Assets Ratio dan Total
Assets Turnover secara bersama terhadap Pertumbuhan Laba.
2. Mengetahui pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba.
3. Mengetahui pengaruh Debt to Assets Ratio terhadap Pertumbuhan Laba.
4. Mengetahui pengaruh Total Assets Turnover terhadap Pertumbuhan
Laba.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan dalam hal pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan
laba.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan untuk membuat
perencanaan dan kebijaksanaan yang tepat dalam hal penerapan analisis
laporan keuangan.
3. Penelitian Akademis
Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain sehubungan dengan
analisis sistem laporan keuangan dengan menggunakan rasio terhadap
pertumbuhan laba.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Landasan Teoritis
2.1.1
Teori Signalling
Menurut Brigham dan Huston (2014:184) dalam Rima Mayangsari
(2018:478) teori sinyal adalah suatu perilaku manajemen perusahaan dalam
memberi petunjutk untuk investor terkait pandangan manajemen pada prospek
perusahaan untuk masa mendatang. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa
yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik
yang dalam penelitian ini adalah informasi berupa laporan pertumbuhan laba
suatu perusahaan. Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal
penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar
perusahaan. Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik
untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi
kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya paada perusahaan.
10
2.1.2
Current Ratio
2.1.2.1 Pengertian Current Ratio
Rasio likiditas adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. rasio ini dapet dihitung melalui
sumber informasi tentang modal kerja yaitru pos-pos aktiva lancar dan hutang
lancar. Current Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi
kewajiban jangka pendeknya dari aktiva lancarnya. Dengan kata lain, seberapa
banyak aktiva lancar untuk yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka
pendeknya.
Menurut Hery (2016, hal. 15) Current Ratio (CR) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar
yang tersedia. Bagi perusahaan pada umumnya masalah efisiensi penggunaan
modal adalah lebih penting dari pada masalah laba, karena laba yang tinggu tidak
menjadi satu-satunya ukuran bahwa peusahaan itu telah dapatbekerja dengan
efisien.
11
2.1.3
Debt to Assets Ratio
2.1.3.1 Pengertian Debt to Assets Ratio
Debt to Assets Ratio (DAR) atau rasio utang terhadap aktiva merupakan
rasio keuangan yang termaksud kedalam rasio leverage. Semakin tinggi rasio ini
maka semakin besar risiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat
keuntungan semakin tinggi. Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal
sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Debt to Assets Ratio (DAR)
merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total
hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang atau seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang.
Menurut Hery (2016;66) Rasio hutang terhadap aset merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dan total aset.
Dengan kata lain rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset
perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan
berpengaruh terhadap pembiayaan aset.
Perusahaan pada umumnya akan mempertimbangkan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi Debt to Assets Ratio (DAR). Menurut Hery (2016;112)
faktor-faktor yang mempengaruhi Debt to Assets Ratio (DAR) adalah sebagai
berikut:
1. Aktiva lancar adalah kas dan aktiva yang diharapkan akan dapat
dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam waktu satu tahun
atau dalam siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana yang paling
lama.
12
2. Kas merupakan yang paling likuid yang dimiliki perusahaan, kas akan
diturunkan atau ditempatkan sebagai komponen pertama dari aktiva lancar
dalam neraca.
3. Piutang, pada umumnya diklasifikasi menjadi piutang usaha, piutang
usaha adalah jumlah yang akan ditagih dalam pelanggan sebagai akibat
penjualan barang atau jasa secara kredit.
Ada beberapa macam rasio yang bisa dihitung dengan rasio ini, yaitu :
a. Debt ratio yaitu perbandingan antara total hutang dengan total asset.
b. Debt to equity ratio yaitu perbandingan antara jumlah hutang lancar
dan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.
c. Long term debt to equity ratio yaitu perbandingan hutang jangka
panjang dengan modal sendiri.
d. Times interest earned yaitu perbandingan antara pendapatan sebelum
pajak (earning before tax) terhadap bunga hutang jangka panjang.
e. Current liability to inventory yaitu perbandingan anatara hutang lancar
terhadap persediaan.
f. Operating income to total liability yaitu perbandingan antara laba
operasi sebelum bunga dan pajak (hasil pengurangan dari penjualan
bersih dikurangi harga pokok penjualan dan biaya operasi) terhadap
total hutang.
13
2.1.4
Total Assets Turnover
2.1.4.1 Pengertian Total Assets Turnover
Total assets turnover merupakan salah satu rasio aktivitas yang digunakan
untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Aktivitas
operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk aset yang bersifat jangka
pendek maupun jangka panjang. Rasio ini membandingkan penjualan dengan total
aset.
Menurut Harahap (2016, hal. 309) rasio ini ( Total assets turnover)
menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata
lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin
tinggi rasio ini semakin baik.
Menurut Fahmi (2017, hal. 135) Total assets turnover disebut juga dengan
perputaran total aset. Rasio ini melihat sejauh mana keseluruhan aset yang
dimiliki oleh perusahaan terjadi perputaran secara efektif.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Total assets turnover
merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva (aktiva tetap
ditambah aktiva lancar). Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini
adalah :
Penjualan
Total Asset Turnover =
X 100 %
Total Asset
14
2.1.5
Pertumbuhan Laba
2.1.5.1 Pengertian laba
Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba
yang diperoleh akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan
tersebut. Laba adalah perbedaan antara pendapatan dengan total biaya–biaya dan
pengeluaran dalam periode tertentu (M. Nafarin, 2007).
Laba
merupakan
pusat
pertanggungjawaban
yang
masukan
dan
keluarannya dengan menghitung selisih antara pendapatan dan biaya (Abdul
Halim & Bambang Supomo, 2005).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa laba merupakan perbedaan antara pendapatan yang direlaisasi yang timbul
dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan pendapatan
tersebut. Chariri dan Ghozali (2003) menyebutkan laba memiliki karakteristik
antara lain sebagai berikut:
a. Laba didasarkan pada transaksi yang benar – benar terjadi.
b. Laba didasarkan pada postulat periodisasi artinya merupakan prestasi
perusahaan pada periode tertentu.
c. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman
khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
d. Laba didasarkan pada
prinsip penandingan
(matching) antara
pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan
tersebut.
15
2.1.5.2 Pengertian Pertumbuhan Laba
Pertumbuhan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba pertahun.
Pertumbuhan laba dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan atau
kelemahan keuangan suatu perusahaan dan memungkinkan investor menilai
kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan saat ini dan masa lalu, serta
sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang
yang dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan investasinya (Andriyani,
2015). Pertumbuhan laba menjadi informasi yang sangat penting bagi banyak
orang. Yang antara lain adalah pengusaha, analisis keuangan, pemegang saham,
ekonomi dan lain sebagainya. Pihak manajemen selalu merencanakan besar
perolehan laba setiap periode, yang ditentukan melalui target yang harus dicapai.
Menurut Hery (2017, hal. 85) Laba merupakan hasil perbandingan dari
pendapatan dan beban. Manajemen harus bisa memprediksi besarnya pendapatan
yang harus diperoleh dan beban yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dimasa
yang akan datang agar perusahaan tidak menderita kerugian. Laba bermanfaat
bagi perusahaan untuk kelangsungan hidupnya serta untuk mengukur keberhasilan
perusahaan.
Pertumbuhan laba
yang baik
mengisyaratkan bahwa perusahaan
mempunyai keungan yang baik, yang pada akhirnya meningkatkan nilai
perusahaan, karena besarnya dividen yang akan di bayar dimasa akan datang.
16
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2006:20) dan Yeni Herlina
(2016:24) factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba adalah:
1. Besarnya perusahaan semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan
pertumbuhan laba yang diinginkan semakin tinggi.
2. Umur perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam
meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.
3. Tingkat leverage bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi,
maka manajer cenderung menipulasi laba sehingga dapat mengurangi
ketepatan pertumbuhan laba.
4. Tingkat penjualan dimasa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat
penjualan dimasa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin
tinggi.
5. Perubahan laba masa lalu. Semakin besar perubahan laba masa lalu,
semakin tidak pasti laba yang diperoleh masa mendatang.
Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode
sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba periode
sebelumnya. Maka rumus yang digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba
adalah:
Laba Bersih Tahun t – Laba Bersih Tahun-t
Laba Tahun t=
x 100%
Laba Bersih Tahun-t
17
Keterangan:
Laba Bersih Tahun t = Laba Bersih tahun berjalan
Laba Bersih Tahun t-1= Laba Bersih tahun sebelumnya
2.1.6
Penelitian Terdahalu
Berikut adalah hassil penelitian terdahulu yang meneliti tentang
pertumbuhan laba.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No
Peneliti (tahun)
Judul
1
Yunita Fajar Sari
Analisis
(2015)
QR,DER,TATO,NPM, terhadap
2
Hasil
Pengaruh QR berpengaruh
Terhadap
Pertumbuhan
Pertumbuhan Laba
Laba
Tri Wahyuni
Pengaruh QR,DER,IT, QR tidak
(2017)
Dan NPM Terhadap berpengaruh
Pertumbuhan Laba
terhadap
Pertumbuhan
Laba
3
Hasundungan Pangaribuan
Analisis
Pengaruh CLI berpengaruh
(2017)
Rasio
Keuangan terhadap
Terhadap
Pertumbuhan
Pertumbuhan Laba
Laba
18
4
Resa Ridho Ardani
Analisis
Pengaruh CLI tidak
(2017)
TAT,CLI,Dan
GPM berpengaruh
Terhadap
terhadap
Pertumbuhan Laba
Pertumbuhan
Laba
5
Indana Lailayus Zahro
Analisis
(2015)
Tingkat
Pengaruh TATO
Likuiditas, berpengaruh
Solvabilitas, Aktivitas, terhadap
Dan
Profitabilitas Pertumbuhan
terhadap Pertumbuhan Laba
Laba
19
2.2 Kerangka Berfikir
Dalam hal ini ini berkaitan dengan pertumbuhan laba suatu perusahaan
tentunya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba salah satu
diantaranya yaitu melihat seberapa besar hutang dan nilai penjualan yang
dihasilkan
perusahaan,
cara
untuk
melihat
perhitungan
tersebut
dapat
menggunakan analisi ratio keuangan yang diantaranya terdapat rasio likuiditas, .
Namun, dalam penelitian ini hanya menggunakan analisis dari current asset, debt
to asset ratio dan total asset turnover.
2.2.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Perusahaan dengan memiliki aktiva lancar yang tinggi tiap tahunnya pasti
perusahaan tersebut tidak mengalami kesulitan dalam proses produksinya atau
tidak megalami kesulitan dalam proses pelunasan kewajiban lancarnya. Hal
demikian perusahaan melihat atau mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam proses pelunasan hutang lancar atau seberapa tinggi tingkat
aktiva lancar menutupi hutang lancar perusahaan menggunakan pengukuran rasio
lancar atau biasa disebut current aset.
Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya sehingga dapet
memberikan informasi yang baik kepada calon investor. Dimana semakin tinggi
current ratio suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula pertumbuhan laba
dan sebaliknya semakin rendah current ratio suatu perushaan akan semakin rendah
pula pertumbuhan laba.
20
Penelitian current ratio terhadap pertumbuhan laba telah banyak
dilakukan. Hasil penelitian tentang current ratio terhadap pertumbuhan laba
antara lain dilakukan Agustina & Rice (2016) dan Anggani (2017) yang
menyimpukan bahwa current ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba.
Besarnya current ratio sebuah perusahaan atau besarnya aktiva lancar
dibandingkan dengan hutang lancar itu salah satu modal perusahaan untuk
meningkatkan kualitas pengembalian hutang lancar kurang dari satu tahun yang
jatuh tempo segera terselesaikan.
Hasil penguji hipotesis dari penelitian Andriyani (2015) menyimpulkan
bahwa secara simultan Current Ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
2.2.2 Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Debt to asset ratio merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis
laporan keuangan untuk memperlihakan besarnya jaminan yang tersedia untuk
kreditor. Semakin rendah debt to asset ratio maka akan meningkatkan laba
sehingga semakin besar jaminan kreditor untuk pengambilan atas pinjaman yang
diberikan oleh pihak perusahaan.
Tingginya debt to asset ratio akan berdampak buruk bagi perusahaan, debt
to asset ratio akan mengurangi laba perusahaan. Ini dikarenakan naiknya debt to
asset ratio menyebabkan semakin tingginya hutang perusahaan sehingga beban
bunga akan semakin besar yang mengakibatkan keuntungan/laba perusahaan
berkurang.
21
2.2.3
Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Pertumbuhan Laba
Toto Prihadi (2012:255) meningkatnya rasio Total Assets Turnover yang
diikuti dengan meningkatnya pertumbuhan laba, menunjukkan efisiensi
penggunaan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan, jika
perusahaan menghasilkan penjualan yang lebih banyak maka rasio Total Asset
Turnover semakin baik karena kemampuan memperoleh laba pun semakin
besar.Adapun hasil penelitian yang mendukung teori tersebut yaitu berdasarkan
hasil penelitian Gunawan dan Wahyuni (2013) yang menunjukkan Total Assets
Turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dimana semakin
cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan akan
semakin meningkat karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan aktiva untuk
meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan. Dengan
demikian semakin efektif perputaran asetmaka dapat meningkatkan laba bersih
perusahaan.
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian
Current Ratio
Debt to Asset
Ratio
Pertumbuhan Laba
Total Asset
Turnover
22
2.3 Hipotesis
Menurut Dantes (2012) dalam Wahlen (2019) hipotesis adalah sebagai
praduga atau asumsi yang harus diuji melalui data atau fakta yang diperoleh
dengan jalan penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Current Asset, Debt to Asset Ratio dan Total Asset Turnover berpengaruh
secara bersama terhadap Pertumbuhan Laba.
2. Current Asset berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
3. Debt to Asset Ratio berpengaruh negatif terhadap Pertumbuhan Laba.
4. Total Asset Turnover berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan
Metode penelitian merupakan suatu teknik atau cara mencari,
memperoleh, mengumpulkan, atau mencatat data, baik berupa data primer
maupun data sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya
ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan
pokok-pokok permasalahan sehingga akan didapat kebenaran atas data yang
diperoleh. Menurut Umi Narimawati (2009:29) dalam Ilham (2017:5)
menyebutkan bahwa metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk
mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan verifikatif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau
melakukan keadaan objek atau subjek penelitian pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Sedangkan verifikatif
menunjukkan penelitian mencari pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel
terikat.
24
3.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2011:60-64) dalam Aini (2013:33) variabel
penelitian adalah “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Sesuai dengan judul penelitian : Pengaruh Current Ratio, Debt to Asset
Ratio dan Total Asset Ratio terhadap Pertumbuhan Laba “ maka dapat dijelaskan
variable dalam penelitian ini sebagai berikut.
A. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel Bebas (X) merupakan variabel stimulus atau variabel yang
bisa mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang
variabelnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk
menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.
Variabel Bebas adalah suatu variabel yang mempengaruhi variabel
dependen baik secara positif maupun negatif. Dalam hal ini, variabel
Independen terdiri dari Current Ratio (X1), Debt to Asset Ratio (X2) Total
Asset Turnover (X3)
25
B. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen (Y) adalah variabel output, kriteria, konsekuen.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain, variabel
dependen juga adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel Dependen adalah suatu variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam hal ini, yang menjadi variabel
dependennya adalah Pertumbuhan Laba (Y).
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Berikut adalah tabel operasionalisasi variabel dalam penelitian ini :
Keterangan
Definisi
Indikator
Skala
Pengukuran
Current Ratio Current Ratio merupakan
Current Ratio
(X1)
rasio untuk mengukur
(CR)= Aktiva
kemampuan perusahaan
Lancar / Utang
membayar kewajiban jangka
Lancar
pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat
ditagih secara keseluruhan.
Kasmir (2014:134)
26
Rasio
Debt to Asset
Debt to Asset Ratio
Debt to Asset
Ratior (X2)
Merupakan aktiva perusahaan
Ratio=Total
dengan total hutang terhadap
Hutang/Total
total aset yang tinggi akan
Asset
Rasio
berkesempatan untuk
memperoleh laba yang
meningkat.
Mamduh (2007 : 81)
Total Asset
Total assets turnover
Total Asset
Turnover
menunjukkan perputaran total Turnover =
(X3)
aktiva diukur dari volume
Penjualan/Total
penjualan dengan kata lain
Asset
seberapa jauh kemampuan
semua aktiva menciptakan
penjualan. Semakin tinggi
rasio ini semakin baik.
Harahap (2016:309)
27
Rasio
Pertumbuhan
Pertumbuhan laba merupakan
Laba bersih
Laba (Y)
rasio yang menyatakan
tahun berjalan –
kemampuan perusahaan
laba bersih
dalam meningkatkan laba
tahun
bersih dibandingkan tahun
sebelumnya/laba
sebelumya
bersih tahun
Rasio
sebelumnya
Harahap (2015:310)
3.3 Populasi Dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan semua
perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu
sebanyak 16 perusahaan perkebunan yaitu karena pada perusahaan perkebunan
pada setiap tahunnya banyak mengalami penurunan dalam pertumbuhan labanya
bahkan banyak yang mengalami angka minus dan peneliti menganggap mungkin
banyak faktor yang mempengaruhi fenomena tersebut.
Sedangkan pemilihan periode 2015-2017 sebagai sampel karena dapat
menggambarkan kondisi yang relative baru dipasar modal Indonesia,selain itu
penulis juga mempertimbangkan ketersediaan laporan keuangan yang lengkap
dengan menggunakan sample yang relatif baru dan rentang tahun penelitian yang
panjang, diharapkan hasil penelitian akan lebih relevan untuk memahami kondisi
yang actual di Indonesia.
28
Tabel 3.2
Data populasi perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI)
No
Kode
Nama Perusahaan
1
AALI
Astra Agro Lestari Tbk.
2
ANJT
Austindo Nusantara Jaya Tbk
3
BWPT
Eagle High Plantations Tbk.
4
DSNG
Dharma Satya Nusantara Tbk.
5
GOLL
Golden Plantations Tbk.
6
GZCO
Gozco Plantations Tbk.
7
JAWA
Jaya Agra Wattie Tbk.
8
LSIP
9
MAGP
Multi Agro Gemilang Tbk.
10
PALM
Provident Agro Tbk.
11
SRGO
Sampoerna Agro Tbk.
12
SIMP
Salim Ivomas Pratama Tbk.
13
SMAR
Sinar Mas Agro Resources Tbk.
14
SSMS
Sawit Sumbermas Sarana Tbk.
15
TBLA
Tunas Baru Lampung Tbk.
16
UNSP
Bakrie Sumatera Plantations Tbk.
London Sumatra Indonesia tbk.
29
3.3.2
Sampel
Setelah menentukan populasi penelitian maka selajutnya dilakukan
pemeriksaan sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Teknik ini adalah memilih sampel dari suatu populasi
berdasarkan pertimbangan tertentu, baik pertimbangan ahli maupun ilmiah.
Menurut Sugiyono (2007:85) dalam Rizal (2017:55) purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Perimbangan dalam hal ini adalah kriteria-kriteria tertentu yang terdapat dalam
penelitian.
Kriteria pengambilan sampel pada penelitan ini adalah :
1. Perusahaan Sektor Perkebunan yang terdaftar di BEI pada tahun 20152017
2. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang telah diaudit dan telah
dipublikasikan dari tahun 2015-2017
Data berupa laporan keuangan maupun catatan-catatan akuntansi yang
berhubungan dengan penelitian ini. Data diperoleh dari situs resmi BEI
(www.idx.co.id) ataupun situs lain yang terkait dengan penelitian ini.
30
3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Data
Data adalah kumpulan informasi atau keterangan-keterangan dari suatu hal
yang diperoleh melalui pengamatan atau pencairan ke suber-sumber tertentu. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber
dari situs www.idx.co.id berupa Laporan Keuangan Perusahaan Sektor
Perkebunan Periode 2015-2017.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengunduh
laporan keuangan perusahaan perkebunan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dari tahun 2015 sampai dengan 2017 di situs www.idx.co.id kemudian
mengkaji literature-literatur yang berkaitan dengan penelitian, jurnal-jurnal, buku
panduan, dan makalah untuk memperoleh landasan teori yang komprehensif
tentang Pertumbuhan Laba Dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
Observasi secara tidak langsung.
31
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Analisis Deskriptif
Menurut Gozhali (2016) statistik deskriptif yang digunakan untuk
mengetahui nilai rata-rata, minimum, maksimum, standar deviasi, dan range dari
variabel-variabel yang diteliti. Cara untuk mendapatkan nilai tersebut yaitu
dengan menggunakan cara dalam pengolahan data melalui aplikasi eviews 9.
3.5.2 Analisis Verifikatif
3.5.2.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi data panel.
Sebelum melakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian perlu
dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi Uji Normalitas, Uji
Multikolonieritas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokolerasi. Namun demikian,
tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada setiap model regresi dengan
metode Oedinary Least Square/OLS (Basuki dan Prawoto, 2017:297)
1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016, hal. 154) uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas menggunakan
program Eviews normalitas sebuah data dapat diketahui dengan
membandingkan nilai Jarque-Bera (JB) dan nilai Chi Square tabel.
32
Adapun hipotesis yang digunakan adalah seperti berikut :
H0 : β1 = 0 (Data berdistribusi normal)
H1 : β1 ≠ 0 (Data tidak berdistribusi normal)
Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan adalah
sebagai berikut :
Jika nilai Probability > 0,05 maka distribusi adalah normal
Jika nilai Probability < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal
2. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2016, hal. 103) uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya koreksi antara
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi
ada tidaknya multikolineritas dapat dilihat dari nilai tolerence dan
variance infaltion factor (VIF). Jadi nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai vif tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilau cutoff yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah
nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
33
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedasitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi terjadi tidaksamaan varians dari residu satu pengamatan
yang lain. Untuk mengetahui apakah terjadi atau tidak terjadi
heterokedasitas dalam model regresi penelitian. Metode informal
dalam pengujian heterokedasitas yaitu metode grafik Scatterplot.
Dasar pengambilan keputusan adalah : tidak ada pola yang jelas.
Titik-titik (poin-poin) menyebar dibawah dan diatas angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas.
4.
Uji Autokolerasi
Menurut Imsm Ghozali (2016:107) menyatakan bahwa uji
autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya).
3.5.2.2 Analisi Regresi Data Panel
Menurut Basuki (2016:276) regresi data panel merupakan teknik
regresi yang menggabungkan data runtut waktu (time series)dengan
data sialang (cross section). Data time series merupakan data yang
terdiri atas satu atau lebih variabel yang akan diamati pada satu unit
observasi dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan, data cross section
34
merupakan data observasi dari beberapa unit observasi dalam satu titik
waktu.
Pemilihan
data
panel
dikarenakan
dalam
penelitian
ini
menggunakan data time series dan cross section. Penggunaan data time
series dalam penelitian ini, yakni dalam periode pertahun dalam waktu
tiga tahun, dari tahun 2015-2017. Sedangkan penggunaan data cross
section dalam penelitian ini adalah Perusahaan Sektor Perkebunan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI), dengan total perusahaan
adalah 16 perusahaan.
Adapun keunggulan dengan menggunakan data panel (Basuki dan
Prawoto, 2017:281) antara lain :
1. Data panel mampu memperhitungksn heterogenitas individu
secara eksplisit dengan mengijinkan variabel spesifik tertentu.
2. Data panel dapat digunakan untuk menguji, membangun, dan
mempelajari model-model prilaku yang kompleks.
3. Data panel mendasarkan diri pada observasi cross section yang
berulang-ulang (time series) sehinggs cocok untuk digunakan
sebagai study of dynamic adjustment.
4. Data panel memiliki implikasi pada data yang lebih informatif,
lebih
bervariatif,
dan
mengurangi
kolinieritas,
derajat
kebebasan (degree of freedom/df) yang lebih tinggi, sehingga
dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien.
35
5. Data panel dapat digunakan untuk meminimalkan bias yang
mungkin ditimbulkan oleh agregasi data individu.
6. Data panel dapat mendeteksi lebih baik dan mengukur dampak
yang secara terpisah diobservasi dengan menggunakan data
time series ataupun cross section (Sarwono, 2016:3)
3.5.2.3 Estimasi Model Regresi Data Panel
Menurut Basuki (2016:276-27), dalam metode estimasi model
regresi dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan, antara lain :
1. Common Effect
Merupakan pendekatan model data panel yang paling
sederhana karena hanya mengombinasikan data time series dan
data cross section. Pada model ini tidak diperhatikan dimensi
waktu maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku
data perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Metode ini
bisa menggunakn pendekatan Ordinary Least Square (OLS) atau
teknik kuadarat terkecil untuk mengestimasi model data panel.
2. Fixed Effect
Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu
dapat
diakomodasi
dari
perbedaan
intersepnya.
Untuk
mengestimasi data panel model Fixed Effect menggunakan tehnik
variable dummy
untuk menangkap perbedaan intersep antar
36
perusahaan. Namun demikian, slopenya sama antar perusahaan.
Model estimasi ini sering juga disebut dengan teknik least Squares
Dummy Variable (LDSV).
3. Random Effect
Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel
gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar
individu.
Pada
model
random
diakomodasi oleh error terms
effect
perbedaan
intersep
masing-masing perusahaan.
Keuntungan menggunakan model ini yakni menghilangkan
heteroskedastisitas. Model ini juga disebut dengan Error
Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least Squar
(GLS).
3.5.2.4
Uji Pemilihan Model Dalam Pengelohan Data Panel
Untuk memilih model yang paling tepat terdapat beberapa
pengujian yang dapat dilakukan, antara lain :
1. Uji Chow
Uji chow (F statistik) adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui apakah model yang digunakan common effect
atau fixed
effect.
Pengujian
yang dilakukan dengan
menggunakan chow-test atau likelihood ratio test, dengan
asumsi yaitu :
37
Ho : Model mengikuti common effect, dan
Ha : Model mengikuti fixed effect.
2. Uji Hausman
Uji hausman digunakan untuk menentukan model fixed
effect atau random effect yang paling tepat. Pengujian yang
dilakukan dengan menggunakan hausmantest dengan asumsi
yaitu :
Ho : Model mengikuti random effect, dan
Ha : Model mengikuti fixed effect
3.5.2.5
Uji Koefisiensi Determinasi
Menurut Ghazali (2013:97), Koefisien determinasi (R2)
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai
yang kecil berarti kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang di butuhkan
untuk memprediksi variabel-variabel dependen. Dalam penelitian
ini pengukuran menggunakan Adjusted R2 karena lebih akurat
untuk mengevaluasi model regresi tersebut.
38
3.5.2.6
Pengujian Hipotesis
1. Uji Simultan (Uji F)
Menurut Ghazali (2013:98), uji F pada dasarnya bertujuan
untuk
menunjukkan
apakah
semua
variabel
bebas
atau
independen yang di masukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat atau dependen. Uji
F ini dilakukan dengan menggunakan nilai signifikansi. Rumusan
hipotesis sebagai berikut:
Ho : variabel independen secara simultan tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Ha : variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap
variabel dependen.
2. Uji Parsial
Menurut Ghazali (2013:98), uji T pada dasarnya bertujuan
untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas
atau independen secara individual dalam menerangkan variabel
dependen. Rumusan hipotesis yang digunakan sebagai berikut:
Ho : variabel independen tidak berpengaruh signifikansi terhadap
variabel dependen.
Ha : variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen.
39
DAFTAR PUSTAKA
Ade Gunawan. 2019. “Pengaruh Current Ratio , Debt to Assets Ratio Dan Total
Asset Turnover Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan
Plastik Dan Kemasan di Indonesia”. Skripsi. Medan : Universitas
Muhammdiyah Sumatra Utara.
Ardani, Resa Ridho. 2017. “Analisis Pengaruh Total Asset Turnover, Current
Liability to Inventory, Gross Profit Margin terhadap Pertumbuhan
Laba di Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Volume
01 No.10 Tahun 2017.
Asep Fawzan. (2018). Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) dan Current Ratio
(CR) terhadap Pertumbuhan Laba. (Studi Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2017). Jurnal. Universitas Komputer Indonesia.
Deri Putra Pratama. (2019). “Analisi Pengaruh Debt to Equity Ratio, Current
Ratio, Inventory Turnover terhadap Pertumbuhan Laba Perushaan
Manufaktur (Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar
Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2017)”. Skripsi.
Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Dennie Anggara Sukma. 2017.” Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity
Ratio(DER),
Profit
Margin
Terhadap
Pertumbuhan
Laba
Perusahaan LQ 45 Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun2011-2013.
Ima Andriyani. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada
Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia.
Intan Puspitasari. Pengaruh Total Assets Turnover Dan Return On Assets
Terhadap Pertumbuhan Laba (Survei pada Perusahaan Sub Sektor
Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2015).
Iwan Setiawan. 2019.”Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas dan Aktivitas Terhadap
Pertumbuhan Laba. Skripsi. Kuningan : Fakultas Ekonomi
Universitas Kuningan
Malinda Yuliani Pascarina. Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada
Perusahaan Industri Penghasil Bahan Baku Yang Terdaftar di BEI
Periode 2011-2013.
Nicia Lestari*1, Jesselin Chandra*2, Venessa*3, Darwin*4. Pengaruh Current
Ratio (CR), Debt to Equity Ratio(DER), Return to Asset (ROA),
Dan Total Asset Turnover(TATO) Terhadap Pertumbuhan Laba
Pada Perusahaan Sub (Sektor Makanan dan Minuman Yang
Tercatat di BEI Periode 2012-2016)
Ninda Amalia. Pengaruh Total Asset Turnover Dan Net Profit Margin Terhadap
Pertumbuhan Laba (Survei Pada Perusahaan Sektor Industri
Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 20112015).
Ninin Non Ayu Salmaha, Sri Ermeila. Determian Pertumbuhan Laba Perusahaan
Perdagangan Eceran Berdasarkan Rasio Keuangan di Bursa Efek
Indonesia.
Novia Hera.2016.” Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan
Laba Pada PD. BPR ROKAN HULU.
Pangaribuan, Hasundungan. 2017.”Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Pertumbuhan Laba pada Perusahaan non Bank yang tergabung
dalam kelompok LQ45 yang terdaftar di BEI”. Volume 1 no. iv
2017.
Styfanda Pangestika. 2015.” Analisis Estimasi Model Regresi Data Panel Dengan
Pendekatan Common Effect Model (CEM), Fixed Effect Model
(FEM), Dan Random Effect Model (REM). Skripsi.Semarang :
Program Studi Matematika Universitas Negeri Semarang.
Zerlinda Gitta Anggraeni. 2017. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
Total Asset Turnover Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Food Dan Beverage Yang
Terdaftar Di BEI. Jurnal. Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Perbanas Surabaya.
www.idx.co.id
Download