Uploaded by User31121

RPP Termokimia- Fadhillah Arifin (Revisi)-1

advertisement
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PRAKTIK KETERAMPILAN MENGAJAR
DISUSUN OLEH
FADHILLAH ARIFIN (3315160803)
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
: SMA Negeri 59 Jakarta
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/Ganjil
Materi Pokok
: Termokimia
Alokasi Waktu
: 16 Jam Pelajaran @45 Menit
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran termokimia, peserta didik diharapkan
dapat menjelaskan reaksi eksoterm, reaksi endoterm dan perubahan entalpi suatu
reaksi berdasarkan kalorimetri, hukum Hess, dan energi ikatan dengan penuh
tanggung jawab, kerja sama, kritis, religius dan pro-aktif.
B. KOMPETENSI INTI
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung- jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Kompetensi Dasar
1.4. Menyadari adanya
keteraturan dari sifat
termokimia sebagai wujud
kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa dan
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.4.1.Mensyukuri nikmat Tuhan Yang Maha Esa
dengan berdoa dan memberi salam sebelum
memulai pembelajaran termokimia.
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
pengetahuan tentang
adanya keteraturan
tersebut sebagai hasil
pemikiran kreatif manusia
yang kebenarannya
bersifat tentatif.
2.4. Menunjukkan perilaku
ilmiah (tanggung jawab,
kerja sama, kritis, dan proaktif) dalam merancang
dan melakukan percobaan
serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap
sehari-hari.
3.4. Menjelaskan konsep
perubahan entalpi reaksi
pada tekanan tetap dalam
persamaan termokimia
2.4.1.Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kerja
sama saat melakukan percobaan dan diskusi
dengan kelompok.
2.4.2.Menunjukkan sikap kritis dan pro-aktif saat guru
memberikan pertanyaan dan penjelasan tentang
termokimia.
4.4. Menyimpulkan hasil
analisis data percobaan
termokima pada tekanan
tetap
3.5. Menjelaskan jenis entalpi
reaksi, hukum Hess dan
konsep energi ikatan
4.5. Membandingkan
perubahan entalpi
beberapa reaksi
berdasarkan data hasil
percobaan
3.4.1. Mendefinisikan konsep energi dan entalpi
3.4.2. Mengidentifikasi sistem dan lingkungan
3.4.3. Membedakan reaksi yang melepaskan kalor
(eksoterm) dan menerima kalor (endoterm)
3.4.4. Menentukan perubahan entalphi dengan cara
diagram tingkat dan diagram siklus
4.4.1. Merancang percobaan tentang reaksi eksoterm
dan endoterm
4.4.2. Melakukan percobaan tentang reaksi eksoterm
dan endoterm
4.4.3. Menyimpulkan percobaan reaksi eksoterm dan
reaksi endoterm
4.4.4. Menyajikan hasil percobaan reaksi eksoterm dan
reaksi endoterm
3.5.1. Menjelaskan jenis-jenis perubahan entalpi (∆H
reaksi)
3.5.2. Menentukan harga ∆ H reaksi dengan
menggunakan eksperimen sederhana
(Kalorimeter)
3.5.3. Menghitung ∆H reaksi berdasarkan hukum Hess
3.5.4. Menghitung ∆H reaksi berdasarkan data
perubahan entalpi pembentukan standar
3.5.5. Menghitung ∆H reaksi berdasarkan data energi
ikatan
4.5.1. Merancang percobaan penentuan ∆H suatu reaksi.
4.5.2. Melakukan percobaan penentuan ∆H suatu reaksi.
4.5.3. Menyimpulkan percobaan penentuan ∆H suatu
reaksi.
4.5.4. Menyajikan hasil percobaan penentuan ∆H suatu
reaksi.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Sistem dan lingkungan
Reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
Diagram tingkat dan diagram siklus
Macam-macam perubahan entalpi reaksi
Kalorimeter
Hukum Hess
Energi ikatan
Kalor pembakaran
Materi
Pembelajaran
1. Sistem dan
lingkungan
2. Reaksi eksoterm dan
reaksi endoterm
3. Diagram tingkat dan
diagram siklus
4. Macam-macam
perubahan entalpi
reaksi
5. Kalorimeter
Dimensi Pengetahuan
Faktual
-
-
-
-
Pengetahuan
tentang
prinsip kerja
kalorimeter
Konseptual
Pengetahuan
tentang
konsep
sistem dan
lingkungan
Pengetahuan
tentang
konsep
reaksi
eksoterm
dan reaksi
endoterm
Pengetahuan
tentang
konsep
diagram
tingkat dan
diagram
siklus
Prosedural
Metakognitif
-
-
-
-
Pengetahuan
tentang
prosedur
menentukan
perubahan
entalpi
dengan cara
diagram
tingkat dan
diagram
siklus
Pengetahuan Pengetahuan
tentang
tentang
konsep
prosedur
macammenentukan
macam
macamperubahan
macam
entalpi
perubahan
reaksi
entalpi reaksi
Pengetahuan Pengetahuan
tentang
tentang
keterkaitan
prosedur
konsep
menentukan
-
-
-
Materi
Pembelajaran
Dimensi Pengetahuan
Faktual
6. Hukum Hess
-
7. Energi ikatan
-
8. Kalor pembakaran
Pengetahuan
tentang data
entalpi
pembakaran,
emisi gas dan
harga
beberapa
bahan bakar
Konseptual
kalorimeter
dengan ΔH
reaksi
Prosedural
ΔH reaksi
berdasarkan
eksperimen
sederhana
(kalorimeter)
Pengetahuan Pengetahuan
tentang
tentang
keterkaitan
prosedur
konsep
menentukan
Hukum
ΔH reaksi
Hess dengan berdasarkan
ΔH reaksi
Hukum Hess
Pengetahuan Pengetahuan
tentang
tentang
keterkaitan
prosedur
konsep
menentukan
energi
ΔH reaksi
ikatan
berdasarkan
dengan ΔH
energi ikatan
reaksi
Pengetahuan Pengetahuan
tentang data tentang
hasil
prosedur
perhitungan menghitung
dilihat dari
perubahan
sisi efisiensi, entalpi reaksi
ekonomi,
pembakaran
dan ramah
dari
lingkungan
pembakaran
berbagai jenis
bahan bakar
di SPBU
*Materi pembelajaran terlampir
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan
Model
Metode
: Saintifik
: Cooperative Learning
: Diskusi, tanya jawab, penugasan, praktikum
F. MEDIA PEMBELAJARAN





LCD projector
PPT
Whiteboard
Edmodo
LKPD
Metakognitif
-
-
-
G. SUMBER BELAJAR
A. Haris Watoni, D. K. (2016). Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung: Yrama
Widya.
Chang, R. (2010). Chemistry Tenth Edition. New York: Thomas D. Timp.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke 1 ( 2 x 45 menit )
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4.1 Mendefinisikan konsep energi dan entalpi
3.4.2 Mengidentifikasi sistem dan lingkungan
Kegiatan
Pendahuluan
Sintaks
Orientasi
Apersepsi
Motivasi
Kegiatan Inti
Mengamati
Orientasi Masalah
Langkah-langkah Kegiatan
Waktu
Guru dan peserta didik berdoa
bersama sebelum memulai
pembelajaran (religius)
 Peserta didik memberikan salam
kepada guru (religius)
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya, yaitu : materi minyak
bumi (pro-aktif)
 Mengingatkan kembali materi
prasyarat dengan bertanya tentang
persamaan reaksi yang telah
diperoleh di kelas X (pro-aktif)
 Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan (pro-aktif)
 Memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari (pro-aktif)
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang berlangsung
(pro-aktif)
Peserta didik mengamati peristiwa
termokimia, sumber energi, perubahan
energi, sistem, dan lingkungan di PPT
(Kritis dan pro-aktif)
10 menit

Peserta didik mengidentifikasi peristiwa
mengenai perubahan energi, sistem, dan
lingkungan. Pada kegiatan ini
diharapkan muncul pertanyaan-
65 menit
Pengumpulan Data
Pengolahan data
Pembuktian
Kesimpulan
Penutup
pertanyaan kritis dari peserta
didik/guru, antara lain: (Kritis dan proaktif)
1. bagaimana energi dapat berubah
menjadi bentuk lainnya ?
2. mengapa kulit yang terkena parfum
menjadi dingin?
3. mengapa apabila didekat api unggun
menjadi panas?
-Guru menjelaskan mengenai sistem
dan lingkungan (pro-aktif dan kritis)
-Peserta didik mencari contoh-contoh
sistem dan lingkungan dengan teman
sebangku (kerja sama dan tanggung
jawab)
Peserta didik menghubungkan contoh
yang didapat dengan materi yang
sedang dipelajari (pro-aktif)
Peserta didik dan guru membuktikan
contoh-contoh dengan materi energi,
entalpi, sistem dan lingkungan (proaktif)
Guru memberikan kesimpulan dari
pembelajaran hari ini (pro-aktif)
Guru memberikan evaluasi berupa
tanya jawab secara acak (pro-aktif)
Guru memberikan tugas merangkum
reaksi eksoterm dan endoterm beserta
contohnya (tanggung jawab)
15 menit
Pertemuan Ke 2 ( 2 x 45 menit )
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4.3 Membedakan reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm) dan menerima kalor
(endoterm)
3.4.4 Menentukan perubahan entalphi dengan cara diagram tingkat dan diagram
siklus
Kegiatan
Sintaks
Pendahuluan Orientasi
Langkah-langkah Kegiatan


Apersepsi

Guru dan peserta didik berdoa bersama
sebelum memulai pembelajaran
(religius)
Peserta didik memberikan salam kepada
guru (religius)
Mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik
Waktu
10 menit


Motivasi
Kegiatan
Inti
Mengamati
dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya, yaitu : energi, entalpi,
sistem dan lingkungan (pro-aktif)
Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya (pro-aktif)
Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan (pro-aktif)

Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari
(pro-aktif)
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang berlangsung (proaktif)
Peserta didik mengamati eksoterm dan
endoterm di PPT (Kritis dan pro-aktif)
Orientasi Masalah Peserta didik mengidentifikasi peristiwa
mengenai perubahan energi, sistem, dan
lingkungan. Pada kegiatan ini diharapkan
muncul pertanyaan-pertanyaan kritis
dari peserta didik/guru, antara lain: (kritis
dan pro-aktif)
1. mengapa kulit yang terkena parfum
menjadi dingin?
2. mengapa apabila didekat api unggun
menjadi panas?
Pengumpulan
 Guru menjelaskan mengenai konsep
Data
eksoterm dan endoterm (kritis dan
pro-aktif)
 Peserta didik mencari contoh-contoh
reaksi eksoterm dan endoterm dengan
teman sebangku (kerja sama dan
tanggung jawab)
 Guru menjelaskan mengenai diagram
tingkat energi (kritis dan pro-aktif)
 Peserta didik latihan soal diagram
tingkat energi dan menentukan jenis
reaksi (kritis)
Peserta didik menghubungkan contoh yang
Pengolahan data
didapat dengan materi yang sedang
dipelajari (kritis)
Peserta didik dan guru menerapkan reaksi
Pembuktian
eksoterm dan endoterm ke dalam diagram
tingkat energi (kritis dan pro-aktif)
65 menit
Kesimpulan
Penutup
Guru
memberikan
kesimpulan
dari
pembelajaran hari ini (pro-aktif)
Guru memberikan evaluasi berupa tanya
jawab secara acak (pro-aktif)
Guru memberikan tugas merangkum jenisjenis ∆H reaksi (tanggung jawab)
15 menit
Pertemuan Ke 3 ( 2 x 45 menit )
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.4.1 Merancang percobaan tentang reaksi eksoterm dan endoterm
4.4.2 Melakukan percobaan tentang reaksi eksoterm dan endoterm
4.5.1.Merancang percobaan penentuan ∆H suatu reaksi.
4.5.2.Melakukan percobaan penentuan ∆H suatu reaksi.
Kegiatan
Sintaks
Pendahuluan Orientasi
Apersepsi
Motivasi
Kegiatan
Inti
Mengamati
Langkah-langkah Kegiatan
Waktu
Guru dan peserta didik berdoa bersama
sebelum memulai pembelajaran (religius)
 Peserta didik memberikan salam kepada
guru (religius)
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu :
reaksi eksoterm dan reaksi endoterm (proaktif)
 Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya (pro-aktif)
 Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan (pro-aktif)
 Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari
pelajaran
yang
akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari
(pro-aktif)
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung (pro-aktif)
Peserta didik mengamati instruksi yang
diberikan oleh guru pada percobaan reaksi
eksoterm dan endoterm dan percobaan
menentukan ΔH reaksi dengan kalorimeter
sederhana (kritis dan pro-aktif)
10
menit

Orientasi Masalah Pada kegiatan ini diharapkan muncul
pertanyaan-pertanyaan kritis dari peserta
didik/guru, antara lain: (kritis dan pro-aktif)
-Gejala apakah yang menunjukkan terjadinya
reaksi kimia pada percobaan ?
-Apakah reaksi netralisasi antara HCl dan
65
menit
Kegiatan
Sintaks
Langkah-langkah Kegiatan
NaOH berjalan secara eksoterm atau
endoterm?
-Guru membagi 6 kelompok dan
membagikan alat/bahan praktikum (kerja
sama dan tanggung jawab)
-Peserta didik melakukan praktikum dengan
sistematis dan kondusif (kerja sama dan
tanggung jawab)
Peserta didik mencatat semua hasil percobaan
pada lembar pengamatan (kritis)
Peserta didik membandingkan hasil percobaan
dengan literatur (kritis)
Guru memberikan kesimpulan mengenai hasil
percobaan (pro-aktif)
Guru memberikan tugas untuk membuat
laporan praktikum sederhana (tanggung
jawab)
Pengumpulan
Data
Pengolahan data
Pembuktian
Kesimpulan
Penutup
Waktu
15
menit
Pertemuan Ke 4 ( 2 x 45 menit )
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5.1 Menjelaskan jenis-jenis perubahan entalpi (∆H reaksi)
Sintaks
Kegiatan
Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan Orientasi


Apersepsi
Motivasi
Kegiatan
Mengamati
Guru dan peserta didik berdoa bersama
sebelum memulai pembelajaran (religius)
Peserta didik memberikan salam kepada guru
(religius)
Waktu
10
menit

Mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu :
Reaksi eksoterm dan endoterm (pro-aktif)
 Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya (pro-aktif)
 Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan (pro-aktif)
 Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari (pro-aktif)
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung (pro-aktif)
Peserta didik mengamati berbagai macam jenis
reaksi yang berbeda pada PPT (Kritis dan pro-
65
Kegiatan
Sintaks
Langkah-langkah Kegiatan
aktif)
Inti
Orientasi
Masalah
Pada kegiatan ini diharapkan muncul
pertanyaan-pertanyaan kritis dari peserta
didik/guru, antara lain: (Kritis dan pro-aktif)
-Mengapa reaksi-reaksi tersebut menghasilkan
entalpi yang berbeda-beda ?
-Mengapa terjadi perbedaan tanda entalpi ketika
persamaan reaksi berubah?
- Peserta didik menyimak penjelasan guru
mengenai jenis-jenis entalpi reaksi
- Peserta didik membaca dan mengumpulkan
data mengenai jenis-jenis entalpi reaksi
dengan teman sebangku (kerja sama dan
tanggung jawab)
Peserta didik latihan soal menuliskan persamaan
termokimia berdasarkan data yang diketahui
(pro-aktif)
Peserta didik membandingkan persamaan
termokimia yang ditulis dengan literatur (Kritis
dan pro-aktif)
Guru memberikan kesimpulan mengenai jenisjenis entalpi reaksi (pro-aktif)
Guru memberikan tugas untuk mengerjakan soalsoal menentukan harga ∆H reaksi dengan
menggunakan eksperimen sederhana
(Kalorimeter) (tanggung jawab)
Pengumpulan
Data
Pengolahan
data
Pembuktian
Kesimpulan
Penutup
Waktu
menit
15
menit
Pertemuan Ke 5 ( 2 x 45 menit )
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5.2 Menentukan harga ∆H reaksi dengan menggunakan eksperimen sederhana
(Kalorimeter)
Sintaks
Kegiatan
Langkah-langkah Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Orientasi

Guru dan peserta didik berdoa bersama
sebelum memulai pembelajaran (religius)
Peserta didik memberikan salam kepada guru
(religius)

Apersepsi


Mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu :
Reaksi eksoterm dan endoterm (pro-aktif)
Mengingatkan kembali materi prasyarat
10
menit
Kegiatan
Sintaks
Langkah-langkah Kegiatan

Waktu
dengan bertanya (pro-aktif)
Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan (pro-aktif)

Motivasi
Kegiatan
Inti
Mengamati
Orientasi
Masalah
Pengumpulan
Data
Pengolahan
data
Pembuktian
Kesimpulan
Penutup
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari (pro-aktif)
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung (pro-aktif)
Peserta didik mengamati penjelasan dari guru
tentang penentukan harga ∆H reaksi dengan
menggunakan eksperimen sederhana
(kalorimeter) (Kritis dan pro-aktif)
65
menit
Pada
kegiatan
ini
diharapkan muncul
pertanyaan-pertanyaan kritis dari peserta
didik/guru, antara lain: (Kritis dan pro-aktif)
Mengapa nilai suhu pada termometer dapat
berubah?
Apakah terjadi perubahan kalor pada kalorimeter?
Peserta didik mengerjakan latihan soal ∆H reaksi
dengan menggunakan eksperimen sederhana
secara diskusi (kerja sama, kritis, dan tanggung
jawab)
Peserta didik menuliskan jawaban latihan soal di
papan tulis (pro-aktif)
Peserta didik dan guru saling berdiskusi mengenai
hasil jawaban (Kritis dan pro-aktif)
Guru memberikan kesimpulan mengenai ∆H
reaksi dengan menggunakan eksperimen
sederhana (pro-aktif)
Guru memberikan evaluasi mengenai ∆H reaksi
dengan menggunakan eksperimen sederhana untuk
persiapan praktikum (kritis dan tanggung jawab)
15
menit
Pertemuan Ke 6 ( 2 x 45 menit )
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5.3 Menghitung ∆H reaksi berdasarkan hukum Hess
Sintaks
Kegiatan
Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan Orientasi


Guru dan peserta didik berdoa bersama
sebelum memulai pembelajaran (religius)
Peserta didik memberikan salam kepada guru
(religius)
Waktu
10
menit
Kegiatan
Sintaks
Langkah-langkah Kegiatan

Apersepsi


Waktu
Mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu :
penentuan ∆H suatu reaksi berdasarkan
calorimeter (pro-aktif)
Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya (pro-aktif)
Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan (pro-aktif)

Motivasi
Kegiatan
Inti
Mengamati
Orientasi
masalah
Pengumpulan
data
Pengolahan
data
Pembuktian
Kesimpulan
Penutup
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari (pro-aktif)
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung (pro-aktif)
Peserta didik mengamati diagram tingkat energi
dan siklus energi serta penjelasan dari guru
(Kritis dan pro-aktif)
Pada kegiatan ini diharapkan muncul
pertanyaan-pertanyaan kritis dari peserta
didik/guru, antara lain: (Kritis dan pro-aktif)
Mengapa reaksi hanya bergantung pada keadaan
awal dan akhir ?
Mengapa reaksi dapat berlangsung secara
beberapa tahap?
Peserta didik mengerjakan latihan soal ∆H
reaksi berdasarkan hukum Hess dengan teman
sebangku diskusi (kerja sama, kritis, dan
tanggung jawab)
Peserta didik mengolah data hasil percobaan ke
dalam diagram tingkat energi atau diagram siklus
diskusi (kerja sama, kritis, dan tanggung jawab)
Peserta didik dan guru saling berdiskusi mengenai
hasil jawaban (Kritis dan pro-aktif)
Guru memberikan kesimpulan mengenai ∆H
reaksi berdasarkan hukum Hess (pro-aktif)
Guru memberikan tugas mengerjakan soal latihan
∆H reaksi berdasarkan hukum Hess (tanggung
jawab)
70
menit
10
menit
Pertemuan Ke 7 ( 2 x 45 menit )
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5.4. Menghitung ∆H reaksi berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan
standar
Sintaks
Kegiatan
Langkah-langkah Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Orientasi

Guru dan peserta didik berdoa bersama
sebelum memulai pembelajaran (religius)
Peserta didik memberikan salam kepada guru
(religius)

Apersepsi



Motivasi


Kegiatan
Inti
Mengamati
Orientasi
masalah
Pengumpulan
data
Pengolahan
data

10
menit
Mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu :
Menghitung ∆H reaksi berdasarkan hukum
Hess (pro-aktif)
Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya (pro-aktif)
Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan (pro-aktif)
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari (pro-aktif)
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung (pro-aktif)
Peserta didik mengamati PR peserta didik
lainnya pada materi sebelumnya di papan
tulis (Kritis dan pro-aktif)
 Peserta didik mengamati penjelasan dari
guru (Kritis dan pro-aktif)
Pada kegiatan ini diharapkan muncul
pertanyaan-pertanyaan kritis dari peserta
didik/guru, antara lain: (Kritis dan pro-aktif)
Mengapa reaksi dapat berlangsung secara
beberapa tahap?
Mengapa disebut pembentukan standar?
Peserta didik mengerjakan latihan soal ∆H
reaksi berdasarkan data perubahan entalpi
pembentukan standar dengan teman sebangku
(kerja sama, kritis, dan tanggung jawab)
Peserta didik mengolah data hasil percobaan
(kerja sama, kritis, dan tanggung jawab)
70
menit
Pembuktian
Kesimpulan
Penutup
Peserta didik dan guru saling berdiskusi
mengenai hasil jawaban (Kritis dan pro-aktif)
Guru memberikan kesimpulan mengenai
∆H
reaksi berdasarkan data perubahan entalpi
pembentukan standar (pro-aktif)
Guru memberikan tugas mengerjakan soal latihan
∆H reaksi berdasarkan data perubahan entalpi
pembentukan standar (kritis dan tanggung
jawab)
10
menit
Pertemuan Ke 8 ( 2 x 45 menit )
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5.5. Menghitung ∆H reaksi berdasarkan data energi ikatan
Sintaks
Kegiatan
Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan Orientasi


Apersepsi

Motivasi

Mengamati
10
menit
Mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu :
Menghitung ∆H reaksi berdasarkan data
pembentukan standar (pro-aktif)
 Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya (pro-aktif)
 Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan (pro-aktif)

Kegiatan
Inti
Guru dan peserta didik berdoa bersama
sebelum memulai pembelajaran (religius)
Peserta didik memberikan salam kepada guru
(religius)
Waktu


Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari (pro-aktif)
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung (pro-aktif)
Peserta didik mengamati PR peserta didik
lainnya pada materi sebelumnya di papan
tulis (kritis dan pro-aktif)
Peserta didik mengamati penjelasan dari
guru (kritis dan pro-aktif)
65
menit
Orientasi
masalah
Pengumpulan
data
Pengolahan
data
Pembuktian
Kesimpulan
Penutup
Pada
kegiatan
ini
diharapkan muncul
pertanyaan-pertanyaan kritis dari peserta
didik/guru, antara lain: (Kritis dan pro-aktif)
Apakah suatu unsur atau senyawa yang terbentuk
memiliki energi ikatan ?
Bagaimana reaksi pemutusan ikatan terjadi ?
Peserta didik mengerjakan latihan soal ∆H
reaksi berdasarkan data energi ikatan dengan
teman sebangku (kerja sama, kritis, dan
tanggung jawab)
Peserta didik mengolah data hasil percobaan
(kerja sama, kritis, dan tanggung jawab)
Peserta didik dan guru saling berdiskusi
mengenai hasil jawaban (Kritis dan pro-aktif)
Guru memberikan kesimpulan mengenai ∆H
reaksi berdasarkan data energi ikatan (pro-aktif)
 Guru memberikan evaluasi KD. 3.5 (kritis dan
tanggung jawab)
 Guru memberikan informasi mengenai PH 3.4
dan 3.5 (pro-aktif)
15
menit
A. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap
: Observasi/pengamatan/Jurnal
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Praktikum
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi
: Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik
b. Tes tertulis
: Uraian dan penugasan
3. Instrumen Penilaian (terlampir)
Jakarta, Agustus 2019
Mahasiswa PKM Kimia
(Fadhillah Arifin)
NIM. 3315160803
Lampiran 1. Materi Pembelajaran
1. Sistem Dan lingkungan
Jika sepotong pita magnesium kita masukkan ke dalam larutan asam klorida, maka
pita magnesium akan segera larut atau bereaksi dengan HCl disertai pelepasan kalor yang
menyebabkan gelas kimia beserta isinya menjadi panas. Campuran pita magnesium dan
larutan HCl itu kita sebut sebagai Sistem. Sedangkan gelas kimia serta udara sekitarnya kita
sebut sebagai Lingkungan. Jadi, sistem adalah bagian dari alam semesta yang sedang menjadi
pusat perhatian. Bagian lain dari alam semesta yang berinteraksi dengan sistem kita sebut
lingkungan.
Sistem kimia adalah campuran pereaksi yang sedang dipelajari seperti pada (Gambar 1)
Gambar 1. Sistem Campuran Mg dan
Gambar 2. Sistem dan Lingkungan
larutan HCl
Pada umumnya sebuah sistem jauh lebih kecil dari lingkungannya. Di alam ini terjadi
banyak kejadian atau perubahan sehingga alam mengandung sistem dalam jumlah tak hingga,
ada yang berukuran besar (seperti tata surya), berukuran kecil (seorang manusia dan sebuah
mesin), dan berukuran kecil sekali (seperti sebuah sel dan satu atom). Akibatnya, satu sistem
kecil dapat berada dalam sistem besar, atau satu sistem merupakan lingkungan bagi sistem
yang lain. Akan tetapi bila sebuah sistem dijumlahkan dengan lingkungannya, akan sama
besarnya dengan sebuah sistem lain dijumlahkan dengan lingkungannya, yang disebut alam
semesta. Alam semesta adalah sistem ditambah lingkungannya (Gambar2).
a. Macam-Macam Sistem.
Berdasarkan pertukaran kalor, kerja dan materi, maka sistem dibedakan menjadi tiga yaitu:



sistem terbuka.
sistem tertutup.
sistem terisolasi.
Sistem dikatakan terbuka jika antara sistem dan lingkungan dapat mengalami pertukaran
materi dan energi. Pertukaran materi artinya ada hasil reaksi yang dapat meninggalkan sistem
(wadah reaksi), misalnya gas, atau ada sesuatu dari lingkungan yang dapat memasuki sistem.
Sistem pada gambar 1 tergolong sistem terbuka. Selanjutnya sistem dikatakan tertutup jika
antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran materi, tetapi dapat terjadi
pertukaran energi. Pada sistem terisolasi, tidak terjadi pertukaran materi maupun energi
dengan lingkungannnya (perhatikan Gambar 3 berikut)
a. Sistem Terbuka
b. Sistem Tertutup
c. Sistem Terisolasi
Secara skema digambarkan sebagai berikut:
Pertukaran energi antara sistem dan lingkungan dapat berupa kalor (q) atau bentukbentuk energi lainnya yang secara kolektif kita sebut kerja (w). Adanya pertukaran energi
tersebut akan mengubah jumlah energi yang terkandung dalam sistem. Kerja adalah suatu
bentuk pertukaran energi antara sistem dan lingkungan di luar kalor.
b.Hukum Kekekalan energi
Telah disebutkan bahwa jumlah energi yang dimiliki sistem dinyatakan sebagai energi
dalam (U). Hukum I termodinamika menyatakan hubungan antara energi sistem dengan
lingkungannya jika terjadi peristiwa. Energi dalam sistem akan berubah jika sistem menyerap
atau membebaskan kalor. Jika sistem menyerap energi kalor, berarti lingkungan kehilangan
kalor, energi dalamnya dan sebaliknya, jika lingkungan menyerap kalor atau sistem
membebasakan kalor maka energi dalam sistem akan bertambah ( U > 0), berkurang ( U <
0), dengan kata lain sistem kehilangan kalor dengan jumlah yang sama. Energi dalam juga
akan berubah jika sistem melakukan atau menerima kerja. Walaupun sistem tidak menyerap
atau membebaskan kalor, energi dalam sistem akan berkurang jika sistem melakukan kerja,
sebaliknya akan bertambah jika sistem menerima kerja. Sebuah pompa bila dipanaskan akan
menyebabkan suhu gas dalam pompa naik dan volumenya bertambah. Berarti energi dalam
gas bertambah dan sistem melakukan kerja. Dengan kata lain, kalor(q) yang diberikan kepada
sistem sebagian disimpan sebagai energi dalam ( U) dan sebagian lagi diubah menjadi kerja
(w). Secara matematis hubungan antara energi dalam, kalor dan kerja dalam hukum I
termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔU = q + W (6)
Persamaan (6) menyatakan bahwa perubahan energi dalam (ΔU) sama dengan jumlah kalor
yang diserap (q) ditambah dengan jumlah kerja yang diterima sistem (w). Rumusan hukum I
termodinamika dapat dinyatakan dengan ungkapan atau kata-kata sebagai berikut. “ Energi
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang
lain, atau energi alam semesta adalah konstan.“ Karena itu hukum ini disebut juga hukum
kekekalan energi . Berdasarkan hukum I termodinamika, kalor yang menyertai suatu reaksi
hanyalah merupakan perubahan bentuk energi. Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk
energi kalor. Energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik dan energi listrik dapat diubah
menjadi energi kimia. Agar tidak terjadi kekeliruan dalam menggunakan rumus diatas, perlu
ditetapkan suatu perjanjian. Maka perjanjian itu adalah:
1) Diutamakan dalam ilmu kimia adalah sistem, bukan lingkungan
2) Kalor (q) yang masuk sistem bertanda positif (+),sedangkan yang keluar bertanda
negatif (-)
3) Kerja (w) yang dilakukan sistem (ekspansi) bertanda negatif (-) , dan yang dilakukan
lingkungan (kompresi) bertanda positif (+),
Gambar 4. Ekspansi gas pada tekanan eksternal konstan.
Tanda untuk q dan w dapat dilihat pada Gambar 5 berikut
Gambar 5. Tanda untuk q dan w
Kerja dihitung dengan rumus:
W = - P (V1- V2)
Dimana w = kerja (pada tekanan 1 atm),
V1 = volume awal, dan V2 = volume akhir, dan P = tekanan yang melawan gerakan piston
pompa (atm), P untuk ekspansi adalah P ex dan untuk kompresi adalah P in . Penerapan
hukum termodinamika pertama dalam bidang kimia merupakan bahan kajian dari
termokimia.
Contoh:
Suatu sistem menyerap kalor sebanyak 1000 kJ dan melakukan kerja sebanyak 5 kJ.
Berapakah perubahan energi dalam sistem ini?
Jawab:
Karena sistem menyerap kalor, maka q bertanda positif, tetapi karena
sistem m elakukan kerja, maka w bertanda negatif.
ΔU = q + w
= 100 kJ – 5 kJ
= 95 kJ
2.Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
Perubahan entalpi (ΔH) positif menunjukkan bahwa dalam perubahan terdapat
penyerapan kalor atau pelepasan kalor. Reaksi kimia yang melepaskan atau mengeluarkan
kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi kimia yang menyerap kalor disebut reaksi
endoterm.
Aliran kalor pada kedua jenis reaksi diatas dapat dilihat pada gambar 6. berikut:
Gambar 6. Aliran kalor pada reaksi eksoterm dan endoterm
a. Persamaan Termokimia
Persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya disebut persamaan termokimia.
Nilai DH yang dituliskan pada persamaan termokimia disesuaikan dengan stokiometri reaksi.
Artinya jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi sama dengan koefisien reaksinya. Oleh karena
entalpi reaksi juga bergantung pada wujud zat harus dinyatakan, yaitu dengan membubuhkan
indeks s untuk zat padat , l untuk zat cair, dan g untuk zat gas. Perhatikan contoh berikut .
Contoh:
Pada pembentukan 1a mol air dari gas hidrogen dengan gas oksigen dibebaskan 286 kJ. Kata
“dibebaskan“ menyatakan bahwa reaksi tergolong eksoterm. Oleh karena itu ΔH = -286 kJ
Untuk setiap mol air yang terbentuk. Persamaan termokimianya adalah:
H2 (g) + 1/2 O2 (g)  H2O (l) ΔH = -286 kJ
atau
2 H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (l) ΔH = -572 kJ
(karena koefisien reaksi dikali dua, maka harga DH juga harus dikali dua).
b. Diagram Tingkat Energi
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan
bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi (Hr).
Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi
pereaksi (Hp – Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi endoterm dapat
dinyatakan:
ΔH = Hp – Hr > 0
Sebaliknya, pada reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan
berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu ,
perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔH = Hp – Hr < 0
Perubahan entalpi pada reaksi eksoterm dan endoterm dapat dinyatakan dengan diagram
tingkat energi. Seperti pada gambar 7. berikut
3. Perubahan Entalpi Standar (ΔHo)
Harga perubahan entalpi reaksi dapat dipengaruhi oleh kondisi yakni suhu dan tekanan saat
pengukuran. Oleh karena itu, perlu kondisi suhu dan tekanan perlu dicantumkan untuk setiap
data termokimia. Data termokimia pada umumnya ditetapkan pada suhu 25 0 C dan tekanan 1
atm yang selanjutnya disebut kondisi standar. Perubahan entalpi yang diukur pada suhu 25 0 C
dan tekanan 1 atm . Disebut perubahan entalpi standar dan dinyatakan dengan lambang ΔHo
Sedangkan perubahan entalpi yang pengukurannya tidak merujuk kondisi pengukurannya
dinyatakan dengan lambang ΔH saja. Entalpi molar adalah perubahan entalpi reaksi yang
dikaitkan dengan kuantitas zat yang terlibat dalam reaksi. Dalam termokimia dikenal berbagai
macam entalpi molar, seperti entalpi pembentukan, entalpi penguraian, dan entalpi pembakaran
a. Entalpi pembentukan (ΔHof )
Perubahan entalpi pada pembentukan 1 mol zat langsung dari unsur-unsurnya disebut entalpi
molar pembentukan atau entalpi pembentukan. Jika pengukuran dilakukan pada keadaan
standar (298 k, 1 atm) dan semua unsur-unsurnya dalam bentuk standar, maka perubahan
entalpinya disebut entalpi pembentukan standar (ΔHof )Entalpi pembentukan dinyatakan
dalam kJ per mol (kJ mol -1) Supaya terdapat keseragaman, maka harus ditetapkan keadaan
standar, yaitu suhu 25 0 C dan tekanan 1 atm. Dengan demikian perhitungan termokimia
didasarkan pada keadaan standar.
Pada umumnya dalam persamaan termokimia dinyatakan:
AB + CDAC + BD ΔHo= x kJ/mol
ΔHo adalah lambang dari perubahan entalpi pada keadaan itu. Yang dimaksud dengan bentuk
standar dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu pada kondisi standar
(298 K, 1 atm). Untuk unsur yang mempunyai bentuk alotropi, bentuk
standarnya ditetapkan berdasarkan pengertian tersebut. Misalnya, karbon yang dapat
berbentuk intan dan grafit, bentuk standarnya adalah grafit, karena grafit adalah bentuk
karbon yang paling stabil pada 298 K, 1 atm. Dua hal yang perlu diperhatikan berkaitan
dengan entalpi pembentukan yaitu bahwa zat yang dibentuk adalah 1 mol
dan dibentuk dari unsurnya dalam bentuk standar.
Contoh:
Entalpi pembentukan etanol (C2H5OH) (l) adalah -277,7 kJ per mol. Hal ini berarti:
Pada pembentukan 1 mol (46 gram) etanol dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar, yaitu
karbon (grafit), gas hidrogen dan gas oksigen, yang diukur pada 298 K, 1 atm dibebaskan
277,7 kJ dengan persamaan termokimianya adalah:
2 C (s, grafit) + 3H2 (g) + ½ O2 (g)  C2H5OH (l) ΔH = -277,7kJ
Nilai entalpi pembentukan dari berbagai zat serta persamaan termokimia reaksi
pembentukannya diberikan pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Nilai entalpi pembentukan berbagai zat & Persamaan termokimia reaksi
pembentukannya.
Pada umumnya entalpi pembentukan senyawa bertanda negatif. Entalpi pembentukan unsur
dalam bentuk standarnnya, misalnya entalpi pembentukan grafit, adalah nol. Perhatikanlah
dengan baik hubungan antara nilai entalpi pembentukan dengan persamaan termokimia reaksi
pembentukannya, sehingga jika anda mengetahui nilai entalpi pembentukan suatu zat, Anda
dapat menuliskan persamaan termokimia yang sesuai.
b.Entalpi Penguraian
Reaksi penguraian adalah kebalikan dari reaksi pembentukan. Oleh karena itu, sesuai dengan
azas kekekalan energi, nilai entalpi penguraian sama dengan entalpi pembentukannya, tetapi
tandanya berlawanan.
Contoh:
1. Diketahui ΔHof H2O (l) = -286 kJ mol-1,
maka entalpi penguraian
H2O (l) menjadi gas hidrogen dan gas oksigen adalah + 286 kJ mol-1
H2O (l) H2 (g) + ½ O2 (g) ΔHod= + 286 kJ
c.Entalpi Pembakaran
Reaksi suatu zat dengan oksigen disebut reaksi pembakaran. Zat yang mudah terbakar adalah
unsur karbon, hidrogen, belerang, dan berbagai senyawa dari unsur tersebut. Pembakaran
dikatakan sempurna apabila karbon (c) terbakar menjadi CO2, hidrogen (H) terbakar menjadi
H2O, belerang (S) terbakar menjadi SO2. Perubahan entalpi pada pembakaran sempurna 1
mol suatu zat yang diukur pada 298 K, 1 atm disebut entalpi pembakaran standar (standard
enthalpy of combustion), yang dinyatakan dengan ΔHoc Entalpi pembakaran juga dinyatakan
dalam kJ mol-1 . Harga entalpi pembakaran dari berbagai zat pada 298 K, 1 atm Harga entalpi
pembakaran dari berbagai zat pada 298 K, 1 atm diberikan pada tabel 3 berikut.
Tabel 3 . Entalpi Pembakaran dari berbagai zat pada 298 K, 1 atm
Contoh:
Pembakaran bensin adalah suatu proses eksoterm. Apabila bensin dianggap terdiri atas
isooktana, C8H18 (salah satu komponen bensin) tentukanlah jumlah kalor yang dibebaskan
pada pembakaran 1 liter bensin. Diketahui entalpi pembakaran isooktana = -5460 kJ mol-1
dan massa jenis isooktan = 0,7 kg L -1 (H = 1; C =12)
Jawab:
Entalpi pembakaran isooktana yaitu – 5460 kJ mol-1 . Massa 1 liter bensin = 1 liter x 0,7 kg
L-1 = 0,7 kg = 700 gram. Mol isooktana =700 gram/114 gram mol-1 = 6,14 mol. Jadi kalor
yang dibebaskan pada pembakaran 1 liter bensin adalah: 6,14 mol x 5460 kJ mol -1 =33524,4
kJ.
C. Perubahan Entalpi Reaksi
Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi potensial
berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan karena atom
– atom dan molekulmolekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari semua
bentuk energi itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi
yang masuk atau keluar dari zat. . Misalnya
entalpi untuk air dapat ditulis H H2O (l) dan untuk es ditulis H H2O(s).
Perhatikan lampu spiritus, jumlah panas atau energi yang dikandung oleh spiritus pada
tekanan tetap disebut entalpi spiritus. Entalpi tergolong sifat eksternal, yakni sifat yang
bergantung pada jumlah mol zat. Bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara
mempunyai isi panas atau entalpi. Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan
semua bentuk energi yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor
atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan
“ perubahan entalpi (ΔH) “.
Misalnya pada perubahan es menjadi air, maka dapat ditulis sebagai berikut:
ΔH = H H2O (l) - H H2O (s)
1.Kalor jenis Dan Kapasitas Kalor
Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya karena
adanya perbedaan suhu, yaitu dari suhu lebih tinggi ke suhu lebih rendah. Transfer kalor akan
berlangsung hingga suhu diantara keduanya menjadi sama. Seperti halnya dengan “kerja“,
kalor adalah energi dalam yang pindah (transfer energi).
Apabila suatu zat menyerap kalor, maka suhu zat akan naik sampai tingkat tertentu
hingga zat itu akan mencair (jika zat padat) atau menguap (jika zat cair). Sebaliknya jika
kalor dilepaskan dari suatu zat, maka suhu zat itu akan turun sampai tingkat tertentu hingga
zat itu akan mengembun (jika zat gas) atau membeku (jika zat cair).
Kita dapat menentukan jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan oleh suatu sistem atau zat
dari perubahan suhu atau perubahan wujud yang dialaminya asal kalor jenis atau kapasitas
kalornya diketahui.
Kalor jenis(c) adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperature dari
1 gram massa bahan sebesar 1 oC.
Kapasitas kalor( C ) adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperature dari
suatu sampel bahan sebesar 1 oC.
Jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan oleh sistem dapat ditentukan melalui
percobaan, yaitu dengan mengukur perubahan suhu yang terjadi pada sistem. Apabila massa
dan kalor jenis atau kapasitas kalor sistem diketahui, maka jumlah kalor dapat dihitung
dengan rumus:
q = m x c x Δt
atau
q = C x Δt
dimana: q = jumlah kalor (dalam joule)
m = massa zat (dalam gram)
Δt = perubahan suhu (t akhir – t awal)
c = kalor jenis
C = kapasitas kalor
Contoh:
Berapa joule diperlukan untuk memanaskan 100 gram air dari 250C menjadi 1000 C. Kalor
jenis air = 4. 18 J g-1 K-1
Jawab:
q
= C. Δt
= 100 g x 4,18 J g-1 K-1 x (100 – 25) K
= 31. 350 J = 31,35 kJ
2. Kalorimetri
Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai panas, sebab itu
lebih tepat bila istilahnya disebut panas reaksi. Alat yang dipakai untuk mengukur panas
reaksi disebut kalorimeter (sebetulnya kalori meter, walaupun diketahui sekarang panas lebih
sering dinyatakan dalam joule daripada kalori). Ada beberapa macam bentuk dari alat ini,
salah satu dinamakan Kalorimeter Bomb yang diperlihatkan pada gambar diatas. Kalorimeter
semacam ini biasanya dipakai untuk mempelajari reaksi eksotermik, yang tak akan berjalan
bila tidak dipanaskan, misalnya reaksi pembakaran dari CH4 dengan O2 atau reaksi antara H2
dan O2. Alatnya terdiri dari wadah yang terbuat dari baja yang kuat (bombnya) dimana
pereaksi ditempatkan. Bomb tersebut dimasukkan pada bak yang berisolasi dan diberi
pengaduk serta termometer. Suhu mula-mula dari bak diukur kemudian reaksi dijalankan
dengan cara menyalakan pemanas kawat kecil yang berada di dalam bomb. Panas yang
dikeluarkan oleh reaksi diabsorpsi oleh bomb dan bak menyebabkan temperatur alat naik.
Dari perubahan suhu dan kapasitas panas alat yang telah diukur maka jumlah panas yang
diberikan oleh reaksi dapat dihitung.
Gambar 8. Kalorimeter Bom
3.Perubahan Entalpi Berdasarkan Hukum Hess
Banyak reaksi yang dapat berlangsung secara bertahap. Misalnya pembakaran karbon
atau grafit. Jika karbon dibakar dengan oksigen berlebihan terbentuk karbon dioksida
menurut persamaan reaksi:
C(s) + O2 (g) CO2 (g) ΔH = - 394 kJ
Reaksi diatas dapat berlangsung melalui dua tahap. Mula-mula karbon dibakar dengan
oksigen yang terbatas sehingga membentuk karbon monoksida. Selanjutnya, karbon
monoksida itu dibakar lagi untuk membentuk karbon dioksida. Persamaan termokimia untuk
kedua reaksi tersebut adalah:
C(s) + ½ O2 (g) CO (g) ΔH = - 111 kJ
CO (g) + ½ O2 (g) CO2 (g) ΔH = - 283 kJ
Jika kedua tahap diatas dijumlahkan, maka diperoleh:
C(s) + ½ O2 (g) CO (g) ΔH = - 111 kJ
CO (g) + ½ O2 (g) CO2 (g) ΔH = - 283 kJ
------------------------------------------------------------------------- +
C(s) + O2 (g) CO2 (g) ΔH = - 394 kJ
4.Perubahan Entalpi Berdasarkan Entalpi Pembentukan
Kalor suatu reaksi dapat juga ditentukan dari data entalpi pembentukan zat pereaksi
dan produknya. Dalam hal ini, zat pereaksi dianggap terlebih dahulu terurai menjadi unsurunsurnya, kemudian unsur-unsur itu bereaksi membentuk zat produk. Secara umum untuk
reaksi:
m AB + n CD  p AD + q CB
ΔH0 = jumlah ΔH0f (produk) - jumlah ΔH0f (pereaksi)
5.Perubahan Entalpi Berdasarkan Energi Ikatan
Energi ikatan didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan
dari suatu molekul dalam wujud gas. Energi ikatan dinyatakan dalam kilojoule per mol (kJ
mol-1 )Energi berbagai ikatan diberikan pada tabel 4.
Tabel 4. Harga Energi ikatan berbagai molekul (kJ/mol)
Lampiran 2. Instrumen Penilaian Sikap
1.
Penilaian kompetensi sikap melalui lembar observasi
Petunjuk Pengisian Lembar Observasi
Kolom aspek perilaku diisi dengan menggunakan angka sesuai kriteria berikut
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
a. Lembar penilaian kompetensi sikap saat diskusi
LEMBAR OBSERVASI SIKAP SAAT DISKUSI
Mata
: Kimia
Pelajaran
Kelas/
: XI/ 1
Semester
Topik
: Termokimia
Sub Topik
: Menghitung ∆H reaksi berdasarkan hukum Hess
Indikator
No
: 3.5.3. Peserta didik dapat menentukan ∆H reaksi
berdasarkan hukum Hess
Nama Peserta
Didik
1
2
Perilaku
3
4
5
Ket
Keterangan 1) kerja sama 2) tanggung jawab 3) kritis 4) pro-aktif 5) religius
Lampiran 3. Lembar Penilaian Keterampilan
Bagian
Kemampuan yang diukur
A
Pra-eksperimen
1. Menjelaskan tujuan eksperimen
2. Menyebutkan alat dan bahan yang diperlukan
3. Menjelaskan langkah-langkah/prosedur
eksperimen
4. Menyelesaikan tugas prasyarat
B
Skor
Keterangan
Jumlah skor A
Pelaksanaan eksperimen
1. Penggunaan alat dan bahan
2. Melakukan eksperimen sesuai prosedur
3. Kedispilinan
4. Ketelitian
5. Kerapihan dan kebersihan
6. Keaktifan dan eksperimen
7. Kerjasama dengan kelompok
Jumlah skor B
C
Hasil eksperimen
1. Kemampuan memahami data dan analisisnya
2. Kemampuan menjawab pertanyaan
3. Kemampuan menarik kesimpulan
4. Kemampuan mempresentasikan hasil
eksperimen
5. Membuat laporan eksperimen
6. Ketepatan waktu menyampaikan laporan
eksperimen
7. Keaktifan dalam berdiskusi
Jumlah skor C
Nilai
Tanggal
penilaian
Paraf
guru
Lampiran 4. Kisi-kisi dan Instrumen Penilaian Pengetahuan
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
PENDIDIKAN TINGGI
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 59 JAKARTA
Jl. Bulak Timur 1/10 – 11 Klender – Jakarta Timur 13470
Telp. (021) 8614101 – 86612548 Fax. (021) 8614798
Web: www.sman59Jaktim.seh.id Email: [email protected]
PENILAIAN TENGAH SEMESTER GANJIL
SMA NEGERI 59 JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
MATA PELAJARAN
KELAS / PROGRAM
GURU MATA PELAJARAN
: KIMIA
: XI/ MIPA
: Serfika Rahmawati, S. Pd.
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!
Untuk menjawab soal 1-2, perhatikan pernyataan berikut.
Jika reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida encer dicampurkan ke dalam
tabung reaksi, maka produk yang dihasilkan adalah gas hidrogen dan magnesium klorida.
Selama proses berlangsung, gas hidrogen yang terbentuk tidak keluar dari tabung reaksi,
tetapi perambatan kalor meninggalkan sistem tetap terjadi melalui dinding pada tabung reaksi
yang ditandai dengan panasnya dinding tabung reaksi.
1. Jenis sistem berdasarkan pernyataan tersebut adalah …
A. Sistem terbuka
B. Sistem tertutup
C. Sistem terisolasi
D. Sistem dan lingkungan
E. Sistem termokimia
2. Reaksi antara pita magnesium dan asam klorida termasuk ke dalam reaksi ...
A. Reaksi eksoterm
B. Reaksi endoterm
C. Reaksi kimia
D. Reaksi pemanasan
E. Reaksi pembentukan
3. Diketahui persamaan reaksi kimia:
Ca (s) + C (s) + 3/2 O2 (g) → CaCO3 (s)
Δ H = − 1.207,5 kJ/mol
Grafik yang menunjukkan proses reaksi tersebut adalah….
A.
D.
B.
E.
C.
4. Reaksi berikut yang merupakan reaksi peruraian standar adalah…..
A. FeO (s) + Fe2O3 (s) → Fe3O4 (s)
B. CaO (s) + CO2 (g) → CaCO3 (s)
C. CaCO3 (s) → CaO (s) + CO2 (g)
D. CaCO3 (s) → Ca (s) + C (s) + 3/2 O2 (g)
E. 2CaCO3 (s) → 2Ca (s) + 2C (s) + 3O2 (g)
5. Reaksi berikut yang melepas kalor sebesar 128 kJ/mol adalah ......
A. C2H4 + H2 → C2H6
B. C2H6 → C2H4 + H2
C. C3H8 + H2 → C3H6
D. C3H6 → C3H8 + H2
E. C2H4 + O2 → C3H6
Untuk menjawab soal nomor 6-8, perhatikan data entalpi ikatan di bawah ini:
Ikatan
E (kJ/mol)
C=C
611
C-H
414
C-Cl
339
C-C
347
H-Cl
431
H-H
436
6. Entalpi ikatan untuk senyawa C2H5Cl adalah ... kJ/mol.
A. 2840
B. 2756
C. 2409
D. 2070
E. 2015
7. C2H4 + HCl → C2H5Cl , maka nilai ∆Hfo = ... kJ/mol.
A. +46
B. -46
C. +56
D. -58
E. -23
8. Siklus suatu reaksi ditunjukkan dengan diagram berikut.
ΔH1 = …..
A
B
ΔH2 = 120 k
ΔH4 = 60 kJ
ΔH3 = 45 kJ
C
D
Berdasarkan siklus tersebut, nilai ΔH1 adalah….
A. -225 kJ
B. -135 kJ
C. -105 kJ
D. +105 kJ
E. +225 kJ
9. Diketahui:
ΔHf◦H2O (g) = -242 kJ/mol
ΔHf◦CO2 (g) = -394 kJ/mol
ΔHf◦C2H2 (g) = 52 kJ/mol
Jika 52 gram C2H2 dibakar secara sempurna sesuai dengan persamaan:
2C2H2 (g) + 5O2 (g) → 4CO2 (g) + 2H2O (g) akan dihasilkan kalor sebesar ......
(Ar C = 12, H = 1)
A. 391,2 kJ
B. 428,8 kJ
C. 1.082 kJ
D. 2.164 kJ
E. 4.328 kJ
10. Reaksi pembakaran isooktana dapat dituliskan sebagai berikut.
(1) C8H18 (l) + 25/2 O2 (g) → 8CO2 (g) +9H2O (g)
ΔH= -5460 kJ
(2) C8H18 (l) + 17/2 O2 (g) → 8CO (g) +9H2O (g)
ΔH= -2924,4 kJ
Kesimpulan dari reaksi tersebut adalah…
A. Isooktana efektif untuk bahan bakar
B. Isooktana dapat menaikkan kadar bahan bakar
C. Isooktana menghasilkan energi yang memadai
D. Pembakaran tidak sempurna isookatana menghasilkan energi yang sedikit
E. Pembakaran tidak sempurna isooktana selain menghasilkan sedikit energi, juga
menimbulkan gas pencemar
ESSAY
1. Diketahui reaksi berikut:
H2O(l) → H2O(g)
ΔH = +40 kJ/mol
Hitunglah kalor yang diperlukan untuk penguapan 4,5 gram H2O (Ar H = 1,0 dan Ar O
= 16)!
2. Diketahui persamaan pembakaran siklopropana:
(CH2)3 + O2 → 3CO2 + 3H2O
(ΔH = -a kJ/mol)
Kalor pembentukan:
CO2(g) = -b kJ/mol
H2O (l)= -c kJ/mol
Maka, perubahan entalpi dari pembentukan siklopropana (dalam kJ/mol) ialah …
3. Larutan NaHCO3 (backing soda) bereaksi dengan asam klorida menghasilkan larutan
natrium klorida, air, dan gas karbon dioksida. Reaksi menyerap kalor sebesar 11,8 kJ
pada tekanan tetap untuk setiap mol backing soda. Tuliskan persamaan termokimia
untuk reaksi tersebut!
4. Reaksi antara hidrogen klorida dengan natrium hidroksida merupakan reaksi
eksotermis yang berlangsung sangat cepat menurut persamaan kimia:
HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)
Dalam suatu percobaan, seorang peserta didik menempatkan 25,0 mL larutan HCl 1,00
mol/L pada suhu 25,0◦C dalam kalorimeter coffeecup. Ke dalam kalorimeter ini
kemudian ditambahkan 25,0 mL larutan NaOH 1,00 mol/L juga pada suhu 25,0◦C.
Selama campuran diaduk, suhu campuran naik dengan cepat mencapai keadaan
maksimum pada suhu 28,3,0◦C. Berapakah ΔH reaksi, dinyatakan dengan kJ per mol
HCl? Karena larutan relatif encer, dapat dianggap bahwa panas jenis larutan sama
dengan panas jenis air yaitu 4,184 J/◦C-1. Massa jenis larutan HCl adalah 1,02 g/mL
dan massa jenis larutan NaOH adalah 1,04 g/mL. (Panas yang hilang ke styrofoam,
termometer, atau lingkungan diabaikan).
5. Jika Anda datang ke SPBU, Anda menjumpai berbagai jenis bahan bakar minyak
(BBM) seperti Premium dan Pertamax. Premium memiliki angka oktan 88 dan
Pertamax memiliki angka oktan 92. Menganggap 1 L pembakaran BBM selama mesin
bekerja berlangsung secara sempurna, berapakah ΔH yang dibebaskan untuk
menjalankan kendaraan bermotor yang Anda gunakan jika bahan bakar yang Anda
gunakan adalah Pertamax? Diketahui ΔHc C7H16 = -4853 kJ/mol dan ΔHc C8H18 = 5460 kJ/mol. Massa jenis bensin = 0,7 kg/L. Mr C8H18 = 114 dan Mr C7H16 = 100.
“Didunia ini banyak sekali orang-orang pintar,
namun sedikit sekali diantaranya merupakan orang-orang jujur”
Selamat mengerjakan XI-MIPA 
KISI-KISI PENILAIAN TENGAH SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Program Studi
No.
: SMA N 59 Jakarta
: Kimia
: XI/MIPA
Kompetensi yang
Diujikan
Alokasi Waktu
Jumlah Soal
Penyusun
Materi
Indikator
Kelas /
Semester
1.
3.4 Menjelaskan konsep
perubahan entalpi reaksi
pada tekanan tetap dalam
persamaan termokimia
Sistem dan
lingkungan
2.
3.4 Menjelaskan konsep
perubahan entalpi reaksi
pada tekanan tetap dalam
persamaan termokimia
Reaksi endoterm
dan reaksi
eksoterm
: 90 menit
: 15
: Serfika Rahmawati, S. Pd.
Ranah
Soal
No
Soal
Bentuk
Soal
Kunci
XI / Ganjil Mengidentifikasi jenis
sistem dari suatu
percobaan
C4
1
PG
B
XI / Ganjil Menentukan reaksi
eksoterm dan endoterm
C4
2
PG
A
Indikator Soal
melalui percobaan
No.
Kompetensi yang
Diujikan
Materi
Indikator
Kelas /
Semester
Indikator Soal
Ranah
Soal
No
Soal
Bentuk
Soal
Kunci
3.
3.4 Menjelaskan konsep
perubahan entalpi reaksi
pada tekanan tetap dalam
persamaan termokimia
Reaksi eksoterm
dan reaksi
endoterm
XI / Ganjil Mengidentifikasi reaksi
eksoterm dan endoterm
berdasarkan diagram
tingkat energi
C4
3
PG
C
4.
3.4 Menjelaskan konsep
perubahan entalpi reaksi
pada tekanan tetap dalam
persamaan termokimia
Jenis perubahan
entalpi standar
XI / Ganjil Menentukan contohcontoh perubahan
entalpi standar untuk
berbagai reaksi
C3
4
PG
C
5.
3.4 Menjelaskan konsep
perubahan entalpi reaksi
pada tekanan tetap dalam
persamaan termokimia
Jenis perubahan
entalpi standar
C4
5
PG
E
6.
3.5 Menjelaskan jenis
entalpi reaksi, hukum Hess
dan konsep energi ikatan
Energi ikatan
(ΔHdis)
XI / Ganjil Menentukan entalpi
ikatan dari suatu
senyawa melalui data
ikatan entalpi
C3
6
PG
B
7.
3.5 Menjelaskan jenis
entalpi reaksi, hukum Hess
dan konsep energi ikatan
Energi Ikatan
(ΔHdis)
XI / Ganjil Menentukan perubahan
entalpi melalui data
entalpi standar suatu
reaksi
C3
7
PG
D
Menganalisis reaksi
yang terbentuk
berdasarkan perubahan
entalpi standar
Kompetensi yang
Diujikan
Materi
Indikator
8.
3.5 Menjelaskan jenis
entalpi reaksi, hukum Hess
dan konsep energi ikatan
Hukum Hess
9.
3.5 Menjelaskan jenis
entalpi reaksi, hukum Hess
dan konsep energi ikatan
10.
3.5 Menjelaskan jenis
entalpi reaksi, hukum Hess
dan konsep energi ikatan
No.
11.
3.4 Menjelaskan konsep
perubahan entalpi reaksi
pada tekanan tetap dalam
persamaan termokimia
Kelas /
Semester
Indikator Soal
XI / Ganjil Menentukan perubahan
entalpi berdasarkan
hukum Hess
Perubahan entalpi XI / Ganjil Menentukan kalor
pembentukan
berdasarkan data
standar
perubahan entalpi
standar
Kalor
Pembakaran
XI / Ganjil Menganalisis perubahan
entalpi reaksi
Ranah
Soal
No
Soal
Bentuk
Soal
Kunci
C3
8
PG
D
C3
9
PG
D
C4
10
PG
E
C3
1
Esai
pembakaran terhadap
dampak yang diberikan
ke lingkungan
Entalpi
XI / Ganjil Menentukan perubahan
entalpi pembentukan
berdasarkan data entalpi
standar
-q = 0,25 mol x 40
kJ/mol
q = -10kJ
Kompetensi yang
Diujikan
Materi
Indikator
12.
3.5 Menjelaskan jenis
entalpi reaksi, hukum Hess
dan konsep energi ikatan
Entalpi
pembentukan
13.
3.5 Menjelaskan jenis
entalpi reaksi, hukum Hess
dan konsep energi ikatan
Persamaan
termokimia
No.
Kelas /
Semester
Ranah
Soal
No
Soal
Bentuk
Soal
XI / Ganjil Menentukan jumlah
kalor yang diperlukan
melalui data entalpi
ikatan
C3
2
Esai
ΔH siklopropana = 3b-3c+a kJ/mol
XI / Ganjil Menentukan persamaan
reaksi termokimia
C3
3
Esai
NaHCO3 (s) + HCl
(aq) → H2O (l) +
CO2 (g)
Indikator Soal
Kunci
ΔH = +11,8 kJ
14.
3.5 Menjelaskan jenis
entalpi reaksi, hukum Hess
dan konsep energi ikatan
Kalorimeter
XI / Ganjil Menentukan perubahan
entalpi berdasarkan
percobaan dengan
kalorimeter
C4
4
Esai
Massa larutan HCl
= 1,02 g/mL x 25,0
mL = 25,5 g
Massa larutan
NaOH = 1,04 g/mL
x 25,0 mL = 26 g
Massa total larutan
= 51,5 g
No.
Kompetensi yang
Diujikan
Materi
Indikator
Kelas /
Semester
Indikator Soal
Ranah
Soal
No
Soal
Bentuk
Soal
Kunci
ΔT = 3,3◦C
qreaksi = 51,5 g x
4,184 J/g◦C x 3,3◦C
= 711,1 J = 0,7111
kJ
ΔH = -0,7111 kJ :
0,025 mol = -28,4
kJ/mol
NaOH (aq) + HCl
(aq) → NaCl (aq) +
H2O (l)
ΔH = -28,4 kJ/mol
No.
15.
Kompetensi yang
Diujikan
Materi
Indikator
3.5 Menjelaskan jenis
entalpi reaksi, hukum Hess
dan konsep energi ikatan
Kalor
Pembakaran
Kelas /
Semester
Indikator Soal
XI / Ganjil Menganalisis perubahan
entalpi reaksi
pembakaran dari
pembakaran berbagai
jenis bahan bakar di
SPBU
Ranah
Soal
No
Soal
Bentuk
Soal
Kunci
C4
5
Esai
Massa bensin = 0,7
kg/L x 1 L = 0,7 kg
= 700g
Massa C8H18 = 0,92
x 700g = 644g
n C8H18 = 644g :
114 g/mol = 5,65
mol
ΔH C8H18 = -5460
kJ : 5,65 mol = 966,4 kJ/mol
Massa C7H16 = 0,08
x 700g = 56g
n C7H16= 56g : 100
g/mol = 0,56 mol
ΔH C7H16 = -4853
No.
Kompetensi yang
Diujikan
Materi
Indikator
Kelas /
Semester
Indikator Soal
Ranah
Soal
No
Soal
Bentuk
Soal
Kunci
kJ : 0,56 mol = 8666,1 kJ/mol
ΔH total = -966,4
kJ/mol
+ (-8666,1 kJ/mol)
= -9632,5 kJ/mol
Mengetahui,
Jakarta, September 2019
Kepala SMA N 59 Jakarta
Pembuat Soal
Drs. Marihot Malau, M. Pd.
NIP. 19640806 199103 1 006
Serfika Rahmawati, S. Pd.
NIP.
Lampiran 5. LKPD Praktikum
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
PRAKTIKUM REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM SERTA
PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI
I.
TUJUAN PERCOBAAN
A. Membandingkan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
B. Menentukan perubahan entalpi reaksi netralisasi
II.
ALAT DAN BAHAN
A. Percobaan Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
1. Alat :
a. Tabung reaksi
b. Gelas ukur 50 ml
c. Termometer
d. Gelas kimia 100 mL
e. Spatula
2. Bahan :
a. Logam Mg
b. Larutan HCl 1 M
c. Kristal Ba(OH)2
d. Kristal NH4Cl
e. CaO padat
f. Aquades
B. Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi
1. Alat :
a. Kalorimeter sederhana
b. Termometer
c. Gelas Kimia 100 mL
d. Stopwatch
2. Bahan :
a. Larutan NaOH 1 M
b. Larutan HCl 1 M
III. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Percobaan Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
1. Masukkan 10 ml larutan aquades ke dalam tabung reaksi. Ukur suhunya sebagai
T awal dan uji dengan kertas lakmus merah dan biru. Kemudian, masukkan
sebongkah CaO, biarkan sebentar dan ukur suhu tertinggi sebagai T akhir,
kemudian uji dengan kertas lakmus merah dan lakmus biru.
2. Masukkan 5 ml larutan HCl 1 M ke dalam sebuah tabung reaksi. Ukur suhunya
sebagai T awal. Kemudian tambahkan potongan pita magnesium (Mg)
sepanjang 2-3 cm. Amati perubahan yang terjadi dan ukur suhunya sebagai T
akhir.
3. Masukkan Kristal Ba(OH)2 sebanyak 2 spatula ke dalam tabung reaksi.
Tambahkan Kristal NH4Cl sebanyak 2 spatula, kemudian diaduk dan tutuplah
dengan sumbat gabus. Peganglah tabung reaksi tersebut dan rasakan suhunya.
Biarkan sebentar, kemudian buka sumbat tabung dan cium bau gas yang timbul
(Hati-hati jangan mencium langsung bau gas dari mulut tabung, tetapi kibaskan
tangan Anda di mulut tabung). Catat hasil pengamatan
B. Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi
1. Ukurlah suhu HCl dan NaOH sebelum direaksikan. Jika suhu kedua larutan
berbeda, maka catat suhu rata-ratanya sebagai suhu awal.
2. Masukkan NaOH ke dalam bejana, lalu tuangkan HCl tersebut ke dalam bejana.
Aduk dengan termometer dan perhatikan suhu yang terbaca pada termometer
(Carilah suhu tertinggi sebagai suhu akhir)
3. Aduk campuran dengan termometer dan ukur suhunya setiap 30 detik selama 5
menit, dan amati perubahan suhu yang terjadi.
IV. DATA PENGAMATAN
A. Percobaan Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
No.
Bahan Percobaan
1.
10 mL aquades +
CaO
2.
5 ml HCl + 2 cm Mg
3.
2 Spatula Ba(OH)2 +
2 spatula NH4Cl
T-awal
(˚C)
Pengamatan
TPerubahan yang
akhir
terjadi
(˚C)
Keterangan
(eksoterm/endoterm
B. Percobaan Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi
No.
1.
Percobaan
Suhu Awal
a. HCl 1 M
b. NaOH 1 M
Hasil Pengamatan
Rata-rata
2.
Suhu Akhir
3.
Perubahan suhu
selama 5 menit
t
(s)
30 60 90 120 150 180
210 240 270 300
T
(˚C)
V.
PERTANYAAN
A. Percobaan Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
1. Gejala apakah yang menunjukkan terjadinya reaksi kimia pada percobaan di
atas?
2. Tuliskan persamaan reaksi dari percobaan yang telah dilakukan!
3. Sebutkan perbedaan dari reaksi eksoterm dan reaksi endoterm!
4. Buatlah diagram tingkat energi secara umum untuk reaksi eksoterm dan
endoterm!
B. Percobaan Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi
1. Apakah reaksi netralisasi antara HCl dan NaOH berjalan secara eksoterm atau
endotem?
2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi!
3. Hitunglah kalor yang dibebaskan dari sistem ke lingkungan agar suhu larutan
kembali turun dan menjadi sama dengan suhu awal larutan (anggap massa jenis
larutan = 1 g/mL dan kalor jenis larutan 4,2 J/g K)
Download