Uploaded by Yana Sopiana

LAPRES PAPSA

advertisement
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Materi:
PEMERIKSAAN AIR DAN PEMINDAHAN SECARA ASEPTIS
Oleh:
Nama NIM:
1. Cindy Nellasary 21030116120004
2. Diah Ayu Almaas Salwa 21030116140118
3. Samuel Alexandro Rajagukguk 21030116130171
Laboratorium Mikrobiologi Industri
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Semarang
2017
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Materi:
PEMERIKSAAN AIR DAN PEMINDAHAN SECARA ASEPTIS
Oleh:
Nama NIM:
1. Cindy Nellasary 21030116120004
2. Diah Ayu Almaas Salwa 21030116140118
3. Samuel Alexandro Rajagukguk 21030116130171
Laboratorium Mikrobiologi Industri
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Semarang
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan resmi Praktikum Bioproses yang berjudul Pemeriksaan Air dan
Pemindahan Secara Aseptis yang disusun oleh:
Kelompok : 4 Kamis
Anggota :
1. Cindy Nellasary 21030116120004
2. Diah Ayu Almaas Salwa 21030116140118
3. Samuel Alexandro Rajagukguk 21030116130171
Telat diterima dan disahkan, pada:
Hari :
Tanggal :
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti responsi dan seminar
Praktikum Bioproses
Semarang, November 2017
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Pranata Laboratorium Pendidikan Asisten Pembimbing
Ir. Kristinah Handayani,M.T Jufriyah, S.T. Muhamad Iqbal Amali
NIP. 197412162000122001 NIP. 197001091997032001 NIM. 21030115130210
PAPSA
ii
PAPSA
PRAKATA
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan Praktikum Bioproses khususnya materi Nata dengan lancar. Laporan ini
ditujukan sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas Praktikum Bioproses yang
sedang penulis lakukan pada semester ini.
Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari
berbagai pihak maka laporan ini tidak dapat terselesaikan. Oleh karena itu
penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Ing Silviana, S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium
Mikrobiologi Industri Universitas Diponegoro,
2. Ibu Jufriyah, S.T., selaku Pranata Laboratorium Pendidikan
Laboratorium Mikrobiologi Industri Universitas Diponegoro,
3. Iqbal Ryan Ramadhan selaku koordinator asisten Laboratorium,
4. Muhamad Iqbal Amali selaku asisten pengampu pratikum Pemeriksaan
Air dan Pemindahan Secara Aseptis, dan
5. Teman-teman rekan kerja yang telah membantu serta melancarkan
proses penyusunan laporan ini.
Penyusun berharap laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi setiap
pembaca dan pada umumnya. Laporan ini merupakan laporan terbaik yang saat ini
bisa kami ajukan, namun kami menyadari pasti ada kekurangan yang perlu kami
perbaiki. Maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan.
Semarang, November 2017
Penyusun
iii
PAPSA
RINGKASAN
Air merupakan materi esensial didalam kehidupan, dikarenakan tidak ada satu pun
makhluk hidup yang tidak memerlukan atau bahkan tidak mengandung air. Beberapa peranan air
dalam kehidupan manusia adalah sebagai air minum, keperluan memasak dan mencuci dan
sebagainya. Mutu kualitas air dipengaruhi oleh sifat sifat bahan yang terkandung didalam air.
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mampu mengetahui pengaruh pH media dan konsentrasi
Hand sanitizer detol terhadap jumlah koloni, menentukan growth rate dan doubling time
pertumbuhan koloni serta membandingkan radius perkembangan mikroba dengan desinfektan
berbeda baik jenis maupun konsentrasi.
Air selain bermanfaat untuk manusia, juga bermanfaat menjadi media yang baik bagi
kehidupan bakteri. Sebelum dapat digunakan, air harus berada dalam kondisi yan baik (bersih).
Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, ada beberapa persyaratan air bersih,
meliputi persyaratan biologis, fisik dan kimiawi. Koloni mikroba memiliki beberapa sifat yang
dibagi menjadi 2, yaitu sifat umum, seperti ukuran koloni, bentuk, warna, kepekatan dan wajah
permukaan, serta sifat khusus yang berada dalam media padat maupun media cair. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi mikroba, yaitu termperatur, medium, pengaruh sinar,mekanik, kimia
dan juga pH. Perhitungan koloni yang terbentuk dapat menggunakan SPC dan juga perhitungan
manual.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel air gedung B lantai 2
Teknik Kimia Undip, aquadest, media, dan desinfektan. Alat-alat yang digunakan adalah beaker
glass, petridish,erlenmeyer, pengaduk, kompor listrik, dan pipet tetes. Sebelum memulai
pemeriksaan air, maka dilakukan langkah pendahuluan yaitu menyiapkan media yang akan
digunakan dan membagi media ke petridihs secara merata. Uji koloni dilakukan dengan cara
menyiapkan media, menaburkan sampel dan diinkubasi 2 hari. Sedangkan untuk uji desinfektan
dilakukan dengan menyiapkan media, meneteskan desinfektan dan diinkubasi 2 hari.
Dari hasil percobaan, diperoleh banyak nya jumlah koloni disetiap media dengan pH yang
berbeda. Untuk jumlah koloni, yang paling banyak terdapat pada media dengan pH 7. Hal ini
dikarenakan mikroba cenderung cepat berumbuh pada pH netral. Untuk nilai growrate paling
besar dan doubling time paling kecil terdapat pada media dengan pH 5. Didapat juga hasil bahwa
semakin tinggi konsentrasi desinfektan maka semakin jauh radius pertumbuhan mikroba dari
sumber desinfektan.
Kesimpulan yang didapat adalah jumlah koloni terbanyak berada pada media dengan pH
7. Saran yang diberikan adalah semua alat yang digunakan harus berada dalam kondisi steril,
menjaga petridish agar tetap steril, memperhatikan kepadatan media, penaburan sampel secara
merata dan teliti dalam menghitung jumlah koloni.
Kata kunci: Growth rate; Doubling time; Desinfektan
iv
PAPSA
SUMMARY
Water is an essential material in life, because there is no living thing that does not require or
even does not contain water. Some of the role of water in human life is as drinking water, cooking
and washing and so on. The quality of water quality is influenced by the nature of the material
contained in the water. The purpose of this lab is to be able to know the effect of pH media and
concentration of Hand sanitizer detol on colony count, to determine growth rate and doubling time
of colony growth and to compare microbial development with different disinfectant of both type
and concentration.
Water in addition to beneficial to humans, also useful to be a good medium for the life of
bacteria. Before it can be used, water should be in good condition (clean). According to the
Minister of Health of the Republic of Indonesia, there are several water requirements, including
biological, physical and chemical requirements. Microbial colonies have several properties that
are divided into 2, which are common properties, such as colony size, shape, color, concentration
and face surface, as well as special properties that are in solid media or liquid media. There are
several factors that affect microbes, namely termperatur, medium, influence of light, mechanical,
chemical and also pH. Calculations of colonies formed can use SPC and also manual calculations.
The materials used in this lab are water samples of building floor B of Chemical Engineering
Undip, aquadest, media, and disinfectant. The tools used are beaker glass, petridish, erlenmeyer,
stirrer, electric stove, and dropper dropper. Before starting the water examination, the preliminary
step is to prepare the media to be used and to divide the media to petridihs evenly. Colony test was
done by preparing the media, sprinkling the sample and incubating 2 days. While for disinfectant
test done by preparing media, dripping disinfectant and incubated 2 days.
From the experimental results, it was found that there were many colonies in each media with
different pH. For the number of colonies, most often found in media with a pH of 7. This is because
microbes tend to grow rapidly at neutral pH. For the largest growrate value and the smallest
doubling time found in media with pH 5. Also found that the higher the disinfectant concentration,
the farther the radius of microbial growth from the source of disinfectant.
The conclusion is that the number of colonies is in the medium with pH 7. The suggestion is
that all the tools used must be in sterile condition, keep petridish in sterile condition, pay attention
to media density, sample sowing evenly and accurately in counting the number of colony.
Key words: Growth rate; Doubling time; Disinfectant
v
PAPSA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
PRAKATA ............................................................................................................. iii
RINGKASAN ....................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
PEMERIKSAAN AIR
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3. Tujuan Praktikum .................................................................................. 1
1.4. Manfaat Praktikum ................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1 Mikroorganisme Air ............................................................................ 3
2.2 Persyaratan Standarisasi Kualitas Air ................................................. 3
2.3 Sifat Koloni ......................................................................................... 5
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Mikroorganisme ..................................... 7
2.5 Perhitungan Jumlah Koloni .................................................................. 8
2.6 Growth Rate dan Doubling Time ......................................................... 9
2.7 Desinfektan ....................................................................................... 10
2.8 Sampel Air ........................................................................................ 10
2.9 Jenis Media Pertumbuhan Mikroorganisme .................................... 11
2.10 Jenis Desinfektan ............................................................................. 13
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ......................................................... 16
3.1 Rancangan Percobaan ........................................................................ 16
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................... 17
3.3 Gambar Alat ....................................................................................... 17
3.4 Cara Kerja .......................................................................................... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 20
vi
PAPSA
4.1 Pengaruh PH Media terhadap Jumlah Koloni dalam Petridish ........... 20
4.2 Pengaruh PH Media terhadap Growth Rate dan Doubling Time ....... 21
4.3 Pengaruh Konsentrasi Desinfektan terhadap Radius Perkembangan
Mikroba ................................................................................................... 22
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 24
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 24
5.2 Saran .................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 25
PEMINDAHAN SECARA ASEPTIK
RINGKASAN .................................................................................................... 27
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 29
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 29
1.3 Tujuan Percobaan .............................................................................. 30
1.4 Manfaat Percobaan ............................................................................ 30
BAB II TINJAUA PUSTAKA
2.1 Sterilisasi ........................................................................................... 31
2.2 Sampel Jamur .................................................................................... 32
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Rancangan Percobaan ....................................................................... 34
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................. 34
3.3 Gambar Alat ...................................................................................... 35
3.4 Cara Kerja ......................................................................................... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Penutup Tabung Reaksi terhadap Pertumbuhan Aspergillus
Niger ....................................................................................................... 36
4.2 Teknik Pemindahan Aspergillus Niger ............................................ 37
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 39
5.2 Saran ................................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 40
LAMPIRAN
vii
PAPSA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Parameter Air Bersih ............................................................................ 4
viii
PAPSA
DAFTAR GAMBAR
PEMERIKSAAN AIR
Gambar 2.1 Contoh Perhitungan ........................................................................... 7
Gambar 3.1 Skema Rancangan Percobaan ............................................................. 9
Gambar3.2 Gambar Alat ...................................................................................... 10
Gambar 4.1 Grafik Pengaruh pH Media terhadap Jumlah Koloni ........................ 16
Gambar 4.2 Grafik Pengaruh pH Media terhadap Growth Rate ........................... 17
Gambar 4.3 Grafik Pengaruh pH Media terhadap Doubling Time ....................... 17
Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Konsentrasi Desinfektan terhadap Radius
Perkembangan Mikroba ...................................................................................... 17
Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Konsentrasi Desinfektan terhadap Radius
Perkembangan Mikroba ....................................................................................... 18
PEMINDAHAN SECARA ASEPTIK
Gambar 2.1 Sampel Jamur Aspergillus Niger ...................................................... 16
Gambar 3.1 Skema Rancangan Percobaan ........................................................... 18
Gambar 3.2 Gambar Alat ...................................................................................... 19
Gambar 4.1 Pertumbuhan Aspergillus Niger dengan Penutup Plastik Tabung.... 29
Gambar 4.2 Pertumbuhan Aspergillus Niger dengan Penutup Koran Tabung .....29
ix
PAPSA
DAFTAR LAMPIRAN
Lembar Kuantitas Reagen ................................................................................... A-1
Lembar Perhitungan ............................................................................................ A-2
x
PAPSA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satu pun makhluk
hidup di dunia ini tidak memerlukan atau tidak mengandung air. Salah satu
peranan air dalam kehidupan adalah sebagai air minum, keperluan memasak,
mencuci, dan lain sebagainya. Sebelum dapat digunakan air harus dalam
kondisi yang baik (Furkan, 2011).
Mutu dan kualitas air dipengaruhi oleh sifat-sifat bahan yang terkandung
di dalam air. Bahan-bahan tersebut dapat berupa zat padat, cair maupun gas
yang terlarut maupun tidak terlarut atau secara alamiah mungkin sudah
terdapat dalam air atau akibat kontaminasi bahan tercemar. Selain bahan kimia,
bakteri yang bersifat patogenik juga dapat mencemari sumber air akibat
kontaminasi limbah manusia (Nurhalina, 2015).
1.2. Rumusan Masalah
Air keran pada kamar mandi gedung B lantai 2 Teknik Kimia Universitas
Diponegoro merupakan sumber air dari masyarakat Teknik Kimia yang biasa
digunakan untuk membersihkan diri. Dari penggunaan air tersebut, maka perlu
dilakukan pemeriksaan air keran pada toilet gedung B lantai 2 Teknik Kimia
untuk mengetahui kualitas air tersebut dan jumlah mikroorganisme yang
terkandung didalam air tersebut. Pada praktikum ini, dilakukan pengujian
jumlah koloni dan membandingkan growth rate serta doubling time koloni
yang terdapat dalam sampel air tesebut pada media pertumbuhan PDA. Selain
itu juga dilakukan perhitungan radius perkembangan mikroba terhadap
pengaruh jenis desinfektan (Handsanitizer Detol) yang merupakan bahan anti
bakteri.
1.3. Tujuan Percobaan
1. Mampu mengetahui pengaruh pH 5,7 dan 11 terhadap jumlah koloni
2. Mampu menentukan growth rate dan doubling time pertumbuhan
koloni
1
PAPSA
3. Mampu membandingkan radius perkembangan mikroba dengan
desinfektan berbeda konsentrasi.
1.4. Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa mengetahui pengaruh pH 5,7 dan 11 terhadap jumlah koloni
2. Mahasiswa mampu menentukan growth rate dan doubling time
pertumbuhan koloni
3. Mahasiswa membandingkan radius perkembangan mikroba dengan
desinfektan berbeda konsentrasi
2
PAPSA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Mikroorganisme Air
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup
di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik
tumbuhan maupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel
tumbuhan terkandung lebih dari 75% atau di dalam sel hewan terkandung lebih
dari 67% (Ristiati, 2004).
Air selain bermanfaat bagi manusia, juga merupakan media yang baik untuk
kehidupan bakteri. Bakteri ini dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri patogen dan
bakteri non-patogen. Bakteri patogen dapat menyebabkan penyakit, sedangkan
bakteri non-patogen memiliki sifat yang tidak menyebabkan infeksi penyakit
(Afif, 2015).
2.2. Persyaratan Standarisasi Kualitas Air
Air merupakan materi esensial di dalam kehidupan. Sebelum dapat
digunakan air harus dalam kondisi yang baik (bersih). Menurut Peraturan
Menteri kesehatan Republik Indonesia No.416/MENKES/PER/IX/1990 ada
beberapa persyaratan air bersih sebagai berikut :
1. Persyaratan Biologis
Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri.
Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi
yang mempengaruhinya. Oleh karena itu air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri
golongan coli tidak merupakan bakteri golongan patogen, namum
bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri
patogen
(Fauziah, 2011)
2. Persyaratan fisik
Kualitas fisik yang harus dipertahankan bukan hanya semata-mata
denganpertimbangan dari segi kesehatan saja akan tetapi juga
3
PAPSA
menyangkut keamanan dandapat diterima oleh masyarakat pengguna
air dan mungkin pula menyangkut segiestetika.
(Furkan, 2011)
3. Persyaratan kimiawi
Kandungan unsur kimia di dalam air harus mempunyai kadar dan
tingkat konsentrasi tertentu yang tidak membahayakan kesehatan
manusia atau mahluk hidup lainnya, pertumbuhan tanaman, atau
tidak membahayakan kesehatan pada penggunaannya dalam
industri serta tidak minumbulkan kerusakan-kerusakan pada instalasi
sistem penyediaan air minumnya sendiri. Beberapa unsur
tertentu,sebaliknya diperlukan dalam jumlah yang cukup
untuk penciptaan suatu kondisiair minum yang dapat mencegah suatu
penyakit atau kondisi kualitas yang menguntungkan.
Dalam hubungannya dengan masalah kualitas kimiawi tersebut di atas
pada dasarnya unsur-unsur kimiawi dapat dibedakan atas 4 golongan:
• Unsur-unsur yang bersifat racun.
• Unsur-unsur tertentu yang dapat mengganggu kesehatan.
• Unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem
ataupenggunaannya untuk keperluan atau aktivitas manusia.
• Unsur-unsur yang merupakan indikator pengotoran.
(Furkan, 2011)
4
PAPSA
(Peraturan Menteri Kesehatan No.416/MENKES/PER/IX/1990)
2.3. Sifat Koloni
1. Sifat Umum Koloni
Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tu
di
permukaan mediun ialah :
5
PAPSA
a) Besar-kecilnya koloni, ada koloni yang hanya serupa satu
titik, ada pula yang melebar sampai menutup permukaan
medium.
b) Bentuk, ada koloni yang bulat, ada yang memanjang,
ada yang tepinya tidak rata
c) Kenaikan permukaan,ada koloni yang rata saja dengan
permukaan medium, ada pula yang timbul, yaitu menjulang
lebih tebal diatas permukaan medium.
d) Halus-kasarnya permukaan,ada koloni yang permukaannya
halus, ada yang permukaannya kasar/tidak rata.
e) Wajah permukaan,ada koloni yang permukaannya
mengkilap, ada yang permukaannya suram.
f) Warna, kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau
kekuning-kuningan, tetapi ada juga koloni yang kemerahmerahan, coklat, jingga, biru, hijau, ungu.
g) Kepekatan, ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang
lunak seperti mentega, ada yang keras dan kering.
(Hikmat, 2010)
2. Sifat Khusus Koloni
a) Dalam Medium Padat
Sifat-sifat khusus suatu koloni dalam medium padat pada agaragar lempengan memiliki bentuk titik-titik,
bulat, berbenang, tak teratur,
serupa akar, serupa kumparan. Permukaan koloni dapat datar,
timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung,
timbul membukit, timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh,
berombak, berbelah- belah, bergerigi, berbenang
benang dan keriting.
Bentuk sel koloninya berupa kokus.
(Dwidjoseputro, 2005)
6
PAPSA
b) Dalam Medium Cair
Medium cair pada dasarnya dapat diperoleh dengan tidak
mencampurkan agar-agar atau gelatin kedalamnya. Didalam
medium Cair bakteri akan ketahuan sikapnya terhadap udara.
Sifat-sifat koloni didalam medium cair seperti berserabut,
bercincin, berkulit dan berselaput.
(Hikmat, 2010)
2.4. Faktor yang Mempengaruhi Mikroorganisme
1. Temperatur
Suhu mempengaruhi laju pertumbuhan, mempengaruhi jumlah total
pertumbuhan, merubah proses-proses metabolik tertentu serta
morfologi (bentuk luar) sel. Kisaran suhu bagi mikroba terbagi 3 tahap
yaitu suhu minimum, suhu maksimum dan suhu optimum. Suhu
pertumbuhan optimum adalah suhu inkubasi yang memungkinkan
pertumbuhan tercepat selama periode waktu yang singkat, yaitu antara
12 s/d 24 jam. Berdasarkan suhu Universitas Sumatera Utara 12
inkubasi bakteri ini, bakteri terkelompok ke dalam: Psikrofil (suhu 0oC
-30 oC), Mesofil (suhu 250 -400C), Termofil fakultatif (25 oC -55 oC)
dan Termofil obligat (45 oC -75 oC)
(Hasyimi, 2010)
2. Medium
Medium yang digunakan harus memiliki zat-zat yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme, yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan lainlain. Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum
yang digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur
dan khamir. Potato Dextrose Agar bisa digunakan untuk menghitung
jumlah mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count
maupun sebagai tempat perkembangbiakkan jamur.
(Dwidjoseputro, 2005) 3. Pengaruh Sinar
Bakteri biasanya tumbuh dalam gelap, walaupun ini bukan suatu
keharusan. Tetapi sinar ultraviolet mematikan mereka dan ini dapat
7
PAPSA
digunakan untuk prosedur sterilisasi (Depkes RI, 1997 dan
Purnawijayanti, 2001 dalam Suhartini, 2003). Beberapa bakteri
memerlukan persyaratan yang khusus. Diantaranya, bakteri
Fotoautotrofik (fotosintetik), yaitu bakteri dalam pertumbuhannya
harus ada pencahayaan.
(Hasyimi, 2010)
4. Pengaruh Mekanik
Beberapa mikroorganisme dapat hidup dengan tekanan lebih dari 1208
kg/ cm2 dan disebut barofilik. Selain itu tekanan yang tinggi juga dapat
menyebabkan meningkatnya beberapa reaksi kimia sedangkan tekanan
diatas 7500 kg/ cm2 dapat menyebabkan denaturasi protein.
(Davis, 2015)
5. Faktor Kimia
Penggunaan bahan kimia kemungkinan dapat membunuh bakteri. Biasanya kerusakan terjadi
akibat proses oksidasi, koagulasi, dan tegangan permukaan. 6. pH
pH optimum bagi pertumbuhan bakteri berkisar antara 6,5-7,5.
Beberapa spesies bakteri ada yang mempunyai pH minimum 0,5 dan
pH maksimumnya 9,5.
(Hasyimi, 2010)
2.5. Perhitungan Jumlah Koloni
a Perhitungan Dengan SPC
Standart Plate Count (SPC) digunakan untuk menemukan kepadatan
bakteri heterotrofdan fakultatif aerobe. Dalam percobaan ini pengukuran
secara empiris karena bakteridapat membentuk koloni rantai kelompok.
Dasar SPC adalah membuat suatu seripengenceran bahan dengan
kelipatan 10. Setelah inkubasi, dilihat jumlah koloni tiapperiode dapat
digunakan coloni encounter yang dilengkapi dengan
register.Perhitungandan pencatatan koloni pada plate dilakukan sesegera
mungkin setelah periode ini sampai selesai. Bila perhitungan ditunda,
8
PAPSA
plate harus disimpan pada suhu 5-10°C dantidak boleh lebih dari 21 jam.
(Dairy, 2004)
b Perhitungan Manual
Perhitungan koloni secara manual dilakukan dengan menghitung
jumlah koloni terbanyak dan tersedikit. Sampel diencerkan hingga 4 kali
pengenceran, setelah waktu inkubasi, jumlah koloni dalam petridish dapat
dihitung secara manual(dihitung biasa), jumlah koloni terbanyak dan
tersedikit, kemudian dicari rata-ratanya. (Rostavia dkk, 2016)
Jumlah koloni dalam petridish = rata-rata jumlah koloni x luas petridish x fp
Keterangan : Luas Petridish = 63,585 cm
2
Fp = 10
4
Gambar 2.1 Contoh Perhitungan Manual Koloni pada Petridish
2.6. Growth Rate dan Doubling Time
Laju pertumbuhan spesifik (μ) mikroba adalah laju yang ditunjukkan pada
fase pertumbuhan bakteri. Dapat dirumuskan dengan:
μ=
ln(OD2)−ln(OD1) ∆t
μ = Laju pertumbuhan spesifik
OD = Optical Density (Absorbansi)
∆t = Perubahan Waktu (Hari)
Dobling Time adalah waktu yang dibutuhkan mikroba untuk menggandakan diri.
Terdapat hubungan antara laju pertumbuhan spesifik dengan waktu penggandaan.
Sehingga dapat dirumuskan pada saat fase eksponensial secara batch sebagai
berikut:
dt =
9
PAPSA
dt = Doubling Time
μ = Laju Pertumbuhan Spesifik
(Marcellia, 2013)
2.7. Desinfektan
Hand sanitizer merupakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol
yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dengan cara pemakaina
tanpa di bilas dengan air. Salah satu kandungan hand sanitizer yang paling
banyak adalah alkohol yaitu sebesar 60-95 %. Selain alkohol, hand sanitizer
juga mengandung beberapa senyawa lainnya, seperti benzalkonium
chloride, benzethonium chloride. Kandungan alkohol yang ada di hand
sanitizer yang memungkinkan untuk dapat membasmi mikroba. Hand sanitizer
juga dibuat dengan menggunakan bahan kulit buah rambutan. Pemilihan kulit
buah rambutan sebagai bahan pembuatan hand sanitizer ini dikarenakan
rambutan yang memiliki kandungan polifenol yang tinggi dan juga memiliki
aktivitas anti bakteri yang tinggi serta memiliki zat antioksidan. Hal ini
dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Thitilertdecha, et.al.(2008).
(Wina, 2015)
2.8. Sampel Air
Tempat : Kamar mandi gedung B lantai 2 Teknik Kimia Universitas
Diponegoro
Waktu : Rabu, 6 September 2017 pukul 12.17 WIB
Pengamatan : Warna air pada kamar mandi gedung B lantai 2 Teknik
Kimia
Universitas Diponegoro cukup jernih saat sudah
dimasukkan
kedalam botol namun sedikit keruh .
Foto :
10
PAPSA
2.9. Jenis Jenis Media Pertumbuhan Mikroorganisme
Untuk menstimulir pertumbuhan mikroba, maka media yang digunakan
harus mengandung komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroba
tersebut.Campuran bahan-bahan (nutrien) yang digunakan
untuk menumbuhkan, mengisolasi,menguji sifat-sifat fisiologis
dan menghitung jumlah mikroba tersebut dinamakan medium. Media yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroba diklasifikasikan berdasarkan
komposisi atau susunan kimia, konsistensi dan sifatnya.
a. Klasifikasi medium berdasarkan komposisi atau susunan kimia di
golongkan menjadi 4, yaitu:
• Medium organik, yaitu medium yang tersusun dari bahanbahan organik.
• Medium anorganik, yaitu medium yang tersusun dari bahanbahan anorganik.
• Medium sintetik, yaitu media yang tersusun atas senyawa
yang diketahui komposisi kimianya secara tepat. Media
tersebut berisi garam anorganik misalnya asam-asam amino,
asam lemak, alkohol, karbohidrat, atau senyawaorganik serta
vitamin-vitamin.
• Medium nonsintetik, adalah media yang tidak diketahui
komposisi kimiawinya secara pasti.
b. Klasifikasi medium berdasarkan konsistensinya,
digolongkan menjadi 4kelompok, yaitu :
11
PAPSA
Medium cair, yaitu medium berbentuk cair. Media cair
merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat,
umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Kalau
ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya
dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga
mikroba lain, terutama bakteri dan ragi.
• Medium padat, medium yang berbentuk padat
karena diberi penambahan pemadat ±15%, medium ini dapat
berbentuk medium organik (alamiah),misalnya
medium wortel, kentang, dedak dan lain-lain, atau
medium anorganik misalnya silika gel.
• Medium semi padat, medium cair yang ditambahkan
sedikit bahan pemadat(±10%)
• Medium padat yang dapat dicairkan, yaitu medium yang
dalam keadaan panas berbentuk cair tapi dalam keadaan
dingin berbentuk padat, sebab medium ini mengandung
agar-agar atau gelatin maupun gelrite. Berdasarkan atas
keperluannya medium ini dapat dibuat tegak atau miring
(misalnya medium agar tegakdan medium agar miring).
c. Klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi 7
golongan,yaitu:
• Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang
bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum.
Contoh Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi
pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk
menstimulir pertumbuhan fungi.
• Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe
pertumbuhanmikroba dan kemampuannya untuk
mengadakan perubahan-perubahan kimiatertentu misalnya,
medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
• Media diperkaya (enrichment media), media yang
ditambahkan
12
PAPSA
bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan
mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan
untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya
sedikit dalam suatu campuran berbagai mikroba.
• Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahanbahan tertentu yangakan menghambat pertumbuhan mikroba
yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen.
Inhibitor
yang digunakan berupa antibiotik, garam dan bahan-bahan
kimia lainnya.
• Media differensial, merupakan media yang ditambahkan
bahan-bahan kimiaatau reagensia tertentu yang
menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan
perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan
dengan jenis lainnya.
• Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan
susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian senyawasenyawa tertentu dengan bantuan bakteri misalnya medium
untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain.
• Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik
yang digunakanuntuk menghitung jumlah mikroba
dalam suatu bahan, misalnya medium untukmenghitung
jumlah bakteri E. Coli air sumur
• (Abdul, 2009)
2.10. Jenis Jenis Desinfektan
Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya
infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk
membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit
lainnya. Ada beberapa jenis desinfektan, yaitu :
• Garam Logam Berat
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam
jumlah yang kecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut
13
PAPSA
oligodinamik. Hal ini mudah sekali ditunjukkan dengan
suatueksperimen. Namun garam dari logam berat itu mudah merusak
kulit, makan alat-alat yang terbuat darilogam dan lagipula mahal
harganya.
• Zat Perwarna
Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya
bakteriostatis. Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram
positif, walaupun beberapa khamir dan jamur telah dihambat atau
dimatikan, bergantung pada konsentrasi zat pewarna tersebut.
• Klor
Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. persenyawaan
klor dengan kapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang
banyak dipakai untuk mencuci alat-alat makan dan minum.
• Alkohol
Etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan
benzyl alcohol juga antiseptic.Benzyl alcohol biasa digunakan
terutama karena efek preservatifnya (sebagai pengawet)
• Hidogen Peroksida
Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena
kemampuannya mengoksidasi. Agen inisangat tidak stabil tetapi
sering digunakan dalam pembersihan luka, terutama luka yang dalam
yang didalamnya kemungkinan dimasuki organisme aerob.
• Betapropiolakton
Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen
oksida. Agen ini mematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh
lebih besar daripada yang diperlukan untuk mematikan bakteri
vegetatif. Efeknya cepat, ini diperlukan, karena betapropiolakton
dalam larutan cair mengalami hidrolisis cukupcepat untuk
menghasilkan asam akrilat, sehingga setelah beberapa jam tidak
terdapat betapropiolaktonyang tersisa.
• Sabun dan Detergen
14
PAPSA
Sabun bertindak terutama sebagai agen akti-permukaan;yaitu
menurunkan tegangan permukaan. Efek mekanik ini penting karena
bakteri, bersama minyak dan partikel lain, menjadi terjaring dalam
sabun dan dibuang melalui proses pencucian.
• Antibiotik
Antibiotik ialah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zatzat itu dalam jumlah yang sedikitpun mempunyai daya penghambat
kegiatan mikroorganisme yang lain.
(Nora, 2014)
15
PAPSA
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Praktikum
3.1.1. Skema Rancangan Percobaan
3.1.1.1 Uji Koloni
3.1.1.2 Uji Desinfektan
3.1.2 Variabel Operasi
3.1.2.1 Uji Koloni
Variabel Tetap :
• Sampel Air : Air kamar mandi gedung B lantai 2
Teknik Kimia Undip
16
PAPSA
• Waktu Inkubasi : 5 hari
Variabel Bebas : pH media (5,7,11)
3.1.2.1 Uji Desinfektan
Variabel Tetap :
• Sampel : Hand sanitizer Detol
• Waktu Inkubasi : 5 hari
Variabel Bebas : Konsentrasi ( 0%,10%, 40%, 90%) basis 10 Ml
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Bahan
1. Sampel Air Kamar Mandi Gedung B lantai 2 Teknik Kimia UNDIP
2. Aquadest
3. Media
4. Desinfektan ( Handsanitizer Detol )
3.2.2 Alat
1. Beaker glass 4. Pengaduk
2. Petridish 5. Kompor Listrik
3. Erlenmeyer 6. Pipet tetes
3.3. Gambar Alat
1. Beaker Glass 2. Petridish 3. Erlenmeyer
4. Pengaduk 5. Kompor listrik 6. Pipet tetes
17
PAPSA
3.4. Cara Kerja
Langkah-langkah pendahuluan :
1. Menyiapkan petridish yang sudah disterilisasi
2. Mengencerkan sampel dengan cara mengambil 10 ml sampel kemudian diencerkan 100 ml, dan
dari 100 ml diambil 10 ml lalu diencerkan lagi menjadi 100 ml.
3. Melanjutkan sampai didapatkan 4 kali pengenceran. 4. Menyiapkan media, mengambil 3,9
gram media kemudian tambahkan
aquadest kurang lebih 80 ml. 5. Mengatur pH media 5,7 dan 11.
6. Memanaskan media hingga mendidih.
7. Membagi media ke dalam petridish secara merata.
Langkah-langkah percobaan PA :
1. Uji Koloni
a. Membiarkan media dalam petridish sampai setengah padat kemudian taburi dengan sampel yang
sudah diencerkan secara merata ke permukaan media menggunakan pipet tetes yang sudah
disterilisasi.
b. Menyimpan dalam ruang inkubasi dengan cara dibalik peletakannya
selama waktu inkubasi yang ditentukan. (Biasanya ± 2 hari) c. Menghitung jumlah koloni
terbanyak dan tersedikit (dihitung biasa),
kemudian dicari rata-ratanya.
Rata-Rata jumlah koloni = (terbanyak + tersedikit) / 2
Jumlah koloni dalam petridish = rata-rata jumlah koloni x luas
petridish x fp Keterangan : Luas petridish = 63,585 cm
2
Fp =10
4
d. Menghitung growth rate atau nilai laju pertumbuhan spesifik (μ)
dengan menggunakan persamaan :
μ=
lnx − lnx
0 t Keterangan :
μ = laju pertumbuhan spesifik x = konsentrasi sel pada t tertentu x
0
= konsentrasi sel awal t = waktu yang dibutuhkan
18
PAPSA
Sedangkan doubling time tersebut dapat dirumuskan menjadi :
td =
ln2 μ Keterangan : td = doubling time μ = laju pertumbuhan spesifik ln 2 = konsentrasi sel (saat
penggandaan)
2. Uji Desinfektan
a. Membiarkan media dalam petridish sampai setengah padat kemudian
taburi dengan sampel yang sudah diencerkan secara merata ke permukaan
media menggunakan pipet tetes yang sudah disterilisasi
b. Membiarkan media dalam petridish memadat kemudian buat lubang kecil
pada tengah-tengah media tersebut. Kemudian teteskan desinfektan handsanitizer
detol pada lubang tersebut.
c. Menyimpan dalam ruang inkubasi selama waktu yang telah ditentukan
(biasanya ±2 hari).
d. Mencatat radius pertumbuhan diukur dari lubang yang dibuat (radius terjauh,
radius terdekat, dan rata-rata).
19
PAPSA
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh pH Media terhadap Jumlah Koloni dalam Petridish
90000000
84670000
80000000
76010000
70000000
36240000
145
Gambar 4.1 Grafik Pengaruh pH Media terhadap Jumlah Koloni
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh pH media yang
digunakan terhadap jumlah koloni dalam petridish. Pada pH 5 jumlah koloni pada
hari 1 adalah 2734000, pada hari 4 sebanyak 4005000, dan pada hari 5 sebanyak
4768000. Pada pH 7, hari 1 sebanyak 6008000, hari 4 sebanyak 76010000 dan pada
hari 5 sebanyak 84670000. Pada pH 11, hari 1 sebanyak 36240000, hari 4 sebanyak
43870000 dan pada hari 5 sebanyak 50050000. Dapat disimpulkan jumlah koloni
meningkat setiap hari, dan jumlah koloni terbanyak selalu berada pada pH 7.
Media dengan pH 7 memiliki jumlah koloni yang paling banyak. Hal ini
dikarenakan pH optimum untuk pertumbuhan mikroba adalah sekitar 7-8 (netral).
Sedangkan pada pH yang rendah, membran sel menjadi jenuh oleh ion hidrogen
sehingga membatasi transport membran. Keracunan yang terjadi pada pH rendah
adalah karena sebagian substansi asam yang tidak terurai meresap ke dalam sel,
sehingga terjadi ionisasi dan pH sel berubah. Perubahan ini menyebabkan proses
pengiriman asam-asam amino dari RNA terhambat sehingga menghambat
pertumbuhan dan bahkan dapat membunuh mikroba. Oleh karena itu, pada pH 11
jumlah koloni yang ditemukan lebih banyak dibandingkan dengan pH 5
(Agustiyani, 2004).
60080000 60000000
50000000
43870000
47680000
50050000
pH 5
pH 7
pH 11
0
40050000 40000000
30000000
27340000
20000000
10000000
20
PAPSA
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pH media memiliki pengaruh
terhadap pertumbuhan koloni, dan pH optimum berada pada pH 7-8 (netral).
4.2. Pengaruh pH Media terhadap Growth Rate dan Doubling Time
0,12
0,111
0,1
0,08
0,06
0,068
0,066
0,04
0,02
0
pH 5 pH 7 pH 11
Gambar 4.2 Grafik Pengaruh pH Media terhadap Growth Rate
12
10
10,193
10,052
8
6
6,24
4
2
0
pH 5 pH 7 pH 11
Gambar 4.3 Grafik Pengaruh pH Media terhadap Doubling Time
Pada gambar 4.2 menunjukkan nilai growth rate pada masing-masing pH
media yaitu pada pH 5, nilai growth rate sebesar 0,111 , pada pH 7 yaitu 0,068 dan
pada pH 11 yaitu 0,066. Sedangkan pada gambar 4.3 menunjukkan nilai doubling
time pada masing-masing pH media 5,7, dan 11 yaitu 6,24 , 10,193 dan 10,502.
Nilai growth rate dan doubling time berbanding terbalik, dimana apabila
nilai growth rate semakin besar, maka nilai doubling time akan semakin kecil, dan
21
PAPSA
sebaliknya.
Mikroba cenderung lebih cepat tumbuh pada pH optimum sebesar 7,5-8,5 (netral).
Oleh karena itu, apabila nilai pH lebih besar atau lebih kecil dari pH optimum, maka
mikroba akan semakin sulit tumbuh, nilai growth rate akan semakin menurun dan
doubling time akan semakin besar (Agustiyani, 2004).
Pengaruh pH terhadap pertumbuhan bakteri ini berkaitan dengan aktivitas
enzim. Enzim ini dibutuhkan oleh beberapa bakteri untuk mengkatalis reaksireaksi
yang berhubungan dengan pertumbuhan bakteri. Enzim memiliki pH optimum 5-7
(Pratiwi, 2015). Apabila pH dalam suatu medium atau lingkungan tidak optimal
maka akan mengganggu kerja enzim-enzim tersebut dan akhirnya mengganggu
pertumbuhan bakteri itu sendiri. (Suriani, 2013)
4.3. Pengaruh Konsentrasi Desinfektan terhadap Radius Perkembangan
Mikroba
2,75
2,7
2,7
2,65
2,65
2,65
2,6
2,55
2,5
2,45
2,45
2,4
2,35
2,3
0% 10% 40% 90%
Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Konsetrasi Desinfektan terhadap Radius
Perkembangan Mikroba
Pada gambar 4.4 menunjukkan radius perkembangan mikroba pada
konsentrasi desinfektan 0%, 10%, 40%, dan 90% yaitu sebesar 2,45 , 2,65 , 2,7 ,
dan 2,65. Pada percobaan kali ini desinfektan yang digunakan adalah Handsanitizer.
Radius terjauh yaitu pada konsentrasi 40% dan terdekat pada konsentrassi 0%.
Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi desinfektan,
maka semakin jauh radius dari perkembangan mikroba. Hal ini disebabkan
desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya
22
PAPSA
infeksi dengan membunuh jasad renik (bakterisid), terutama pada benda mati. Oleh
karena itu semakin besar konsentrasi dari desinfektan maka semakin jauh radius
perkembangan dari mikroba, dikarenakan semakin terhambatnya pertumbuhan
bakteri disekitar desinfektan tersebut (Fajriputri, 2014). Namun, pada konsentrasi
90 %, terjadi penurunan radius perkembangan mikroba. Hal ini terjadi karena pH
media yang digunakan pada variabel dengan konsentrasi desinfektan 90% tidak
optimum (rendah), pH rendah diperlukan untuk mencapai efektivitas optimum dari
desinfektan. Oleh karena itu, pada konsentrasi 90% mengalami penurunan radius
perkembangan mikroba. (Prameswari, 2015)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa desinfektan berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba, khususnya radius pertumbuhan mikroba, dikarenakan
desinfektan dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan mikroba tersebut.
23
PAPSA
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1 Jumlah koloni terbanyak pada percobaan uji koloni terdapat pada media
dengan pH 7 yaitu pH optimum.
2 Nilai growth rate tertinggi dan doubling time terendah berada pada media
dengan pH 5, karena semakin basa nilai pH maka nilai growth rate akan
semakin menurun dan nilai doubling time semakin tinggi.
3 Semakin besar konsentrasi desinfektan yang digunakan, maka radius
pertumbuhan mikroba akan semakin jauh dari sumber desinfektan
5.2 Saran
1 Alat yang digunakan harus berada dalam keadaan steril
2 Memperhatikan kepadatan media sesuai dengan prosedur
3 Menjaga kondisi petridish agar tetap steril dan tidak terkontaminasi
4 Penaburan sampel ke media dilakukan secara merata
5 Lebih teliti saat menghitung jumlah koloni pada setiap media
24
PAPSA
DAFTAR PUSTAKA
Afif, Fahtoni. 2015. Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang
yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang Selatan.
Diakses dari http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/257/246
pada 3 September 2017
Agustiyani, Dwi, dkk. 2004. Pengaruh pH dan Substrat Organik Terhadap
Pertumbuhan dan Aktivitas Bakteri Pengoksidasi Amonia. Diakses dari
http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0502/D050201.pdf pada 11 Oktober
2017
Aini, Nurul. 2015. Media Alternatif Untuk Pertumbuhan Jamur Menggunakan
Sumber Karbohidrat Yang Berbeda. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dairy. 2004. Standard Plate Count..
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Bioteknologi. Djambatan : Jakarta
Fajriputri, Hera. 2014. Uji Koefisien Fenol Produk Antiseptik dan Desinfektan yang
Mengandung Senyawa Aktiv Benzalkonium Klorida. Diakses dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30031/1/HER
20AJRIPUTRI-FST.pdf pada 11 Oktober 2017
Fauziah, Adelina. 2011. Efektivitas Saringan Pasir Cepat Dalam Menurunkan
Kadar Mangan (Mn) Pada Air Sumur Dengan Penambahan Kalium Permanganat
(KMnO4) 1%. Skripsi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara Medan.
Furkan. 2011. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEMERIKSAAN
AIR. Diakses dari https://www.scribd.com/doc/100064154/Pemeriksaan
Air pada 3 September 2017
Gultom, David R. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Mikroorganisme. Diakses dari https://www.academia.edu/16528952/Maka
lah_Mikrobiologi_FAKTORFAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI_PE
KEMBANGAN_MIKROORGNISME pada 3 September 2017
Hikmat. 2010. Hitungan Cawan. https://www.academia.edu/12062724/Hitungan-
Cawan pada tanggal 21 Maret 2017
25
PAPSA
Marcellia, Selvi. 2013. Pemberian Senyawa Osmolit Organik Taurin Pada Pakan
Buatan Terhadap Respon Pertumbuhan Dan Perkembangan Gonad Ikan
Nila (Oreochromis Niloticus) Pra-Dewasa. Fakultas Mipa, Universitas
Lampung.
Nora, Purwanti. 2014. Desinfektan. Diakses dari https://www.scribd.com/doc/2211
30967/jenis-jenis-desinfektan pada 9 September 2017
PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990
Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Prameswari, Nila. 2015. Tugas Biomedik Desinfektan Dan Antiseptik. Politeknik
Kesehatan Kemenkes Surabaya
Retnowati, Yuliana. 2011. Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus Pada
Media Yang Diekspos Dengan Infus Daun Sambiloto (Andrographis
paniculata). Diakses dari http://repository.ung.ac.id/get/simlit_res/1/251/
PertumbuhanBakteri-Staphylococcus-Aureus-Pada-Media-Yang Diekspos
Dengan-InfusDaun-Sambiloto-Andrographis-Paniculata.pdf
Ristiati, N.P. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depo Air Minum Isi
Ulang Di Kota Singaraja Bali. Diakses dari http://www.unhas.ac.id/has
bi/TOT-AtmeSpr/eSpring%20TTT/background/Air%203.pdf
Rostavia, Inggit, Hj. Her Gumiwang Ariswati, dan Priyambada C Nugraha. 2016.
Colony Counter Multipen.
Selvia, Wina.R. 2015. Formulasi Sediaan Gel Handsanitizer Ekstrak Kulit Buah
Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) serta Uji Aktivitsnya Terhadap
Bakteri Escherichia Coli dan Stapphylococcus. Diakses dari
http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/746/fulltext_fit
ianigsih_Prosiding%20KNM A%202015_351355.pdf?sequence=3&isAll
owed=y pada 3 September 2017
Suriani, Sanita dkk. 2013. Pengaruh Suhu dan pH terhadap Laju pertumbuhan Lima
Isolat Bakteri Anggota Genus Pseudomonas yang diisolasi dari Ekosistem
Sungai Tercemar Deterjen di sekitar Kampus Universitas Brawijaya.
Fakultas MIPA. Universitas Brawijaya
Wahab, Abdul. 2009. Sterilisasi. Diakses dari https://www.scribd.com/
doc/138618184/Sterilisasi-Lengkap-pdf pada 3 September 2017
26
PAPSA
RINGKASAN
Populasi mikroba di alam sangat besar dan komplek. Isolasi merupakan cara untuk
memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu. Pekerjaan memindahkan mikroba dari medium
ke medium yang lain harus dilakukan secara teliti dan juga peralatannya harus benar benar steril.
Tujuan praktikum ini adalah agar mampu menguasai teknik pemindahan jamur dari suatu wadah
ke wadah lain dan memahami berbagai macam proses sterilisasi.
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membebaskan sesuatu dari kuman, virus, spora dan
jamur. Beberapa metode sterilisasi yaitu sterilisasi dengan autoclave, oven, secara kimiawi, sinar
UV, dan pendidihan. Pemindahan secara aseptis ini menggunakan jamur Aspergillus niger yang
biasanya diisolasi dari tanah, sisa tumbuhan, dan udara di dalam ruangan.
Bahan yang digunakan adalah sampel jamur dan media PDA. Alat yang digunakan adalah
tabung reaksi, inokulum, beaker glass, pipet tetes, gelas ukur, kompor listrik dan petridish.
Langkah percobaan nya adalah membiarkan media memadat, menyiapkan dan mensterilkan
kawat osse, memindahkan mikroba, menyimpan dalam ruang inkubasi selama 5 hari dan
mengamati kenampakan selama waktu inkubasi.
Dari hasil percobaan, pemindahan Aspergillus Niger berhasil karena dapat bertumbuh
dengan baik di kedua media. Namun, terdapat perbedaan jumlah koloni di kedua media, dimana
media dengan penutup plastik sedikit lebih banyak jumlah koloni nya dibandingkan dengan media
dengan penutup koran. Metode pemindahan Aspergillus Niger ada 3 yaitu metode gores, metode
tusuk dan metode sebar.
Kesimpulan dari hasil percobaan adalah pemindahan pemindahan Aspergillus Niger berhasil
karena dapat bertumbuh dengan baik di kedua media. Namun, terdapat perbedaan jumlah koloni
di kedua media, dimana media dengan penutup plastik sedikit lebih banyak jumlah koloni nya
dibandingkan dengan media dengan penutup koran. Saran yang diberikan adalah semua alat
harus disterilisasi sebelum digunakan, penutup tabung harus benar- benar rapat agar tidak ada
udara yang masuk.
Kata Kunci : Sterilisasi, Aspergillus Niger
27
PAPSA
SUMMARY
The population of microbes in nature is very large and complex. Isolation is a way to separate
or move certain microbes. The work of moving microbes from one medium to another should be
done carefully and also the equipment must be completely sterile. The purpose of this lab is to be
able to approach the technique of moving mushrooms from a container to another container and
to understand the various sterilization processes.
Sterilization is a process to free something from germs, viruses, spores and fungi. Several
methods of sterilization with autoclave, oven, chemically, UV rays, and boil. This aseptic removal
uses the Aspergillus niger fungus that is usually isolated from the soil, plant residue, and air in
the room.
The materials used are mushroom samples and PDA media. The tools used are test tube,
inoculum, beaker glass, dropper dropper, measuring cup, electric stove and petridish. His
experimental step is to let the media solidify, prepare and sterilize the osse wire, move the
microbes, store in the incubation room for 5 days and observe the appearance during the
incubation time.
From the experimental results, the removal of Aspergillus Niger is successful because it can
grow well in both media. However, there are differences in the number of colonies in both media,
where the media with a plastic cover slightly more the number of colonies than the media with
newspaper cover. Aspergillus Niger transfer method there are 3 that is scratch method, puncture
method and spread method.
The results of the experiment were the successful removal of Aspergillus Niger removal
because it can grow well in the second medium. However, there is a difference in the number of
colonies in the second medium, where the media with plastic cover slightly more the number of its
colonies with media with newspaper cover. The advice given is that all the equipment must be
sterilized before use, the tube cover must be completely tight so there is no air coming in.
Kata Kunci : Sterilisation, Aspergillus Niger
28
PAPSA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratusratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian
tubuhkita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sebagai contoh,
sekali bersin dapat. Isolasi merupakan cara untuk memisahkan
atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh
kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel
mikrobanya berasal dari pembelahan dari satusel tunggal.
Pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium
yang baru harus dilakukan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar
semua alat-alat yang ada sangkut pautnya dengan medium dan pekerjaan
inokulasi itu benar- benar steril. Hal ini untuk
menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak
diinginkan (Ayu, 2009). Sterilisasi adalah suatu prosses untuk membebaskan
sesuatu dari kuman, virus, spora dan jamur. Sterilisasi ada dua macam, yaitu
sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sehingga percobaan ini perlu dilakukan
karena peran kita sebagai calon sarjana teknik kimia
1.2. Rumusan Masalah
Kehidupan bakteri dapat dipelajari dengan cara melakukan kulturisasi
(pembiakan) dan isolasi bakteri yang umumnya membutuhkan teknik-teknik
tertentu. Pekerjaan mengisolasi media steril dengan biakan bakteri murni tanpa
terkontaminasi dari lingkungan luar disebut dengan teknik aseptik. Pada
praktikum ini, dilakukan teknik pemindahan bakteri secara aseptis dari suatu
wadah ke wadah lain dengan metode gores serta proses sterilisasi pembakaran
dan kimia.
29
PAPSA
1.3. Tujuan Percobaan
1. Dapat menguasai teknik pemindahan Aspergillus Niger dari suatu
wadah ke wadah lain
2. Memahami berbagai macam proses sterilisasi
1.4. Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa dapat menguasai teknik pemindahan Aspergillus Niger dari
suatu wadah ke wadah lain.
2. Mahasiswa memahami berbagai macam proses sterilisasi.
30
PAPSA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yangada,
jika ditumbuhkan di alam suatu medium tidak ada jasad renik yang
dapatberkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling
tahanpanas yaitu spora bakteri. Adanya pertumbuhan mikroorganisme
menunjukkanbahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak
sempurnanya prosessterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka
spora bakteri yangmerupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia
akan diluluhkan.
(Lasinrang, 2014)
Ada beberapa metode sterilisasi, yaitu :
a) Metode Fisik
1) Pemanasan
• Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api
secara langsung,
• Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 160-1800C.
Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari
kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dan lain-lain.
• Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan
yang mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini
supaya tidak terjadi dehidrasi.
• Uap air panas bertekanan: menggunakan autoclave.
2) Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada
permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
(Amalia, 2015)
b) Metode Kimiawi
31
PAPSA
Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan,
larutan alkohol, formalin dan sebagainya.Proses sterilisasi ini tidak
dapat digunakan untuk bahan atau benda yangdapat dirusak oleh bahan
kimia.
(Abdul, 2009)
2.2. Sampel Jamur
Gambar 2.1. Sampel Jamur Aspergillus niger
Aspergilus niger merupakan fungi berfilamen dengan hifa berseptat yang
dapat ditemukan melimpah di alam. Habitat spesies ini kosmopolit didaerah
tropis dan subtropik, dan mudah diisolasi. A. niger merupakan mikroba jenis
kapang yang dapat tumbuh cepat dan tidak membahayakan karena tidak
menghasilkan mikotoksin dan mudah dikembangkan.
Ciri–ciri Aspergillus niger yaitu mempunyai kepala konidia yang besar,
bulat dan berwarna hitam, coklat hitam atau ungu coklat. Konidianya kasar dan
mengandung pigmen, hifa septat dan miselium bercabang. Konidiofora
membengkak membentuk vesikel pada ujungnya membawa sterigmata dimana
tumbuh konidia. Konidia membentuk rantai berwarna hijau, coklat atau hitam,
Jamur ini tumbuh baik pada suhu kamar dan pada medium pH asam.
Aspergillus niger dapat tumbuh cepat dengan menggunakan nutrisi yang ada
disekelilingnya. Molekul–molekul sederhana seperti monosakarida yang
terlarut disekeliling hifa dapat diserap langsung oleh hifa, tetapi polimer–
polimer seperti amilum atau selulosa harus dipecah dulu oleh enzim-enzim
ekstraseluler yang dihasilkan oleh Aspergillus niger menjadi molekul–molekul
32
PAPSA
yang lebih sederhana sebelum diserap ke dalam sel. Aspergillus niger dapat
tumbuh optimum pada suhu 35-37°C, dengan suhu minimum 6-8 °C, dan suhu
maksimum 45-47°C.
(Wuryanti,2008)
Aspergillus Niger dapat menghasilkan enzim invertase yang dapat
diaplikasikan pada industri pangan maupun nonpangan.Hidrolisis substrat
sukrosa dengan enzim invertase dapat menghasilkan produk berupa glukosa
dan fruktosa yang bermanfaat.Monosakarida berupa glukosa dan fruktosa
dapat digunakan untuk produksi gula invert.Gula invert memiliki cita rasa yang
lebih manis dibandingkan sukrosa, selain itu gula invert dapat
mempertahankan tekstur, memperbaiki rasa dan warna produk makanan dan
minuman .Produk gula invert berpotansi untuk dijadikan sebagai bahan
pembuatan coklat, permen, selai, madu buatan, minuman (soft drink) dan sirup.
(Dwi, 2015)
33
PAPSA
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Percobaan
3.1.1 Skema Rancangan Percobaan
3.1.2 Variabel Operasi
Variabel Tetap :
• Sampel Jamur : Aspergillus Niger
• Waktu inkubasi : 5 hari
Variabel Bebas :
• Penutup plastik dengan tabung reaksi tegak
• Penutup koran dengan tabung reaksi tegak
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1 Bahan
1. Sampel jamur ( Aspergillus Niger )
2. Media PDA
3.2.2 Alat
1. Tabung Reaksi 5. Gelas ukur 2. Inokulum 6. Kompor Listrik 3. Beaker Glass 7. Petridish 4.
Pipet tetes
34
PAPSA
3.3. Gambar Alat
1. Tabung Reaksi 2. Beaker Glass 3. Pipet Tetes
4. Gelas Ukur 5. Kompor Listrik 6. Petridish
3.4. Cara Kerja
Langkah-langkah percobaan PSA :
1. Biarkan media dalam tabung memadat (untuk media miring, sebelum memadat kedudukan
tabung reaksi dibuat tegak kemudan dibiarkan sampai memadat). 2. Menyiapkan kawat osse,
Bunsen dan HCl (sesuaikan variabel)
3. Mensterilkan kawat osse : Panaskan kawat osse menggunakan bunsen kemudian memasukkan
kawat osse yang telah dipanaskan ke larutan HCl kemudian panaskan kawat osse lagi.
4. Memindahkan mikroorganisme dari biakan murni yang tersedia menggunakan kawat osse yang
sudah disterilisasi ke media baru dalam tabung/petridish.
5. Untuk media dalam tabung, gunakan penutup plastik dan koran
6. Menyimpan dalam ruang inkubasi selama waktu inkubasi yang telah
ditentukan
7. Mengamati kenampakan setelah waktu inkubasi.
35
PAPSA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Penutup Tabung Reaksi terhadap Pertumbuhan Aspergillus
Niger
Gambar 4.1 Pertumbuhan Aspergillus Niger dengan Penutup Plastik
Tabung Reaksi
Gambar 4.2 Pertumbuhan Aspergillus Niger dengan Penutup Koran
Tabung Reaksi
Dari gambar 4.1 dan 4.2 dapat dilihat bahwa Aspergillus Niger dapat
36
PAPSA
bertumbuh dengan baik di kedua media tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
pemindahan Aspergillus Niger berhasil. Namun, dari kedua media tersebut
dapat dilihat sedikit perbedaan, dimana pertumbuhan koloni di media yang
menggunakan penutup plastik sedikit lebih banyak dibandingkan dengan
pertumbuhan koloni di media dengan penutup koran.
Tujuan dari penutupan ini adalah untuk mencegah adanya zat
kontaminasi yang dapat mengganggu pertumbuhan dari Aspergillus Niger
didalam media pembiakan. Penutup yang digunakan pada praktikum ini
adalah penutup plastik dan juga kertas koran. Plastik dan kertas memiliki
beberapa perbedaan, diantaranya, kertas lebih ramah lingkungan jika
dibandingkan dengan plastik, karena dapat di daurulang. Namun, pada
media dengan penutup kertas memiliki Aspergillus Niger yang lebih
banyak, karena pada kertas memiliki pori-pori yang lebih besar dibanding
plastik yang memungkinkan udara dan kontaminan lebih mudah masuk
(Zulkarnain, 2015).
4.2 Teknik Pemindahan Aspergillus Niger
1 Metode Gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan
waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh
dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni
yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam
cawan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garisgaris goresan akan terdapat sel-selyang cukup terpisah sehingga dapat
tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan dilakukan pada medium
pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan
dengan baik teknik inilah yang paling praktis.
Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masingmasing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan
sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.
2 Metode Tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan
petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril.
37
PAPSA
Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan
dapatmenginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran
bakteri yangmerata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul
koloni koloni yang terpisah-pisah.
3 Metode Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung
jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan
kedalam media. Pertama menyiapkan kultur murni jamur dan media PDA.
Selanjutnya mensterilkan ujung kawat osse dengan mencelupkannya ke
dalam alkohol Kemudian memotong sedikit medium bersama miselium
yang tumbuh pada permukaannya, menggunakan kawat osse secara aseptis
Lalu menempatkan potongan miselium itu ke permukaan agar kentang
miring pada tabung reaksi.
( Sulaiman dkk, 2015)
38
PAPSA
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1 Pada pemindahan Aspergillus Niger secara aseptis berhasil, dikarenakan
koloni dapat tumbuh pada kedua media.
2 Terdapat sedikit perbedaan pada jumlah koloni pada kedua media tersebut.
Media dengan penutup plastik memiliki koloni sedikit lebih banyak
dibandingkan dengan media dengan penutup kertas koran.
5.2 Saran
1 Alat-alat yang digunakan harus di sterilisasi terlebih dahulu.
2 Kawat osse di sterilisasi terlebih dahulu sebelum menggoreskan jamur.
3 Pastikan media yang digunakan sudah benar-benar padat
4 Pastikan tabung media tertutup rapat agar tidak ada udara yang masuk.
5 Membakar mulut cawan petri sesudah atau sebelum menggoreskan jamur
39
PAPSA
DAFTAR PUSTAKA
Aditia, Lansirang. 2014. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Diakses
dari https://www.academia.edu/16007115/Laporan_Praktikum_Mikrobiol
ogi_Sterisasi_ pada 3 September 2017
Amalia, Febri dkk. 2015. Makalah Sterilisasi dan Desinfeksi. Diakses dari
https://wwwslideshare.net/HuryCanz/makalah-sterilisasi-dan-desinfeks
pada 30 Oktober 2017
Cahyani, Vita R. PENGARUH BEBERAPA METODE STERILISASI TANAH
TERHADAP STATUS HARA, POPULASI MIKROBIOTA, POTENSI
INFEKSI MIKORISA DAN PERTUMBUHAN TANAMAN. Diakses dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=149968&val=5909&
itlePENGARUH%20BEBERAPA%20METODE%20STERILISASI%20
ANA%20TERHADAP%20STATUS%20HARA,%20POPULASI%20M
KROBIOA,%20POTENSI%20INFEKSI%20MIKORISA%20DAN%20
ERTUMBUHAN%20TANAMAN pada 3 September 2017
Indriani, Dwi. 2015. INVERTASE DARI Aspergillus niger DENGAN METODE
SOLID STATE FERMENTATION DAN APLIKASI DI INDUSTRI:
KAJIAN PUSTAKA. Diakses dari http://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article
/view File/263 /296 pada 3 September 2017
Putri, Ayu M. 2009. ISOLASI DAN PEMURNIAN MIKROBA. Diakses dari
https://www.scribd.com/document/56202648/26251704-Isolasi-Dan-PemurnianMikro
ba pada 3 September 2017
Sulaiman, Riza, dkk. Laporan Praktikum Mikrobiologi Perairan Inokulasi, Isolasi,
Dan Identifikasi Mikroba. Diaksesd dari https://www.academia.edu/19642
172/keamanan_kemasan_pangan pada 11 Oktober 2017
Wahab, Abdul. 2009. Sterilisasi. Diakses dari https://www.scribd.com/doc/1386
18184/Sterilisasi-Lengkap-pdf pada 3 September 2017
Wuryanti. 2008. Pengaruh Penambahan Biotin Pada Media Pertumbuhan Terhadap
Produksi Sel Aspergillus niger. Diakses darihttp://ejournal.undip.ac.id/
index.php/bioma/article/viewFile/3375/3036 pada 3 September 2017
40
PAPSA
Zulkarnain, Iskandar. 2015. Keamanan Kemasan Pangan. Diakses dari https://
www.academia .edu/19642172/keamanan_kemasan_pangan pada 11
Oktober 2017
41
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
INDUSTRI
Materi:
PAPSA
KELOMPOK 4 KAMIS
4. Cindy Nellasary 21030116120004
5. Diah Ayu Almaas Salwa 21030116140118
6. Samuel Alexandro Rajagukguk 21030116130171
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
INDUSTRI TEKNIK KIMIA FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
I. TUJUAN PERCOBAAN
Pemeriksaan Air
1. Mampu mengetahui pengaruh pH media (5,7,11) terhadap jumlah koloni
2. Mampu mengetahui growth rate dan doubling time pertumbuhan koloni
3. Mampu membandingkan radius perkembangan mikroba dengan desinfektan berbeda
konsentrasi (0%,10%,40%,90%)
Pemindahan Secara Aseptis
1. Dapat menguasai teknik pemindahan Aspergillus Niger dari suatu wadah ke wadah
lain
2. Memahami berbagai macam proses sterilisasi
II. PERCOBAAN
1.1 Bahan yang Digunakan
Pemeriksaan Air
1. Sampel Air Kamar Mandi Gedung B Lantai 2 Teknik Kimia UNDIP
2. Aquadest
3. Media Potato Dextrose Agar
Pemindahan Secara Aseptis
1. Aspergillus Niger
2. Media Potato Dextrose Agar
2.2. Alat yang Dipakai
Pemeriksaan Air
1. Beaker Glass 4. Pengaduk
2. Petridish 5. Kompor Listrik
3. Erlenmeyer 6. Pipet Tetes
Pemindahan Secara Aseptis
1. Tabung Reaksi 4. Pipet Tetes
2. Inokulum 5. Gelas Ukur
3. Beaker Glass 6. Kompor Listrik
2.3 Cara Kerja
Langkah-langkah pendahuluan :
8. Menyiapkan petridish yang sudah disterilisasi
9. Mengencerkan sampel dengan cara mengambil 10 ml sampel kemudian diencerkan
100 ml, dan dari 100 ml diambil 10 ml lalu diencerkan lagi menjadi 100 ml.
10. Melanjutkan sampai didapatkan 4 kali pengenceran. 11. Menyiapkan media, mengambil 3,9
gram media kemudian tambahkan aquadest
kurang lebih 80 ml. 12. Mengatur pH media 5,7 dan 11.
13. Memanaskan media hingga mendidih.
14. Membagi media ke dalam petridish secara merata.
Langkah-langkah percobaan PA :
2. Uji Koloni
a. Membiarkan media dalam petridish sampai setengah padat kemudian taburi dengan sampel yang
sudah diencerkan secara merata ke permukaan media menggunakan pipet tetes yang sudah
disterilisasi.
b. Menyimpan dalam ruang inkubasi dengan cara dibalik peletakannya selama waktu
inkubasi yang ditentukan. (Biasanya ± 2 hari) d. Menghitung jumlah koloni terbanyak dan
tersedikit (dihitung biasa), kemudian
dicari rata-ratanya.
Rata-Rata jumlah koloni = (terbanyak + tersedikit) / 2
Jumlah koloni dalam petridish = rata-rata jumlah koloni x luas petridish x fp
Keterangan : Luas petridish = 63,585 cm
2
Fp =10
4
e. Menghitung growth rate atau nilai laju pertumbuhan spesifik (μ) dengan
menggunakan persamaan :
μ=
lnx − lnx
0t
Keterangan :
μ = laju pertumbuhan spesifik x = konsentrasi sel pada t tertentu x
0
= konsentrasi sel awal t = waktu yang dibutuhkan
Sedangkan doubling time tersebut dapat dirumuskan menjadi :
td =
ln2 μ
Keterangan :
td = doubling time μ = laju pertumbuhan spesifik ln 2 = konsentrasi sel (saat penggandaan)
2. Uji Desinfektan
a. Membiarkan media dalam petridish sampai setengah padat kemudian taburi dengan
sampel yang sudah diencerkan secara merata ke permukaan media menggunakan
pipet tetes yang sudah disterilisasi
b. Membiarkan media dalam petridish memadat kemudian buat lubang kecil pada
tengah-tengah media tersebut. Kemudian teteskan desinfektan handsanitizer detol pada
lubang tersebut.
c. Menyimpan dalam ruang inkubasi selama waktu yang telah ditentukan (biasanya ±2
hari).
d. Mencatat radius pertumbuhan diukur dari lubang yang dibuat (radius terjauh, radius
terdekat, dan rata-rata).
Langkah-langkah percobaan PSA :
8. Biarkan media dalam tabung memadat (untuk media miring, sebelum memadat
kedudukan tabung reaksi dibuat tegak kemudan dibiarkan sampai memadat). 9. Menyiapkan
kawat osse, Bunsen dan HCl (sesuaikan variabel)
10. Mensterilkan kawat osse : Panaskan kawat osse menggunakan bunsen kemudian memasukkan
kawat osse yang telah dipanaskan ke larutan HCl kemudian panaskan kawat osse lagi.
11. Memindahkan mikroorganisme dari biakan murni yang tersedia menggunakan kawat
osse yang sudah disterilisasi ke media baru dalam tabung/petridish.
12. Untuk media dalam tabung, gunakan penutup plastik dan koran
13. Menyimpan dalam ruang inkubasi selama waktu inkubasi yang telah ditentukan
14. Mengamati kenampakan setelah waktu inkubasi.
2.4. Hasil Percobaan
Tabel 1. Hasil Percobaan Uji Koloni
Sampel
Jumlah Koloni
Rata-rata Jumlah Koloni Total Terbanyak Tersedikit
Sampel (pH 5)
1
55 91 108 31 35 42 43 63 75 2,734.107 4,005.107 4,768.107
Sampel (pH 7)
2
140 175 200 49 66 72 94,5 120,5 136 6,008.107 7,661.107 8,647.107
Sampel (pH 11) 3
73 85 94 41 53 65 57 69 79,5 3,524.107 4,387.107 5,055.107
Tabel 2. Hasil Percobaan Uji Desinfektan
Sampel
Radius (cm)
Rata-rata Terjauh Terdekat
0% 4 5 4,5 0,1 0,4 0,4 2,45
10% 4,5 4,9 5 0,5 0,2 0,3 2,65
40% 3,9 4,7 5 0,1 0,2 0,4 2,7
90% 4,6 5 5 0,1 0,3 0,3 2,65
Semarang, 12 September 2017
PRAKTIKAN MENGETAHUI
ASISTEN
Cindy N, Diah Ayu A. S, Samuel A.R Muhamad Iqbal Amali
LEMBAR PERHITUNGAN
Pemeriksaan Air
A. Uji Koloni
• Rumus rata-rata jumlah koloni
Rata-rata jumlah koloni =
Terbanyak 2
+ Tersedikit
• Rumus jumlah koloni
Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas petridish x fp
1. pH 5
o Hari 1
Rata-rata jumlah koloni =
Terbanyak + Tersedikit 2
=
55+31 2 =
43
Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas
petridish x fp
= 43 x 63,585 x 104
= 2,734 x 10 7
o Hari 4
Rata-rata jumlah koloni =
Terbanyak + Tersedikit 2
=
91 + 35 2 =
63
Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas
petridish x fp
= 63 x 63,585 x 104
= 4,005 x 10 7
o Hari 5
Rata-rata jumlah koloni =
Terbanyak + Tersedikit 2
108+42 =
2=
75
Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas
petridish x fp
= 75 x 63,585 x 104
= 4,768 x 10 7
2. pH 7
o Hari 1
Rata-rata jumlah koloni =
Terbanyak + Tersedikit 2
=
140 + 49 2 =
94,5
Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas
petridish x fp
= 94,5 x 63,585 x 104
= 6,008 x 10 7
o Hari 4
Rata-rata jumlah koloni =
Terbanyak + Tersedikit 2
=
175 + 66 2 =
120,5
Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas
petridish x fp
= 120,5 x 63,585 x 104
= 7,661 x 10 7
o Hari 5
Rata-rata jumlah koloni =
Terbanyak + Tersedikit 2
=
200+72 2 =
136
Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas
petridish x fp
= 136 x 63,585 x 104
= 8,647 x 10 7
3. pH 11
o Hari 1
Rata-rata jumlah koloni =
Terbanyak + Tersedikit 2
=
73+41 2 =
57
Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas
petridish x fp
= 57 x 63,585 x 104
= 3,624 x 10 7
o Hari 4
Rata-rata jumlah koloni =
Terbanyak + Tersedikit 2
=
85 + 53 2 =
69
Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas
petridish x fp
= 69 x 63,585 x 104
= 4,387 x 10 7
o Hari 5
Rata-rata jumlah koloni =
Terbanyak + Tersedikit 2
=
94+65 2 =
79,5
Jumlah Koloni = (rata-rata jumlah koloni) x luas
petridish x fp
= 79,5 x 63,585 x 104
= 5,055 x 10 7
B. Growth Rate dan Doubling Time
• Rumus Growth Rate (μ)
μ=
lnx
1
−t
lnx
0
Keterangan
X
1
= Konsentrasi Koloni pada hari 5
X
0
= Konsentrasi koloni pada hari 1
t = waktu (hari)
• Rumus Doubling Time (td)
td =
ln2 μ
1. pH 5
μ=
lnx
1
−t
lnx
0
=
ln4,768 x 107 − 5
ln2,734 x 107
= 0,111/ hari
td =
ln2 μ
=
0,111/ ln2
hari
= 6,24 hari
2. pH 7
μ=
lnx
1
−t
lnx
0
=
ln8,647 x 107 − 5
ln6,008 x 107
= 0,068/ hari
td =
ln2 μ
=
0,068/ ln2
hari
= 10,193 hari
3. pH 11
lnx μ =
1
−t
lnx
0
=
ln5,055 x 107 − 5
ln3,624 x 107
= 0,066/ hari
td =
ln2 μ
=
0,066/ ln2
hari
= 10,502 hari
C. Uji Desinfektan
Rumus rata-rata =
Terjauh − 2
Terdekat
1. Konsentrasi 0%
Rata-rata =
Terjauh − 2
Terdekat
=
4,5 cm −0,4 2
cm
= 2,45 cm
2. Konsentrasi 10%
Rata-rata =
Terjauh − 2
Terdekat
=
5 cm − 2
0,3 cm
= 2,65 cm
3. Konsentrasi 40%
Rata-rata =
Terjauh − 2
Terdekat
=
5 cm − 2
0,4 cm
= 2,7 cm
4. Konsentrasi 90%
Rata-rata =
Terjauh − 2
Terdekat
=
5 cm − 2
0,3 cm
= 2,65 cm
DATA PENDUKUNG
Tabel 1 Hasil Percobaan Uji Koloni
Sampel
Jumlah Koloni
Hari 1 Hari 4 Hari 5
pH 5 2,734 x 10 7 4,005 x 10 7 4,768 x 10 7
pH 7 6,008 x 10 7 7,661 x 10 7 8,647 x 10 7
pH 11 3,624 x 10 7 4,387 x 10 7 5,055 x 10 7
Tabel 2 Hasil Percobaan Uji Desinfektan
Konsentrasi Rata - Rata Radius
0 % 2,45 cm
10 % 2,65 cm
40 % 2,7 cm
90 % 2,65 cm
LEMBAR KUANTITAS REAGEN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS
DIPONEGORO
PRAKTIKUM : 2 MATERI : Papsa HARI : Kamis TANGGAL : 26 Agustus 2017 KELOMPOK
: 4 Kamis NAMA :
1. 2. 3. Cindy Diah Samuel Ayu Nellasary
Alexandro Almaas Salwa
Rajagukguk
ASISTEN : Muhamad Iqbal Amali
KUANTITAS REAGEN
PA
• Uji Koloni
o Sampel : Air kamar mandi gedung B lantai 2 Teknik
Kimia UNDIP o Variabel : pH media (5,7,11)
• Uji Desinfektan
o Sampel : Handsanitizer Detol o Variabel : Konsentrasi (0%,10%,40%90%) PSA
• Sampel : Aspergillus Niger
• Variabel :
o Penutup plastik dengan tabung reaksi tegak o Penutup koran dengan tabung reaksi tegak 1.
Sterilisasi botol kaca UC 1000 kosong dengan direbus selama 15 menit 2. Saat pengambilan
sampel, harus difoto lengkap dengan orang yang
mengambil (Tambahkan foto pada poin no 8 Bab II) 3. Panen : Selasa 4. Untuk PSA, hasil
pengamatan hanya foto saat panen TUGAS TAMBAHAN
1. Cari jurnal media selain PDA 2. Cari jenis desinfektan selain
Handsanitizer Detol
Semarang, 29 Agustus 2017
Asisten
Muhamad Iqbal Amali
BIO 30271
PTA PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI 2011/2012 Drs. IMAN SANTOSO, M. Phil. FMIPA UI
Dra. SITARESMI, M. Sc.
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PEMERIKSAAN AIR
NAMA : FURKAN
NPM : 0906632890
KELOMPOK : II (DUA) B
TANGGAL PRAKTIKUM : 21 DESEMBER 2011
ASISTEN : NUR EL FADHILA
SEYLA FENINA
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN BIOLOGI
DEPOK
2011
PEMERIKSAAN AIR
I. TUJUAN
1. Mengetahui cara pengambilan sampel air.
2. Mengetahui kualitas air.
3. Membuktikan keberadaan coliform dalam sampel air.
II. TEORI
Air merupakan materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satu pun makhluk hidup di dunia ini
tidak memerlukan atau tidak mengandung air. Salah satu peranan air dalam kehidupan adalah sebagai air
minum, keperluan memasak, mencuci, dan lain sebagainya. Sebelum dapat digunakan air harus dalam
kondisi yang baik (bersih). Menurut Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia No.
416/MENKES/PER/IX/1990 ada beberapa persyaratan air bersih sebagai berikut :
1. Persyaratan fisik
Kualitas fisik yang harus dipertahankan bukan hanya semata-mata dengan pertimbangan dari segi
kesehatan saja akan tetapi juga menyangkut keamanan dan dapat diterima oleh masyarakat pengguna air
dan mungkin pula menyangkut segi estetika.
2. Persyaratan kimiawi
Kandungan unsur kimia di dalam air harus mempunyai kadar dan tingkat konsentrasi tertentu yang tidak
membahayakan kesehatan manusia atau mahluk hidup lainnya, pertumbuhan tanaman, atau tidak
membahayakan kesehatan pada penggunaannya dalam industri serta tidak minumbulkan kerusakankerusakan pada instalasi sistem penyediaan air minumnya sendiri. Beberapa unsur tertentu, sebaliknya
diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk penciptaan suatu kondisi air minum yang dapat mencegah
suatu penyakit atau kondisi kualitas yang menguntungkan.
1
ISOLASI DAN PEMURNIAN MIKROBA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
OLEH :
NAMA : AYU MAULIDA PUTRI
NIM : H1E107001
KELOMPOK : 10 (SEPULUH)
ASISTEN : DESY FITRIYANI
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
OKTOBER, 2009
DIPERIKSA KETERANGAN TANDA TANGAN NO TANGGAL
1
2
3
4
5
21-10-2017
-Cek tiap bab
-Urutkan referensi sesuai bab
-Lampirkan referensi sesuai sitasi
16-11-2017
-PA Bab 1, 2.2, 2.6, 2.10
-PSA Bab 1,2,3
22-11-2017
-PA Ringkasan, Bab V, Dapus
-PSA Ringkasan, Bab V, Dapus
23-11-2017
-Cek Lembar pengesahan
24-11-2017
ACC
Download