LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI Materi: PEMERIKSAAN AIR DAN PEMINDAHAN SECARA ASEPTIS Oleh: Nama NIM: 1. Cindy Nellasary 21030116120004 2. Diah Ayu Almaas Salwa 21030116140118 3. Samuel Alexandro Rajagukguk 21030116130171 Laboratorium Mikrobiologi Industri Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2017 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI Materi: PEMERIKSAAN AIR DAN PEMINDAHAN SECARA ASEPTIS Oleh: Nama NIM: 1. Cindy Nellasary 21030116120004 2. Diah Ayu Almaas Salwa 21030116140118 3. Samuel Alexandro Rajagukguk 21030116130171 Laboratorium Mikrobiologi Industri Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2017 HALAMAN PENGESAHAN Laporan resmi Praktikum Bioproses yang berjudul Pemeriksaan Air dan Pemindahan Secara Aseptis yang disusun oleh: Kelompok : 4 Kamis Anggota : 1. Cindy Nellasary 21030116120004 2. Diah Ayu Almaas Salwa 21030116140118 3. Samuel Alexandro Rajagukguk 21030116130171 Telat diterima dan disahkan, pada: Hari : Tanggal : Laporan ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti responsi dan seminar Praktikum Bioproses Semarang, November 2017 Mengetahui, Dosen Pembimbing Pranata Laboratorium Pendidikan Asisten Pembimbing Ir. Kristinah Handayani,M.T Jufriyah, S.T. Muhamad Iqbal Amali NIP. 197412162000122001 NIP. 197001091997032001 NIM. 21030115130210 PAPSA ii PAPSA PRAKATA Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktikum Bioproses khususnya materi Nata dengan lancar. Laporan ini ditujukan sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas Praktikum Bioproses yang sedang penulis lakukan pada semester ini. Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak maka laporan ini tidak dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Ibu Dr. Ing Silviana, S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium Mikrobiologi Industri Universitas Diponegoro, 2. Ibu Jufriyah, S.T., selaku Pranata Laboratorium Pendidikan Laboratorium Mikrobiologi Industri Universitas Diponegoro, 3. Iqbal Ryan Ramadhan selaku koordinator asisten Laboratorium, 4. Muhamad Iqbal Amali selaku asisten pengampu pratikum Pemeriksaan Air dan Pemindahan Secara Aseptis, dan 5. Teman-teman rekan kerja yang telah membantu serta melancarkan proses penyusunan laporan ini. Penyusun berharap laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi setiap pembaca dan pada umumnya. Laporan ini merupakan laporan terbaik yang saat ini bisa kami ajukan, namun kami menyadari pasti ada kekurangan yang perlu kami perbaiki. Maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Semarang, November 2017 Penyusun iii PAPSA RINGKASAN Air merupakan materi esensial didalam kehidupan, dikarenakan tidak ada satu pun makhluk hidup yang tidak memerlukan atau bahkan tidak mengandung air. Beberapa peranan air dalam kehidupan manusia adalah sebagai air minum, keperluan memasak dan mencuci dan sebagainya. Mutu kualitas air dipengaruhi oleh sifat sifat bahan yang terkandung didalam air. Tujuan dari praktikum ini adalah agar mampu mengetahui pengaruh pH media dan konsentrasi Hand sanitizer detol terhadap jumlah koloni, menentukan growth rate dan doubling time pertumbuhan koloni serta membandingkan radius perkembangan mikroba dengan desinfektan berbeda baik jenis maupun konsentrasi. Air selain bermanfaat untuk manusia, juga bermanfaat menjadi media yang baik bagi kehidupan bakteri. Sebelum dapat digunakan, air harus berada dalam kondisi yan baik (bersih). Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, ada beberapa persyaratan air bersih, meliputi persyaratan biologis, fisik dan kimiawi. Koloni mikroba memiliki beberapa sifat yang dibagi menjadi 2, yaitu sifat umum, seperti ukuran koloni, bentuk, warna, kepekatan dan wajah permukaan, serta sifat khusus yang berada dalam media padat maupun media cair. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mikroba, yaitu termperatur, medium, pengaruh sinar,mekanik, kimia dan juga pH. Perhitungan koloni yang terbentuk dapat menggunakan SPC dan juga perhitungan manual. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel air gedung B lantai 2 Teknik Kimia Undip, aquadest, media, dan desinfektan. Alat-alat yang digunakan adalah beaker glass, petridish,erlenmeyer, pengaduk, kompor listrik, dan pipet tetes. Sebelum memulai pemeriksaan air, maka dilakukan langkah pendahuluan yaitu menyiapkan media yang akan digunakan dan membagi media ke petridihs secara merata. Uji koloni dilakukan dengan cara menyiapkan media, menaburkan sampel dan diinkubasi 2 hari. Sedangkan untuk uji desinfektan dilakukan dengan menyiapkan media, meneteskan desinfektan dan diinkubasi 2 hari. Dari hasil percobaan, diperoleh banyak nya jumlah koloni disetiap media dengan pH yang berbeda. Untuk jumlah koloni, yang paling banyak terdapat pada media dengan pH 7. Hal ini dikarenakan mikroba cenderung cepat berumbuh pada pH netral. Untuk nilai growrate paling besar dan doubling time paling kecil terdapat pada media dengan pH 5. Didapat juga hasil bahwa semakin tinggi konsentrasi desinfektan maka semakin jauh radius pertumbuhan mikroba dari sumber desinfektan. Kesimpulan yang didapat adalah jumlah koloni terbanyak berada pada media dengan pH 7. Saran yang diberikan adalah semua alat yang digunakan harus berada dalam kondisi steril, menjaga petridish agar tetap steril, memperhatikan kepadatan media, penaburan sampel secara merata dan teliti dalam menghitung jumlah koloni. Kata kunci: Growth rate; Doubling time; Desinfektan iv PAPSA SUMMARY Water is an essential material in life, because there is no living thing that does not require or even does not contain water. Some of the role of water in human life is as drinking water, cooking and washing and so on. The quality of water quality is influenced by the nature of the material contained in the water. The purpose of this lab is to be able to know the effect of pH media and concentration of Hand sanitizer detol on colony count, to determine growth rate and doubling time of colony growth and to compare microbial development with different disinfectant of both type and concentration. Water in addition to beneficial to humans, also useful to be a good medium for the life of bacteria. Before it can be used, water should be in good condition (clean). According to the Minister of Health of the Republic of Indonesia, there are several water requirements, including biological, physical and chemical requirements. Microbial colonies have several properties that are divided into 2, which are common properties, such as colony size, shape, color, concentration and face surface, as well as special properties that are in solid media or liquid media. There are several factors that affect microbes, namely termperatur, medium, influence of light, mechanical, chemical and also pH. Calculations of colonies formed can use SPC and also manual calculations. The materials used in this lab are water samples of building floor B of Chemical Engineering Undip, aquadest, media, and disinfectant. The tools used are beaker glass, petridish, erlenmeyer, stirrer, electric stove, and dropper dropper. Before starting the water examination, the preliminary step is to prepare the media to be used and to divide the media to petridihs evenly. Colony test was done by preparing the media, sprinkling the sample and incubating 2 days. While for disinfectant test done by preparing media, dripping disinfectant and incubated 2 days. From the experimental results, it was found that there were many colonies in each media with different pH. For the number of colonies, most often found in media with a pH of 7. This is because microbes tend to grow rapidly at neutral pH. For the largest growrate value and the smallest doubling time found in media with pH 5. Also found that the higher the disinfectant concentration, the farther the radius of microbial growth from the source of disinfectant. The conclusion is that the number of colonies is in the medium with pH 7. The suggestion is that all the tools used must be in sterile condition, keep petridish in sterile condition, pay attention to media density, sample sowing evenly and accurately in counting the number of colony. Key words: Growth rate; Doubling time; Disinfectant v PAPSA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii PRAKATA ............................................................................................................. iii RINGKASAN ....................................................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix PEMERIKSAAN AIR BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah .............................................................................. 1 1.3. Tujuan Praktikum .................................................................................. 1 1.4. Manfaat Praktikum ................................................................................ 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3 2.1 Mikroorganisme Air ............................................................................ 3 2.2 Persyaratan Standarisasi Kualitas Air ................................................. 3 2.3 Sifat Koloni ......................................................................................... 5 2.4 Faktor yang Mempengaruhi Mikroorganisme ..................................... 7 2.5 Perhitungan Jumlah Koloni .................................................................. 8 2.6 Growth Rate dan Doubling Time ......................................................... 9 2.7 Desinfektan ....................................................................................... 10 2.8 Sampel Air ........................................................................................ 10 2.9 Jenis Media Pertumbuhan Mikroorganisme .................................... 11 2.10 Jenis Desinfektan ............................................................................. 13 BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ......................................................... 16 3.1 Rancangan Percobaan ........................................................................ 16 3.2 Alat dan Bahan ................................................................................... 17 3.3 Gambar Alat ....................................................................................... 17 3.4 Cara Kerja .......................................................................................... 18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 20 vi PAPSA 4.1 Pengaruh PH Media terhadap Jumlah Koloni dalam Petridish ........... 20 4.2 Pengaruh PH Media terhadap Growth Rate dan Doubling Time ....... 21 4.3 Pengaruh Konsentrasi Desinfektan terhadap Radius Perkembangan Mikroba ................................................................................................... 22 BAB V PENUTUP ................................................................................................ 24 5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 24 5.2 Saran .................................................................................................. 24 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 25 PEMINDAHAN SECARA ASEPTIK RINGKASAN .................................................................................................... 27 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................. 29 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 29 1.3 Tujuan Percobaan .............................................................................. 30 1.4 Manfaat Percobaan ............................................................................ 30 BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 Sterilisasi ........................................................................................... 31 2.2 Sampel Jamur .................................................................................... 32 BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Rancangan Percobaan ....................................................................... 34 3.2 Alat dan Bahan .................................................................................. 34 3.3 Gambar Alat ...................................................................................... 35 3.4 Cara Kerja ......................................................................................... 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Penutup Tabung Reaksi terhadap Pertumbuhan Aspergillus Niger ....................................................................................................... 36 4.2 Teknik Pemindahan Aspergillus Niger ............................................ 37 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 39 5.2 Saran ................................................................................................ 39 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 40 LAMPIRAN vii PAPSA DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Parameter Air Bersih ............................................................................ 4 viii PAPSA DAFTAR GAMBAR PEMERIKSAAN AIR Gambar 2.1 Contoh Perhitungan ........................................................................... 7 Gambar 3.1 Skema Rancangan Percobaan ............................................................. 9 Gambar3.2 Gambar Alat ...................................................................................... 10 Gambar 4.1 Grafik Pengaruh pH Media terhadap Jumlah Koloni ........................ 16 Gambar 4.2 Grafik Pengaruh pH Media terhadap Growth Rate ........................... 17 Gambar 4.3 Grafik Pengaruh pH Media terhadap Doubling Time ....................... 17 Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Konsentrasi Desinfektan terhadap Radius Perkembangan Mikroba ...................................................................................... 17 Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Konsentrasi Desinfektan terhadap Radius Perkembangan Mikroba ....................................................................................... 18 PEMINDAHAN SECARA ASEPTIK Gambar 2.1 Sampel Jamur Aspergillus Niger ...................................................... 16 Gambar 3.1 Skema Rancangan Percobaan ........................................................... 18 Gambar 3.2 Gambar Alat ...................................................................................... 19 Gambar 4.1 Pertumbuhan Aspergillus Niger dengan Penutup Plastik Tabung.... 29 Gambar 4.2 Pertumbuhan Aspergillus Niger dengan Penutup Koran Tabung .....29 ix PAPSA DAFTAR LAMPIRAN Lembar Kuantitas Reagen ................................................................................... A-1 Lembar Perhitungan ............................................................................................ A-2 x PAPSA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satu pun makhluk hidup di dunia ini tidak memerlukan atau tidak mengandung air. Salah satu peranan air dalam kehidupan adalah sebagai air minum, keperluan memasak, mencuci, dan lain sebagainya. Sebelum dapat digunakan air harus dalam kondisi yang baik (Furkan, 2011). Mutu dan kualitas air dipengaruhi oleh sifat-sifat bahan yang terkandung di dalam air. Bahan-bahan tersebut dapat berupa zat padat, cair maupun gas yang terlarut maupun tidak terlarut atau secara alamiah mungkin sudah terdapat dalam air atau akibat kontaminasi bahan tercemar. Selain bahan kimia, bakteri yang bersifat patogenik juga dapat mencemari sumber air akibat kontaminasi limbah manusia (Nurhalina, 2015). 1.2. Rumusan Masalah Air keran pada kamar mandi gedung B lantai 2 Teknik Kimia Universitas Diponegoro merupakan sumber air dari masyarakat Teknik Kimia yang biasa digunakan untuk membersihkan diri. Dari penggunaan air tersebut, maka perlu dilakukan pemeriksaan air keran pada toilet gedung B lantai 2 Teknik Kimia untuk mengetahui kualitas air tersebut dan jumlah mikroorganisme yang terkandung didalam air tersebut. Pada praktikum ini, dilakukan pengujian jumlah koloni dan membandingkan growth rate serta doubling time koloni yang terdapat dalam sampel air tesebut pada media pertumbuhan PDA. Selain itu juga dilakukan perhitungan radius perkembangan mikroba terhadap pengaruh jenis desinfektan (Handsanitizer Detol) yang merupakan bahan anti bakteri. 1.3. Tujuan Percobaan 1. Mampu mengetahui pengaruh pH 5,7 dan 11 terhadap jumlah koloni 2. Mampu menentukan growth rate dan doubling time pertumbuhan koloni 1 PAPSA 3. Mampu membandingkan radius perkembangan mikroba dengan desinfektan berbeda konsentrasi. 1.4. Manfaat Percobaan 1. Mahasiswa mengetahui pengaruh pH 5,7 dan 11 terhadap jumlah koloni 2. Mahasiswa mampu menentukan growth rate dan doubling time pertumbuhan koloni 3. Mahasiswa membandingkan radius perkembangan mikroba dengan desinfektan berbeda konsentrasi 2 PAPSA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mikroorganisme Air Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel tumbuhan terkandung lebih dari 75% atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67% (Ristiati, 2004). Air selain bermanfaat bagi manusia, juga merupakan media yang baik untuk kehidupan bakteri. Bakteri ini dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri patogen dan bakteri non-patogen. Bakteri patogen dapat menyebabkan penyakit, sedangkan bakteri non-patogen memiliki sifat yang tidak menyebabkan infeksi penyakit (Afif, 2015). 2.2. Persyaratan Standarisasi Kualitas Air Air merupakan materi esensial di dalam kehidupan. Sebelum dapat digunakan air harus dalam kondisi yang baik (bersih). Menurut Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia No.416/MENKES/PER/IX/1990 ada beberapa persyaratan air bersih sebagai berikut : 1. Persyaratan Biologis Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan coli tidak merupakan bakteri golongan patogen, namum bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen (Fauziah, 2011) 2. Persyaratan fisik Kualitas fisik yang harus dipertahankan bukan hanya semata-mata denganpertimbangan dari segi kesehatan saja akan tetapi juga 3 PAPSA menyangkut keamanan dandapat diterima oleh masyarakat pengguna air dan mungkin pula menyangkut segiestetika. (Furkan, 2011) 3. Persyaratan kimiawi Kandungan unsur kimia di dalam air harus mempunyai kadar dan tingkat konsentrasi tertentu yang tidak membahayakan kesehatan manusia atau mahluk hidup lainnya, pertumbuhan tanaman, atau tidak membahayakan kesehatan pada penggunaannya dalam industri serta tidak minumbulkan kerusakan-kerusakan pada instalasi sistem penyediaan air minumnya sendiri. Beberapa unsur tertentu,sebaliknya diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk penciptaan suatu kondisiair minum yang dapat mencegah suatu penyakit atau kondisi kualitas yang menguntungkan. Dalam hubungannya dengan masalah kualitas kimiawi tersebut di atas pada dasarnya unsur-unsur kimiawi dapat dibedakan atas 4 golongan: • Unsur-unsur yang bersifat racun. • Unsur-unsur tertentu yang dapat mengganggu kesehatan. • Unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem ataupenggunaannya untuk keperluan atau aktivitas manusia. • Unsur-unsur yang merupakan indikator pengotoran. (Furkan, 2011) 4 PAPSA (Peraturan Menteri Kesehatan No.416/MENKES/PER/IX/1990) 2.3. Sifat Koloni 1. Sifat Umum Koloni Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tu di permukaan mediun ialah : 5 PAPSA a) Besar-kecilnya koloni, ada koloni yang hanya serupa satu titik, ada pula yang melebar sampai menutup permukaan medium. b) Bentuk, ada koloni yang bulat, ada yang memanjang, ada yang tepinya tidak rata c) Kenaikan permukaan,ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada pula yang timbul, yaitu menjulang lebih tebal diatas permukaan medium. d) Halus-kasarnya permukaan,ada koloni yang permukaannya halus, ada yang permukaannya kasar/tidak rata. e) Wajah permukaan,ada koloni yang permukaannya mengkilap, ada yang permukaannya suram. f) Warna, kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuning-kuningan, tetapi ada juga koloni yang kemerahmerahan, coklat, jingga, biru, hijau, ungu. g) Kepekatan, ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang lunak seperti mentega, ada yang keras dan kering. (Hikmat, 2010) 2. Sifat Khusus Koloni a) Dalam Medium Padat Sifat-sifat khusus suatu koloni dalam medium padat pada agaragar lempengan memiliki bentuk titik-titik, bulat, berbenang, tak teratur, serupa akar, serupa kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung, timbul membukit, timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, berombak, berbelah- belah, bergerigi, berbenang benang dan keriting. Bentuk sel koloninya berupa kokus. (Dwidjoseputro, 2005) 6 PAPSA b) Dalam Medium Cair Medium cair pada dasarnya dapat diperoleh dengan tidak mencampurkan agar-agar atau gelatin kedalamnya. Didalam medium Cair bakteri akan ketahuan sikapnya terhadap udara. Sifat-sifat koloni didalam medium cair seperti berserabut, bercincin, berkulit dan berselaput. (Hikmat, 2010) 2.4. Faktor yang Mempengaruhi Mikroorganisme 1. Temperatur Suhu mempengaruhi laju pertumbuhan, mempengaruhi jumlah total pertumbuhan, merubah proses-proses metabolik tertentu serta morfologi (bentuk luar) sel. Kisaran suhu bagi mikroba terbagi 3 tahap yaitu suhu minimum, suhu maksimum dan suhu optimum. Suhu pertumbuhan optimum adalah suhu inkubasi yang memungkinkan pertumbuhan tercepat selama periode waktu yang singkat, yaitu antara 12 s/d 24 jam. Berdasarkan suhu Universitas Sumatera Utara 12 inkubasi bakteri ini, bakteri terkelompok ke dalam: Psikrofil (suhu 0oC -30 oC), Mesofil (suhu 250 -400C), Termofil fakultatif (25 oC -55 oC) dan Termofil obligat (45 oC -75 oC) (Hasyimi, 2010) 2. Medium Medium yang digunakan harus memiliki zat-zat yang dibutuhkan oleh mikroorganisme, yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan lainlain. Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum yang digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Potato Dextrose Agar bisa digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count maupun sebagai tempat perkembangbiakkan jamur. (Dwidjoseputro, 2005) 3. Pengaruh Sinar Bakteri biasanya tumbuh dalam gelap, walaupun ini bukan suatu keharusan. Tetapi sinar ultraviolet mematikan mereka dan ini dapat 7 PAPSA digunakan untuk prosedur sterilisasi (Depkes RI, 1997 dan Purnawijayanti, 2001 dalam Suhartini, 2003). Beberapa bakteri memerlukan persyaratan yang khusus. Diantaranya, bakteri Fotoautotrofik (fotosintetik), yaitu bakteri dalam pertumbuhannya harus ada pencahayaan. (Hasyimi, 2010) 4. Pengaruh Mekanik Beberapa mikroorganisme dapat hidup dengan tekanan lebih dari 1208 kg/ cm2 dan disebut barofilik. Selain itu tekanan yang tinggi juga dapat menyebabkan meningkatnya beberapa reaksi kimia sedangkan tekanan diatas 7500 kg/ cm2 dapat menyebabkan denaturasi protein. (Davis, 2015) 5. Faktor Kimia Penggunaan bahan kimia kemungkinan dapat membunuh bakteri. Biasanya kerusakan terjadi akibat proses oksidasi, koagulasi, dan tegangan permukaan. 6. pH pH optimum bagi pertumbuhan bakteri berkisar antara 6,5-7,5. Beberapa spesies bakteri ada yang mempunyai pH minimum 0,5 dan pH maksimumnya 9,5. (Hasyimi, 2010) 2.5. Perhitungan Jumlah Koloni a Perhitungan Dengan SPC Standart Plate Count (SPC) digunakan untuk menemukan kepadatan bakteri heterotrofdan fakultatif aerobe. Dalam percobaan ini pengukuran secara empiris karena bakteridapat membentuk koloni rantai kelompok. Dasar SPC adalah membuat suatu seripengenceran bahan dengan kelipatan 10. Setelah inkubasi, dilihat jumlah koloni tiapperiode dapat digunakan coloni encounter yang dilengkapi dengan register.Perhitungandan pencatatan koloni pada plate dilakukan sesegera mungkin setelah periode ini sampai selesai. Bila perhitungan ditunda, 8 PAPSA plate harus disimpan pada suhu 5-10°C dantidak boleh lebih dari 21 jam. (Dairy, 2004) b Perhitungan Manual Perhitungan koloni secara manual dilakukan dengan menghitung jumlah koloni terbanyak dan tersedikit. Sampel diencerkan hingga 4 kali pengenceran, setelah waktu inkubasi, jumlah koloni dalam petridish dapat dihitung secara manual(dihitung biasa), jumlah koloni terbanyak dan tersedikit, kemudian dicari rata-ratanya. (Rostavia dkk, 2016) Jumlah koloni dalam petridish = rata-rata jumlah koloni x luas petridish x fp Keterangan : Luas Petridish = 63,585 cm 2 Fp = 10 4 Gambar 2.1 Contoh Perhitungan Manual Koloni pada Petridish 2.6. Growth Rate dan Doubling Time Laju pertumbuhan spesifik (μ) mikroba adalah laju yang ditunjukkan pada fase pertumbuhan bakteri. Dapat dirumuskan dengan: μ= ln(OD2)−ln(OD1) ∆t μ = Laju pertumbuhan spesifik OD = Optical Density (Absorbansi) ∆t = Perubahan Waktu (Hari) Dobling Time adalah waktu yang dibutuhkan mikroba untuk menggandakan diri. Terdapat hubungan antara laju pertumbuhan spesifik dengan waktu penggandaan. Sehingga dapat dirumuskan pada saat fase eksponensial secara batch sebagai berikut: dt = 9 PAPSA dt = Doubling Time μ = Laju Pertumbuhan Spesifik (Marcellia, 2013) 2.7. Desinfektan Hand sanitizer merupakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dengan cara pemakaina tanpa di bilas dengan air. Salah satu kandungan hand sanitizer yang paling banyak adalah alkohol yaitu sebesar 60-95 %. Selain alkohol, hand sanitizer juga mengandung beberapa senyawa lainnya, seperti benzalkonium chloride, benzethonium chloride. Kandungan alkohol yang ada di hand sanitizer yang memungkinkan untuk dapat membasmi mikroba. Hand sanitizer juga dibuat dengan menggunakan bahan kulit buah rambutan. Pemilihan kulit buah rambutan sebagai bahan pembuatan hand sanitizer ini dikarenakan rambutan yang memiliki kandungan polifenol yang tinggi dan juga memiliki aktivitas anti bakteri yang tinggi serta memiliki zat antioksidan. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Thitilertdecha, et.al.(2008). (Wina, 2015) 2.8. Sampel Air Tempat : Kamar mandi gedung B lantai 2 Teknik Kimia Universitas Diponegoro Waktu : Rabu, 6 September 2017 pukul 12.17 WIB Pengamatan : Warna air pada kamar mandi gedung B lantai 2 Teknik Kimia Universitas Diponegoro cukup jernih saat sudah dimasukkan kedalam botol namun sedikit keruh . Foto : 10 PAPSA 2.9. Jenis Jenis Media Pertumbuhan Mikroorganisme Untuk menstimulir pertumbuhan mikroba, maka media yang digunakan harus mengandung komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroba tersebut.Campuran bahan-bahan (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan, mengisolasi,menguji sifat-sifat fisiologis dan menghitung jumlah mikroba tersebut dinamakan medium. Media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba diklasifikasikan berdasarkan komposisi atau susunan kimia, konsistensi dan sifatnya. a. Klasifikasi medium berdasarkan komposisi atau susunan kimia di golongkan menjadi 4, yaitu: • Medium organik, yaitu medium yang tersusun dari bahanbahan organik. • Medium anorganik, yaitu medium yang tersusun dari bahanbahan anorganik. • Medium sintetik, yaitu media yang tersusun atas senyawa yang diketahui komposisi kimianya secara tepat. Media tersebut berisi garam anorganik misalnya asam-asam amino, asam lemak, alkohol, karbohidrat, atau senyawaorganik serta vitamin-vitamin. • Medium nonsintetik, adalah media yang tidak diketahui komposisi kimiawinya secara pasti. b. Klasifikasi medium berdasarkan konsistensinya, digolongkan menjadi 4kelompok, yaitu : 11 PAPSA Medium cair, yaitu medium berbentuk cair. Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. • Medium padat, medium yang berbentuk padat karena diberi penambahan pemadat ±15%, medium ini dapat berbentuk medium organik (alamiah),misalnya medium wortel, kentang, dedak dan lain-lain, atau medium anorganik misalnya silika gel. • Medium semi padat, medium cair yang ditambahkan sedikit bahan pemadat(±10%) • Medium padat yang dapat dicairkan, yaitu medium yang dalam keadaan panas berbentuk cair tapi dalam keadaan dingin berbentuk padat, sebab medium ini mengandung agar-agar atau gelatin maupun gelrite. Berdasarkan atas keperluannya medium ini dapat dibuat tegak atau miring (misalnya medium agar tegakdan medium agar miring). c. Klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi 7 golongan,yaitu: • Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi. • Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhanmikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimiatertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae. • Media diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan 12 PAPSA bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai mikroba. • Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahanbahan tertentu yangakan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garam dan bahan-bahan kimia lainnya. • Media differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimiaatau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya. • Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian senyawasenyawa tertentu dengan bantuan bakteri misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain. • Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakanuntuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untukmenghitung jumlah bakteri E. Coli air sumur • (Abdul, 2009) 2.10. Jenis Jenis Desinfektan Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Ada beberapa jenis desinfektan, yaitu : • Garam Logam Berat Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yang kecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut 13 PAPSA oligodinamik. Hal ini mudah sekali ditunjukkan dengan suatueksperimen. Namun garam dari logam berat itu mudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat darilogam dan lagipula mahal harganya. • Zat Perwarna Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis. Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif, walaupun beberapa khamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung pada konsentrasi zat pewarna tersebut. • Klor Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. persenyawaan klor dengan kapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untuk mencuci alat-alat makan dan minum. • Alkohol Etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan benzyl alcohol juga antiseptic.Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena efek preservatifnya (sebagai pengawet) • Hidogen Peroksida Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena kemampuannya mengoksidasi. Agen inisangat tidak stabil tetapi sering digunakan dalam pembersihan luka, terutama luka yang dalam yang didalamnya kemungkinan dimasuki organisme aerob. • Betapropiolakton Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida. Agen ini mematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih besar daripada yang diperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif. Efeknya cepat, ini diperlukan, karena betapropiolakton dalam larutan cair mengalami hidrolisis cukupcepat untuk menghasilkan asam akrilat, sehingga setelah beberapa jam tidak terdapat betapropiolaktonyang tersisa. • Sabun dan Detergen 14 PAPSA Sabun bertindak terutama sebagai agen akti-permukaan;yaitu menurunkan tegangan permukaan. Efek mekanik ini penting karena bakteri, bersama minyak dan partikel lain, menjadi terjaring dalam sabun dan dibuang melalui proses pencucian. • Antibiotik Antibiotik ialah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zatzat itu dalam jumlah yang sedikitpun mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain. (Nora, 2014) 15 PAPSA BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Praktikum 3.1.1. Skema Rancangan Percobaan 3.1.1.1 Uji Koloni 3.1.1.2 Uji Desinfektan 3.1.2 Variabel Operasi 3.1.2.1 Uji Koloni Variabel Tetap : • Sampel Air : Air kamar mandi gedung B lantai 2 Teknik Kimia Undip 16 PAPSA • Waktu Inkubasi : 5 hari Variabel Bebas : pH media (5,7,11) 3.1.2.1 Uji Desinfektan Variabel Tetap : • Sampel : Hand sanitizer Detol • Waktu Inkubasi : 5 hari Variabel Bebas : Konsentrasi ( 0%,10%, 40%, 90%) basis 10 Ml 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Bahan 1. Sampel Air Kamar Mandi Gedung B lantai 2 Teknik Kimia UNDIP 2. Aquadest 3. Media 4. Desinfektan ( Handsanitizer Detol ) 3.2.2 Alat 1. Beaker glass 4. Pengaduk 2. Petridish 5. Kompor Listrik 3. Erlenmeyer 6. Pipet tetes 3.3. Gambar Alat 1. Beaker Glass 2. Petridish 3. Erlenmeyer 4. Pengaduk 5. Kompor listrik 6. Pipet tetes 17 PAPSA 3.4. Cara Kerja Langkah-langkah pendahuluan : 1. Menyiapkan petridish yang sudah disterilisasi 2. Mengencerkan sampel dengan cara mengambil 10 ml sampel kemudian diencerkan 100 ml, dan dari 100 ml diambil 10 ml lalu diencerkan lagi menjadi 100 ml. 3. Melanjutkan sampai didapatkan 4 kali pengenceran. 4. Menyiapkan media, mengambil 3,9 gram media kemudian tambahkan aquadest kurang lebih 80 ml. 5. Mengatur pH media 5,7 dan 11. 6. Memanaskan media hingga mendidih. 7. Membagi media ke dalam petridish secara merata. Langkah-langkah percobaan PA : 1. Uji Koloni a. Membiarkan media dalam petridish sampai setengah padat kemudian taburi dengan sampel yang sudah diencerkan secara merata ke permukaan media menggunakan pipet tetes yang sudah disterilisasi. b. Menyimpan dalam ruang inkubasi dengan cara dibalik peletakannya selama waktu inkubasi yang ditentukan. (Biasanya ± 2 hari) c. Menghitung jumlah koloni terbanyak dan tersedikit (dihitung biasa), kemudian dicari rata-ratanya. Rata-Rata jumlah koloni = (terbanyak + tersedikit) / 2 Jumlah koloni dalam petridish = rata-rata jumlah koloni x luas petridish x fp Keterangan : Luas petridish = 63,585 cm 2 Fp =10 4 d. Menghitung growth rate atau nilai laju pertumbuhan spesifik (μ) dengan menggunakan persamaan : μ= lnx − lnx 0 t Keterangan : μ = laju pertumbuhan spesifik x = konsentrasi sel pada t tertentu x 0 = konsentrasi sel awal t = waktu yang dibutuhkan 18 PAPSA Sedangkan doubling time tersebut dapat dirumuskan menjadi : td = ln2 μ Keterangan : td = doubling time μ = laju pertumbuhan spesifik ln 2 = konsentrasi sel (saat penggandaan) 2. Uji Desinfektan a. Membiarkan media dalam petridish sampai setengah padat kemudian taburi dengan sampel yang sudah diencerkan secara merata ke permukaan media menggunakan pipet tetes yang sudah disterilisasi b. Membiarkan media dalam petridish memadat kemudian buat lubang kecil pada tengah-tengah media tersebut. Kemudian teteskan desinfektan handsanitizer detol pada lubang tersebut. c. Menyimpan dalam ruang inkubasi selama waktu yang telah ditentukan (biasanya ±2 hari). d. Mencatat radius pertumbuhan diukur dari lubang yang dibuat (radius terjauh, radius terdekat, dan rata-rata). 19 PAPSA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh pH Media terhadap Jumlah Koloni dalam Petridish 90000000 84670000 80000000 76010000 70000000 36240000 145 Gambar 4.1 Grafik Pengaruh pH Media terhadap Jumlah Koloni Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh pH media yang digunakan terhadap jumlah koloni dalam petridish. Pada pH 5 jumlah koloni pada hari 1 adalah 2734000, pada hari 4 sebanyak 4005000, dan pada hari 5 sebanyak 4768000. Pada pH 7, hari 1 sebanyak 6008000, hari 4 sebanyak 76010000 dan pada hari 5 sebanyak 84670000. Pada pH 11, hari 1 sebanyak 36240000, hari 4 sebanyak 43870000 dan pada hari 5 sebanyak 50050000. Dapat disimpulkan jumlah koloni meningkat setiap hari, dan jumlah koloni terbanyak selalu berada pada pH 7. Media dengan pH 7 memiliki jumlah koloni yang paling banyak. Hal ini dikarenakan pH optimum untuk pertumbuhan mikroba adalah sekitar 7-8 (netral). Sedangkan pada pH yang rendah, membran sel menjadi jenuh oleh ion hidrogen sehingga membatasi transport membran. Keracunan yang terjadi pada pH rendah adalah karena sebagian substansi asam yang tidak terurai meresap ke dalam sel, sehingga terjadi ionisasi dan pH sel berubah. Perubahan ini menyebabkan proses pengiriman asam-asam amino dari RNA terhambat sehingga menghambat pertumbuhan dan bahkan dapat membunuh mikroba. Oleh karena itu, pada pH 11 jumlah koloni yang ditemukan lebih banyak dibandingkan dengan pH 5 (Agustiyani, 2004). 60080000 60000000 50000000 43870000 47680000 50050000 pH 5 pH 7 pH 11 0 40050000 40000000 30000000 27340000 20000000 10000000 20 PAPSA Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pH media memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan koloni, dan pH optimum berada pada pH 7-8 (netral). 4.2. Pengaruh pH Media terhadap Growth Rate dan Doubling Time 0,12 0,111 0,1 0,08 0,06 0,068 0,066 0,04 0,02 0 pH 5 pH 7 pH 11 Gambar 4.2 Grafik Pengaruh pH Media terhadap Growth Rate 12 10 10,193 10,052 8 6 6,24 4 2 0 pH 5 pH 7 pH 11 Gambar 4.3 Grafik Pengaruh pH Media terhadap Doubling Time Pada gambar 4.2 menunjukkan nilai growth rate pada masing-masing pH media yaitu pada pH 5, nilai growth rate sebesar 0,111 , pada pH 7 yaitu 0,068 dan pada pH 11 yaitu 0,066. Sedangkan pada gambar 4.3 menunjukkan nilai doubling time pada masing-masing pH media 5,7, dan 11 yaitu 6,24 , 10,193 dan 10,502. Nilai growth rate dan doubling time berbanding terbalik, dimana apabila nilai growth rate semakin besar, maka nilai doubling time akan semakin kecil, dan 21 PAPSA sebaliknya. Mikroba cenderung lebih cepat tumbuh pada pH optimum sebesar 7,5-8,5 (netral). Oleh karena itu, apabila nilai pH lebih besar atau lebih kecil dari pH optimum, maka mikroba akan semakin sulit tumbuh, nilai growth rate akan semakin menurun dan doubling time akan semakin besar (Agustiyani, 2004). Pengaruh pH terhadap pertumbuhan bakteri ini berkaitan dengan aktivitas enzim. Enzim ini dibutuhkan oleh beberapa bakteri untuk mengkatalis reaksireaksi yang berhubungan dengan pertumbuhan bakteri. Enzim memiliki pH optimum 5-7 (Pratiwi, 2015). Apabila pH dalam suatu medium atau lingkungan tidak optimal maka akan mengganggu kerja enzim-enzim tersebut dan akhirnya mengganggu pertumbuhan bakteri itu sendiri. (Suriani, 2013) 4.3. Pengaruh Konsentrasi Desinfektan terhadap Radius Perkembangan Mikroba 2,75 2,7 2,7 2,65 2,65 2,65 2,6 2,55 2,5 2,45 2,45 2,4 2,35 2,3 0% 10% 40% 90% Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Konsetrasi Desinfektan terhadap Radius Perkembangan Mikroba Pada gambar 4.4 menunjukkan radius perkembangan mikroba pada konsentrasi desinfektan 0%, 10%, 40%, dan 90% yaitu sebesar 2,45 , 2,65 , 2,7 , dan 2,65. Pada percobaan kali ini desinfektan yang digunakan adalah Handsanitizer. Radius terjauh yaitu pada konsentrasi 40% dan terdekat pada konsentrassi 0%. Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi desinfektan, maka semakin jauh radius dari perkembangan mikroba. Hal ini disebabkan desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya 22 PAPSA infeksi dengan membunuh jasad renik (bakterisid), terutama pada benda mati. Oleh karena itu semakin besar konsentrasi dari desinfektan maka semakin jauh radius perkembangan dari mikroba, dikarenakan semakin terhambatnya pertumbuhan bakteri disekitar desinfektan tersebut (Fajriputri, 2014). Namun, pada konsentrasi 90 %, terjadi penurunan radius perkembangan mikroba. Hal ini terjadi karena pH media yang digunakan pada variabel dengan konsentrasi desinfektan 90% tidak optimum (rendah), pH rendah diperlukan untuk mencapai efektivitas optimum dari desinfektan. Oleh karena itu, pada konsentrasi 90% mengalami penurunan radius perkembangan mikroba. (Prameswari, 2015) Jadi, dapat disimpulkan bahwa desinfektan berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba, khususnya radius pertumbuhan mikroba, dikarenakan desinfektan dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan mikroba tersebut. 23 PAPSA BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1 Jumlah koloni terbanyak pada percobaan uji koloni terdapat pada media dengan pH 7 yaitu pH optimum. 2 Nilai growth rate tertinggi dan doubling time terendah berada pada media dengan pH 5, karena semakin basa nilai pH maka nilai growth rate akan semakin menurun dan nilai doubling time semakin tinggi. 3 Semakin besar konsentrasi desinfektan yang digunakan, maka radius pertumbuhan mikroba akan semakin jauh dari sumber desinfektan 5.2 Saran 1 Alat yang digunakan harus berada dalam keadaan steril 2 Memperhatikan kepadatan media sesuai dengan prosedur 3 Menjaga kondisi petridish agar tetap steril dan tidak terkontaminasi 4 Penaburan sampel ke media dilakukan secara merata 5 Lebih teliti saat menghitung jumlah koloni pada setiap media 24 PAPSA DAFTAR PUSTAKA Afif, Fahtoni. 2015. Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang Selatan. Diakses dari http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/257/246 pada 3 September 2017 Agustiyani, Dwi, dkk. 2004. Pengaruh pH dan Substrat Organik Terhadap Pertumbuhan dan Aktivitas Bakteri Pengoksidasi Amonia. Diakses dari http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0502/D050201.pdf pada 11 Oktober 2017 Aini, Nurul. 2015. Media Alternatif Untuk Pertumbuhan Jamur Menggunakan Sumber Karbohidrat Yang Berbeda. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta Dairy. 2004. Standard Plate Count.. Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Bioteknologi. Djambatan : Jakarta Fajriputri, Hera. 2014. Uji Koefisien Fenol Produk Antiseptik dan Desinfektan yang Mengandung Senyawa Aktiv Benzalkonium Klorida. Diakses dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30031/1/HER 20AJRIPUTRI-FST.pdf pada 11 Oktober 2017 Fauziah, Adelina. 2011. Efektivitas Saringan Pasir Cepat Dalam Menurunkan Kadar Mangan (Mn) Pada Air Sumur Dengan Penambahan Kalium Permanganat (KMnO4) 1%. Skripsi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan. Furkan. 2011. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEMERIKSAAN AIR. Diakses dari https://www.scribd.com/doc/100064154/Pemeriksaan Air pada 3 September 2017 Gultom, David R. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Mikroorganisme. Diakses dari https://www.academia.edu/16528952/Maka lah_Mikrobiologi_FAKTORFAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI_PE KEMBANGAN_MIKROORGNISME pada 3 September 2017 Hikmat. 2010. Hitungan Cawan. https://www.academia.edu/12062724/Hitungan- Cawan pada tanggal 21 Maret 2017 25 PAPSA Marcellia, Selvi. 2013. Pemberian Senyawa Osmolit Organik Taurin Pada Pakan Buatan Terhadap Respon Pertumbuhan Dan Perkembangan Gonad Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Pra-Dewasa. Fakultas Mipa, Universitas Lampung. Nora, Purwanti. 2014. Desinfektan. Diakses dari https://www.scribd.com/doc/2211 30967/jenis-jenis-desinfektan pada 9 September 2017 PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air Prameswari, Nila. 2015. Tugas Biomedik Desinfektan Dan Antiseptik. Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Retnowati, Yuliana. 2011. Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus Pada Media Yang Diekspos Dengan Infus Daun Sambiloto (Andrographis paniculata). Diakses dari http://repository.ung.ac.id/get/simlit_res/1/251/ PertumbuhanBakteri-Staphylococcus-Aureus-Pada-Media-Yang Diekspos Dengan-InfusDaun-Sambiloto-Andrographis-Paniculata.pdf Ristiati, N.P. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depo Air Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali. Diakses dari http://www.unhas.ac.id/has bi/TOT-AtmeSpr/eSpring%20TTT/background/Air%203.pdf Rostavia, Inggit, Hj. Her Gumiwang Ariswati, dan Priyambada C Nugraha. 2016. Colony Counter Multipen. Selvia, Wina.R. 2015. Formulasi Sediaan Gel Handsanitizer Ekstrak Kulit Buah Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) serta Uji Aktivitsnya Terhadap Bakteri Escherichia Coli dan Stapphylococcus. Diakses dari http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/746/fulltext_fit ianigsih_Prosiding%20KNM A%202015_351355.pdf?sequence=3&isAll owed=y pada 3 September 2017 Suriani, Sanita dkk. 2013. Pengaruh Suhu dan pH terhadap Laju pertumbuhan Lima Isolat Bakteri Anggota Genus Pseudomonas yang diisolasi dari Ekosistem Sungai Tercemar Deterjen di sekitar Kampus Universitas Brawijaya. Fakultas MIPA. Universitas Brawijaya Wahab, Abdul. 2009. Sterilisasi. Diakses dari https://www.scribd.com/ doc/138618184/Sterilisasi-Lengkap-pdf pada 3 September 2017 26 PAPSA RINGKASAN Populasi mikroba di alam sangat besar dan komplek. Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu. Pekerjaan memindahkan mikroba dari medium ke medium yang lain harus dilakukan secara teliti dan juga peralatannya harus benar benar steril. Tujuan praktikum ini adalah agar mampu menguasai teknik pemindahan jamur dari suatu wadah ke wadah lain dan memahami berbagai macam proses sterilisasi. Sterilisasi adalah suatu proses untuk membebaskan sesuatu dari kuman, virus, spora dan jamur. Beberapa metode sterilisasi yaitu sterilisasi dengan autoclave, oven, secara kimiawi, sinar UV, dan pendidihan. Pemindahan secara aseptis ini menggunakan jamur Aspergillus niger yang biasanya diisolasi dari tanah, sisa tumbuhan, dan udara di dalam ruangan. Bahan yang digunakan adalah sampel jamur dan media PDA. Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, inokulum, beaker glass, pipet tetes, gelas ukur, kompor listrik dan petridish. Langkah percobaan nya adalah membiarkan media memadat, menyiapkan dan mensterilkan kawat osse, memindahkan mikroba, menyimpan dalam ruang inkubasi selama 5 hari dan mengamati kenampakan selama waktu inkubasi. Dari hasil percobaan, pemindahan Aspergillus Niger berhasil karena dapat bertumbuh dengan baik di kedua media. Namun, terdapat perbedaan jumlah koloni di kedua media, dimana media dengan penutup plastik sedikit lebih banyak jumlah koloni nya dibandingkan dengan media dengan penutup koran. Metode pemindahan Aspergillus Niger ada 3 yaitu metode gores, metode tusuk dan metode sebar. Kesimpulan dari hasil percobaan adalah pemindahan pemindahan Aspergillus Niger berhasil karena dapat bertumbuh dengan baik di kedua media. Namun, terdapat perbedaan jumlah koloni di kedua media, dimana media dengan penutup plastik sedikit lebih banyak jumlah koloni nya dibandingkan dengan media dengan penutup koran. Saran yang diberikan adalah semua alat harus disterilisasi sebelum digunakan, penutup tabung harus benar- benar rapat agar tidak ada udara yang masuk. Kata Kunci : Sterilisasi, Aspergillus Niger 27 PAPSA SUMMARY The population of microbes in nature is very large and complex. Isolation is a way to separate or move certain microbes. The work of moving microbes from one medium to another should be done carefully and also the equipment must be completely sterile. The purpose of this lab is to be able to approach the technique of moving mushrooms from a container to another container and to understand the various sterilization processes. Sterilization is a process to free something from germs, viruses, spores and fungi. Several methods of sterilization with autoclave, oven, chemically, UV rays, and boil. This aseptic removal uses the Aspergillus niger fungus that is usually isolated from the soil, plant residue, and air in the room. The materials used are mushroom samples and PDA media. The tools used are test tube, inoculum, beaker glass, dropper dropper, measuring cup, electric stove and petridish. His experimental step is to let the media solidify, prepare and sterilize the osse wire, move the microbes, store in the incubation room for 5 days and observe the appearance during the incubation time. From the experimental results, the removal of Aspergillus Niger is successful because it can grow well in both media. However, there are differences in the number of colonies in both media, where the media with a plastic cover slightly more the number of colonies than the media with newspaper cover. Aspergillus Niger transfer method there are 3 that is scratch method, puncture method and spread method. The results of the experiment were the successful removal of Aspergillus Niger removal because it can grow well in the second medium. However, there is a difference in the number of colonies in the second medium, where the media with plastic cover slightly more the number of its colonies with media with newspaper cover. The advice given is that all the equipment must be sterilized before use, the tube cover must be completely tight so there is no air coming in. Kata Kunci : Sterilisation, Aspergillus Niger 28 PAPSA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratusratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuhkita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sebagai contoh, sekali bersin dapat. Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satusel tunggal. Pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru harus dilakukan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat-alat yang ada sangkut pautnya dengan medium dan pekerjaan inokulasi itu benar- benar steril. Hal ini untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan (Ayu, 2009). Sterilisasi adalah suatu prosses untuk membebaskan sesuatu dari kuman, virus, spora dan jamur. Sterilisasi ada dua macam, yaitu sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sehingga percobaan ini perlu dilakukan karena peran kita sebagai calon sarjana teknik kimia 1.2. Rumusan Masalah Kehidupan bakteri dapat dipelajari dengan cara melakukan kulturisasi (pembiakan) dan isolasi bakteri yang umumnya membutuhkan teknik-teknik tertentu. Pekerjaan mengisolasi media steril dengan biakan bakteri murni tanpa terkontaminasi dari lingkungan luar disebut dengan teknik aseptik. Pada praktikum ini, dilakukan teknik pemindahan bakteri secara aseptis dari suatu wadah ke wadah lain dengan metode gores serta proses sterilisasi pembakaran dan kimia. 29 PAPSA 1.3. Tujuan Percobaan 1. Dapat menguasai teknik pemindahan Aspergillus Niger dari suatu wadah ke wadah lain 2. Memahami berbagai macam proses sterilisasi 1.4. Manfaat Percobaan 1. Mahasiswa dapat menguasai teknik pemindahan Aspergillus Niger dari suatu wadah ke wadah lain. 2. Mahasiswa memahami berbagai macam proses sterilisasi. 30 PAPSA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sterilisasi Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yangada, jika ditumbuhkan di alam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapatberkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahanpanas yaitu spora bakteri. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkanbahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya prosessterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yangmerupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan. (Lasinrang, 2014) Ada beberapa metode sterilisasi, yaitu : a) Metode Fisik 1) Pemanasan • Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, • Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 160-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dan lain-lain. • Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi. • Uap air panas bertekanan: menggunakan autoclave. 2) Penyinaran dengan UV Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV (Amalia, 2015) b) Metode Kimiawi 31 PAPSA Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan, larutan alkohol, formalin dan sebagainya.Proses sterilisasi ini tidak dapat digunakan untuk bahan atau benda yangdapat dirusak oleh bahan kimia. (Abdul, 2009) 2.2. Sampel Jamur Gambar 2.1. Sampel Jamur Aspergillus niger Aspergilus niger merupakan fungi berfilamen dengan hifa berseptat yang dapat ditemukan melimpah di alam. Habitat spesies ini kosmopolit didaerah tropis dan subtropik, dan mudah diisolasi. A. niger merupakan mikroba jenis kapang yang dapat tumbuh cepat dan tidak membahayakan karena tidak menghasilkan mikotoksin dan mudah dikembangkan. Ciri–ciri Aspergillus niger yaitu mempunyai kepala konidia yang besar, bulat dan berwarna hitam, coklat hitam atau ungu coklat. Konidianya kasar dan mengandung pigmen, hifa septat dan miselium bercabang. Konidiofora membengkak membentuk vesikel pada ujungnya membawa sterigmata dimana tumbuh konidia. Konidia membentuk rantai berwarna hijau, coklat atau hitam, Jamur ini tumbuh baik pada suhu kamar dan pada medium pH asam. Aspergillus niger dapat tumbuh cepat dengan menggunakan nutrisi yang ada disekelilingnya. Molekul–molekul sederhana seperti monosakarida yang terlarut disekeliling hifa dapat diserap langsung oleh hifa, tetapi polimer– polimer seperti amilum atau selulosa harus dipecah dulu oleh enzim-enzim ekstraseluler yang dihasilkan oleh Aspergillus niger menjadi molekul–molekul 32 PAPSA yang lebih sederhana sebelum diserap ke dalam sel. Aspergillus niger dapat tumbuh optimum pada suhu 35-37°C, dengan suhu minimum 6-8 °C, dan suhu maksimum 45-47°C. (Wuryanti,2008) Aspergillus Niger dapat menghasilkan enzim invertase yang dapat diaplikasikan pada industri pangan maupun nonpangan.Hidrolisis substrat sukrosa dengan enzim invertase dapat menghasilkan produk berupa glukosa dan fruktosa yang bermanfaat.Monosakarida berupa glukosa dan fruktosa dapat digunakan untuk produksi gula invert.Gula invert memiliki cita rasa yang lebih manis dibandingkan sukrosa, selain itu gula invert dapat mempertahankan tekstur, memperbaiki rasa dan warna produk makanan dan minuman .Produk gula invert berpotansi untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan coklat, permen, selai, madu buatan, minuman (soft drink) dan sirup. (Dwi, 2015) 33 PAPSA BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Percobaan 3.1.1 Skema Rancangan Percobaan 3.1.2 Variabel Operasi Variabel Tetap : • Sampel Jamur : Aspergillus Niger • Waktu inkubasi : 5 hari Variabel Bebas : • Penutup plastik dengan tabung reaksi tegak • Penutup koran dengan tabung reaksi tegak 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1 Bahan 1. Sampel jamur ( Aspergillus Niger ) 2. Media PDA 3.2.2 Alat 1. Tabung Reaksi 5. Gelas ukur 2. Inokulum 6. Kompor Listrik 3. Beaker Glass 7. Petridish 4. Pipet tetes 34 PAPSA 3.3. Gambar Alat 1. Tabung Reaksi 2. Beaker Glass 3. Pipet Tetes 4. Gelas Ukur 5. Kompor Listrik 6. Petridish 3.4. Cara Kerja Langkah-langkah percobaan PSA : 1. Biarkan media dalam tabung memadat (untuk media miring, sebelum memadat kedudukan tabung reaksi dibuat tegak kemudan dibiarkan sampai memadat). 2. Menyiapkan kawat osse, Bunsen dan HCl (sesuaikan variabel) 3. Mensterilkan kawat osse : Panaskan kawat osse menggunakan bunsen kemudian memasukkan kawat osse yang telah dipanaskan ke larutan HCl kemudian panaskan kawat osse lagi. 4. Memindahkan mikroorganisme dari biakan murni yang tersedia menggunakan kawat osse yang sudah disterilisasi ke media baru dalam tabung/petridish. 5. Untuk media dalam tabung, gunakan penutup plastik dan koran 6. Menyimpan dalam ruang inkubasi selama waktu inkubasi yang telah ditentukan 7. Mengamati kenampakan setelah waktu inkubasi. 35 PAPSA BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Penutup Tabung Reaksi terhadap Pertumbuhan Aspergillus Niger Gambar 4.1 Pertumbuhan Aspergillus Niger dengan Penutup Plastik Tabung Reaksi Gambar 4.2 Pertumbuhan Aspergillus Niger dengan Penutup Koran Tabung Reaksi Dari gambar 4.1 dan 4.2 dapat dilihat bahwa Aspergillus Niger dapat 36 PAPSA bertumbuh dengan baik di kedua media tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pemindahan Aspergillus Niger berhasil. Namun, dari kedua media tersebut dapat dilihat sedikit perbedaan, dimana pertumbuhan koloni di media yang menggunakan penutup plastik sedikit lebih banyak dibandingkan dengan pertumbuhan koloni di media dengan penutup koran. Tujuan dari penutupan ini adalah untuk mencegah adanya zat kontaminasi yang dapat mengganggu pertumbuhan dari Aspergillus Niger didalam media pembiakan. Penutup yang digunakan pada praktikum ini adalah penutup plastik dan juga kertas koran. Plastik dan kertas memiliki beberapa perbedaan, diantaranya, kertas lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan plastik, karena dapat di daurulang. Namun, pada media dengan penutup kertas memiliki Aspergillus Niger yang lebih banyak, karena pada kertas memiliki pori-pori yang lebih besar dibanding plastik yang memungkinkan udara dan kontaminan lebih mudah masuk (Zulkarnain, 2015). 4.2 Teknik Pemindahan Aspergillus Niger 1 Metode Gores Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garisgaris goresan akan terdapat sel-selyang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masingmasing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. 2 Metode Tebar Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. 37 PAPSA Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapatmenginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yangmerata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah. 3 Metode Tusuk Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan kedalam media. Pertama menyiapkan kultur murni jamur dan media PDA. Selanjutnya mensterilkan ujung kawat osse dengan mencelupkannya ke dalam alkohol Kemudian memotong sedikit medium bersama miselium yang tumbuh pada permukaannya, menggunakan kawat osse secara aseptis Lalu menempatkan potongan miselium itu ke permukaan agar kentang miring pada tabung reaksi. ( Sulaiman dkk, 2015) 38 PAPSA BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1 Pada pemindahan Aspergillus Niger secara aseptis berhasil, dikarenakan koloni dapat tumbuh pada kedua media. 2 Terdapat sedikit perbedaan pada jumlah koloni pada kedua media tersebut. Media dengan penutup plastik memiliki koloni sedikit lebih banyak dibandingkan dengan media dengan penutup kertas koran. 5.2 Saran 1 Alat-alat yang digunakan harus di sterilisasi terlebih dahulu. 2 Kawat osse di sterilisasi terlebih dahulu sebelum menggoreskan jamur. 3 Pastikan media yang digunakan sudah benar-benar padat 4 Pastikan tabung media tertutup rapat agar tidak ada udara yang masuk. 5 Membakar mulut cawan petri sesudah atau sebelum menggoreskan jamur 39 PAPSA DAFTAR PUSTAKA Aditia, Lansirang. 2014. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Diakses dari https://www.academia.edu/16007115/Laporan_Praktikum_Mikrobiol ogi_Sterisasi_ pada 3 September 2017 Amalia, Febri dkk. 2015. Makalah Sterilisasi dan Desinfeksi. Diakses dari https://wwwslideshare.net/HuryCanz/makalah-sterilisasi-dan-desinfeks pada 30 Oktober 2017 Cahyani, Vita R. PENGARUH BEBERAPA METODE STERILISASI TANAH TERHADAP STATUS HARA, POPULASI MIKROBIOTA, POTENSI INFEKSI MIKORISA DAN PERTUMBUHAN TANAMAN. Diakses dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=149968&val=5909& itlePENGARUH%20BEBERAPA%20METODE%20STERILISASI%20 ANA%20TERHADAP%20STATUS%20HARA,%20POPULASI%20M KROBIOA,%20POTENSI%20INFEKSI%20MIKORISA%20DAN%20 ERTUMBUHAN%20TANAMAN pada 3 September 2017 Indriani, Dwi. 2015. INVERTASE DARI Aspergillus niger DENGAN METODE SOLID STATE FERMENTATION DAN APLIKASI DI INDUSTRI: KAJIAN PUSTAKA. Diakses dari http://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article /view File/263 /296 pada 3 September 2017 Putri, Ayu M. 2009. ISOLASI DAN PEMURNIAN MIKROBA. Diakses dari https://www.scribd.com/document/56202648/26251704-Isolasi-Dan-PemurnianMikro ba pada 3 September 2017 Sulaiman, Riza, dkk. Laporan Praktikum Mikrobiologi Perairan Inokulasi, Isolasi, Dan Identifikasi Mikroba. Diaksesd dari https://www.academia.edu/19642 172/keamanan_kemasan_pangan pada 11 Oktober 2017 Wahab, Abdul. 2009. Sterilisasi. Diakses dari https://www.scribd.com/doc/1386 18184/Sterilisasi-Lengkap-pdf pada 3 September 2017 Wuryanti. 2008. Pengaruh Penambahan Biotin Pada Media Pertumbuhan Terhadap Produksi Sel Aspergillus niger. Diakses darihttp://ejournal.undip.ac.id/ index.php/bioma/article/viewFile/3375/3036 pada 3 September 2017 40 PAPSA Zulkarnain, Iskandar. 2015. Keamanan Kemasan Pangan. Diakses dari https:// www.academia .edu/19642172/keamanan_kemasan_pangan pada 11 Oktober 2017 41 LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI Materi: PAPSA KELOMPOK 4 KAMIS 4. Cindy Nellasary 21030116120004 5. Diah Ayu Almaas Salwa 21030116140118 6. Samuel Alexandro Rajagukguk 21030116130171 LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG I. TUJUAN PERCOBAAN Pemeriksaan Air 1. Mampu mengetahui pengaruh pH media (5,7,11) terhadap jumlah koloni 2. Mampu mengetahui growth rate dan doubling time pertumbuhan koloni 3. Mampu membandingkan radius perkembangan mikroba dengan desinfektan berbeda konsentrasi (0%,10%,40%,90%) Pemindahan Secara Aseptis 1. Dapat menguasai teknik pemindahan Aspergillus Niger dari suatu wadah ke wadah lain 2. Memahami berbagai macam proses sterilisasi II. PERCOBAAN 1.1 Bahan yang Digunakan Pemeriksaan Air 1. Sampel Air Kamar Mandi Gedung B Lantai 2 Teknik Kimia UNDIP 2. Aquadest 3. Media Potato Dextrose Agar Pemindahan Secara Aseptis 1. Aspergillus Niger 2. Media Potato Dextrose Agar 2.2. Alat yang Dipakai Pemeriksaan Air 1. Beaker Glass 4. Pengaduk 2. Petridish 5. Kompor Listrik 3. Erlenmeyer 6. Pipet Tetes Pemindahan Secara Aseptis 1. Tabung Reaksi 4. Pipet Tetes 2. Inokulum 5. Gelas Ukur 3. Beaker Glass 6. Kompor Listrik 2.3 Cara Kerja Langkah-langkah pendahuluan : 8. Menyiapkan petridish yang sudah disterilisasi 9. Mengencerkan sampel dengan cara mengambil 10 ml sampel kemudian diencerkan 100 ml, dan dari 100 ml diambil 10 ml lalu diencerkan lagi menjadi 100 ml. 10. Melanjutkan sampai didapatkan 4 kali pengenceran. 11. Menyiapkan media, mengambil 3,9 gram media kemudian tambahkan aquadest kurang lebih 80 ml. 12. Mengatur pH media 5,7 dan 11. 13. Memanaskan media hingga mendidih. 14. Membagi media ke dalam petridish secara merata. Langkah-langkah percobaan PA : 2. Uji Koloni a. Membiarkan media dalam petridish sampai setengah padat kemudian taburi dengan sampel yang sudah diencerkan secara merata ke permukaan media menggunakan pipet tetes yang sudah disterilisasi. b. Menyimpan dalam ruang inkubasi dengan cara dibalik peletakannya selama waktu inkubasi yang ditentukan. (Biasanya ± 2 hari) d. Menghitung jumlah koloni terbanyak dan tersedikit (dihitung biasa), kemudian dicari rata-ratanya. Rata-Rata jumlah koloni = (terbanyak + tersedikit) / 2 Jumlah koloni dalam petridish = rata-rata jumlah koloni x luas petridish x fp Keterangan : Luas petridish = 63,585 cm 2 Fp =10 4 e. Menghitung growth rate atau nilai laju pertumbuhan spesifik (μ) dengan menggunakan persamaan : μ= lnx − lnx 0t Keterangan : μ = laju pertumbuhan spesifik x = konsentrasi sel pada t tertentu x 0 = konsentrasi sel awal t = waktu yang dibutuhkan Sedangkan doubling time tersebut dapat dirumuskan menjadi : td = ln2 μ Keterangan : td = doubling time μ = laju pertumbuhan spesifik ln 2 = konsentrasi sel (saat penggandaan) 2. Uji Desinfektan a. Membiarkan media dalam petridish sampai setengah padat kemudian taburi dengan sampel yang sudah diencerkan secara merata ke permukaan media menggunakan pipet tetes yang sudah disterilisasi b. Membiarkan media dalam petridish memadat kemudian buat lubang kecil pada tengah-tengah media tersebut. Kemudian teteskan desinfektan handsanitizer detol pada lubang tersebut. c. Menyimpan dalam ruang inkubasi selama waktu yang telah ditentukan (biasanya ±2 hari). d. Mencatat radius pertumbuhan diukur dari lubang yang dibuat (radius terjauh, radius terdekat, dan rata-rata). Langkah-langkah percobaan PSA : 8. Biarkan media dalam tabung memadat (untuk media miring, sebelum memadat kedudukan tabung reaksi dibuat tegak kemudan dibiarkan sampai memadat). 9. Menyiapkan kawat osse, Bunsen dan HCl (sesuaikan variabel) 10. Mensterilkan kawat osse : Panaskan kawat osse menggunakan bunsen kemudian memasukkan kawat osse yang telah dipanaskan ke larutan HCl kemudian panaskan kawat osse lagi. 11. Memindahkan mikroorganisme dari biakan murni yang tersedia menggunakan kawat osse yang sudah disterilisasi ke media baru dalam tabung/petridish. 12. Untuk media dalam tabung, gunakan penutup plastik dan koran 13. Menyimpan dalam ruang inkubasi selama waktu inkubasi yang telah ditentukan 14. Mengamati kenampakan setelah waktu inkubasi. 2.4. Hasil Percobaan Tabel 1. Hasil Percobaan Uji Koloni Sampel Jumlah Koloni Rata-rata Jumlah Koloni Total Terbanyak Tersedikit Sampel (pH 5) 1 55 91 108 31 35 42 43 63 75 2,734.107 4,005.107 4,768.107 Sampel (pH 7) 2 140 175 200 49 66 72 94,5 120,5 136 6,008.107 7,661.107 8,647.107 Sampel (pH 11) 3 73 85 94 41 53 65 57 69 79,5 3,524.107 4,387.107 5,055.107 Tabel 2. Hasil Percobaan Uji Desinfektan Sampel Radius (cm) Rata-rata Terjauh Terdekat 0% 4 5 4,5 0,1 0,4 0,4 2,45 10% 4,5 4,9 5 0,5 0,2 0,3 2,65 40% 3,9 4,7 5 0,1 0,2 0,4 2,7 90% 4,6 5 5 0,1 0,3 0,3 2,65 Semarang, 12 September 2017 PRAKTIKAN MENGETAHUI ASISTEN Cindy N, Diah Ayu A. S, Samuel A.R Muhamad Iqbal Amali LEMBAR PERHITUNGAN Pemeriksaan Air A. Uji Koloni • Rumus rata-rata jumlah koloni Rata-rata jumlah koloni = Terbanyak 2 + Tersedikit • Rumus jumlah koloni Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas petridish x fp 1. pH 5 o Hari 1 Rata-rata jumlah koloni = Terbanyak + Tersedikit 2 = 55+31 2 = 43 Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas petridish x fp = 43 x 63,585 x 104 = 2,734 x 10 7 o Hari 4 Rata-rata jumlah koloni = Terbanyak + Tersedikit 2 = 91 + 35 2 = 63 Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas petridish x fp = 63 x 63,585 x 104 = 4,005 x 10 7 o Hari 5 Rata-rata jumlah koloni = Terbanyak + Tersedikit 2 108+42 = 2= 75 Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas petridish x fp = 75 x 63,585 x 104 = 4,768 x 10 7 2. pH 7 o Hari 1 Rata-rata jumlah koloni = Terbanyak + Tersedikit 2 = 140 + 49 2 = 94,5 Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas petridish x fp = 94,5 x 63,585 x 104 = 6,008 x 10 7 o Hari 4 Rata-rata jumlah koloni = Terbanyak + Tersedikit 2 = 175 + 66 2 = 120,5 Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas petridish x fp = 120,5 x 63,585 x 104 = 7,661 x 10 7 o Hari 5 Rata-rata jumlah koloni = Terbanyak + Tersedikit 2 = 200+72 2 = 136 Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas petridish x fp = 136 x 63,585 x 104 = 8,647 x 10 7 3. pH 11 o Hari 1 Rata-rata jumlah koloni = Terbanyak + Tersedikit 2 = 73+41 2 = 57 Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas petridish x fp = 57 x 63,585 x 104 = 3,624 x 10 7 o Hari 4 Rata-rata jumlah koloni = Terbanyak + Tersedikit 2 = 85 + 53 2 = 69 Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas petridish x fp = 69 x 63,585 x 104 = 4,387 x 10 7 o Hari 5 Rata-rata jumlah koloni = Terbanyak + Tersedikit 2 = 94+65 2 = 79,5 Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas petridish x fp = 79,5 x 63,585 x 104 = 5,055 x 10 7 B. Growth Rate dan Doubling Time • Rumus Growth Rate (μ) μ= lnx 1 −t lnx 0 Keterangan X 1 = Konsentrasi Koloni pada hari 5 X 0 = Konsentrasi koloni pada hari 1 t = waktu (hari) • Rumus Doubling Time (td) td = ln2 μ 1. pH 5 μ= lnx 1 −t lnx 0 = ln4,768 x 107 − 5 ln2,734 x 107 = 0,111/ hari td = ln2 μ = 0,111/ ln2 hari = 6,24 hari 2. pH 7 μ= lnx 1 −t lnx 0 = ln8,647 x 107 − 5 ln6,008 x 107 = 0,068/ hari td = ln2 μ = 0,068/ ln2 hari = 10,193 hari 3. pH 11 lnx μ = 1 −t lnx 0 = ln5,055 x 107 − 5 ln3,624 x 107 = 0,066/ hari td = ln2 μ = 0,066/ ln2 hari = 10,502 hari C. Uji Desinfektan Rumus rata-rata = Terjauh − 2 Terdekat 1. Konsentrasi 0% Rata-rata = Terjauh − 2 Terdekat = 4,5 cm −0,4 2 cm = 2,45 cm 2. Konsentrasi 10% Rata-rata = Terjauh − 2 Terdekat = 5 cm − 2 0,3 cm = 2,65 cm 3. Konsentrasi 40% Rata-rata = Terjauh − 2 Terdekat = 5 cm − 2 0,4 cm = 2,7 cm 4. Konsentrasi 90% Rata-rata = Terjauh − 2 Terdekat = 5 cm − 2 0,3 cm = 2,65 cm DATA PENDUKUNG Tabel 1 Hasil Percobaan Uji Koloni Sampel Jumlah Koloni Hari 1 Hari 4 Hari 5 pH 5 2,734 x 10 7 4,005 x 10 7 4,768 x 10 7 pH 7 6,008 x 10 7 7,661 x 10 7 8,647 x 10 7 pH 11 3,624 x 10 7 4,387 x 10 7 5,055 x 10 7 Tabel 2 Hasil Percobaan Uji Desinfektan Konsentrasi Rata - Rata Radius 0 % 2,45 cm 10 % 2,65 cm 40 % 2,7 cm 90 % 2,65 cm LEMBAR KUANTITAS REAGEN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS DIPONEGORO PRAKTIKUM : 2 MATERI : Papsa HARI : Kamis TANGGAL : 26 Agustus 2017 KELOMPOK : 4 Kamis NAMA : 1. 2. 3. Cindy Diah Samuel Ayu Nellasary Alexandro Almaas Salwa Rajagukguk ASISTEN : Muhamad Iqbal Amali KUANTITAS REAGEN PA • Uji Koloni o Sampel : Air kamar mandi gedung B lantai 2 Teknik Kimia UNDIP o Variabel : pH media (5,7,11) • Uji Desinfektan o Sampel : Handsanitizer Detol o Variabel : Konsentrasi (0%,10%,40%90%) PSA • Sampel : Aspergillus Niger • Variabel : o Penutup plastik dengan tabung reaksi tegak o Penutup koran dengan tabung reaksi tegak 1. Sterilisasi botol kaca UC 1000 kosong dengan direbus selama 15 menit 2. Saat pengambilan sampel, harus difoto lengkap dengan orang yang mengambil (Tambahkan foto pada poin no 8 Bab II) 3. Panen : Selasa 4. Untuk PSA, hasil pengamatan hanya foto saat panen TUGAS TAMBAHAN 1. Cari jurnal media selain PDA 2. Cari jenis desinfektan selain Handsanitizer Detol Semarang, 29 Agustus 2017 Asisten Muhamad Iqbal Amali BIO 30271 PTA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2011/2012 Drs. IMAN SANTOSO, M. Phil. FMIPA UI Dra. SITARESMI, M. Sc. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEMERIKSAAN AIR NAMA : FURKAN NPM : 0906632890 KELOMPOK : II (DUA) B TANGGAL PRAKTIKUM : 21 DESEMBER 2011 ASISTEN : NUR EL FADHILA SEYLA FENINA UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN BIOLOGI DEPOK 2011 PEMERIKSAAN AIR I. TUJUAN 1. Mengetahui cara pengambilan sampel air. 2. Mengetahui kualitas air. 3. Membuktikan keberadaan coliform dalam sampel air. II. TEORI Air merupakan materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satu pun makhluk hidup di dunia ini tidak memerlukan atau tidak mengandung air. Salah satu peranan air dalam kehidupan adalah sebagai air minum, keperluan memasak, mencuci, dan lain sebagainya. Sebelum dapat digunakan air harus dalam kondisi yang baik (bersih). Menurut Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/1990 ada beberapa persyaratan air bersih sebagai berikut : 1. Persyaratan fisik Kualitas fisik yang harus dipertahankan bukan hanya semata-mata dengan pertimbangan dari segi kesehatan saja akan tetapi juga menyangkut keamanan dan dapat diterima oleh masyarakat pengguna air dan mungkin pula menyangkut segi estetika. 2. Persyaratan kimiawi Kandungan unsur kimia di dalam air harus mempunyai kadar dan tingkat konsentrasi tertentu yang tidak membahayakan kesehatan manusia atau mahluk hidup lainnya, pertumbuhan tanaman, atau tidak membahayakan kesehatan pada penggunaannya dalam industri serta tidak minumbulkan kerusakankerusakan pada instalasi sistem penyediaan air minumnya sendiri. Beberapa unsur tertentu, sebaliknya diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk penciptaan suatu kondisi air minum yang dapat mencegah suatu penyakit atau kondisi kualitas yang menguntungkan. 1 ISOLASI DAN PEMURNIAN MIKROBA LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI OLEH : NAMA : AYU MAULIDA PUTRI NIM : H1E107001 KELOMPOK : 10 (SEPULUH) ASISTEN : DESY FITRIYANI PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU OKTOBER, 2009 DIPERIKSA KETERANGAN TANDA TANGAN NO TANGGAL 1 2 3 4 5 21-10-2017 -Cek tiap bab -Urutkan referensi sesuai bab -Lampirkan referensi sesuai sitasi 16-11-2017 -PA Bab 1, 2.2, 2.6, 2.10 -PSA Bab 1,2,3 22-11-2017 -PA Ringkasan, Bab V, Dapus -PSA Ringkasan, Bab V, Dapus 23-11-2017 -Cek Lembar pengesahan 24-11-2017 ACC