BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Kewirausahaan adalah semangat, sikap perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar. Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan seatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cars-cara baru dan berbeda. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan mempunyai caara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berfikir 1 kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang (Suryana, 2003:1). Menurut Kemdiknas (2010:21) hampir separuh dari jumlah pengangguran di indonesia adalah para sarjana lulusan berbagai perguruan tinggi (PT), baik negri (PTN) maupun swasta (PTS). Sementara menurut data Kementrian Pendidikan Nasional (Kemdiknas,2009), yang juga dilansir dari data Badan Pusat Statistik (2009) jumlah pengangguran terbuka pada februari 2009 Saat ini, pertumbuhan lapangan kerja lamban dana arus modal dari luar negri rendah. Fakta ini menuntut para lulusan SMA dan Perguruan Tinggi membekali diri dengan ilmu untuk menciptakan lapangan kerja. Ilmu yang dimaksud adalah kewirausahaan. Dengan ilmu kewirausahaan tercipta mindset didalam diri para lulusan PT untuk tidak hanya berorientasi pada mencari kerja saja, tetappi menyadarakan bahwa ada pilihan menarik lainnya selain mencari kerja, yaitu menciptakan lapangan kerja. Dalam kurun waktu yang sama, pilihan menciptakan lapangan kerja terbukti menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada pilihan berkarir, mencari kerja, atau menjadi karyawan. Tentu saja hal itu bisa tercapai apabila mahasiswa dibekali dengan pengetahuan, wawassan, keterampilan, pola pikir, strategi, dan taktik yang mumpuni,yaitu kewirausahaan yang cerdas (smart enterpreneurship), bukan hanya kerja keras semata (Hendro,2001:5). Berdasarkan wawancara dengan sebagian mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah Praktek Kerja Bisnis, terlihat bahwa upaya berwirausaha mahasiswa pendidikan akuntansi masih kurang padahal mereka mempunyai potensi yang baik dalam berwirausaha dengan bekal yang diperoleh dari praktek kerja bisnis dan pembelajaran kewirausahaan. Latar belakang mengapa perlu berwirausaha adalah agar mampu menatap masa depan yang lebih baikl. Dengan berwirausaha diharapkan seseorang mampu mandiri, membuka lapangan kerja bagi orang lain, dan menjadi bos bagi usahanya. Beberapa keuntunganyang akan diperoleh dengan berwirausaha yaitu: 1. Meningkatnya harga diri. 2 2. Memperoleh penghasilan untuk diri sendiri. 3. Ide dan motivasi yang timbul untuk maju lebih besar. 4. Masa depan yang lebih cerah dan tidak tergantung pada orang lain. (Kasmir, 2007:12) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi upaya berwirausaha yakni faktor dari dalam diri (internal) misalnya prestasi belajar, motivasi, sikap, minat, maupun kondisi fisiologis seperti kesehatan dan panca indra. Faktor dari dari luar (eksternal) misalnya peluang, pengalaman, lingkungan sekitar atau keluarga. Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai pengukur keberhasilan program dalam pencapaian tujuan yang diterpakan. Menurut Sukmadinata (2003:101) “Prestasi belajar adalah realisasi dari kecakapankecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”. Praktek Kerja Bisnis (PKB) merupakan mata kuliah yang wajib diambil pada semester enam, Mahasiswa menjalani magang atau Praktek Kerja Bisnis (PKB) di instansi-instansi yang mereka pilih hanya satu bulan selama meraka menjalani liburan semester lima. Program Praktek Kerja Bisnis (PKB) merupakan suatu langkah nyata yang dilakukan oleh pendidikan akuntansi dalam rangka mennghasilkan lulusan yang bermutu. Praktek Kerja Bisnis (PKB) merupakan mata kuliah yang dapat mengembangkan kreativitas mahasiswa dan mendukung terciptanya tenaga Ahli Madya Akuntansi. Praktek Kerja Bisnis (PKB) adalah mata kuliah dari kurikulum baru 2000 yang ditetapkan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dilaksanakan mulai tahun akademik 2002 /2003 (Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, Nomor:110/II/2002 tentang Pemberlakuan Kurikulum Baru (Kurikulum 2002). Praktek Kerja Bisnis (PKB) pada pelaksanaannya dilakukan dengan cara latihan kerja (magang), memberikan ketrampilan kepada mahasiswa bagaimana cara mengelola sistem informasi (akuntansi) bagian keuangan, pembelian, produksi, pemasaran, dan personalia. Magang dilaksanakan di lembaga yang berorientasi profit atau dapat juga pada lembaga non profit seperti Perguruan Tinggi dan Rumah Sakit, tetapi tidak dibenarkan pada 3 lembaga pendidikan SLTA ke bawah. Selain itu kegiatan Praktek Kerja Bisnis (PKB) ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa pendidikan akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dalam mengelola kegiatan dan informasi yang berkaitan dengan akuntansi, dan untuk mencapai relevansi B. Rumsan Masalah 1. Apa pengertian kewirausahaaan dalam keperawatan ? 2. Apa saja ruang lingkup dari kewirausahaan keperawatan ? 3. Bagaimana langkah-langkah dan strategi dalam pembangunan kewirausahaan di keperawatan? 4. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam pembangunan usaha ? C. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian kewirausahaaan dalam keperawatan 2. Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup dari kewirausahaan keperawatan 3. Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah dan strategi dalam pembangunan kewirausahaan di keperawatan 4. Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam pembangunan usaha 4 BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Kewirausahaan Dalam Keperawatan Kewirausahaan dalam keperawatan atau yang biasa di sebut nursepreneur terdiri dari dua kata yaitu nurse dan entrepreneur. Nurse artinya seorang perawat, sedangkan entrepreneur artinya berwirausaha. entrepeuner sendiri memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh John G. Burch, Entreprenuer memiliki sifat : a. Berhasrat mencapai prestasi b. Seorang Pekerja keras c. Ingin bekerja untuk dirinya d. Mencapai kualitas e. Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan f. Optimis g. Berorganisasi h. Berorientasi kepada keuntungan Dalam buku yang berjudul Fundamental of Nursing karya Taylor, Lilis, dan Le Mone (2000) menjelaskan bahwa Nursepreneur adalah seorang perawat, yang biasanya memiliki pendidikan tinggi, yang mengelola klinik atau usaha yang berkaitan dengan kesehatan, memimpin penelitian, memberikan pendidikan, atau sebagai konsultan institusi, lembaga politik, atau bisnis tertentu Ners entrepreneur juga harus secara aktif terlibat dalam penyusunan kebijakan dan standar. Ketiga, legalitas terkait dengan lingkup praktik, badan apa yang menetapkan hak untuk praktik, apa kriteria yang harus dimiliki, bagaimana mekanisme peraturannya, tuntutan hukum dan 5 asuransi apa yang direkomendasikan, apakah memerlukan kontrak kerja, bagaimana menjamin keamanan dan kerahasiaan catatan. Perlu diingat bahwa catatan adalah properti praktik, namun informasi merupakan properti klien. Keempat, Ners entrepreneur harus menjaga kredibilitas professionalnya, mereka harus kompeten dan akuntabel, sementara tanggungjawab mendasar ada pada individu perawat. Sebagai Ners entrepreneur, kemandirian dalam praktik menjadi sangat mutlak, karena akuntabilitas keputusan dan tindakan yang dilakukan menjadi tanggung jawab perawat itu sendiri. Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata kata yaitu “nurse’ dan “Entrepreneur”. Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut : a. Pengerahan Diri : Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman bekerja untuk diri sendiri. b. Pengasuhan Diri : Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang pun memilikinya. c. Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk memujudkan, mengaktualisasi kan dan mengubah ide – ide Anda menjadi kenyataan. d. Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional, mental dan fisik. e. Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampu menghadapi resiko Kewirausahaan dalam keperawatan akan baik untuk perawat profesional dan perusahaan pelayanan kesehatan, karena akan menciptakan kemandirian dan termotivasi untuk berfikir, lebih produktif, kreatif, dan lebih dapat bersaing dalam pemasarannya. Mereka akan seperti perusahaan lainnya mempunyi keinginan yang tinggi untuk mengontrol sendiri (ICN, 2004) Jenis kewirausahaan dalam bidang keperawatan salah satunya yaitu homecare Yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan dengan 6 optimis. Inilah yang membuat entreprenur selalu tampil dengan gagasan– gagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif. Bahkan terkadang dicap gila pada awal kemunculannya karena bertentangan dengan kebiasaan umum (Paulus, 2005). 2. Ruang Lingkup Kewirausahaan Keperawatan a. Membuka apotik atau toko obat b. Menjual obat herbal melalui personal selling atau internet c. Membuka tempat persalinan d. Membuka pelayanan perawatan kesehatan e. Menjadi tenaga penyuluh kesehatan 3. Langkah-Langkah Dan Strategi Dalam Pembangunan Kewirauahaan Di Bidang Keperawatan Dalam kewirausahaan perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu para wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan dijadikan produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini diperlukannya jiwa seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya adanya ketekunan berani mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik kepada konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan berdo’a. karena semua usaha dan rencana tidak akan berhasil tanpa adanya ridho dari Allah SWT. Untuk memulai usahanya, dimana para wirausahawan harus memiliki strategi pemasaran. Meskipun dalam mengembangan usahanya hanya mempunyai modal terbatas a. Jeli melihat pasar. Dalam hal ini, kebanyakan konsumen lebih memilih dan membeli produk yang tengah tren meskipun dalam kualitas produknya nomor 2 daripada kualitas produk nomor 1 tapi produknya ketinggalan jaman (dalam bidang garmen/usaha pakaian). 7 b. Menjalin komunikasi dengan orang lain Memperluas jaringan komunikasi sangatlah penting selain mempermudah mendapatkan informasi juga dapat memperluas daerah pemasaran. c. Berani Berinvestasi Sebagai pemula dalam usaha dengan dana/modal yang terbatas, diharapkan untuk berani menjual asset sendiri yang dapat menghasilkan uang untuk berinvestasi ataupun berusaha mengkredit uang dengan orang lain dengan syarat harus adanya pertanggungjawaban untuk melunasinya. d. Focus Dalam Usahanya Kelemahan dari para wirausahawan selama ini adalah tidak mampu mengelola kesuksesan yang telah dicapai dengan melakukan tindakan yang tidak terkendali. e. Promosi Dengan adanya promosi, masyarakat dapat mengenal produk yang ditawarkan. Sehingga konsumen dapat tertarik membeli produk yang telah dibuat. f. Pemasaran Yang Dilakukan Para Wirausahawan Dapat memilih tempat yang strategis. Dan dalam hal memproduksi barang dan penamaan tempat (toko) perlu adanya keunikan. Karena dengan keunikan suatu barang, maka kemungkinan banyak konsumen yang mencari, dan semakin besar peluang untuk mendapatkan keuntungan besar, dalam hal ini juga dapat memberikan nilai tambah didalam penjualan produk atapun memberikan nilai diskon apabila pembelian banyak. g. Pertimbangkan untuk mengembangkan bisnis Yakni dengan jalan Waralabalisensi atau peluang bisnis ataupun distribusi wholesale. 8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kewirausahaan di bidang keperawatan merupakan suatu nilai tambah yang dimiliki oleh seorang perawat. Hal ini dikarenakan dapat mampu berdaya saing dengan perawat yang lain. B. Saran Semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saya selaku penulis memohon adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. 9