Tatap Muka 3 Struktur dan Fungsi Membran Sel

advertisement
26/29 September 2011
Tatap Muka 3: The Cell II
III. Struktur dan Fungsi Membran Sel
(Membrane Structure and Function)
Diambil Dari Campbell et al (2009), Biology 8th
Membran plasma merupakan tepi dari suatu kehidupan, batas yang memisahkan
sel hidup dari sekelilingnya. Membran merupakan lapisan yang hanya memiliki ketebalan
8 nm dan bersifat selektif permeabel yaitu membran hanya dapat ditembus dengan lebih
mudah oleh substansi tertentu. Peran membran lebih jauh sebagai pembatas organel yang
mampu memberikan lingkungan berbeda dalam sel sehingga metabolisme yang
berlawanan reaksi dapat terjadi dapat dipelajari pada bab selanjutnya. Pada Bab ini akan
dibahas bagaimana membran sel mengendalikan lalu lintas substansi dengan merujuk
pada lima konsep inti yang terdiri dari:
1. Cellular membrane are fluid mosaics of lipids and proteins
2. Membran structure results in selective permeability
3. Passive transport is diffusion of a substance across a membrane with no energy
investment
4. Active transport uses energy to move solutes againts their gradients
5. Bulk transport across the plasma membrane occurs by exocytosis and endocytosis
Setelah mempelajari Bab ini, mahasiswa diharapkan mampu memenuhi kompetensi
yang dirancang dibawah ini:
________________________________________________________________________
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan struktur membran sel
2. Mahasiswa mampu membedakan protein membrane integral dari protein membrane
peripheral
3. Mahasiswa mampu membedakan difusi terfasilitasi dari transport aktif
4. Mahasiswa mampu membedakan larutan hipertonik, dan hipotonik dari isotonic
5. Mahasiswa mampu mendefinisikan difusi
6. Mahasiswa mampu menerangkan pengaruh temperatur dan komposisi membran
terhadap fluiditas membran
7. Mahasiswa mampu menerangkan bagaimana molekul besar ditransport melalui
membrane
________________________________________________________________________
1. Cellular membrane are fluid mosaics of lipids and proteins
Lipid (fosfolipid) dan protein merupakan komponen utama dari membran
walaupun karbohidrat juga merupakan komponen penting. Bagaimanakah penataan
fosfolipid dan protein di dalam membran sel? Fluid mosaic model menjelaskan bahwa
membran sel berbentuk cairan dan memiliki mosaik protein yang bervariasi dan menyisip
atau menempel pada lapisan ganda (bilayer) fosfolipid (Figure 7.2 dan 7.3).
30
The Fluidity of Membranes
Membran bukan merupakan lembaran statis dari molekul-molekul yang terkunci
secara erat pada suatu tempat. Keutuhan sebuah membran dipertahankan oleh adanya
interaksi hidrofobik (lebih lemah dari ikatan kovalen). Sebagian besar lipid dan beberapa
jenis protein dalam membran dapat berpindah secara lateral (Figure 7.5a) (sangat jarang
terjadi suatu molekul mampu berpindah secara transversal). Perpindahan secara lateral
dari fosfolipid dalam membran terjadi dengan sangat cepat. Fosfolipid berpindah posisi
selama 107 kali per detik (berarti dapat berpindah sekitar 2 um, seperti panjang bakteria,
31
dalam 1 detik). Protein membran berbentuk lebih besar dari pada lipid sehingga bergerak
lebih lambat dan sebagian besar protein membran adalah imobile.
Membran harus berbentuk cairan agar dapat berfungsi dengan baik (pada
umumnya secair minyak salad). Jika membran membeku, permeabilitasnya berubah dan
protein enzim pada membran menjadi tidak aktif. Komposisi lipid dalam membran sel
dapat berubah sebagai bentuk penyesuaian terhadap perubahan cuaca. Sebagai contoh,
pada tumbuhan yang toleran cuaca dingin, prosentasi fosfolipid tak jenuh meningkat pada
saat musim gugur dimana temperatur menurun (suatu bentuk adaptasi yang melindungi
membran dari bentuk padat).
32
Membrane Protein and Their Functions
Membran memiliki sekumpulan protein yang tertanam pada cairan matriks lipid
bilayer (Figure 7.7). Lebih dari 50 macam protein ditemukan pada membran sel darah
merah. Fosfolipid memang merupakan materi membran tetapi proteinlah yang
menentukan sebagian besar dari fungsi membran. Sel yang berbeda memiliki kelompok
protein membran yang berlainan. Terdapat dua kelompok protein membran yaitu protein
integral dan protein peripheral. Protein integral memasuki/menembus bagian hidrofobik
dari lipid bilayer pada membran. Protein peripheral sama sekali tidak tertanam dalam
lipid bilayer membran; hanya terikat secara lepas pada permukaan membran.
2. Membran structure results in selective permeability
The Permeability of the Lipid Bilayer
Molekul nonpolar seperti hidrokarbon, karbon dioksida dan oksigen adalah
hidrofobik dan oleh karenanya dapat larut dalam lipid bilayer membran dan melewati
membran dengan mudah tanpa bantuan dari protein membran. Namun demikian inti
hidrofobik dari membran menghalangi lalu lintas ion dan molekul polar (bersifat
hidrofilik). Molekul polar seperti glukosa dan gula yang lain melewati lipid bilayer
dengan lambat demikian juga molekul air walaupun merupakan molekul polar yang
sangat kecil.
Transport Proteins
33
Membran sel adalah permeabel terhadap ion tertentu dan terhadap berbagai
molekul polar. Molekul polar yang hidrofilik ini dapat menghindari kontak dengan lipid
bilayer melalui transport proteins yang tersebar diseluruh membran.
Sebagian dari protein transpot (saluran proteins) memiliki saluran hidrofilik yang
dapat dilalui oleh molekul tertentu atau ion-ion untuk melewati membran. Sebagai
contoh, berlalunya molekul air melewati membran pada sel-sel tertentu difasilitasi oleh
saluran protein yang disebut aquaporin. Protein pembawa memegang molekul yang akan
dipindahkan dan mengubah bentuknya sedemikian rupa sehingga dapat dibawa melewati
membran.
3. Passive transport is diffusion of a substance across a membrane with no
energy investment
Molekul memiliki tipe energi yang disebut thermal motion (panas). Salah satu
hasil dari thermal motion adalah difusi yaitu perpindahan molekul sedemikian rupa
sehingga menyebar secara merata pada tempat-tempat yang kosong. Untuk memahami
proses ini, bayangkanlah membran sintetik yang memisahkan air murni dari larutan
berwarna. Anggaplah bahwa membran tersebut memiliki pori-pori mikroskopik dan
bersifat permeable terhadap molekul zat warna (Figure 7.11a). Tiap-tiap molekul zat
warna bergerak secara random, dan molekul tersebut bergerak menembus membran
menuju sisi air murni. Molekul zat warna akan terus menyebar menembus membran
hingga kedua jenis larutan tersebut mempunyai konsentrasi molekul zat warna yang
sama. Ketika level tersebut tercapai maka akan terjadi keseimbangan dinamis dimana
molekul zat warna menyeberangi memban dengan kecepatan serupa setiap detiknya dari
dua arah berlawanan.
Dalam kondisi tidak ada kekuatan lain, suatu substansi akan berdifusi dari kondisi
yang memiliki konsentrasi tinggi menuju ke kondisi yang memiliki konsentrasi rendah
atau dengan kata lain tiap-tiap substansi akan berdifusi menuju gradien konsentrasi yang
lebih rendah. Difusi merupakan proses spontan yang tidak membutuhkan input energi.
Ingatlah bahwa suatu substansi berdifusi atas konsentrasinya sendiri dan tidak
dipengaruhi oleh konsentrasi substansi lain (Figure 7.11b).
Banyak dari lalu lintas yang melewati/menembus membran sel terjadi melalui
proses difusi. Jika suatu substansi memiliki konsentrasi lebih tinggi di suatu sisi membran
maka akan ada kecenderungan bagi substansi tersebut untuk berdifusi melewati membran
menuju konsentrasi lebih rendah (dengan asumsi membran bersifat permeable terhadap
substansi tersebut).
34
Difusi suatu substansi yang menembus membran biologi disebut transport pasif
karena sel tidak menggunakan energi dalam melakukan proses tersebut. Membran
bersifat selektif permeable sehingga memberikan efek yang berlainan terhadap laju difusi
pada molekul yang berlainan pula. Pada molekul air, aquaporin menyebabkan air
berdifusi dengan cepat. Perpindahan air melalui membran plasma memberikan
konsekuensi pada sel. Air berdifusi melewati membran dari lokasi yang memiliki zat
terlarut rendah (konsentrasi air bebas lebih tinggi) menuju ke lokasi yang memiliki
konsentrasi zat terlarut tinggi (konsentrasi air bebas lebih rendah). Air akan berdifusi
hingga kedua lokasi yang dibatasi membran memiliki konsentrasi yang sama. Difusi air
menembus membran selektif permeable disebut osmosis. Perpindahan air melewati
membran sel dan keseimbangan air antara sel dan lingkungannya merupakan hal penting
bagi organisme.
Water Balance of Cells Without Walls
Ketika mengamati tingkah laku sel dalam cairan dua hal yang perlu diperhatikan
adalah konsentrasi zat terlarut dan permebilitas membran. Kedua faktor ini penting dalam
konsep tonicity yaitu kapasitas suatu larutan yang menyebabkan suatu sel memperoleh
atau kehilangan air.
Jika sel hewan direndam dalam suatu larutan isotonik terhadap sel, maka tidak
akan terjadi perpindahan melewati membran plasma. Air mengalir melewati membran
plasma dari kedua arah (luar dan dalam sel) dengan laju yang sama. Pada lingkungan
isotonik volume sel hewan tidak berubah (Figure 7.13a). Jika sel dipindahkan ke larutan
hipertonik terhadap sel, maka sel akan kehilangan air (karena berpindah keluar sel), sel
mengkerut dan mati. Hal ini dapat dilihat pada air yang meningkat salinitasnya (misalnya
danau menjadi lebih asin) dan menyebabkan organisme yang tinggal di danau tersebut
mati. Air danau menjadi hipertonik terhadap sel-sel organisme, sel-sel mengkerut dan
35
organisme mati. Mengabsorsi air terlalu banyak juga berbahaya bagi sel hewan
sebagaimana bahayanya terhadap kehilangan air. Jika sel hewan diletakkan pada larutan
hipotonik terhadap sel air akan memasuki sel hewan lebih cepat dari pada air yang
meninggalkan sel. Sel kemudian akan membengkak dan lisis seperti balon yang terlalu
banyak diisi air.
Hewan yang hidup di lingkungan hipertonik atau hipotonik terhadap sel hewan
tersebut harus memiliki adaptasi osmoregulasi, untuk mengendalikan keseimbangan air.
Sebagai contoh, Paramaecium hidup di air yang hipotonik terhadap selnya memiliki
membran plasma yang permeabilitasnya terhadap air sangat rendah (memperlambat
masuknya air ke dalam sel). Paramaecium juga memiliki vakuola kontraktil yang
berfungsi memompa air keluar dari sel dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan
air yang masuk melalui osmosis (Figure 7.14).
Water Balance in Cells with Walls
Sel tanaman, prokariot dan fungi memiliki dinding. Jika sel tersebut terendam
dalam larutan hipotonik terhadap sel, dinding selnya akan membantu menjaga
keseimbangan air. Sel tanaman akan membengkak jika air memasuki sel secara osmosis
(Figure7.13). Namun demikian, dinding yang tidak elastik akan membesar tetapi
kemudian melakukan tekanan kembali terhadap sel dan mampu melawan penyerapan air
lebih jauh. Pada posisi ini sel dikatakan turgid (sangat padat/kaku) yang merupakan
tanda bahwa sel dalam kondisi sehat. Jika lingkungan dari sel tumbuhan isotonik maka
tidak ada kecenderungan bagi air untuk memasuki sel dan sel menjadi flaccid. Jika sel
berada pada lingkungan hipertonik, sel akan kehilangan banyak air, mengkerut, membran
plasma terlepas dari dinding. Fenomena ini disebut plasmolisis (menyebabkan tumbuhan
layu dan mati). Bakteria dan fungi yang memiliki dinding sel juga mengalami plasmolisis
pada lingkungan hipertonik.
36
4. Active transport uses energy to move solutes againts their gradients
The need of Energy in Active Transport
Disebut transport aktif sebab didalam memindahkan molekul melewati
membran plasma melawan gradien (dari sisi yang kurang ke sisi yang lebih
terkonsentrasi) sel menggunakan energi. Seluruh protein transport yang memindahkan zat
terlarut melawan gradien adalah protein pembawa (carrier protein). Mengapa demikian?
ATP menyediakan energi bagi membran sel untul melakukan transport aktif.
Salah satu cara ATP memberikan energi adalah dengan memindahkan gugus fosfat
langsung kepada protein transpot. Hal ini menyebabkan protein mengubah bentuknya dan
memindahkan zat terlarut yang terikat protein melewati membran plasma. Salah satu
contoh adalah pemindahan Na dan K melewati membran sel hewan (Figure 7.16).
37
38
5. Bulk transport across the plasma membrane occurs by exocytosis and
endocytosis
Molekul air dan molekul dari zat terlarut yang kecil keluar masuk membran
plasma dengan cara difusi atau melalui protein transport. Molekul besar pada umumnya
melewati membran dalam bentuk masa melalui mekanisme yang melibatkan pengepakan
molekul dalam suatu vesikel. Sebagaimana transport aktif proses ini juga membutuhkan
energi.
Exocytosis
Sel mensekresi molekul biologi tertentu dengan cara menggabungkan vesikel
dengan membran plasma. Cara ini disebut dengan eksositosis. Vesikel transpot yang
berasal dari badan Golgi bergerak sepanjang mikrotubula sitoskeleton menuju membran
plasma. Ketika membran vesikel dan membran plasma bersentuhan maka molekul lipid
dari kedua bilayer mengatur diri sedemikian rupa sehingga dua membran bergabung. Isi
dalam vesikel kemudian dikeluarkan dari sel, dan membran vesikel menjadi bagian dari
membran plasma.
Banyak dari sel sekresi menggunakan proses eksositosis untuk mengeluarkan
produknya dari sel. Sebagai contoh, sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin
39
mensekresi insulin tersebut ke tubuh melalui eksositosis. Contoh lain adalah neuron (sel
saraf) yang menggunakan eksositosis untuk melepaskan neurotransmiter yang
menghantarkan signal ke neuron lain atau ke sel otot. Ketika sel tanaman membentuk
dinding sel, eksositosis membawa karbohidrat dan protein dari vesikel badan Golgi
menuju luar sel.
Endocytosis
Pada endositosis, sel mengambil molekul biologi dengan membentuk vesikel baru
dari membran plasma. Area kecil pada membran plasma melekuk kedalam sel untuk
membentuk kantong. Lekukan menjadi semakin dalam dan akhirnya terlepas dari
membran membentuk vesikel yang berisi materi yang berasal dari luar sel. Terdapat tiga
jenis endositosis yaitu pagositosis (“cellular eating”), pinositosis (“cellular drinking”),
dan receptor-mediated endocytosis (Figure 7.20).
40
RINGKASAN








Protein integral tertanam dalam lipid bilayers; protein periferal menempel pada
bagian permukaan. Protein membran berfungsi dalam transport, aktifitas enzim,
pengenalan antar sel, penggabungan antar sel, pelekatan pada sitoskeleton, dan
ECM
Gula berantai pendek melekat pada protein dan lipid membran sel bagian luar,
berinteraksi dengan molekul permukaan sel lain dalam pengenalan antar sel
Sel harus melakukan pertukaran molekul dan ion dengan lingkungannya dan
proses ini dikendaloikan oleh membran plasma
Difusi merupakan pergerakan spontan dari suatu substansi menuju gradien
konsentrasinya sendiri yang lebih rendah
Air mengalir menembus membran dari sisi yang memiliki konsentrasi zat terlarut
rendah (hipotonik) menuju sisi yang memiliki konsentrasi zat terlarut tinggi
(hipertonik)
Protein membran tertentu menggunakan energi, biasanyadalam bentuk ATP untuk
melakukan kerja dalam transport aktif
Dalam exositosis, vesikel transport berpindah menuju membran plasma,
bergabung, kemudian melepaskan isinya
Dalam endositosis, molekul memasuki sel dalam vesikel yang terbentuk dari
membran plasma
QUIZ
1. . Membran biologi memiliki struktur
a. Permeabel
b. Lipid bilayer
c. Mozaik lipid dan protein dinamis
d. Model mozaik cair
2. Transpot sejumlah besar molekul ke dalam sel berlangsung melalui
a. Transpot aktif
b. Transpot pasif
c. Exocitosis
d. Endositosis
3. Pernyataan di bawah ini merupakan beberapa fungsi dari membran plasma sel, kecuali
a. Sebagai membran transport
b. Melakukan pengenalan sel lain
c. Melakukan seleksi terhadap keluar masuknya molekul dalam sel
d. Melakukan transformasi
4. Perpindahan molekul pada sel di bawah ini dilakukan melalui transport pasif, kecuali
a. Osmosis
b. Difusi
c. Difusi yang terfasilitasi
d. Transport ion menuju gradien yang lebih tinggi
5. Proses keluarnya substansi secara masal dari dalam sel menuju keluar dari sel
dilakukan dengan
a. Transpot pasif
b. Eksositosis
c. Endositosis
d. Phagositosis
41
IV. Metabolisme
(An Introduction to Metabolism)
Diambil Dari Campbell et al (2009), Biology 8th
Sebuah sel hidup merupakan miniatur pabrik kimia dimana ribuan reaksi
berlangsung dalam skala mikroskopis. Komponen gula dapat diuraikan dan jika
dibutuhkan dapat disusun kembali menjadi komponen berbeda, seperti asam amino.
Protein dapat dibongkar menjadi asam amino yang dapat diuraikan lebih jauh dan disusun
kembali menjadi komponen lain seperti gula. Molekul sederhana disintesis menjadi
polimer yang dapat pula dihidrolisis sesuai kebutuhan sel. Pada organisme multiseluler,
banyak sel yang mengeksport produk kimiawinya yang digunakan oleh bagian lain
organisme. Suatu proses yang dikenal sebagai respirasi sel mengendalikan sistem sel
dengan cara mengekstrak energi yang tersimpan dalam gula dan bahan bakar lain. Sel
menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja seperti memindahkan zat terlarut
melalui membran plasma (diuraikan pada Bab III). Dalam bab ini mahasiswa akan
mempelajari konsep metabolisme yang dapat membantu memahami bagaimana aliran
materi dan energi diproses dan bagaimana aliran diatur. Konsep kunci yang diuraikan
meliputi:
1. An organism’s metabolism transforms matter and energy, subject to the law of
thermodynamics
2. Enzymes speed up metabolic reactions by lowering energy barriers
3. Regulation of enzyme activity helps control metabolism
Setelah menyelesaikan Bab IV ini mahasiswa diharapkan:
________________________________________________________________________
1.
2.
3.
4.
Mahasiswa mampu membedakan katabolisme dari anabolisme
Mahasiswa mampu membedakan energi kinetik dari energi potensial
Mahasiswa mampu membedakan reaksi exergonik dari reaksi endergonik
Mahasiswa mampu menerangkan bagaimana sel mendapatkan energy untuk
melakukan kerja
5. Mahasiswa mampu mendeskripsikan mekanisme penurunan energi aktifasi oleh
enzim
________________________________________________________________________
1. An organism’s metabolism transforms matter and energy, subject to
the law of thermodynamics
Organization of the Chemistry of Life into Metabolic Pathway
Suatu jalur metabolisme berawal dari satu molekul spesifik yang kemudian
diubah dalam suatu rangkaian reaksi tertentu dan menghasilkan suatu produk. Setiap
langkah dalam reaksi dikatalisis oleh enzim yang spesifik pula (lihat gambar dibawah
ini).
42
Jalur metabolisme yang melepaskan energi dengan cara memecah molekul
kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana disebut jalur katabolisme. Jalur
katabolisme utama adalah respirasi dimana glukosa dipecah menjadi bahan bakar organik
dengan bantuan oksigen menjadi karbon dioksida dan air. Energi yang tersimpan di
dalam molekul organik menjadi tersedia bagi sel untuk melakukan kerja, seperti
pergerakan cilia atau transport membran. Jalur anabolisme menggunakan energi untuk
menyusun molekul komplek dari molekul-molekul sederhana. Apakah contohnya?
Form of Energy
Energi adalah kapasitas untuk melakukan perubahan (kerja). Dengan kata lain
energi adalah kemampuan untuk menata kembali suatu koleksi materi. Energi ada dalam
bentuk yang bervariasi, dan hidup bergantung pada kemampuan sel dalam
mentransformasikan energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Energi dapat diasosiasikan dengan pergerakan materi; energi ini disebut energi
kinetik. Panas atau energi thermal adalah energi kinetik yang berhubungan dengan
perpindahan atom atau molekul secara random. Cahaya juga merupakan energi yang
dapat digunakan untuk melakukan kerja seperti pada fotosintesis tumbuhan hijau.
Suatu obyek yang tidak bergerak dapat pula meyimpan energi. Energi yang tidak
berasosiasi dengan gerak disebut energi potensial; yaitu energi yang dimiliki oleh benda
karena lokasi atau struktur benda tersebut. Sebagai contoh, air dalam bendungan
memiliki energi karena ketinggiannya di atas ketinggian permukaan laut. Molekulmolekul memiliki energi karena struktur dari atom-atomnya. Energi kimia adalah istilah
yang digunakan oleh para biolog dan mengacu pada pengertian energi potensial tersedia
yang dapat dilepaskan dalam suatu reaksi kimia. Jalur katabolisme melepaskan energi
dengan cara memecah molekul kompleks. Para biolog mengatakan bahwa molekul
kompleks tersebut (glukosa) memiliki energi kimia yang tinggi.
The Laws of Energy Transformation
The First law of Thermodynamics
Menurut hukum pertama termodinamika energi di alam raya adalah konstan.
Energi dapat ditransfer dan ditransformasikan tetapi energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan. Cheetah pada Figure 8.3a mengkonverikan energi kimia molekul organik
dalam makanannya menjadi energi kinetik dan bentuk energi lain untuk melakukan
proses-proses biologi. Apa yang terjadi dengan energi sesudah digunakan untuk
melakukan kerja?
43
The second law of Thermodynamics
Dalam setiap transfer energi sebagian dari energi menjadi energi yang tidak dapat
digunakan. Pada sebagian besar transformasi energi, sebagian dari energi diubah menjadi
panas; dan hanya sebagian dari energi kimia pada makanan yang ditransformasikan
dalam bentuk gerak (Figure 8.3b).
Di dalam proses reaksi kimia, perubahan energi menjadi panas pada sel hidup
tidak dapat dihindari. Suatu sistem dapat menggunakan/memanfaatkan panas ini jika
terjadi perbedaan temperatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan pergerakan panas
dari lokasi yang lebih panas ke lokasi yang lebih dingin. Jika temperatur seragam seperti
temperatur di dalam sel hidup, maka panas yang dihasilkan dari reaksi kimia hanya
digunakan untuk menghangatkan organisme.
Konsekuensi logis dari hilangnya energi selama transfer energi adalah bahwa
setiap transfer energi menjadikan alam raya lebih tidak teratur (disordered). Para ilmuwan
menggunakan istilah entropi untuk menghitung kuantitas disorder (ketidakteraturan).
Hukum kedua termodinamika berbunyi setiap transfer energi meningkatkan entropi
alam raya. Cheetah pada Figure 8.3b mengubah energi kimia menjadi energi kinetik. Hal
ini akan meningkatkan disorder terhadap lingkungan sekelilingnya dengan
menghasilkan/melepaskan panas dan molekul kecil karbon dioksida (pada proses
pemecahan molekul pada makanan).
Biolgical Order and Disorder
Mahluk hidup meningkatkan entropi lingkungan sebagimana disebutkan pada
hukum kedua termodinamika. Sel membentuk struktur yang sangat teratur dari materi
yang memiliki struktur kurang teratur. Sebagai contoh, asam amino diatur dalam suatu
struktur dan urutan tertentu untuk membentuk rantai polipeptida. Pada tingkat organisme,
Figure 8.4 menunjukkan anatomi yang simetri dari akar tanaman. Akar tanaman ini
dibentuk melalui proses biologi dari materi yang lebih sederhana. Organisme juga
mengambil energi dan materi teratur dari lingkungan sekitarnya dan menggantinya
dengan materi yang tidak teratur. Sebagai contoh hewan mengambil starch (pati), protein
44
dan molekul komplek lain dari makanan yang dimakannya. Pada proses katabolisme,
molekul tersebut dipecah dan hewan melepaskan molekul air dan karbondisoksida (suatu
molekul yang memiliki energi kimia lebih kecil dari pada molekul pada makanan).
Exergonic and Endergomic Reactions in Metabolisms
Eksergonik adalah reaksi kimia yang melepaskan energi bebas (Figure 8.6a).
Reaksi eksergonik terjadi spontan secara lambat atau secara cepat. Reaksi endergonik
adalah reaksi kimia yang mengabsorsi energi bebas yang terdapat disekelilingnya (Figure
8.6b). Reaksi endergonik bukanlah reaksi spontan. Jika suatu proses kimia adalah
eksergonik (melepaskan energi) maka proses kimia yang terjadi sebaliknya haruslah
endergonik yang menggunakan energi. Proses yang berlawanan tidaklah mungkin keduaduanya melepaskan energi atau menyerap energi.
45
2. Enzymes speed up metabolic reactions by lowering energy barriers
Reaksi kimia yang terjadi secara spontan dapat berlangsung sangat lama. Sebagai
contoh, walaupun hidrolisis sukrose menjadi glukosa dan fruktose terjadi secara spontan
dengan melepas energi, suatu larutan gula akan melarutkan gula dalam waktu tahunan
pada temperatur ruangan. Tetapi jika ditambahkan enzim sukrase pada larutan tersebut,
maka sukrosa akan terhidrolisa dalam hitungan detik (Figure 8.13). Enzim adalah
makromolekul yang bertindak sebagai katalis yaitu suatu agen kimiawi yang
mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi.
46
The Activation Energy Barrier
Setiap reaksi kimia antara molekul-molekul melibatkan pelepasan dan
pembentukan ikatan. Sebagai contoh, hidrolisis sukrose melibatkan pemisahan ikatan
antara glukose dan fruktose dan satu ikatan molekul air kemudian membentuk dua ikatan
baru (Figure 8.13). Perubahan satu bentuk molekul menjadi molekul yang lain
melibatkan perubahan molekul menjadi molekul yang tidak stabil sebelum proses
berikutnya berlangsung. Untuk meraih kondisi ini molekul mengabsorbsi energi dari
sekelilingnya. Ketika ikatan baru dari molekul terbentuk, energi dilepaskan dalam bentuk
panas dan molekul menjadi stabil kembali dengan energi potensial yang lebih rendah.
Energi awal yang digunakan untuk memulai reaksi disebut energi aktifasi
(disingkat EA). EA adalah sejumlah energi yang dibutuhkan untuk mendorong reaktan
agar melampaui barier energi sehingga sebagian reaksi dapat dimulai (lihat Figure 8.14).
EA pada umumnya berada dalam bentuk panas yang diabsorsi oleh molekul reaktan dari
sekelilingnya. Ikatan dari reaktan akan terlepas hanya jika molekul mengabsorbsi cukup
energi untuk menjadikan molekul tidak stabil dalam memasuki kondisi transisi. Pada
umumnya, EA yang dibutuhkan sangat tinggi sehingga kondisi transisi sangat jarang
tercapai dan reaksi tidak terjadi sama sekali. Dalam hal ini reaksi akan terjadi jika reaktan
dipanaskan. Sebagai contoh, reaksi dari gasoline (bensin) dan oksigen adalah eksergonik
dan akan terjadi spontan, tetapi energi dibutuhkan oleh molekul tersebut untuk mencapai
transisi dan bereaksi.
47
How Enzymes Lower the EA Barrier
Protein, DNA dan molekul kompleks lain dari sel memiliki energi bebas yang
tinggi dan memiliki potensi menguraikan secara spontan. Molekul tersebut bertahan tidak
melakukan reaksi karena pengaruh temperatur di dalam sel (beberapa molekul mampu
melampaui EA). Panas mempercepat reaksi karena reaktan mampu mencapai transisi
lebih cepat namum panas tinggi dapat mendenaturasi protein dan membunuh sel. Panas
juga mempercepat semua reaksi di dalam sel (tidak selektif) sehingga akan
membahayakan sel. Organisme menggunakan enzim (bukan panas) sebagai katalis.
Enzim mengkatalis suatu reaksi dengan cara merendahkan barier EA (Figure
8.15), menjadikan molekul reaktan mengabsorpsi energi yang cukup untuk mencapai
transisi pada temperatur sedang. Enzim tidak mampu merubah reaksi endergonik menjadi
eksergonik. Karena enzim sangat spesifik untuk reaksi yang dikatalisis, enzim
menentukan proses kimiawi dalam sel dalam waktu tertentu.
48
RINGKASAN




Metabolisme adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme dengan
bantuan enzim. Jalur reaksi tersebut dapat katabolik struktur (memecah molekul dan
melepaskan energi) atau anabolik (membentuk molekul dan membutuhkan energi)
Energi adalah suatu kapasitas untuk menyebabkan terjadinya perubahan; beberapa
bentuk energi melakukan kerja dengan cara memindahkan materi. Energi kinetik
berasosiasi dengan pergerakan. Energi potensial berhubungan dengan lokasi atau
struktur materi dan meliputi energi kimia yang dimiliki oleh molekul karena
strukturnya
Hukum termodinamika I menyebutkan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, hanya dapat ditransfer atau ditransformasikan. Hukum kedua
menyatakan bahwa perubahan spontan (yang tidak membutuhkan input energi dari
luar) meningkatkan entropi (disorder) alam semesta
Di dalam reaksi kimia, energi yang dibutuhkan untuk memecahkan ikatan dalam
reaktan disebut energi aktifasi (EA)
49
QUIZ
1. Perubahan bentuk energi dari energi kimia dalam makanan menjadi energi untuk
melakukan gerak merupakan contoh dari
a. Hukum termodinamika II
b. Hukum termodinamikan I dan II
c. Hukum termodinamika I
d. Hukum konversi energi
e. Hukum transformasi energi
2. Bentuk energi apakah yang dimiliki oleh buah jeruk masak yang terletak di meja
makan Anda?
a. Energi potensial bersifat fisik
b. Energi kinetik bersifat fisik
c. Energi potensial dan kinetik
d. Energi potensial bersifat kimiawi
e. Energi kinetik yang bersifat kimiawi
3. Mengapa enzim hanya bekerja pada substrat tertentu saja?
a. Karena hanya substrat tertentu saja yang mampu berikatan dengan sisi aktif
enzim
b. Karena sisi aktif enzim saja yang mampu berubah bentuk sesuai dengan
substrat
c. Karena hanya enzim tertentu saja yang bekerja pada substrat tertentu untuk
menghasilkan produk
d. Karena hanya substrat tertentu saja yang mampu bekerja dalam enzim tertentu
sehingga menghasilkan produk baru
e. Karena sisi aktif enzim mampu menurunkan barier energi aktifasi
50
Download