Uploaded by destigitasari96

MD 3 Makalah Postpartum Blues

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS DENGAN POSTPARTUM BLUES
(Diajukan untuk melengkapi tugas Midwifery III)
Dosen Pengampuh :
Putri Rahma D. M.Tr. Keb
Disusun Oleh :
KELOMPOK VI
DESTI GITA SARI (1904067)
FRANSISKA ELDA (1904077)
LITA WASTI NEONBANU (1904086)
NURQAINAH (1904096)
SITI FIRDAYANTI (1904105)
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Allah swt, karna atas rahmat dan
karunianya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas Makalah ini.
Adapun judul makalah ini adalah “ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS
DENGAN POSTPARTUM BLUES”. Makalah ini disusun untuk melengkapi
tugas-tugas dan memenuhi syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Midwifey III
pada Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan
Karya Husada Semarang.
Kelompok kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun susunan tata Bahasa. Hal ini karena
pengetahuan kelompok kami yang masih terbatas.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih banyak, harapan kami semoga
makalah ini bermanfaat bagi kelompok kami dan pembaca sekalian.
Semarang, 17 September 2019
Kelompok VI
2
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................... 2
DAFTAR ISI .............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................................... 7
A. Definisi Post Partum Blues ............................................................. 7
B. Penyebab Post Partum Blues........................................................... 7
C. Gejala-Gejala Post Partum Blues .................................................... 8
D. Masalah pada Post Partum Blues .................................................... 9
E. Penatalaksanaan Post Partum Blues ................................................ 10
F. Cara Mencegah Post Partum Blues ................................................ 11
G. Peran Bidan .................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................... 14
A. Kesimpulan ..................................................................................... 14
B. Penutup............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16
LAMPIRAN ............................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita.
Berbagai reaksi ibu setelah melahirkan akan mempengaruhi sikap,
perilaku dan tingkat emosional. Tekanan psikologis setelah persalinan
merupakan gejala emosional dan perasaan dimana seseorang merasa
murung, tidak bisa tidur, pelelahan fisik yang berlebihan, dan tidak
mengetahui apa yang bisa dilakukan atas peranannya yang baru.
Tekanan psikologis setelah persalinan mempunyai beberapa gejala
antara lain gejala fisik seperti tidak dapat tidur, tidur berlebihan, tidak
dapat berpikir jernih, merasa dikekang oleh suatu keadaan dan tidak dapat
keluar dirinya, serta merasa lelah dan gerak geriknya menjadi lamban.
Emosi yang positif dan hubungan kasih sayang akan memperlihatkan
pengaruh orang tua terhadap pemeliharaan anak.1
Proses persalinan adalah peristiwa besar dalam kehidupan individu
yang akan mempengaruhi perubahan peran. Peran dan ketegangan peran
dikatakan mempengaruhi perkembangan depresi terutama wanita. Peran
baru merupakan krisis yaitu gangguan internal yang ditimbulkan oleh
peristiwa yang menegangkan atau ancaman yang dirasakan pada diri
seseorang. Krisis mempunyai keterbatasan waktu dan konflik yang berat
dan dapat merupakan periode peningkatan kerentanan, yang dapat
menstimulasi pertumbuhan personal. Apa yang dilakukan seseorang
terhadap krisis akan menentukan pertumbuhan atau di organisasi bagi
orang tersebut.
Depresi postpartum atau depresi yang dialami setelah melahirkan.
Berbeda dengan babyblues syndrome yang dialami oleh 10-20% ibu muda.
Babyblues syndrome terjadi hingga beberapaminggu setelah melahirkan,
sementara depresi postpartum blues terjadi hingga beberapa bulan setelah
melahirkan. Tidak ada batasan jelas kapan babyblues syndrome berubah
menjadi depresi postpartum. Kasus depresi postpartum di Indonesia
4
mencapai 2 juta kasus per tahun. Depresi pada saat hamil menambah risiko
mengalami depresi postpartum.
Distress ringan efektif yang berlangsung beberapa jam hingga
beberapa hari dan dikenal sebagai post partum blues adalah umum tetapi
memiliki sedikit efek setelah minggu pertama atau kedua setelah minggu
pertama atau kedua setelah melahirkan. Depresi pascamelahirkan, yang
memiliki prevalensi 10-15%, lebih serius karena dapat berlangsung selama
beberapa bulan dan mengganggu kemampuan wanita untuk berfungsi
dalam banyak perannya. Secara klinis dan sehubungan engan faktor-faktor
penyebab depresi post partum tampaknya menyerupai depresi yang terjadi
di waktu lain.
Perubahan yang menimbulkan stress dan permasalahannya dalam
kehidupan adalah normal. Untuk menghindari ketidak keberdayaan
kelelahan fisik, peningkatan emosional dan krisis psikologis maka
manusia harus belajar menghadapi masalah dengan efektif melalui
mekanisme adaptasi atau penyesuaian. Penyesuaian dapat didefinisikan
sebagai interaksi manusia yang kontinu dengan diri sendiri, dengan orang
lain, dengan dunia Anda. Ketiga faktor ini secara konstan mempengaruhi
kehidupan dan hubungan tersebut bersifat timbal balik. Sensasi, persepsi
terhadap
lingkungan
dan
lingkungan
itu
sendiri
mempengaruhi
penyesuaian. Penyesuaian adalah suatu yang dihadapi manusia setiap
waktu dan otomatis bernafas, namun demikian walaupun penyesuaian
bersifat alamiah untuk menyelesaikan permasalahan yang tidak harus
otomatis.
Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran dan kematian. Transisi peran sehat
sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit.
Transisi ini mungkin dicetuskan oleh perubahan ukuran tubuh, bentuk,
penampilan fungsi tubuh dan perubahan fisik berhubungan dengan
pertumbuhan normal.
5
Keluarga mempunyai peranan yang besar memberikan bantuan
psikologis dan dukungan psikologis pada ibu. Keluarga banyak
memberikan pertolongan dan bantuan pada ibu setelah persalinan. Semua
yang diberikan lebih bersifat kebutuhan fisiologis karena pengetahuan
akan ilmu perilaku dan psikologis itu sendiri sedikit atau mungkin tidak
dimiliki oleh ibu dan keluarga. Keluarga teman dari orang tua berperan
penting dalam sistem sosial pada ibu melahirkan.2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana definisi post partum blues?
2. Bagaimana etiologi post partum blues ?
3. Apa gejala post partum blues ?
4. Apa masalah post partum blues ?
5. Bagaimana cara mencegah post partum blues ?
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Post Partum Blues
Postpartum blues adalah suasana hati yang dirasakan oleh wanita
setelah melahirkan yang berlangsung selama 3-6 hari dalam 14 hari
pertama pasca melahirkan, di mana perasaan ini berkaitan dengan
bayinya.3
Postpartum blues merupakan salah satu bentuk gangguan perasaan
akibat penyesuaian terhadap kelahiran bayi, yang muncul pada hari
pertama sampai hari ke empat belas setelah proses persalinan, dengan
gejala memuncak pada hari ke lima (Perry et al, 2010). Postpartum
blues/baby blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami
perasaan tidak nyaman setelah persalinan, yang berkaitan dengan
hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri. Ketika
plasenta dikeluarkan pada saat persalinan, terjadi perubahan hormon
yang melibatkan endorphin, progesteron, dan estrogen dalam tubuh
ibu, yang dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental dan emosional
ibu.4
B. Penyebab Post Partum Blues
Penyebab postpartum blues pada ibu menurut Mansur (2009 : 156157):
1. Faktor
hormonal,
berupa
perubahan
kadar
estrogen,
progesteron, prolaktin, dan estrol yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi. Kadar estrogen turun secara bermakna setelah
melahirkan. Ternyata estrogen memiliki efek supresi terhadap
aktivasi enzim monoamine oksidase, yaitu suatu enzim otak
yang bekerja menginaktivasi, baik noradrenalin maupun
serotonin yang berperan dalam suasana hati dan kejadian
depresi.
7
2. faktor demografik, yaitu umur dan paritas.
3. pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan, kesulitankesulitan yang dialami ibu selama kehamilannya akan turut
memperburuk kondisi ibu pasca melahirkan. Sedangkan pada
persalinan, hal-hal yang tidak menyenangkan bagi ibu
mencakup lamanya persalinan serta intervensi medis yang
digunakan selama proses persalinan, seperti ibu yang
melahirkan dengan cara operasi caesar (sectio caesarea) akan
dapat menimbulkan perasaan takut terhadap peralatan operasi
dan jarum.
4. Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan, seperti
tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak
diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, status
sosial ekonomi, serta keadekuatan dukungan sosial dari
lingkungannya (suami, keluarga, dan teman).
5. kelelahan fisik, kelelahan fisik karena aktivitas mengasuh bayi,
menyusui, memandikan, mengganti popok, dan menimang
sepanjang hari bahkan tak jarang di malam buta sangatlah
menguras tenaga. Apalagi jika tidak ada bantuan dari suami
atau anggota keluarga yang lain.4
C. Gejala-Gejala Post Partum Blues
Gejala-gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan
sikap seorang ibu. Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau
6 hari setelah melahirkan. Beberapa perubahan sikap tersebut
diantaranya, yaitu :
1. Sering tiba-tiba menangis karena merasa tidak bahagia
2. Tidak sabar
3. Penakut
4. Tidak mau makan
5. Tidak mau bicara
8
6. Sakit kepala sering berganti mood
7. Mudah tersinggung (iritabilitas)
8. Merasa terlalu sensitif dan cemas berlebihan
9. Tidak bergairah
10. Tidak percaya diri
11. Khususnya terhadap hal yang semula sangat diminati
12. Tidak mampu berkonsentrasi dan sangat sulit membuat keputusan
13. Merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru
saja dilahirkan
14. Merasa tidak menyayangi bayinya
15. Insomnia yang berlebihan.2
D. Masalah pada Post Partum Blues
Beberapa masalah yang dapat timbul pada klien yang mengalami
Postpartum Blues diantaranya :
1. Menangis dan ditambah ketakutan tidak bisa memberi asi
2. Frustasi karena anak tidak mau tidur
3. Ibu merasa lelah, migraine dan cenderung sensitive
4. Merasa sebal terhadap suami
5. Masalah dalam menghadapi omongan ibu mertua
6. Menangis dan takut apabila bayinya meninggal
7. Menahan rasa rindu dan merasa jauh dari suami
8. Menghabiskan waktu bersama bayi yang terus menerus menangis
sehingga membuat ibu frustasi
9. Perilaku anak semakin nakal sehingga ibu menjadi stress
10. Adanya persoalan dengan suami
11. Stress bila bayinya kuning
12. Adanya masalah dengan ibu
13. Terganggunya tidur ibu pada malam hari karena bayinya menangis
14. 1Jika ibu mengalami luka operasi, yang rasa sakitnya menambah
masalah bagi ibu.
15. Setiap kegiatan ibu menjadi terbatas karena hadirnya seorang bayi.
9
16. Takut melakukan hubungan suami isteri karena takut mengganggu
bayi.
17. Kebanyakan para ibu baru ingin pulang ke rumah orangtuanya dan
berada didekat ibunya.5
E. Penatalaksanaan Post Partum Blues
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dibutuhkan penanganan
di tingkat perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis secara
bersama-sama,
dengan melibatkan lingkungannya, yaitu: suami,
keluarga dan juga teman dekatnya.
Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum
blues ada dua cara yaitu :
Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan
baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan
cara :
1. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
2. Dapat memahami dirinya
3. Dapat mendukung tindakan konstruktif.
4. Dengan cara peningkatan support mental
Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan
keluarga diantaranya :
1. Sekali-kali
ibu
meminta
suami
untuk
membantu
dalam
mengerjakan pekerjaan rumah seperti : membantu mengurus
bayinya, memasak, menyiapkan susu dll.
2. Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam
menghadapi kesibukan merawat bayi
3. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan
lebih perhatian terhadap istrinya
10
4. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan
lahir
5. Memperbanyak dukungan dari suami
6. Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan
7. Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru
saja melahirkan
8. Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu
9. mengganti suasana, dengan bersosialisasi
10. Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya
Selain hal diatas, penanganan pada klien postpartum blues pun dapat
dilakukan pada diri klien sendiri, diantaranya dengan cara :
1. Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi
2. Tidurlah ketika bayi tidur
3. Berolahraga ringan
4. Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
5. Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
6. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
7. Bersikap fleksibel
8. Kesempatan merawat bayi hanya datang 1 x
9. Bergabung dengan kelompok ibu.5
F. Cara Mencegah Post Partum Blues
Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi resiko
Postpartum Blues yaitu :
1. Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai Postpartum Blues,
sehingga Anda sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka
Anda akan segera mendapatkan bantuan secepatnya.
11
2. Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang
terbaik dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting
selama periode postpartum dan kehamilan.
3. Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan
peregangan selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga
membuat Anda merasa lebih baik dan menguasai emosi berlebihan
dalam diri Anda.
4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan
Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti
membeli rumah atau pindah kerja, sebelum atau setelah
melahirkan. Tetaplah hidup secara sederhana dan menghindari
stres, sehingga dapat segera dan lebih mudah menyembuhkan
postpartum yang diderita.
5. Beritahukan perasaan
Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang
Anda inginkan dan butuhkan demi kenyamanan Anda sendiri. Jika
memiliki masalah dan merasa tidak nyaman terhadap sesuatu,
segera beritahukan pada pasangan atau orang terdekat.
6. Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan
Dukungan dari keluarga atau orang yang Anda cintai selama
melahirkan,
sangat
diperlukan.
Ceritakan
pada
pasangan
atau orangtua Anda, atau siapa saja yang bersedia menjadi
pendengar yang baik. Yakinkan diri Anda, bahwa mereka akan
selalu berada di sisi Anda setiap mengalami kesulitan.
7. Persiapkan diri dengan baik
Persiapan sebelum melahirkan sangat diperlukan.
8. Senam Hamil
Senam hamil akan sangat membantu Anda dalam mengetahui
berbagai informasi yang diperlukan, sehingga nantinya Anda tak
12
akan terkejut setelah keluar dari kamar bersalin. Jika Anda tahu
apa yang diinginkan, pengalaman traumatis saat melahirkan akan
dapat dihindari.
9. Lakukan pekerjaan rumah tangga
10. Dukungan emosional
Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga, akan
membantu Anda dalam mengatasi rasa frustasi yang menjalar.
Ceritakan kepada mereka bagaimana perasaan serta perubahan
kehidupan Anda, hingga Anda merasa lebih baik setelahnya.5
G. Peran Bidan
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa
nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan
fisik dan psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
rasa nyaman (bisa dengan mengajari teknik hipnobreastfeeding
kepada ibu)
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan
ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7. Melakukan menejemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencara tindakan serta melaksanakannya
untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi
dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas
8. Memberikan asuhan secara profesional. 6
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Baby blues atau postpartum blues adalah keadaan di mana seorang
ibu mengalami perasaan tidak nyaman setelah persalinan, yang
berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan
dirinya sendiri. Ketika plasenta dikeluarkan pada saat persalinan,
terjadi perubahan hormon yang melibatkan endorphin, progesteron,
dan estrogen dalam tubuh Ibu, yang dapat mempengaruhi kondisi fisik,
mental dan emosional Ibu.
Penanganan gangguan mental postpartum pada prinsipnya tidak
berbeda dengan penanganan gangguan mental pada momen-momen
lainya. Para ibu ini membutuhkan dukungan psikologis seperti juga
kebutuhan
fisik
lainnya
yang harus
juga
dipenuhi.
Mereka
membutuhkan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan
perasaan mereka dari situasi yang menakutkan. Mungkin juga mereka
membutuhkan pengobatan dan/atau istirahat, dan seringkali akan
merasa gembira mendapat pertolongan yang praktis.
Inti dari Asuhan yang diberikan mencakup perilaku, emosional,
intelektual, sosial dan psikologis klien secara bersamaan dengan
melibatkan lingkungannya, yaitu: suami, keluarga dan juga teman
dekatnya.
B. Saran
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan pembaca bisa
memahami konsep dasar postpartum blues dan bagaimana penerapan
asuhan yang tepat diberikan kepada pasien yang menderita masalah
tersebut. Post-partum blues ini dikategorikan sebagai sindroma
gangguan mental yang ringan oleh sebab itu sering tidak dipedulikan
sehingga tidak terdiagnosis dan tidak ditatalaksanai sebagaimana
seharusnya, akhirnya dapat menjadi masalah yang menyulitkan, tidak
menyenangkan dan dapat membuat perasaan perasaan tidak nyaman
14
bagi wanita yang mengalaminya. Setelah diketahui bagaimana asuhan
yang benar maka diharapkan postpartum blues ini berkurang atau
dapat ditangani dengan benar. Selain itu, diharapkan pembaca dapat
membagi informasi ini kepada masyarakat dan dapat mempraktekkan
ilmunya saat di lapangan nantinya.
15
DAFTAR PUSTAKA
1) Fontaine, K.R., Jones, L.C. 1997. Self-esteem, optimism, and postpartum
depression. Journal Clinical Psychology. Vol. 53, 59-63.
2) Grinspun, D. 2005. Intervention for Postpartum Depression. Ontario:
Registered Nurses’ Association of Ontario.
3) Diah Ayu Fatmawati. 2015. Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap
Kejadian Post Partum Bleus. file:///C:/Users/HP/Downloads/475-897-1SM.pdf.
Diakses oleh Siti Firdayanti tanggal 17 September 2019 pukul 21.52 wib.
4) Allades Monalisa Jayasima, dkk. 2014. Postpartum Blues Syndrome Pada
Kelahiran Anak Pertama . file:///C:/Users/HP/Downloads/4441Article%20Text-9121-1-10-20141222%20(1).pdf.
Diakses oleh Siti Firdayanti tanggal 17 September 2019 pukul 22.08 wib.
5) Krisdiana Wijayanti , dkk. 2013. Gambaran Faktor- faktor Risiko
Postpartum Blues Di Wilayah Kerja Puskesmas Blora.
http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/article/view/107 .
Diakses oleh Siti Firdayanti tanggal 17 September 2019 pukul 21.46 wib
6) Elisabeth . 2017. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS.
16
LAMPIRAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.A UMUR 22 TAHUN
P1A0 DENGAN POSTPARTUM BLUES
DI RB DR. JOHAN SEMARANG
Ruang
: Aster 1
Tanggal
: 03/09/2019
No. Register : 00905015
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
IDENTITAS PASIEN
IDENTITAS SUAMI
Nama
: Ny. A
Nama
: Tn. D
Umur
: 22 Tahun
Umur
: 24 Tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku Bangsa : Jawa
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Pucang Sawit 01/05 Tembalang, Jawa Tengah
B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
Tanggal Masuk: 03 September 2019
Waktu :16.00WIB
1. Alasan utama pada waktu masuk
Ibu mengatakan baru saja melahirkan pada tanggal 01 September 2019
pukul 20.00 WIB
2. Keluhan
Ibu mengatakan merasa terganggu karena bayinya rewel sehingga ibu
sulit tidur dan tidak nafsu makan.
17
3. Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (Dm,
Hipertensi), menahun (TBC, jantung), menular (TBC), dan tidak
punya riwayat kembar
b. Riwayat penyakit dahulu
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular (Dm,
Hipertensi), menahun (TBC, jantung), menular (TBC), dan tidak
punya riwayat kembar
c. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga nya dan keluarga suami tidak ada
yang menderita penyakit menurun (hipertensi, jantung, DM) dan
penyakit menular (HIV, AIDS. HEPATITIS)
4. Riwayat Perkawinan
a. Usia menikah
: 21 tahun
b. Ibu mengatakan sudah menikah selama 1 tahun dan ini adalah
pernikahan pertamanya.
5. Riwayat Obstetri
.
a. Riwayat menstruasi
1) Menarche
: Ibu mengatakan haid pertama umur ± 13 tahun
2) Siklus
: Ibu mengatakan jarak haid tiap bulan + 28 hari
3) Lama
: Ibu mengatakan lama haid nya + 7 hari
4) Banyaknya
: Ibu mengatakan haidnya teratur.
5) Sidat darah
: Ibu mengatakan darah haid yang keluar merah
segar dan ada sedikit gumpalan
6) Disminorhea : Ibu mengatakan kadang merasa nyeri haid tapi
tidak sampai mengganggu aktivitas.
b. Riwayat keluarga berencana
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun selama perkawinan
18
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No
1
Tgl/
th
Partus
1 Sep
19
Tempat
Partus
RB
Anak
UK
Jenis
Partus
Penolong
39
mg
Spontan
Bidan
JK
BB
L
3000
Nifas
Keadaan
Sekarang
PB Keadaan Laktasi
49
Baik
Lancar
a. Riwayat hamil ini
1) HPHT
: 02 Januari 2018
2) HPL
: 09 September 2019
3) Keluhan-Keluhan pada
a) Trimester I: Ibu mengatakan mual mutah tapi tidak sampai
mengganggu aktivitas
b) Trimester II: Ibu mengatakan tidak ada keluhan
c) Trimester III: Ibu mengatakan sering BAK
4) ANC
a) Trimester I: Ibu mengatakan periksa kehamilan 2 kali.
Umur kehamilan 4 minggu dan 8 minggu
b) Trimester II: Ibu mengatakan periksa kehamilan 3 kali.
Umur kehamilan 12 minggu, 14 minggu, dan 20 minggu
c) Trimester III : Ibu mengatakan periksa kehamilan 5 kali.
Umur kehamilan 26 minggu, 30 minggu, 32 minggu, 36
minggu, 38 minggu
5) Penyuluhan yang pernah di dapat
Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang tablet Fe
dan persiapan persalinan
6) Imunisasi TT
A. TT1: Ibu mengatakan mendapat imunisasi TT pada saat
umur kehamilan 3 bulan tanggal 25 Maret 2019
B. TT2: Ibu mengatakan mendapat imunisasi TT ulangan pada
saat umur kehamilan 4 bulan tanggal 25 April 2019
19
Sehat
7) Gerakan janin
Ibu mengatakan sudah mulai merasakan gerakan janin saat usia
kehamilan 4 bulan
b. Riwayat persalinan Ini
1) Tempat persalinan : RB
2) Penolong
: Bidan
3) Tanggal / jam
: 01 September 2019 Pukul: 20.00 WIB
4) Jenis persalinan : Spontan
5) Tindakan lain
: Tidak ada
6) Komplikasi
: Tidak ada
7) Perinium

Ruptur/tidak: Ya, derajat 2

Dijahit/tdak
: Ya, hecting jelujur
c. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi

Diet makanan
: Ibu mengatakan tidak ada diet makanan
selama nifas

Perubahan pola makan : Tidak ada perubahan pola makan
hanya porsinya berkurang karena ibu nya tidak nafsu
makan
2) Eliminasi

BAK: Ibu mengatakan BAK4-5 kali/hari warna kuning
jernih, bau khas urine

BAB: Ibu mengatakan BAB 1-2 kali/hari warna kecoklatan,
konsistensi lunak, bau khas
3) Istirahat
Ibu mengatakan sulit tidur. Tidur malam ± 4 jam dan tidur
siang ± 1 jam
4) Personal hygine
Ibu mengatakan kurang memperhatikan kebersihan dirinya
20
setelah habis melahirkan
5) Keadaan psikososial
Ibu mengatakan cemas dengan keadaan nya dan keadaan
bayinya
6) Riwayat sosial budaya

Dukungan keluarga : Ibu mengatakan keluarga suaminya
kurang mendukung selama hamil

Keluarga yang tinggal serumah: Ibu mengatakan serumah
tinggal dengan suaminya

Pantang makanan: Ibu mengatakan tidak berpantang
makanan apapun

Kebiasaan adat istiadat: ibu mengatakan ada kebiasaan
syukuran kelahiran bayi setelah melahirkan

Penggunaan obat/ rokok: Ibu mengatakan tidak merokok
begitupun dengan suaminya serta tidak menggunakan obatobatan diluar dari tenaga kesehatan begitupun dengan
suaminya
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)
1. Status generalis
a. Keadaan umum
: Cukup
b. Kesadaran
: Composmentis
c. Tanda - Tanda Vital

Tekanan Darah
: 110/70 mmHg

Suhu
: 36,7 º c

Nadi
: 82 x/menit

Respirasi
: 22 x/ menit
d. Tinggi Badan
: 158 cm
e. BB sebelum hamil
: 52 kg
f. BB sekarang
: 59 kg
g. LLA
: 24 cm
21
2. Pemeriksaan sistematis
a. Kepala
1) Rambut
: Hitam, berminyak, sedikit rontok
2) Muka
: Simestris, tidak oedema, tidak pucat,
kusam
3) Mata
a) Oedema
: Tidak oedema
b) Conjungtiva
: Merah muda
c) Sklera
: Putih
4) Hidung
: Simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada
sekret
5) Telinga
: Simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak
ada serumen
6) Mulut/gigi/gusi
: Simetris, bersih, tidak pucat, tidak pecah-
pecah, gigi tidak caries, gusi tidak berdarah
b. Leher
1) Kelenjar gondok
: Tidak terdapat benjolan
2) Tumor/benjolan
: Tidak terdapat benjolan
3) kelenjar limfe
: Tidak terdapat pembesaran
c. Dada dan aksila
1) Mammae
a) Pembengkakan
: Tidak terdapat pembengkakan
b) Tumor
: Tidak terdapat benjolan
c) Simetris
: Simetris kanan dan kiri
d) Aerola
: Hyperpigmentasi
e) Puting susu
: Menonjol
f) Kolostrum / ASI
: Sudah keluar
2) Aksila
a) Benjolan
: Tidak terdapat benjolan
b) Nyeri
: Tidak terdapat nyeri tekan
22
d. Ekstremitas
1) Atas
:Simetris, tidak oedema, jari-jari lengkap
2) Bawah
a) Varises
: Tidak terdapat verises
b) Oedema
: Tidak terdapat oedema
c) Betis
: Normal, tidak terdapat bengkak dan
kemerahan
d) Homan sign
: (-) kanan (-) kiri
3) Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)
a) Abdomen
 Inspeksi
 Pembesaran perut: Normal
 Linea alba/ nigra: Linea nigra
 Strie albican/ livide: Strie albican
 Kelainan: Tidak ada
 Palpasi

Kontraksi
: Keras

TFU
: 1 jari dibawah pusat
 Kandung kemih
: Kosong
 Anogenital

Genital
Tidak ada varices, tampak pengeluaran lokhia rubra,
tampak jahitan pada perineum ruptur tingkat II (jumlah
jahitan 6) dan masih basah, tidak merah dan tidak ada
tanda-tanda infeksi.

Perineum
Tidak ada oedema, ada nyeri tekan pada perineum

Anus
Tidak ada hemoroid
23
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium : HB: 12 gr %
b. Pemeriksaan penunjang lain: Tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal Masuk: 03 September 2019
Pukul: 16.25 WIB
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
Ny. A P1A0 Umur 22 tahun postpartum hari ke 2 dengan postpartum
blues
DATA DASAR
1. Ibu mengatakan bernama Ny. A umur 22 tahun
2. Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya tanggal 01
September 2019 pukul 20.00 WIB dan berjenis kelamin laki-laki
3. Ibu mengatakan ini anak pertama dan belum pernah keguguran
4. Ibu mengatakan sulit tidur dan tidak nafsu makan
5. Ibu mengatakan merasa terganggu karena bayinya rewel sehingga ibu
sulit tidur dan tidak nafsu makan
DATA OBYEKTIF
1. Keadaan umum
: Cukup
2. Kesadaran
: Composmentis
3. Tanda – Tanda Vital

Tekanan Darah: 110/70 mmHg

Suhu: 36,7 ºC

Nadi: 82 x/menit

Respirasi: 22 x/menit
4. Rambut
: Hitam, berminyak, sedikit rontok
5. Muka
: Simestris, tidak oedema, tidak pucat, kusam
6. TFU
: 1 jari dibawah pusat
7. Kontraksi
: Keras
24
B. MASALAH
Ibu cemas dengan keadaannya dan keadaan bayinya
1. KEBUTUHAN
Dukungan moril dan suport mental
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Depresi postpartum
IV. TINDAKAN SEGERA
Konsultasi dengan tenaga kesehatan seperti bidan, dokter spesialis jiwa atau
psikiater
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal Masuk: 03 September 2019
Pukul: 16.30 WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Beritahu pada ibu bahwa dirinya adalah ibu yang baik.
3. Beritahukan ibu untuk memperlakukan dirinya dengan baik
4. Anjurkan ibu untuk menceritakan segala permasalahan atau hal lain yang
ingin diungkapkan kepada teman atau kerabat terdekat.
5. Anjurkan ibu untuk
berkonsultasi dengan tenaga medis untuk
mengurangi kekhawatirannya
6. Berikan ibu KIE tentang tanda bahaya masa nifas
VI. PELAKSANAAN TINDAKAN
Tanggal Masuk: 03 September 2019
Pukul: 16.35 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu sedang mengalami
sindrome postpartum bues
2. Memberitahu ibu bahwa dirinya adalah ibu yang baik dan mampu
merawat anaknya dengan baik
3. Memberitahu ibu untuk memperlakukan dirinya dengan baik, dengan
cara:
a. Makan makanan yang bergizi.
b. Banyak istirahat dan tidur.
c. Pergi keluar untuk mendapat cahaya matahari.
25
d. Berlatih secara rutin (berjalan selama 20 menit atau lebih).
e. Menyediakan waktu untuk diri sendiri (untuk sejenak menghindari
tugas-tugas dan urusan bayi).
f. Melewatkan waktu bersama teman-teman.
4. Menganjurkan ibu untuk menceritakan segala permasalahan atau hal
lain yang ingin diungkapkan kepada teman atau kerabat terdekat.
5. Menganjurkan klien untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk
mengurangi kekhawatirannya
6. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas dengan cara:
a. Menjelaskan tentang perdarahan yang keluar dari jalan lahir
secara tiba-tiba dan bertambah banyak, yang ditandai ganti
pembalut 2 kali selama 30 menit
b. Menjelaskan tentang pengeluaran dari jalan lahir yang berbau
busuk
c. Menjelaskan tentang rasa sakit atau nyeri di bagian perut atau
punggung
d. Menjelaskan tentang tanda-tanda hipertensi diantaranya tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg, sakit kepala yang terus menerus
dan menetap, nyeri ulu hati, pandangan mata kabur, oedema pada
muka dan tangan
e. Menjelaskan tentang tanda-tanda infeksi diantaranya demam,
muntah, rasa sakit saat BAK, atau tidak enak badan
f. Menjelaskan tentang permasalahan pada payudara diantaranya
payudara berubah jadi merah, panas, terasa sakit, bengkak, puting
lecet atau keluar nanah
g. Menjelaskan tentang kehilangan nafsu makan selama masa nifas
h. Menjelaskan tanda-tanda tromboplebitis diantaranya betis terasa
nyeri atau sakit, kemerahan, dan panas
i. Menjelaskan tentang sindrome baby blues diantaranya perasaan
yang sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri sendiri
j. Menjelaskan tentang perasaan yang letih atau nafas yang terengah-
26
engah
k. Memberitahu ibu untuk melakukan tindakan jika mengalami tanda
bahaya untuk segera datang ke tenaga kesehatan.
VII. EVALUASI
Tanggal Masuk: 03 September 2019
Pukul: 17.10 WIB
1. Ibu sudah tahu ibu hasil pemeriksaan
2. Ibu sudah mengerti bahwa dirinya adalah ibu yang baik
3. Ibu bersedia untuk memperlakukan dirinya dengan baik
4. Ibu bersedia untuk menceritakan segala permasalahan atau hal lain
yang ingin diungkapkan kepada teman atau kerabat terdekat.
5. Ibu bersedia untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk
mengurangi kekhawatirannya
6. Ibu sudah tahu tentang tanda bahaya masa nifas
27
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal 04 September 2019
Pukul : 16.30 WIB
S:
1) Ibu mengatakan masih sulit tidur
2) Ibu mengatakan masih tidak nafsu makan
3) Ibu mengatakan merasa terganggu ketika bayinya rewel
O:
1) Keadaan umum
: Cukup
2) Kesadaran
: Composmentis
3) Tanda – Tanda Vital
: 36,7 ºC
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Suhu
Nadi
: 82 x/i
Respirasi: 22 x/i
4) Rambut
: Hitam, berminyak, sedikit rontok
5) Muka
: Simestris, tidak oedema, tidak pucat, kusam
6) Keadaan
: Tampak cemas
7) TFU
: 1 jari dibawah pusat
8) Kontraksi
: Keras
A:
Ny. A P1A0 Umur 22 tahun postpartum hari ke 3 dengan postpartum blues
P:
1) Memotivasi ibu untuk selalu menyusui bayinya tanpa terjadwal atau
maksimal setiap 2 jam.
2) Memotivasi ibu untuk tetap berdoa dan berserah diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa untuk selalu memanjatkan puji syukur
3) Memotivasi ibu untuk tetap beristirahat cukup seperti tidur siang ± 2 jam,
dan malam ± 8
4) Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan gizi dengan makan
makanan bergizi yaitu dengan cara
a. Mencukupi kebutuhan karbohidrat dan dapat diperoleh dari sumber
makanan padi-padian (beras dan gandum) atau sereal, umbi-umbian
28
(kentang, singkong, ubi jalar) jagung, kacang- kacang kering dan gula.
b. Mencukupi kebutuhan protein dan dapat diperoleh dari protein hewani
(daging, telur, susu) dan protein nabatai (tahu, tempe dan kacangkacangan).
c. Mencukupi kebutuhan lemak dapat diperoleh dari sumber makanan
minyak ikan, minyak sayur/kelapa
d. Mencukupi kebutuhan serat dapat diperoleh dari sumber makanan
sayur-sayuran dan buah-buahan.
e. Mencukupi kebutuhan zat besi dapat diperoleh dari tablet besi atau
makanan yang berwarna hijau tua dan daging
f. Mencukupi kebutuhan iodium dan dapat diperoleh dari garam
beriodium
g. Mencukupi kebutuhan vitamin A dan vitamin C dan dapat diperoleh
dari sumber makanan vit A (hati, sayuran hijau tua, dan kuning) dan
vit C (buah-buahan, sayuran berwarna hijau dan kuning).
h. Mencukupi kebutuhan cairan dan dapat diperoleh dari air putih.
i. Memberitahu kebutuhan kalori ibu selama menyusui yaitu 2900
kalori/hr
j. Menjelaskan pengaturan porsi makan setiap kali makan yaitu 2900
kalori dibagi menjadi 3 yaitu makan pagi, siang dan sore
k. Menjelaskan cara memilih, mengolah dan menyajikan makanan secara
benar
l. Menganjurkan untuk tidak berpantang makanan
m. Memberikan contoh makanan untuk ibu menyusui yaitu nasi, sayur,
lauk, pauk, buah, air putih dan susu
n. Menjelaskan pentingnya pemenuhan gizi selama menyusui
o. Menjelaskan masalah yang timbul akibat kurang pemenuhan nutrisi
selama menyusui. Keterangan terlampir dalam SAP
5) Anjurkan ibu bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru yaitu ibu yang
baru saja mempunyai anak bayi.
29
Evaluasi:
1) Ibu bersedia menyusui bayinya tanpa terjadwal atau aksimal 2 jam
2) Ibu bersedia untuk tetap berdoa dan menjalankan
kewajibannya
sebagai
umat beragama
3) Ibu bersedia untuk istirahat cukup
4) Ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan gizi dengan gizi seimbang
5) Ibu bersedia untuk bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru atau ibu yang
baru saja mempunyai anak
30
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal 05 September 2019
Pukul : 17.00 WIB
S:
1) Ibu mengatakan sudah dapat beristirahat
2) Ibu mengatakan nafsu makan nya sudah bertambah
3) Ibu mengatakan bayinya sudah tidak rewel
4) Ibu mengatakan sudah lebih terbuka untuk bercerita tentang apa yang
drasakan kepada orang terdekat
O:
1) Keadaan umum
: Baik
2) Kesadaran
: Composmentis
3) Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg Suhu : 36,7 ºC
Nadi
: 82 x/i
Respirasi
: 22 x/i
4) Keadaan
: Tampak senang dan sudah memerlihatkan
hubungan yang harmonis dengan bayi dan keluarga
5) TFU
: Pertengahan pusat dan simpisis
6) Kontraksi
: Keras
A:
Ny. A P1A0 Umur 22 tahun postpartum hari ke 4 normal
P:
1) Memotivasi dan mengajarkan ibu dan keluarga tentang perawatan bayi
sehari-hari dengan cara:
a. Memberikan ASI sesuai dengan keinginan bayi, diberikan setiap 2- 3
jam atau paling sedikit setiap 4 jam mulai dari hari pertama
b. Menganjurkan agar bayi selalu dengan ibu agar aman, nyaman dan
hangat
c. Menjelaskan cara menjaga kebersihan bayi agar hangat dan kering
d. Menjelaskan perawatan tali pusat dengan cara dibalut dengan kassa
31
steril tanpa di beri tambahan apapun. Diganti setiap basah atau
setelah mandi
e. Mengukur suhu tuuh bayi dan memberitahu hasilnya pada ibu
f. Menjelaskan tanda bahaya yang harus diwaspadai ibu yaitu
pernafasan < 40 x/i atau >60 x/i, suhu <36ºC atau > 38ºc, warna kulit
kuning, biru atau pucat, tali pusat merah bau busuk atau keluar
cairan
g. Memberitahu ibu untuk melakukan tindakan jika terjadi tanda
bahaya untuk segera datang ke tenaga kesehatan. Keterangan
terlampir dalam SAP.
2) Menganjurkan ibu untuk berolah raga ringan seperti jalan-jalan di pagi
hari bersama bayi dan suami atau keluarga disekitar halaman rumah agar
ibu tidak merasa bosan.
3) Menganjurkan suami dan keluarga untuk lebih memperhatikan ibu
dengan memberikan perhatian pada ibu dan sering komunikasi serta
berkumpul dengan ibu.
Evaluasi:
1) Ibu dan keluarga bersedia untuk melakukan perawatan bayi sehari-hari
sesuai anjuran
2) Ibu bersedia melakukan olah raga ringan seperti jalan-jalan di pagi hari
bersama bayi dan suami atau keluarga disekitar halaman rumah
32
Download