Uploaded by User37133

10-perkembangan-psikososial-selama-3-tahun-pertama

advertisement
Perkembangan
Psikososial Selama 3
Tahun Pertama
Yulia Ayriz, Ph. D.
Dr. Rita Eka izzaty, M. Si.
FONDASI DARI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
• Kapan dan bagaimana perkembangan emosi pada
bayi?
• Bagaimana bayi menunjukkannya?
• walaupun bayi berbagi pola-pola perkembangan, sejak
awal, menunjukkan kepribadian yang berbeda.
• Kepribadian  perpaduan yang relatif konsisten
antara emosi, temperamen, pikiran, dan perilaku yang
membuat setiap orang unik.
Emosi
• Emosi  reaksi subjektif terhadap pengalaman
berasosiasi denga perubahan fisiologis dan perilaku.
• Contoh emosi: kesedihan, kesenangan, rasa takut, dsb.
• Perkembangan emosi itu berurutan: emosi yang
kompleks tampaknya berkembang dari awal, yang
paling sederhana.
• Pola karakteristik seseorang terhadap reaksi emosi
mulai berkembang selama infancy.
• Ini adalah elemen dasar dari kepribadian.
• Budaya juga memberikan pengaruh pada bagaimana
individu merasakan suatu siuasi dan bagaimana
mereka menunjukkannya.
• Menangis, tersenyum, dan tertawa merupakan tanda
awal dari emosi bayi.
• Indikasi laian adalah ekspresi wajah, aktivitas motorik,
bahasa tubuh, dan perubahan psikologis.
• Menangis adalah cara paling kuat untuk
mengkomunikasikan kebutuhan bayi.
• Beberapa orang tua khawatir secara konstan
mengangkat bayi yang sedang menangis. Hal
semacam ini membuat bayi menjadi manja.
• Senyum sosial ketika bayi baru lahir menatap kedua
orang tuanya dan tersenyum pada mereka, tidak
terbentuk hingga bulan kedua kehidupan.
• Melewati usia 6 bulan, infant merefleksikan
pertukaran emosi dengan orang lain.
• Usia 6 bulan bayi mungkin terkikik dalam merespon
ibu yang membuat suara yang tidak biasa atau muncul
dengan handuk yang menutupi wajahnya.
• Bayi 10 bulan mungkin tertawa keras saat mencoba
mengambil handuk kembali dari wajah ibunya.
• Usia 12-15 minggu infant degan sengaja
berkomunikasi dengan orang lain mengenai objek.
infant tersenyum pada objek dan kemudian menatap
individu sambil tetap tersenyum.
•
Kapan Emosi Muncul?
• Perkembangan emosi adalah proses yang berurutan;
emosi yang kompleks berkembang dari yang paling
sederhana.
• Emosi kesadaran diri: ekspresi, emosi, seperti malu,
empati, dan iri yang tergantung pada kesadaran diri.
• Kesadaran diri: realisasi bahwa seseorang eksis dan
berfungsi, terpisah dari orang dan yang lainnya.
• Kesadaran akan diri muncul pada umur15-24 bulan.
• Kesadaran diri diperlukan sebelum anak menjadi
waspada dan fokus.
• Menjelang usia 3 tahun, anak memeroleh kesadaran
diri ditambah dengan pengetahuan yang bagus
mengenai standar peerimaan sosial, aturan, da tujuan.
Pertumbuhan Otak dan Perkembangan
• Perkembangan otak setelah kelahiran terhubung secara
dekat dengan perubahan dalam kehidupan emosi.
• Pengalaman emosi dipengaruhi oleh perkembangan
otak dan dapat memiliki pengaruh jangka panjang
pada struktur otak (Mlot, 1998, Sroufe, 1997).
• Empat fase utama dalam pengorganisasian otak
anatara lain:
1) Fase tiga bulan pertama kehidupan, perbedaan emosi
dasar di saat korteks selebral berfungsi, membawa
persepsi kognitif dalam permainan.
2) Fase 2 antara 9-10 bulan ketika lobus frontal mulai
berinteraksi dengan sistem limbik, membentuk reaksi
emosional.
3. Fase ketiga terjadi pada tahun ke 2, ketika infant
mengembangkan kesadaran diri, kesadaran emosi
dalam diri, dan kapasitas yang besar untuk
meregulasikan emosi mereka dan aktivitasnya.
4. Fase empat terjadi sekitar usia 3 tahun, ketika
perubahan hormonal dalam sistem jaringan saraf
otonomi bertepatan dengan munculnya evaluasi
emosi.
Alturisme, membantu, empati, dan kognisi sosial
• Bayi berusia 18 bulan bertindak memberikan perhatian
pada orang asing tanpa mengharapkan hadiah apapun.
Perilaku ini disebut perilaku alturistik (Warneken &
Tomasello, 2006).
• Empati  kemampuan untuk menempatkan diri pada
tempat orang lain dan merasakan apa yang dirasakan
orang lain.
• Cermin neuron  neuron yang bekerja ketika
seseorang melakukan sesuatu atau mengamati orang
lain melakukan sesuatu.
• Kognisi sosial  kemampuan untuk memahami
bahwa orang lain memiliki kondisi mental dan
mengukur perasaan dan tindakan mereka.
Bagaimana infant menunjukkan perbedaan
temeparamen, dan bagaimana menahan semua
perbedaan tersebut?
• Temperamen: sesuatu yang menentukan seseorang,
secara biologis dasar untuk mendekati atau bereaksi
terhadap individu atau situasi.
• Banyak anak akan jatuh pada 1dari 3 kategori
temperamen, “mudah”, “sulit” dan “lamban”.
1. Anak yang “mudah” anak yang secara umum
bertemperamen bahagia, irama biologis yang reguler,
dan kesiapan untuk menerima pengalaman baru.
2. Anak yang “sulit”  anak dengan temperamen
pemarah, irama biologis, yang tidak biasa, dan respons
emosional yang intens.
3. Anak yang “lambat untuk pemanasan”  anak
yang umumnya bertemperamen ringa, tapi ragu-ragu
menerima pengalaman baru.
•
•
•
•
Pola temperamen muncul sebagian besar bawaan dan
memiliki basis biologis.
Mereka sebenarnya stabil, tapi bisa dimodifikasi
melalui pengalaman.
Kebaikan yang sesuai antara temperamen anak dan
tuntutan lingkungan membutuhkan penyesuaian.
Perbedaan lintas budaya pada temperamen mungkin
merefleksikan praktek perawatan pada anak.
Pengalaman Sosial di Awal Infant di Dalam
Keluarga
• Praktik merawat anak dan peran pengasuh beragam di
seluruh dunia.
• Hal ini tergantung pandangan budaya terhadap sifat
alamiah infant dan kebutuhannya.
• Peran keluarga yang paling penting dalam
perkembangan awal kepribadian adalah dari peran
ayah dan ibu.
Apa peran yang dimainkan ibu dan ayah dalam
perkembangan awal kepribadian?
• Infant memiliki kebutuhan yang kuat untuk kedekatan
dengan ibu, kehangantan, responsif, begitu juga
perawatan fisik.
• Peran ibu tidak hanya memberi makan kepada anak,
tetapi termasuk memberikan kenyamanan kontak
tubuh secara dekat
• Masa menjadi ayah adalah konstruksi sosial. Peran
sebagai ayah berbeda di berbagai budaya.
• Contoh: suku Huhot, Mongolia, laki-laki hampir tidak
pernah memegang infant dan akan melakukannya jika
ibu tidak ada. Ayah lebih berinteraksi dengan toddler.
• Di US, keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak
meningkat karena ibu bekerja di luar rumah.
Gender: Bagaimana Perbedaan Bayi laki-Laki dan
Perempuan
• Gender: signifikansi untuk menjadi laki-laki atau
perempuan.
• Gender berdampak pada bagaimana individu terlihat,
menggerakkan badan, bekerja, berpakaian, dan
bermain.
• Gender memengaruhi apa yang mereka pikir tentang
diri mereka sendiri dan apa yang dipikirkan orang lain
tentang mereka.
Laki-laki
VS
1. Sedikit lebih panjang,
berat, dan kuat
2. Lebih rentan mulai dari
pembuahan
3. Lebih aktif di awal
pranatal
4. Memiliki otak 10%
lebih besar saat lahir.
5. Pada usia 17 bulan
cenderung bermain lebih
agresif
Perempuan
1. Kurang reaktif
terhadap stres
2. Lebih mungkin untuk
hidup di periode
infancy
Persamaan
• sensitif untuk menyentuh
• cenderung untuk tumbuh gigi, duduk, berdiri, berjalan
di umur yang sama
• Infant mulai menerima perbedaan antara laki-laki dan
perempuan jauh sebelum perilaku mereka dibedakan
oleh gender, dan bahkan sebelum mereka bisa bicara.
• Studi habituasi menyatakan: bayi berusia 6 bulan
merespons berbeda pada suara laki-laki dan perempuan.
• Bayi usia 6-12 bulan dapat membedakan perbedaan
wajah laki-laki dan perempuan, berdasar pada rambut
dan pakaian.
• Bayi usia 19 bulan mulai menggunakab label gender
seperti “mommy” dan “daddy”.
• Bayi usia 2 tahun mulai mengasosiasikan tipe gender
pada mainan, boneka dengan wajah gender yang sesuai.
• Anak usia 25 bulan laki-laki mengimitasi tugas lakilaki (mencukur teddy bear); perempuan mengimitasi
tugas perempuan (memasak)
Bagaimana Orang Tua Membentuk Perbedaan
Gender?
• Orang tua di AS mulai memengaruhi kepribadian anak
laki-laki dan perempuan sangat dini.
• Ayah mempromosikan gender typingproses
sosialisasis ketika anak di usia dini mempelajari peran
gender yang sesuai (Bronstein, 1998).
• Ayah memperlakukan anak laki-laki dan perempuan
lebih berbeda dari pada ibu
Ayah
VS
1. Lebih banyak bicara
dan menghabiskan
banyak waktu dengan
anak laki-laki pada usia
2 tahun
2. Bermain lebih kasar
dengan anak laki-laki
dan menunjukkan
sensitivitas pada anak
perempuan
Ibu
1. Lebih banyak bicara,
suportif ke anak
perempuan
Isu-Isu Perkembangan di Masa Infancy
• Bagaimana infant mendapatkan kepercayaan di dunia
mereka dan membentuk kelekatan, dan bagaimana
infant dan pemberi pengasuhan membaca sinyal non
verbal dari masing-masing?
• Berdaasrkan Erickson, infant di awal hingga 18 bulan
berada di tahap pertama perkembangan kepribadian,
basic trsust mistrusttahap pertama perkembangan
psikososial Erickson, infant mengembangkan perasaan
bahwa individu atau objek di dunianaya bisa
dipercaya.
• Bayi butuh mengembangkan keseimbangan antara
trust dan mistrust.
• Jika trust mendominasi, anak akan mengembangkan
harapan.
• Jika mistrust mendominasi, anak akan memandang
dunia sebagai tempat yang tidak bersahabatdan tidak
diprediksidan akan memiliki masalah dalam
pembentukan hubungan.
Mengembangkan Kelekatan
• Kelekatan: timbal balik; ikatan yang bertahan di antara
2 orangkhususnya antara infant dan
pengasuhmasing-masing berkontribusi pada kualitas
hubungan.
• Pandangan evolusioner  kelekatan memiliki nilai
adaptif untuk bayi, memastikan bahwa psikososial
mereka dan kebutuhan fisik terpenuhi (MacDonald,
1998).
• Teori etologi infant dan orang tua memiliki
kecenderungan biologis saling menjalin kelekatan, dan
kelekatan mendukung bayi bertahan hidup.
Studi pola-pola kelekatan
Penelitian berdasar Kelekatan Asing (dikembangkan oleh
Mary Ainsworth, 1950an) menemukan 4 pola kelekatan:
1) terjaminbayi mungkin menangis atau protes ketika
pengasuh pergi, tapi mampu mendapatkan
kenyamananyang dibutuhkan;
2) penghindaranbayi yang jarang menangis ketika
berpisah dari pengasuh utama dan menolak kontak
saat paengasuh kembali;
3) ambivalen (resisten)bayi menjadi cemas sebelum
pengasuh utama pergi, kekesalan yang ekstrem
selama ketiadaan pengasuh;
4) tidak teratur salah-arahbayi teratur tampkanya
kehilangan strategi kohesif untuk menghadapai stress
dari situasi asing..
Peran dari Temperamen
• Pola kelekatan dapat tergantung pada temperamen
bayi, begitu juga dengan kualitas pengasuhan. Hal ini
dapat memiliki implikasi jangka panjang.
• Temperamen mungkin merupakan dampak tidak
langsung dari kelekatan, tetapi juga merupakan
dampak tidak langsung melalui dampak pada orang
tua.
Kecemasan pada Figur Asing dan Kecemasan
akan Perpisahan
• Kecemasan semacam ini muncul selama bagian kedua
dari 1 tahun, dan muncul terkait dengan temperamen
dan situasi.
• Kecemasan pada figur asing: kehati-hatian pada
individu ataupun tempat asing, yang muncul pada
beberapa infant selama paruh kedua pada tahun
pertama.
• Kecemasan akan perpisahan: distres yang
ditunjukkan oleh seseorang, biasanya pada infant,
ketika pengasuh yang familier pergi.
• Contoh: bayi yang dulunya bersahabat pada orang
asing, pergi bersama, melanjutkan ocehan bahagia
selama ada orang disekelilingnya. Pada saat usia 8
bulan, dia akan memamlingkan kepala saat ada 1
orang mendekati dan melolong saat orang tuanya
mencoba meninggalkan dia dengan babysitter.
Efek Jangka Panjang dari Kelekatan
• Memori orang tua terhadap kelekatan pada masa anakanak akan memengaruhi kelekatan dia pada anakanaknya.
• Kelekatan terjamin berpengaruh pada kompetensi
emosional, sosial, dan kognitif. Semakin anak merasa
terjamin kelekatannya pada pengasuh dewasa, anak
cenderung lebih mengembangkan hubungan dengan
orang lain.
• Antara usia 3-5 tahun, anak dengan kelekatan terjamin
cenderung lebih ingin tahu, kompeten, empati,
tangguh, dan percaya diri.
Komunikasi Emosisonal dengan Pengasuh:
Regulasi Saling Menguntungkan
• Regulasi saling menguntungkan: proses saat infant
dan pengasuh mengkomunikasikan kondisi emosional
pada masing-masing dan memberikan respons yang
sesuai.
• Regulasi saling menguntungkan memungkinkan bayi
untuk bermain dan berperan aktif dalam regulasi
kondisi emosional mereka.
• Contoh: di usia 1 bulan, bayi menatap dengan penuh
perhatian ke wajah ibunya. Di bulan ke 2, ketika ibu
tersenyum pada bayi, dia membalas senyum. Pada
bulan ke 3, bayi tersenyum lebih dahulu mengundang
ibunya untuk bermain.
Referensi Sosial
• Referensi sosial: memahami situasi yang ambigu
dengan melihat persepsi orang lain terhadap hal
tersebut.
• Dalam referensi sosial, 1 individu membentuk
pemahaman bagaimana bereaksi dalam situasi yang
ambigu, membingungkan, dan asing, dengan mencari
dan menginterpretasikan persepsi orang lain terhadap
hal tersebut.
• Referensi sosial telah diamati pada bayi usia 12 buan.
Isu-Isu Perkembangan dalam Masa Toddler (Batita)
• Kapan dan bagaimana perasaan diri akan muncul, dan
bagaimana toddler berlatih otonomi dan
mengembangkan standar untuk perilaku sosial yang
bisa diterima?
• Transformasi infant ke toddler terlihat tidak hanya
pada keterampilan fisik dan kognitif, tetapi juga
bagaimanan anak mengekspresikan kepribadian
mereka dan berinteraksi dengan yang lain.
Tumbuhnya Rasa Mengenai Diri
• Konsep diri adalah citra kita tentang diri
kitakeseluruhan gambaran kemampuan dan sifatsifat.
• Rasa terhadap diri muncul antara 4-10 bulan saat
infant mulai menerima perbedaan antara diri dan orang
lain dan untuk mengalami rasa sebagai agen dan diri
koheren.
• Munculnya kesadaran dirikesadaran pengetahuan
mengenai diri sebagai sesuatu yang berbeda, makhluk
yang bisa diidentifikasididasarkan pada munculnya
perbedaan persepsi antara diri dan orang lain.
• Kesadaran diri dapat diuji dengan mempelajari apakah
infant mengenali citra mereka sendiri.
• Ketika anak mengenali diri sendiri, dia melihat
preferensi untuk melihat diri mereka sendiri pada
video citra daripada citra dari anak lain pada usia yang
sama (Nielsen, Dissanayake, & Kashima, 2003).
• Konsep diri terbentuk pada rasa persepsi diri dan
berkembang di usia 15-24 bulan dengan kemunculan
kesadaran diri dan rekognisi diri.
Perkembangan Otonomi
• Erikson (1950) mengidentifikasi tahap kedua dari
perkembangan kepribadian, yaitu otonomi vs malu
dan raguanak mencapai keseimbangan antara
menentukan nasib sendiri dan kontrol dari orang lain.
• Di budaya Amerika, budaya negativisme adalah
manifestasi normal dari pergantian kontrol eksternal
ke kontrol internal.
• Sesuai dengan kematangan anak mereka didorong
untuk mendapatkan kemandirian dari orang dewasa.
• Contoh: toilet training
Akar Perkembangan Moral: Sosialisasi dan
Internalisasi
• Sosialisasi: perkembangan dari kebiasaan,
keterampilan, nilai-nilai, dan motif yang dibagi oleh
anggota kelompok sosial yang profuktif dan
bertanggung jawab.
• Sosialisasi menggantungkan pada internalisasi dari
standar yang disetujui secara sosial, dimulai dnegan
terbentuknya regulasi diri.
• Sosialisasi bertumpu pada internalisasiproses
sosialisasi ketika anak menerima standar sosial untuk
melakukan berbagai hal seperti yang dia mau.
Membentuk regulasi diri
• Regulasi diri: kontrol independen terhadap perilaku
untuk memahami harapan sosial.
• Regulasi diri adalah fondasi dari sosialisasi dan hal ini
terhubung dengan semua domain perkembanganfisik,
kognitif, emosional, dan sosial.
• Sebelum anak bisa mengontrol perilaku, anak
membutuhkan kemampuan meregulasi atau
mengontrol, proses atensional mereka dan untuk
memodulasi emosi-emosi negatif (Eisenberg, 2000).
• Perilaku ini di bawah payung fungsi eksekutif
rangkaian proses mental yang mengontrol dan
meregulasi perilaku orang lain.
Asal hati nurani: melakukan sesuai keinginan
• Hati nurani: standar internal dari perilaku, yang
biasanya mengontrol perilaku seseorang dan
menghasilkan ketidaknyamanan emosional ketika
dilanggar.
• Sebelum anak dapat mengembangkan hati nurani,
mereka butuh menginternalisasi standar moral.
• Pendahulu dari hati nurani adalah kepatuhan yang
berkomitmen pada tuntutan pengasuh.
• Toddler yang menunjukkan kepatuhan berkomitmen
cenderung lebih siap menginternalisasi aturan orang
dewasa daripada yang menunjukkan kebutuhan
situasional.
Faktor dalam Suksesnya Sosialisasi
• Cara-cara orang tua melakukan sosialisasi pada anak
dan kualitas hubungan orang tua-anak membantu
memprediksi bagaimana sulit atau mudahnya
sosialisasi terjadi.
• Anak yang menunjukkan kerjasama reseptif dapat
menjadi partner aktif dalam sosialisasi.
• Praktek pengasuhan, temperamen anak, kualitas
hubungan orang tua anak, serta faktor budaya dan
sosio-ekonomi dapat berdampak pada mudah dan
suksesnya sosialisasi.
KONTAK DENGAN ANAK LAINNYA
• Bagaimana infant dan toddler berinteraksi dengan
saudara dan anak lainnya?
1. Saudara Kandung
• Hubungan saudara memainkan peran yang berbeda
dalam sosialisasi. Konflik saudara dapat membantu
memahami hubungan sosial (Dunn & Munn, 1985;
Ram & Ross, 2001).
• Pembelajaran dan keterampilan yang dipelajari dari
interaksi dengan saudara dibawa dalam hubungan di
luar rumah.
• Bayi menjalin kelekatan dengan saudara yang lebih
tua. persaingan dan afeksi juga bisa hadir.
2. Kemampuan sosial dengan non saudara
• Anak usia 1,5 dan 3 tahun cenderung menunjukkan
ketertarikan pada anak lain khususnya yang
seumuran.
• Mereka meningkatkan pemahaman bagaimana
menghadapi mereka.
• Toddler belajar dengan meniru pada anak lainnya.
Imitasi seperti ini mengarahkan anak untuk
melakukan komunikasi verbal dan mengkoordinasi
aktivitas bersama.
ANAK DARI ORANG TUA BEKERJA
• Bagaimana orang tua bekerja dan perawatan diri anak
berdampak pada perkembangan infant dan toddler?
• Secara umum ibu yang bekerja, partisipasi selama 3
tahun pertama tampaknya hanya memiliki sedikit
dampak dalam perkembangan.
• Perkembangan kognitif dapat menderita ketika ibu
bekerja 30 jam per minggu atau lebih sejak bayi
berusia 9 bulan.
Perawan Dini Anak
• 50% dari 11,3 juta anak usia belum TK menerima
perawatan dari 30% dari kakek nenek, 25% dari ayah,
3% dari saudara, dan 8% dari kerabat lain.
Faktor-faktor yang Berdampak pada
Perawatan Anak
• Perawatan anak pengganti beragam dalam kualitas.
• Walaupun kualitas, kuantitas, stabilitas, dan tipe
perawatan memengaruhi prikososial dan
perkembangan kognitif, pengaruh karakteristik
keluarga tampaknya secara umum lebih besar.
• Temperamen dan gender dapat membuat perbedaan
(Crockenberg, 2003).
• Elemen yang paling penting dalam kualitas perawatan
adalah pengasuh. Hal ini karena interaksi yang
memberikan stimulus dengan orang dewasa yang
responsif adalah krusial untuk perkembangan awal
kognitif, linguistik, dan psikososial.
Daftar Cek untuk Memilih Fasilitas Perawatan Anak
yang Bagus
• Apakah fasilitas berizin?
• Apakah fasilitas bersih dan aman?
• Apakah fasilitas memiliki kelompok kecil, kelompok
orang dewasa, anak, serta staf yang stabil, kompeten,
dan aktif?
• Apakah pengasuh telah mengikuti pelatihan mengenai
perkembangan anak?
• Apakah pengasuh hangat, penuh kasih sayang,
menerima, responsif, dan sensitif?
• Apakah menyediakan keseimbangan antara aktivitas
terstruktur dan permainan bebas?
• Apakah anak memiliki kases ke media yang
menstimulus penguasaan kognitif?
• Apakah program menimbulkan kepercayaan diri,
keingintahuan, kreativitas,dan disiplin anak?
• Apakah mendorong anak untuk bertanya,
menyelesaikan masalah, mengekspresikan perasaan
dan opini, serta membuat keputusan?
• Apakah memelihara harga diri, menghormati orang
lain, dan keterampilan sosial?
• Apakah membantu orang tua meningkatkan
keterampilan pengasuhan anak?
• Apakah mendorong kerjasama dengan sekolah,
swasta, atau negeri?
PENGANIAYAAN: PERLAKUAN KEJAM DAN
PENGABAIAN
• Bentuk penganiayaan adalah perlakuan kejam secara:
1. fisiktindakan yang diambil dengan sengaja untuk
membahayakan orang lain, melibatkan potensi luka di
tubuh.
2. Pengabaiankegagalan untuk memenuhi kebutuhan
dasar tanggungan anak.
3. Seksualaktivitas seksual yang menyakiti fisik atau
psikologis
4. emosionalpenolakan, teror, isolasi, eksploitasi,
degradasi, ejekan, atau kegagalan untuk menyediakan
dukungan emosional, cinta, dan afeksi yang
menyebabkan gangguan perilaku, kognitif, dan
emosional.
Penganiayaan di Masa Infancy dan Toodler
• Korban utama dari penganiayaan adalah infant dan
toddler.
• Beberapa meninggal karena kegagalan non organik
untuk berkembanglambat dan pertumbuhan fisik
yang bertahan dengan tanpa diketahui alasan medis,
disertai dengan perkembangan dan fungsi emosional
yang buruk dan yang lain karena shaken baby
syndromebentuk dari penganiayaan berupa
mengguncang infant atau toddler yang bisa
menyebabkan kerusakan otak, kelumpuhan, atau
kematian.
Faktor-Faktor yang Berkontribusi: Suatu
Pandangan Ekologis
• Karakteristik abuser dan neglecter, keluarga, orang
tua, masyarakat, dan budaya berkontribusi pada
perlakuan kejam dan pengabaian.
• Orang tua yang melakukan pengabaian dengan
berjarak antara dirinya dan anak, jika dari faktor ibu
menyebabkan anak merasa depresi, tidak diharapkan,
dan jika dari faktor ayah menyebabkan anak merasa
kosong atau tidak cukup memberikan dukungan
finansial dan ekonomi.
• Contoh faktor budaya dan masyarakat adalah
kekerasan sosial dan hukuman fisik bagi anak.
Permasalahan Keluarga Bermasalah
• Mencegah dan menghentikan penganiayaan
membutuhkan beragam usaha koordinasi di antara
masyarakat.
• Negara bisa memberikan pelayanan perlindungan.
Efek Jangka Panjang dari Penganiayaan
• Penganiayaan dapat mengganggu fisik, kognitif,
emosional, mental, kesehatan emosi yang kurang,
perkembangan otak yang terganggu, kesulitan
akademis, bahasa, serta perkembangan sosial dan
dampaknya bisa bisa berlanjut hingga dewasa.
• Namun banyak anak yang teraniaya menunjukkan
ketahan yang luar biasa, optimis, cerdas, kreatif,
humoris, dan mandiri.
• Hal ini karena faktor-faktor perlindungan dukungan
sosial dalam merawat orang dewasa.
THANK YOU
Download