LAPORAN KASUS UJIAN PSIKIATRI Pembimbing : Dr. dr. H. Iwan Arijanto, Sp.KJ, M.Kes oleh : Agung Nugraha Ramadhan KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RSUD CIAMIS 2018 DATA PASIEN : Nama Pasien : Ujang Nurohman Nama Kecil : Ujang Umur : 20 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Jalan Nagrog RT 006 / RW 002, Kec.Sindangkasih, Ciamis Agama : Islam Status : Belum menikah Pendidikan Terakhir : SMP Pekerjaan : Tidak bekerja Penanggung Jawab Pasien : Nama : Ny. Maemanah Hubungan : Ibu kandung Alamat : Jalan Nagrog RT 006 / RW 002, Kec.Sindangkasih, Ciamis Keterangan Diperoleh Dari : Nama : Ny. Maemanah Hubungan : Ibu kandung Alamat : Jalan Nagrog RT 006 / RW 002, Kec.Sindangkasih, Ciamis Kebenaran Anamnesa : Dapat dipercaya A. Keluhan Utama : Pasien sering murung. B. Riwayat Penyakit Sekarang : Sejak 1 tahun yang lalu pasien sering murung, sering menangis (afek depresi, gejala utama depresi), sering menyendiri dan mengurung diri di kamar (solitary). Pasien tidak mau bekerja dan beraktifitas seperti biasanya (disabilitas berat, gejala utama depresi). Pasien juga mengeluh tidak bisa tidur (insomnia) dirasakan hampir setiap malam (gejala penyerta depresi). Karena waktu tidur yang kurang pasien merasa mudah lelah dan aktivitasnya menurun (fatigue/gejala utama depresi). Ibu pasien sering melihat pasien senyum-senyum sendiri (self-absorbed smiling). Ibu pasien bercerita hal ini dirasakan setelah Ayah pasien meninggal dunia (faktor presipitasi). Pasien kurang memperhatikan dan tidak konsentrasi ketika diajak berbicara, sehingga setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibunya pasien selalu meminta mengulangi pertanyaan tersebut (inatensi/gejala penyerta depresi). Pasien kehilangan kepercayaan diri sehingga tidak mau bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya (gejala penyerta depresi). Pasien tidak mau makan (anoreksia, gejala penyerta depresi). Pasien juga merasa orang-orang sekitarnya sering membicarakan tentang dirinya, padahal hal tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga pasien mudah tersinggung (waham curiga). Pasien merasa dirinya tidak berguna sehingga pasien sempat ingin mengakhiri hidupnya (gejala penyerta depresi). Ibu pasien mengatakan sering melihat pasien melamun (autistik) dan berbicara sendiri. Pasien tidak merasa sakit kepala, mual, muntah, nyeri pada bagian perut dan jantung, (tidak ada gejala cemas dan gejala somatik). Pasien tidak pernah mendengar bisikan-bisikan (halusinasi auditorik). Pasien tidak pernah melihat sesuatu yang aneh (halusinasi visual). Sejak ayahnya meninggal pasien sudah tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah sama sekali (disabilitas berat). Pasien hanya berdiam diri di rumah. Pasien juga sudah pernah berobat sebelumnya di RSUD Tasikmalaya namun karena jarak yang cukup jauh dari rumah pasien Ibu pasien meminta agar dirujuk ke RSUD Ciamis. C . Riwayat Penyakit Dahulu : 1. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya. 2. Riwayat Gangguan Medis Pasien tidak pernah memiliki gangguan medis lainnya. 3. Riwayat Gangguan Zat Psikoaktif dan Penggunaan Alkohol Pasien tidak memiliki riwayat menggunakan zat-zat psikoaktif dan alkohol. D. Riwayat Keluarga : Tidak ada keluhan yang sama pada keluarga pasien. E. Riwayat Hidup Penderita : Riwayat Perkembangan Kepribadian a) Masa Prenatal dan Perinatal Setelah lahir pasien merupakan anak yang diinginkan. Pasien lahir normal dan cukup bulan, dibantu oleh bidan dengan berat lahir 2800 gram. Pada saat hamil usia Ibu pasien 32 tahun. Ibu pasien tidak merokok dan meminum alkohol. Tidak ditemukan kelainan dan cacat bawaan serta riwayat imunisasi dasar lengkap. Pasien mendapatkan ASI eksklusif sampai usia 2 tahun. Pasien di gendong oleh ibunya ketika pasien sedang di berikan ASI (fase oral tidak terdapat kegagalan). b) Masa Kanak Awal (usia 0-3 tahun) Pasien tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarganya. Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan kakak kandung. Pasien memiliki empat saudara tiri lakilaki dari ayahnya akan tetapi hubungan pasien kurang dekat kepada keempat kakak tirinya karena pasien tinggal terpisah dan pasien terpaut usia yang jauh dengan keempat kakak tirinya (faktor pedisposisi). Semasa kecil pasien sering dilarang berlama-lama di kamar mandi karena ibunya tidak mau menunggu pasien (faktor predisposisi, kegagalan fase anal). c) Masa Kanak Pertengahan (usia 3-7 tahun) Pasien masih mendpatkan perhatian dari Ayah dan Ibunya meski pun mereka sibuk bekerja untuk memenuhi ekonomi keluarganya sebagai seorang pedagang sayur di pasar. Pasien lebih sering bermain sendirian di rumah karena pasien kurang aktif bergaul dengan teman seusianya (faktor predisposisi). Pada saat mencorat-coret sesuatu pasien sering dilarang ibunya (faktor predisposisi, kegagalan fase phalik). d) Masa Kanak Akhir dan Remaja (usia 7-12 tahun) Perkembangan fisik pasien sama dngan teman sebayanya. Pasien dikenal baik di lingkungan sekitarnya, tidak pernah melanggar peraturan sekolah. Akan tetapi pasien dikenal sebagai seorang yang pemalu dan kurang dalam pergaulan dengan teman sebayanya (faktor predisposisi). Prestasinya di sekolah biasa-biasa saja tidak ada yang menonjol di bidang akademik maupun non akademik (faktor predisposisi, kegagalan fase laten). e) Masa Remaja Akhir (usia 13-20 tahun) Semasa pasien duduk dibangku SMP prestasi pasien biasa-biasa saja tidak ada yang menonjol baik di bidang akademik maupun non akademik (faktor predisposisi). Pasien tidak memiliki cita-cita karena pasien menyadari ekonomi keluarganya yang pas-pasan (faktor predisposisi). Pasien tidak memiliki banyak teman dan pasien tidak pernah berpacaran karena minder dan tidak percaya diri (faktor predisposisi, kegagalan fase genital). Riwayat pendidikan Pasien menamatkan SMP namun menyadari ekonomi pasien yang tidak melanjuktan SMA karena tidak memungkinkan (faktor predisposisi). Riwayat perkawinan Pasien belum menikah. Aktifitas sosial Pasien dikenal baik di lingkungan sekitarnya, tidak mempunyai masalah dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya. Namun pasien tidak mudah bergaul dan lebih sering berdiam diri di dalam rumah (solitary/gejala depresi). Riwayat pelanggaran hukum Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum. Situasi Kehidupan Sekarang Pasien tinggal bersama ibu dan kakak kandungnya. Riwayat keluarga Pasien anak bungsu dari dua bersaudara, dengan jarak dari kakaknya 5 tahun. Pasien memiliki empat saudara tiri laki-laki dari ayahnya akan tetapi hubungan pasien kurang dekat kepada keempat kakak tirinya karena pasien tinggal terpisah dan pasien terpaut usia yang jauh dengan keempat kakak tirinya (faktor pedisposisi). F. Genogram I II Keterangan : = Laki – laki = Perempuan = Pasien G. Kepribadian Sebelum Sakit Pasien dikenal sebagai anak yang pendiam, penurut, rajin beribadah, serta tidak banyak keinginan yang berlebihan. Pasien hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri karena pasien memang senang sendiri, pasien tidak mempunyai teman dekat atau pun hubungan pribadi yang akrab dan tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti itu, pasien lebih senang melakukan segala sesuatunya sendiri dan sangat jarang meminta bantuan orang lain, selain itu pasien juga kurang peduli dengan keadaan yang terjadi di lingkungan rumahnya (gangguan kepribadian skizoid). Ketika sedang menghadapi masalah pasien lebih memilih untuk diam tanpa pernah mencoba mengungkapkannya (mekanisme pertahanan jiwa represi). Pasien juga sering melempar-lemparkan barang untuk mengganti objek kemarahannya (mekanisme pertahanan jiwa displacement). H. Status Fisik Tanda Vital Tensi : 120/80 mm Hg. Nadi : 82x/menit. RR : 23x/menit. Suhu : 36,3°C. Keadaan Gizi : Baik. Keadaan Fisik Lain a) Kepala o Bentuk : Normocephali. o Rambut : Hitam. o Mata : Sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-), pupil isokor (+/+). o Telinga : Nyeri tekan aurikular (-/-), massa (-). o Hidung : Septum deviasi (-). o Mulut : Tidak ada kelainan, letak uvula medial, pembesaran tonsil (T1/T1) (-). b) Leher o JVP : Tidak meningkat. o Tiroid : Tidak membesar. o KGB : Tidak teraba. c) Thorax o Inspeksi : Massa (-), bentuk dan gerak simetris, retraksi interkostalis (-) o Palpasi : Masa (-), nyeri tekan (-), ICS tidak melebar,Vocal Fremitus (dextra = sinistra). o Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru (dextra = sinistra) o Auskultasi : Vocal Breathing Sound normal (dextra=sinistra), Ronki (-/-), Wheezing (-/-). d) Jantung o Inspeksi : Tidak tampak iktus kordis o Palpasi : Tidak teraba iktus kordis o Perkusi : Batas jantung kanan : linea sternalis dextra Batas jantung kiri: ICS 4 linea midklavikula sinistra o Auskultasi : Bunyi jantung murni dan regular, gallop (-), murmur (-) e) Abdomen o Inspeksi : Datar, tidak tampak benjolan. o Palpasi : Lembut, datar, nyeri tekan (+), distensi otot perut/ defans muscular (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba. o Perkusi : Tympani di seluruh lapang perut, pekak samping (-). o Auskultasi : Bising usus normal. f) Genitalia o Tidak dilakukan pemeriksaan. g) Ekstremitas o Ekstremitas atas : Dalam batas normal. o Ekstremitas bawah : Dalam batas normal. I. Status Neurologis GCS : E4 V5 M6 = 15. Meningeal Sign : (-) Negatif. Saraf Kranial I-XII : Dalam Batas Normal. Fungsi motorik Kekuatan otot : 5 5 5 Fungsi sensorik : Dalam batas normal. Refleks Fisiologis : (+/+). Refleks patologis : (-/-). J. Status Psikiatrikus - 5 Kesadaran : Komposmentis. - Roman Muka : Datar. - Kontak : Ada. - Rapport : Inadekuat. - Orientasi Tempat : Baik. Waktu : Baik. Orang : Baik. - Perhatian - Ingatan - Immediate : Tidak terganggu. Recent : Tidak terganggu. Recent Past : Tidak terganggu. Remote : Tidak terganggu. Intelegansia : Inatensi. : Sesuai dengan pendidikan SMP. Persepsi Halusinasi : Tidak ada. Ilusi : Tidak ada. Pikiran Bentuk Pikir : Autistik. Jalan Pikiran : Koheren, blocking. Isi Pikiran : Wahan curiga dan waham menyalahkan diri sendiri. Emosi Mood : Depresif, Self absorbed smilling. Gangguan yang Menyertai Gangguan Mood 1. Anoreksia. 2. Insomnia. 3. Kelelahan (Fatigue). Afek : Blunted affect. Dekorum Penampilan : Baik. Sopan Santun : Baik. Kebersihan : Baik. Sikap : Kurang kooperatif. Bicara : Sedikit bicara, mutism. Tingkah laku : Hipoaktif, solitary. Tilikan : Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh pengobatan. Daya nilai : Tidak terganggu. K. PEMERIKSAAN TAMBAHAN : Tes HDRS (Hamilton Depression Rating Scale) : skor 25 (Depresi berat). Tes BPRS (Brief Psychiatric Rating Scale) : skor 46. L. PSIKODINAMIKA : Setelah lahir pasien merupakan anak yang diinginkan. Pasien lahir normal dan cukup bulan, dibantu oleh bidan dengan berat lahir 2800 gram. Pada saat hamil usia Ibu pasien 32 tahun. Ibu pasien tidak merokok dan meminum alkohol. Tidak ditemukan kelainan dan cacat bawaan serta riwayat imunisasi dasar lengkap. Pasien mendapatkan ASI eksklusif sampai usia 2 tahun. Pasien di gendong oleh ibunya ketika pasien sedang di berikan ASI (fase oral tidak terdapat kegagalan). Pasien tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarganya. Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan kakak kandung. Pasien memiliki empat saudara tiri laki-laki dari ayahnya akan tetapi hubungan pasien kurang dekat kepada keempat kakak tirinya karena pasien tinggal terpisah dan pasien terpaut usia yang jauh dengan keempat kakak tirinya (faktor pedisposisi). Semasa kecil pasien sering dilarang berlama-lama di kamar mandi karena ibunya tidak mau menunggu pasien (faktor predisposisi, kegagalan fase anal). Pasien masih mendpatkan perhatian dari Ayah dan Ibunya meski pun mereka sibuk bekerja untuk memenuhi ekonomi keluarganya sebagai seorang pedagang sayur di pasar. Pasien lebih sering bermain sendirian di rumah karena pasien kurang aktif bergaul dengan teman seusianya (faktor predisposisi). Pada saat mencorat-coret sesuatu pasien sering dilarang ibunya (faktor predisposisi, kegagalan fase phalik). Perkembangan fisik pasien sama dngan teman sebayanya. Pasien dikenal baik di lingkungan sekitarnya, tidak pernah melanggar peraturan sekolah. Akan tetapi pasien dikenal sebagai seorang yang pemalu dan kurang dalam pergaulan dengan teman sebayanya (faktor predisposisi). Prestasinya di sekolah biasa-biasa saja tidak ada yang menonjol di bidang akademik maupun non akademik (faktor predisposisi, kegagalan fase laten). Semasa pasien duduk dibangku SMP prestasi pasien biasa-biasa saja tidak ada yang menonjol baik di bidang akademik maupun non akademik (faktor predisposisi). Pasien tidak memiliki cita-cita karena pasien menyadari ekonomi keluarganya yang pas-pasan (faktor predisposisi). Pasien tidak memiliki banyak teman dan pasien tidak pernah berpacaran karena minder dan tidak percaya diri (faktor predisposisi, kegagalan fase genital). Pasien dikenal sebagai anak yang pendiam, penurut, rajin beribadah, serta tidak banyak keinginan yang berlebihan. Pasien hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri karena pasien memang senang sendiri, pasien tidak mempunyai teman dekat atau pun hubungan pribadi yang akrab dan tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti itu, pasien lebih senang melakukan segala sesuatunya sendiri dan sangat jarang meminta bantuan orang lain, selain itu pasien juga kurang peduli dengan keadaan yang terjadi di lingkungan rumahnya (gangguan kepribadian skizoid). Ketika sedang menghadapi masalah pasien lebih memilih untuk diam tanpa pernah mencoba mengungkapkannya (mekanisme pertahanan jiwa represi). Pasien juga sering melempar-lemparkan barang untuk mengganti objek kemarahannya (mekanisme pertahanan jiwa displacement). Ibu pasien bercerita hal ini dirasakan setelah Ayah pasien meninggal dunia (faktor presipitasi). Sehingga terjadi dekompensasi ego yang menimbulkan gejalagejala psikotik. M. DIAGNOSA MULTIAKSIAL Aksis I : : F32.3 Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik DD F25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif F32.2 Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik Aksis II : F60.1 Gangguan kepribadian skizoid Aksis III : Z03.2 Tidak ada diagnosis aksis III Aksis IV : Ayah pasien meninggal dunia (Faktor presipitasi). Aksis V : GAF Scale 50 – 41 Gejala berat (serious), disabilitas berat. N. PENGOBATAN : Psikofarmaka : R/ Risperidon 2 mg 2x1 R/ Haloperidol 1,5 mg 2x1 R/ Amitriptilin 25 mg 2x1 Psikoterapi : Psikoterapi Suportif Memberikan dukungan kepada pasien Konseling Keluarga Memberikan informasi dan penjelasan mengenai kondisi pasien serta kesadaran akan kewajiban menjalankan pengobatan dan pemeriksaan teratur demi kesembuhan pasien, memberi pengawasan terhadap pasien minum obat secara teratur setiap hari. O. USULAN PEMERISAAN : MMPI-2 (Minnesota Muliphasic Personality Inventory) bila pasien sudah realistik. P. PROGNOSA : Quo ad Vitam : Ad Bonam Quo ad Functionam : Dubia ad malam Ke arah baik: Mendapatkan dukungan penuh dari keluarga untuk berobat. Pasien mau minum obat sesuai aturan dokter. Ke arah buruk : Usia muda saat pertama timbul gejala. Pasien tidak mampu sekolah. Pasien tidak beraktivitas seperti biasanya. Kepercayaan diri pasien berkurang. Ada gejala psikotik. PEMERIKSAAN HDRS (HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE) Nama Pasien: Ujang Usia: 20 tahun Gejala-gejala pada saat depresi 1. SCORE Perasaan depresi (sedih,putus asa,tak berdaya, tak berguna) 0. Tidak ada 1. Perasaan ini hanya dinyatakan bila ditanya 2. Perasaan ini dinyatakan secara verbal secara spontan 3. Perasaan yang nyata tanpa komunikasi verbal (ekspresi, bentuk 3 muka, suara dan kecenderungan menangis) 4. Pasien menyatakan perasaan yang sesungguhnya ini dalam komunikasi baik verbal maupun non verbal secara spontan 2. Perasaan bersalah 0. Tidak ada 1. Menyalahkan diri sendiri, merasa sebagai penyebab penderitaan orang lain 2. Ide – ide bersalah atau renungan tentang kesalahan – kesalahan masa lalu 3. Sakit ini sebagai hukumannya, waham bersalah. 4. Suara – suara kejaran atau tuduhan – tuduhan dengan dan 1 halusinasi penglihatan tentang hal – hal yang mengancamnya 3. Bunuh diri 0. Tidak ada 1. Merasa hidup tidak ada gunanya 2. Mengharapkan kematian atau pikiran – pikiran lain ke arah hal itu 3. Ide – ide bunuh diri atau langkah – langkah ke arah itu 4. Percobaan bunuh diri 0 4. Insomnia (initial) 0. Tidak ada kesukaran masuk tidur 1. Keluhan kadang – kadang sukar masuk tidur, misalnya lebih dari 2 setengah jam baru dapat tidur 2. Keluhan tiap malam sukar masuk tidur 5. Insomnia (middle) 0. Tidak ada kesukaran untuk mempertahankan tidur 1. Pasien mengeluhkan gelisah dan terganggu sepanjang malam 2. Terjaga sepanjang malam ( bangun dari tempat tidur, kecuali 2 malam) 6. Insomnia (late) 0. Tidak ada kesukaran atau keluhan bangun terlalu pagi 1. Bangun di waktu fajar, tetapi tidur lagi 2. Bila telah bangun tidak bisa tidur lagi di waktu fajar 1 7. Kerja dan kegiatan kegiatannya 0. Tidak ada kesukaran 1. Pikiran – pikiran dan perasaan - perasaan ketidak mampuan 2. Hilangnya minat akan kegiatan – kegiatan 3. Berkurang waktu untuk aktifitas sehari – hari atau kurang 3 produktivitas 8. Kelambatan (lambat dalam berfikir dan berbicara, gagal bberkonsentrasi, aktivitas motorik menurun) 0. Normal 1. Kegelisahan ringan 2. Jelas lamban dalam wawancara 3. Sukar di wawancarai 4. Stupor 9. Kegiatan / Agitasi 0. Tidak ada 2 1. Kegelisahan ringan 2. Memainkan tangan, rambut, dan sebagainya 3. Bergerak terus, tidak bisa duduk tenang 4. Meremas –remas tangan, menggigit kuku, menarik narik rambut, 2 menggigit bibir 10. Ansietas psikis 0. Tidak ada kesukaran 1. Ketegangan subyektif dan mudah tersinggung 2. Mengkhawatirkan hal – hal kecil 3. Sikap kekhawatiran yang tercermin di wajah atau pembicaraannya 4. Ketakutan yang diutarakan tanp ditanya 1 11. Ansietas somatic (ansietas berhubungan dengan faal tubuh seperti : mulut kering, diare, palpitasi, sakit kepala, sering buang air kecil, berkeringat, dll) 0. Tidak ada 1. Ringan 2. Sedang 3. Berat 4. Sangat berat 2 12. Gejala somatik gastrointestinal 0. Tidak ada 1. Nafsu makan berkurang tapi dapat makan tanpa dorongan teman, merasa perutnya penuh 2. 1 Sukar makan tanpa dorongan teman, membutuhkan pencahar BAB, atau obat – obat untuk saluran pencernaan 13. Gejala somatik umum 0. Tidak ada 1. Anggota geraknya, punggung atau kepla berat, sakit punggung, kepala dan otot – otot, hilangnya kemampuan dan kekuatan 0 2. Gejala – gejala diatas yang jelas 14. Gejala – gejala genital dan libido 0. Tidak ada 1. Ringan 2. Berat 0 15. Hipokondriasis 0. Tidak ada 1. Dihayati sendiri 2. Preokupasi mengenal kesehatan sendiri 3. Sering mengeluh, membutuhkan pertolongan dll 2 16. Kehilangan berat badan 0. Tidak ada 1. Kemungkinan BB berkurang dengan sakit sekarang 1 2. Jelas berkurang BB-nya 3. Tidak terjelaskan lagi penurunan BB-nya 17. Tilikan / insight 0. Mengetahui sedang depresi 1. Mengetahui sakit, tapi berhubungan dengan penyebab – penyebab iklim, makanan, bekerja berlebihan, virus, perlu istirahat, dll 2. 0 Menyangkal sakit 18. Variasi harian (catat mana yang berat, pagi atau malam) 0. Tidak ada perubahan 1. Lebih berat waktu malam 2. Lebih berat waktu pagi Jika ada perubahan, tandai derajat perubahan tersebut 0. Tidak ada 1. Ringan 19. Depersonalisasi dan derealisasi (merasa tidak realistik, ide – ide nihilistik) 1 0. Tidak ada 1. Ringan 2. Sedang 3. Berat 4. Berat sekali (tidak dapat bekerja karena gangguan) 0 20. Gejala – gejala paranoid 0. Tidak ada 1. Kecurigaan 2. Waham kejaran 1 21. Gejala – gejala obsesi konpulsi 0. Tidak ada 1. Ringan 2. Berat 0 Jumlah KETERANGAN : <6 : Tidak ada depresi 6-17 : Depresi ringan 18-24 : Depresi sedang >24 : Depresi berat 25 Brief Psychiatric Rating Scale (BPRS) Nama Pasien: Ujang Usia: 20 tahun 1 Perhatian somatic NA 1 2 3 4 5 6 7 2 Kecemasan NA 1 2 3 4 5 6 7 3 Depresi NA 1 2 3 4 5 6 7 4 Bunuh diri NA 1 2 3 4 5 6 7 5 Rasa bersalah NA 1 2 3 4 5 6 7 6 Suasana hati gembira NA 1 2 3 4 5 6 7 7 Permusuhan NA 1 2 3 4 5 6 7 8 Kebesaran NA 1 2 3 4 5 6 7 9 Kecurigaan NA 1 2 3 4 5 6 7 10 Halusinasi NA 1 2 3 4 5 6 7 11 Isi fikiran yang tidak biasa NA 1 2 3 4 5 6 7 12 Perilaku aneh NA 1 2 3 4 5 6 7 13 Self-mengabaikan NA 1 2 3 4 5 6 7 14 Disorientasi NA 1 2 3 4 5 6 7 15 Disorganisasi konseptual NA 1 2 3 4 5 6 7 16 Tumpul mempengaruhi NA 1 2 3 4 5 6 7 17 Penarikan emosional NA 1 2 3 4 5 6 7 18 Retardasi motoric NA 1 2 3 4 5 6 7 19 Ketegangan NA 1 2 3 4 5 6 7 20 Uncooperativeness NA 1 2 3 4 5 6 7 21 Semangat NA 1 2 3 4 5 6 7 22 Distractibility NA 1 2 3 4 5 6 7 23 Motor hiperaktif NA 1 2 3 4 5 6 7 24 Laku dan sikap NA 1 2 3 4 5 6 7 Total penilaian berjumlah: 46.