Uploaded by User37682

1 2 3

advertisement
HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktikum dilaksanakan mulai bulan September - November 2019 di
Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Hasil pengamatan pada acara Identifikasi Bahan Pakan Secara
Internasional sebagai berikut :
Tabel 1. Identifikasi Bahan Pakan Secara Internasional Hijauan
Kering/Hay
Bahan
Pakan
Uji Organoleptik
Kandungan
Nutrisi (%)
Lazim/
Tidak
Lazim
Anti
Nutrisi
Bentuk
Tekstur
Warna
Bau
Jerami
Padi
Kering
Sejajar
Kasar
Coklat
Khas
Air : 14
PK :
Abu: 3,2
Lemak : 1,5
Serat : 30,9
TDN: 48
Ca : 0,34
P : 0,13
EM :
Lazim
Asam Vitat
Rumput
Lapang
Kering
Sejajar
Kasar
Hijau
Pucat
Khas
Air : 12,28
PK :
Abu : 4,18
Lemak:1,06
Serat:29,09
TDN : 47
Ca : 0,22
P : 0,4
EM :
Lazim
Asam
Oksalat
Rumput
Odot
Kering
Sejajar
Kasar
Hijau
Pucat
Khas
Air : 14
PK :
Abu: 11,5
Lemak : 1,7
Serat
:
33,4
TDN : 45
Ca :
P :
EM
Lazim
Asam
Oksalat
Indigofer
a Kering
Menyirip
Kasar
Hijau
Tua
Khas
Air :
PK :
Abu:
Lemak :
Serat :
TDN :
Ca :
P :
EM :
Lazim
Asam
Oksalat
Janggel
Jagung
Bongkah
Halus
Kekuni
ngan
Khas
Air : 15,6
PK :
Abu: 6,72
Lemak
1,55
Serat
47,9
TDN : 51
Ca : 0,12
P : 0,2
EM :
Tidak
Lazim
-
Lazim
-
Sekam
Butiran
Kasar
Kecokl
atan
Khas
:
:
Air : 14
PK
Abu: 16,9
Lemak : 1,3
Serat
:
37,2
TDN :
Ca : 0,09
P : 0,13
EM :
Sabut
Kelapa
Serabut
Kasar
Coklat
Khas
Air : 10,24
PK :
Abu: 6,12
Lemak
:
1,25
Serat : 42,66
TDN:
Ca : 0,09
P : 0,13
EM :
Lazim
-
Tumpi
Jagung
Sepihan
Kasar
Kekuningan
Khas
Air : 8,08
PK :
Abu : 7,18
LK: 0,54
SK : 36,2
TDN :
Ca : 0,22
P : 0,79
EM :
Tidak
Lazim
-
Keterangan : Data Primer Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2019.
Pengamatan hasil praktikum secara uji organoleptik dilihat dari bentuknya
untuk janggel jagung dan tumpi jagung memiliki bentuk, tekstur, warna, dan bau
berturut - turut yaitu butiran dan serpihan, kasar, dan khas jagung. Sekam dan
sabut kelapa memiliki memiliki bentuk, tekstur, warna, dan bau berturut - turut
yaitu butiran dan serabut, kasar, coklat, dan khas. Rumput lapangan kering,
rumput odot kering dan jerami padi kering, memiliki daun berbentuk sejajar,
bertekstur kasar, warna masing-masing hijau pucat dan coklat, serta memiliki bau
khas yang berbeda. Menurut Ridla (2014) bahwa hasil samping dari tanaman padi
dapat berupa jerami padi yang dikeringkan sehingga berubah warna awalnya
berwarna hijau menjadi coklat. Perubahan warna pada hijauan kering disebabkan
adanya pengeringan pada bahan pakan. Menurut Gunawan (2013) bahwa
oganoleptik dari jerami padi memiliki warna kuning kecoklatan dengan bentuk
daun yang telah dipotong-potong sedangkan rumput gajah kering dan rumput
lapang kering memiliki warna cenderung ke coklat karena sudah mengalami
pengeringan dan memiliki bau yang khas pada tiap bahannya.
Pengamatan hasil praktikum secara uji proksimat, khususnya uji kadar air
bahwa bahan pakan pada Tabel 1 berkisar 8 – 15,6 %. Menurut
Jayanegara et al. (2009) bahwa hijauan kering mengandung serat kasar lebih dari
10 % dan kadar air berkisar 12 – 20%. Semua bahan pakan diatas dapat
diklasifikasikan sebagai hijauan kering. Hijauan kering adalah rumput dan daundaunan leguminosa yang sengaja dikeringkan agar dapat disimpan dalam waktu
yang lama dan digunakan sebagai cadangan bahan pakan ternak pada musim
kekurangan pakan. Menurut Ramadhan et al. (2013) bahwa hijauan kering berasal
dari hijauan segar yang sengaja dikeringkan agar tahan disimpan dalam jangka
waktu yang lebih lama dan akan digunakan pada musim kemarau. Hijauan kering
atau hay merupakan bahan pakan ternak yang memiliki kadar air yang rendah,
seperti jerami padi kering. Menurut Salendu dan Elly (2012) bahwa jerami jagung
dan jerami padi merupakan contoh hijauan kering.
Semua bahan pakan tersebut sering atau lazim diberikan kepada ternak
ruminansia. Bahan pakan yang lazim yaitu jerami padi kering, rumput odot
kering, indigofera kering, sekam, tumpi jagung, serabut kelapa dan rumput lapang
kering. Sedangkan bahan pakan hijauan kering yang termasuk tidak lazim yaitu
jenggel jagung. Menurut Natsir et al. (2017) bahwa jenggel jagung merupakan
bahan pakan inkonvensional. Hijauan kering juga terdapat zat antinutrisi yang
dapat merugikan ternak apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak, antinutrisi yang
terdapat pada bahan pakan hijauan kering yaitu asam oksalat, tanin dan asam fitat.
Menurut Muamilin et al. (2015) bahwa zat antinutrisi berupa asam oksalat dan
asam fitat terdapat didalam bahan pakan hijauan kering contohnya jerami padi,
apabila dikonsumsi terlalu banyak, maka zat antinutrisi berupa asam fitat yang
terkandung didalam jerami padi akan menghambat pertumbuhan dan produksi
ternak.
Tabel 2.
Bahan
Pakan
Identifikasi Bahan Pakan Secara Internasional Hijauan
Segar/Pasture
Uji Organoleptik
Kandungan
Nutrisi (%)
Lazim/
Tidak
Lazim
Anti
Nutrisi
Bentuk
Tekstur
Warna
Bau
Rumput
Gajah
Menyirip
Halus
Hijau
Khas
Air : 84
PK : 1,8
Abu: 2,5
Lemak : 0,5
Serat : 4,6
TDN: 9,76
Ca : 0,11
P : 0,06
EM : 440,85
MKal
Lazim
Asam
Oksalat
Daun
Singkong
Menjari
Halus
Hijau
Khas
Air : 77
PK : 4
Abu : 1,6
Lemak :1,7
Serat : 5,3
TDN : 17,29
Ca : 0,24
P : 0,18
EM : 750,20
MKal
Lazim
Asam
Sianida
(HCN)
Lamtoro
Segar
Menyirip
Halus
Hijau
Khas
Air : 70
PK : 7,7
Abu: 2,5
Lemak : 1,2
Serat : 6,2
TDN : 22,10
Ca : 0,6
P : 0,01
EM : 912,87
MKal
Lazim
Mimosin
Gamal
Segar
Menyirip
Halus
Hijau
Tua
Khas
Air : 75
PK : 6,4
Abu : 2,1
Lemak : 1
Serat : 3,3
TDN : 2,9
Ca : 0,24
P : 0,18
EM : 843,54
MKal
Lazim
Asam
Oksalat
Rumput
Lapang
Segar
Panjang
Tipis
Kasar
Hijau
Khas
Air : 85
PK : 2,2
Abu: 1,8
Lemak
:
0,62
Serat
:
3,58
TDN : 10,89
Ca : 0,1
P : 0,08
EM : 471,79
MKal
Lazim
Asam
Oksalat
Daun
Turi
Menyirip
Halus
Hijau
Khas
Air : 84
PK : 4,8
Abu: 1,3
Lemak : 0,8
Serat : 2,5
TDN : 14,41
Ca : 0,22
P : 0,07
EM : 571,53
MKal
Lazim
-
Daun
Nangka
Menyirip
Halus
Hijau
Khas
Air : 84
PK : 2
Abu: 4
Lemak : 0,7
Serat : 3,2
TDN : 10,35
Ca : 0,26
P : 0,05
EM : 446,19
MKal
Lazim
Asam
Oksalat
Daun
Mangga
Daun
Pisang
Menyirip
Halus
Hijau
Khas
Air : 51,5
PK : 2,54
Abu: 2,25
Lemak: 0,62
Serat : 1,82
TDN : 39,73
Ca : 0,18
P : 0,05
EM :
1709,52
MKal
Lazim
-
Sejajar
Halus
Hijau
Tua
Khas
Air : 84
PK : 2,3
Abu: 1,3
Lemak : 0,6
Serat : 3,7
TDN : 11,51
Ca : 0,12
P : 0,02
EM : 498,63
MKal
Lazim
-
Keterangan : Data Primer Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2019.
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil bahwa hijauan segar meliputi
Rumput gajah, daun singkokng, daun nangka, lamtoro segar, daun gamal segar,
rumput lapang, daun pisang, daun turi dan daun mangga. Hijauan segar
mempunyai tekstur segar dengan warna kehijauan. Menurut Wardana (2012) yang
menyatakan bahwa hijauan segar memiliki bau yang khas, berwarna kehijauhijauan serta tekstur yang segar dan padat. Menurut Jusuf (2015) yang
menyatakan bahwa hijauan segar adalah bahan pakan baik dalam bentuk potongan
atau masih utuh untuk diberikan kepada ternak dalam keadaan segar.
Kadar air dari hijauan segar yang diperoleh dalam praktikum yakni. Tinggi
rendahnya kadar air pada hijauan segar tergantung pada nilai gizi dan daya cerna
hijuan segar tersebut. Menurut Syaiful (2011) yang menyatakan bahwa hijauan
segar yang kadar airnya tinggi lebih dari 70-80% dan memiliki kualitas unggul
untuk diberikan kepada ternak. Kandungan protein pada bahan pakan berkisar
antara 3-11 %. Menurut Afrizal et al. (2014) bahwa pada hijauan segar kandungan
PK berkisar antara 3-11 %.
Bahan pakan hijauan segar memiliki antinutrisi asam oksalat, mimosin dan
asam sianida. Zat anti nutrisi pada rumput lapang dan rumput gajah adalah asam
oksalat yang akan berpengaruh pada proses penyerapan nutrisi zat besi dalam
bahan pakan sehingga penggunaanya perlu dibatasi. Menurut Syamsudin (2011)
yang menyatakan bahwa asam oksalat yang terkandung dalam bahan pakan dapat
menghambat proses penyerapan nutrisi berupa zat besi hingga penggunaannya
harus dibatasi. Zat anti nutrisi pada daun singkong adalah HCN (asam sianida).
Menurut Yanto et al. (2015) bahwa asam sianida merupakan salah satu racun
yang tergolong kuat dan sangat cepat cara bekerjanya. HCN akan menyerang
langsung dan menghambat sistem antar ruang sel, yaitu menghambat sistem
cytochroom oxidase dalam sel-sel, hal ini menyebabkan zat pembakaran (oksigen)
tidak dapat beredar ke tiap-tiap jaringan sel-sel dalam tubuh.
Zat anti nutrisi pada daun gamal dan lamtoro adalah mimosin yang
merupakan jenis asam amino yang beracun dalam jumlah yang sedikit. Menurut
Menurut Subekti (2009) yang menyatakan bahwa hijauan anti nutrisi pada
tanaman legum yaitu tanin dan mimosin. Semua hijaun yang dipakai pada
praktikum lazim diberikan kepada ternak. Menurut Rasyaf (1992) yang
menyatakan bahwa hijauan segar jenis rumput dan legum lazim untuk diberikan
pada ternak
Tabel 3. Identifikasi Bahan Pakan Secara Internasional Silase.
Bahan
Pakan
Silase
Rumput
Gajah
Uji Organoleptik
Bentuk
Potongan
Tekstur
Kasar
Warna
Bau
Kecoklatan
Khas
Kandungan
Nutrisi (%)
Air : 40,15
PK : 3,82
Abu: 2,16
Lemak : 1,22
Serat : 4,15
TDN: 47,44
Ca : 0,14
P : 0,8
EM : 2060,11
MKal
Lazim/
Tidak
Lazim
Anti
Nutrisi
Lazim
-
Keterangan : Data Primer Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2019.
Berdasarkan hasil praktikum bahwa diketahui terdapat 1 bahan pakan yang
termasuk silase. Bahan pakan yang termasuk silase adalah silase rumput gajah.
Didapatkan hasil bahwa silase yang baik yaitu rasa dan bau asam, warna masih
hijau, tidak berjamur dan berlendir, tidak menggumpal, tekstur hijauan masih
jelas, kadar N rendah yaitu 10%, tidak mengandung asam butirat, banyak
mengandung asam laktat dan pH 3,5 - 4. Menurut Subekti (2009) yang
menyatakan bahwa Silase yang baik adalah yang berasa dan berbau asam, tidak
menggumpal dan berlendir, mengandung asam laktat yang banyak, tidak
mengandung asam butirat, tekstur hijauan masih jelas bahkan warna masih hijau,
dan pH 3,5 - 4. Warna silase rumput yang ideal yaitu warna hijau sampai
kecoklatan. Menurut Hidayat (2014) yang menyatakan bahwa Silase rumput gajah
yang ideal berwarna hijau sampai hijau kecoklatan.
Kandungan nutrisi pada silase rumput gajah pada tabel didapatkan hasil bahwa
kandungan nutrisi pada rumput gajah sebesar protein kasar 10,2%, lemak kasar
3,82%, serat kasar 28,42%, energi 2.698 kkal, dan kalsium sebesar 0,32%. Hasil
ini lebih rendah dari penelitian Santoso et al. (2009) bahwa kandungan nutrisi
pada rumput gajah yaitu bahan kering 15,1 %, bahan organik sebesar 87,6% dan
protein kasar sebesar 12,2%. Protein kasar dan serat kasar yang terkandung dalam
silase rumput gajah yaitu sebesar 12,61% dan 28,37%. Menurut Naif et al. (2015)
yang menyatakan bahwa kandungan protein kasar lebih tinggi yaitu 12,2% dari
10,2% sedangkan serat kasar lebih rendah yaitu 28,42% menjadi 28,37%.
Silase merupakan bahan pakan yang lazim diberikan kepada ternak.
Menurut Anjalani et al. (2017) yang menyatakan bahwa silase rumput gajah
merupakan bahan pakan konvensional atau lazim diberikan pada ternak
khususnya ruminansia besar yaitu sapi. Zat anti nutrisi yang banyak terdapat pada
rerumputan yaitu asam oksalat. Menurut Syamsudin (2011) yang menyatakan
bahwa asam oksalat yang terkandung dalam bahan pakan dapat menghambat
proses penyerapan nutrisi berupa zat besi hingga penggunaannya harus dibatasi.
Subekti, E. 2009. Ketahanan pakan ternak indonesia. Agromed. 5 (2): 63-71.
Gunawan, E. R., D. Suhendra dan D. Hermanto. 2013. Optimalisasi integrasi sapi,
jagung, dan rumput laut (pijar) pada teknologi pengolahan pakan ternak
berbasis limbah pertanian jagung – rumput laut guna mendukung
program bumi sejuta sapi (bss) di nusa tenggara barat. J. Peternakan.
37(3): 157-164.
Jayanegara, A., A. Sofyan, H. P. S. Makkar dan K. Becker. 2009. Kinetika
produksi gas, kecernaan bahan organik dan produksi gas metana in vitro
pada hay dan jerami yang disuplementasi hijauan mengandung tanin. J.
Animal science and techonology. 32 (2): 120 – 129.
Ramadhan, B. G., T. H. Suprayogi dan A. Sustiyah. 2013. Tampilan produksi
susu dan kadar lemak susu kambing Peranakan Ettawa akibat pemberian
pakan dengan imbangan hijauan dan konsentrat yang berbeda. J. Animal
agriculture. 2 (1): 353 – 361.
Salendu, A. H. S., dan F. H. Elly.2012. Pemanfaatan lahan di bawah pohon
kelapa untuk hijauan pakan sapi di Sulawesi. J. Pastura. 2 (1): 21 – 25.
Wardana, E. A. 2012. Manajemen Pemberian Pakan Kambing Peranakan Etawa
di Peternakan Bumiku Hijau. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta. (Skripsi).
Jusuf, S. B. 2015. Bisnis Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Syaiful, B. dan Khairul A. 2011. Beternak Itik Secara Intensif. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Afrizal, Rudy Sutrisna dan Muhtarudin.2014. Potensi Hijauan Sebagai Pakan
Ruminansia Di Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur. The
Lecture of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture
Lampung University.
Syamsudin, M. 2011. Optimalisasi penggunaan serat sawit sebagai pakan
seratalternatif. J. Tropic Animal Agriculture. 11(3) : 111-123.
Yatno, R. Murni, Nelwida dan E. N. Yani. Kandungan asam sianida, bahan kering
dan bahan organik tepung biji karet hasil pengukusan. J. Ilmu-Ilmu
Peternakan. 18(2): 58-65.
Rasyaf, M. 1992. Seputar Makanan Ayam Kampung. Kanisius, Yogyakarta.
Hidayat, N. 2014. Karakteristik dan kualitas silase Rumput Raja menggunakan
berbagai sumber dan tingkat penambahan karbohidrat fermentable. J.
Agripet. 14 (1) : 42-49.
Santoso, B., B. T. Hariadi., Manik dan H. Abubakar. 2009. Kualitas rumput
unggul tropika hasil ensilase dengan bakteri asam laktat dari ekstrk
rumput terfermentasi. J. Media Peternakan. 32 (2): 137 – 144.
Naif, R., Oktavianus., Nahak., A . A. Dethan. 2015. Kualitas nutrisi silase Rumput
Gajah (pennisetum purpureum) dengan level berbeda. J. Of Animal
Science. 1 (1) : 6-8.
Anjalani, R., L. Silitonga., M. H. Astuti. 2017. Kualitas silase rumput gahah yang
diberi tepung umbi talas sebagai aditif silase. J. Ilmu Hewani Tropika.
6 (1): 29 – 33.
Download