Uploaded by dies.izzah

ESSAY FILM 2019 Dies Izah Qonita Universitas Hasanuddin Pendidikan Karakter Pada Gel 2

advertisement
Subtema : Pendidikan
Pendidikan Karakter Pada Anak Jalanan Melalui Pengembangan Seni
Musik
Diajukan untuk Mengikuti Kompetisi
SEMAR ESSAY COMPETITION
FESTIVAL ILMIAH MAHASISWA 2019
STUDI ILMIAH MAHASISWA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Diusulkan Oleh :
Dies Izah Qonita
Fisioterapi/2016
Nurul Fauziah Arifin
Fisioterapi/2016
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
Banyak anak dari keluarga yang tidak mampu mengalami putus sekolah
dan dipaksa bekerja untuk mengurangi beban keluarga. Mereka dieksploitasi
untuk mendapatkan uang di jalanan. Anak ini disebut anak jalanan. Menurut
Departemen Sosial RI (dalam Tundzirawati, et al., 2009), Anak jalanan adalah
anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan
hidup sehari-hari di jalanan, baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalan
dan tempat-tempat umum lainnya. Di Indonesia sendiri, anak jalanan dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan yang begitu signifikan, terutama dikota-kota besar.
Di Indonesia, anak jalanan mengalami peningkatan hingga mencapai 5,4 juta
orang/tahun (Agustin, 2017).
Kemiskinan, tanpa pendidkan, dan tanpa kesejahteraan masih sangat
melekat pada kehidupan anak jalanan. Hak dan kewajiban anak jalanan masih
kurang diperhatikan, maka dari itu masih harus ada perhatian yang khusus dari
pemerintah dan masyarakat. Masih banyak anak jalanan yang tidak mendapatkan
haknya sebagai warga negara Indoensia, tanpa pendidikan, tidak memiliki tempat
tinggal, bahkan kerap mengalami tindakan diskriminatif. Anak jalanan tidak
begitu diperhatikan oleh pemerintah itu sendiri. Hal ini menyebabkan banyak
anak-anak Indonesia, dimana sebagai anak penerus bangsa mengalami degradasi
moral dan etika, dikarenakan tidak adanya payung atau lembaga pemerintah untuk
mengayomi anak-anak jalanan untuk mencapai apa yang mereka cita-citakan
(Subehi, 2010). Padahal anak Indonesia adalah aset penerus bangsa, tak terkecuali
anak jalanan.
Anak-anak yang kurang beruntung ini, perlu dibina dengan sentuhan
lembut penuh kasih sayang dan kemanusiaan. Tetapi, berkembangnya sikap
sombong ingin bergaya hidup feodal atau ingin berkuasa secara instan, sepertinya
telah menggeser nilai-nilai kemanusiaan. Gaya hidup borjuis dan feodalistik itu,
disadari atau tidak, justru telah memposisikan anak-anak jalanan makin
kehilangan kesejatian dirinya. Kata-kata kasar dan perlakuan tak senonoh sudah
menjadi hiasan hidup keseharian anak jalanan. Orang-orang kaya yang seharusnya
bisa menggerakkan semangat hidup anak-anak jalanan ini, justru makin menjauhi
dan membencinya.
Saat ini, telah banyak digelar latihan kewirausahaan agar anak jalanan
dapat mandiri dan mencegah mereka untuk meminta-minta dijalanan. Ada hal
utama yang dilupakan dari institusi yang menangani anak jalanan atau pemerintah
bahwa penanganan anak jalanan tidak sekedar pada sisi ekonomi saja akan tetapi
meliputi masalah personal (jati diri, watak, moral, emotional, dan perilaku) dan
vocational (ekonomi, kemandirian, kecakapan hidup, dan kesejahteraan) (Subehi,
2010). Labilitas emosi dan mental khas anak jalanan yang ditunjang dengan
penampilan yang kumuh, melahirkan stigma negatif oleh sebagian besar
masyarakat terhadap anak jalanan yang identik dengan
penodong, pencopet,
gelandangan, pengemis, dan sampah masyarakat yang harus dijauhi.
Dengan begitu anak jalanan akan terbiasa untuk tidak jujur, tidak
bertanggung jawab, tidak kreatif bahkan tidak percaya diri akibat tuduhan sosial
yang negatif. Ditambah mereka dijalanan tak kenal waktu, sibuk melakukan
apapun asal mendapatkan uang dari pekerjaan yang legal maupun ilegal dan lupa
dengan kewajibannya sebagai anak, yang terpenting adalah menghasilkan uang
entah halal atau haram. Hal ini membuktikan bahwa generasi penerus bangsa tak
terkecuali anak jalanan telah mengalami kemerosotan moral, hal ini ditandai
dengan adanya perilaku abnormal pada anak jalanan yang pada kenyataannya
sangat rentan terhadap hal abnormal tersebut. Salah satu alternatif untuk
mengatasi kemerosotan moral tersebut adalah dengan membenahi karakter anak
bangsa dalam hal ini anak jalanan yang dinilai sangat rentan mengalami
kemerosotan moral (Suparlan, 2012). Karakter anak bangsa tersebut dapat
dibenahi melalui pendidikan baik formal maupun informal.
Menurut Thomas Lickona (1991: 50-51) bahwa pendidikan karakter adalah
pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Tanpa ketiga aspek ini,
maka pendidikan karakter tidak akan efektif, dan pelaksanaannya pun harus
dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pendidikan untuk pembangunan
karakter pada dasarnya mencakup pengembangan substansi, proses dan suasana
atau lingkungan yang menggugah, mendorong dan memudahkan seseorang untuk
mengembangkan kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendidikan
karakter, seseorang juga bisa memiliki kecerdasan emosi. Berdasarkan penelitian
Goleman (Cahyani, et al., 2017) kecerdasan emosi adalah salah satu faktor
penting menjadi sukses.
Salah satu faktor penting yang sangat dekat dengan keseharian anak
jalanan adalah musik, tidak jarang banyak anak jalanan yang mengamen untuk
mendapatkan uang. Memang tidak terbantahkan lagi bahwa musik sangat besar
pengaruhnya, selain sebagai hiburan, musik juga bisa menjadi sarana
menyampaikan kritikan, pesan moral, bahkan motivasi untuk pendengarnya.
Musik menjadikan seseorang merasa nyaman dan gembira. Oleh karena itu,
pendidikan karakter yang diilai tepat untuk anak jalanan yakni melalui musik
sebagai mediatornya. Melalui musik, diharapkan selama penanaman nilai anak
jalanan tidak mudah merasa bosan dan lebih cepat teringat dimemorinya karena
musik adalah salah satu hal yang tidak bisa lepas dari anak jalanan.
Pendidikan karakter melalui musik bisa membentuk watak anak jalanan
bagaimana menyampaikan pendapat, bertolerasi, bersikap, dan lain-lain. Dengan
pendidikan karakter diharapkan karakter anak jalanan yang terkenal dengan
karakter yang begitu liar, dikarenakan dari sejak kecil tidak adanya perhatian dari
keluarga bisa menjadi pendidikan yang baik dan bermanfaat bagi penanggulangan
karakter anak jalanan. Nilai – nilai hakiki yang tidak dapat dipisahkan dari
manusia adalah musik, dahulu kala pun para wali berdakwah dengan syair dan
lagu – lagu. Sudah terbukti bahwa musik dapat mempengaruhi hidup seseorang,
bahkan musik dapat menghadirkan suasana yang mempengaruhi batin seseorang
ketika mendengarkannya (Roqib, 2011).
Musik didefinisikan sebagai penghayatan dari isi hati manusia yang
diungkapkan dalam bentuk melodi dan ritme yang teratur. Musik adalah bagian
yang paling dekat dari anak jalanan. Oleh karena itu, menggunakan media yang
paling dekat dengan mereka akan lebih efektif untuk menanamkan pendidikan
karakter tersebut sehingga anak jalanan tetap melakukan kesenangannya, mencari
nafkah dengan kemampuan bermusiknya, serta memperoleh manfaat dari
bermusik tersebut yang berkaitan dengan moralnya baik secara sadar maupun
tidak. Dampak positif dari pendampingan seni musik kaitannya yang berdampak
terhadap karakter anak jalanan yakni pertama, kecakapan akademik, anak jalanan
memiliki kesadaran dan motivasi untuk meningkatkan kualitas dirinya.
Kedua, kecakapan personal, anak jalanan dapat memahami diri dan
meningkatkan kepercayaan dirinya. Dengan apresiasi terhadap keterampilan
bermusiknya, anak jalanan akan semakin termotivasi untuk memaknai hidupnya
lalu dapat membentengi diri untuk tidak melakukan hal negatif. Ketiga,
kecakapan sosial, anak jalanan dibekali keterampilan bahwa dalam musik tidak
hanya sekedar bernyanyi tetapi juga diperlukan penghayatan agar pesan dalam
lagunya tersampaikan. Dengan keterampilan ini, karya bermusik anak jalanan
dapat dihargai oleh masyarakat sekitar sehingga pandangan negatif masyarakat
tentang anak jalanan akan semakin berkurang lalu tercipta komunikasi dan
sosialisasi yang baik antar masyarakat.
Pendidikan seni musik merupakan pendidikan yang memberikan
kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasi seni secara kreatif untuk
pengembangan kepribadian anak dan memberikan sikap-sikap atau emosional
yang seimbang. Seni musik membentuk disiplin, toleransi, sosialisasi, sikap
demokrasi yang meliputi kepekaan terhadap lingkungan (Hidayah, 2017).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa musik tidak hanya berkontribusi terhadap
kecerdasan intelektual anak tetapi juga kecerdasan emosionalnya. Pendidikan
karakter pada anak jalanan melalui seni musik ini diharapkan dapat membentengi
anak jalanan terhadap arus globalisasi yang semakin pesat.
Globalisasi dan modernisasi merupakan satu kesatuan yang menggerus
atau bahkan mematikan nilai – nilai moral pemuda Indonesia. Oleh karena itu
untuk mengarungi arus globalisasi dan modernisasi, pemuda Indonesia harus
dibekali bukan hanya kecerdasaran intelektual tetapi juga kecerdasan emosional.
Generasi penerus bangsa harus memiliki pertahanan karakter yang baik untuk
melanjutkan tongkat perjuangan bangsa utamanya anak jalanan yang kurang
memperoleh perhatian dari orang tua dan kurang memperoleh pendidikan yang
selayaknya (Imam & Muhajir, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, A. D. (2017). Model Pembinaan Anak Jalanan Di Pondok Pesantren
Salafiyah
Sabilul
Hikmah
Malang.
Skripsi.
FKIP.
Universitas
Muhammadiyah Malang.
Cahyani, N. L. P. A., Rumapea, P., Liando, D.M. (2017). Pengaruh Kecerdasan
Emosional, Motivasi, dan Pelatihan Terhadap Kinerja Aparatur Sipil
Negara Di Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal
Kinerja. 6(1):1-20
Hidayah. A. (2013). Makna budaya lagu Dolanan di Jawa Tengah, Jurnal
Pendidikan, Volume 22 Nomor 1, hlm. 34.
Imam, M., Muhajir. (2011). Pendidikan karakter pengalaman implementasi
pendiidkan karakter di sekolah. Yogyakarta : Aura Pustaka.
Roqib, M. (2011). Ilmu pendiidikan islam, pengembangan pendidikan integratif di
sekolah, keluarga, dan masyarakat. Yogyakarta : LKIS Press.
Subehi, S. A. (2010). Pendidikan Karakter Bagi Anak Jalanan Melalui
Comprehensive Project Di Rumah Singgah Teduh Berkarya Yogyakarta.
Skripsi. FIP. Universitas Negeri Yogyakarta.
Suparlan. (2012). Praktik – praktik terbaik pelaksanaan pendidikan karakter.
Yogyakarta : Hikayat.
Thomas Lickona. (1991). Educating For Character: How Our School Can Teach
Respect And Responsibility. New York : Bantam Books. h. 50-51.
Tundzirawati, et al. (2015). Upaya Peningkatkan Kesejahteraan Sosial Anak
Jalanan. Jurnal Kesejahteraan. 2(1):1-46
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas diri
1.
Nama Lengkap
Dies Izah Qonita
2.
Program Studi/NIM
Fisioterapi/C13116310
3.
E-mail
[email protected]
4.
Nomor telepon/HP
0831317469982
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun masuk –
SD
SMP
SMA
SDN 12 Baruga
SMPN 1 Kendari
SMAN 4 Kendari
-
-
IPA
2004 – 2010
2010 – 2012
2012 – 2015
lulus
C. Karya Ilmiah Yang Pernah Dibuat
No.
Institusi Penyelenggara
Judul Karya Ilmiah
Tahun
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
NO.
Jenis Penghargaan
Instituri Pemberi
Penghargaan
Tahun
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
E. Identitas diri
1.
Nama Lengkap
Nurul Fauziah Arifin
2.
Program Studi/NIM
Fisioterapi/C13116503
3.
E-mail
[email protected]
4.
Nomor telepon/HP
081247661652
F. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
SD
SMP
SMA
SDN 103 Inp.
SMP Neg. 2
SMAN 1 Maros
Hasanuddn
Unggulan Maros
-
-
IPA
2004 – 2010
2010 – 2013
2013 - 2016
Jurusan
Tahun masuk –
lulus
G. Karya Ilmiah Yang Pernah Dibuat
No.
Institusi
Judul Karya Ilmiah
Tahun
Penyelenggara
1.
2.
Kementerian Riset,
Meningkatkan Sensomotorik
Teknologi, dan
Integration dan Psikologis
Pendidikan Tinggi
Geriatri di Panti Werdha
RI
Pangamaseang
Kementerian Riset,
Perbandingan Fase Berjalan
Teknologi, dan
Antara Kelompok Obesitas dan
Pendidikan Tinggi
Non Obesitas
2018
2018
RI
3.
Badan Eksekutif
Program Pendidikan Seks Untuk
Mahasiswa
Wanita Penyandang Disabilitas –
Departemen
Sex Health and Family Planing
Pendidikan Pemuda
Program
dan Olahraga
Universitas Negeri
2018
Yogyakarta
4.
Kementerian Riset,
Peningkatan Sensomotorik
Teknologi, dan
Integrasi dan Psikologis Geriatri
Pendidikan Tinggi
Dengan Metode Variasi Gerakan
RI
Tarian Gandrang Bulo di Panti
2019
Werdha Pangamaseang
5.
Kementerian Riset,
Kolaborasi Peningkatan Sign
Teknologi, dan
Language Learning pada Siswa
Pendidikan Tinggi
SD Laniang dan Siswa
RI
Penyandang Disabilitas Tuna
2018
Rungu SLB Laniang
6.
7.
8.
Program Studi
Pengaruh Sikap Tubuh Pengguna
Fisioterapi
High Heels Terhadap Lumbar
Universitas
Lordosis Pramuniaga Departemen
Hasanuddin
Store Matahari Mall Ratu Indah
Program Studi
Hubungan Antara Berat Beban
Fisoterapi
Tas Punggung Dengan Keluhan
Universitas
Nyeri Pada Siswa SDN 68
Hasanuddin
Kassijala Maros
Kementerian Riset,
Health Care Assistant Robot
Teknologi, dan
Sebagai Solusi Preventif Penyakit
Pendidikan Tinggi
Tidak Menular di Indonesia
2018
2017
2017
RI
9.
Studi Ilmiah
Sekolah Dongeng Sebagai Wadah
Mahasiswa
Pembentukan Karakter Anak
Universitas Sebelas
Dalam Meningkatkan Kualitas
Maret
Pendidikan yang Berbudaya di
2017
Makassar
10.
Tirtayasa Research
Aqua Cultur : Ekosistem Air
and Academic
Buatan Pemutus Mata Rantai
Society Universitas
Aedes aegepty di Lingkungan
Sultan Ageng
Perkotaan
2018
Tirtayasa
H. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
NO.
Jenis Penghargaan
Instituri Pemberi
Tahun
Penghargaan
1.
Awarde Beasiswa Unggulan
Kementerian
Batch 2
Pendidikan dan
2017
Kebudayaan Republik
Indonesia
2.
Finalis Mahasiswa
Fakultas Keperawatan
Berprestasi Fakultas
Universitas
Keperawatan Universitas
Hasanuddin
2018
Hasanuddin
3.
Program Kreativitas
Kementerian Riset,
Mahasiswa Bidang
Teknologi, dan
Pengabdian Masyarakat
Pendidikan Tinggi RI
2018
Pendanaan 2018
4.
9 Besar Lomba Karya Ilmiah
Tirtayasa Research and
Nasional
Academic Society
2018
Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
5.
Program Mahasiswa
Kementerian Riset,
Wirausaha Pendanaan 2018
Teknologi, dan
2018
Pendidikan Tinggi RI
6.
Finalis Lomba Essay
Badan Eksekutif
Nasional
Mahasiswa
Departemen
Pendidikan Pemuda
dan Olahraga
Universitas Negeri
Yogyakarta
2018
Download