Uploaded by User37512

TUGAS PANGAN FUNGSIONAL SUSU KUDA LIAR

advertisement
TUGAS PANGAN FUNGSIONAL
SUSU KUDA LIAR SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL
DISUSUN OLEH:
Bernard Abielius Sugiardja
1710511033
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Susu adalah salah satu diantara hasil produksi peternakan yang
penting dan mempunyai nilai gizi yang tinggi. Susu merupakan sumber
protein hewani paling baik. Sejak tahun 1998 susu kuda liar banyak dijual
di masyarakat dan menjadi sangat populer penggunaannya, yang
diasumsikan sebagai obat karena dianggap mempunyai kasiat yang dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Dari beberapa pustaka diperoleh informasi bahwa susu kuda banyak
digunakan sebagai obat. Sebagian diolah menjadi Koumiss (susu
fermentasi dengan kadar alkohol 12 %) dan juga diolah menjadi vodka
susu. Koumiss dipakai terapi untuk mengobati TBC, anemia, lesu darah,
penyakit kardiovasculer.
Oleh karena itu timbul pemikiran untuk melakukan penelitian
komponen bioaktif protein dan lemak dalam susu kuda liar. Maksud kajian
ini, untuk mendapatkan data komposisi gizi dan komponen bioaktif protein
dan lemak dalam susu kuda liar.
1.2. Tujuan
Mendapatkan data komposisi gizi dan komponen bioaktif protein dan
lemak dalam susu kuda liar.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Susu Kuda Liar
Susu kuda liar merupakan bahan makanan tradisional yang diduga
mempunyai berbagai manfaat gizi dan kesehatan. Bahkan susu kuda dapat
digunakan sebagai penunjang kekebalan tubuh karena adanya kandungan
vitamin dan mineral serta kandungan bioaktif susu yaitu immunoglobin dan
lactoferin. Penggunaan susu kuda untuk tujuan pengobatan telah banyak
dilakukan. Sejak ditemukannya bahwa susu kuda dapat untuk mengobati
anak kuda yang secara sengaja diinfeksi kuman yang berbeda dan hanya
dengan pemberian susu induknya, dapat disembuhkan (Chong, 1991).
Sekitar tahun 2000, susu kuda liar sangat populer dan ramai dibicarakan
masyarakat, karena khasiatnya yang dapat menyembuhkan segala macam
penyakit. Susu kuda liar yang dimaksud disini adalah susu yang dihasilkan
oleh kuda-kuda dari Bima Nusa Tenggara Barat. Disebut liar karena kudakuda tersebut memang tidak diternak, melainkan dibiarkan bebas mencari
makan sendiri ke hutan dan padang rumput. Bahkan apabila kuda bunting
sering memakan hewanhewan berbisa (ular) dan tanah maupun bebatuan.
Sejak beberapa abad yang lalu susu kuda banyak dikonsumsi di daerah Asia
Tengah, Mongolia, Eropa Timur dan banyak didokumentasikan di Rusia.
Sebagian besar susu kuda dikonsumsikan sebagai susu fermentasi baik
untuk sehari hari maupun untuk tujuan pengobatan.
2.2. Komposisi Zat Gizi
Susu kuda liar hampir sama dengan susu dari hewan lainnya, seperti
sapi dan kambing yang mengandung protein, karbohidrat, laktosa, lemak,
kalsium dan mineral seperti kalium dan magnesium. hasil analisis susu
kuda murni maupun susu kuda dalam kemasan masih dalam batasan normal
yaitu kadar proteinnya 1,92 g% dan 1.83 g%. Kadar lemaknya 1.58 g% dan
1.19 g%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ressang,
bahwa kadar protein dan kadar lemak susu kuda sebesar 1.89 g% dan 1.09
g% (17). Hasil analisis susu kuda murni pH 4, sedangkan susu kuda dalam
kemasan pH 3.21. Menurut hasil pengujian di Balai Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) dari beberapa daerah menunjukkan susu kuda Sumbawa
bersifat Asam dengan pH 3 - 4, tidak mengandung bakteri patogen, bahan
pengawet maupun bahan yang membahayakan serta nilai gizinya baik dan
kadar lemaknya rendah yaitu 0,97 %.
2.2.1. Asam Lemak
Asam lemak adalah bagian penting dan secara komersial
lemak susu merupakan komponen yang sangat berharga, karena
flavour susu dan produk susu olahan terutama ditimbulkan oleh
kandungan lemak susu. Hasil analisis jenis asam lemak pada susu
kuda antara lain ; kaprat, laurat, myristat, palmitat, oleat, linoleat dan
linolenat. Lemak dari susu kuda kebanyakan lemak tak jenuh atau
polyunsaturated, yaitu jenis asam lemak (oleat, linoleat dan
linolenat). Jenis asam lemak (kaprat, laurat, myristat, dan palmitat)
pada susu kuda murni kandungannya cenderung lebih tinggi yaitu (
41 mg/100g, 51 mg/100g, 60 mg/100g, dan 186 mg/100g) dibanding
dengan susu kuda dalam kemasan (6 mg/100g, 8 mg/100g, 10
mg/100g, dan 44 mg/100g). Sedangkan kandungan jenis asam lemak
(oleat, linoleat dan linolenat) cenderung lebih tinggi pada susu kuda
dalam kemasan (141 mg/100g, 132 mg/100g, dan 112 mg/100g)
dibanding susu kuda murni yaitu (123 mg/100g, 125 mg/100g dan
139 mg/100g).
Asam lemak rantai pendek ini membuat susu kuda mudah
diserap tubuh untuk menghasilkan energi serta mengaktifkan fungsi
semua kelenjar endokrin, organ serta jaringan tubuh tanpa
membentuk kolesterol maupun jaringan adiposa (lemak) (Murray,
2000) Asam laurat berfungsi sebagai antivirus dan antibakteri,
efektif sebagai agen antikaries serta antiplak (Sulistyowati, 2010).
Asam laurat dapat diubah menjadi monolaurin dan memiliki khasiat
sebagai antivirus, antibakteri, dan antiprotozoa, sehingga dapat
melindungi bayi dari virus, seperti herpes, HIV, protozoa (lamblia),
dan bakteri (clamidya dan helicobacter), kemampuan membunuh
virus terutama oleh asam laurat, yaitu monolaurin, kemudian diikuti
oleh asam kaprilat, asam kaprat, dan asam miristat (Alorerung,
2006).
2.2.2. Asam Amino
Hasil analisis kandungan asam amino susu kuda dapat
terdeteksi sebanyak sebelas (Silalahi, 1994) jenis asam amino
(esensial dan non esensial). Secara keseluruhan kandungan asam
amino esensial Treonin dan lisin pada susu kuda murni cenderung
lebih besar yaitu (0,24 mg/100gr dan 0.21 mg/100gr) dibanding
dengan susu kuda dalam kemasan (0.17 mg/100gr dan 0.09
mg/100gr). Treonin ini terdapat pada bahan pangan berupa susu,
daging, ikan dan biji wijen. Asam amino Lisin terdapat dalam
protein kedelai, biji polongpolongan dan ikan. Rata-rata kebutuhan
Lisin per hari adalah 1-1,5 g. Sedangkan komposisi asam amino
esensial metionin, histidin, dan Arginin, pada susu kuda dalam
kemasan cenderung lebih baik (0,40 mg/100g, 10,70 mg/100g, dan
25,64 mg/100g), dibandingkan susu kuda murni (0,09 mg/100g,
8,60 mg/100g dan 21,06 mg/100g).
2.2.3. Bioaktif Protein
Bioaktif protein susu kuda mengandung zat bioaktif dengat
berat molekul yang rendah yaitu antara 14.400 kD (Lisosim) dan
21.000 Kd. (inhibitor tripsin). Lisosim memiliki aktivitas
antibakterial. Enzim ini berfungsi dalam kaitannya dengan
laktoferin dan imunoglobulin A (lgA). Lisosim efektif terhadap
Escherichia coli bila bekerja sama dengan lgA yang juga banyak
terdapat pada susu. Dengan demikian, risiko sakit perut atau diare
akibat mengonsumsi susu kuda dapat dikurangi. Kemampuan
lisosim dalam membatasi migrasi neutrofil ke jaringan yang rusak
memberikan kemungkinan untuk menggunakan lisosim sebagai
agen antiinflamatori (antiradang). Sedangkan enzim tripsin yang ada
dalam usus dimana fungsinya sebagai pemecah protein akan
dihambat oleh faktor antitripsin agar imunoglobulin pelindung tidak
akan dipecah oleh tripsin.
Keunggulan lain dari susu kuda adalah terdapatnya aktifitas
anti mikroba yang sangat kuat, hal tersebut tidak di-temukan pada
susu sapi. Menurut Diana dari hasil penelitiannya diketahui bahwa
susu kuda Sumbawa mempunyai keistimewaan yaitu tidak
mengalami
penggumpalan
dan
kerusakan
meskipun
tidak
dipasteurisasi dan tanpa diberi bahan pengawet apapun. Keunikan
lainnya susu ini tahan disimpan pada suhu kamar sampai 5 bulan.
Sifat ini memberi petunjuk bahwa dalam susu kuda Sumbawa
terkandung zat yang dapat menghambat pertumbuhan atau
membunuh bakteri yang berupa senyawa antimikroba alami
(Hermawati, 2005).
BAB 3
KESIMPULAN
3.1. Simpulan
Susu kuda liar telah dipercaya memiliki banyak khasiat bagi kesehatan
tubuh, hal ini tidak terlepas dari kandungan senyawa biokimia yang
terkandung dalam susu kuda liar, yaitu asam lemak tak jenuh (kaprat,
laurat, myristat, dan palmitat), asam amino Treonin dan lisin dan
komponen bioaktif lisosim yang efektif terhadap Escherichia coli.
Sedangkan susu kuda dalam kemasan kandungan asam lemak dan asam
aminonya lebih tinggi dibandingkan susu kuda murni.
DAFTAR PUSTAKA
Hermawati, D. (2005). Kaian Aktivitas dan Karakterisasi Senyawa Antimikroba
dari Susu Kuda Sumbawa. Institut Pertanian Bogor.
Heru Yuniati dan Ema Sahara. (2012). KOMPONEN BIOAKTIF PROTEIN DAN
LEMAK DALAM SUSU KUDA LIAR . Buletin Penelitian Kesehatan, Vol.
40, No. 2, 66-74.
Download