Benang Merah Syariat Dan Empat Sifat Dasar

advertisement
Benang Merah Syariat Dan Empat Sifat Dasar
[Melankolis, Koleris, Sanguin Dan Plegmatis]
oleh Raehanul Bahraen pada 04 Oktober 2011 jam 20:49
Buku ini sangat terkenal, dalam versi bahasa indonesia berjudul “Personality Plus” karya Florence Litteur. Kami
mempunyai buku terjemahnya dan talah membacanya dan kami menemukan banyak manfaat dan faidahnya
membaca buku ini. Manfaat buku ini dipergunakan oleh banyak kalangan, mulai dari psikolog pastinya, dokter
jiwa, anggota MLM [katanya ini adalah buku wajib mereka untuk mencari downline], pemimpin dan bos yang
mengatur orang banyak, tokoh masyarakat, pekerjaan yang menuntut berhubungan dengan banyak orang seperti
sales, humas dan entertrainer. Bahkan digunakan untuk proses ta’aruf ikhwan-akhwat. Dengan sekedar mengatakan
bahwa akhwat A itu plegmatis-melankolis, maka pahamlah si ikhwan bagaimana kira-kira gambaran umum sifat
akhwat tersebut yang bisa dipergunakan sebagai pertimbangan pemilihan dan menyesuaikan dengan karakter
dirinya. Dan kalau kami bisa memberi masukan, kami berharap para da’i Islam bisa mengetahui sekilas ilmu ini
demi menyebarnya agama Islam sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah berdasarkan pemahaman para salaf yaitu
Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut tabi’in.
Agama Islam Adil
Meskipun penulisnya adalah seorang kafir yang tidak berarti bahwa kita tidak boleh menggunakan ilmunya.
Agama islam yang mulia mengajarkan kita agar adil terhadap semua mahluk termasuk kapada orang kafir yang
mereka adalah sejahat-jahat mahluk yang sudah diberi kehidupan dan kenikmatan oleh Allah tetapi malah
mengingkari. Bagaimana persaan kita jika ada seseorang yang telah kita bantu, kita beri segala pertolongan padahal
sebelumnya ia adalah papa. Ternyata ia malah menyakiti kita.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
‫نُ ي ار َِ ي‬.
َ ِ‫ْْي َهَُ اُ َر ا َه دُ ي د َ ا َيهيْ ايُ يا ار‬
‫ِن يع ا اَُ َُاَ ْهن يَ ا‬
َ َ‫َاِ َنَُ ا ا ايا َه ييْ يع َنَِ ََّا‬
َ ‫ََُِْ َْ اَ او َرِ يع ي ي د ي َك َِ يُد َاَِ َُ ا ايرََُِ يْ يع ا َِي يُلن‬
َ
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu
karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil.” [Al-Mumtahah: 8]
Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullah,
‫ ح ُث ع ِن ْي ب هِل ُ ْ ا ورِع هللا‬، َ‫ َِ اق ِنب ك نغ ُه‬،ُِ ‫ نيُ ر ِط ُ ا شهع‬،‫ نيُ ا كِِ أة ب ُِ ا عهنف‬،‫كِ يُ اه نيُ ص ة‬
ْ ،‫ ِ إُ ص تر ِ ي َ ه يُ هُِ ة‬، َْ ‫ ِ ُس ك ُ ك ي وِح اُ ُ ص‬، ‫ا و ت ص اْي ُ ر تُِ ك ِ ي يُ لا ِ نيإلخ هيج َِ َّا ِنع‬
‫َه نن ِ ُرِ نْ َ ف ِلة‬
“Allah tidak melarang kalian untuk berbuat baik, menyambung silaturrahmi, membalas kebaikan , berbuat adil
kepada orang-orang musyrik, baik dari keluarga kalian dan orang lain. Selama mereka tidak memerangi kalian
karena agama dan selama mereka tidak mengusir kalian dari negeri kalian, maka tidak mengapa kalian menjalin
hubungan dengan mereka karena menjalin hubungan dengan mereka dalam keadaan seperti ini tidak ada
larangan dan tidak ada kerusakan.” [Taisir Karimir Rahmah hal. 819, Dar Ibnu Hazm, Beirut, cet. Ke-1, 1424 H]
Segala solusi ada dalam Islam
Sebenarnya ilmu tentang psikologi manusia sudah dibahas panjang lebar oleh ulama islam. buku-buku berjilid-jilid
tentang tazkiyatun nufus dan kitab-kitab [‫“ ]قئيقن‬raqoo’iq”/ yaitu cara untuk melembutkan hati manusia. Hanya
saja kita saja yang jarang atau tidak pernah sama sekali menelaahnya, bahkan tidak tahu apa saja buku-buku
tersebut dan siapa pengarangnya.
penelitian dan penjabaran empat sifat dasar manusia oleh penulisnya Florence Litteur adalah termasuk perkara
dunia yang bermanfaat. Ia juga memberikan solusi dan bagaimana menyikapi empat sifat dasar ini untuk diri
sendiri dan membina hubungan dengan orang lain. Namun solusinya terkadang kurang sesuai dengan syariat, kita
maklum karena ia seorang kafir. Inilah yang kami inginkan dalam benang merah ini, yaitu bagaimana Islam
memberi solusi dan menyikapinya.
Karena kami yakin semua solusi dan bimibingan kehidupan baik untuk kebaikan dunia dan kahirat sudah diajarkan
oleh agama Islam. Semuanya sendi kehidupan besar maupun perkara sekecil apapun maka hukumnya telah diatur
oleh syariat.
Sebagimana kisah ketika seorang kafir jahiliah ketika ia berkata kepada sahabat Salman Al-Farisi radhiallahu
‘anhu,
َ ‫ْ اي ي َحتدْ ايُ َا َهي َ ة‬
َ َ‫َ د َ يع د‬
َ ‫ص دْ هللاي َك َ اُ َه َن‬
َ ‫َق ال َك د َا يك ا نَاَُْ يك ا‬
“Sungguh Nabi kalian- Shallallahu ‘alaihi wasallam- telah mengajari kalian tentang segala hal sampai tata cara
buang air”.
Maka Salman menjawab,
‫ي َبأ َ اَ َي اَ َُرَلا‬
‫قَ دَ ََ اِ َ ََ َ َة اَحا َأ ي‬
َ ‫ي َب اُِ َُ َاُ َاِ اَ ان اَ اُ نَ اِتَ او َأ‬
َ ‫ي َب َه َيُاةي ا َ ان َب َع ا ي نَ َرِنَِ ا َ اُ نَ اِتَ ار َا ََ ايُ َر اا َةَ َُبَِيَطي ا َ ان َب اْ يل ا َ ان ا َ اُ نَ اِتَ او َأ‬
َ ‫ِن اَ ان ا َ اُ نَ اِت َ او َأ‬
“Betul, Sungguh kami dilarang menghadap kiblat saat buang air besar atau kecil, (kami juga dilarang) cebok
dengan menggunakan tangan kanan atau cebok kurang dari 3 batu, atau cebok dengan kotoran hewan atau
tulang”. [HR. Muslim no.262, Abu Dawud no. 7, At-Tirmidzi no.16, An-Nasa’i no.41 & 49, Ibnu Majah no.316]
Dan kami tekankan bahwa yang semua yang diatur urusan dunia-akhirat adalah hukumnya. Bukan berbagai
perkara dunia misalnya aturan lalu-lintas ada dalam syariat, tetapi hukumnya ada yaitu wajib mentaatinya dalam
rangka taat kepada pemerintah/ waliyul amri. Dan taat kepada pemerintah ada ajarannya dalam islam. Oleh karena
itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
‫ان ت اك ب أَْن َّن ُِع‬
“ Kalian lebih tahu urusan dunia kalian” [HR. Muslim no. 2363]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam TIDAK bersabda,
‫ان ت اك ب أح كِم اَْن َّن ُِع‬
“ Kalian lebih tahu hukum-hukum urusan dunia kalian” .
Islam tidak memaksa mengubah sifat dasar manusia
Para sahabatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mempunyai berbagai sifat dasar. Para sahabat
radhiallahu ‘anhum ada yang lembut seperti Abu Bakar Abdullah bin Abi Quhafah , ada yang keras seperti Umar
bin Khattab, ada yang pemalu seperti Ustman bin Affan dan ada juga sahabat beliau yang suka bercanda.
Akan tetapi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak berusaha mengubah sifat dasar para sahabatnya. Beliau
tidak mengubah sifat keras Umar bin Khattab, tetapi menempatkannya pada tempatnya, yaitu keras terhadap orang
yang macam-macam dengan agama Islam, sampai-sampai ia terkenal dengan perkataannya,
‫ ََّ اكوَي اَه َاهَا ي‬، َ ‫َْ َل ي د‬
َ‫كويره‬
‫َاِ َن ي‬
“wahai Rasulullah, izinkan saya menebas lehernya”
Perkataan yang membuat bergetar ketakutan musuh-musuh Islam. Demikian juga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam tidak berusaha mengubah sifat dasar lembut Abu bakar dan sifat Malu Ustman.
Oleh karena itu yang terpenting adalah bagaimana kita menempatkan sifat dasar tersebut. Dalam empat sifat dasar
yang dikemukakan oleh Florence Litteur digambarkan setiap sifat dasar ada kelebihan dan ada kekuarangannya.
Dan inilah yang kami maksud benang marah, bagaimana agar kelebihan sifat tersebut bermanfaat bagi Islam dan
kekurangan sifat tersebut telah ada solusinya dalam agama Islam.
Sifat manusia terkotak-kotak dan kaku pada satu keadaan saja.
Satu hal yang kami setuju dengan penulis buku “Personality Plus”, Florence Litteur bahwa sifat manusia bukan
terkotak-kotak, misalnya kamu hanya koleris saja atau hanya sanguin saja. Tetapi ada yang mendominasi sehingga
bisa jadi koleris 60%, Sanguin 35%, plegmatis 10% dan melankolis 5%. Sehingga ia disebut bersifat KolerisSanguin.
Kemudian kami tambahkan dari pemikiran kami, bahwa sifat itu tidak berlaku kaku pada semua keadaan, bisa jadi
tentang masalah karir dan jabatan ia melankolis [sangat memikirkan] akan tetapi masalah uang ia plegmatis [santai
saja]. Kemudian seorang guru atau dosen dikelas ia koleris [berwibawa dan keras] tetapi dirumah ia sanguin [suka
bercanda dan tidak serius]
Namun dengan gambaran umum ini kita bisa menyikapi secara umum juga sebelum masuk ke yang khusus
sehingga memudahkan memahami sifat manusia untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain.
Sah-sah saja jika ada yang berpendapat dengan teori ini, misalnya untuk masalah akhirat kita harus melankolis
[sangat memikirkan] dan untuk masalah dunia kita harus plegmatis [santai saja]. Kemudian sifat terbaik baik lakilaki adalah koleris-Sanguin, karena laki-laki harus punya jiwa kepemimpinan dan sanguinnya sangat berguna untuk
istri dan anaknya misalnya mencandai istri dan membuat suasana rumah menjadi tidak kaku. Sedangkan sifat ideal
wanita adalah plegmatis-melankolis, karena plegmatisnya sangat berguna untuk kepatuhannya kepada suami dan
sifat melankolisnya sangat berguna dalam posisinya sebagai ibu dari anak-anak yang perasa dan lembut.
Demikianlah teori manusia akan tetapi alangkah baiknya jika kita tetap berkiblat dengan panduan syariat.
Penjabaran empat sifat dasar manusia berdasarkan syariat
1.
SANGUINIS [Yang Populer]
Gambaran umum sifat ini adalah Mereka cenderung ingin populer dan eksis, ingin disenangi oleh orang lain.
Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senang sekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak
emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian
ia bisa jadi menangis tersedu-sedu.
Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir pendek dan
hidupnya serba tak beratur. Jika suatu kali anda lihat meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya
bisa jadi ia sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada
janji apalagi bikin rencana. Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya
dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan bahwa ia
bisa dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia tidak melalakukan apapun
juga ataupun kurang beres
Kelebihan sanguin.
>> Ceria dan jarang menampakkan kesedihan
Hendaknya ia semakin ceria karena sering bisa sering mengamalkan hadits,
َ ‫ َنَُ اْ اَ اُ َُ ارَْ اَخَِ َ َب َْيا يه‬،ِ‫ُْاأ‬
َ ‫نف‬
َ ‫َْ َُها َر َه دُ َََِ ايُ َا اع يه‬
‫ْا ي‬
“Janganlah engkau remehkan suatu kebajikan sedikitpun, walaupun engkau bertemu dengan saudaramu
dengan wajah yang ceria/bermanis muka”. [HR. Muslim no. 2626]
>> Berhati tulus dan polos
inilah yang patut disyukuri karena, ia bisa sangat ikhlas dalam melaksanakan segala sesuatu, jika
diikhlaskan karena Allah maka pahalanya sangat besar. Dan tidak semua orang bisa dengan mudah ikhlas.
Berkata Sufyan Ats-Tsauriy rahimahullah,
‫َِ كُِأ ُْأِ اْل ك ي َِ نُتي‬
“Tidaklah aku mengobati sesuatu yang paling sulit bagiku yaitu niatku”. [Mabahitsul Aqidah fi Suratiz
Zumar hal 192, Maktabah Ar-Rusd, Riyadh, cet. Ke-1, 1415 H, Asy-Syamilah]
>> Mudah berteman dan bergaul orang lain
Jika ia pergunakan untuk bergaul dengan teman-teman yang baik maka akan sangat bermanfaat. Misalnya
bisa dekat dengan ustadz, orang-orang shalih, sehingga ia selalu terbuka dan memperbaiki agama dan
akhlaknya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ‫َاِ َخ َُ َ َه َِ اَُ او ي اه ا َ َحلي يع ا ََ اِ اياَِ َُ ي‬
َ َّ َْ ‫ايُ َا اه ي َك‬
“Seseorang akan sesuai/menyerupai dengan agama teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa
yang akan menjadi teman karib kalian”. [HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2/344,
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ 3545]
Bisa juga dipergunakan untuk mendekati orang-orang penting, pejabat dan tokoh masyarakat agar mereka
mau membantu dakwah.
>> Menyenangkan dan suka membuat senang orang lain
Membuat orang lain gembira dan senang adalah hal perlu dilatih karena pada dasarnya manusia itu ingin
membuat senang dirinya sendiri, akan tetapi ini mudah pada sanguin. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,
‫اِ ضَ يألك اِل اُ ُ لخَ ك ْ اخ ُك يُ اؤَِ َهنني‬
“Sebaik-baik amal Shalih adalah agar engkau memasukkan kegembiraan kepada saudaramu yang
beriman”.[HR.Ibnu Abi Dunya dan dihasankan olah Syaikh Al-Albani dalam Shahih Jami’ush Shaghir
no. 1096]
>> Mudah memaafkan dan tidak menyimpan dendam
Ia adalah orang yang mudah berjiwa besar, memaafkan butuh jiwa yang besar. Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman,
َ ُ‫َِي َاَُِ ايُبَ ا‬
‫ِو ِ َني د ي ا َيه‬
َ ‫يْ ايُ ياها َِوََُِ يُد َاَِ ايو َفريَُْ َِي يُِ ددهي َ َنيُض ددهي َ َن ايُك‬
َ ‫ء َن ايُعَََُِِِ َك َِ يُود‬
(Orang-orang yang bertakwa adalah) mereka yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun
sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya serta (mudah) memaafkan (kesalahan) orang lain.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [Ali-Imran/3:134]
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ه َة اَ َحلب َ د َ هَ دْ َنَِعَهي هللاي‬
َ ‫ َن ََِ ُ ََْي‬،‫ هَ دْ َك َاي‬،ْ‫َن ََِ ََ يََّ هللاي َكاالي بَعَ اف ي‬
“Dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya)
kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah
kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat)”. [HR Muslim no. 2588]
kelemahan Sanguin
>> terlalu suka bercanda dan sering tertawa
Sanguin harus sering-sering ingat sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‫ي‬
َ ‫ َِإ َ دُ َعَا َهةَ يُض َده َك ُ ي َاُ ي يُرَ ا‬، َ‫َن َْ ُ ي اكََ َه يُض َدهك‬
Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.”
[HR. Tirmidzi 2/50, Dishahihkan Syaikh Al-Albani, Silsilah Shohihah 3/4]
>> kurang serius, kurang tekun dan konsentrasi jangka pendek
ia serius dan bersungguh-sunguh dalam bekerja, karena kita diciptakan bukan untuk bermain-main saja.
Allah Ta’ala berfirman,
ْ‫َُ اََِ َه َِ اات ي ا اَند َاِ َخ َ اروَِ يع ا َك َاَِ َناَند يك ا َهَُ اُوَِ َْ ُ ي اه َيعي‬
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja),
dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” [Al-Mukminun: 115]
>> Kurang berwibawa
Hal ini karena gabungan beberpa sifat seperti banyak tertawa, banyak bergurau dan tidak serius. Berkata
'Umar bin Khatthab radhiallahu ‘anhu,
‫ من ك ثر ضح كه ق لت ه ي ب ته ومن ك ثر مزاحه ا س تخف‬:‫ق ال عمر ر ضي هللا ع نه‬
"Barangsiapa yang banyak tertawa, maka akan sedikit wibawanya,.Barangsiapa yang banyak guraunya,
maka dengannya dia akan rendah.” [HR. Baihaqiy dalam Kitab Syu'abul 'imaan no: 5019]
>> Susah untuk diam, suka bicara dan bercerita
Sanguin sebaiknya mengerem cerita yang ia dapat, tidak semua harus diceritakan dan disampaikan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ ‫َعفَْ بَ اُِ َا اه َ َع َبِ ا َ اُ اي َهلن‬
‫َ َا َة‬
َ ََِ ََ‫َِ بَ يك ن‬
“Cukuplah seorang dikatakan pendusta bila ia menyampaikan setiap apa yang ia dengar.” [HR. Muslim
1/10]
>> Mudah ikut-ikutan dan tidak tetap pendirian
Kebanyakan umat islam suka mengikuti orang kafir teutama Yahudi dan Nasrani, karena mereka
mendahulukan nafsu dan kebebasan. Sanguin harus hati-hati dalam pola hidupnya. Allah Ta’ala
berfirman,
َ ‫َنَُِ ُ اَه‬
‫ِن اد َحتد اْ َُتد َا َة ََ دتَ ير ا‬
َ ‫ص‬
َ ‫ه اْ َكوكَ ايُ َُ يرَّْ ي َن َْ يُود‬
“Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan ridha kepadamu sampai engkau mau mengikuti agama
mereka.” [Al-Baqarah: 120)]
Dan firman-Nya,
ََِِ‫ََِ اَ يهَّْن يع َب اعلَ هَا َاِنَ يك ا ع‬
َ ‫َهاَِ اَِ اَاْ َرِ يُد َاَِ د ََويْي هَُ ُ ي َُْعيْي َِ َهارِ َ نََِ يُد َاَِ اينُيْي ايُ َكت‬
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Ahli
Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.” [Ali
‘Imran:100].
>> Konsentrasi ke “How to spend money” daripada “How to earn/save money”.
Jelas Islam mengajarkan kita agar jangan menghambur-hamburkan harta. Allah Ta’ala berfirman,
‫َنَْ ُياَ ن اَن َُ اا َاهي‬
“dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” [Al-‘Isra: 76]
2. MELANKOLIS (Yang Sempurna)
Gambaran umum sifat dasar ini adalah Mereka agak agak berseberangan dengan sanguinis. Seorang melankolis
cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta,
data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan,
orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan, namun orang melankolis cenderung menganalisa,
memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul hasil yang ia
pikirkan secara mendalam sekali.
Orang melankolis selalu ingin serba sempurna dan ingin teratur. Karena itu jangan heran jika seorang yang
`melankolis tidak bisa tidur hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan jangan
pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah ia disusun, sebab betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga
warnanya, jenisnya, klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia tuliskan satu
per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain
Kelebihan melankolis
>> Analitis, mendalam, serius dan penuh pemiikiran
Kemampuan kekuatan pikiran dan kecerdasannya bisa dipergunakan untuk mempelajari ilmu agama dan
mendakwahkannya dan menjadi cendikiawan muslim. Ini akan menjadikan tinggi derajatnya. Allah Ta’ala
berfirman,
‫ياَ اهَِة ي د ي يُد‬
‫َاَِ د ََويْي ََو يك ا َنيُد َاَِ اينُيْي ايُ َع ا َ ََّ َن َيِ ي‬
َ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat.” [Al-Mujadilah: 11]
>> Mau mengorbankan diri dan bisa mendahulukan orang lain,perasa dan memperhatikan orang lain.
Ini adalah salah satu sifat yang berjiwa besar, sangat dipuji oleh Islam. Akhlak yang sangat jarang kita
jumpai. Allah Ta’ala memerintahkan agar kita meniru kaum Anshor yang mendahulukan kaum Muhajirin
diatas kepentingan mereka walaupun mereka juga membutuhkan hal tersebut. Allah Ta’ala berfirman,
‫صةب‬
َ ِ‫ص‬
َ ‫َنايؤا َ يهنَُ َك َْ اَنفي َِ َر ا َنَُ اْ َعَُِ َب َر ا َخ‬
“Mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka sendiri
sangat membutuhkan/dalam kesusahan.” [Al-Hasyr: 9]
>> Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
Ia bisa selamat dari popularitas/ syuhroh, Islam mengajarkan kita agar menjauhi popularitas karena lebih
ikhlas dan menjauhkan diri dari kesombongan. Salah satunya contoh dari salaf/pendahulu kita,
,‫ ِ ُأخ ب ي ِ ي ْهق‬,َْ ‫ ع و اَ شي َعْ اا‬:‫ ق ِل حاَِّ ب ِ َا ل‬:‫ ِ هين َِ يُ وِو اُ ا رِل‬,ِ‫هن ي آلك أي ع ُف يَ تلد ُ ر‬
َْ ‫َ ي اا‬
Berkata Hammad bin Zaid: “Saya pernah berjalan bersama Ayyub (As-Sikhtyani), maka diapun
membawaku ke jalan-jalan cabang (selain jalan umum yang sering dilewati manusia-pen), saya heran
mengapa dia bisa tahu jalan-jalan cabang tersebut ?! (ternyata dia melewati jalan-jalan kecil yang tidak
dilewati orang banyak) karena takut dan menghindari manusia (mengenalnya dan) mengatakan, “Ini
Ayyub” [Berkata Syaikh Abdul Malik Romadhoni: “Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad (7/249), dan Al-Fasawi
dalam Al-Ma’rifah wa At-Tarikh (2/232), dan sanadnya shahih.”, Sittu Duror hal 39, Darul Furqon, cet. Ke1, 1429 H].
>> berjiwa seni dan kreatif (filsafat & puitis)
Jika bakat seni dan kreatifitasnya ia gunakan untuk kemajuan islam, maka ini bagus seperti syair islam dan
kemampuan mengolah kata-kata dalam menulis dan berdakwah. Atau Desain grafis untuk pamflet kajian.
Namun jika digunakan dalam seni seperti musik maka ini berbahaya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
‫ُ ُ كْن ِ َِ اَ تي اق ْيم ا ِ ته ُْ يُ هه نيُ هها ه نيُ ااه نيُ ا عَِف‬
“Akan ada di kalangan umatku suatu kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamr dan alat musik (alma’aazif).” [HR. Al-Bukhari no. 5268. Ibnu Hibban no. 6754, Ath-Thabrani dalam Al-Kabir no. 3417 dan
dalam Musnad Syamiyyin no. 588; Al-Baihaqi 3/272, 10/221; Al-Hafidh Ibnu Hajar dalam Taghliqut-Ta’liq
5/18,19 ].
Berbahaya juga jika untuk seni gambar dan patung makhluk bernyawa,
ِ ِ ‫عَِاوَا دع أن‬
‫ن‬
ِ ‫اق‬
ِ ِ ْ ‫دب َّروصِ دَ ِص‬
ِ ‫اند اِبأ َِ أاَ دس ِيا ِم دَّ أاَ َّم‬
‫ا ِ اَنِ د‬
“Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para
penggambar [makhluk bernyawa].” [HR. Al-Bukhari no. 5950 dan Muslim no. 2109]
>> serba tertib dan teratur serta istiqomah
Inilah amal yang dicintai yaitu terus-menerus dan istiqomah. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda,
َ‫ا َ َحيْ يأل َ اك َاِ َل َهَُْ ي د َ َُ َعَُِْ اََّ َان يَ َرِ َن َه اُ قَ د‬
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang terus-menerus [istiqomah] walaupun
itu sedikit.” [HR. Muslim no. 783]
>> bisa hidup hemat
jelas ini ajaran islam, hemat dan berusaha qona’ah. Allah Ta’ala berfirman,
َِ‫َنيُد َاَِ َهََي اَنفَريْي َُ ا ايِ َاهِيْي َنَُ ا اَ ارت ي يهني َن َعَُِ بَُاَِ َََُكَ قَ َْي‬
"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (hartanya), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak
pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian." [Al-Furqan: 67].
Kelemahan Melankolis
>> Sensitif dan punya rasa curiga dan prasangka yang besar
Ini harus dijauhi karena prasangka atau dugaan-dugaan dibenci dalam Islam karena Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam bersabda,
‫ث‬
َ ‫هَادِ يع ا َنيُ د دِ َِإ َ دُ يُ د دِ اَ اع نَي ايُ َه َل اا‬
"Hati-hatilah kalian terhadap prasangka Karena sesungguhnya prasangka adalah berita yang paling
dusta" [HR Al-Bukhari no. 6066 dan Muslim no.2563]
Allah Ta’ala berfirman,
‫َََِ يُ د َنِ هَ دُ بَ اع َ يُ د َنِ َه ا ب يَيا تَوَا ايْي َعََُاهي‬
“Jauhilah kalian dari kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa” [AlHujuraat: 12]
>> Perfeksionis dan punya Standar yang tinggi
jika untuk akhirat tidak mengapa, akan tetapi hati manusia cenderung kepada dunia, maka ini harus
dikurangi. Terlalu ingin sempurna dan melampui batas dalam urusan dunia. Allah Ta’ala berfirman,
َ ََِ َِ‫َي ايُ َاأ ا َند َِأ َ د‬
‫ِم َن َبن َه‬
َ ‫َي ايُ َاأ ا َند َنا َ دَِ ََ اِ خ‬
َ ‫َننَ َرْ يُود اف‬
َ َ‫َِف ََر‬
َ َ َ ُ‫ْبَْ َند َ َه ايُ َهَُِة َ يُلْ انَُِ َِإ َ دُ ايُ َأ َه‬
َ َ َ‫س َك َِ ايُ َر َْد َِإَ دُ ايُ َأودة‬
“Adapun orang yang melampaui batas, Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, Maka
Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran
Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat
tinggalnya”. [An-Nazi’at: 37-41]
>> Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan) dan mudah pesimis
kita tidak boleh seperti ini, hidup harus optimis dan yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan orangorang yang benar-benar beriman, yakin bahwa rahmat Allah luas dan Allah lebih mencintai hambanya
dibandingkan kecintaan hamba terhadap dirinya sendiri. Allah Ta’ala berfirman,
ََُِ‫يضُ ية اَيا َه ايُ ياؤا ََو‬
َ ‫َناَ دُ ي ن َ َْ ا‬
“Dan Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” [Ali Imran: 171]
>> susah gembira, susah melupakan masalah dan pendendam
Tidak ada yang perlu disedihkan terlalu lama dalam islam. Allah Ta’ala berfirman,
‫َِإَ دُ ََ َة ايُعيِ َاه ايِاهي‬
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”[ Alam Nasyroh: 5]
Biasanya orang melankolis bersedih karena ia masih menganggap ada sesuatu yang kurang dan ia belum
sempurna, maka solusinya adalah sering-sering melihat yang dibawah kita agar kita sering besyukur. Dari
Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ ِ رْ ايلن اُ ْ ُ اَّنني ن عاة هللا ك ُ ك‬، ‫ين هني هُ ْ َِ َْ ا َ فَ َ و ك نْ ُ و هني هُ ْ َِ َْ ِ ْق ك‬
“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau
pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu
tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫هَي ن ه احلع هُ ْ َِ ِ ضَ ك ُه ِ ي يُ اِل نيُ ا ِ ُ و ه هُ ْ َِ َْ ا َ فَ َ وه‬
“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa) [al
kholq], maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” [HR. Bukhari dan Muslim]
>> Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
Setiap manusia pasti pernah bersalah, jangan terlalu berlarut menyesali kesalahan, karena ajaran Islam
adalah segera bangkit, bertaubat dan memperbaiki diri. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
‫ِْ ب َن َخُ ياه ايُ َا د‬
‫ يع َْ بَوَي دََّ َم َخ د‬.
َُْ‫ِْيَُاَِ يُتد دْيب اي‬
"Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang
bertaubat". [HR Tirmidzi 2499, Shohih at-Targhib 3139]
>> Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan
Jika plegmatis menunda karena malas, maka melankolis menunda kerana belum sempurna. Maka
hendaknya ia perhatikan kaidah fiqhiyah bahwa kita bisa mencapai setengahnya dulu misalnya daripada
tidak bisa sama sekali,
‫ْا ته ع ه َِ ْ ا لن ع ه‬
“sesuatu yang tidak bisa dicapai seluruhnya jangan ditinggal seluruhnya”
>> Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik yang menentang dirinya
Seharusnya ia ingat perkataan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
‫ ني‬،‫ن ِْ يُ أ لا ا صه احلع يُ ر ية ِ ي اك ُِ اخ ُه‬- ‫ان يُ أ ع‬- ‫ِ ي ك ُِ ن ف ِه‬
"Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar
yang ada di matanya." [HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 592. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
riwayat ini shahih]
3. KOLERIS (Yang Kuat)
Gambaran umumnya adalah mereka suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah
orang. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa saja ia suruh melalukan sesuatu
untuknya. Akibat sifatnya yang suka jadi bos sehingga orang koleris tak punya banyak teman. Orang-orang
berusaha menghindar, menjauh agar tak jadi “korban” karakternya yang suka mengatur dan tak mau kalah itu.
Orang koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya rasa, “hanya saya yang bisa
menyelesaikan segalanya; tanpa saya berantakan semua”. Karena itu mereka sangat “goal oriented”, tegas,
kuat, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris,
mau dan berani naik tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan. Kalau ia sudah
kobarkan semangat “ya pasti jadi”, maka hampir dapat dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti
yang ia katakan. Sebab ia tak mudah menyerah, serta tak mudah pula mengalah.
Kelebihan koleris
>> Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif serta unggul dalam keadaan darurat
Inilah yang dibutuhkan oleh Islam, seorang pemimpin yang kuat. Minimal ia menjadi pemimpin bagi diri
sendiri atau di rumah tangganya. Dan kaidah Islam dalam memilih pemimpin adalah laki-laki yang kuat dan
tegas dengan agama yang pas-pasan lebih didahulukan daripada laki-laki yang shalih tetapi lemah dan
kurang tegas. Bisa kita lihat contohnya dalam kisah Abu Dzar radhiallahu ‘anhu
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Abu Dzar radhiallahu ‘anhu,
َُ َْ ‫ه َعُفِ َنهَ َنني ا ي َحيْ َُكَ ََِ ا ي َحيْ َُوَ افَِي َْ َُأ َ دَ َه دُ َك َْ ي اوَُ َاِ َن‬
َ َ ‫ُْدَُ دِ ََِ َل اَ َتُ ي اَِ اَبَِ ََ ي نن هَ َنني ا َ َني‬.
َ
"Ya Abu Dzar, aku lihat engkau seorang yang lemah dan aku suka engkau mendapatkan sesuatu yang aku
sendiri menyukainya. Janganlah engkau memimpin dua orang dan janganlah engkau mengurus harta anak
yatim".[HR Muslim no.1826]
Dijelaskan oleh para ulama, bahwasanya Abu Dzar radhiallahu ‘anhu sangat dermawan dan perasa. Jika
ada yang meminta akan ia berikan bagaimanapun juga. Sehingga jika mengurus harta maka kurang baik.
>> Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran dan target
Inilah ajaran Islam selalu bersemangat mencapai apa-apa yang bermanfaat bagi kita dunia dan akhirat. Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
‫ُ كُِ ع ي نع ي؛‬
‫ نهُ ا صِب ك ْي ِ َ ُ رَ ُ ْ ان ي ِ ع‬،ُ‫ ني َ ت عِ ب ِهلل نْ ُ عأا‬،‫يحهص ك ْ َِ ا و ف عك‬
‫ ِ إُ ُ ْ ُ ف تح كاَ يُ ش ُط‬،َ‫ ق لن هللا نَِ ِْ ِ ع‬:َ ‫يُنُ كِ ق‬
“Bersemangatlah kamu terhadap apa-apa yang bermanfaat bagi kamu, dan mohonlah pertolongan pada
Allah dan jangan merasa lemah. Dan jika meminpamu sesuatu maka jangan katakan andaikata dulu saya
melakukan begini pasti akan begini dan begini, tetapi katakanlah semua adalah takdir dari Allah dan apa
yang dikehendakiNya pasti terjadi.” [HR Muslim]
>> Bebas dan mandiri
Kita tidak boleh bergantung terhadap makhluk, harus bisa mandiri jika kita bisa mengerjakannya atau
mengusahakannya. Kita hanya bergantung kepada Allah dengan tawakkal dan berdoa. Berusaha mengambil
sebab-sebabnya dan menyerahkan hasilnya kepada Allah kemudian ridha dengan hasil yang ditentukan
Allah. Inilahhakikat tawakkal, .Allah Ta’ala berfirman,
ََُِ‫َن َك َْ ي ن َ َِت ََْ دع يْيا هَُ يعوت ي َْؤا ََو‬
“Dan kepada Allah saja hendaknya kalian bertawakal, jika kalian benar-benar beriman.” [QS. AlMa’idah: 23].
>> Berani menghadapi tantangan dan masalah
Sifat berani harus ada dalam jiwa seorang muslim. Dan dicontohkan langsung oleh Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam. Ditegaskan oleh Anas bin Malik radhiallahu’anhu, ia adalah orang yang berkhidmad kepada
Nabi sehingga selalu menyertai beliau kemanapun dan kapanpun, Anas bin Malik radhiallahu’anhu
berkata,
‫ع ُِ يُ و اي ص ْ هللا ك ُه ن َ ا ْأة يُ وِو نايَّْ يُ وِو‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan paling dermawan.” [HR.
Bukhari no.1033, Muslim no. 2307]
>> Berprinsip,”Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini” dan
biasanya punya visi ke depan
Ini jelas prisnsip Islam dalam Al-Quran,
‫ب‬
‫ُه بَ َاِ َُ اع َا يَُْ اَِ اَاْ َرِ يُد َاَِ د ََويْي يُدريْي ي د َ َن اُت َو ي اه نَ اف ب‬
َ‫س دَِ قَلد ََ ا َُبَ يل َنيُدريْي ي د َ هَ دُ ي د َ َخا‬
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok ; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan” [Al-Hasyr: 18]
Kelemahan Koleris:
>> Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
Sering-sering ingat hadits,
: ‫ َِ َهَّدََّ ََ َهيني ؛ قَِ َل‬. ‫ضيا‬
َ ‫ َْ َُ اب‬: ‫ قَِ َل‬، ‫صوَ اي‬
َ ‫ َْ َُ اب‬.
َ ‫ ا َ ان‬: ‫ي‬
‫ضيا ا َ َب اي َ َيها َاهة َ ا َ دُ َن ييَ قَِ َل َُ ود َا َن‬
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu
mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri no. 6116]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ َهند َاِ يُ د‬، ‫ك َة‬
‫اس يُ د‬
‫ي‬
ْ ُِ‫ش َل اال ي َب‬
َ ‫ض‬
َ َ‫ِهي َك اولَ ايُب‬
َ ‫ص َه‬
َ ‫َي َا اا َكي نَ اف‬
‫ش َل اال ي يُد ا‬
َ َُُ.
“Orang yang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat
mengendalikan dirinya ketika marah”. [ HR al-Bukhâri no. 6114 dan Muslim no. 2609]
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َ ‫ْ ينَ اين َو ايُ َاََيَ َ اَ اْ َم ايُ َرَُِ ََ َة َحتدْ اياَ نَُ َههي هللاي َََِ ايُ يه اْ َن ايُ َعُ َاِ ََِ َِْ َ ََ اِ َع َ َ َغ اُ ِ َنَ َيْ قََِّ بَن َك َْ اَ اُ اي او َف َهي ََّ َكِهي هللاي َك دا َن َي دَ َك‬.
“Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah akan
memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia
sukai” [ HR Ahmad (III/440), Abu Dawud (no. 4777), at-Tirmidzi (no. 2021), dan Ibnu Majah (no. 4286)
Dihasankan oleh Syaikh al-Albâni dalam Shahîh al-Jâmi’ish Shaghîr (no. 6522).]
>> Senang main perintah saja, memanipulasi dan menuntut orang lain dan cenderung memperalat
orang lain
Hendaknya koleris berpikir bagaimana jika ia sering diperintah-perintah saja, tentu ia tidak akan senang.
Perlakukanlah orang lain sebagimana kita ingin diperlakukan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫يؤَِي ا َ َحلي يع ا َحتدْ ا َيهيد أل َ َخ اُ َه ََِ ا َيهيْ َُوَ اف َِ َه‬
َ ‫َْ ا‬
“Tidaklah salah seorang di antara kalian beriman sehingga ia mencintai saudaranya seperti mencintai
dirinya sendiri.” [HR. Bukhari-Muslim]
>> Terlalu kaku dan keras, tidak terlalu menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
Sebaiknya koleris bisa lembut sedikit, dengan kelembutan maka akan mempermudah urusan, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi Wa sallam bersabda,
‫ نْ ا واع َِ ْي‬. ‫هْ ِْن ه هُ يُ هِ ْ ا كُْ ِ ي ْي هْ َين ه‬
“Tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu, kecuali akan menghiasnya. Tidaklah kelembutan itu hilang
dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya” (HR. Muslim no. 2594)
>> Sering membuat keputusan tergesa-gesa, tidak terlalu suka yang sepele dan bertele-tele
Tergesa-gesa jelas membuat hasilnya nanti buruk atau bahkan tidak kita dapatkan sama sekali. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ ُ‫ش ا‬
‫ي َ َََِ هللاَ َن يُعيأا َةي َََِ يُ د‬
ُِ
َ ْ
‫يُتدأَن ن‬
“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari
setan.” [HR. Baihaqi, dihasankan oleh Al-Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir no.3011]
Dan kaidah fiqhiyah menyatakan,
‫َِ ي َ ت عأَ ْ ُ أِ ق اَ انين ه كْق ي ب ههَِن ه‬
“Barangsiapa yang terburu-buru ingin mendapatkan sesuatu, maka diberi hukuman dengan tidak
mendapatkannya”
>> Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
Ini bukanlah sikap seorang yang berjiwa besar. Mengakui kesalahan merupakan ajaran para nabi. Nabi
Adam ‘alaihissalam mengakui kesalahannya dan memohon ampun,
َ َِ‫قََِْ َنبدو‬
َِ‫ِوَِ َنهَُ ُد ا ُ َ اب َف اه َُوَِ َنُ اَه َح ااوَِ َُ َو يكْن دَِ َََِ ايُاَِ ََ َها‬
َ ‫ي َ ااوَِ اَنفي‬
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak
mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang
merugi. [Al-A’raf: 23]
Nabi Yunus‘alaihissalam mengakui kesalahannya,
َ‫ي اَُ دْ هََُهَ هَ دْ ا‬
َ ِ‫َِهاِ َِ َ دِ اَُ ُدِ ند ارل ََن َك َ اُ َه َِوَََِّد َِي يُ ْ ي َا‬
‫نت َ ي‬
َ َ‫ُْ هََ َد‬
َ ‫َي يَب‬
َ ْ‫ِ اا َهِنَكَ هَ َنني يعو ي َََِ يُ د ِ َُ َاَُِ َنََي يُو‬
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa
Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap :
"Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orangorang yang zalim." [Al-Anbiya’:87]
Nabi Musa ‘alaihissalam mengakui kesalahannya,
َ ‫يُه َحُ ي قَِ َل َنَن َ هَننَي‬
‫ْن‬
‫د‬
‫ي َ اا ي نَ افَِي َِِ اغ َف اه َُي َِبَفَ َه َُهي هَندهي َ َيْ ايُبَفي ي‬
Musa berdoa "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku".
Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
[Al-Qashash: 16]
4. PLEGMATIS (Cinta Damai)
Gambaran umum mengenai sifat dasar ini adalah mereka tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia
mau lakukan, meski ia tidak suka. Baginya kedamaian adalah segalanya. Jika timbul masalah ia akan berusaha
mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya
segera selesai.
Kaum plegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin, cenderung diam, kalem, dan kalau
memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi
kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada
sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah para pendengar
yang berkerumun itu orang-orang plegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sanguinis.
Berurusan dengan orang plegmatis bisa serba salah. Ibarat keledai, “kalau didorong ngambek, tapi kalau dibiarin
tiak jalan”. Jika kita punya pegawai plegmatis, anda harus rajin memotivasinya sampai ia termotivasi sendiri.
Kelebihan plegmatis
>> Damai, tenang, santai dan teguh, mudah diajak rukun dan mudah bergaul,
Suka perdamaian dan menghindari pertikaian, perpecahan dan konflik adalah sesuatu yang sangat
dianjurkan dalam Islam. Allah Ta’ala berfirman,
‫ص ا يح َخُ باه‬
ْ ُ‫َني‬
“Dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) [An- Nisaa:128].
‫َص ياْيا بَ َه اا ََ ي ن َ َي َاُعِ َنَْ َُ َف دهقيْيا‬
َ ‫َني اكت‬
“Dan berpeganglah kalian dengan tali Allah seluruhnya, dan jangan bercerai-berai” [ Ali ’Imran : 103]
>> Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
Kesabaran adalah anugrah terbesar yang harus disyukuri oleh plegmatis. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa
sallam bersabda,
َ ‫ي ا َ َحل ب َك‬
‫صا َاه‬
َ ‫َن ََِ ايك‬
‫َ َة َََِ يُ د‬
َ ‫ِْ َخُاهي َناَ ان‬
َ ْ‫ا‬
Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” [HR. AlBukhari no. 1469 dan Muslim no. 2421]
>> Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
Plegmatis bisa selamat dari bahaya lidah, karena lidah dan kemaluan yang paling banyak memasukkan
seseorang kedalam neraka sesuai dengan hadits,
َّ ‫ ِْقِ ْ َّ أَبد َّرَِ ود دمَِ دَ فِ دَهللاِ َّك دل دهي قَّ أل‬:ِ‫ اِا رسب ِل هللادا ِوَد ِبا َِ َّموِا َََِّوأ صِ ود ِما بِتِ ِكلِ َّعَ َّ ِع ِقال‬:‫ت‬
َّ ‫لِيأهللاِ ِهَِاا قَّ أل‬
‫ع‬
ِ ِ‫ َّكف‬:ِ‫ُابد ده ِو ِقال‬
ِ ‫ ِولِق اِا رسب ِل هللادل ذِِ ِ ََِِ ود دل‬:‫ت‬
َّ
ِ‫ُن‬
ِ ‫اق ذدي اَ ِن دار‬
‫علِق وَّ َّبأ ده دك أع دَقِ ِحنِاثد َّ ِْ أَ د‬
ِ ِ‫ َ ِ دكلِتأهللاِ ْ َمهللاِ اِا َّم ِافَّا ِو ِه أن اِ َّك َ اَن‬:ِ‫!تد دك أعي دو دهي قِال‬
“Kemudian beliau bersabda, “Inginkah kuberitahukan kepadamu penegak dari semua amalan itu?” aku
(Muadz) menjawab, “Mau wahai Rasulullah.” Maka beliau memegang lidahnya seraya bersabda,
“Tahanlah ini,” aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami betul-betul akan disiksa akibat ucapan
kami?” beliau menjawab, “Kasihan kamu wahai Muadz, apakah ada yang menjerambabkan manusia di
dalam neraka di atas wajah-wajah mereka kecuali buah dari ucapan lisan-lisan mereka?” [HR. AtTirmizi no. 2616 dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam bersabda,
‫ض ِم أن َِهَّ أاَ ِْنَِِّ ِم أن اِ أ‬
‫نِ در أ ِل أي ده ِْ أ‬
‫َ ِم أن دَي ِما وِيأنِ دَحأ يِ أي ده ِو ِما وِ أي‬
“Barangsiapa yang menjamin untukku bisa menjaga apa yang ada di antara dua janggutnya (janggut dan
kumis) dan apa yang ada di antara kedua kakinya, maka aku menjamin surga untuknya.” [HR. Al-Bukhari
no. 6474]
>> Berbelaskasihan [sifat rahmah] dan peduli, simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
Sifat rahmah sudah dicontohkan oleh teladan kita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Allah Ta’ala
berfirman,
‫َْ بل َنَ اِ اَنفي َِ يك ا َك َا ب‬
‫اا‬
‫ينف دن َحُ ب َُرَلا َيِ يع ا َن ي‬
‫َك َ اُ َه ََِ َك َوت ْ ا َح َه ب‬
‫ام َك َ اُ يك َب اُِ ياؤا ََوََُِ َنَ ب‬
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi
penyayang terhadap orang-orang mukmin.” [At Taubah: 128]
>> Penengah masalah yg baik
Ini adalah pekerjaan yang mulia, menjadi penengah dan berusaha mendamaikan pihak-pihak yang konflik
dan bertentangan..Allah Ta’ala berfirman,
َ ُ‫ص َ يهْي بَ اُوَ ير َا َِن َه‬
‫َُِ َََِ ي‬
‫اُ ياؤا ََوََُِ ي اقتَتَ يْي َِأ َ ا‬
َ ‫ِْيَفَت‬
“Dan kalau ada dua golongan dari kaum mukminin berperang hendaklah kamu mendamaikan keduanya.”
[Al Hujuraat: 9]
‫ص َ يهْي بَُاَِ اَخ ََْ اا يك ا َنيُدريْي ي د َ َُعَ د‬
‫يك ا ُ ي اه َح ياَُْ هَند َاِ ايُ ياؤا ََويَُْ هَ اخ َْة ب َِأ َ ا‬
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan)
antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” [Al Hujuraat:
10]
>> Tidak suka menyinggung perasaan dan menyakiti orang lain serta menyenangkan
Ia bisa lebih selamat dari ancaman sering menyakiti orang lain. Berbeda dengan celotehan ringan sanguin
yang kadang menusuk dan tidak pada tempatnya atau perintah dan tekanan dari koleris yang asal saja. Allah
Ta’ala berfirman,
ُ‫ي بَ َبُ َاه ََِ ي اعت َ َِايْي َِرَ َل يحا ت َ َا يْي بي ارتَِنِ َنهَ ااِ َْ َا‬
َ َِ‫وِ َنيُد َاَِ ايؤا َينَُ ايُ ياؤا ََوََُِ َن ايُ ياؤا ََو‬
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan tanpa kesalahan yang
mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” [AlAhzab:58]
Kelemahan pelegmatis
>> Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
Tetap harus semangat sesuai dengan jiwa seorang muslim. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam
bersabda,
‫ص َك َْ ََِ اَ اوفَعيكَ َني اَتَ َع اِ بَِ د َ َنَْ َُ اع َأ اا‬
‫يحا َه ا‬
“Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau
lemah.” [HR. Muslim: 47. Kitab Al Qodar]
>> Terkesan malas dan Kurang antusias
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam mengajarkan kia berlindung kepada Allah dari sifat malas,
ُ‫َ اي‬
َ ِ‫َا‬
َ ‫ِ ََ َن ايُ يأا َاِ َن ايُ َر َه َم َن ايُا ايا ََ َناَكيَْ ي بَكَ ََ اِ َك َي‬
َ ‫يرَا َاه َن ََ اِ َِتاوَ َة ايُ َاها َُِ َن ايُ َايُ د ير د هَ َننْ اَكيَْ ي بَكَ َََِ ايُعَأا َا َن ايُ َك‬
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan
sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).”
[HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706]
>> Suka Menunda-nunda dan menggantungkan masalah.
Ini sikap yang kurang baik, kita diperintahkan untuk bersegera dalam kebaikan dan berlomba-lomba.
‫ "ع ِ ِ ي يُ لن ُِ ع أن ك‬:‫ اخ ن َْل هللا ص ْ هللا ك ُه ن َ ب ا و ك اي ِ رِل‬:‫كِ يب ِ كاه ن هي هللا ك وراِ ق ِل‬
‫ نهَي غها ي ان ع‬،‫ هَي اَ ِ ُ ِ َ ُ و ت ه يُ ص اِح‬:‫يب ه َ ا َُ" نع ُِ يب ِ كاه ن هي هللا ُ عُِ ْ ك وراِ ا رْل‬
‫ ننيه يُ ااِني‬.‫ نَِ ح ُُِ ك ُ اُْ ك‬،‫ نخ َِ صه تك ُ اه هك‬، ِِ ‫ا ص اه ِ َ ُ و ت ه يُ ا‬
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
memegang kedua pundakku seraya bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.”
Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau
berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum
sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” [HR. Bukhari, hadist Arbain ke-40]
Allah Ta’ala berfirman,
‫ي‬
َ ‫َِِ اَت َ َاريْيا ايُ َاُ َاهي‬
“Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan”. [Al-Baqarah: 148]
‫َ ا ي َكل ا‬
‫ِنكيْيا هََُْ ََ اب‬
‫ه َرِ يُ د‬
‫َف َهةي َ نَِ دنبنَ يك ا َن َيود ية َك اه ي‬
‫ِ َا َِنييي َنيأل َ ان ي‬
َ ‫دي َُ ا ياتدرََُِ َن‬
َ َ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit
dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” [Al-Imran:133]
>> Menghindari tanggung jawab dan tidak ingin memegang amanah
Padahal setiap kita adalah pemimpin yang akan mempertanggung jawabkan di dunia dan akhirat. Sahabat
Ibnu ‘Umar radhiallahu 'anhuma meriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya beliau
bersabda,
« ‫ هييعن ُع لنئوم م ل ن عين م ل يلا‬، ‫ هييعن ُع لنئوم نهن عين ويُلي دلع يَلي نيماليف‬، ‫دلع عين لجنلين‬
‫ نيُ ع ال نيع ك ْ َِل َ ُله‬، ‫ نيُ اهاة نيك ُة ك ْ ب ُ ب ع رِ ننُ له نَي َ ِ أُْ ة ك ور‬، ‫اََ ب ُ ته نَْ َ ِ أْل ك ور‬
‫ اْ ِ ك ك ن‬، ‫ ننيه َ ِ نَْ َ ِ أْل ك وه‬. « ‫يع نع ك َ ِ أْل كِ نك ُ ته‬
"Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang orang yang
dipimpinnya. Seorang Amir (pemimpin negara) adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang rakyat yang
dipimpinnya. Seorang lelaki/suami adalah pemimpin bagi keluarga nya dan ia akan ditanya tentang
mereka. Wanita/istri adalah pemimpin terhadap rumah suaminya dan anak suaminya dan ia akan ditanya
tentang mereka. Budak seseorang adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan ia akan ditanya tentang
harta tersebut. Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang orang
yang dipimpinnya." [HR. Al-Bukhari no. 5200, 7138 dan Muslim no. 4701]
>> Terlalu pemalu dan pendiam
Kelemahan plegmatis adalah agak susah melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar, karena ia terlalu
pemalu untuk mengajak seseorang untuk beramal dan berdakwah ataupun melarangnya dari hal yang
haram. Padahal kita diperintahkan untuk hal ini. Allah Ta’ala berfirman,
‫و اَ م روف وت نكبص عن اَ م ن كر وت وم نبص و ا هللك ن تع َ ير ْمَّ َْر ت َ ل ناق ت ِمروص‬
“Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan kepada manusia, kalian memerintahkan kepada yang
ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar , dan beriman kepada Allah“. [Ali-Imran :110]
Jika terus-menerus akan berbahaya , Abu 'Ali ad-Daqqâq rahimahullah berkata,
َ ُ‫ْ ا‬
َ ُ‫ْ ا‬
‫ْ ب‬
‫ْ ب‬
‫و‬
َ َ ‫َِْ ب َنيُِدِ َع ي َك َِ ايُ َه ن‬
َ ََ ِْ
َ ‫ُِ ن‬
َ ‫ايُ يات َ َك َ ن ي َب اُِ َا‬
‫ُِ اَ اخ َه ي‬
"Orang yang berbicara dengan kebatilan adalah setan yang berbicara, sedangkan orang yang diam dari
kebenaran adalah setan yang bisu‫[ ”ل‬ad-Dâ` wad-Dawâ` hal. 100, Darul ma’rifah, Magrib, cet. Ke-1,
1418 H, Asy-Syamilah]
Penutup
Satu yang ingin kami tekankan sekali lagi bahwa semua yang berkaitan dengan kemashlahatan dunia dan akhirat
sudah diajarkan oleh islam. Mengapa kita masih mencari motivasi, jalan keluar dan prinsip hidup dari orangorang kafir dan fasik. Mengambil dari filsafat yunani atau filsafat cina dan sebagainya. Boleh-boleh saja jika
bersesuaian dengan Islam, tetapi kenapa kita tidak mendahulukan perkataan Allah dan Rasul-Nya, perkataan
sahabat, perkataan ulama dan orang-orang shalih.
Yang sering dilakukan oleh umat islam adalah menukil dan menulis perkataan tokoh kafir A, Ilmuan Kafir B, Artis
fasik lagi kafir C. Walaupun perkataan mereka ada benarnya juga tetapi sebagai bukti kecintaan dan loyalitas kita,
maka kita dahulukan agama Kita. Padahal apa yang mereka katakan berupa prinsip kebaikan sudah ada
dalam ajaran agama kita. Inilah bukti bahwa kita sangat jauh dari ajaran agama islam dan jauh dari kitab-kitab
para ulama. Kita tidak tahu ternyata itu semua sudah ada dalam islam.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa
shohbihi wa sallam.
Disempurnakan di Lombok, pulau seribu masjid
6 Daulqo'dahl 1432 H, Bertepatan 4 November 2011
Penyusun: Raehanul Bahraen
Semoga Allah meluruskan niat kami dalam menulis.
Download