Uploaded by User41452

BIOFARMASI

advertisement
MAKALAH ALLOPURINOL
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah : Biofarmasi
Dosen Pengampu : Arif Hidayat,S.Farm,. Apt.
DISUSUN OLEH :
DEWI FEBRINA PURBA
201651220
PROGRAM STUDI FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL – KAMAL
2019
ALLOPURINOL
Allopurinolum, Allopurinol, [H-pyrazol[3,4-d]pyrimidin-4-ol;1,5-Dihydro-4HDihydro-4H-pyrazolo[3,4-d]pyrimidin-4-one
A. Sifat Fisika Kimia
Berbentuk serbuk putih, agak berbau & sedikit larut dalam air & alkohol.
Sediaan larutan alopurinol hampir tidak berwarna dengan pH : 11,1-11,8
Golongan / Kelas Terapi
Antipirai
Nama Dagang
Algut,
Alofar,
Benoxuric,
Hycemia,
Isoric,
Llanol,
Licoric, Nilapur,
Reucid, Rinolic,
Sinolic, Tylonic, Urica, Uricnol, Xanturic, Zyloric
Indikasi
Pirai primer & sekunder : Hyperuricemia karena penggunaan chemoterapi “Recurrent
Renal Calculi”.
Lain-lain : Menurunkan hiperuricemia sekunder akibat ke-kurangan glucose-6phosphatedehydrogenase,
“Lesch-Nyhan
syndrome”,
“Polycythemia
vera”,
“Sarcoidosis”, pemakaian thiazid & ethambutol.
Hiperurisemia sekunder: mencegah pengendapan asam urat dan kalsium oksalat.
Produksi berlebihan asam urat antara lain pada keganasan, polisitemia vera, terapi
sitostatik
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Dosis tunggal, sebaiknya setelah makan & harus minum air yg banyak paling tidak
2L dalam sehari (kecuali Pasien CHF / penyakit lain yang tidak boleh minum
banyak). Jika dosis melebihi 300mg, sebaiknya dalam dosis terbagi Gout : dosis awal
100mg/hr dapat ditingkatkan 100mg setiap minggu sampai kadar asam urat 6mg/dL
atau sampai dosis mencapai 800mg/hr.
Hyperuricemia karena penggunaan chemoterapi : Dewasa : 600-800mg/hr untuk 2-3
hr. Mulai 1-2 hr sebelum mulai khemoterapi.
Dosis pada Pasien dengan kerusakan ginjal, dosis harus dikurangi tergantung dari
creatinine clearance (Kc).
Kc : 0 – Dosis pemberian (Dp) : 100mg setiap 3 hari,
Kc : 10 – Dp : 100mg setiap 2 hari,
Kc : 20 – Dp : 100mg setiap hari,
Kc : 40 – Dp : 150mg setiap hari,
Kc : 60 – Dp : 200mg setiap hari,
Kc : 80 – Dp : 250mg setiap hari,
Batu ginjal Kalsium Oksalat : 200-300mg/hari
Farmakologi
Penghambat kerja enzim xantin oksidase yang mengkatalisasi perubahan hipoxantin
menjadi xantin & perubahan xantin menjadi asam urat yang pada akhirnya
menurunkan konsentrasi asam urat dalam serum & urin.
Stabilitas Penyimpanan
Disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu 15-30 derajat Celsius Injeksi :
setelah direkonstitusi & dilarutkan dalam Normal salin atau dextrose 5%, harus
disimpan pada suhu 20-25°C & larutan harus digunakan paling lambat 10 jam setelah
direkonstitusi, tidak boleh disimpan dalam freezer.
Kontraindikasi
Alergi terhadap allopurinol.
Efek Samping
Efek terhadap kulit & efek lokal : Gatal, kemerahan, eksim, bentol, demam, selulit,
bengkak, berkeringat.
Alergi : demam, menggigil, leukopenia, eosinopili, kemerahan, gatal, mual &
muntah, Stevens-Johnson syndrome, oligouria, CHF, tuli permanen.
Efek terhadap hati : Meningkatkan SGOT & SGPT, nekrosis, kerusakan hati,
hepatitis, hiperbilirubinemia, sakit kuning
Efek terhadap Saluran cerna : Mual, muntah, diare, sakit abdomen, sembelit,
kembung, gastritis, dispepsi, pendarahan lambung & pankreas, bengkak kantung
saliva, lidah bengkak.
Efek terhadap Sistem syaraf : nyeri pada ujung syaraf, sakit kepala, epilepsi, agitasi,
perubahan mental, koma, paralisi, pusing, limbung, depresi, bingung,amnesia, sulit
tidur.
Efek lain : Demam, myopathy, epistaxis, kerusakan ginjal, penurunan fungsi ginjal,
meningkatkan kreatini, hematouria, oligouria, UTI, asidosis, asidosis metabolit,
hiperfosfatemia,
hipomagnesemia,
hiponatremia,
hipernatremia,
hipokalemia,
hiperkalemia, hiperkalsemia, abnormalitis elektrolit. abnormalitis elektrolit. Tumor
lisi sindrom sepsis, infeksi lain, Kerusakan jantung, gangguan pernafasan.
Interaksi
Dengan obat lain:
Obat antineoplastik : Dosis 300-600mg dapat meningkatkan toksisitas azathioprin
dan mercaptopurin. Dosis obat antineoplastik harus diturunkan 25-33%.
Obat yang meningkatkan konsentrasi asam urat seperti diuretik, pirazinamid,
diazoxide, alkohol & mecamylamine, dosis allopurinol harus dinaikkan.
Antikoagulan : Allopurinol menghambat metabolisme decumarol.
Ampisilin & amoxisilin : Potensiasi efek alergi aminopenisilin.
Diuretik & zat urikosurik : Zat urikosurik meningkatkan efek allopurinol (aditif).
Diuretik seperti tiazid : Meningkatkan konsentrasi serum alopurinol sehingga dapat
meningkatkan toksisitas allopurinol.
Chlorpropamide : Meningkatkan reaksi hepatorenal, monitor hipoglikemi.
Obat lain : Cotrimoxazole : Trombositopenia Cyclosporin : Meningkatkan
konsentrasi cyclosporin dalam darah (penyesuaian dosis)
Allopurinol juga dapat meningkatkan aktivitas atau waktu paruh dari obat berikut:

Siklosporina

Kumarin antikoagulan

Vidarabine

Klorpropamid

Fenitoin

Teofilin

Siklofosfamida, doksorubisin, bleomisin, prokarbazina, mekloroetamina
Pengaruh
Terhadap kehamilan : Belum ada studi yang akruat
Terhadap ibu menyusui : Didistribusi ke ASI, hati-hati untuk ibu menyusui
Terhadap anak-anak : Digunakan hanya pada anak-anak dengan hiperurisemia akibat
penyakit neoplastik sekunder, sedang menjalani kemoterapi, kelainan genetik
terhadap metabolisme purin.
B. Bentuk Sediaan
Tablet, Kapsul, Kaplet, Tablet Salut Film 100mg, 300mg
Peringatan
Pasien anak, wanita hamil & menyusui, penggunaan allopurinol hanya jika betulbetul diperlukan.
Untuk Pasien lansia, perhatikan penyesuaian dosis akibat penurunan fugsi hati, ginjal
& jantung. Pasien dengan asimtomatik hiperurisemia dengan kadar asam urat <
9mg/dL
Informasi Pasien
Minum allopurinol dengan air yang cukup (kecuali Pasien CHF/peny. lain yang tidak
boleh minum banyak). Hentikan penggunaan jika terjadi reaksi alergi.
Mekanisme Aksi
Menurunkan konsentrasi asam urat dalam serum & urine.
C. FARMAKOKINETIK
Sebagian besar farmakokinetik allopurinol dimediasi oleh metabolitnya, yaitu
oxipurinol. Dalam tubuh, allopurinol akan dimetabolisme dengan cepat menjadi
oxipurinol. Hal ini menunjukkan efek terapi allopurinol sebenarnya sebagian besar
dimediasi oleh oxipurinol.
Absorpsi
Sekitar 80-90% diserap dari pencernaan (setelah melalui jalur oral). Allopurinol tidak
diserap dengan baik melalui jalur rektal (sebagai supositoria dengan basis polietilene
glikol). Konsentrasi plasma baik allopurinol maupun oxipurinol minimal atau tidak
terdeteksi setelah pemberian melalui jalur rektal. Bioavailabilitas allopurinol sebesar
49-53%.
Sebagai agen anti gout: penurunan asam urat di serum dan urin dimulai pada 24
hingga 48 jam pertama, dan turun setelah sekitar 2 – 3 hari; level asam urat di serum
yang normal biasanya antara 1 – 3 minggu. Karena adanya mobilitas deposit asam
urat, penurunan yang signifikan dari asam urat dapat membutuhkan waktu beberapa
bulan.
Pada hiperurisemia akibat kemoterapi, waktu median untuk mencapai kontrol asam
urat pada plasma sekitar 27 jam.
Untuk mencapai konsentrasi puncak pada plasma (via jalur oral), allopurinol
membutuhkan 1,5 jam untuk mencapai konsentrasi puncak pada sekitar 0,5 – 1,4
ug/mL, sementara oxipurinol membutuhkan sekitar 4,5 jam untuk mencapai
konsentrasi puncak sekitar 2,4 hingga 6,4 ug/mL. Jika melalui intravena (IV),
konsentrasi puncak tercapai setelah sekitar 30 menit untuk mencapai konsentrasi
puncak 2,2 ug/mL pada allopurinol dan 4 jam untuk mencapai konsentrasi puncak 6,2
ug/mL pada oxipurinol.
Setelah terapi dihentikan, konsentrasi asam urat dalam plasma akan kembali ke level
sebelum pengobatan dimulai dalam 1-2 minggu.
Pada pasien dalam rentang usia 71 – 93 tahun, konsentrasi plasma puncak dari
oxipurinol setelah dosis oral allopurinol lebih tinggi 50 – 60% dibandingkan dengan
populasi pasien 24-35 tahun. Hal ini dikaitkan oleh penurunan fungsi ginjal pada
populasi geriatri.
Distribusi
Vss (distribusi volume pada keadaan tetap) allopurinol intravena adalah sebesar 0.84
to 0.87 L/kg.[2,6] Allopurinol terdistribusi secara merata pada jaringan, kecuali pada
otak, di mana konsentrasinya hanya 50% dari jaringan lain. Baik allopurinol maupun
oxipurinol didistribusikan ke dalam ASI. Allopurinol maupun oxipurinol tidak terikat
pada protein plasma.
Metabolisme
Allopurinol di metabolism di hati (80% oksipurinol, 10% allopurinol ribosida).
Eliminasi
Allopurinol akan teroksidasi secara cepat menjadi metabolit aktif, khususnya
oxipurinol. Allopurinol kemudian akan diekskresikan via urin (76% sebagai
oxipurinol, 12% tidak berubah bentuk); feses (sekitar 20%) dalam 48 – 72 jam.[2]
Waktu paruh allopurinol sekitar 1-3 jam, oxipurinol sekitar 18-30 jam.
Eliminasi allopurinol akan mengalami perubahan pada kondisi gagal ginjal kronis,
atau xanthinuria (kelainan genetik yang menyebabkan defisiensi enzim xantinoksidase). Pada pasien dengan gagal ginjal kronis, waktu paruh oxipurinol
memanjang secara signifikan. Namun allopurinol dan oxipurinol dapat dieliminasi
melalui hemodialisis. Pada xanthinuria, allopurinol tidak dapat dikonversi menjadi
oxipurinol sehingga sepenuhnya akan dieliminasi dalam bentuk allopurinol.
Metabolit Allopurinol
Allopurinol dimetabolit menjadi oxipurinol dengan cepat, dan umumnya tidak
terdeteksi lagi dalam plasma 5 jam setelah pemberian. Sekitar 12% dari allopurinol
akan terekskresi tanpa termetabolisme, sementara 76% akan terekskresi dalam bentuk
oxipurinol. Oxipurinol ini juga bekerja sebagai inhibitor dari xantin-oksidase.
Daftar Pustaka
Sofware Pelayanan Informasi Obat, Direktorat bina farmasi komunitas dan klinik,
DepKes RI, Oktober 2007.
AHFS Drug Information 2005
ISO Tahun 2007
MIMS Edisi 6, 2006
Martindale, 34 th edition
Download