Uploaded by User26666

INOVASI PRODUKSI DAN TEKNOLOGI penambahan ekstak pepaya

advertisement
TUGAS KEWIRAUSAHAAN
Pengaruh Pemberian Ekstrak Pepaya dan Ekstrak Nanas
terhadap Pertumbuhan Ikan Nila
Disusun oleh :
1. Venezia 26020118120001
2. Kartika Dwi R 26020118120011
3. Dewi Ariyani 26020118120017
4. Aisyiah Putri Oktorina 26020118120034
5. Frianch D.P Sihite 26020118120035
6.Muhammad Ghifari 26010216140111
DEPARTEMEN AKUAKULTUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Budidaya ikan nila merupakan salah satu jenis budidaya perikanan yang paling
menguntungkan hinga saat ini. Harga jual ikan nila tergolong stabil, sehingga banyak
pengusaha beralih ke usaha budidaya ikan nila. Nila adalah jenis ikan yang tergolong sebagai
ikan pemakan segala (omnivora) sehingga bisa mengonsumsi pakan berupa hewan atau
tumbuhan. Karena itu, ikan ini sangat mudah dibudidayakan. Ketika masih benih, pakan yang
disukainya adalah zooplankton (plankton hewani), seperti Rotifera sp., Moina sp., Atau Daphnia
sp. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas perikanan yang digemari
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan protein hewani karena memiliki daging yang tebal
serta rasa yang enak. (Mulyani et al., 2014) Sayangnya, dibalik harga ikan nila yang tergolong
stabil, usaha budi daya ini kerap berbenturan dengan harga pakan pelet yang tergolong tinggi
sehingga keuntungan yang diperoleh tidak sebanding, bahkan dapat menyebabkan kerugian
yang berakhir pada gulung tikar usaha budi daya ikan nilla. Oleh karena itu diciptakanlah
inovasi Melalui enrichment atau pengkayaan pakan. Pakan pelet pokok yang biasa dipakai di
tambahi dengan ekstrak pepaya atau ekstrak nanas produksi sendiri. Penggunaan ekstrak
pepaya dan ekstrak nanas dikarenakan Karena pepaya mengandung enzim papain dan nanas
mengandung enzim bromelin yang mampu mempercepat pertumbuhan ikan nila sehingga
dapat menekan pengeluaran biaya produksi untuk pakan ikan nila
BAB II
PEMBAHASAN
1. Inovasi Produksi
Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
merupakan salah satu komoditas perikanan yang digemari masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan protein hewani karena memiliki daging yang tebal serta rasa
yang baik. Ikan Nila merupakan ikan yang mudah di budidayakan dan memiliki
keunggulan sifat biologis yaitu cepat tumbuh, tahan penyakit dan toleran terhadap
lingkungan. Ikan nila juga merupakan ikan yang potensial untuk dibudidayakan karena
mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan dengan kisaran salinitas yang luas (Hadi.
2009). Berbagai keunggulan itulah maka petani ataupun pengusaha perikanan budidaya
dapat memilih ikan jenis nila sebagai salah satu komoditas yang harus dibudidayakan.
2. Inovasi Teknologi
Inovasi teknologi yang dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ikan Nila
yaitu melalui enrichment atau pengkayaan pakan. Pemberian ekstrak pepaya dan
ekstrak nanas pada pakan buatan yang diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan
protein pakan dan pertumbuhan ikan Nila. Penambahan ekstrak pepaya dan nanas
terhadap tingkat pemanfaatan protein pakan serta keterkaitan dengan nilai efisiensi
pemanfaatan pakan, protein efisiensi rasio, laju pertumbuhan relatif, dan
kelulushidupan serta mengetahui dosis terbaik dari penambahan kombinasi ekstrak
pepaya dan ekstrak nanas terhadap pertumbuhan ikan nila. Papain merupakan enzim
protease yang salah satunya terdapat pada pepaya. Enzim tersebut digunakan untuk
pemecahan atau penguraian ikatan peptida dalam protein sehingga protein terurai
menjadi ikatan peptida yang lebih sederhana karena papain mampu mengkatalis reaksireaksi hidrolisis suatu substrat (Muchtadi et al. 1992). Bromelin merupakan enzim yang
dapat membantu melarutkan pembentukan mukus dan juga mempercepat pembuangan
lemak melalui ginjal. Bromelin juga memiliki asam sitrat dan malat yang penting dan
diperlukan untuk memperbaiki proses pembuangan lemak dan mangan, dan menjadi
komponen penting enzim tertentu yang diperlukan dalam metabolisme protein dan
karbohidrat (Winastia. 2011). Kandungan enzim pada sebagian buah yang mudah
didapat seperti pepaya dan nanas yang memiliki sifat proteolitik atau dapat
menyederhanakan protein menjadi asam amino yang dapat dicerna oleh ikan nila. Hal
ini mendorong pemanfaatan dari enzim yang terkandung pada buah tersebut sangat
diperlukan. Bedanya hasil enzim yang diperoleh dari kedua buah tersebut
memungkinkan keduanya dapat dikombinasikan.
Pembuatan ekstrak buah nanas dan ekstrak buah pepaya metode dari penelitian
Utami et al. (2011). Buah pepaya dan buah nanas dikupas kulitnya dan selanjutnya
dipotong-potong berbentuk persegi dan di blender selama 3 menit tanpapenambahan
air. Selanjutnya dilakukan penyaringan untuk memisahkan ampas buah dan ekstrak
buah.Preparasi ekstrak buah pepaya dan nanas. Langkah pembuatan melalui beberapa
proses yaitu:
a. Pemilihan buah yang muda
b. Pengupasan
c. Pemotongan
d. Penghalusan
e. Penyaringan beberapa kali
sehingga air dan ampas benar-benar terpisah. Air nanas tersebut disebut ekstrak buah
nanas yang mengandung enzim bromelin. Air pepaya tersebut disebut ekstrak buah
pepaya yang mengandung enzim papain.
3. Inovasi Budidaya
Permintaan ikan Nila yang tinggi membuat para pembudidaya melakukan inovasi
budidaya agar tercukupinya kebutuhan pasar Ikan Nila. Sistem budidaya yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar Ikan Nila adalah dengan menggunakan
sistem Budidaya Intensif. Menurut Nugroho et al. (2013) bahwa Ikan nila (Oreochromis
niloticus) merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis dan merupakan
komoditas penting dalam bisnis ikan air tawar. .Menurut Sukardi et al. (2018)
Intensifikasi merupakan pilihan yang memungkinkan dalam meningkatkan produksi
budidaya dengan keterbatasan lahan dan sumber air yang terjadi saat ini. Sistem
budidaya intensif dicirikan dengan adanya peningkatan kepadatan ikan dan pakan
tambahan dari luar.
Pada aplikasi sistem intensif ini, benih nila yang digunakan umumnya berkelamin
tunggal jantan (monosex) dengan padat penebaran yang bisa mencapai 50—100
ekor/m3. Berdasarkan pengamatan, penggunaan padat tebar antara 75—80 ekor/m3
yang paling sering digunakan. Pakan yang diberikan pada ikan nila dengan sistem
intensif ini adalah dengan menggunakan pakan buatan dengan kadar protein >25%.
Menurut Panggabean et al. (2016) Pakan yang diberikan pun juga harus berupa pelet
dengan kandungan nutrisi yang lengkap. Pengembangan budidaya perikanan secara
intensif dicirikan dengan adanya peningkatan kepadatan ikan dan suplai pakan yang
seluruhnya menggunakan pakan buatan. Pakan buatan dicampur dengan Enzim
Protease salah satunya adalah enzim Papain dari buah Pepaya yang bertujuan untuk
mempercepat pertumbuhan Ikan Nila. Enzim papain berfungsi untuk membantu
mencerna protein dalam tubuh ikan nila salin agar dapat dimanfaatkan untuk
pertumbuhan. Menurut Dawood et al. (2014), bahwa enzim eksogenous dapat
menambah penyerapan nutrisi pakan. Enzim eksogenous sekarang sering digunakan
sebagai bahan aditif pakan ikan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan
terutama yang berbahan dasar protein nabati. Penggunaan enzim eksogenus (pepsin,
papain dan -amilase) sangat dianjurkan untuk meningkatkan laju pertumbuhan.
4. Metode Budidaya
Metode budidaya ikan Nila yang digunakan adalah dengan menggunakan Kolam
Terpal. Salah satu keunggulan kolam terpal adalah kualitas ikan yang lebih baik, yaitu
meliputi: tidak berbau tanah dan bersih. Terpal yang digunakan pada kolam terpal
tentunya menjadi barrier antara air dengan tanah secara langsung, dengan begitu ikan
yang dihasilkan tidak berbau lumpur. Para konsumen relatif menyukai ikan yang tidak
berbau lumpur. Beberapa keunggulan kolam terpal lainnya adalah Suhu air dikolam
terpal lebih stabil, Pengolahan dan pembuatan kolam terpal lebih cepat dibandingkan
pembuatan kolam beton, Lebih hemat dibandingkan dengan pembuatan kolam beton
dan Jarang ditemui hama dan penyakit pada ikan nila yang dibudidaya di kolam terpal.
Ikan yang dibudidayakan di kolam terpal cenderung jarang terkena hama maupun
penyakit sebab kolam terlindungi dari tanah langsung yang bisa saja terdapat hama
maupun penyakit.
Cara Pembuatan Kolam terpal adalah sebagai berikut:
1. Galilah tanah sedalam 150 cm menggunakan sekop ataupun cangkul, setelah itu
ratakan dasar tanah galian.
2. Anda bisa meletakkan batu bata di dasar tanah galian, tatalah secara rata dengan
ketinggian yang sama agar dasar kolam anda datar sehingga mempermudah
dalam pengisisan dan pengecekan tinggi air nantinya.
3. Membuat tanggul pada kolam terpal anda agar kuat dan tidak tidak mudah rusak
dan taburkan sekam secara merata pada dasar kolam.
4. Pemasangan terpal, pasang juga pemberat berupa patokan- patokan yang
menjaga posisi terpal agar tidak mudah bergeser ataupun goyah saat terkena
hujan.
5. Hal terakhir yang harus anda perhatikan yaitu sanitasi air, anda harus membuat
saluran pintu masuk air pada kolam, hal ini karena ikan nila berbeda dengan
jenis ikan lain yang dapat hidup di air kotor. Ikan nila hanya bisa hidup di air
yang cukup bersih dan bebas limbah, untuk itu buatlah pintu air yang
mempermudah anda dalam proses penggantian air kolam nantinya. Dan kolam
siap untuk diisi dengan air bersih.
5. Pemasaran
Pemasarannya nanti ikannya selain dijual biasa juga dibikin olahan ikan seperti Fillet
Ikan, bakso ikan, nugget ikan, kaki naga, ikan bumbu siap goreng dll. Jadi dapat meninhkatkan
daya jualnya dan juga menambah citarasa. Misal kalo ikan dijual biasa harga sekilo 25.000 nah
kalo udah diolah jadi ikan bumbu siap goreng aja bisa dijual sekilo 50.000-60.000 ditambah
packaging bisa dibikin lebih menarik lagi.
lembaga pemasaran yang berperan dalam menyampaikan hasil ikan nila merah dari
petani karamba adalah pedagang pengumpul, padagang besar dan pedagang pengecer.
Lembaga-lembaga pemasaran tersebut dituntut untuk aktif dalam memasarkan ikan nila merah
dari petani/produsen ke konsumen dengan nilai yang lebih tinggi. Dari hasi penelitian diketahui
terdapat tiga tipe lembaga pemasaran ikan nila merah di Kelurahan Kriwen Kecamatan
Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo yaitu: 1. Petani → Pedagang Pengumpul → Pedagang Pengecer
→ Konsumen 2. Petani → Pedagang Pengecer → Konsumen 3. Petani → Pedagang Besar →
Konsumen Luar Kabupaten Sukoharjo Saluran pemasaran I merupakan saluran yang paling
banyak digunakan oleh petani dalam memasarkan ikan nila merah yaitu sebanyak 15 petani .
Pada saluran ini, ikan nila merah dari petani dibeli oleh pedagang pengumpul dengan cara
pedagang mendatangi petani langsung. Dari pedagang pengumpul kemudian menjualnya
kepada pedagang pengecer yang ada di Kabupaten Sukoharjo. Alasan pedagang pengumpul
mendatangi petani karena pedagang pengumpul bisa memilih sendiri ukuran ikan nila merah
yang sesuai dengan permintaan konsumen (pedagang pengecer). Sedangkan pedagang
pengumpul mengantarkan dagangannya ke pedagang pengecer karena permintaan dari
pedagang pengecer untuk mengantarkan ikan nila merahnya ke tempat dimana pedagang
pengecer berjualan. Saluran pemasaran II merupakan saluran pemasaran yang paling sedikit
digunakan oleh petani ikan nila merah yaitu 3 orang dari 30 petani yang pemasarannya
dilakukan Pedagang pengecer dengan cara pedagang mendatangi petani secara langsung.
Pedagang pengecer ini biasanya menjual ikan nila merah di pinggir jalan di Kabupaten
Sukoharjo. Pedagang pengecer ini biasanya membeli ikan nila merah dengan volume pembelian
25-30 kg dalam 1 kali transaksi.
Ikan nila merah yang dihasilkan dari petani pada saluran pemasaran II ini mempunyai
produksi yang lebih sedikit dari petani ikan nila merah yang lain. Sehingga dalam
pemasarannya petani ikan nila merah memilih menjual hasil produksinya kepada pedagang
pengecer karena harga yang ditawarkan lebih besar. Selain itu, penjualan yang dilakukan petani
pada saluran pemasaran II bertepatan dengan menjelang Hari Raya Idul Fitri sehingga harga
menjadi lebih tinggi karena permintaan ikan nila merah meningkat sedangkan penawarannya
menurun. Saluran pemasaran III merupakan saluran ke dua terbanyak yang digunakan oleh
petani setelah saluran pemasaran II. Petani yang menggunakan saluran pemasaran III sebanyak
12 petani dari 30 petani responden. Lembaga pemasaran yang berperan dalam saluran
pemasaran III adalah pedagang besar. Pedagang besar membeli ikan nila merah dengan cara
langsung mendatangi petani. Dari pedagang besar kemudian langsung dijual ke konsumen yang
ada di luar Kabupaten Sukoharjo.
Konsep pasar secara modern adalah bertemunya permintaan (demand) dan
penawaran (supply) pada keadaan dengan asumsi nilai dari variabel yang lain tetap
(Ceteris paribus). Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi
kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands).
Manajemen Pemasaran
Konsep manajemen pemasaran diartikan sebagai falsafah bisnis dimana pemuasan
kebutuhan konsumen adalah syarat ekonomi dan sosial untuk kelangsungan pertahanan
perusahaan. Tujuannya adalah untuk memberi kepuasan terhadap apa yang diinginkan
konsumen (Stanton, 1978). Oleh karena itu setiap kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus
diarahkan untuk tujuan tersebut. Ada 3 elemen penting yang termasuk konsep manajemen
pemasaran yaitu
1. Orientasi Pada Konsumen (Market Oriented)
Konsep pemasaran yang paling baik adalah dengan menjadikan konsumen sebagai prioritas
utama. Itulah sebabnya mengapa dalam strategi marketing selalu mengedepankan konsumen.
Dalam pemasaran biasanya konsumen dianggap raja, dan produsen adalah pelayan yang
memberikan kebutuhan raja. Pelayanan produsen dilakukan dengan memberikan berbagai
penawaran yang menarik, mulai dari produk terbaik hingga cara pelayanan konsumen.
2. Perencanaan Kegiatan Pemasaran
Pengaturan secara dinamis sebagai bentuk penyusunan berbagai kegiatan pemasaran
secara menyeluruh. Semua aktivitas pemasaran, mulai dari strategi, implementasi, analisis,
pengawasan, dan kegiatan lain yang terkait dengan pemasaran harus disusun secara terperinci.
Dengan begitu, maka proses analisis dan pengawasan terhadap hasil pemasaran dapat
.dilakukan dengan baik. Hal ini pada akhirnya akan memudahkan dalam melakukan evaluasi
dan tindakan perbaikan terhadap kegiatan pemasaran.
3. Kepuasan Konsumen
Unsur paling penting di dalam pemasaran adalah kepuasan konsumen. Kepuasan
konsumen ini tidak hanya diukur dari kualitas produk saja, tapi juga dari bagaimana strategi
pemasaran yang dilakukan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.





Ikan nila adalah ikan komoditas yang cukup banyak dibudidaya karena harga yang tetap
stabil, dan lebih menguntungkan.
Dengan Enrichment atau pengkayaan pakan, menjadikan pakan di tambahi dengan
ekstrak pepaya atau ekstrak nanas bikin sendiri. Pepaya di blender sama air terus diperes
diambil airnya dicampur ke pakan atau bisa juga kalau mau beli enzim papain. Pepaya
nanas di blender sama air terus diambir sari sarinya di campur kepakan terus di angin
anginkan sampe kering baru dikasi pakan ke ikan.
Kenapa menggunakan pepaya dan nanas? Karena pepaya mengandung enzim papain dan
nanas mengandung enzim bromelin yang mampu mempercepat pertumbuhan ikannya.
Nah disela-sela pemberian pakan dengan nanas dan pepaya bisa dikasi bawang putih
sebagai antioksidan biar daya tahan tubuhnya bagus dan gak mudah terserang penyakit.
Menggunakan sistem budidaya intensif dengan padat tebar tinggi dan pake pakan buatan.
Manajemen pemasaran menggunakan 3 konsep yaitu ; a) orientasi pada konsumen, b)
perencanaan kegiatan pemasaran, c) kepuasan konsume.
DAFTAR PUSTAKA
Dawood, M.A.O., A.E. Dakar, M. Mohsen, E. Abdelraouf, S. Koshio, M. Ishikawa and
S. Yokoyama. 2014. Effects of Using Exogenous Digestive Enzymes or
Natural Enhancer Mixture on Growth, Feed Utilization, and Body
Composition of Rabbitfish, Siganus rivulatus. J.Agri. Sci. & Tech. 8(4): 180-187.
Hadi, M. 2009. Pemberian Tepung Limbah Udang yang Difermentasi Dalam Ransum
Pakan Buatan terhadap Laju Pertumbuhan, Rasio Konversi Pakan dan
Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila. Skripsi. Universitas Airlangga, Surabaya.
Krisnaningsih, A.T.N. dan D.L. Yulianti. 2015. Pemanfaatan Ekstrak Kombinasi
Buah Nanas dan Pepaya untuk Meningkatkan Kualitas Daging Itik Petelur Afkir.
Buana Sains. 15 (1): 1-6.
Hasana, Rohmatun Nurul. 2010. Analisis Pemasaran Ikan Nila Merah (Oreochromis Sp)
di Kabupaten Sukoharjo. SKRIPSI.Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Muchtadi, D., S.R. Palupi dan M. Astawan. 1992. Enzim dalam Industri Pangan. Pusat
antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Nugroho, A., Endang, A dan Tita, E. 2013. Pengaruh Kepadatan Yang Berbeda Terhadap
Kelulushidupan Dan Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Pada
Sistem Resirkulasi Dengan Filter Arang. Journal of Aquaculture Management
and Technology. 2(3): 94-100.
Panggabean, T.K., Ade, D.S dan Yulisman. 2016. Kualitas Air, Kelangsungan Hidup,
Pertumbuhan, Dan Efisiensi Pakan Ikan Nila Yang Diberi Pupuk Hayati Cair
Pada Air Media Pemeliharaan. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 4(1): 67-79.
Sukardi, P., Petrus, H.T.S dan Taufik, B.P. 2018. Produksi Budidaya Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) Sistem Bioflok dengan SUmber Karbohidrat Berbeda.
Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship. 3(2): 198-203
Utami, D., Pudjomartatmo dan A. Nuhriawangsa. 2011. Manfaat Bromalin dari Ekstrak
Buah Nanas (Ananas comosus L. Merr) dan Waktu Pemasakan untuk
Meningkatkan Kualitas Daging Itik Afkir. Sains Peternakan. Vol. 9 (2): 82-87.
Winastia, B. 2011. Analisa Asam Amino pada Enzim Bromelin dalam Buah Nanas
(Ananas comusus) Menggunakan Spektrofotometer. Tugas Akhir Prodi Diploma
III Teknik Kimia Universitas Dipenogoro, Semarang.
Referensi ;
http://www.bibitikan.net/jenis-makanan-dan-laju-pertumbuhan-ikan-nila/
diakses
23
september 2019 jam 21.40
https://www.ikannila.com/2016/09/masalah-utama-budi-daya-ikan-nila.html?m=1 diakses 23
september 2019 jam 21.50
Mulyani, S.Y., Yulisman, dan M. Fitrani. 2014. PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN
NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIPUASAKAN SECARA PERIODIK. Jurnal Akuakultur Rawa
Indonesia. 2(1) : 1
Download