Uploaded by User30699

TUPOKSI-DINAS-LINGKUNGAN-HIDUP sumatera

advertisement
SALINAN
BUPATI TOBA SAMOSIR
PROVINSI SUMATERA UTARA
PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR
NOMOR 75 TAHUN 2016
TENTANG
KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI,
SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN TOBA SAMOSIR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TOBA SAMOSIR,
Menimbang
:
Mengingat
:
a. bahwa untuk menindaklanjuti ketentuan Pasal 4
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Toba
Samosir, perlu mengatur Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas
Lingkungan Hidup;
b. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud pada huruf a diatas, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Toba Samosir;
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang
Pembentukan KabupatenDaerah Tingkat II Toba
Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing
Natal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1998 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3794);
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1998 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3794);
3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan
Lembaran Negera Republik IndonesiaNomor 69);
4. Undang-Undang
Nomor32
tahun
2009tentang
Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup
nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
1
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional
Lingkungan
Hidup(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
dan
Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun
2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5285);
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik
Indonesia
Nomor
:
P.74/Menlhk/Setjen/Kum.1/8.2016 tentang Pedoman
Nomenklatur
Perangkat
Daerah
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota
yang
Melaksanakan
Urusan
Pemerintahan di Bidang Lingkungan Hidup dan
Urusan Pemerintahan di Bidang Kehutanan;
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor SK.651/Menlhk/Setjen/Kum.1/2016 tentang
Hasil Pemetaan Urusan Pemerintahan Daerah Di
Bidang Lingkungan Hidup dan Bidang Kehutanan;
Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor
5Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah
Kabupaten Toba Samosir;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN,SUSUNAN
ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA
DINAS
LINGKUNGAN
HIDUP
KABUPATEN
TOBA
SAMOSIR.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Toba Samosir.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan
2
Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan
Tugas Pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
4. Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan
yang
menjadi
kewenangan
Presiden
yang
pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian Negara
dan penyelenggara pemerintahan Daerah untuk
melindungi,
melayani,
memberdayakan,
dan
menyejahterakan rakyat.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan
Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah
dalam
penyelenggaran urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah.
6. Dinas Lingkungan Hidup Tipe C Kabupaten Toba
Samosir, selanjutnya disebut Dinas Lingkungan Hidup
adalah
Dinas
yang
menyelenggarakan
urusan
pemerintahan
bidang
Lingkungan
Hidup
dan
kehutanan.
7. Aparatur Sipil Negara, yang selanjutnya disingkat ASN,
adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja di lingkungan Pemerintah
Daerah.
8. Peraturan Daerah yang selanjutnya disebut Perda
adalah Perda Kabupaten Toba Samosir.
9. Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Toba
Samosir.
10. Bupati adalah Bupati Toba Samosir.
11. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten
Toba Samosir.
12. Satuan Kerja Perangkat Daerah, selanjutnya disingkat
SKPD adalah satuan kerja perangkat daerah Kabupaten
Toba Samosir.
13. Unit Kerja Perangkat Daerah, selanjutnya disingkat
UKPD adalah unit kerja pada SKPD.
14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya
disingkat APBD adalah anggaran pendapatan dan
belanja daerah Kabupaten Toba Samosir.
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya
disingkat APBN adalah anggaran pendapatan dan
belanja negara Republik Indonesia.
16. Rencana Strategis, selanjutnya disebut Renstra adalah
dokumen perencanaan SKPD untuk jangka waktu 5
(lima) tahun.
17. Rencana Kegiatan dan Anggaran, selanjutnya disingkat
RKA adalah dokumen perencanaan tahunan SKPD.
3
18. Dokumen Pelaksanaan Anggaran, selanjutnya disingkat
DPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran SKPD.
19. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidupp,
termasuk
manusia
dan
perilakunya,
yang
mempengaruhi
alam
itu
sendiri,
kelangsungan
perikehidupan, kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.
20. Kehutanan adalah system pengurusan yang bersangkup
paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan
yang diselenggarakan secara terpadu.
21. Rencana
perlindungan dan Pengelolaan lingkungan
hidup selanjutnya disingkat RPPLH adalah perencanaan
tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan
hidup, serta upaya perlindungan dan pengelolaannya
dalam kurun waktu tertentu.
22. Neraca sumber daya alam selanjutnya disingkat NSDA
adalah instrumen yang digunakan untuk membantu
langkah penghematan dan penggunaan sumber daya
alam secara konservatif.
23. Status lingkungan hidup daerah selanjutnya disingkat
SLHD adalah sistem informasi lingkungan yang
dikembangkan pemerintah daerah untuk mendukung
pelaksanaan
dan
pengembangan
kebijakan
perlindungan dan pengelolaan linkungan hidup.
24. Indeks kualitas lingkungan hidup selanjutnya disingkat
IKLH merupakan alat untuk mengukur kualitas
lingkungan hidup di daerah yang bisa digunakan
sebagai informasi untuk membuat kebijakan dalam
pembangunan.
25. Kajian lingkungan hidup strategis selanjutnya disingkat
KLHS adalahrangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program.
26. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampau baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
27. Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang
yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak
langsung terhadap sifat fisik, kimia, ,dan/atau hayati
lingkungan hidup sehingga melampaui criteria baku
kerusakan lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
28. Analisis
mengenai
dampak
lingkungan
hidup,
selanjutnya disingkat AMDAL, adalah kajian mengenai
dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi
proses
pengambilan
keputusan
tentang
4
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
29. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya
pemantauan lingkungan hidup, selanjutnya disingkat
UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
30. Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada
setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam rangka
perlindungan dan pengeloaan lingkungan hidup sebagai
prasyarat memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.
31. Izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
selanjutnya disebut izin PPLH adalah izin yang
diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha
dan/atau kegiatan pengelolaan air limbah, emisi, udara,
limbah bahan berbahaya dan beracun, bahan
berbahaya dan beracun dan/atau gangguan yang
berdampak pada lingkungan hidup dan/atau kesehatan
manusia.
32. Petugas pengawas lingkungan hidup daerah selanjutnya
disingkat PPLHD adalah Pegawai Negeri Sipil di daerah
yang diberi tugas, wewenang, kewajiban dan tanggung
jawab untuk melaksanakan kegiatan pengawasan
lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundangundangan.
33. Masyarakat hukum adat selanjutnya disingkat MHA,
adalah kelompok masyarakat yang secara turun
temurun bermukim di wilayah geografis tertentu karena
adanya ikatan pada asal usul leluhur, adanya
hubungan yang kuat dengan lingkungan hidup, serta
adanya system nilai yang menentukan pranata ekonomi,
politik, sosial, dan hukum.
34. Taman Hutan Raya selanjutnya disingkat TAHURA,
adalah adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan
koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau
bukan alami, jenis asli dan atau bukan asli, yang
dimanfaatkan bagi kepentingan umum sebagai tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan dan pendidikan.
35. Pengelolaan sampah adalah kegiatan sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah.
36. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
37. Bahan berbahaya dan beracun yang selanutnya
disingkat B3 adalah zat, energy, dan/atau komponen
lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan
hidup,
dan/atau
membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain
5
38. Limbah bahan berbahaya dan beracun, selanjutnya
disebut limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung B3.
39. Pengelolaan limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi
pengurangan,
penyimpanan,
pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau
penimbunan.
40. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
selanjutnya disingkat PPLH adalah upaya sistematis
dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
perencanaan,
pemanfaatan,
pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
41. Produk Domestik Regional Bruto Hijau, selanjutnya
disebut PDRB hijau adalah PDRB yang memasukkan
unsur diplisi dan degradasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
42. Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara
dua pihak atau lebih yang timbul dari kegiatan yang
berpotensi dan/atau telah berdampak pada lingkungan
hidup.
BAB II
KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,
TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 2
(1) Dinas Lingkungan Hidup merupakan unsur pelaksana
Urusan Pemerintahan bidang Lingkungan Hidup dan
kehutanan.
(2) Dinas Lingkungan Hidup dipimpin oleh Kepala Dinas
Lingkungan Hidup yang berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah, dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya
dibawah
koordinasi
Asisten
Perekonomian
dan
Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten.
(3) Dinas Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan
tugas di lingkungan Dinas Lingkungan Hidup.
(4) Dinas Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan
fungsi :
a. penyusunan dan pelaksanaan Renstra, RKA dan
DPADinas Lingkungan Hidup;
6
b. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
Lingkungan Hidup;
c. penyelenggaraan pengawasan dalam perlindungan
dan pengelolaan lingkungan;
d. pembinaan dan pengawasan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang berdampak terhadap
lingkungan hidup;
e. penyelenggaraan koordinasipencegahan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
f. pelaksanaan fasilitasi kerjasama dan pengembangan
kelembagaan masyarakat peduli lingkungan hidup;
g. penyiapan rumusan kebijakan terkait rencana dan
bimbingan teknis penyusunan rencana pembuatan
TAHURA dan pengelolaannya;
h. pengelolaan data dan informasi dibidang Lingkungan
Hidup;
i. pelaksanaan
evaluasi
dan
pelaporan
bidang
Lingkungan Hidup;
j. pengelolaan prasarana dan sarana Lingkungan
Hidup;
k. pengembangan sumber daya manusia melalui
pendidikan dan pelatihan di bidang lingkungan
hidup;
l. pengelolaan kepegawaian, keuangan, ketatausahaan,
perlengkapan
dan
kerumahtanggaanDinas
Lingkungan Hidup;
m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati
terkait dengan tugas dan fungsinya;
n. pelaporan dan pertanggungjawaban tugas dan fungsi
Dinas Lingkungan Hidup.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 3
(1) Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup terdiri
dari:
a. Kepala Dinas, jabatan pratama tinggi/eselon IIb;
b. Sekretariat, jabatan administrator/eselon IIIa, terdiri
dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian, jabatan
pengawas/eselon IVa; dan
2. Subbagian Program dan Keuangan, jabatan
pengawas/eselon IVa.
c. Bidang Penataan, Penaatan dan Peningkatan
Kapasitas, jabatan administrator/eselon IIIb, terdiri
dari :
1. Seksi Pengendalian Dampak Lingkungan, jabatan
pengawas/eselon IVa;
2. Seksi Pengaduan, Penegakan Hukum, Peningkatan
Kapasitas
dan
Kehutanan,
jabatan
pengawas/eselon IVa.
7
d. Bidang Pengelolaan Persampahan, Limbah B3 dan
Pengendalian
Pencemaran,
jabatan
administrator/eselon IIIb,terdiri dari :
1. Seksi Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3,
jabatan pengawas/eselon IVa;
2. Seksi Pengendalian Pencemaran, Kerusakan dan
Pemeliharaan
Lingkungan
Hidup,
jabatan
pengawas/eselon IVa.
e. UPTD
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(1) Bagan Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan
Bupati ini.
Bagian Ketiga
Tugas dan Fungsi
Paragraf 1
Kepala Dinas
Pasal 4
Kepala Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas :
a.
merumuskan
kebijakan,koordinasi,sinkronisasi
pemuatan RPPLH dalam RPJP dan RPJM;
b. merumuskan kebijakan Pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan RPPLH;
c.
merumuskan kebijkan dan koordinasi penyusunan
tata ruang yang berbasis daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup;
d. merumuskan instrumen ekonomi lingkungan hidup,
PDB dan PDRB hijau, mekanisme insentif disinsentif,
pendanaan lingkungan hidup;
e.
sinkronisasi RPPLH Nasional;
f.
merumuskan kebijakan NSDA dan LH;
g.
merumuskan SLHD;
h. merumuskan IKLH;
i.
merumuskan dan mengesahkan KLHS;
j.
mengkoordinasikan
penyusunan
instrumen
pencegahan
pencemaran
dan/atau
kerusakan
lingkungan hidup (Amdal, UKL-UPL, izin lingkungan,
Audit LH, Analisis resiko LH);
k. melaksanakan Penilaian dokumen lingkungan (AMDAL
dan UKL/UPL);
l.
menyusun tim kajian dokumen lingkungan hidup yang
transparan (komisi penilai, tim pakar dan konsultan);
m. Pelaksanaan proses rekomendasi izin lingkungan;
n. Penyusunan kebijakan tentang tata cara pelayan
pengaduan dan penyelesaian pengaduan masyarakat;
o.
merumuskan
kebijakan
penyelesaian
sengketa
lingkungan baik di luar pengadilan maupun melalui
pengadilan;
p. mengoordinasikan
sistem
informasi
penerimaan
pengaduan masyarakat atas usaha atau kegiatan yang
tidak sesuai dengan izin PPLH;
8
q.
merumuskan kebijakan pengawasan terhadap usaha
dan atau kegiatan yang memiliki izin lingkungan dan
izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan;
r.
Pembinaan dan pengawasan terhadap PPLHD;
s.
Pembentukan
tim
koordinasi
dan
monitoring
penegakan hukum lingkungan;
t.
Koordinasi
pelaksanaanpenyidikan
perkara
pelanggaran lingkungan hidup, penegakan hukum
atas pelanggaran PPLH;
u. koordinasi penanganan barang bukti dan penegakan
hukum pidana secara terpadu;
v.
merumuskan kebijakan identifikasi, verifikasi dan
validasi pengakuan keberadaan MHA, kearifan lokal
atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal
atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait
dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
w. penyusunan data dan informasi profil MHA, kearifan
lokal
atau
pengetahuan
tradisional
terkait
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
x.
penyusunan kebijakan peningkatan kapasitas MHA,
kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait
PPLH
y.
penyusunan
kebijakan
tata
carapenilaiandan
pemberian penghargaan LH (Adipura, Kalpataru, dan
Adiwiyata);
z.
penyiapan rumusan kebijakan terkait rencana dan
bimbingan teknis inventarisasi potensi, penataan
kawasan, penyusunan rencana pengelolaan, serta
informasi
spasial
dan
dokumentasi
rencana
pengelolaan kawasan TAHURA Kabupaten;
aa. penyiapan rumusan kebijakan terkait rencana dan
bimbingan teknis perlindungan, pencegahan dan
pengendalian
kerusakan,
pengamanan
dan
pengendalian kebakaran hutan dan lahan di kawasan
TAHURA Kabupaten;
bb. penyiapan rumusan kebijakan terkait rencana dan
bimbingan teknis pengawetan jenis tumbuhan dan
satwa liar beserta habitatnya serta sumber daya
genetik dan pengetahuan tradisional di kawasan
TAHURA Kabupaten;
cc. penyiapan rumusan kebijakan terkait rencana dan
bimbingan teknis pemanfaatan jasa lingkungan dan
pengusahaan pariwisata alam pada kawasan TAHURA
Kabupaten;
dd. penyiapan rumusan kebijakan terkait rencana dan
bimbingan teknis pengelolaan daerah penyangga
TAHURA Kabupaten;
ee. penyiapan rumusan kebijakan terkait pengembangan
kerja sama dan kemitraan pengelolaan TAHURA
Kabupaten;
ff. penyiapan rumusan kebijakan terkait pemberdayaan
masyarakat di dalam dan sekitar kawasan TAHURA
Kabupaten;
gg. penyiapan rumusan kebijakan terkait rencana
penerimaan PNBP dalam pemanfaatan sumber daya
hutan di kawasan Tahura Kabupaten; dan
9
hh. pengembangan sistem informasi dan data base
pengelolaan TAHURA.
ii. merumuskan kebijakan pengelolaan sampah tingkat
Kabupaten;
jj. koordinasi/kerjasama dengan Kabupaten lain dan
kemitraan dengan badan usaha pengelola sampah
dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah;
kk. pengembangan investasi dalam usaha pengelolaan
sampah;
ll. merumuskan kebijakan perizinan pengolahan sampah,
pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah
yang diselenggarakan oleh swasta;
mm. perumusan kebijakan pembinaan dan pengawasan
kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh
pihak lain (badan usaha);
nn. perumusan
penyusunan
kebijakan
perizinan
penyimpanan sementara,perizinan pengumpulan dan
pengangkutan limbah B3 (pengajuan, perpanjangan,
perubahan dan pencabutan) dalam satudaerah
Kabupaten;
oo. penyusunan kebijakan pembinaan dan tindaklanjut
rekomendasi hasil evaluasi sumber pencemar institusi
dan non institusi;
pp. merumuskan kebijakan baku mutu lingkungan
sumber pencemar tingkat Kabupaten;
qq. pengembangan sistem informasi kondisi, potensi
dampak dan pemberian peringatan akan pencemaran
atau kerusakan lingkungan hidup kepada masyarakat;
rr. perencanaan konservasi keanekaragaman hayati;
ss. penetapan kebijakan dan pelaksanaan konservasi,
pemanfaatan
berkelanjutan,
dan
pengendalian
kerusakan keanekaragaman hayati;
tt. koordinasi penyelesaian konflik dalam pemanfaatan
keanekaragaman hayati;
uu. koordinasi pengembangan sistem informasi dan
pengelolaan database keanekaragaman hayati;
vv. menyelenggarakan hubungan koordinasi dengan
instansi teknis/unit kerja lain dalam kabupaten dalam
rangka
penyelenggaraan
pelayanan
dibidang
lingkungan;
ww. memberikan arahan dan petunjuk kepada bawahan
baik lisan maupun tertulis;
xx. membina, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas bawahannya ;
yy. menetapkan SKP Pegawai yang dibawahinya ;
zz. melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada
Bupati;
aaa. memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati ;
bbb. menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Bupati
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
10
Paragraf 2
Sekretariat
Pasal 5
(1) Sekretariat merupakan unit kerja Dinas Lingkungan
Hidup sebagai unsur staf dalam pelaksanaan
administrasi dinas yang dipimpin oleh Sekretaris yang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Dinas;
(2) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakanpelayanan
teknis dan administrasi serta koordinasi pelaksanaan
tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan Renstra, RKA dan DPA Dinas
Lingkungan Hidup sesuai lingkup tugasnya;
b. pengkoordinasian penyusunan Renstra, RKA dan
DPA Dinas Lingkungan Hidup;
c. pelaksanaan DPA Dinas Lingkungan Hidup sesuai
dengan lingkup tugasnya;
d. pengkoordinasian penyusunan kebijakan, rencana
strategis, program, kegiatan, dan anggaran serta
tugas pembantuan di bidang lingkungan hidup dan
kehutanan;
e. pengelolaan kepegawaian Dinas Lingkungan Hidup;
f. pengkoordinasian dan pelaksanaan kerjasama di
bidang pengendalian penduduk dan keluarga
berencana;
g. pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran Dinas
Lingkungan Hidupsesuai dengan lingkup tugasnya;
h. pengkoordinasian penyusunan laporan keuangan di
bidang lingkungan hidup dan kehutanan;
i. penyelenggaraan urusan ketatausahaan rumah
tangga, bahan rancangan peraturan perundangundangan di bidang lingkungan hidup,
serta
hubungan masyarakat;
j. pengelolaan keuangan Dinas Lingkungan Hidup;
k. pengkoordinasian pelaksanaan tindak lanjut atas
laporan hasil pemeriksaan;
l. pengelolaan perlengkapan, prasarana dan sarana
Dinas Lingkungan Hidup;
m. pengkoordinasian penyusunan laporan asset Dinas
Lingkungan Hidup;
n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala
Dinas Lingkungan Hidup; dan
a. pelaporan dan pertanggungjawaban tugas Dinas
Lingkungan Hidup.
11
Paragraf 3
Subbagian Umum dan Kepegawaian
Pasal 6
(1) Subbagian Umum dan Kepegawaian merupakan satuan
pelaksana
sekretariat
dalam
pelaksanaan
ketatausahaan,
perlengkapan,
kerumahtanggaan,
kepegawaian, arsip, pengelola barang milik/kekayaan
negara serta sarana dan dokumentasi Dinas Lingkungan
Hidup yang dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Sekretaris Dinas.
(2) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
melaksanakan
ketatausahaan,
rumah
tangga,
perlengkapan, arsip, dokumentasi, dan kepegawaian
Dinas Lingkungan Hidup.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Subbagian Umum dan Kepegawaian
melaksanakan uraian tugas sebagai berikut :
a. melaksanakan pengumpulan data/bahan dan
referensi untuk kebutuhan tugas dan fungsi
sekretariat;
b. melaksanakan penyusunan perencanaan/program
kerja sekretariat, dan pengolahan data kepegawaian;
c.
melaksanakan inventarisasi asset;
d. menerima serta mencatat surat masuk dan
mengirim surat keluar;
e.
mengurus, menyusun dan menyimpan arsip kantor;
f.
mengatur dan mempersiapkan pertemuan rapat
dinas ;
g.
melaksanakan urusan keprotokolan, perjalanan
dinas pimpinan dan penyiapan rapat-rapat ;
h. melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan
sarana dan prasarana pengurusan rumah tangga,
pemeliharaan/perawatan
lingkungan
kantor,
kenderaan dan asset lainnya ;
i.
membantu
sekretaris
dalam
melaksanakan
pembinaan
terhadap
pegawai
pada
badan
lingkungan hidup ;
j.
menyusun dan membuat laporan hasil pelaksanaan
tugas-tugas pada sekretariat badan lingkungan
hidup;
k. melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan
pangkat, kenaikan gaji berkala dan pensiun
pegawai, peninjauna masa kerja dan pemberian
penghargaan, serta tugas/ izin belajar, pendidikan
dan pelatihan kepemimpinan/ strukutral, fungsional
dan teknis;
l.
melaksankan
penyusunan
bahan
pembinaan
disiplin pegawai;
m. melaksanakan penyiapan bahan pengembangan
karier dan mutasi serta pemberhentian pegawai;
n. melaksanakan pengembangan dan peningkatan
wawasan
SDM
Fungsional
dibidang
keadministrasian dan kearsipan;
12
o.
p.
q.
r.
s.
t.
memberikan arahan dan petunjuk kepada bawahan
baik lisan maupun tertulis ;
membina,
mengawasi
dan
mengevaluasi
pelaksanaan tugas bawahannya ;
menetapkan SKP Pegawai yang dibawahinya ;
melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada
Sekretaris;
memberikan saran dan pertimbangan kepada
Sekretaris;
menyelenggarakan tugas lain yang diberikan
Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 4
Subbagian Program dan Keuangan
Pasal 7
(1) Subbagian Program dan Keuangan merupakan satuan
pelaksana
sekretariat
dalam
pelaksanaan
pengordinasian penyusunan dokumen pelaksanaan
anggaran, administrasi keuangan yang dipimpin oleh
seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas.
(2) Subbagian Program dan Keuangan mempunyai tugas
pengordinasian penyusunan Renstra, RKA, DPA,
penyusunan laporan keuangan, LAKIP, LPPDDinas
Lingkungan Hidup.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Subbagian Program dan Keuangan
melaksanakan uraian tugas sebagai berikut :
a. menyusun bahan penyusunan Renstra, RKA dan
serta DPADinas Lingkungan Hidup sesuai dengan
lingkup tugasnya;
b. menyusun bahan penyusunan rencana strategis,
rencana kerja dan anggaran serta dokumen
pelaksanaan anggaran Dinas Lingkungan Hidup ;
c. melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran
Dinas Lingkungan Hidup sesuai dengan lingkup
tugasnya;
d. menghimpun bahan penyusunan rencana strategis,
rencana kegiatan dan anggaran serta dokumen
pelaksanaan anggaran Dinas Lingkungan Hidup;
e. melaksanakan
koordinasi
dan
sinkronisasi
penyusunan rencana strategis, rencana kegiatan
dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran
Dinas Lingkungan Hidup;
f. melaksanakan kegiatan monitoring, pengendalian
dan evaluasi
penyerapan anggaran Dinas
Lingkungan Hidup;
g. melaksanakan administrasi keuangan yang meliputi
pembukuan, pertanggungjawaban dan verifikasi
serta penyusunan perhitungan anggaran;
13
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
melaksanakan evaluasi keuangan terhadap hasil
pelaksanaan program dan rencana strategis Dinas
Lingkungan Hidup;
menghimpun bahan penyusunan laporan keuangan
Dinas Lingkungan Hidup;
menyusun laporan keuangan Dinas Lingkungan
Hidup;
mengordinasikan pelaksanaan tugas bendahara
Dinas Lingkungan Hidup;
menghimpun
bahan
penyusunan
laporan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Dinas
Lingkungan Hidup;
mengkompilasikan dan penyusunan hasil laporan
perencanaan dan
laporan akuntabilitas Dinas
Lingkungan Hidup;
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
sekretaris dinas; dan
pelaporan
dan
pertanggungjawaban
tugas
Subbagian Program dan Keuangan.
Paragraf 5
Bidang Penataan, Penaatan dan Peningkatan Kapasitas
Pasal 8
(1) Bidang
Penataan,
Penaatan
dan
Peningkatan
Kapasitasmerupakan unit kerja Dinas Lingkungan
Hidup sebagai unsur pelaksanaan pemantauan dan
evaluasi RPPLH, penaatan hukum di bidang lingkungan
dan peningkatan kapasitas sumber daya lingkungan dan
manusia yang dipimpin oleh Kepala Bidang yang
berkedudukan di bawah dan bertanggunjawab kepada
Kepala Dinas.
(2) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
tugas
pemantauan dan evaluasi RPPLH, penaatan
hukum di bidang lingkungan dan peningkatan kapasitas
sumber daya lingkungan dan manusia.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Bidang Penataan, Penaatan dan
Peningkatan Kapasitas menyelenggarakan fungsi:
a. inventarisasi data dan informasi sumberdaya alam;
b. penyusunan dokumen RPPLH;
c.
koordinasi dan sinkronisasi pemuatan RPPLH
dalam RPJP dan RPJM;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RPPLH;
e.
penentuan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup;
f.
koordinasi penyusunan tata ruang yang berbasis
daya dukung dan daya
tampung lingkungan
hidup;
g. penyusunan instrumen ekonomi lingkungan hidup,
PDB dan PDRB hijau, mekanisme insentif
disinsentif, pendanaan lingkungan hidup;
14
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
y.
z.
aa.
bb.
cc.
dd.
ee.
ff.
gg.
hh.
sinkronisasi RLPLH Nasional, Pulau/Kepulauan
dan Ekoregion;
penyusunan NSDA dan LH;
penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah;
penyusunan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup;
sosialisasi kepada pemangku kepentingan tentang
RPPLH;
penyusunan dan pengesahan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis Kabupaten;
fasilitasi
keterlibatan
masyarakat
dalam
pelaksanaan KLHS;
fasilitasi pembinaan penyelenggaraan KLHS;
pemantauan dan evaluasi KLHS;
koordinasi penyusunan instrumen pencegahan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup (Amdal, UKL-UPL, izin lingkungan, Audit LH,
Analisis resiko LH);
penilaian terhadap dokumen lingkungan (AMDAL
dan UKL/UPL);
penyusunan tim kajian dokumen lingkungan hidup
yang transparan (komisi penilai, tim pakar dan
konsultan);
pelaksanaan proses izin lingkungan;
penyusunan kebijakan tentang tata cara pelayan
pengaduan
dan
penyelesaian
pengaduan
masyarakat;
fasilitasi penerimaan pengaduan atas usaha atau
kegiatan
yang
tidak
sesuai
dengan
izin
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
pelaksanaan penelaahan dan verifikasi atas
pengaduan;
penyusunan
rekomendasi
tindaklanjut
hasil
verifikasi pengaduan;
pelaksanaan bimbingan teknis, monitoring dan
pelaporan atas hasil tindak lanjut pengaduan;
penyelesaian sengketa lingkungan baik di luar
pengadilan maupun melalui pengadilan;
sosialisasi tata cara pengaduan;
pengembangan sistem informasi penerimaan
pengaduan masyarakat atas usaha atau kegiatan
yang tidak sesuai dengan izin Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
penyusunan kebijakan pengawasan terhadap
usaha dan atau kegiatan yang memiliki izin
lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan;
pelaksanaan pengawasan terhadap penerima izin
lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan;
pelaksanaan pengawasan tindaklanjut rekomendasi
hasil evaluasi penerima izin lingkungan dan izin
perlindungan dan pengelolaan lingkungan;
pembinaan dan pengawasan terhadap Petugas
Pengawas Lingkungan Hidup Daerah;
pembentukan tim koordinasi dan monitoring
penegakan hukum lingkungan;
pelaksanaan penegakan hukum atas pelanggaran
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
15
ii.
pelaksanaan penyidikan perkara pelanggaran
lingkungan hidup;
jj. penanganan barang bukti dan penanganan hokum
pidana secara terpadu;
kk. penyusunan kebijakan pengakuan keberadaan
masyarakat hukum adat, kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal
atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait
dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
ll. identifikasi, verifikasi dan validasi serta penetapan
pengakuan keberadanaan keberadaan masyarakat
hukum adat, kearifan lokal atau pengetahuan
tradisional
dan
hak
kearifan
lokal
atau
pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait
dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
mm. penetapan
tanah
ulayat
yang
merupakan
keberadaan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan
tradisional
dan
hak
kearifan
lokal
atau
pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait
dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
nn. pelaksanaan komunikasi dialogis dengan MHA;
oo. pembentukan panitia pengakuan masyarakat
hukum adat;
pp. penyusunan data dan informasi profil MHA,
kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
qq. penyusunan kebijakan peningkatan kapasitas
MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional
terkait PPLH
rr. penyelenggaraan
pendidikan
dan
pelatihan,
pengembangan dan pendampingan terhadap MHA,
kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait
PPLH;
ss. pelaksanaan
fasilitasi
kerjasama
dan
pemberdayaan
MHA,
kearifan
lokal
atau
pengetahuan tradisional terkait PPLH;
tt. penyiapan model peningkatan kapasitas dan
peningkatan kerjasama MHA, kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional terkait PPLH;
uu. penyiapan sarpras peningkatan kapasitas dan
peningkatan kerjasama MHA, kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional terkait PPLH;
vv. pengembangan materi dan metode diklat dan
penyuluhan LH;
ww. pelaksanaan diklat dan penyuluhan LH;
xx. peningkatan kapasitas instruktur dan penyuluh
LH;
yy. pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat
peduli LH;
zz. pelaksanaan identifikasi kebutuhan diklat dan
penyuluhan;
aaa. penyiapan sarpras diklat dan penyuluhan LH;
bbb. pengembangan jenis penghargaan LH;
ccc. penyusunan kebijakan tata cara pemberian
penghargaan LH;
16
ddd. pelaksanaan
penilaian
dan
pemberian
penghargaan;
eee. pembentukan tim penilai penghargaan yang
kompeten;
fff. dukungan program pemberian penghargaan tingkat
provinsi dan nasional;
ggg. penyiapan rumusan kebijakan terkait rencana dan
bimbingan teknis inventarisasi potensi, penataan
kawasan, penyusunan rencana pengelolaan, serta
informasi spasial dan dokumentasi rencana
pengelolaan kawasan TAHURA Kabupaten;
hhh. penyiapan rumusan kebijakan terkait rencana dan
bimbingan tekniserlindungan, pencengahan dan
pengendalian
kerusakan,
pengamanan
an
pengendalian kebakaran hutan dan lahan di
kawasan TAHURA Kabupaten;
iii. penyiapan rumusan kebijakan terkait rencana dan
bimbingan teknis pengawetan jenis tumbuhan dan
satwa liar beserta habitatnya serta sumber daya
genetik dan pengetahuan tradisional di kawasan
TAHURA Kabupaten;
jjj. penyiapan rumusan kebijakan terkait rencana dan
bimbingan teknis pemanfaatan jasa lingkungan
dan pengusahaan pariwisata alam pada kawasan
TAHURA Kabupaten;
kkk. penyiapan rumusan kebijakan terkait rencana dan
bimbingan teknis pengelolaan daerah penyangga
TAHURA Kabupaten;
lll. penyiapan
rumusan
kebijakan
terkait
pengembangan
kerja
sama
dan
kemitraan
pengelolaan TAHURA Kabupaten;
mmm. penyiapan
rumusan
kebijakan
terkait
pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar
kawasan TAHURA Kabupaten;
nnn. penyiapan rumusan kebijakan terkait rencana
penerimaan PNBP dalam pemanfaatan SDH di
kawasan Tahura Kabupaten; dan
ooo. pengembangan sistem informasi dan data base
pengelolaan TAHURA.
Paragraf 6
Seksi Perencanaan, Kajian Dampak Lingkungan,
Peningkatan Kapasitas dan Kehutanan
Pasal 9
(1) Seksi Perencanaan, Kajian Dampak Lingkungan,
Peningkatan Kapasitas dan Kehutananmerupakan
satuan pelaksana bidang Penataan, Penaatan dan
Peningkatan Kapasitas dalam pelaksanaan kegiatan
pemantauan dan evaluasi RPPLH, penaatan hukum di
bidang lingkungan dan peningkatan kapasitas sumber
daya lingkungan dan manusia yang dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penataan,
Penaatan dan Peningkatan Kapasitas.
(2) Seksi Perencanaan, Kajian Dampak Lingkungan,
Peningkatan Kapasitas dan Kehutananmempunyai tugas
melaksanakan perencanaan, kajian dampak lingkungan,
peningkatan kapasitas dan kehutanan.
17
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2),Seksi Perencanaan, Kajian Dampak
Lingkungan, Peningkatan Kapasitas dan Kehutanan
melaksanakan uraian tugas sebagai berikut :
a. menginventarisasi data dan informasi sumberdaya
alam;
b. menyusun dokumen RPPLH;
c.
koordinasi dan sinkronisasi pemuatan RPPLH
dalam RPJP dan RPJM;
d. melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
RPPLH;
e.
melaksanakan Penentuan daya dukung dan daya
tamping lingkungan hidup;
f.
koordinasi penyusunan tata ruang yang berbasis
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
g. melaksanakan penyusunan instrumen ekonomi
lingkungan hidup (PDB & PDRB hijau, mekanisme
insentif disinsentif, pendanaan lingkungan hidup);
h. sinkronisasi RLPLH Nasional, Pulau/Kepulauan
dan Ekoregion;
i.
melaksanakanPenyusunan NSDA dan LH;
j.
melaksanakanPenyusunan
Status
Lingkungan
Hidup Daerah;
k. melaksanakanPenyusunan
Indeks
Kualitas
Lingkungan Hidup;
l.
melakukan
Sosialisasi
kepada
pemangku
kepentingan tentangRPPLH;
m. melaksanakanPenyusunan
Kajian
Lingkungan
Hidup Strategis Kabupaten;
n. melaksanakanPengesahan
Kajian
Lingkungan
Hidup Strategis;
o. melaksanakanFasilitasi keterlibatan masyarakat
dalam pelaksanaanKLHS;
p. melaksanakanFasilitasi
pembinaan
penyelenggaraan KLHS;
q. melaksanakanPemantauan dan evaluasi KLHS;
r.
melaksanakanKoordinasi penyusunan instrumen
pencegahanpencemaran
dan/atau
kerusakan
lingkungan
hidup(Amdal,
UKL-UPL,
izin
lingkungan, Audit LH, Analisisresiko LH);
s.
melaksanakanPenilaian
terhadap
dokumen
lingkungan (AMDAL danUKL/UPL);
t.
melaksanakanPenyusunan tim kajian dokumen
lingkungan hidupyang transparan (komisi penilai,
tim pakar dankonsultan); dan
u. melaksanakanproses izin lingkungan.
v.
MelaksanakanPenyusunan kebijakan pengakuan
keberadaan masyarakat hukum adat, kearifan lokal
atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan
lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA
terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
w. identifikasi, verifikasi dan validasi serta penetapan
pengakuan keberadanaan keberadaan masyarakat
hukum adat, kearifan lokal atau pengetahuan
tradisional
dan
hak
kearifan
lokal
atau
pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait
dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
18
x.
penetapan
tanah
ulayat
yang
merupakan
keberadaan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan
tradisional
dan
hak
kearifan
lokal
atau
pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait
dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
y. pelaksanaan komunikasi dialogis dengan MHA;
z.
pembentukan panitia pengakuan masyarakat
hukum adat;
aa. penyusunan data dan informasi profil MHA,
kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
bb. penyusunan kebijakan peningkatan kapasitas
MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional
terkait PPLH;
cc. penyelenggaraan
pendidikan
dan
pelatihan,
pengembangan dan pendampingan terhadap MHA,
kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait
PPLH;
dd. pelaksanaan
fasilitasi
kerjasama
dan
pemberdayaan
MHA,
kearifan
lokal
atau
pengetahuan tradisional terkait PPLH;
ee. penyiapan model peningkatan kapasitas dan
peningkatan kerjasama MHA, kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional terkait PPLH;
ff. penyiapan sarpras peningkatan kapasitas dan
peningkatan kerjasama MHA, kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional terkait PPLH;
gg. pengembangan materi dan motede diklat dan
penyuluhan LH;
hh. pelaksanaan diklat dan penyuluhan LH;
ii. peningkatan kapasitas instruktur dan penyuluh
LH;
jj. pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat
peduli LH;
kk. pelaksanaan identifikasi kebutuhan diklat dan
penyuluhan;
ll. penyiapan sarpras diklat dan penyuluhan LH;
mm. pengembangan jenis penghargaan LH;
nn. penyusunan kebijakan tata cara pemberian
penghargaan LH;
oo. pelaksanaan
penilaian
dan
pemberian
penghargaan;
pp. pembentukan tim penilai penghargaan yang
kompeten; dan
qq. dukungan program pemberian penghargaan tingkat
provinsi dan nasional.
rr. menyiapkan bahan dalam perencanaan dan
pelaksanaan
Inventarisasi
potensi
kawasan
TAHURA Kabupaten;
ss. menyiapkan bahan dalam perencanaan penataan
dan perencanaan perlindungan kawasan TAHURA
Kabupaten;
tt. menyiapkan bahan dalam penyusunan Rencana
Pengelolaan Jangka Panjang dan Jangka Pendek
TAHURA Kabupaten;
19
uu. menyiapkan
bahan
dalam
perencanaan
pengendalian kebakaran hutan dan perencanaan
pengawetan di kawasan TAHURA Kabupaten;
vv. menyiapkan
bahan
dalam
perencanaan
pengembangan pemanfaatan jenis tumbuhan,
satwa dan ekosistem TAHURA Kabupaten TAHURA
Kabupaten;
ww. menyiapkan
bahan
dalam
perencanaan
pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan
di kawasan TAHURA Kabupaten; dan
xx. menyiapkan bahan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penerimaan negara bukan pajak
dalam pemanfaatan sumber daya hutan di
kawasan Tahura Kabupaten.
yy. menyiapkan
bahan
dalam
perencanaan
pengelolaan daerah penyangga tahura Kabupaten;
zz. menyiapkan
bahan
dalam
perencaanaan
pengembangan kerjasama dan kemitraan dalam
pengelolaan tahura Kabupaten;
aaa. menyiapkan
bahan
dalam
perencaanaan
pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan dan
pemanfaatan Tahura Kabupaten;
bbb. menyiapkan
bahan
dalam
perencanaan
pengembangan bina cinta alam dan penyuluhan
konservasi sumber daya alam dan ekosistem
tahura Kabupaten; dan
ccc. menyiapkan bahan dalam perencanaan dan
pelaksanaan pengembangan sistem informasi dan
data base pengelolaan TAHURA.
Paragraf 7
Seksi Pengaduan dan Penegakan Hukum
Pasal 10
(1) Seksi Pengaduan dan Penegakan Hukummerupakan
satuan pelaksana bidang Penataan, Penaatan dan
Peningkatan Kapasitas dalam pelaksanaan kegiatan
penerimaan pengaduan dan penegakan hokum yang
dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Penataan, Penaatan, dan Peningkatan Kapasitas.
(2) Seksi Pengaduan dan Penegakan Hukum mempunyai
tugas melaksanakan pelayanan penerimaan pengaduan
dan penyelesaian sengketa lingkungan hidup.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Seksi Pengaduan dan Penegakan
Hukummelaksanakan uraian tugas sebagai berikut :
a. melaksanakan kebijakan tentang tata cara
pelayanpengaduan dan penyelesaian pengaduan
masyarakat;
b. melakukan fasilitasi penerimaan pengaduan atas
usaha ataukegiatan yang tidak sesuai dengan izin
Perlindungandan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c.
melaksanakan
penelaahan
dan
verifikasi
ataspengaduan;
20
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
melaksanakan
Penyusunan
rekomendasi
tindaklanjut hasil verifikasipengaduan;
pelaksanaan
bimbingan
teknis,
monitoring
danpelaporan atas hasil tindak lanjut pengaduan;
penyelesaian
sengketa
lingkungan
baik
di
luarpengadilan maupun melalui pengadilan;
melakukan sosialisasi tata cara pengaduan;
pengembangan
sistem
informasi
penerimaanpengaduan masyarakat atas usaha
atau kegiatanyang tidak sesuai dengan izin
Perlindungan danPengelolaan Lingkungan Hidup;
penyusunan kebijakan pengawasan terhadap
usahadan atau kegiatan yang memiliki izin
lingkungan danizin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan;
pelaksanaan pengawasan terhadap penerima
izinlingkungan dan izin PPLH;
pelaksanaan
pengawasan
tindaklanjut
rekomendasihasil
evaluasi
penerima
izin
lingkungan dan izinperlindungan dan pengelolaan
lingkungan;
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
PPLHD;
membentuk tim koordinasi dan monitoring
penegakan hukum lingkungan;
pelaksanaan
penegakan
hukum
atas
pelanggaranPerlindungan
dan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
pelaksanaan
penyidikan
perkara
pelanggaranlingkungan hidup; dan
penanganan barang bukti dan penanganan hukum
pidana secara terpadu.
memberikan arahan dan petunjuk kepada bawahan
baik lisan maupun tertulis;
membina,
mengawasi
dan
mengevaluasi
pelaksanaan tugas bawahannya;
menetapkan SKP Pegawai yang dibawahinya ;
melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada
Kepala Bidang ;
memberikan saran dan pertimbangan kepada
Kepala Bidang ;
menyelenggarakan tugas lain yang diberikan
Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 8
Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan
Pengendalian Pencemaran
Pasal 11
(1) Bidang
Pengelolaan
Sampah,
Limbah
B3
dan
Pengendalian Pencemaranmerupakan unit kerja Dinas
Lingkungan Hidup sebagai unsur pelaksana pengelolaan
sampah dan limbah B3 yang dipimpin oleh Kepala
Bidang
yang
berkedudukan
di
bawah
dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
(2) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
tugas melaksanakan pengelolaan sampah, limbah B3
dan Pengendalian Pencemaran.
21
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3
dan Pengendalian Pencemaran
menyelenggarakan
fungsi:
a. menyusun rencana kerja pengelolaan sampah
tingkatKabupaten;
b. menetapkan target pengurangan sampah dan
prioritasjenis sampah untuk setiap kurun waktu
tertentu;
c.
melaksanakan pembinaan pembatasan timbunan
sampah kepadaprodusen/industry;
d. melaksanakan
pembinaan
terhadap
usaha
dan/atau kegiatan tentang penggunaan bahan
baku produksi dankemasan yang mampu diurai
oleh proses alam;
e.
melaksanakan pembinaan dan penyediaan fasilitas
pendaurulangan sampah;
f.
pembinaan pemanfaatan kembali sampah dari
produkdan kemasan produk;
g. merumuskan kebijakan penanganan sampah
diKabupaten;
h. mengkoordinasikan
pemilahan,
pengumpulan,
pengangkutan danpemrosesan akhir sampah;
i.
penyediaan sarana prasarana penanganan sampah;
j.
koordinasi pemungutan retribusi atas jasa layanan
pengelolaansampah dan jasa layanan penyedotan
kakus;
k. penetapan lokasi tempat penampungan sementara,
tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat
pemrosesan akhir sampah;
l.
pengawasan terhadap tempat pemrosesan akhir
dengansistem pembuangan open dumping;
m. penyusunan dan pelaksanaan sistem tanggap
daruratpengelolaan sampah;
n. pelaksanaan kerjasama dengan Kabupaten lain
dankemitraan dengan badan usaha pengelola
sampah
dalammenyelenggarakan
pengelolaan
sampah;
o. pengembangan
investasi
dalam
usaha
pengelolaansampah;
p. penyusunan kebijakan perizinan pengolahan
sampah,pengangkutan sampah dan pemrosesan
akhir sampahyang diselenggarakan oleh swasta;
q. pelaksanaan
perizinan
pengolahan
sampah,pengangkutan sampah dan pemrosesan
akhir sampahyang diselenggarakan oleh swasta;
r.
menyusun
kebijakan
pembinaan
dan
pengawasankinerja pengelolaan sampah yang
dilaksanakan olehpihak lain (badan usaha);
s.
pelaksanaan
pembinaan
dan
pengawasan
kinerjapengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh
pihak lain(badan usaha);
t.
menyusun
kebijakan
perizinanpenyimpanan
sementara,pengumpulan,pengangkutan
dan
penimbunan limbah B3 (pengajuan,perpanjangan,
perubahan dan pencabutan);
u. melaksanakan pemantauan dan pengawasan
penyimpanansementara limbah B3;
22
v.
menyusun rekomendasi perizinan penguburan
limbah B3 medis;
w. pemantauan
dan
pengawasan
terhadap
pengolahan,pemanfaatan,
pengangkutan
dan
penimbunan limbah B3;
x. pelaksanaan
pemantauan
sumber
pencemar
institusi dannon institusi;
y. penyusunan
kebijakan,
pelaksanaan
dan
tindaklanjut pembinaan terhadap sumberpencemar
institusi dan non institusi;
z.
pelaksanaan pemantauan kualitas air, udara,
tanah sertasungai dan danau;
aa. penentuan baku mutu dan kriteria baku kerusakan
lingkungan;
bb. pelaksanaan
penanggulangan
pencemaran
(pemberianinformasi,
pengisolasian
serta
penghentian) sumberpencemar institusi dan non
institusi;
cc. pelaksanaan
pemulihan
pencemaran
(pembersihan,remidiasi, rehabilitasi dan restorasi)
sumber pencemarinstitusi dan non institusi;
dd. penentuan baku mutu sumber pencemar;
ee. pengembangan sistem informasi kondisi, potensi
dampakdan
pemberian
peringatan
akan
pencemaran ataukerusakan lingkungan hidup
kepada masyarakat;
ff. penyediaan sarana dan prasarana pemantauan
lingkungan(laboratorium lingkungan);
gg. pelaksanaan
penanggulangan
(pemberian
informasi,pengisolasian
serta
penghentian)
kerusakan lingkungan;
hh. pelaksanaan
pemantauan
dan
pemulihan
(pembersihan, remediasi,rehabilitasi dan restorasi)
kerusakan lingkungan;
ii. pelaksanaan
perlindungan,
pencadangandan
pengawetan
serta
pemanfaatan
secara
lestarisumber daya alam;
jj. pelaksanaan
upaya
mitigasi
dan
adaptasi
perubahaniklim;
kk. pelaksanaan inventarisasi gas rumah kaca dan
penyusunan profil emisi gas rumah kaca;
ll. perencanaan konservasi keanekaragaman hayati;
mm. penetapan
kebijakan
dan
pelaksanaan
konservasi,pemanfaatan
berkelanjutan,
dan
pengendalian kerusakankeanekaragaman hayati;
nn. pemantauan
dan
pengawasan
pelaksanaan
konservasikeanekaragaman hayati;
oo. penyelesaian
konflik
dalam
pemanfaatankeanekaragaman hayati; dan
pp. pengembangan
sistem
informasi
dan
pengelolaandatabase keanekaragaman hayati.
qq. memberikan arahan dan petunjuk kepada bawahan
baik lisan maupun tertulis;
rr. membina,
mengawasi
dan
mengevaluasi
pelaksanaan tugas bawahannya;
ss. menetapkan SKP Pegawai yang dibawahinya ;
tt. melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada
Kepala Dinas;
23
uu. memberikan saran dan pertimbangan kepada
Kepala Dinas ;
vv. menyelenggarakan tugas lain yang diberikan
Kepala Dinassesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 9
Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3
Pasal 12
(1) Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3merupakan
satuan pelaksana bidang Pengelolaan Sampah, Limbah
B3 dan Pengendalian Pencemaran dalam pelaksanaan
kegiatan penyelenggaraan pengelolaan sampah dan
limbah B3 yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan
Pengendalian Pencemaran.
(2) Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
penyelenggaraan
pengelolaan sampah dan limbah B3.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3
melaksanakan uraian tugas sebagai berikut :
a. menyusun
informasi
pengelolaan
sampah
tingkatkabupaten;
b. melaksanakan
pengawasan
operasional
pengangkutan sampah dari sumber sampai ke
tempat pembuangan akhir;
c.
penetapan target pengurangan sampah dan
prioritasjenis sampah untuk setiap kurun waktu
tertentu;
d. melaksanakankegiatan pengurangan sampah;
e.
melaksanakan pembinaan pembatasan timbunan
sampah kepadaprodusen/industry;
f.
melaksanakan pembinaan penggunaan bahan baku
produksi dankemasan yang mampu diurai oleh
proses alam;
g. melaksanakan pembinaan penyediaan fasilitas
pendaurulangan sampah;
h. melaksanakan pembinaan pemanfaatan kembali
sampah dari produkdan kemasan produk;
i.
melakukan
koordinasi
terkait
pemilahan,
pengumpulan, pengangkutandan pemrosesan akhir
sampah;
j.
melaksanakan
penyediaan
sarana
dan
prasaranapenanganan sampah;
k. melakukan pemungutan retribusi atas jasa layanan
pengelolaansampah dan jasa layanan penyedotan
kakus;
l.
penetapan lokasi tempat tempat penampungan
sementara,tempat pengolahan sampah terpadu dan
tempat pemrosesan akhir sampah;
m. melakukan
pengawasan
terhadap
tempat
pemrosesan akhirdengan sistem pembuangan open
dumping;
n. pelaksanaan sistem tanggap daruratpengelolaan
sampah;
24
o.
melaksanakankoordinasi dan kerjasama dengan
Kabupaten laindan kemitraan dengan badan usaha
pengelolasampah
dalam
menyelenggarakan
pengelolaansampah;
p. pengembangan
investasi
dalam
usaha
pengelolaansampah;
q. melaksanakan pembinaan dan pengawasankinerja
pengelolaan sampah yang dilaksanakan olehpihak
lain (badan usaha);
r.
melaksanakan kebijakan perizinanpenyimpanan
sementara,pengumpulan,
pengangkutan,
penimbunan
dan
pemanfaatan
limbah
B3
(pengajuan,perpanjangan,
perubahan
dan
pencabutan);
s.
melaksanakan
pemantauan
dan
pengawasanpenyimpanan sementara limbah B3
dalam satudaerah Kabupaten;
t.
melaksanakan rekomendasi terkait perizinan
pengelolaan limbah B3 medis;
u. melaksanakan pemantauan dan pengawasan
terhadap pengelolaan limbah B3 medis;
v.
melaksanakan pemantauan dan pengawasan
terhadap penyimpanan sementara, pengumpulan,
pengangkutan, penimbunan dan pemanfaatan
limbahB3;
w. memberikan arahan dan petunjuk kepada bawahan
baik lisan maupun tertulis;
x. membina,
mengawasi
dan
mengevaluasi
pelaksanaan tugas bawahannya;
y. menetapkan SKP Pegawai yang dibawahinya ;
z.
melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada
Kepala Bidang;
aa. memberikan saran dan pertimbangan kepada
Kepala Bidang;
bb. menyelenggarakan tugas lain yang diberikan
Kepala Bidangsesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 10
Seksi Pengendalian Pencemaran, Kerusakan dan
Pemeliharaan Lingkungan Hidup
Pasal 13
(1) Seksi Pengendalian Pencemaran, Kerusakan dan
Pemeliharaan Lingkungan Hidupmerupakan satuan
pelaksana bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan
Pengendalian Pencemaran dalam pelaksanaan kegiatan
penyelenggaraan pengendalian pencemaran, kerusakan
dan pemeliharaan lingkungan hidup yang dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengelolaan
Sampah, Limbah B3 dan Pengendalian Pencemaran.
(2) Seksi Pengendalian Pencemaran, Kerusakan dan
Pemeliharaan Lingkungan Hidup mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pengendalian pencemaran,
kerusakan dan pemeliharaan lingkungan.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Seksi Pengendalian Pencemaran,
Kerusakan dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup
melaksanakan uraian tugas sebagai berikut :
25
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
melaksanakan pemantauan sumber pencemar
institusidan non institusi;
melaksanakan pemantauan, pengawasan dan
pengendalian kualitas air, udara, tanahserta sungai
dan danau;
melakukan penentuan baku mutu dan kriteria
baku kerusakan lingkungan;
melakukan
kegiatan
penanggulangan
dan
pengendalian dampak pencemaran lingkungan
(pemberian
informasi,
pengisolasian
sertapenghentian) sumber pencemar institusi dan
noninstitusi;
melaksanakan
pemulihan
pencemaran
(pembersihan,remidiasi, rehabilitasi dan restorasi)
sumberpencemar institusi dan non institusi;
melaksanakan
pembinaan
dan
tindaklanjut
rekomendasi hasil evaluasi terhadap sumber
pencemarinstitusi dan non institusi;
melakukan penentuan baku mutu sumber
pencemar;
melakukan
pengembangan
sistem
informasi
kondisi, potensidampak dan pemberian peringatan
akan pencemaranatau kerusakan lingkungan
hidup kepadamasyarakat;
melaksanakankoordinasi dan kerjasama dengan
unit kerja/instansi, lembaga atau pihak yang
terkait dan kemitraan dengan badan usaha di
bidang pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan;
melakukan penyediaan sarana dan prasarana
pemantauan lingkungan(laboratorium lingkungan);
melaksanakan pemantauan kerusakan lingkungan;
melaksanakan
penanggulangan
(pemberian
informasi,pengisolasian
serta
penghentian)
kerusakan lingkungan;
pelaksanaan
pemulihan
(pembersihan,
remediasi,rehabilitasi dan restorasi) kerusakan
lingkungan.
melaksanakan
perlindungan,pengawetan,pemanfaatan
secara
lestari,dan pencadangan sumber daya alam;
melakukan
upaya
mitigasi
dan
adaptasi
perubahaniklim;
melaksanakan inventarisasi gas rumah kaca dan
penyusunanprofil emisi gas rumah kaca;
perencanaan konservasi keanekaragaman hayati;
melakukan
pemantauan
dan
pengawasan
pelaksanaankonservasi keanekaragaman hayati;
penyelesaian
konflik
dalam
pemanfaatankeanekaragaman hayati; dan
melaksanakan pengembangan sistem informasi dan
pengelolaandatabase keanekaragaman hayati.
memberikan arahan dan petunjuk kepada bawahan
baik lisan maupun tertulis;
membina,
mengawasi
dan
mengevaluasi
pelaksanaan tugas bawahannya;
menetapkan SKP Pegawai yang dibawahinya ;
melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada
Kepala Bidang;
26
y.
z.
memberikan saran dan pertimbangan kepada
Kepala Bidang;
menyelenggarakan tugas lain yang diberikan
Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 5
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal14
(1) Dinas Lingkungan Hidup memiliki kelompok jabatan
fungsional tertentu dan jabatan fungsional lainnya
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah
tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
(3) Kelompok jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dipimpin oleh tenaga fungsional senior
yang ditunjuk;
(4) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban
kerja;
(5) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
(6) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(7) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipimpin oleh Ketua Kelompok Jabatan
Fungsional yang dipilih dari pejabat fungsional dan
diajukan pengangkatannya kepada Kepala Dinas.
(8) Ketentuan lebihlanjut mengenai Kelompok Jabatan
Fungsional Dinas Lingkungan Hidup diatur dengan
Peraturan Bupati.
BAB III
TATA KERJA
Pasal15
Dinas Lingkungan Hidup sebagai Perangkat Daerah wajib
melaksanakan prinsip koordinasi, sinkronisasi, integrasi,
simplikasi,
transparansi
dan
akuntabilitas
dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya serta hubungan dinas
antar SKPD.
Pasal16
Kepala Dinas Lingkungan Hidup sebagai pimpinan SKPD
wajib mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya secara efektif, efisien,
objektif dan produktif dalam rangka pencapaian visi dan
misi Dinas Lingkungan Hidup sebagai bagian dari visi dan
misi Pemerintah Kabupaten Toba Samosir.
27
Pasal 17
Setiap pejabat struktural Dinas Lingkungan Hidup wajib
mendayagunakan,
membina,
mengembangkan,
mengordinasikan, membimbing, dan/atau memfasilitasi
setiap bawahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
masing-masing.
Pasal 18
Setiap pejabat struktural dan fungsional Dinas Lingkungan
Hidup wajib menjalankan prinsip koordinasi, sinkronisasi,
integrasi, simplikasi, transparansi dan akuntabilitas dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam hubungan internal
dan eksternal.
Pasal 19
Setiap pejabat struktural dan fungsional Dinas Lingkungan
Hidup yang memangku jabatan managerial wajib mengambil
tindakan sedini mungkin apabila ditemukan atau ada
indikasi penyimpangan dalam lingkup tugas, fungsi dan
kewenangan serta tanggung jawab masing-masing.
BAB IV
KEPEGAWAIAN
Pasal20
Pegawai Negeri Sipil yang mengemban tugas di Dinas
Lingkungan Hidup merupakan Aparatur Sipil Negara
Pemerintah Daerah.
Pasal 21
Setiap Pegawai Negeri Sipil yang mengemban tugas di Dinas
Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas wajib
menerapkan prinsip efektif, efisien, objektif dan produktif.
Pasal 22
Setiap Pegawai Negeri Sipil yang mengemban tugas di Dinas
Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas wajib
menggunakan prasarana dan sarana kerja secara tepat
guna, tertib, teratur, bersih dan rapi.
BAB V
KEUANGAN
Pasal 23
Pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup
dibebankan pada APBD atau APBN atau sumber lainnya
yang sah.
28
Pasal 24
Setiap penerimaan keuangan yang bersumber dari
pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup
merupakan penerimaan Daerah dan dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 25
Dinas Lingkungan Hidup dalam pelaksanaan pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan baik yang bersumber dari
APBD, APBN atau sumber lainnya yang sah wajib
menerapkan prinsip efektif, efisien, ekonomis, kehati-hatian,
ketelitian, tertib, kepastian dan taat azas.
BAB VI
ASET
Pasal 26
(1) Prasarana dan sarana yang dipergunakan oleh Dinas
Lingkungan Hidup merupakan aset daerah dengan
status kekayaan daerah yang tidak dipisahkan.
(2) Dinas
Lingkungan
Hidup
wajib
melaksanakan
pengelolaan, pencatatan, pembukuan, pelaporan dan
pertanggungjawaban
prasarana
dan
sarana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
prinsip standar akuntansi pemerintah.
Pasal 27
Setiap penerimaan prasarana dan sarana baik berupa benda
tidak bergerak maupun benda bergerak dari pemerintah
pusat, swasta atau pihak lainnya melalui hibah atau
bantuan merupakan penerimaan penambahan kekayaan
daerah sehingga harus disampaikan dan dilaporkan kepada
Bupati melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
sekaligus sebagai Bendahara Umum Daerah untuk dicatat
dan dibukukan sebagai baran milik daerah.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku:
a. Peraturan Bupati Toba Samosir Nomor 28 Tahun 2009
tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja
Masing-masing
Jabatan
di
lingkungan
Badan
Lingkungan Hidup dan Pertambangan Kabupaten Toba
Samosir(Berita Daerah Kabupaten Toba Samosir Tahun
2008 Nomor 28)
b. Peraturan Bupati Toba Samosir Nomor 27 Tahun 2009
tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja
Masing-masing Jabatan di lingkungan Dinas Kehutanan
dan Perkebunan Kabupaten Toba Samosir (Berita
Daerah Kabupaten Toba Samosir Tahun 2008 Nomor
27)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
29
Pasal 29
Peraturan Bupati
diundangkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Toba Samosir.
Ditetapkan di Balige
pada tanggal 21 Nopember 2016
BUPATI TOBA SAMOSIR
Cap/dto
DARWIN SIAGIAN
Diundangkan di Balige
pada tanggal 21 Nopember 2016
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN TOBA SAMOSIR
Cap/dto
AUDI MURPHY O. SITORUS
BERITA DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2016 NOMOR.75
30
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR
NOMOR : 75 TAHUN 2016
TANGGAL : 21 Nopember 2016
TENTANG : KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN TOBA SAMOSIR
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
DINAS
SEKRETARIS
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
SUB BAGIAN
UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
BIDANG
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN, LIMBAH B3 DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN
BIDANG
PENATAAN, PENAATAN DAN PENINGKATAN
KAPASITAS
SEKSI
PENGENDALIAN
DAMPAK LINGKUNGAN
SUB BAGIAN
PROGRAM DAN
KEUANGAN
SEKSI
PENGADUAN, PENEGAKAN
HUKUM, PENINGKATAN
KAPASITAS dan KEHUTANAN
SEKSI
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN DAN
LIMBAH B3
UPTD
SEKSI
PENGENDALIAN PENCEMARAN,
KERUSAKAN DAN
PEMELIHARAAN LINGKUNGAN
BUPATI TOBA SAMOSIR
Cap/ dto
DARWIN SIAGIAN
31
Download