Uploaded by vivirizma95

BAB 3

advertisement
BAB III
PENYELESAIAN KASUS
Bab ini berisi penjelasan dan langkah-langkah penyelesaian atas masalah
yang diteliti pada perusahaan. Cakupan dari bab ini antara lain pendahuluan,
landasan teori, metodologi penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, analisis
dan kesimpulan hasil pengolahan data, serta saran untuk perusahaan dalam
mengatasi masalah yang diteliti.
3.1
Pendahuluan
Pendahuluan mencakup penjelasan tentang latar belakang dan tujuan
dilakukannya penelitian terhadap masalah, perumusan masalah, serta batasan
masalah.
3.1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan aset terpenting yang ada di suatu
perusahaan. Hakikatnya, sumber daya manusia berkaitan dengan pekerja ataupun
karyawan yang melakukan serangkaian aktivitas dan pekerjaan untuk mencapai
tujuan. Tujuan dari perusahaan dapat dicapai apabila karyawan
mempunyai
kinerja yang baik sehingga efektivitas dan efisiensi dapat tercapai. Kinerja
masing-masing karyawan relatif berbeda antara satu pekerja dengan pekerja
lainnya. Perbedaan kinerja karyawan dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu
faktor internal (berasal dari dalam diri karyawan) dan eksternal (berasal dari
lingkungan sekitar) yang mempengaruhi kinerja karyawan.
11
Setiap karyawan memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda,
sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya karyawan memiliki
beban kerja tersendiri yang disebabkan oleh aktivitas rutin yang dikerjakan oleh
karyawan di masing-masing departemennya. Berikut merupakan jumlah karyawan
di masing-masing departemen di CV. Berkah Andalas yang dapat dilihat pada
Tabel 3.1
Tabel 3.1 Jumlah Karyawan CV. Berkah Andalas
No
Departemen
Jumlah
Karyawan
1
Produksi
6 orang
2
Desain
3 orang
3
Pengadaan dan Penggudangan
19 orang
4
Administrasi dan Audit Internal
2 orang
5
Distribusi
2 orang
Jumlah
32 orang
Dari Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa CV. Berkah Andalas memiliki jumlah
karyawan sebanyak 32 orang dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda
untuk setiap departemennya. Namun, dikarenakan jumlah karyawan yang sedikit,
maka hal tersebut menyebabkan karyawan di CV. Berkah Andalas harus
merangkap pekerjaan lain apabila mendapatkan jumlah pesanan banyak. Hal ini
tentunya akan menyebabkan adanya beban kerja karyawan di CV. Berkah Andalas.
Waktu kerja juga dapat menyebabkan beban kerja karyawan menjadi
tinggi. Hal ini dikarenakan karyawan di CV. Berkah Andalas harus bekerja setiap
hari dari jam 08.00-17.00 WIB. Berikut merupakan waktu kerja karyawan di CV.
Berkah Andalas yang dapat dilihat pada Tabel 3.2
12
Tabel 3.2 Waktu Kerja Karyawan
No
Hari
1
2
3
4
5
6
7
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
Jam Kerja
(WIB)
08.00-17.00
08.00-17.00
08.00-17.00
08.00-17.00
08.00-17.00
08.00-17.00
08.00-17.00
Berdasarkan survei pendahuluan, didapatkan data faktor penyebab beban
kerja karyawan di CV. Berkah Andalas yang dapat dilihat pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Survei Pendahuluan Penyebab Beban Kerja
Pengukuran beban kerja dilakukan untuk mengukur perbedaan antara
kemampuan dengan tuntutan pekerjaan di CV. Berkah Andalas. Apabila
kemampuan dari pekerja lebih tinggi daripada tuntutan pekerjaan maka akan
menimbulkan rasa bosan dan apabila kemampuan pekerja lebih rendah daripada
tuntutan pekerjaan maka akan menimbulkan rasa lelah yang berlebih sehingga
menyebabkan stres pada karyawan, kecelakaan kerja, dan produktivitas menurun.
Oleh karena itu, untuk meminimalisir kesalahan operator atau karyawan dalam
melaksanakan pekerjaannya maka dilakukan pengukuran terhadap beban kerja.
13
Pengukuran beban kerja ini diharapkan dapat memberikan solusi agar
produktivitas operator atau karyawan maksimal.
3.1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam kerja praktek ini adalah bagaimana hasil
pengukuran beban kerja karyawan di CV. Berkah Andalas?
3.1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari kerja praktek ini
adalah:
1.
Mampu memahami dan menghitung beban kerja yang dialami karyawan di
CV. Berkah Andalas
2.
Mampu menentukan solusi untuk mengurangi beban kerja yang dialami
karyawan di CV. Berkah Andalas
3.1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah agar tujuan dari kerja praktek ini dapat tercapai adalah:
1.
Pengukuran dilakukan dengan metode NASA-TLX
2.
Jumlah responden pada pengisian kuesioner sebanyak 9 orang
3.
Pengamatan dilakukan selama 26 hari
3.2
Landasan Teori
Landasan teori berisi tentang teori-teori yang mendukung penyelesaian
masalah yang diteliti pada CV. Berkah Andalas.
14
3.2.1 Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari sifat, kemampuan, dan
keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga manusia dapat
hidup dan bekerja pada suatu sistem tersebut dengan baik sehingga tujuan yang
diinginkan dapat tercapai dengan efektif, aman, dan nyaman (Tarwaka dan
Sudiajeng, 2004).
Performansi atau kemampuan kerja seorang pekerja tergantung pada
perbandingan antara besarnya tuntutan dengan kemampuan pekerja tersebut,
apabila (Tarwaka dan Sudiajeng, 2004):
1.
Tuntutan tugas lebih besar dari kemampuan atau kapasitas pekerja, maka
dapat menyebabkan overstres, kelelahan, kecelakaan kerja, cidera, rasa sakit,
penyakit, dan lainnya.
2.
Tuntutan tugas lebih rendah dari kemampuan pekerja, maka dapat
menyebabkan rasa bosan, rasa jenuh, dan lainnya.
3.2.2 Beban Kerja
Menurut Tarwaka dan Sudiajeng (2004), pekerjaan yang dilakukan oleh
manusia merupakan beban bagi yang bersangkutan, beban tersebut dapat berupa
beban fisik maupun mental. Kerja dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
aktivitas yang dilakukan manusia untuk menjamin kelangsungan hidup, baik
sebagai individu maupun sebagai umat manusia. Beban kerja (workload)
merupakan usaha yang harus dikeluarkan oleh seseorang untuk memenuhi
permintaan dari pekerjaan tersebut (Widyati, 2010).
Setiap pekerjaan yang dilakukan merupakan beban bagi pekerja. Beban
tersebut dapat berupa beban fisik, beban mental, ataupun beban sosial sesuai
dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. Perhitungan beban kerja dibagi menjadi
dari 3 aspek, yaitu (Widyanti, 2010):
15
1.
Fisik
Aspek fisik mempertimbangkan kriteria-kriteria fisik dari manusia dalam
perhitungannya.
2.
Mental
Aspek mental mempertimbangkan kriteria-kriteria metal/ psikologis dalam
perhitungannya.
3.
Waktu
Aspek waktu mempertimbangkan aspek penggunaan waktu dalam
perhitungannya
Menurut Tarwaka dan Sudiajeng (2004), beban kerja dipengaruhi oleh
faktor-faktor sebagai berikut:
1.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja.
Beban kerja eksternal terdiri atas 3 faktor, yaitu:
a. Organisasi kerja.
Organisasi kerja yang mempengaruhi beban kerja misalnya, lamanya
waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, sistem pengupahan, kerja
malam, musik kerja, tugas dan wewenang.
b. Tugas-tugas (tasks).
Tugas ada yang bersifat fisik seperti, tata ruang kerja, stasiun kerja, alat
dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja dan alat bantukerja. Tugas
juga ada yang bersifat mental seperti, kompleksitas pekerjaan dan
tanggung jawab terhadap pekerjaan.
c. Lingkungan kerja.
Lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja adalah yang
termasuk dalam beban tambahan akibat lingkungan kerja. Misalnya
lingkungan kerja fisik (penerangan, kebisingan, getaran mekanis),
lingkungan kerja kimiawi (debu, gas pencemar udara), lingkungan kerja
biologis (bakteri, virus dan parasit) dan lingkungan kerja psikologis
(penempatan tenaga kerja).
16
2.
Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri sebagai
akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Faktor internal terbagi dua,
yaitu:
a. Faktor psikis
Faktor psikis seperti motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan,
kepuasaan, dan lain-lain.
b. Faktor somatis.
Faktor somatis seperti jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi
kesehatan, status gizi.
3.2.3 Beban Kerja Psikologis/ Mental
Kerja mental meliputi kerja otak dalam pengertian sempit dan pemrosesan
informasi (Widyanti dkk, 2010). Menurut Grandjean (1993) beban mental dalam
pekerjaan menyangkut:
1.
Kurangnya kontak dengan manusia lain.
2.
Kebutuhan untuk mengambil keputusan.
3.
Kejadian menurunnya konsentrasi akibat kemonotonan.
4.
Keharusan untuk menjaga tingkat kewaspadaan yang tinggi selama periode
tertentu.
3.2.4 Pengukuran Beban Kerja Psikologis
Menurut Widyanti, dkk (2010)
Pengukuran beban kerja psikologis
dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:
1.
Pengukuran beban kerja psikologis secara subjektif
Data yang diolah pada pengukuran beban kerja psikologis secara subjektif
adalah data yang bersifat kualitatif.
2.
Pengukuran beban kerja psikologis secara objektif
17
Data yang diolah pada pengukuran beban kerja psikologis secara objektif
adalah data yang bersifat kuantitatif.
3.2.4.1 Pengukuran Beban Kerja Psikologis Subjektif
Tahap-tahap metode pengukuran beban kerja psikologis secara subjektif,
yaitu (Barnes, 1980):
1.
Menentukan faktor-faktor beban kerja mental pekerjaan yang diamati.
2.
Menentukan range dan nilai interval.
3.
Memilih bagian faktor beban kerja yang signifikan untuk tugas-tugas-tugas
yang spesifik.
4.
Menentukan kesalahan subjektif yang diperhitungkan berpengaruh dalam
memperkirakan dan mempelajari beban kerja
Metode pengukuran beban kerja psikologis secara subjektif diantaranya
adalah (Widyanti, 2010):
1.
NASA-TLX
NASA-Task Load Index adalah prosedur rating mutidimensional, yang
membagi beban kerja atas dasar rata-rata pembebanan enam subskala yaitu,
(Simanjuntak, 2010):
a.
Mental demands
b.
Physical demands
c.
Temporal demands
d.
Own performance
e.
Effort
f.
Frustation
Berikut merupakan kategori dari NASA-TLX:
a.
Beban kerja kecil dari 50 dikatakan beban kerja agak ringan.
18
b.
Beban kerja 50-70 dikatakan beban kerja sedang.
c.
Beban kerja besar dari 70 dikatakan beban kerja agak berat.
Tahapan dalam metode NASA-TLX terdiri dari dua tahap, yaitu (Sandra,
2006):
a.
Pemberian rating
Pada tahap ini, peringkat (rating) pada skala 0-100 diberikan untuk
masing-masing indikator sesuai dengan beban kerja yang telah dialami
subjek dalam melakukan pekerjaannya.
b.
Pembobotan
Pada tahap pembobotan, dipilih satu deskriptor untuk masing-masing
pasangan indikator (ada 15 pasangan indikator) yang menurut subjek lebih
dominan dalam pekerjaannya. Data berupa pilihan-pilihan indikator.
Cara pengolahan data NASA-TLX adalah sebagai berikut (Simanjuntak,
2010) :
a.
Menghitung banyaknya perbandingan antara faktor yang berpasangan,
kemudian
menjumlahkan
dari
masing-masing
indikator,
sehingga
diperoleh banyaknya jumlah dari tiap-tiap faktor. Dengan demikian,
dihasilkan 6 nilai dari 6 indikator.
b.
Menghitung nilai untuk tiap-tiap faktor dengan cara mengalikan rating
dengan bobot faktor untuk masing-masing indikator.
c.
Menghitung Weighted Workload (WWL) yang diperoleh dengan cara
menjumlahkan keenam nilai faktor.
d.
Menghitung rata-rata WWL dengan cara membagi WWL dengan jumlah
bobot total, yaitu 15.
Rata  rata WWL WWL
15
...(1)
19
Setelah diperoleh rata-rata WWL maka beban kerja psikologis operator
dapat dikategorikan berdasarkan nilai rata-rata WWL tersebut. Kategori beban
kerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kategori Beban Kerja NASA TLX
Kategori Beban Kerja Nasa TLX
No
Rentang Skor
Klasifikasi Beban Kerja
1
2
3
4
5
0-9
10-29
30-49
50-79
80-100
Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
Tinggi Sekali
2.
Harper Qoorper Rating (HQR)
HQR adalah suatu alat pengukuran beban kerja dalam hal ini untuk
analisis handling quality dari perangkat terbang di dalam cockpit yang terdiri dari
10 angka rating dengan masing-masing keterangannya yang berurutan mulai dari
kondisi yang terburuk hingga kondisi yang paling baik, serta kemungkinankemungkinan langkah antisipasinya.
3.
Task Difficulty Scale
Metode ini dikembangkan dan dipakai oleh AIRBUS Co. Prancis untuk
menguji beban kerja statik di dalam rangka program sertifikasi pesawat-pesawat
yang baru dikembangkannya. Prinsip kerjanya hampir sama dengan prinsip kerja
HQR tetapi task difficulty scale lebih menekankan kepada bagaimana cara menilai
tingkat kesulitan dari pengoperasian instrumen-instrumen kontrol di dalam kokpit.
4.
Subjective Workload Assessment Technique (SWAT)
SWAT dikembangkan oleh Harry G. Armstrong, Aerospace Medical
Research Laboratory Wright-Patterson Air Force Base, Ohio, USA untuk
menjawab pertanyaan bagaimana cara mengukur beban kerja dalam lingkungan
yang sebenarnya.
20
5.
Workload Profile
Tsang dan Velazquez (1996) telah memperkenalkan dan mengevaluasi
instrument multidimensi baru untuk menilai beban kerja mental subjektif,
berdasarkan multiple model Wickens (1987). Workload Profile mencoba untuk
menggabungkan keuntungan kinerja tugas berdasarkan prosedur sekunder dan
teknik subjektif. Tsang dan Velazquez menyadari, teknik Workload Profile perlu
objek yang lebih rinci dan penelitian ekstensif tentang sifat-sifatnya.
3.2.4.2 Pengukuran Beban Kerja Psikologis Objektif
Pengukuran beban kerja psikologis objektif merupakan pengukuran beban
kerja di mana sumber data yang diolah adalah data yang bersifat kuantitatif. Yang
termasuk ke dalam pengukuran beban kerja mental secara objektif yaitu (Widyanti
dkk, 2010):
1.
Pola gerakan bola mata
2.
Pengukuran waktu kedipan mata
3.
Pengukuran cairan dalam tubuh
4.
Pengukuran denyut jantung
5.
Pengukuran dengan metode lainnya
3.2.5
a.
Alat ukur Flicker
b.
Ukuran performansi kerja operator
Kelelahan (Fatigue)
Kelelahan (fatigue) merupakan suatu perasaan yang bersifat subyektif.
Istilah kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan
suatu kegiatan. Fatigue adalah kelelahan yang terjadi pada syaraf dan otot-otot
manusia sehingga tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Timbulnya fatigue
ini perlu dipelajari untuk menentukan kekuatan otot manusia, sehingga kerja yang
21
akan dilakukan atau dibebankan dapat disesuaikan dengan kemampuan otot
tersebut.
Semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Lelah bagi
setiap orang akan mempunyai arti tersendiri dan bersifat subyektif serta
merupakan suatu perasaan. Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai
penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja, yang dapat disebabkan oleh :
1.
Kelelahan syaraf
2.
Kelelahan fisik umum
3.
Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual)
4.
Kelelahan oleh lingkungan kronis terus-menerus sebagai faktor secara
menetap.
5.
Kelelahan oleh lingkungan yang monoton
Ralph M Barnes menggolongkan kelelahan ke dalam 3 golongan
tergantung dari mana hal ini dilihat yaitu:
1.
Menurunkan kemampuan kerja
2.
Kelelahan karena perubahan fisiologi dalam tubuh
3.
Merasa lelah
Ketiga jenis tersebut pada dasarnya berkesimpulan sama yaitu bahwa
kelelahan terjadi jika kemampuan otot telah berkurang dan lebih lanjut lagi
mengalami puncaknya bila otot tersebut sudah tidak mampu lagi bergerak
(kelelahan sempurna). Kelelahan merupakan suatu mekanismeperlindungan agar
terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah
pemulihan setelah istirahat (Simanjuntak, 2010). Kelelahan (fatigue) merupakan
suatu perasan yang subyektif. Kelelahan adalah suatu kondisi yang disertai
penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam bekerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kelelahan kerja dapat menyebabkan penurunan kinerja yang dapat berakibat pada
peningkatan kesalahan kerja dan kecelakaan kerja.
22
3.2.5.1 Jenis Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu berdasarkan
proses, waktu, dan penyebab terjadinya kelelahan (Manuaba, 1996):
1.
Berdasarkan proses
Kelelahan berdasarkan proses meliputi:
a. Kelelahan Umum
Biasanya kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan
untuk bekerja, yang sebabnya adalah pekerjaan yang monoton,
intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab
mental, status kesehatan dan keadaan gizi. Secara umum, gejala
kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai perasaan yang
sangat melelahkan. Gejala umum kelelahan adalah suatu perasaan letih
yang luar biasa dan terasa aneh. Semua aktivitas menjadi terganggu dan
terhambat karena munculnya gejala kelelahan terebut. Tidak adanya
gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya terasa
beratdan merasa mengantuk.
b. Kelelahan otot (muscular fatigue)
Kelelahan otot adalahtremor pada otot atau perasaan nyeri yang
terdapat pada otot (Simanjuntak, 2010). Hasil percobaan yang
dilakukan para peneliti pada otot mamalia, menunjukkan kinerja otot
berkurang dengan meningkatnya ketegangan otot sehingga stimulasi
tidak lagi menghasilkan respon tertentu. Fenomena berkurangnya
kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui fisik untuk suatu waktu
tertentu disebut kelelahan otot secara fisiologis, dan gejala yang
ditunjukkan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik namun juga
pada makin rendahnya gerakan.
2.
Berdasarkan penyebab kelelahan
Kelelahan berdasarkan penyebab kelelahan meliputi:
a. Kelelahan psikologis terjadi apabila adanya pengaruh hal-hal diluar diri
yang berwujud pada tingkah laku atau perbuatan dalam memenuhi
23
kebutuhan hidupnya, seperti suasana kerja, interaksi dengan sesama
pekerja maupun dengan atasan.
b. Kelelahan fisiologis merupakan kelelahan yang disebabkan karena
adanya faktor lingkungaan fisik, seperti penerangan, kebisingan, panas
dan suhu.
3.
Berdasarkan waktu terjadi kelelahan
Kelelahan berdasarkan waktu terjadi kelelahan meliputi:
a. Kelelahan kronis merupakan kelelahan yang terjadi sepanjang hari
dalam jangka waktu yang lama dan kadang-kadang terjadi sebelum
melakukan pekerjaan, seperti perasaan “kebencian” yang bersumber
dari terganggunya emosi.
b. Kelelahan akut, yaitu disebabkan olehkerja suatu organ atau seluruh
organ tubuh secara berlebihan dan datangnya secara tiba-tiba.
3.2.5.2 Mekanisme Kelelahan
Sampai saat ini masih berlaku dua teori tentang kelelahan otot, yaitu teori
kimia dan teori syaraf pusat (Simanjuntak, 2010):
1.
Teori kimia
Secara teori kimia bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya
cadangan energi dan meningkatnya sistem metabolisme sebagai penyebab
hilangnya efisiensi otot, sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan
syaraf adalah penyebab sekunder.
2.
Teori syaraf pusat
Bahwa perubahan kimia hanya penunjang proses, yang mengakibatkan
dihantarkannya rangsangan syaraf oleh syaraf sensosrik ke otak yang
disadari sebagai kelelahan otot.
24
3.2.5.3 Penyebab Kelelahan
Kelelahan mempunyai penyebab yang berbeda, yaitu beban kerja, beban
tambahan,dan faktor individu (Simanjuntak, 2010).
1.
Beban Kerja
Merupakan volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja baik
fisik maupun mental dan tanggung jawab. Beban kerja yang melebihi
kemampuan akan mengakibatkan kelelahan kerja.
2.
Beban Tambahan
Menurut Depkes RI beban tambahan merupakan beban diluar beban kerja
yang harus ditanggung oleh pekerja. Beban tambahan tersebut berasal dari
lingkungan kerja yang memiliki potensi bahaya seperti lingkungan kerja.
Lingkungan kerja yang dapatmempengaruhi kelelahan adalah:
a. Iklim Kerja, yaitu hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan
gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari
tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya. Suhu yang terlalu
rendah dapat menimbulkan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi
sistem tubuh, sedangkan suhu terlalu tinggi akan menyebabkan
kelelahan dengan akibat menurunnya efisiensi kerja, denyut jantung dan
tekanan darah meningkat, aktivitas organ-organ pencernaan menurun,
suhu tubuh meningkat, dan produksi keringat meningkat.
b. Kebisingan, merupakan suara atau bunyi yang tidak dikehendaki karena
pada tingkat atau intensitas tertentu dapat menimbulkan gangguan,
terutama merusak alat pendengaran.
c. Penerangan, merupakan salah satu sumber cahaya yang menerangi
benda-benda ditempat kerja. Penerangan yang baik adalah penerangan
yang memungkinkan tenaga kerja melihat pekerjaan dengan teliti, cepat
dan tanpa upaya yang tidak perlu serta membantu menciptakan
lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan. Penerangan tempat
kerja yang tidak adekuat dapat menyebabkan kelelahan mata, akan
tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan.
25
3.2.6 Stress Kerja
Stress kerja merupakan suatu permasalahan yang sering dialalami oleh
pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Stress adalah suatu respon adaptif,
melalui karakteristik individu dan atau proses psikologis secara langsung terhadap
tindakan, situasi dan kejadian eksternal yang menimbulkan tuntutan khusus baik
fisik maupun psikologis individu yang bersangkutan (Simanjuntak, 2010).
Pendapat lain mengatakan bahwa stress adalah tanggapan yang menyeluruh dari
tubuh terhadap tuntutan yang datang kepadanya. Timbulnya stress kerja pada
seorang tenaga kerja melalui tiga tahap yaitu, tahap pertama: reaksi awal yang
merupakan fase inisial dengan timbulnya beberapa gejala, namun masih dapat
diatasi oleh mekanisme pertahanan diri. Tahap kedua: reaksi pertahanan yang
merupakan adaptasi maksimum dan pada masa tertentu dapat kembali kepada
keseimbangan. Bila stress ini terus berlanjut dan mekanisme pertahanan diri tidak
sanggup berfungsi lagi maka berlanjut ke tahap tiga yaitu kelelahan yang timbul
akibat mekanisme adaptasi telah kolaps.Stress yang terlalu rendah cenderung
membuat pekerja menjadi lesu, malas dan merasa cepat bosan. Sebaliknya stress
yang berlebihan dapat mengakibatkan efisiensi, kecelakaan kerja, kesehatan fisik
terganggu dan dampak lain yang tidak diinginkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
stress kerja adalah respon adaktif, tanggapan, penyesuaian diri pada suatu kondisi
antara individu dan lingkungan. Stress yang rendah dan berlebihan akan
menyebabkan lesu, malas, cepat bosan, kehilangan efisiensi, kecelakaan kerja, dan
kelelahan fisik.
3.3
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian berisi penjelasan tentang urutan langkah-langkah
yang dilakukan dalam penelitian dimulai dari studi literatur, identifikasi masalah,
pengumpulan dan pengolahan data hingga didapatkan solusi dari permasalahan
pada tempat kerja praktek yaitu CV. Berkah Andalas. Flowchart penelitian dapat
dilihat pada Gambar 3.2.
26
Mulai
Studi Pendahuluan
Melakukan pengamatan
secara langsung dan
wawancara dengan
narasumber
Studi Literatur
Mencari referensi terkait
teori-teori yang
berhubungan dengan
topik
Identifikasi Masalah
Permasalahan yang diidentifikasi yaitu bagaimana hasil
pengukuran beban kerja karyawan di CV. Berkah
Andalas.
Tujuan Penelitian
1. Mampu memahami dan menghitung beban kerja yang
dialami karyawan di CV. Berkah Andalas
2. Mampu menentukan solusi untuk mengurangi beban
kerja yang dialami karyawan di CV. Berkah Andalas
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara
secara langsung dan hasil kuesioner. Data sekunder
didapatkan dari data yang telah ada.
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menghitung nilai
WWL dari hasil kuesioner NASA-TLX
Analisis
Anaisis dilkukan berdasarkan pengolahan data hasil
kuesioner NASA-TLX disertai dengan solusi untuk
penyebab permasalahan
Penutup
Kesimpulan dan saran
Selesai
Gambar 3.2 Flowchart Metodologi Penelitian
3.3.1 Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung di
CV. Berkah Andalas. Pengamatan dilakukan selama 26 hari kerja. Tujuan
27
pengamatan ini adalah agar peneliti mengetahui kondisi dari sistem yang sedang
berjalan pada perusahaan. Diskusi dengan Pimpinan CV. Berkah Andalas dan
wawancara serta survei pendahuluan dengan karyawan di CV. Berkah Andalas
juga dilakukan sebagai langkah awal dalam penelitian.
3.3.2 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari referensi terkait teori-teori
mengenai beban kerja. Teori yang diambil bersumber dari internet, buku, dan
jurnal penelitian yang akan dijadikan pedoman dalam memecahkan permasalahan
beban kerja pada CV. Berkah Andalas. Adapun teori-teori yang dimaksud yaitu
konsep ergonomi, beban kerja, beban kerja psikologis, dan pengukuran beban
kerja psikologis. Berdasarkan hasil pengamatan di perusahaan, maka digunakan
metode NASA-TLX untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar beban
kerja karyawan di CV. Berkah Andalas.
3.3.3 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan dengan mengamati masalah yang terjadi
pada CV. Berkah Andalas. Berdasarkan hasil pengamatan, masalah yang ada di
CV. Berkah Andalas berkaitan dengan beban kerja karyawan yang dapat
menyebabkan produktivitas karyawan di CV. Berkah Andalas mulai menurun
sehingga target produksi tidak tercapai dan terdapat produk hasil cetakan kemasan
yang cacat. Identifikasi masalah berkaitan dengan bagaimana hasil pengukuran
beban kerja karyawan di CV. Berkah Andalas. Berdasarkan permasalahan tersebut,
diharapkan masalah terkait beban kerja dapat teratasi sehingga produktivitas,
efisiensi, dan efektivitas meningkat.
28
3.3.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan tujuan dari
penelitian ini yaitu mampu memahami dan menghitung beban kerja karyawan di
CV. Berkah Andalas dan mampu menentukan solusi untuk mengurangi beban
kerja karyawan sehingga produktivitas, efisiensi, dan efektivitas di CV. Berkah
Andalas meningkat.
3.3.5 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa
langkah. Pertama melakukan pengamatan secara langsung di CV. Berkah Andalas.
Kemudian melakukan diskusi dengan Pimpinan CV. Berkah Andalas. Selanjutnya,
wawancara, memberi arahan dan petunjuk kepada responden, dan menyebar
kuesioner NASA-TLX untuk sampel pengolahan data. Kuesioner yang disebarkan
adalah kuesioner standar untuk NASA-TLX. Kuesioner NASA-TLX yang
disebarkan kepada responden terbagi atas 4 bagian, yaitu:
1.
Bagian 1
: Data umum responden
2.
Bagian 2
: Panduan mengisi kuesioner NASA-TLX
3.
Bagian 3
: Lembar pemberian bobot
4.
Bagian 4
: Lembar pemberian peringkat
Hasil pengumpulan data dengan menggunaka kuesioner NASA-TLX dapat
dilihat pada Lampiran B.
3.3.6
Pengolahan Data
Pengolahan data diawali dengan proses rekapitulasi data umum responden
dan rating terhadap masing-masing indikator. Setelah data dikumpulkan,
dilakukan pengolahan data untuk menentukan nilai beban kerja masing-masing
29
karyawan di CV. Berkah Andalas. Beban kerja dihitung menggunakan metode
NASA-TLX. Nilai beban kerja tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan
perkalian dari peringkat dengan bobot masing-masing indikator kemudian dibagi
dengan jumlah total bobot. Langkah terakhir dalam pengolahan data yaitu,
menentukan kategori beban kerja pada karyawan. Kategori beban kerja dapat
dilihat pada Tabel 3.3 pada landasan teori.
3.3.7
Analisis
Analisis dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner NASATLX. Analisis dilakukan terhadap perhitungan nilai beban kerja yang didapatkan
dari hasil pengumpulan data, faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja
karyawan di CV. Berkah Andalas, dan solusi untuk mengurangi beban kerja di
CV. Berkah Andalas.
3.3.8 Penutup
Penutup merupakan tahap akhir dari penelitian yang berisi kesimpulan atas
hasil penelitian dan saran yang ditujukan untuk perbaikan pada penelitian
selanjutnya.
3.4
Penyelesaian Kasus
Penyelesaian kasus dilakukan berdasarkan pengolahan data kuisioner
NASA-TLX yang telah diisi oleh operator atau karyawan sehingga diperoleh
penyelesaian terhadap kasus atau permasalahan terkait beban kerja di CV. Berkah
Andalas.
30
3.4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data diawali dengan penyebaran kuesioner NASA-TLX
yang berisi mengenai pendapat karyawan di CV. Berkah Andalas terhadap beban
kerja yang dirasakan. Data yang dikumpulkan berisi tentang data umum
responden, lembar pemberian bobot, dan lembar pemberian peringkat yang
terdapat pada kuesioner NASA-TLX. Hasil pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner NASA-TLX dapat dilihat pada Lampiran B.
3.4.1.1 Data Umum Responden
Data umum responden berisi nama, jenis kelamin, umur, lama bekerja,
pendidikan terakhir, jabatan/ posisi, dan riwayat penyakit karyawan. Data umum
responden di di CV. Berkah Andalas terdapat di Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Data Umum Responden CV. Berkah Andalas
Data Umum Responden
No
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Lama Bekerja
Pendidikan
Terakhir
Jabatan/ Posisi
Riwayat
Penyakit
1
Hermukti
Laki-Laki
38 Tahun
5 Tahun
S1
Desain Grafis
-
2
Ahmad Syarif Hidayat
Laki-Laki
20 Tahun
2 Tahun
D1
Desain Grafis
-
3
Ahmad Riskiansari
Laki-Laki
18 Tahun
1 Bulan
D1
Desain Grafis
-
4
Ariandes
Laki-Laki
21 Tahun
2 Bulan
SMA
5
Herlita
Perempuan
20 Tahun
3 Tahun
SMA
6
Angga Pramana Putra
Laki-Laki
21 Tahun
2 Tahun
SMA
7
Fanny Oktavia
Perempuan
18 Tahun
6 Bulan
SMA
8
Merry
Perempuan
35 Tahun
8 Tahun
SMA
9
Melly Andani
Perempuan
25 Tahun
8 Tahun
S1
Karyawan
Pengadaan
Operator
Packaging
Operator
Packaging
Karyawan
Adiministrasi
Operator
Packaging
Karyawan
Adiministrasi
-
31
3.4.1.2 Data Hasil Kuesioner NASA-TLX
Data hasil kuesioner terdiri atas data pemberian bobot indikator beban
kerja dan data pemberian peringkat indikator beban kerja. Keterangan terkait
indikator beban kerja dapat dilihat pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Keterangan Indikator Beban Kerja
Indikator
Keterangan
MD
PD
TD
OP
EF
FR
Mental Demand
Physical Demand
Temporal Demand
Own Performance
Effort
Frustation
Data pemberian bobot yang diberikan masing-masing responden dapat
dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Data Bobot Beban Kerja
Aspek
Responden ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
MD
PD
TD
OP
EF
FR
2
3
1
3
2
2
3
4
3
0
0
4
0
0
0
0
0
0
3
5
3
5
3
3
5
2
4
4
4
0
4
4
4
2
3
4
5
1
2
1
5
5
4
1
3
1
2
5
2
1
1
1
5
1
Data peringkat indikator beban kerja yang diberikan masing-masing
responden dapat dilihat pada Tabel 3.7.
32
Tabel 3.7 Data Peringkat Indikator Beban Kerja
3.4.2 Pengolahan Data
Pengolahan
data
dilakukan
setelah
data
kuesioner
NASA-TLX
dikumpulkan melalui Berikut merupakan hasil pengolahan data responden di CV.
Berkah Andalas:
3.4.2.1 Data Indikator Beban Kerja
Data indikator beban kerja didapatkan dari hasil perkalian antara bobot
dan peringkat pada masing-masing indikator. Hasil perkalian tersebut kemudian
dijumlahkan untuk masing-masing indikator, lalu dibagi dengan jumlah
keseluruhan nilai indikator dan didapatkanlah persentasenya. Hasil pengolahan
data indikator beban kerja karyawan CV. Berkah Andalas dapat dilihat pada
Tabel 3.8
33
Tabel 3.8 Data Indikator Beban Kerja
Responden
ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Rata-Rata
Persentase
MD
100
240
50
240
120
100
195
300
240
176,11
16,99%
PD
0
0
240
0
0
0
0
0
0
26,67
2,57%
Indikator Beban Kerja
TD
OP
EF
105
260
250
400
400
50
150
0
160
350
400
100
240
340
275
105
260
250
400
190
300
150
300
55
340
320
165
248,89
274,44
178,33
24,01% 26,47% 17,20%
FR
85
110
250
100
55
85
20
425
60
132,22
12,75%
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa persentase indikator beban
kerja tertinggi adalah Own Performance (OP) dengan persentase 26,47% dan
persentase indikator beban terendah adalah Physical Demand (PD) dengan
persentase sebesar 2,57%.
3.4.2.2 Weighted Workload Karyawan Pengadaan
Dari hasil perhitungan bobot dan peringkat kuesioner NASA-TLX
didapatkan nilai WWL untuk karyawan pengadaan yang ditunjukkan pada Tabel
3.9.
Tabel 3.9 Perhitungan WWL Karyawan Pengadaan
Responden
Ke-
Aspek
MD
PD
TD
1
OP
EF
FR
Rata-Rata
Bobot
Peringkat
2
0
3
4
5
1
2,5
50
10
35
65
50
85
49,17
Bobot x
Peringkat
100
0
105
260
250
85
133,33
WWL
Skor
Klasifikasi
Beban Kerja
800
53,33
Tinggi
800
53,33
Tinggi
34
Total
800
1200
850
1190
1030
800
1105
1230
1125
1036,6
100%
Gambar 3.3 Grafik Peringkat Masing-Masing Indikator Karyawan Pengadaan
Contoh perhitungan:
WWL =

(bobot x Peringkat)
= 100 + 0 + 105 + 260 + 250 +85
= 800
Skor
=
WWL
15
=
800
15
= 53. 33
Berdasarkan skor yang didapatkan dari perhitungan WWL pada kuesioner
NASA-TLX, maka dapat disimpulkan beban kerja psikologis yang dialami oleh
karyawan pengadaan termasuk kategori tinggi karena berada pada interval 50-79.
3.4.2.3 Weighted Workload Karyawan Desain Grafis
Dari hasil perhitungan bobot dan peringkat kuesioner NASA-TLX
didapatkan nilai WWL untuk karyawan desain grafis yang ditunjukkan pada
Tabel 3.10.
35
Tabel 3.10 Perhitungan WWL Karyawan Desain Grafis
Responden
Ke-
Aspek
Bobot
Peringkat
MD
PD
TD
OP
EF
FR
MD
PD
TD
OP
EF
FR
MD
PD
TD
OP
EF
FR
3
0
5
4
1
2
1
4
3
0
2
5
3
0
5
4
1
2
80
0
80
100
50
55
50
60
50
100
80
50
80
0
70
100
100
50
Bobot x
Peringkat
240
0
400
400
50
110
50
240
150
0
160
250
240
0
350
400
100
100
2,5
64,17
180
2
3
4
Rata-Rata
WWL
Skor
Klasifikasi
Beban Kerja
1200
80
Tinggi Sekali
850
56,67
Tinggi
1190
79,33
Tinggi Sekali
1080
72,00
Tinggi
Gambar 3.4 Grafik Peringkat Masing-Masing Indikator Karyawan Desain Grafis
Contoh perhitungan (Responden 2):
WWL =

(bobot x Peringkat)
= 240 + 0 + 400 + 400 + 50 + 110
= 1200
36
Skor
=
WWL
15
=
1200
15
= 80
Berdasarkan skor yang didapatkan dari perhitungan WWL pada kuesioner
NASA-TLX, maka dapat disimpulkan beban kerja psikologis yang dialami oleh
karyawan desain grafis termasuk kategori tinggi untuk responden 3 karena berada
pada interval 50-79 dan sangat tinggi karena berada pada interval 80-100.
3.4.2.4 Weighted Workload Operator Packaging
Dari hasil perhitungan bobot dan peringkat kuesioner NASA-TLX
didapatkan nilai WWL untuk operator packaging ditunjukkan pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Perhitungan WWL Operator Packaging
Responden
Ke-
Aspek
MD
PD
TD
5
OP
EF
FR
MD
PD
TD
6
OP
EF
FR
MD
PD
TD
7
OP
EF
FR
Rata-Rata
Bobot
Peringkat
2
0
3
4
5
1
2
0
3
4
5
1
3
0
5
2
4
1
2,5
60
10
80
85
55
55
50
10
35
65
50
85
65
5
80
95
75
20
54,44
Bobot x
Peringkat
120
0
240
340
275
55
100
0
105
260
250
85
195
0
400
190
300
20
163,06
WWL
Skor
Klasifikasi
Beban Kerja
1030
68,67
Tinggi
800
53,33
Tinggi
1105
73,67
Tinggi
978,33
65,22
Tinggi
37
Gambar 3.5 Grafik Peringkat Masing-Masing Indikator Operator Packaging
Contoh perhitungan (Responden 5):
WWL =

(bobot x Peringkat)
= 120 + 0 + 240 + 340 + 275 + 55
= 1030
Skor
=
WWL
15
=
1030
15
= 68,67
Berdasarkan skor yang didapatkan dari perhitungan WWL pada kuesioner
NASA-TLX, maka dapat disimpulkan beban kerja psikologis yang dialami oleh
semua operator packaging termasuk kategori tinggi karena berada pada interval
50-79.
3.4.2.5 Weighted Workload Karyawan Administrasi
Dari hasil perhitungan bobot dan peringkat kuesioner NASA-TLX
didapatkan nilai WWL untuk karyawan administasi ditunjukkan pada Tabel 3.12.
38
Tabel 3.12 Perhitungan WWL Karyawan Administrasi
Responden
Ke-
Aspek
MD
PD
TD
8
OP
EF
FR
MD
PD
TD
9
OP
EF
FR
Rata-Rata
Bobot
Peringkat
4
0
2
3
1
5
3
0
4
4
3
1
2,5
75
10
75
100
55
85
80
5
85
80
55
60
63,75
Bobot x
Peringkat
300
0
150
300
55
425
240
0
340
320
165
60
196,25
WWL
Skor
Klasifikasi
Beban Kerja
1230
82,00
Tinggi Sekali
1125
75,00
Tinggi
1177,50
78,50
Tinggi
Gambar 3.6 Grafik Peringkat Masing-Masing Indikator Karyawan Administrasi
Contoh perhitungan (Responden 8):
WWL =

(bobot x Peringkat)
= 300 + 0 + 105 + 300 + 55 + 425
= 1230
Skor
=
WWL
15
=
1230
15
= 82
39
Berdasarkan skor yang didapatkan dari perhitungan WWL pada kuesioner
NASA-TLX, maka dapat disimpulkan beban kerja psikologis yang dialami oleh
karyawan administrasi termasuk kategori sangat tinggi untuk responden 8 karena
berada pada interval 80-100 dan termasuk kategori tinggi untuk responden 9
karena berada pada interval 50-79.
3.5
Analisis
Analisis dibuat berdasarkan pengolahan data kuesioner NASA-dari
karyawan CV. Berkah Andalas. Analisis dilakukan terhadap indikator beban kerja,
skor beban kerja, serta faktor-faktor penyebab beban kerja dan solusi untuk
mengurangi beban kerja berlebihan di CV. Berkah Andalas.
3.5.1 Analisis Indikator Beban Kerja Karyawan
Indikator beban kerja dengan menggunakan metode NASA-TLX terdiri
atas Mental Demand (MD), Physical Demand (PD), Temporal Demand (TD),
Own Performance (OP), Effort (EF), dan Frustation (FR). Berdasarkan
perhitungan, didapatkan persentase Mental Demand (MD) sebesar 16,99%,
Physical Demand (PD) sebesar 2,57%, Temporal Demand (TD) sebesar 24,01%,
Own Performance (OP) sebesar 26,47%, Effort (EF) sebesar 17,20%, dan
Frustation (FR) sebesar 12,75%.
Own Performance (OP) menjadi indikator beban kerja tertinggi di CV.
Berkah Andalas. Own Performance berhubungan dengan tingkat keberhasilan,
kepuasan dan pencapaian yang harus dilakukan karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Indikator OP menjadi indikator tertinggi dikarenakan karyawan
dituntut untuk tidak melakukan kesalahan terhadap data, konsumen, maupun
produk. Apabila terdapat kesalahan maka hal yang dapat terjadi yaitu, salahnya
pengiriman pesanan kemasan dan terdapatnya produk cacat pada kemasan.
40
Temporal Demand (TD) merupakan indikator beban kerja tertinggi kedua.
Temporal Demand (TD) menunjukkan jumlah tekanan yang berkaitan dengan
waktu yang dirasakan oleh karyawan di CV. Berkah Andalas. Hal ini dikarenakan
banyaknya order/ pesanan sehingga untuk memenuhi banyaknya pesanan di CV.
Berkah Andalas, karyawan diharuskan bekerja selama tujuh hari dimulai dari
Senin - Sabtu dan jam 08.00-17.00 WIB yang menyebabkan besarnya tekanan
waktu untuk menyelesaikan target pesanan.
Effort (EF) merupakan indikator beban kerja tertinggi ketiga. Indikator ini
berkaitan dengan usaha yang dilakukan karyawan dari segi aktivitas mental dan
aktivitas fisik. Hal ini dikarenakan karyawan di CV. Berkah Andalas harus
merangkap beberapa pekerjaan. Operator tidak hanya bekerja untuk mencetak
kemasan, tetapi juga harus membersihkan sampah sisa cetakan dikarenakan
cleaning service di perusahaan ini tidak ada, selain aktivitas fisik tersebut operator
juga diharusnya melakukan aktivitas mental yaitu mencari pisau pond yang belum
terekap sehingga membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk mencari.
Mental Demand (MD) merupakan indikator beban kerja tertinggi keempat.
Mental Demand berkaitan dengan usaha mental yang dibutuhkan karyawan untuk
melihat, mencari, mengamati, mengingat, menghitung, dan membuat suatu
keputusan cukup besar. Hal ini dikarenakan CV. Berkah Andalas masih
menggunakan sistem menghitung dan mencari manual, sehingga proses
perhitungan dan pencarian menjadi lama yaitu sekitar 15 menit yang tentunya
menjadi beban tersendiri bagi kayawan di CV. Berkah Andalas.
Frustation (FR) merupakan indikator beban kerja tertinggi kelima. FR
berkaitan dengan perasaan tertekan, stress, dan perasaan tidak aman yang
dirasakan oleh karyawan CV. Berkah Andalas. Indikator Frustation yang
dirasakan oleh karyawan CV. Berkah Andalas disebakan oleh banyaknya tekanan
dan tuntutan
sehingga karyawan merasa terganggu dan
stress
dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
41
Physical Demand (PD) merupakan indikator indikator beban kerja
terendah yang dirasakan karyawan di CV. Berkah Andalas. Hal ini dikarenakan
aktivitas fisik yang dilakukan oleh karyawan di CV. Berkah Andalas tergolong
ringan sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap beban kerja yang dirasakan
oleh karyawan.
3.5.2 Analisis Skor Beban Kerja
Penentuan skor beban kerja didapatkan dari penyebaran kuesioner NASATLX terhadap karyawan di CV. Berkah Andalas.
Skor beban kerja berguna
untuk menunjukkan kategori beban kerja yang dirasakan oleh karyawan. Skor
rata-rata keseluruhan tertinggi di CV. Berkah Andalas terdapat pada bagian
administrasi yaitu sebesar 78,50. Nilai tersebut menunjukkan bahwa skor beban
kerja
dibagian
administrasi
tergolong
sangat
tinggi.
Semua
indikator
menunjukkan beban kerja yang dirasakan oleh karyawan administrasi dapat
dikategorikan sangat tinggi untuk OP dan TD karena berada di rentang nilai 80100. Sedangkan indikator kecuali PD dapat dikategorikan tinggi karena berada
pada rentang nilai 50-79. Indikator PD menunjukkan klasifikasi beban kerja fisik
tergolong rendah karena berada pada rentang nilai 0-9. Hal ini disebabkan karena
kecilnya beban fisik yang dirasakan karyawan dalam menyelesaikan tugasnya.
Bagian desain grafis memiliki skor tertinggi kedua dengan nilai sebesar 72.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa skor beban kerja dibagian desain grafis
tergolong tinggi karena termasuk dalam interval 50-79 klasifikasi beban kerja.
Indikator Own Performance/ (OP) merupakan indikator beban kerja yang sangat
tinggi kerena memperoleh nilai 100. Indikator MD, TD, FR, EF dikategorikan
tinggi karena berada pada rentang nilai 50-79. Sedangkan untuk kategori PD
menunjukkan klasifikasi beban kerja fisik tergolong sedang karena berada pada
rentang nilai 10-29. Hal ini disebabkan karena sedikitnya beban fisik yang
dirasakan karyawan dalam menyelesaikan tugasnya.
42
Skor tertinggi ketiga adalah skor dari operator bagian packaging dengan
nilai sebesar 65,22. Nilai tersebut menunjukkan bahwa skor beban kerja operator
bagian packaging tergolong tinggi karena termasuk dalam interval 50-79
klasifikasi beban kerja. Indikator Own Performance/ (OP) merupakan indikator
beban kerja yang sangat tinggi kerena memperoleh nilai yang berada di rentang
80-100. Indikator MD, TD, FR, EF dikategorikan tinggi karena berada pada
rentang nilai 50-79. Sedangkan untuk kategori PD menunjukkan klasifikasi beban
kerja fisik tergolong rendah karena berada pada rentang nilai 0-9. Hal ini
disebabkan karena kecilnya beban fisik yang dirasakan karyawan dalam
menyelesaikan tugasnya.
Skor terendah terdapat pada bagian pengadaan. Meskipun mempunyai skor
terendah, kategori beban kerja pada karyawan bagian pengadaan tetap tergolong
tinggi karena termasuk dalam interval 50-79 klasifikasi beban kerja. Indikator MD,
OP, FR, EF dikategorikan tinggi karena berada pada rentang nilai 50-79. Indikator
PD menunjukkan klasifikasi beban kerja fisik tergolong sedang karena berada
pada rentang nilai 10-29. Sedangkan untuk kategori TD menunjukkan klasifikasi
beban kerja fisik tergolong agsk tinggi karena berada pada rentang nilai 30-49.
3.5.3
Analisis Faktor-Faktor Beban Kerja dan Solusi
Berdasarkan perhitungan, beban kerja di CV. Berkah Andalas termasuk ke
dalam kategori tinggi dengan rentang nilai skor 50-79. Berikut merupakan faktorfaktor yang mempengaruhi tingginya beban kerja di CV. Berkah Andalas:
1.
Own Performance (OP)
Indikator OP menjadi indikator beban kerja tertinggi dikarenakan
karyawan dituntut untuk tidak melakukan kesalahan terhadap data, konsumen,
maupun produk. Apabila terdapat kesalahan maka hal yang dapat terjadi yaitu,
43
salahnya pengiriman pesanan kemasan dan terdapatnya produk cacat pada
kemasan. Solusi untuk mengatasi permasalahan Own Performance adalah:
a.
Memeriksa kembali desain dan ukurannya agar sesuai dengan jenis kertas
yang dipakai mesin cetak, sehingga kertas jenis kertas yang dipakai tepat
dan tidak banyak berlebih serta ukuran sesuai dengan pesanan pelanggan.
b.
Memeriksa dan menginspeksi setiap proses produksi untuk mecegah cacat
pada produk kemasan
c.
Karyawan administrasi harus memeriksa kembali data orderan sebelum
diberikan kepada departemen produksi dan departemen penggudangan
2.
Temporal Demand (TD)
Temporal Demand (TD) menunjukkan jumlah tekanan yang berkaitan
dengan waktu yang dirasakan oleh karyawan di CV. Berkah Andalas. Hal ini
dikarenakan banyaknya order/ pesanan sehingga untuk memenuhi banyaknya
pesanan di CV. Berkah Andalas, karyawan diharuskan bekerja selama tujuh hari
dimulai dari Senin - Sabtu dan jam 08.00-17.00 WIB yang menyebabkan besarnya
tekanan waktu untuk menyelesaikan target pesanan. Solusi untuk mengatasi
permasalahan Temporal Demand adalah:
a.
Membatasi jumlah order dadakan dan waktu datangnya order dadakan.
Jika order datang melebihi waktu maka pesanan tersebut dikerjakan pada
ke esokan hari.
b.
Membuat scheduling order sehingga operator memperkirakan waktu
pengerjaan pesanan dan dapat menunda pesanan baru apabila pesanan
telah berlebih dari kapasitas karyawan dan mesin sehingga pelanggan
tidak kecewa apabila waktu selesainya pesanan kemasan tidak sesuai
dengan waktu yang dijanjikan.
c.
Menambah karyawan dan mesin
44
3.
Mental Demand (MD)
Mental Demand berkaitan dengan usaha mental yang dibutuhkan
karyawan untuk melihat, mencari, mengamati, mengingat, menghitung, dan
membuat suatu keputusan. Berikut merupakan faktor penyebab dan solusi untuk
mengatasi permasalahan Mental Demand:
a.
Proses menghitung harga produk kemasan masih manual
CV. Berkah Andalas masih melakukan proses perhitungan harga
menggunakan kalkulator yang kemudian ditulis pada sebuah buku yang
menghabiskan waktu sekitar 10 menit. Hal ini dikarenakan karyawan di
CV. Berkah Andalas belum terlatih dengan aplikasi untuk mengitung
seperti Ms. Excel yang menyebabkan beban kerja Mental Demand (MD)
pada karyawan bagian administrasi tergolong tinggi bahkan berdampak
pada Temporal Demand (tekanan terhadap waktu). Berikut merupakan
perhitungan manual yang dipakai di CV. Berkah Andalas yang
ditunjukkan oleh Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Perhitungan Manual di CV. Berkah Andalas
Untuk mengurangi Mental Demand akibat proses menghitung harga
produk secara manual tersebut, maka dibuat perhitungan dengan
menggunakan software Ms. Excel. Berikut merupakan yang dirancang
45
menggunakan untuk mempermudah perhitungan harga dan ukuran
kemasan di CV. Berkah Andalas yang ditunjukkan pada Gambar 3.8 dan
Gambar 3.9.
Gambar 3.8 Alternatif Perhitungan Harga Dus di CV. Berkah
Andalas
Gambar 3.9 Alternatif Perhitungan Harga Dus di CV. Berkah
Andalas
46
Setelah dilakukan presentasi dan pelatihan terhadap pimpinan CV. Berkah
Andalas yaitu Bapak Eka dan karyawan administrasi, maka didapatkan
kesimpulan bahwa perhitungan harga kemasan dengan menggunakan Ms.
Excel dapat diterapkan di CV. Berkah Andalas. Perhitungan dengan
dengan menggunakan Ms. Excel dapat dikatakan efektif dan efisien
dikarenakan tepat guna dan hanya membutuhkan waktu 1 menit.
b.
Proses pencarian pisau pond yang masih manual
Tidak adanya database pisau pond menyebabkan operator dan karyawan
gudang bingung pada saat mencari letak dari pisau pond yang akan dipakai
untuk mencetak kemasan. Hal ini dikarenakan pisau pond untuk setiap
kemasan memiliki pola yang berbeda dan letak pisau pond yang tidak
teratur. Akibat dari tidak adanya database pisau pond menyebabkan
Mental Demand bagi operator karena harus mencari pisau pond yang letak
dan ukurannya direkap dengan baik. Hal ini juga menyebabkan beban
kerja berupa tekanan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan. Letak dan
rekap data pisau pond ditunjukkan pada Gambar 3.10.
Gambar 3.10 Letak dan Rekap Data Pisau Pond
Solusi untuk mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan sistem
informasi pencarian kode pisau pond. Berikut merupakan solusi yang
47
dirancang menggunakan Ms. Excel untuk mempermudah pencarian pisau
pond di CV. Berkah Andalas yang ditunjukkan pada Gambar 3.11.
Gambar 3.11 Sistem Informasi Pencarian Pisau Pond
Berikut merupakan solusi yang dirancang dengan menggunakan
bantuan Developer, Visual Basic pada Ms. Excel untuk memasukkan data
baru pisau pond yang ditunjukkan oleh Gambar 3.12.
Gambar 3.12 Input Data Baru Pisau Pond
48
Opsi pencarian kode pisau pond yang dirancang dengan menggunakan
bantuan Developer, Visual Basic pada Ms. Excel yang ditunjukkan oleh
Gambar 3.13.
Gambar 3.13 Pencarian Kode Pisau Pond
4.
Effort (EF)
Effort (EF) berkaitan dengan usaha yang dilakukan karyawan dari segi
aktivitas mental dan aktivitas fisik. Hal ini dikarenakan karyawan di CV. Berkah
Andalas harus merangkap beberapa pekerjaan. Operator tidak hanya bekerja untuk
mencetak kemasan, tetapi juga harus membersihkan sampah sisa cetakan
dikarenakan cleaning service di perusahaan ini tidak ada, selain aktivitas fisik
tersebut operator juga diharusnya melakukan aktivitas mental yaitu mencari pisau
pond yang belum terekap sehingga membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk
mencari. Solusi untuk mengatasi permasalahan Effort adalah:
a.
Terdapat cleaning service agar operator tidak merangkap pekerjaan
tersebut
49
b.
Operator harus menghilangkan gerakan yang tidak perlu seperti mencari
dengan waktu yang lama. Sebaiknya sebelum bekerja, peralatan dan pisau
pond yang akan dipakai sudah disusun.
5.
Frustation (FR)
FR berkaitan dengan perasaan tertekan, stress, dan perasaan tidak aman
yang dirasakan oleh karyawan CV. Berkah Andalas. Indikator Frustation yang
dirasakan oleh karyawan CV. Berkah Andalas disebakan oleh banyaknya tekanan
dan tuntutan sehingga karyawan merasa terganggu dan stress
dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Solusi untuk mengatasi permasalahan Frustation
adalah:
a.
Memberikan reward/penghargaan dan pengumuman karyawan terbaik di
CV. Berkah Andalas untuk menambah semangat kerja dan memotivasi
karyawan lainnya.
b.
Jika dirasa beban kerja tersebut disebabkan oleh posisi karyawan yang
masih belum sesuai, maka lakukan rolling jabatan selama sebulan,
kemudian analisa job description yang cocok untuk karyawan CV. Berkah
Andalas.
c.
Menempel kalimat dan gambar/ poster yang berisi kalimat motivasi untuk
karyawan
d.
Melakukan senam pagi / Meditasi bersama 15 menit sebelum pekerjaan
dimulai. Menurut penelitian ilmuwan Michael Posner dan YI Tan Yuang
yang dipublikasikan dalam jurnal Proceeding of the National Academy of
Sciences, efektif dapat mengatasi stress dan meningkatkan konsentrasi.
e.
Memberikan alunan musik relaksasi maupun yel-yel CV. Berkah Andalas
di sela sela waktu pekerjaan
f.
Memberikan liburan/ family gathering CV. Berkah Andalas yang
ditujukan untuk menyegarkan pikiran. Family gathering CV. Berkah
Andalas sudah dilaksanakan pada 03-04 Februari 2019 di Pulau
Pasumpahan
50
3.6
Penutup
Bagian ini berisi tentang kesimpulan atas hasil pengolahan data dan saran
untuk penelitian selanjutnya.
3.6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data maka dapat disimpulkan:
1.
Pengukuran beban kerja karyawan di CV. Berkah Andalas dilakukan untuk
mengetahui
beban
kerja
yang
dirasakan
dalam
menyelesaikan
pekerjaannya. Pengolahan data menunjukkan hasil bahwa beban kerja
keseluruhan karyawan di CV. Berkah Andalas tergolong tinggi dengan
skor 71,08 karena berada pada interval 50-79.
2.
Berdasarkan perhitungan, didapatkan persentase Mental Demand (MD)
sebesar 16,99%,
Physical Demand (PD) sebesar 2,57%, Temporal
Demand (TD) sebesar 24,01%, Own Performance (OP) sebesar 26,47%,
Effort (EF) sebesar 17,20%, dan Frustation (FR) sebesar 12,75%.
3.
Beban kerja yang dirasakan oleh karyawan di CV. Berkah Andalas
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan dengan indikator
beban kerja
4.
Terdapat beberapa solusi untuk permasalahan beban kerja di CV. Berkah
Andalas. Diantaranya yaitu, pembuatan perhitungan harga produk dan
sistem informasi pisau pond dengan menggunakan Ms. Excel, serta
alternatif solusi lainnya.
3.6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai
berikut:
51
1.
Responden sebaiknya lebih banyak lagi supaya data yang didapatkan lebih
akurat.
2.
Sebaiknya menggunakan metode pengukuran beban kerja lainnya untuk
dapat membandingkan hasil yang didapatkan.
3.
Pengamatan sebaiknya dilakukan lebih dari 26 hari agar identifikasi
permasalahan beban kerja dapat lebih detail.
52
Download