Uploaded by User27976

Pengenalan Mode Kontrol dan Pola Operasi PLTU

advertisement
Mata Pelajaran 5
PENGENALAN MODE KONTROL
DAN POLA OPERASI PLTU
Simple Inspiring Performing Phenomenal
1
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mengikuti pembelajaran pengenalan mode control dan pola operasi PLTU ini
peserta mampu memahami dan menjelaskan mode-mode control dan pola operasi unit
PLTU, prinsip dan kapan penggunaannya di pengoperasian unit PLTU dengan benar
sesuai standar pengoperasian yang berlaku.
DURASI
: 4 JP
PENYUSUN
: 1. M. Ikhfan
Simple Inspiring Performing Phenomenal
2
DAFTAR ISI
Mata Pelajaran 5.............................................................................................................................1
PENGENALAN MODE KONTROL DAN KENDALI OPERASI PLTU .......................................................1
TUJUAN PEMBELAJARAN : ...............................................................................................................2
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................4
PEGENALAN MODE KONTROL DAN KENDALI OPERASI PLTU ..........................................................5
1.
2.
Mode Kontrol Operasi PLTU ................................................................................................5
1.1
Mode Coordinated Control .........................................................................................5
1.2
Mode Boiler Follow Control.........................................................................................7
1.3
Mode Turbine Follow Control......................................................................................8
1.4
Mode Load Rejection / Fast Cut Back ( FCB ).............................................................10
1.5
Mode Load Runback ..................................................................................................10
Mode Kendali Operasi PLTU ..............................................................................................10
2.1
Operasi Beban Dasar. ................................................................................................12
2.2
Operasi Beban Puncak. ..............................................................................................12
2.3
Operasi Pengendali Frekuensi. ..................................................................................12
2.4
Operasi Dengan Governor Free. ................................................................................13
2.5
Operasi dengan Load Limit. .......................................................................................13
2.6
Operasi dengan Sliding Pressure. ..............................................................................13
Simple Inspiring Performing Phenomenal
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema mode coordinated control. ................................................................................6
Gambar 2. Skema mode boiler follow control. ...............................................................................7
Gambar 3. Skema mode turbine follow control. ............................................................................9
Gambar 4. Contoh kurva beban harian .........................................................................................11
Simple Inspiring Performing Phenomenal
4
PEGENALAN MODE KONTROL DAN KENDALI OPERASI PLTU
Pada kondisi operasinya setiap unit PLTU dijalankan oleh sistem kontrol yang disebut
unit master control. Kontrol ini berfungsi untuk mengatur permintaan daya unit (load
demand). Load demand merupakan input dari turbine demand dan boiler demand. Unit
master control pada PLTU terdiri dari lima jenis mode control yang akan diuraikan
sebagai berikut.
1.
Mode Kontrol Operasi PLTU
1.1
Mode Coordinated Control
Mode ini dapat dipilih oleh operator saat boiler load control dan turbine master control
pada mode auto. Sinyal unit load demand berasal dari unit load setter (ALR) yang
nilainya bisa diinput oleh operator, disesuaikan dengan frekuensi system. Pada kondisi
operasi sinyal unit load demand diumpankan secara simultan pada boiler load control
dan turbine master control untuk mencapai beban MW yang diinginkan dengan proses
perpindahan yang halus (smooth). Sinyal boiler load control mendapatkan input dari
sinyal unit master control dan sinyal modifikasi tekanan main steam, selanjutnya
mengatur laju pembakaran ( firing rate ) untuk mendapatkan tekanan main steam, flow
main steam, temperatur main steam yang diinginkan. Sedangkan turbine master control
akan mengatur bukaan turbine control valve untuk mendapatkan beban MW yang
diinginkan. Selanjutnya Skema mode coordinated control dapat dilihat pada Gambar 1.
Dari grafik pada Gambar 17 tersebut dapat dilihat karakteristik mode coordinated
control. Pada saat terjadi kenaikan permintaan beban MW, maka tekanan main steam
akan drop dan cepat direspon oleh boiler load control untuk menstabilkan tekanan main
steam ke kondisi set point. Bersamaan dengan itu turbine master control akan mengatur
bukaan turbine control valve untuk menstabilkan beban MW output ke set point beban
MW yang diinginkan. Jadi boiler load control dan turbine master control bekerja secara
bersama untuk merespon secara cepat perubahan permintaan beban MW dan
menstabilkan tekanan main steam serta beban MW output.
Simple Inspiring Performing Phenomenal
5
Gambar 1. Skema mode coordinated control.
Simple Inspiring Performing Phenomenal
6
1.2
Mode Boiler Follow Control
Mode ini dapat dipilih secara automatis saat boiler load control pada mode auto dan
turbine master control pada mode manual dan atau mode track. Saat beban MW diatur
oleh turbine master control pada mode manual / track , melalui electro hydraulic control
(EHC) untuk mengatur bukaan turbine control valve pada nilai tertentu sesuai sinyal
beban MW aktual, maka boiler load control pada mode auto akan mengatur dan
menjaga tekanan main steam untuk memproduksi flow main steam yang diperlukan.
Skema mode boiler follow control dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Skema mode boiler follow control.
Simple Inspiring Performing Phenomenal
7
Dari grafik pada Gambar 2 dapat dilihat karakteristik mode boiler follow control. Pada
saat terjadi kenaikan permintaan beban MW maka tekanan main steam akan drop dan
boiler load control merespon secara cepat untuk mengembalikan tekanan main steam
ke kondisi set point. Namun karena turbine master control pada mode manual mengatur
bukaan turbine control valve hanya berdasarkan beban aktual MW, maka tekanan main
steam akan hunting dan tidak stabil. mode ini memiliki karakteristik respon yang cepat
terhadap perubahan beban MW namun perlu waktu lama untuk mencapai kondisi stabil
pada set point.
1.3
Mode Turbine Follow Control
Mode ini dapat dipilih secara automatis saat boiler load control pada mode manual dan
atau mode track, serta turbine master control pada mode auto. Pada mode ini laju
pembakaran diatur oleh boiler load control secara manual. Oleh karena itu tekanan
header main steam diatur oleh turbine master control melalui EHC secara auto, yang
mengatur bukaan turbine control valve untuk mendapatkan tekanan main steam yang
diinginkan. Selanjutnya beban aktual MW ditentukan berdasarkan flow main steam yang
tersedia pada tekanan main steam yang diinginkan. Skema moda turbine follow control
dapat dilihat pada Gambar 3
Simple Inspiring Performing Phenomenal
8
Gambar 3. Skema mode turbine follow control.
Dari grafik pada Gambar 3 dapat dilihat karakteristik mode turbine follow control. Pada
saat permintaan beban MW naik, maka boiler load control akan menaikkan laju
pembakaran. Akibatnya tekanan main steam akan meningkat, dan dikembalikan menuju
set point oleh turbine master control yang memerintahkan penambahan bukaan turbine
control valve. Mode ini memiliki karakteristik respon yang lambat namun paling stabil
dibandingkan mode lainnya.
Simple Inspiring Performing Phenomenal
9
1.4
Mode Load Rejection / Fast Cut Back ( FCB )
Pada saat terjadi gangguan pada jaringan sistem transmisi, beban MW sistem hilang
secara tiba-tiba dan terjadi pelepasan beban ( load rejection ). Bersamaan dengan itu
sinyal FCB langsung diinisiasi pada unit master control. Selanjutnya unit master control
memberikan input kepada boiler load control dan turbine master control untuk
mengurangi beban boiler dan turbin ke minimum load sesuai dengan kondisi nilai
setting FCB yang ditentukan. Pada mode ini boiler load control dan turbine master
control berubah pada mode track secara automatis.
1.5
Mode Load Runback
Pada saat peralatan system 6 kV (FDF, IDF, PAF, Coal Pulverizer, CWP) mengalami
gangguan atau trip, sinyal load runback diinisiasi pada boiler load control. Selanjutnya
boiler load control mengurangi boiler load sesuai pada set point load minimum yang
telah disetting pada software. Kemudian sinyal load runback ini dikirim ke unit master
control. Pada mode ini boiler load control berubah ke mode track, dan unit master
control memilih mode turbine follow control untuk mengatur tekanan main steam.
2.
Pola Operasi PLTU
Mode kendali pengoperasian unit PLTU umumnya disesuaikan dengan karakteristik
maupun kondisi unit yang bersangkutan. Dalam keadaan interkoneksi dengan system
jaringan, beban pada jaringan merupakan demand sedang unit - unit pembangkit
berfungsi sebagai suply. Untuk mencapai kondisi stabil, maka harus senantiasa ada
keseimbangan antara suply dengan demand. Besaran yang dipakai untuk menyatakan
kesimbangan ini adalah frekuensi. Sistem dengan harga sama normalnya adalah 50 Hz.
Bila frekuensi sistem turun hingga rendah dari 50 Hz, berarti demand lebih besar dari
suply. Sebaliknya bila frekuensi sistem lebih tinggi dari 50 Hz, berarti demand lebih kecil
dari suply. Dalam suatu sistem jaringan listrik, demand senantiasa berubah dari waktu
ke waktu. Dalam rangka untuk senantiasa mencapai keseimbangan, maka unit-unit
pembangkit harus selalu siap mengikuti perubahan tersebut setaip saat. Disinilah
letaknya peran dari system kendali operasi pada unit pembakit.
Simple Inspiring Performing Phenomenal
10
Gambar 4. Contoh kurva beban harian
Dari contoh pada gambar diatas terlihat bahwa luas daerah dibawah kurva dibagi
menjadi beberapa segmen antara lain segmen beban dasar (base load) dan segmen
beban puncak (pick load). Segmen beban dasar boleh dikata hampir tidak mengalami
perubahan sepanjang periode. Sedangkan segmen bahan puncak dari waktu kewaktu
mengalami perubahan yang cukup.
Simple Inspiring Performing Phenomenal
11
2.1
Operasi Beban Dasar.
Sesuai dengan pola keutuhan sisi demand, ada unit-unit pembangkit tertentu yang
diberi tugas memikul beban dasar. Berdasarkan pertimbangan ekonomis, maka unit
pembangkit yang dipilih untuk tugas ini umumnya unit pembangkit yang biaya
produksinya rendah. Selain itu, sensitivitas unit terhadapa perubahan frekuensi juga
rendah. Dengan kata lain, unit ini hampir tidak terpengaruh oleh perubahan frekuensi
sistem sehingga boleh dikata unit ini tetap beroperasi pada beban yang konstan
meskipun frekuensi sistem berubahubah.
2.2
Operasi Beban Puncak.
Pada segmen beban puncak, suply harus senantiasa mengikuti perubahan demand
setiap saat. Karena itu, unit yang difokuskan untuk melayani segmen beban puncak
agak berbeda dengan unit yang difokuskan untuk beroperasi guna memenuhi beban
dasar. Manakala demand berubah, maka sesuai terjadi ketidak seimbangan antara
suply dengan demand yang mengakibatkan perubahan frekuensi sistem. Untuk
mencapai keseimbangan kembali. Suply harus segera berubah dan menyesuaikan
dengan kondisi demand yang baru. Tugas penyesuaian ini dilaksanakan oleh unit yang
difokuskan untuk melayani segmen beban puncak. Dengan demikian maka unit yang
difokuskan untuk melayani beban puncak harus memiliki sensitivitas yang cukup
perubahan frekuensi sistem sebatas harga tertentu, maka unit ini mulai bereaksi untuk
mengembalikan frekuensi sistem ke kondisi normal. Karena itu, beban unit yang
beroperasi untuk melayani beban puncak senantiasa bervariasi dalam skala terbatas
dari waktu kewaktu.
2.3
Operasi Pengendali Frekuensi.
Dewasa ini, tuntutan akan mutu listrik dari sisi demand demikian tinggi. Salah satu
parameter yang dipakai sebagai acuan untuk menentukan mutu listrik adalah frekuensi.
Seuai dengan kompleksitas kebutuhan listrik, sisi demand menghendaki agar frekuensi
tetap konstan (flat) setiap saat tanpa ada perubahan. Tuntutan yang demikian
menyebabkan
sisi
suply
harus
menyediakan
unit
pembangkit
khusus
untuk
mengendalikan frekuensi agar tetap konstan setiap saat. Unit pembangkit yang
difokuskan untuk ini disebut Unit Pengendali Frekuensi. Unit pengedali frekuensi
memiliki sensitivitas sangat tinggi sehingga akan segera bereaksi manakala ada
tendensi perubahan frekuensi sistem sekecil apapun juga. Jadi beban unit pengendali
frekuensi senantiasa bervariasi bahkan mungkin dari detik ke detik.
Simple Inspiring Performing Phenomenal
12
2.4
Operasi Dengan Governor Free.
Prinsip dari mode operasi free governor adalah dengan membiarkan kendali
pembebanan unit sepenuhnya kepada sistem governor guna mengikuti perubahan
frekeunsi sistem. Dalam kondisi ini, bila frekuensi sistem naik, maka governor akan
menurunkan beban unit dan sebaliknya manakala frekuensi sistem turun, maka
governor akan menaikkan beban unit. Presentase kenaikkan atau penurunan beban
dalam mengantisipasi perubahan frekuensi tergantung pada karakteristik governor atau
yang lebih populer dengan istilah droop dari unit yang bersangkutan. Untuk dapat
beroperasi dalam mode free governor, maka tekanan minyak “pembatas beban/load
limit”, harus dibuat maksimum.
2.5
Operasi dengan Load Limit.
Mode operasi load lomit prinsipnya adalah tidak membiarkan kendali pembebanan unit
sepenuhnya kepada sistem governor. Dengan kata lain, governor akan melaksanakan
sebagian tugas kendali pembebanan sementara sebagian lagi dilaksanakan oleh load
limit. Mode operasi ini umumnya hanya diterapkan pada unit pembangkit yang
mengalami derated. Dalam mode load limit, beban maksimum unit dibatasi oleh tekanan
minyak load limit. Selama masih berada dibawah limit ini, kendali pembebanan uniti
sepenuhnya dilakukan oleh governor dalam arti beban unit dapat naik atau turun
mengikuti kondisi frekuensi sistem. Lewat dari limit, governor tidak lagi dapat menaikkan
beban unit meskipun frekuensi sistem masih rendah. Hal ini disebabkan karena lewat
dari limit, maka signal dari governor akan diblokir dan diambil alih oleh signal load limit.
2.6
Operasi dengan Sliding Pressure.
Umumnya, variasi beban unit diperoleh melalui perubahan aliran uap (steam flow) ke
Turbin yang diatur oleh katup governor, ini berarti bahwa perbedaan antara kondisi
beban rendah dan beban tinggi hanya terletak pada aliran uap sementara tekanan dan
temperature ketel ketika beroperasi pada beban tinggi sama dengan ketika beroperasi
pada beban rendah. Cara ini ternyata mengandung banyak kerugian terutama ketika
beroperasi pada beban parsial dimana antara lain terjadi kerugian throtling. Untuk
mengurangi kerugian, ada cara lain yang dapat dilakukan yaitu dengan metode
sliding pressure. Dalam cara ini, variasi pembebanan dilakukan melalui variasi tekanan
ketel. Jadi manakala kebutuhan beban sisi demand rendah, maka beban unit diturunkan
dengan cara menurunkan tekanan uap dalam boiler. Ketika kebutuhan baban
meningkat, beban unit dinaikkan dengan menaikkan ketel, Dengan demikian, ketika
Simple Inspiring Performing Phenomenal
13
beroperasi pada beban rendah, karena tekanan ketel yang diturunkan, maka kerugian
throtling juga akan berkurang. Selain itu, karena ketika beroperasi pada beban rendah,
tekanan ketel juga rendah, berarti stress pada ketel juga berkurang. Kerja dari pompa
air pengisi ketel juga menjadi lebih ringan. Karena itu, metode operasi sliding pressure
menjanjikan lebih banyak keuntungan.
Simple Inspiring Performing Phenomenal
14
Download
Study collections