Uploaded by User25478

2. CACING ASCARIS 2018

advertisement
NEMATODA
CACING ASCARIS LUMBRICOIDES
Morfologi dan Daur Hidup.
Besar dan panjang nematoda bervariasi (1
mm s/d 1 m lebih)
Nematoda punya kepala, ekor, dinding, rongga
badan alat lain agak lengkap.
Sistem pencernaan , ekskresi dan reproduksi
biasanya terpisah, secara umum bertelur tapi
ada vivipar, berkembang biak secara
partenogenesis.
Dapat bertelur perhari 20 s/d 200.000
Nematoda
Mempunyai spesies terbanyak diantara
cacing-cacing yang hidup sebagai parasit.
Cacing tersebut berbeda dalam habitat, daur
hidup dan hubungan hospes-parasit (hostparasite relationship).
Telur atau larva dikeluarkan dari tbh hospes
melalui tinja.
Bentuk infekif masuk ke tubuh manusia ada
secara aktif dan ada pula tertelan atau melalui
gigitan vektor.
Nematoda Usus
Manusia merupakan nematoda usus, sebagian
besar menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia.
Penularannya melalui tanah, STH (Ascaris
lumbricoides, Trichiura trichuris, Ankylostoma
duodenale, Necator americanus, Strongiloides
stercoralis dan beberapa spesies Trichostrongylus
dan yang tidak kalah pentingnya Oxyuris
vermicularis dan Trichinella spiralis).
Ascaris lumbricoides
Hospes dan Nama Penyakit:
Haspes definiifnya manusia, nama
penyakitnya ascariasis.
Distribusi geografis:
Bersifat kosmopolitan, diaderah tropis tingkat
kelembaban cukup tinggi.
Morfologi dan Daur Hidup
 Cacng dewasa punya ukuran paling besar.
 Bentuk silindris, ujung anterior lancaip, bagian posterior
dilengkapi oleh 3 bibir (tiplet) yang tumbuh dengan
sempurna.
 Cacing betina panjangnya 20 – 35 cm, cacing jantan 15 – 31
cm.
 Cacing jantan ujung posteriornya lancip , melengkung
kearah ventral dilengkapi pipal kecil dan 2 bh speculum
berukuran 2 mm
 Cacing betina bagian posteriornya membulat dan lurus dan
1/3 dari tbhnya terdapat cincin kopulasi, tbh putih sampai
kuning kecoklatan dan diselubungi lapirsan kutikula
bergaris lurus.
Telur mempunyai 4 bentuk , yaitu yang dibuahi
(fertilized) ukuran 60 x 45 mikron, dinding 2 lapis,
lapisan luar terdiri jaringan albuminoid, lapisan
bagian jernih., tidak dibuahi afertilized, matang
dan dikortikasi.
Telur yang tdak dibuahi, lonjong dan lebih
panjang dari yang dibuahi (90 x 40 mikron)
dinding luar tipis.
Telur matang berisi larva (embrio), akan menjadi
infektif bila berada ditanah kurang lebih 3
minggu.
Telur yang dekortikasi tidak dibuahi tetapi lapisan
luarnya sudah hilang.
Patologi dan Gejala Klinis
Gangguan terjadi karena larva ada di paru,
bagi orang yang rentan terjadi perdarahan
kecil di dinding alveolus dan timbul gangguan
pada paru, batuk-batuk demam dan
eosinofilia, pada thorax infiltrat hilang dalam 3
minggu , disebut sindrom Loeffler.
Gangguan oleh cacing dewasa, gangguan
usus ringan (mual, nafsu makan berkurang,
diare atau konstipasi)
Pada infeksi berat, terutama pada anak dapat
terjadi malabsorbsi sehingga memperberat
keadaan malnutrisi dan penurunan status
kognitif pada anak SD. Efek yang paling serius
terjadi obstruksi usus (ileus). Pada keadaan
tertentu cacing dewasa mengembara ke
saluran empedu, apendik, atau ke bronkhus
dan menimbulkan keadaan gawat darurat
sehingga perlu tindakan operatif.
Karakteristik Ascaris lumbricoides
Karakteristik
-Ukuran:
Jantan
Betina
-Umur cacing dewasa
-Lokasi cacing dewasa
-Ukuran telur
-Jumlah telur / cacing
Betina/hari
-Panjang 15 – 30 cm
-Lebar 0,2 – 0,4 cm
- Panjang 20 – 35 cm
-Lebar
0,3 – 0,6
- 1 – 3 th
- Usus halus.
-P=60 – 70 um
-L=40-50 um
-200.000 telur
Diagnosis
Pemeriksaan tinja secara langsung
Bila cacing dewasa keluar sendiri dari hidung,
muntah atau melalui tinja.
PENGOBATAN
Pirantelpamoat 10 mg/kg BB
Albendazol 400 mg dosis tunggal.
Oksantel-pirantel pamoat, infeksi A lumbricoides
dan T. trichiura.
Pengobatan masal
Ada beberapa beberapa syarat:
Obat mudah diterima masyaraat.
Aturan pemakaian sederhana.
Mempunyai efek samping minim.
Bersifat polivalen, sehingga berkhasiat thd
beberapa jenis cacing.
Harga murah.
Prognosis
 Prognosis baik.
 Tanpa obat penyakit dapat sembuh sendiri dalam
waktu 1,5 tahun.
 Dengan pengobatan angka kesembuhan 70 – 99 %.
EPIDEMIOLOGI:
 Prevalensi pada anak-anak 60 – 90 % (kurang
pemakaian jamban)
 Tanah liat, kelembaban tinggi suhu 25 – 30oC adalah
kondisi sangat baik perkembangan telur cacing
menjadi bentuk infektif.
TRICHURIS TRICHURA
Hospes dan Nama Penyakit:
HD adalah manusia,
Ditemukan di usus besar (sekum dan kolon)
Kadang ditemukan diapendik dan ileum
bagian distal.
Penyakitnya, trichiuriasis.
Distribusi geografis
 Bersifat kosmopolitan, terutama didaerah beriklim tropis (lembab
dan panas).
Morfologi dan Daur Hidup
 Ukuran lebih kecil dari cacing ascaris, betina = 35 – 50 mm, jantan =
30 – 45 mm, bentuk seperti cambuk bagian kepala panjang dan
sangat halus, bagian ekor lebih tebal .
 Telur , 50 – 54 mikron, bentuk tempayan
 Telur yang dibuahi, dalam waktu 3 s/d 6 mgg menjadi matang,
perkembanan selanjutnya telur membuthkan tanah liat yang
lembab dan terhindar dari sinar matahari
 Manusia terinfeksi bila menelan telur cacing matang, menetas di
usus halus, cacing dewasa terdapat di kolon terutama sekum,
pertumbuhan sampai dewasa perlu waktu 1 sampai 3 bulan.
Gejala Klinis
Diare diselingi sindrome , disentri, anemia,
prolaksis rektal, berat badan menurun.
Anemia terjadi karena malnutrisi, kehilangan
darah akibat kolon yang rapuh
Diagnosis:
Ditemukan telur cacing pada tinja atau cacing
dewasa pada penderita prolapsus rekti (pada
anak)
PENGOBATAN
Dengan menggunakan obat mebedasol,
pirantelpamoat dan levamisol.
EPIDEMIOLOGI:
Penyebaran geografis T trichiura dan A
lumbricoides adalah sama sehingga sering
ditemukan 1 hospes didapatkan 2 cacing.
Frekuensi di Indonesia terutama di pedesaan
sekitar 30% sampai 90% (pada anak-anak)
FAKTOR PENYEBARAN
Adalah kontaminasi tanah oleh tinja yang
mengandung telur cacing.
Didaerah hyperendemik, laju infeksi dapat
dicegah dengan pembangunan MCH, BAB
yang sehat, Pengobatan dan PKM (higene dan
sanitasi pada masyarakat).
TERIMA KASIH
Download