Uploaded by anzalaslaksono

KELOMPOK 7

advertisement
TUGAS KELOMPOK
“PANCASILA”
OLEH : KELOMPOK 7
YEREMIA HANSEL W.
23010119130117
M. ANZALAS SURYA LAKSONO
23010119130289
SALSABILA NISRINA H.P.
23010119140198
TIISE PUTRI YATI F.
23010119140263
PRATAMA ADHI SARWONO
23010119140291
ALFINA NURUL FAUZIAH
23010119130147
WANDA SISMUTIA RINI
23010119120021
DOSEN PEMBIMBING :
Dyah Wijaningsih, S.H., M.H.
PROGRAM STUDI S-1 PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
1. Mengapa sangat penting memahami Pancasila dari aspek filosofis, historis,
kultur dan yuridis?
Jawaban
:
Pancasila merupakan ideologi bangsa yang melekat pada semua kehidupan
bangsa. Pemahaman mengenai nilai-nilai pancasila dan penerapannya harus
terus ditegakan. Penting bagi seluruh warga negara untuk memahami pancasila
dari segala aspek karena pancasila merupakan harta yang sangat mahal
sekaligus sumber pandangan dari segala aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara. Maka dari itu, untuk terbentuknya kehidupan yang damai perlu
didukung pemahaman dan pengamalan nilai-nilai pancasila yang baik. Hal ini
juga sesuai dengan pendapat Rosandi (2010) yang menyatakan bahwa
pancasila bukan hanya sebuah gambaran dari tujuan negara tapi juga
merupakan pokok atau dasar kehdiupan bernegara yang fundamental yang
harus menjadi dasar kehidupan dan semua hukum yang berlaku. Ada beberapa
aspek pemahaman Pancasila sebagai berikut;
-
-
Aspek Filosofis
Berdasarkan aspek filosofis pemahaman mengenai pancasila berarti
bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan, dan
kenegaraan yang berdasarkan kepada nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Dengan memahami aspek filosofis ini
setiap warga negara akan tetap dalam lingkup pancasila dimana kehidupan
akan berjalan beracuan dengan nilai-nilai Pancasila yang sifatnya abstrak
dan terperinci dalam bentuk norma-norma yang berlaku di lingkungan
masyarakat. Pancasla secara filosofis juga diharap mampu mengembangkan
pancasila sebagai ilmu-ilmu dasar yang mempunyai nilai luhur serta mampu
mengatas segala masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini sesuai
dengan pendapat Kirom (2011) bahwa berdasar aspek filosofis pancasila,
pancasila dapat memiliki nilai-nilai luhur guna mengatasi segala macam
persoalan kehidupan dengan menggunakan aspek ontologi, epistemologi
dan aksiologi didalamnya.
Aspek Historis
Berdasar pada aspek historis diartikan bahwa
nilai-nilai yang
terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan
menjadi dasar negara Indonesia secara obyektif telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia sendiri sejak zaman dahulu kala. Sehingga asal nilainilai
Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau
bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila. Hal ini sesuai dengan
pendapat Nubowo (2015) bahwa secara historis nilai-nilai pancasila sebagai
cermin kehidupan dinamika bangsa mulai zaman dahulu hingga zaman
sekarang. Pemahaman mengenai hal ini perlu tertanam pada diri masyarakat
agar masyarakat dapat memahami pancasila lebih dalam karena sebagai
warga negara Indonesia nilai-nilai pancasila sudah melekat pada diri kita.
Semuanya tinggal bergatung pada penerapannya. Hal tersebut akan terasa
lebih mudah apabila kita memahami bahwa pancasila lahir dari pribadi
-
-
bangsa yang melekat pada diri tiap warganegaranya dan pancasila bersifat
mutlak dan sangat mahal harganya. Pancasila lahir sejak zaman kerajaan
dan tetap terus menyesuaikan dengan perkembangan zaman higga saat ini.
Pancasila mengandung nilai historis dan perjuangan leluhur bangsa yang tak
ternilai harganya.
Aspek Kultur
Aspek kultur atau kultural dari pancasila sendiri diartikan bahwa
pancasila mengandung nilai-nilai keanekaragaman yang ada di masyarakat
baik adat istiadat, budaya dan lain lain yang semuanya dipersatukan oleh
pancasila dan semboyan bangsa yaitu Bhineka Tunggal Ika. Nilai-nilai
kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
bukanlah merupakan hasil konseptual seseorang saja melainkan merupakan
suatu hasil karya bangsa Indonesia sendiri yang diangkat dari nilai-nilai
kultural yang dimiliki melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Zabda (2017) yang menyatakan bahwa
secara kultural dasar pemikiran pancasila beserta nilai-nilainya berakar pada
nilai-nilai kebudayaan dan keberagaman indonesia sendiri. Oleh karena itu
generasi penerus terutama kalangan intelektual kampus sudah seharusnya
untuk mendalami serta mengkaji Pancasila sebagai suaru karya besar dalam
upaya untuk melestarikan secara dinamis dalam arti mengembangkan sesuai
dengan tuntutan jaman.
Aspek Yuridis
Landasan Yuridis bearti Landasan Hukum. Landasan yuridis merupakan
pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan
hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan
diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa
keadilan masyarakat. Landasan yuridis menyangkut persoalan hukum yang
berkaitan dengan substansi atau materi yang diatur sehingga perlu dibentuk
Peraturan Perundang-Undangan yang baru. Beberapa persoalan hukum itu,
antara lain, peraturan yang sudah ketinggalan, peraturan yang tidak
harmonis atau tumpang tindih, jenis peraturan yang lebih rendah dari
Undang-Undang sehingga daya berlakunya lemah, peraturannya sudah ada
tetapi tidak memadai, atau peraturannya memang sama sekali belum ada.
Pemahaman mengenai aspek yudiris Pancasila diartikan juga sebagai
pemahaman hukum. Hal ini didukung dengan pendapat Wawan et al.,(2017)
bahwa hukum yang berlaku di Indonesia termasuk segala undang-undang
yang berlaku didasarkan atas Pancasila. Dimana pancasila bukanlah hukum
maupun aturan, namun Pancasila adalah dasar dan pondasi kokoh yang
mutlak dari segala hukum yang berlaku di Indonesia. Maka, segala bentuk
aturan kehidupan yang berlaku dan menyangkut kelangsungan hidup warga
negara wajib didasarkan atas nilai-nilai Pancasila.
2. Mengapa pancasila memiliki kedudukan yang khusus yang tidak melekat di
batang tubuh UUD NRI 1945 ?
Jawaban :
Ideologi merupakan ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran
atau science des ideas (Al-Marsudi,2001). Ideologi dari bangsa Indonesia
sendiri adalah pancasila. Menurut Alfian dan Oesman (1992) pancasila
sebagai ideologi bangsa Indonesia yaitu pancasila sebagai ikatan budaya
yang berkembang secara alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal
inilah yang menjadikan pancasila memiliki kedudukan yang khusus karena
pancasila merupakan perwujudan dari keinginan rakyat. Pancasila juga
merupakan falsafah negara atau sumber dari segala sumber hukum yang
ada dan pancasila merupakan grundnorm atau norma dasar. Pancasila
memiliki kedudukan yang khusus juga karena pancasila merupakan
konsensus bersama dan merupakan perjanjian luhur yang mempersatukan
antar golongan untuk menegakkan negara Pancasila yang disebut negara
Theis Demokratis yang dapat menyatukan seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila menyeimbangan sifat individu dan sifat sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga Pancasila dapat
mempertemukan antara aliran individualisme dan aliran kolektivisme yang
menempuh jalan tengah dengan aliran monodualis atau disebut dengan
Negara Monodualis/Integralistik.
3.
a. Bagaimana konsepsi pancasila sebagai azas pokok (grundnorm) yang
tercemin dlm sila-sila pancasila?
Jawaban :
indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai ragam budaya,
adat,dan kelompok. Dengan adanya keberagaman di indonesia tersebut yang dapat
menimbulkan berbagai persoalan di negara kita salah satunya perpecahan. Tanpa
dilandasi oleh suatu falsafah bangsa yaitu pancasila, akan membuat persoalan
perpecahan di negara kita menjadi lebih kacau. Menurut Pinasang (2012) Sebagai
falsafah bangsa,pancasila merupakan norma dasar atau disebut juga grundnorm
yang dijadikan sebagai segala sumber hukum bangsa indonesia. Sebagai norma
dasar ( grundnorm) secara implisit telah mendasari berbagai norma positif di
indonesia dengan berbagai karakter produk hukum. Pancasila sebagai
Grundnorm/Staatsfundamentalnorm, yaitu pokok kaidah fundamental Negara
masih berada dalam tataran normative. Pokok fikiran Pancasila kemudian
dijabarkan dalam UndangUndang Dasar1945 yang diharapkan dapat menjadi
pijakan dalam membuat tatanan kehidupan dan kebijakan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara ( Asmaroini, 2017)
b. Implementasi pancasila dalam kehidupan sehari-hari :
Jawaban :
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sudah sejak lama ada dan berakar
dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Martodirtjo (2008) menyatakan bahwa
implementasi Pancasila akan mempertemukan sekaligus menyelaraskan kekuatan
sistem memusat dan kekuatan unsur-unsur perilaku yang menyebar yang
diharapkan mampu membantu berkembangnya proses pemasyarakatan,
pembudayaan dan internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bangsa yang
menyeluruh. Berikut merupakan rekomendasi implementasi pancasila dalam
kehidupan sehari-hari :
Sila Pertama
1. Memeluk satu agama dan menjalankan peribadatan agama yang dipeluk
dengan bertakwa terhadap Tuhan.
2. Menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama agar tercapainya
kedamaian dan terhindar dari perselisihan.
3. Tidak memaksakan suatu kepercayaan terhadap seseorang /
memberikan kebebasan orang lain untuk memeluk agamanya.
4. Saling bekerja sama antar umat beragama dalam mencapai kepentingan
umum.
5. Menjalankan kebebasan peribadatannya tanpa mengganggu orang lain.
Sila Ke-Dua
1. Menghargai perbedaan di tengah masyarakat yang memiliki
keberagaman suku, agama, ras serta adat istiadat.
2. Saling mencintai sesama manusia dengan mengembangkan sifat
tenggang rasa.
3. Tidak melakukan bullying terhadap orang lain.
4. Mengakui persamaan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
5. Menolong orang yang memerlukan bantuan disekitar kita.
Sila Ke-Tiga
1. Tidak melakukan provokasi dalam masyarakat yang dapat
menimbulkan perpecahan/keributan.
2. Menggunakan produk dalam negeri guna meningkatkan perekonomian
bangsa.
3. Meningkatkan kreativitas dan inovasi untuk mengharumkan nama
bangsa.
4. Tidak memilih teman berdasarkan latar belakang suku/daerah asalnya.
5. Mengutamakan segala kepentingan negara yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuan pembangunan nasional Indonesia.
Sila Ke-Empat
1. Mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam pengambilan
keputusan.
2. Ikut serta dalam pemilihan umum.
3. Menghormati pendapat orang lain.
4. Tidak memaksakan orang lain untuk mengikuti kehendak diri kita
pribadi.
5. Menghormati hasil musyawarah dan melaksanakannya dengan ikhlas
serta penuh tanggung jawab.
Sila Ke-Lima
1. Tidak melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
2. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain dan tidak melakukan
perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
3. Berani memperjuangkan keadilan baik untuk diri sendiri maupun untuk
orang lain dan membantu orang lain untuk memperjuangkan keadilan.
4. Berusaha untuk adil dalam aktivitas apapun yang kita lakukan dan
seperti apapun orang yang kita hadapi, jangan sampai kita memberikan
perlakuan yang tidak adil pada siapapun.
5. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Bagaimana konsepsi pancasila sebagai dimensi moral dan berkehidupan
bermasyarakat dan bernegara, khususnya dalam pemahaman Pancasila
dalam konteks kekinian dan berkaitan peran Mahasiswa dalam menjaga
NKRI?
Dimensi moral ialah sikap atau tindakan seseorang terhadap orang lain
yang didasarkan atas perilaku perilaku moral.Pancasila sebagai dimensi
moral dalam kehidupan bermasyarakat berarti pancasila sebagai pedoman
moral seseorang untuk bersikap atau bertindak.Dalam kehidupan bernegara
seseorang harus berpedoman sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam setiap sila dalam pancasila.Kehidupan bernegara yang sesuai dengan
Pancasila harus dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia tidak terkecuali
generasi muda bangsa Indonesia khususnya mahasiswa.Mahasiswa dalam
kehidupannya di era globalisasi dapat dengan mudah terpengaruh paham
paham yang dapat merusak keutuhan negara kesatuan republik
Indonesia.Hal ini menjadi alasan kenapa mahasiswa sebagai seseorang yang
terpelajar harus memahami betul pancasila sebagai dimensi moral
kehidupan bermasyaarakat sehingga tidak dapat terpengaruh paham paham
yang dapat merusak negara kesatusan republik Indonesia.Jika mahasiswa
sudah memehami secara betul dan bertindak sesuai pedoman nilai nilai
Pancasila,maka kesadaran akan bela negara akan semakin terbentuk dan
menjadikan mahasiswa sebagai seseorang yang mencintai negaranya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Marsudi, Subandi. 2001. Pancasila dan UUD 1945 Dalam Paradigma
Reformasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Alfian dan Oesman. 1992. Pancasila Sebagai Ideologi : Dalam Berbagai Bidang
Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Jakarta : BP7.
Asmaroini,Ambiro Puji.2017.Menjaga Eksistensi Pancasiloa dan Penerapannya
Bagi Masyarakat Di Era Globalisasi. J. Pancasila dan
Kewarganegaraan.1(2) : 50-64.
Kirom, S. 2011. Filasafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya
dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan. Jurnal Filsafat. 21(2) : 99-117.
Martodirtjo, H.S. 2008. Implementasi pancasila dalam menumbuhkembangkan
wawasan kebangsaan. Jurnal Ketahanan Nasional.13 (1):1-14.
Nubowo, A. 2015. Islam dan Pancasila di Era Reformasi: Sebuah Reoreientasi
Akasi. Jurnal Keamanan Nasional. 1(1) : 61-78.
Pinasang, Dani.2012. Falsafah Pancasila sebagai Norma Dasar (Grundnrom)
Dalam Rangka Pengembanan Sistem Hukum Nasional. J. Hukum Unsrat.
20 (3): 1-10.
Rosandi, O. 2010.Hukum Kodrat, Pancasila dan Asas Hukum dalam pembentukan
Hukum di Indonesia. Jurnal Dinamika Hukum. 10(3) : 277-284.
Wawan, S., D.D. Tidhitiya dan G. Caecia. 2017. Tinjauan Yuridis Perbandingan
Sistem Pilkada Langsung dan Tidak Langsung Berdasarkan Demokrasi
Pancasila. Jurnal Dinamika Sosial Budaya. 17(2) : 300-310.
Zabda, S. S. 2017. Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar falsafah Negara
dan Implementasi dalam Pembangunan Karakter Bangsa. Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial. 26(2) : 106-114.
Download