Uploaded by fxdeki

Biologi - Perkembangan dan Pertumbuhan

advertisement
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PADA TUMBUHAN DAN HEWAN
OLEH
NAMA
: I KADEK RISKI ARI PUTRA
NOMOR
: 14
KELAS
: XII MIPA 3
SMA NEGERI 1 UBUD
TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , atas berkat rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyeleseaikan makalah ini, semoga makalah ini dapat menjadi sumber
informasi yang bermanfaat bagi para pembaca.
Meski demikian, penyusun merasa masih banyak kesalahan dalam penyusunan laporan
penelitian ini. Oleh sebab ini penyusun sangat terbuka menerima kritik dan saran yang
membangun untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi.
Ubud, 29 Agustus 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….ii
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………....ii
C. Tujuan……………………………………………………………………………..ii
BAB II PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan dan Perkembangan………………………………………………….1
B. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan…………………...1
C. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan………………………………..7
D. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan…………………………………..11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..19
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri dari mahluk hidup. Setiap yang
bernyawa akan mengalami hal itu. Mahluk hidup akan tumbuh dewasa bila pertumbuhan dan
perkembangannya dapat berjalan dengan selaras dan seimbang baik secara fisik maupun
mentalnya.
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
- Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan?
- Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?
- Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pada hewan?
C. Tujuan
Tujuan di buatnya makalah ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan pada hewan dan tumbuhan, faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dan hewan dan bagaimana proses
pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dan tumbuhan.
ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
- Pertumbuhan adalah suatu proses penambahan jumlah dan volume sel pada
makhluk hidup yang bersifat kuantitatif dan irreversibel.
- Perkembangan adalah suatu proses menuju tingkat kedewasaan yang bersifat
kualitatif.
2. Ciri-Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Ciri-Ciri Pertumbuhan
- Bersifat kuantitatif (dapat dihitung atau dapat dinyatakan dalam suatu
bilangan)
- Bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula)
- Terdapat jaringan meristem pada tumbuhan
b. Ciri-Ciri Perkembangan
- Bersifat Kualitatif (tidak dapat dihitung)
- Terdapat pada alat perkembangbiakan atau reproduksi.
B. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Faktor Internal
Faktor dalam (internal) merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh
makhluk hidup itu sendiri. Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor dalam
(internal) antaran lain sebagai berikut :
a.
Gen
Gen merupakan sifat yang tidak tampak dari luar. Gen terbentuk dari
sejumlah asam nukleat yang tersusun dalam makromolekul yang disebut DNA.
Gen berfungsi sebagai pembawa faktor keturunan, sehingga sifat yang dimiliki
oleh induk akan diturunkan kepada keturunannya.
Masing-masing jenis (species), bahkan masing-masing individu
memiliki gen untuk sifat tertentu seperti: cepat tumbuh, berbatang tinggi,
berbatang pendek, berbuah lebat, berbuah jarang.
1
b. Hormon
Hormon merupakan senyawa organik pada manusia, sebagian hewan
dan tumbuhan. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang merupakan
kelenjar buntu. Hormon mempengaruhi reproduksi, metabolisme, serta
perumbuhan dan perkembangan.
1. Hormon pada tumbuhan
Hormon yang tedapat yang mempengaruhi pertumbuhan pada
tumbuhan diantaranya yaitu:
- Auksin
Hormon auksin merupakan senyawa kimia Indol Asetic
Acid (IAA) dihasilkan dari sekresi pada titik tumbuh yang
terletak pada ujung tunas (terdiri atas batang dan daun), ujung
akar daun muda, bunga, buah dan kambium. Jika hormon auksin
berada di ujung tunas, maka akan diangkut oleh jaringan berkas
pembuluh (xilem dan Floem) menuju ke tunas untuk tumbuh dan
memanjangkan sel-sel jaringan batangnya.
Hormon auksin di produksi di bagian koleoptil ujung
tunas lalu di angkut oleh jaringan pembuluh angkut menuju
tunas, selanjutnya tunas akan tumbuh menjadi bagian akar,
batang, dan daun. Pada tunas batang, auksin akan berkumpul
dibawah permukaan batang yang menyebabkan sel-sel jaringan
dibawah permukaan batang tersebut akan tumbuh lebih cepat
dari sel-sel diatas permukaan batang. Hal ini disebabkan karena
hormon auksin sangat peka terhadap panas/sinar matahari dan
akan merusak auksin dan auksin tersebut akan menghambat
pertumbuhan.
Selain berfungsi sebagai merangsang perpanjangan selsel batang dan memperhambat pemanjangan sel-sel akar, juga
berfungsi merangsang pertumbuhan akar samping (lateral)dan
akar serabut yang berfungsi sebagai penyerapan air dan mineral,
mempercepat pembelahan sel-sel titik tumbuh kambium akar
dan batang, menyebabkan terjadinya diferensiasi sel menjadi
2
jaringan berkas angkut xilem dan merangsang terjadinya
pembentukan bunga dan buah.
-
Giberelin
Secara alami hormon giberelin terdapat pada buah dan
biji saat berkecambah. Giberelin adalah zat tumbuh yang
sifatnya sama dengan hormon auksin, akan tetapi fungsinya
sedikit berbeda dengan giberelin . fungsi gibrelin adalah
membantu
pertumbuhan
tunas/embrio,
menghambat
perkecambahan dan pembentukan biji. Hal ini terjadi apabila
giberelin diberikan kepada bunga maka buah yang terbentuk
menjadi
buah
tak
berbiji
dan
sangat
mempengaruhi
pemanjangandan penambahan sel.
-
Sitokinin
Ada dua jenis hormon sitokinin, yaitu zeatin (merupakan
sitokinin alami yang terdapat pada biji jagung) dan kitenin yang
merupakan sitokinin buatan.
Fungsi sitokinin adalah untuk merangsang pembelahan
sel, memperkecil dominasi apaikal, mengatur pembetukan
bunga dan buah, menghambat proses penuaan. Efek sitokinin
berlawanan dengan auksin pada tumbuhan. Contoh, jika
sitokinin banyak diberikan maka akan bayak tumbuh tunas,
tetapi jika diberikan sedikit akan terbentuk banyak akar. Hal ini
terjadi
karena
sitokinin
dapat
menghentikan
dominasi
pertumbuhan kuncup atas (apikal) dan merangsang kuncup
samping (lateral).
-
Asam absisat
Merupakan
hormon
yang
dapat
menghambat
pertumbuhan tanaman (inhibitor) yang kerjanya berlawanan
dengan auksin dan giberelin, dengan jalan memperlambat
kecepatan pembelahan dan pembelahan sel. Asam absitat akan
aktif pada saat tumbuhan pada kondisi yang kurang baik, karena
pada saat tumbuhan mengalami kondisi yang kurang baik,
misalnya kekurangan air d musim kering, maka tmbuhan
tersebut
mengalami
dormansi
yaitu
daun-daunyaakan
3
digugurkan dan yang tertinggal adalah tunas-tunasnya. Dalam
keadaan demikian asam absisat terkumpul/terakumulasi pada
tunas yang terletak pada sel penutup stomata, dan menyebabkan
stomata tertutup, sehinga penguapan air berkurang dan
keseimbangan
air
dalam
tubuh
tumbuhan
terpelihara
sehingga pertumbuhan tunasnya terhambat yang menyebabkan
tunasnya terhambat yang disebabkan melambatnya kecepatan
pembelahan dan pembesaran sel-sel tunasnya.
Fungsi asam absisat yaitu dapat mengurangi kecepatan
pertumbuhan dan pemanjangan sel pada daerah titik tumbuh,
seperti pada pengguguran daun dan mendorong dormansi biji
agar tidak berkecambah.
-
Gas Etilen
Gas etilen adalah gas yang dihasilkan oleh buah yang
sudah tua sehingga buah menjadi matang. Jika buah tua yang
masih berwarna hijau disimpan dalam tempat tertutup dan
dibiarkan beberapa hari, akhirnya menjadi matang dan berwarna
kuning sampai merah. Hal ini di karenakan keluarnya gas etilen.
Fungsi etilen adalah menyebabkan bah menjadi masak,
menyebabkan batang menjadi kokoh dan tebal, dapat memacu
pembuangan, yang bekerja sama dengan auksin dan bersama
giberelin dapat mengatur perbandingan bunga betina dan jantan
pada tumbuhan berumah satu.
-
Asam Traumalin
Asam traumalin di sebut sebagai hormon luka/kambium
karena hormon ini berperan apabila tumbuhan mengalami
kerusakan jaringan. Jika terluka tumbuhan akan merangsang selsel di daerah luka menjadi bersifat meristem lagi sehingga
mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup luka
tersebut.
-
Kalin
Kalin merupakan hormon yang berfungsi untuk memacu
pertumbuhan organ tumbuhan, di antaranya:
1. Rhizokalin, dapat memacu pertumbuhan akar
4
2. Kaukalin, dapat memacu pertumbuhan batang
3. Fitokalin, dapat memacu pertumbuhan daun
2.
Hormon pada hewan
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu) dan
dibawa oleh darah ke organ sasaran sehingga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan hewan termasuk manusia.
a. Kelenjar Hipofisis menghasilkan:
-
Somatotrof: Mempengaruhi pertumbuhan
-
Tirotropin: Mempengaruhi kerja kelenjar tiroid
-
Prolaktin: Mempengaruhi pengeluaran air susu
-
Gonadotropin: Mempengaruhi kerja kelenjar kelamin
-
ACTH: Mempengaruhi kerja kelenjar Adrenalin
-
ADH: Mempengaruhi pengeluaran urine
-
Oksitosin: Mempengaruhi kontraksi otot rahim saat
melahirkan.
b. Tiroid menghasilkan Tiroksin : Mengatur metabolisme zat dan
pertumbuhan.
c. Paratiroid menghasilkan Parathormon : Mengatur kadar
kalsium dalam darah.
d. Adrenalin menghasilkan Adrenalin : Mengatur kadar gula
darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa.
e. Pankreas menghasilkan Insulin : Mengatur kadar gula darah
dengan mengubah glukosa menjadi glikogen.
f. Testis menghasilkan Testosteron : Mempengaruhi ciri-ciri
kelamin sekunder pria.
g. Ovarium menghasilkan Estrogen dan Progresteron :
Mempengaruhi ciri-ciri kelamin sekunder wanita.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan yang
mempengaruhi pertumbuhannya. Faktor eksternal diantaranya yaitu:
a. Cahaya /Sinar Matahari
Pada dasarnya mahluk hidup memerlukan sinar matahari begitupun
dengan tumbuhan. Karena sinar mata hari merupakan sumber energi yang
5
digunakan untuk proses berlangsungnya fotosintesis didalam daun tumbuhan
hijau. Dari proses fotosintesis akan dihasilkan zat makanan yang sangat
berpengaruh terhadap pembelahan sel pada pertumbuhan tanaman.
b. Suhu (temperatur)
Setiap proses pertumbuhan selalu dipengaruhi oleh suhu lingkungannya.
Agar pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan optimal, maka
diperlukan adanya suhu ideal yang disebut temperatur optimum.
c. Kelembapan udara
Kelembapan udara di sekitar tumbuhan sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut. Umumnya tanah dan udara
di sekitar yang lembab (airnya cukup) akan sangat baik atau cocok bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena pada kondisi seperti itu
tanaman menyerap banyak air dan penguapan (transpirasi) air semakin
menurun, sehingga memungkinkan cepat terjadinya pembelahan dan
pemanjangan sel-sel untuk mencapai ukuran maksimum.
d. Air dan unsur hara tanah
Air mutlak diperlukan oleh tumbuhan karena tidak mungkin tumbuhan
dapat tumbuh dan berkembang tanpa air. Air memiliki fungsi bagi tumbuhan
diantaranya:
-
Fotosintetis
-
Mengedarkan
hasil
fotosintesis
keseluruh
bagian
tumbuhan
-
Sebagai pelarut inti sel dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan
-
Menentukan proses transportasi unsur hara yang ada
didalam tanah
-
Berperan dalam proses metabolisme sel.
Jika tumbuhan mengalami kekurangan unsur hara maka pertumbuhan
dan perkembangannya akan mengalami gangguan atau hambatan.
Unsur hara atau nutrisi dalam jumlah banyak yang di butuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan di sebut unsur makro, misalnya
karbon, oksigen , nitrogen, hidrogen, sulfur, fosfor, kalsium, dan magnesium.
Adapun nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit unsur mikro, misalnya
besi, klor, mangan, boron, seng tembaga, dan nikel.
6
e. Derajat keasaman
Derajat keasaman atau PH tanah sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Contohnya tanah yang bersifat
asam terhadap tanah padsolik merah kuning (PMK), agar tanaman dapat
tumbuh dengan baik maka jenis tanah ini di tambahkan keasaman dengan
pengapuran.
C.
Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan terdiri atas pertumbuhan primer dan
pertumbuhan skunder
1. Pertumbuhan primer
Terbentuknya bunga, dimulai dari alat kelamin betina atau putik yang
mengandung sel telur (ovarium) lalu dibuahi oleh alat kelamin jantan atau benang sari
yang mengandung sel sperma dan akhirnya membentuk lembaga atau zigot. Sel induk
lembaga atau zigot ini mengalami proses perkembangan yang ditandai dengan adanya
periode perlambatan pertumbuhan atau tidak ada sama sekali pertumbuhan, sehingga
bentuk zigot tidak mengalami perubahan atau tidak mengalami pertambahan ukuran
panjang.
Proses perkembangan zigot dimulai dari sel induk yang membelah secara
meiosis menghasilkan empat sel haploid, artinya satu sel besar dan tiga sel kecil yang
melebur/melarut ke dalam sel besar. Selanjutnya sel haploid itu menyusun atau
mengumpulkan energi dari zat-zat makanan untuk melakukan pembelahan berikutnya
secara mitosis.
Pembelahan mitosis sebenarnya adalah awal dimulainya proses pertumbuhan
embrionik yang ditandai dengan adanya periode percepatan pertumbuhan akibat
terjadinya pembelahan sel bertahap secara cepat dan terus menerus menghasilkan dua
sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel dan seterusnya, sehingga terjadi
penambahan/pemanjangan ukuran selnya. Selanjutnya membentuk kumpulan atau
kelompok yang tumbuh menjadi embrio atau jaringan meristem atau jaringan
embrional, kemudian jaringan meristem ini tumbuh dan berkembang menjadi
kecambah hingga dewasa.
7
a. Pertumbuhan pada embrio
Proses
dan
pertumbuhan
perkembangan
embrio
pada tumbuhan sering disebut
sebagai
perkecambahan.
Perkecambahan
permulaan
merupakan
atau
awal
pertumbuhan embrio didalam
biji. Biji yang berkecambah
dapat
membentuk
planula
karena didalamnya mengandung embrio. Embrio atau lembaga mempunyai tiga
bagian, yaitu radikula (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), kaulikalus
(batang lembaga).
Pada perkecambahan ada dua jenis :
- Perkecambahan epigeal
Hipokotil tumbuh
memanjang
yang
mengakibatkan kotiledon
dan
keluar
plumula
ke
sampai
permukaan
tanah, sehingga kotiledon
terdapat diatas tanah.
- Perkecambahan hipogeal
Terjadinya
pertumbuhan
memanjang dari epikotil
sehingga menyebabkan
plumula dan menembus
pada kulit bijinya yang
nantinya akan muncul
diatas tanah, sedangkan
kotiledonnya masih didalam tanah.
8
b. Pertumbuhan pada ujung akar
Setelah proses perkecambahan,
akan
terbentuk
tanaman
muda
dan
pertumbuhan selanjutnya akan ditentukan
oleh aktivitas dari jaringan meristem yang
terdapat pada titik tumbuh. Jaringan
meristem primer ini terdapat pada ujung
akar dan ujung batang yang sangat
memungkinkan bertambah tinggi atau
panjangnya tanaman.
Pada akar terdapat daerah pembelahan sel, daerah ini terdapat dibagian
ujung. Sel-sel pada daerah ini aktif membelah dan sifatnya tetap meristematik.
Dibelakang daerah pembelahan merupakan daerah yang tiap selnya memiliki
aktivitas untuk membesar dan memanjang, daerah ini dinamakan daerah
pemanjangan sel.
Setelah sel-selnya membelah dan memanjang maka sel-selnya akan
terdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus.
Daerah ini disebut sebagai daerah diferensiasi . kemudian sel-sel dibelakang
titik tumbuh akan membentang dan terdiferensiasi menjadi jaringan-jaringan
akar yaitu epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat.
c. Pertumbuhan pada ujung batang
Sama halnya dengan
akar, pada ujung batang juga
terdapat titik tumbuh. Titik
tumbuh batang dilindungi oleh
balutan
bakal
Pertumbuhan
daunnya.
dan
perkembangan sama halnya
dengan terjadi pada akar, yaitu terdapat daerah pembelahan (meristematik),
daerah pemanjangan dan daerah diferensiasi.
Pada ujung batang di titik tumbuh (meristem apikal) terdapat bakal
daun. Pada bagian atas daun tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan
9
permukaan bawah daun, sehingga daun yang muda akan melengkung di atas
titik tumbuh.
Pada daerah pemanjangan, sel-selnya akan tumbuh membesar dan
memanjang serta jaringan pembuluh sudah mulai tambak. Pada daerah
diferensiasi akan membentuk beberapa jaringan yaitu epidermis, korteks, dan
silinder pusat.
Setelah pertumbuhan tanaman muda sehingga mencapai tanaman
dewasa, proses pertumbuhan tanaman menjadi melambat atau disebut periode
perlambatan yang ditandai dengan pertumbuhannya menjadi melambat atau
bahkan sama sekali tidak terjadi pertumbuhan. Pada periode tersebut,
sebenarnya tumbuhan itu sedang memasuki masa perkembangannya menuju
tanaman dewasa yang ditandai dengan tidak adanya penambahan panjang atau
ukurannya, tetapi sedang berkembang menuju pada kedewasaannya
Ciri-ciri suatu tumbuhan dikatakan dewasa yaitu ditandai dengan
terbentuknya bunga. Pada bunga inilah terdapat ala kelamin betina berupa putik
maupun ala kelamin jantan yaitu benang sari yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan suatu tumbuhan. Setelah terjadi persarian (penyerbukan),
putik oleh benang sari akan dihasilkan buah berbiji dan biji inilah yang nantinya
akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
2. Pertumbuhan Sekunder
Setelah mengalami pertumbuhan primer, tumbuhan akan mengalami
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan skunder hanya terjadi pada tumbuhan dikotil
dan Gymnospermae.
Pada tumbuhan dikotil, selain terdapat jaringan meristem primer juga terdapat
jaringan sekunder. Pertumbuhan skunder terdapat pada jaringan meristem sekunder
berupa kambium gabus atau gabus. Fungsi kambium gabus adalah bagai perlindungan
terhadap tumbuhan skunder yaitu pertumbuhan organ tumbuhan menjadi bertambah
besar ukurannya.
Pada awal pertumbuhan, kambium hanya terdapat pada jaringan ikat pembuluh
(vasis) yang disebut kambium intravaskuler atau kambium vasis, kambium ini dapat
tumbuh ke arah yang berlawanan, yaitu yang kearah luar akan menjadi xilem dan yang
tumbuh dalam akan menjadi floem. Selanjutnya pada pertumbuhan sel jaringan
parenkim yang berbeda di antara kambium intravaskuler akan tumbuh dan berubah
10
menjadi
kambium
baru
yang
di
sebut
kambium
Metagenesis
merupakan
itervaskuler.
3. Metagenesis Pada Tumbuhan
pergiliran daur hidup antara
generasi
generatif
dan
generasi vegetatif. Biasanya
kedua generasi ini berbeda
morfologinya.
Metagenesis
pada tumbuhan yang bisa kita
lihat dengan jelas yaitu pada
tumbuhan lumut dan paku.
Lumut dan paku memiliki
generasi
generatif
yang
disebut
gametofit
dan
generasi vegetatif yang disebut sporofit.
Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan generasi gametofit. Generasi
sporofitnya tergantung pada gametofit untuk memperoleh nutrisi. Sedangkan tumbuhan
paku yang sering kita lihat merupakan generasi sporofit. Generasi sporofitnya yaitu
protalium.
D. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan termasuk manusia dapat dibedakan
menjadi dua fase utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan embrionik serta pertumbuhan
dan perkembangan pasca embrionik.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrionik.
Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah fase pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa
fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi
adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote.
Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot selanjutnya mengalami
pertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-tahap yaitu pembelahan, gastrulasi, dan
organogenesis.
11
A. Pembelahan (cleavage) dan Blastulasi.
a)
Pembelahan
Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis,
yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi empat
sel, empat sel menjadi delapan sel, dan seterusnya.
Pembelahan sel tersebut berlangsung cepat dan akan
menghasilkan sel-sel anak yang tetap terkumpul menjadi
satu kesatuan yang menyerupai buah anggur yang disebut
morula. Dalam pertumbuhan selanjutnya, morula akan menjadi blastula yang
memiliki suatu rongga. Proses pembentukan morula menjadi blastula disebut
blastulasi.
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan
sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.
Morula memiliki dua kutub, yaitu:
-
Kutub hewan (animal pole),
-
Kutub tumbuhan (vegetal pole), yang berfungsi sebagai tempat cadangan
makanan.
b)
Blastulasi.
Blastulasi yaitu proses
terbentuknya blastula. Blastula
adalah bentukan lanjutan dari
morula yang terus mengalami
pembelahan. Bentuk blastula
ditandai dengan mulai adanya
perubahan
sel
dengan
mengadakan pelekukan yang tidak beraturan dan membentuk rongga
(blastosol), dan didalam blastosol tersebut terdapat cairan sel.
12
B. Gastrulasi
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari
blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin
nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh
embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada beberapa
hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan
hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah
lapisan dinding tubuh embrionya.diantaranya
yaitu:
a) Triploblastik
Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio,
berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat
tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua
Vertebrata.
Triploblastik di bedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
-
triploblastik aselomata : tak memiliki rongga tubuh
-
triploblastik pseudoselomata : memiliki rongga tubuh yang semu
-
triploblastik selomata: memiliki rongga tubuh yang sesungguhnya, yaitu
basil pelipatan mesoderm
b) Diploblastik
Diploblatik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio,
berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti
Porifera dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
Gastrulasi. Dalam perkembangan selanjutnya, blastula akan menjadi
gastrula. Proses pembentukan gastrula disebut gastrulasi. Pada bentuk gastrula ini,
embrio telah terbentuk menjadi tiga lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar
(ektoderm), lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam
(endoderm). Jadi gastrulasi merupakan proses pembentukan tiga lapisan embrionik.
Dalam perkembangan selanjutnya lapisan embrionik akan mengalami pertumbuhan
dan perkembangan menghasilkan berbagai organ tubuh.
13
C. Organogenesis
Organogenesis merupakan proses pembentukan alat-alat tubuh atau organ
seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan sebagainya. Proses ortganogenesis
ini memiliki tiga bagian, yaitu:
a) Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf,
dan alat-alat indera.
b) Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat
reproduksi (seperti testis dan ovarium), alat peredaran darah. Dan alat ekskresi.
c) Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar
yang berhubungan dengan pencernaan, dan alat-alat pernapasan.
Organogenesis merupakan proses yang sangat kompleks.
Pada mamalia, embrionya memiliki selaput embrio, yaitu amnion, korion, sakus
vitelinus, dan alantois. Selaput embrio berfungsi melindungi embrio terhadap
kekeringan, goncangan, membantu pernapasan, ekskresi, serta fungsi penting lainnya
selama berada di dalam rahim induknya.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Pasca Embrionik.
Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik adalah pertumbuhan dan
perkembangan setelah masa embrio. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang
terjadi terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi (alat-alat kelamin), dan biasanya pula
hanya terjadi peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh saja.
Pada golongan hewan tertentu sebelum tumbuh menjadi hewan dewasa,
membentuk tahap larva terlebih dahulu. Pada golongan hewan tersebut pertumbuhan dan
perkembangan pasca embrionik merupakan tahap pembentukan larva sebelum tumbuh dan
berkembang menjadi hewan dewasa.
Pertumbuhan
embrionik
larva
yang
melalui
tahap
ini
dan
dikenal
perkembangan
dengan
pasca
metamorfosis.
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis adalah serangga dan katak.
A. Metamorfosis
Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh yang dialami oleh hewan dari
tahap larva hingga mencapai bentuk dewasa.
a) Metamorfosis pada Serangga
Pada beberapa serangga seperti kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah, dan
kumbang, bentuk larva dan dewasa sering hampir tidak ada kemiripan.
14
Sedangkan pada beberapa serangga lainnya seperti belalang, lipas
(kecoa), dan jangkrik, bentuk larva (nimfa) mirip bentuk dewasa. Pada proses
metamorfosis terjadi proses fisik, yaitu pergantian kulit yang disebut molting.
Serangga biasanya mengalami empat kali molting. Pada proses ini terjadi
pembentukan kulit baru dan membentuk alat-alat tubuh yang diperlukan
menjelang dewasa. Pada bentuk dewasa (imago) telah terjadi perkembangan
organ reproduksi sehingga sudah mampu untuk bereproduksi.
Berdasarkan kemiripan bentuk larva dan dewasa, metamorfosis pada
serangga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna dan
metamorfosis tidak sempurna.
-
Metamorfosis Sempurna (holometabola).
Pada metamorfosis
sempurna, serangga dalam
daur hidupnya mengalami
perubahan-perubahan yang
mencolok pada bentuk luar
dan organ tubuh dari berbagai
stadiumnya. Metamorfosis
sempurna perubahannya adalah sebagai berikut :
Telur larva pupa (Kepompong)
Imago (Dewasa)
Telur menetas menjadi larva. Larva umumnya mengalami
molting empat kali sehingga terbentuk larva stadium satu hingga
larva
stadium
empat.
Contoh
serangga
yang
mengalami
metamorfosis sempurna antara lain : kupu-kupu, lalat, nyamuk,
lebah dan kumbang.
15
-
Metamorfosis Tidak Sempurna (hemimetabola)
Metamorfosis Tidak Sempurna
(hemimetabola).
Pada
metamorfosis
tidak sempurna, serangga mengalami
perubahan bentuk dari telur hingga
dewasa yang tidak mencolok dalam daur
hidupnya.
-
Tidak mengalami Metamorfosis (Ametabola)
Tidak semua hewan dapat melakukan metamorfosis. Contohnya
sapi, kijang, dll.
b) Metamorfosis Katak.
Pada
awalnya,
betina dewasa akan
katak
bertelur,
kemudian telur tersebut akan
menetas setelah 10 hari. Setelah
menetas, telur katak tersebut
menetas menjadi Berudu. Setelah
berumur
2
hari,
Berudu
mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3
minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki
belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai
muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk, ekornya menjadi
pendek serta bernapas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota
badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa.
16
B. Regenerasi
Regenerasi
adalah
kemampuann
memperbaiki sel, jaringan, atau bagian tubuh yang
rusak, hilang, atau mati. Regenasi pada hewan ada
dua macam yaitu:
- Regenerasi untuk memperbaiki bagiak tubuh
yang rusak. Contohnya pada ekor cecak
- Regenerasi untuk membentuk individu yang
baru. Contohnya pada cacing pipih.
3.
Metagenesis Pada Hewan
Metagenesis
pada
hewan pada dasarnya sama
dengan
metagenesis
pada
tumbuhan. Hewan mengalami
pergiliran generasi, yaitu fase
generatif (seksual) dan fase
vegetatif
(aseksual)
secara
bergantian.
Hewan
yang
mengalami
metagenesis misalnya golongan
Cnidaria.
Contoh
hewannya
yaitu Hydra dan Ubur-ubur.
Perhatikan Gambar di bawah ini. Ubur-ubur memiliki dua fase dalam daur hidupnya,
yaitu medusa dan polip. Medusa merupakan fase seksual (generatif) dan polip
merupakan fase aseksual (vegetatif).
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan adalah suatu proses penambahan jumlah dan volume sel pada
makhluk hidup yang bersifat kuantitatif dan irreversible, sedangkan perkembangan adalah
suatu proses menuju tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif.
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dan tumbuhan dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi Gen dan Hormon, sedangkan faktor
eksternal meliputi cahaya, suhu, kelembapan udara, air dan unsur hara tanah, derajat
keasaman.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan terdiri dari pertumbuhan primer
dan pertumbuhan sekunder. Sedangkan pada hewan terdiri dari pertumbuhan embrionik
dan pasca embrionik. Kemudian pada saat hewan dan tumbuhan dewasa, maka selanjutnya
akan mengalami pergiliran generasi yang disebut Metagenesis.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://ipaspenli.blogspot.com/2009/08/pertumbuhan-dan-perkembangan-makhluk.html
http://free.vlsm.org/v12/sponsor/sponsor-pendamping/priwedia/biologi/0056 bio 2-3c.html
http://rhasavirha.blogspot.co.id/2013/12/makalah-pertumbuhan-dan-perkembangan.html
19
Download