Uploaded by Guruh Kartika Widjaja

Analisis Data Deskriptif

advertisement
ANALISIS DATA DESKRIPTIF
I. PENGGUNAAN STATISTIK UNTUK ANALISIS DATA RISET
Statsitik mempunyai banyak pengertian, diantaranya adalah sebagai sekumpulan
metode yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan yang masuk akal dari suatu
data. Tujuan penelitian adalah menjawab masalah atau pertanyaan penelitian melalui
proses analisis data. Statistic oleh penliti digunakan sebagai metode untuk menganalisis
data yang dapat berupa : deskripsi dan estimasi data untuk menarik kesimpulan hasil
penelitian. Jika data yang diteliti berupa sample, statistic dapat digunakan untuk menarik
kesimpulan berupa : (1) deskripsi statistic sample (statistic deskriptif), atau (2) estimasi
statistic sample terhadap parameter populasinya (statistic infrensial) dengan
menggunakan teknik probabilitas.
Statistic infrensial selanjutnya dapat dikategorikan ke dalam statistic parametik
dan statistic non- parametik. Penggunaan statistic parametik jika data penelitian diukur
dengan skala interval dan skala rasio dan asumsi bahwa distribusi data populasi yang
digunakan untuk memilih sample penelitian adalah normal. Sedang, statistic nonparametik digunakan jika data penelitian diukur dengan skala nominal dan skala ordinal,
sehingga tidak memerlukan asumsi data populasi yang distribusinya normal.
II. TAHAP PERSIAPAN SEBELUM MENGANALISIS DATA RISET
Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan semua data yang
diperlukan dalam penelitian. Peneliti biasanya melakukan beberapa tahap persiapan data
untuk memudahkan proses analisis data dan interpretasi hasilnya, yaitu : pengeditan,
pemberian kode dan pemrosesan data.
a) Pengeditan (Editing)
Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperlukan
terhadap data penelitian untuk memudahkan proses pemberian kode dan pemrosesan
data dengan teknik statistic. Data penelitian yang dikumpulkan oleh peneliti melalui
metode survey atau metode observasi perlu diedit dari kemungkinan kekeliruan dalam
proses pencatatan yang dilakukan oleh pengumpul data, pengisian kuesioner yang
tidak lengkap atau tidak konsisten. Tujuan pengeditan data adalah untuk menjamin
kelengkapan, konsistensi dan kesiapan dan penelitian dalam proses analisis. Proses
pengeditan dapat dilakukan di lapangan (field editing) oleh peniliti, pengumpul data
atau staf yang bertindak sebagai supervisor sesaat setelah melakukan pengecekan
terhadap isian kuisioner. Pengeditan dapat juga dilakukan di tempat peneliti (InHouse editing) setelah beberapa atau semua data terkumpul, karena field editing sulit
dilakukan jika peneliti menggunakan teknik pengiriman kuisioner melalui pos.
prosedur pengeditan akan memudahkan proses pemberian kode dan data entry.
b) Pemberian Kode (Coding)
Pemberian kode merupakan proses identifikasi dan klasifikasi data penelitian ke
dalam skor numeric atau karakter symbol. Proses ini diperlukan terutama untuk data
penelitian yang dapat diklasifikasi, missal : jawaban dari tipe pertanyaan tertutup
(closed-ended question) yang tidak memberikan alternative kepada responden selain
pilihan jawaban yang tersedia. Pemberian kode pada jawaban dari tipe pertanyaan
terbuka (open-ended question) relative lebih sulit karena memrlukan judgement dari
pemberi kode dalam mengintepretasikan jawaban responden. Tujuan pemberian kode
pada tipe pertanyaan terbuka adalah untuk mengurangi variasi jawaban responden
menjadi beberapa kategori umum sehingga dapat diberi skor numeric atau symbol.
Teknis pemberian kode dapat dilakukan sebelum atau setelah pengisian kuisioner.
Proses pemberian kode akan memudahkan dan mengingkatkan efisiensi proses data
entry ke dalam computer.
c) Pemrosesan Data (Data Processing)
Banyak peneliti saat ini yang melakukan analisis data dengan bantuan teknologi
computer. Beberapa paket aplikasi statistic yang dapat digunakan untuk analisi data
dengan computer, antara lain : SPSS, SAS, Stat-Easy dan Minitab. Diantara program
aplikasi tersebut yang sering digunakan dlam penelitian bisnis adalah Statisical
Package for the Social Sciences (SPSS) dan Statistical Analysis System (SAS). Proses
analisis data dengan menggunakan computer, tentu saja, relative lebih cepat dan
hasilnya lebih akurat.
III. STATISTIK DESKRIPTIF
Statistic deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Penelitan yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas
akan menggunakan statistic deskripsi dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan
pada sample, maka analisisnya dapat menggunakan statistic deskriptif maupun infrensial.
Statistic deskriptif dapat digunkan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sample,
dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana samapel
diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi,
maka teknik analisis yang digunakan adalah statistic infrensial.
Statistic deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi
data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpresikan.
Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturanatau penyusunan data dalam bentuk tebel
numeric dan grafik. Statistic deskriptif umumnya digunakan oleh peneliti untuk
memberikan informasi mengenai karakteristik variable penelitian yang utama dan data
demografi responden (jika ada). Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain
berupa : Frekuensi, tendensi sentral (rata-rata, median, modus), disperse (deviasi standard
an varian) dan koefisien dan korelasi antara variable penelitian. Ukuran yang digunakan
dalam statistic deskriptif tergantung pada tipe skala pengukuran construct yang
digunakan dalam penelitian
Dalam statistic deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuat hubungan antara
variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan
membuat perbandingan dengan membandingkan rata – rata data sample atau populasi.
Hanya perlu diketahui bahwa dalam analisis korelasi, regresi, atau membandingkan dua
rata – rata atau lebih tidak perlu diuji signifikansinya. Jadi secara teknisi dapat diketahui
bahwa, dalam statistic deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan,
karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi.
TIPE SKALA PENGUKURAN
TIPE ANALISIS DESKRIPTIF
Skala Nominal
Frekuensi (absolute dan
proporsi) Mode
Skala Ordinal
Urutan Ranking Median
Skala Interval
Rata – rata Aritmatik
Skala Rasio
Angka Indeks
Rata-rata Geomatrik
Rata-rata Harmonik
IV. CONTOH PENGGUNAANYA
Setiap peneliti harus dapat menyajikan data yang telah diperoleh, baik yang
diperoleh melalui observasi, wawancara, kuesioner (angket) maupun dokumentasi.
Prinsip dasar penyeajian data adalah komunikatif dan lengkap, dalam arti data yang
disajikan dapat menarik perhatian pihak lain untuk membacanya dan mudah memahami
isinya. Penyajian data yang komunikatif dapat dilakukan dengan penyajian data dibuat
bewarna dan bila data yang disajikan cukup banyak maka perlu bervariasi penyajiannya
(tidak hanya dengan table saja).
Penyajian data dengan pictogram, (yang dapat menggambarkan realitas yang
sebenarnya) merupakan penyajian data yang paling komunikatif, tetapi sulit membuatnya
dan maha. Tetapi setelah ada peralatan computer, pembuatan pictogram dan berbagai
model penyajian data menjadi sangat mudah menjadi masalah lagi.
Berikut adalah salah satu contoh analisis data menggunakan data deskriptif
dengan menggunakan table :
Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan table merupakan penyajian yang
banyak digunakan, karena lebih efisien dan cukup komunikatif. Terdapat dua macam
table, yaitu table biasa dan table d istribusi frekuensi.
a) Contoh Tabel Data Nominal
Telah dilakukan pengumpulan data untuk mengetahui komposisi pendidikan pegawai
di PT. XYZ. Berdasarkan studi dokumentasi diperoleh keadaan sebagai berikut :
o Dibagian Keuangan : jumlah pegawai yang lulus S1 = 25 Orang, Sarjana Muda =
90 Orang, SMU = 45 Orang, SMK = 156 Orang, SMP = 12 Orang dan SD = 3
Orang
o Dibagian Umum : jumlah pegawai yang lulus S1 = 5 Orang, Sarjana Muda = 6
Orang, SMU = 6 Orang, SMK = 8 Orang, SMP = 4 Orang, dan SD = 1 Orang.
o Dibagian Penjualan : Jumlah Pegawai yang lulus S1 = 7 Orang, SMK = 65 Orang,
SMP = 37 Orang, dan SD = 5 Orang.
o Dibagian Litbang : Jumlah pegawai yang lulus S3 = 1 Orang, S2 = 8 Orang, S1 =
35 Orang.
Berdasarkan data mentah tersebut, maka dapat disusun ke dalam table :
Judul adlah KOMPOSISI PENDIDIKAN PEGAWAI DI PT. XYZ. Pada table
tersebut isi kolomnya adlaah : No, bagian, tingkat pendidikan dan jumlah.
KOMPOSISI PENDIDIKAN PEGAWAI DI PT. LODYA
No
Bagian
1
Tingkat Pendidikan
S2
SM
Keuangan
25
90
45
156
12
3
331
2
Umum
5
6
6
8
4
1
30
3
Penjualan
7
65
37
5
114
4
Litabang
1
8
35
1
8
72
SMU SMK SMP
SD
Jmlh
S1
Jumlah
S3
44
96
51
229
53
9
519
Sumber data : Bagian Personalia
b) Contoh Tabel Data Ordinal
Contoh table yang berisi data ordinal, data tersebut disusun berdasarkan hasil
penelitian terhadap kinerja aparatur pemerintahan di salah satu Propinsi di Pulau
Jawa. Data ordinal ditujukkan pada data yang berbentuk pangkat / rangking. Misalnya
rangking kinerja yang paling baik yaitu No. 1 berupa kinerja kondisi fisik tempat
kerja. (Kinerja yang berbentuk persentase, misalnya 61,9 % adalah data rasio).
RANGKING KUALITAS KINERJA APARATUR
NO
ASPEK KERJA
KUALITAS
RANGKING
KINERJA (%)
KINERJA
1
Kondis Fisik tempat
61,90
1
2
Alat – alat Kerja
61,02
2
3
Ortal
58,72
3
4
Kemampuan kerja
58,70
4
5
Peranan Korpri
58,42
5
6
Kepemimpinan
58,05
6
7
Performen Kerja
57,02
7
8
Manajemen Kepegawaian
54,61
8
9
Produktivitas kerja
54,51
9
10
Motivasi Kerja
54,02
10
11
Diklat yang diperoleh
53,16
11
12
Kebutuhan Individu
53,09
12
Rata – rata Kualitas Kinerja
56,935
c) Contoh Tabel Data Interval
Contoh table yang berisi data interval, data tersebut merupakan sebagian kecil hasil
penelitian terhadap kepuasan kerja pegawai di salah satu propinsi di Jawa. Instrument
yang digunakan disusun dengan Skala Linkert dengan interval 1 s/d 4, dimana skor 1
berarti sangat tidak puas, 2 tidak puas, 3 puas, 4 sangat puas. Skala Linkert tersebut
akan menghasilkan data interval. Berdasarkan 1055 responden, setelah dianalisis
hasilnya ditujukan dalam table tersebut. Komponen kepuasan meliputi : kepuasan
dalam gaji, insentif, transportasi, perumahan, dan hubungan social (antara sesame
pegawai dan pimpinan). Berdasarkan table tersebut, Tingkat Kepuasan yang paling
tinggi adalah kepuasan dalam pelayanan transportasi, yaitu sebesar 68,60. skor Tinggi
= 70 %.
TINGKAT KEPUASAN KERJA PEGAWAI
NO.
ASPEK KEPUASAN KERJA
TINGKAT KEPUASAN
1
Gaji
37,58
2
Insentif
57,18
3
Transportasi
68,60
4
Perumahan
48,12
5
Hubungan Kerja
54,00
Download