BAB I MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan individu dan umat manusia secara keseluruhan, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan berusaha mengembangkan sasaran pendidikan agar mampu berdiri sendiri, pendidikan berarti memberi bantuan agar sasaran didik mampu menolong dirinya sendiri. Pendidikan yang bermutu dan berkualitas merupakan pendidikan yang memiliki penyediaan guru dan tenaga kependidikan profesional, dengan penguasaan dalam bidang studi yang dipelajarinya, ilmu dan metode mendidik, serta sifat-sifat sebagai pribadi yang dapat diteladani. Salah satu peran terpenting yang sangat menentukan untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan adalah guru. Seorang guru tidak hanya sekedar menggugurkan kewajibannya di kelas, yang bertugas mengajar peserta didiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran akan tetapi guru juga harus bisa mendidik peserta didiknya dalam perubahan perilaku kesehariannya menjadi lebih baik pada kehidupan sosialnya. Tak hanya itu, seperti slogan yang sudah tenar dimasyarakat yaitu “Guru itu digugu dan ditiru”, artinya seorang guru harus dapat dipercaya dan ditiru, hal ini mengisyaratkan bahwa dalam berbagai kegiatan kehidupan, masyarakat berharap guru sebagai tauladan dan ketika disekolah guru menjadi panutan bagi peserta didiknya. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses yang memungkinkan seorang mahasiswa calon tenaga kependidikan agar dapat memenuhi tujuan tersebut, Salah satunya dapat dilakukan melalui perolehan pengalaman langsung di lapangan atau Program Pengalaman Lapangan (PPL). 1 Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu program mata kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) dengan bobot kredit 4 SKS yang wajib ditempuh oleh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang memiliki tujuan mengaplikasikan berbagai wawasan keilmuan dalam bidang pendidikan yang di dapatkan selama proses pembelajaran di dalam perkuliahan yang mencakup strategi pembelajaran, perencanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan kemampuan teknis para calon tenaga pendidik. Selain itu Mata kuliah ini bertujuan melatih para mahasiswa (calon guru) agar menguasai keterampilan dan kemampuan menjadi seorang guru secara utuh dan terintegrasi (professional), sehingga pada akhirnya para mahasiswa siap untuk mengembangkan tugas menjadi seorang guru. Secara umum, Program Pengalaman Lapangan (PPL) bertujuan agar para mahasiswa mendapatkan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan dan sebagai wahana untuk mempersiapkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional. Pengalaman yang dimaksud meliputi pengalaman pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai profesi tenaga pendidik, serta mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, baik itu di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dengan penuh tanggung jawab. Melalui kegiatan PPL ini juga diharapkan mahasiswa sebagai praktikan dapat mengimpelementasikan konsep teori yang sudah di dapatkan selama perkuliahan dengan kehidupan nyata di lingkungan kerja yang sesungguhnya yaitu di lingkungan sekolah. Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) semester genap tahun akademik 2017/2018 dilaksanakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia selama bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2018. Lokasi pelaksanaan kegiatan PPL tersebar di sekolah-sekolah di Bandung, dan salah satunya berada di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jln. Soekarno hatta, Riung bandung 40295 Telp/Fax (022) 7563293 yang merupakan tempat praktikan melaksanakan PPL. Praktikan merupakan mahasiswa UPI jurusan Pendidikan Teknik Mesin Angkatan 2014 yang diberi tanggung jawab untuk mengajar pada Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif Kelas X TKR 6. 2 Selama melaksanakan kegiatan PPL di SMK Negeri 6 Bandung praktikan mendapatkan banyak pengalaman untuk mengembangkan pengetahuan di dalam bidang pendidikan. Akan tetapi selama pelaksanaan PPL tersebut, terdapat juga permasalahan yang dihadapi oleh praktikan, diantaranya adalah sebagai berikut : A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tujuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut yang merupakan tujuan pembangunan nasional yang kemudian dijabarkan menjadi tujuan pendidikan nasional, yaitu membangun manusia seutuhnya. Dari tujuan pendidikan nasional ini dijabarkan lagi menjadi tujuan institusional atau kelembagaan yang diturunkan menjadi tujuan kurikulum (dijabarkan dalam kurikulum atau mata pelajaran). Kemudian dari kurikulum dijabarkan lagi menjadi silabus dan Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Jadi, silabus merupakan penjabaran dari kurikulum yang mana dalam kurikulum terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Selain itu terdapat pengalaman belajar yang merupakan penjabaran dari indikator atau hal-hal yang dikuasai peserta didik. Selanjutnya terdapat alokasi waktu, media dan alat, serta sistem penilaian. Kemudian silabus dijabarkan lagi menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perbedaannya adalah silabus bersifat umum sedangkan RPP lebih spesifik dan terdapat rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam satu atau beberapa pertemuan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah suatu konsep yang dibuat, dilaksanakan dalam rangka pencapaian mutu pendidikan melalui suatu kompetensi dasar yang di tetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP seharusnya memuat antara lain sebagai berikut: 1. Kompetensi Inti (KI) 2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi 3. Tujuan Pembelajaran 4. Materi Pembelajaran 5. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran 3 6. Alat, Bahan dan Media Sumber Belajar 7. Kegiatan Pembelajaran 8. Penilaian Hasil Belajar Manfaat dari RPP agar proses pembelajaran berjalan secara efektif, mampu mencapai tujuan pembelajaran, dan mencapai hasil yang maksimal, karena hal positif yang direncanakan dengan matang akan mendapatkan hasil yang baik. Penyusunan RPP merupakan suatu bagian terpenting dalam melaksanakan PPL karena RPP merupakan pegangan bagi setiap guru di dalam menyampaikan materi yang berpedoman pada kurikulum yang berlaku yang berfungsi sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam menyusun RPP ini praktikan mendapat bimbingan dan arahan dari Guru Pamong PPL. Meskipun demikian ada hal yang menurut praktikan masih belum sempurna dan menjadi permasalahan dalam penyusunan RPP yang praktikan buat. Adapun permasalah yang muncul selama penyusunan RPP, antara lain : 1. Penyusunan RPP Pertama Pada penyusunan RPP Pertama praktikan mengalami masalah/kesulitan dalam: a. Dalam penyesuaian format RPP yang dipelajari praktikan dalam perkuliahan di UPI ada beberapa perbedaan dengan RPP yang digunakan di sekolah. b. Menentukan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian indikator. c. Kesulitan dalam membuat strategi atau skenario pembelajaran yang akan dipergunakan dalam penyampaian materi di dalam kelas d. Penentuan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan. 2. Penyusunan RPP Ke-Dua Pada penyusunan RPP Ke-Dua praktikan mengalami masalah/kesulitan dalam: 4 a. Dalam penyesuaian format RPP yang dipelajari praktikan dalam perkuliahan di UPI ada beberapa perbedaan dengan RPP yang digunakan di sekolah. b. Menentukan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian indikator. c. Kesulitan dalam membuat strategi atau skenario pembelajaran yang akan dipergunakan dalam penyampaian materi di dalam kelas d. Penentuan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan. 3. Penyusunan RPP Ke-Tiga Pada penyusunan RPP Ke-Tiga praktikan mengalami masalah/kesulitan dalam: a. Dalam penyesuaian format RPP yang dipelajari praktikan dalam perkuliahan di UPI ada beberapa perbedaan dengan RPP yang digunakan di sekolah. b. Menentukan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian indikator. c. Kesulitan dalam membuat strategi atau skenario pembelajaran yang akan dipergunakan dalam penyampaian materi di dalam kelas 4. Penyusunan RPP Ke-Empat Pada penyusunan RPP Ke-Empat praktikan mengalami masalah/kesulitan dalam: a. Dalam penyesuaian format RPP yang dipelajari praktikan dalam perkuliahan di UPI ada beberapa perbedaan dengan RPP yang digunakan di sekolah. b. Menentukan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian indikator. 5 c. Kesulitan dalam membuat strategi atau skenario pembelajaran yang akan dipergunakan dalam penyampaian materi di dalam kelas sedikit berkurang. 5. Penyusunan RPP Ke-Lima Pada penyusunan RPP Ke-Lima praktikan mengalami masalah/kesulitan dalam: a. Dalam penyesuaian format RPP yang dipelajari praktikan dalam perkuliahan di UPI ada beberapa perbedaan dengan RPP yang digunakan di sekolah. b. Menentukan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian indikator sedikit berkurang. c. Membuat media pembelajaran yang menarik 6. Penyusunan RPP Ke-Enam Pada penyusunan RPP Ke-Enam praktikan mengalami masalah/kesulitan dalam: a. Dalam penyesuaian format RPP yang dipelajari praktikan dalam perkuliahan di UPI ada beberapa perbedaan dengan RPP yang digunakan di sekolah. b. Menentukan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian indikator. c. Kesulitan dalam membuat strategi atau skenario pembelajaran yang akan dipergunakan dalam penyampaian materi di dalam kelas d. Kesulitan dalam perancangan lembar kerja peserta didik atau job sheet. 7. Penyusunan RPP Ke-Tujuh Pada penyusunan RPP Ke-Tujuh praktikan mengalami masalah/kesulitan dalam: 6 a. Menentukan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian indikator. b. Kesulitan dalam membuat strategi atau skenario pembelajaran yang akan dipergunakan dalam penyampaian materi di dalam kelas 8. Penyusunan RPP Ke-Delapan Pada penyusunan RPP Ke-Delapan praktikan mengalami masalah/kesulitan dalam: a. Menentukan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian indikator. b. Kesulitan dalam membuat strategi atau skenario pembelajaran yang akan dipergunakan dalam penyampaian materi di dalam kelas. c. B. Kesulitan dalam perancangan lembar kerja peserta didik atau job sheet. Proses Penampilan Permasalahan tidak hanya seputar perencanaan pembelajaran saja, tetapi yang paling penting adalah bagaimana melaksanakan apa yang sudah direncanakan di atas melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Pada dasarnya kegiatan perancanaan sebagaimana disebutkan merupakan sarana penunjang agar kegiatan mengajar di kelas berhasil. Jadi, inti dari kegiatan seorang guru adalah penampilan mengajar di kelas. Proses penampilan dalam kelas merupakan modal penting bagi praktikan bagaimana supaya anak dapat belajar dan memahami pembelajaran yang dilakukan, dan proses transformasi materi dan ilmu dapat terjadi. Hal ini sangat penting dalam penampilan kelas, maka dari itu praktikan secara lahiriah dan psikologis harus memiliki kesiapan dan kecerdikan dalam penyesuaian kelas. Penampilan pertama seorang pendidik biasanya akan sangat menentukan dan akan berpengaruh pada penampilan selanjutnya. Walaupun persiapan sebelum saat penampilan berlangsung telah dilakukan, namun tetap saja 7 memperoleh kesulitan pada saat pelaksanaannya. Praktikan ditugaskan mengajar di tiga kelas, yaitu kelas X TKR 6. Pada saat penampilan mengajar, praktikan mengalami berbagai masalah dalam menghadapi peserta didik di kelas dimana tempat praktikan mengajar. Masalah yang dihadapi selama pelaksanan penampilan adalah : 1. Penampilan Mengajar Pertama Pada penampilan mengajar pertama praktikan mengalami masalah/kesulitan dalam: a. Skenario pembelajaran yang belum sesuai dengan skenario yang telah dirancang. b. Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara merata. c. Kesulitan memahami karakter peserta didik yang berbeda-beda karena kurangnya intensitas pertemuan. d. Kesulitan mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah tertanam pada peserta didik. e. Kewalahan mengatur waktu sehingga ada materi yang tak tersampaikan. f. Grogi berbicara didepan siswa. 2. Penampilan Mengajar Ke-Dua Pada penampilan mengajar Ke-Dua praktikan mengalami masalah/kesulitan dalam: a. Skenario pembelajaran yang belum sesuai dengan skenario yang telah dirancang. b. Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara merata. c. Kesulitan memahami karakter peserta didik yang berbeda-beda karena kurangnya intensitas pertemuan. d. Kesulitan mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah tertanam pada peserta didik. e. Kewalahan mengatur waktu sehingga ada materi yang tak tersampaikan 8 3. Penampilan Mengajar Ke-Tiga Pada penampilan mengajar Ke-Tiga praktikan mengalami masalah/kesulitan dalam: a. Skenario pembelajaran yang belum sesuai dengan skenario yang telah dirancang. b. Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara merata. c. Kesulitan mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah tertanam pada peserta didik. d. Kesulitan memahami karakter peserta didik yang berbeda-beda karena kurangnya intensitas pertemuan. e. Kewalahan mengatur waktu sehingga ada materi yang tak tersampaikan. f. Kesulitan menerapkan sikap disiplin 4. Penampilan Mengajar Ke-Empat Pada penampilan mengajar Ke-Empat praktikan mengalami masalah/kesulitan dalam: a. Skenario pembelajaran yang belum sesuai dengan skenario yang telah dirancang. b. Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara merata. c. Kesulitan mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah tertanam pada peserta didik. d. Kewalahan mengatur waktu sehingga ada materi yang tak tersampaikan. e. Kesulitan mempertahankan siswa untuk tidak meminta pulang. 5. Penampilan Mengajar Ke-Lima Pada penampilan mengajar Ke-Lima praktikan mengalami masalah/kesulitan dalam: a. Skenario pembelajaran yang belum sesuai dengan skenario yang telah dirancang. 9 b. Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara merata. c. Kesulitan mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah tertanam pada peserta didik. d. Kewalahan mengatur waktu sehingga ada materi yang tak tersampaikan. e. Kesulitan mempertahankan siswa untuk tidak meminta pulang 6. Penampilan Mengajar Ke-Enam Pada penampilan mengajar Ke-Enam praktikan mengalami masalah/kesulitan dalam: a. Skenario pembelajaran yang belum sesuai dengan skenario yang telah dirancang. b. Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara merata. c. Kesulitan mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah tertanam pada peserta didik. d. Kewalahan mengatur waktu sehingga ada materi yang tak tersampaikan. e. Kesulitan mempertahankan siswa untuk tidak meminta pulang. f. Kesulitan menerapkan sikap disiplin. 7. Penampilan Mengajar Ke-Tujuh Pada penampilan mengajar Ke-Tujuh praktikan mengalami masalah/kesulitan dalam: a. Skenario pembelajaran yang belum sesuai dengan skenario yang telah dirancang. b. Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara merata. c. Kesulitan mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah tertanam pada peserta didik. d. Kewalahan mengatur waktu sehingga ada materi yang tak tersampaikan. e. Kesulitan mempertahankan siswa untuk tidak meminta pulang 10 8. Penampilan Mengajar Ke-Delapan Pada penampilan mengajar Ke-Delapan praktikan mengalami masalah/kesulitan dalam: a. Skenario pembelajaran yang belum sesuai dengan skenario yang telah dirancang. b. Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara merata. c. Kesulitan memahami karakter peserta didik yang berbeda-beda karena kurangnya intensitas pertemuan. d. Kesulitan mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah tertanam pada peserta didik. e. C. Kewalahan mengatur waktu sehingga ada materi yang tak tersampaikan Bimbingan Belajar / Ekstrakurikuler Setiap peserta didik memiliki kemampuan dalam bidang berbeda, selain itu diperlukan kegiatan lain diluar proses kegiatan pembelajaran untuk mengasah minat dan bakat dari peserta didik, baik itu yang berhubungan langsung dengan akademik maupun tidak langsung. Selain itu juga merupakan bekal untuk mereka agar dapat bersosialisasi di masyarakat. Kegiatan ini dinamakan bimbingan belajar atau biasanya juga disebut ekstrakurikuler. Kegiatan ini tidak termasuk kategori paksaan tetapi sukarela. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler di dasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Pendidik dalam hal ini guru yang baik harus aktif disegala bidang bukan hanya dalam bidang akademik saja tetapi di luar akademik pun guru harus aktif. Dewasa ini perkembangan dunia pendidik yang pesat mendorong sekolah untuk berprestasi dalam berbagai bidang baik akademik maupun non akademik, atas dorongan tersebut pihak sekolah memberikan kemudahan serta menyediakan fasilitas bagi kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Peserta didik diberikan fasilitas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Khususnya di SMK Negeri 6 Bandung, selama PPL disana, praktikan dapat melihat bahwa sekolah benar-benar memberikan ruang bagi perkembangan potensi peserta didiknya. Banyak kegiatan 11 ekstrakurikuler yang diadakan, seringnya pihak sekolah mendorong peserta didiknya untuk mengikuti berbagai lomba baik itu akademik maupun non akademik. Kegiatan ekstrakurikuler di SMK Negeri 6 Bandung meliputi: 1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) 2. Rohis (Rohani Islam) 3. Polisi Taruna (Poltar) 4. Pramuka 5. Paskibra 6. Palang Merah Remaja 7. Keputrian 8. Kopling (Komunitas Pencinta Lingkungan) 9. Angklung 10. Futsal 11. Bola volley 12. Basket 13. Karate 14. Pencak silat 15. Lingkungan 16. Dll Permasalahan yang praktikan alami berkaitan dengan kegiatan ekstrakulikuler adalah sebagai berikut: 1. Partisipasi siswa yang penulis bimbing dalam mengikuti kegiatan eksul komputer masih sangat minim. 2. Peran serta mahasiswa (praktikan) dalam kegiatan ekstrakulikuler belum sudah berjalan maksimal. D. Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah / Tempat Latihan Menghadapi lingkunan baru, berarti harus pula mengikuti peraturan dan sitem yang ada dan berlaku di lingkungan tersebut. Masuknya praktikan kedalam lingkungan sekolah sebagai tempat praktek, maka seharusnyalah mengikuti dan berpartisipasi dalam peraturan, sistem, dan kegiatan yang ada di sekolah. 12 Partisipasi dalam kehidupan sekolah merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh praktikan di luar kegiatan belajar mengajar. Partisipasi ini dilakukan agar praktikan dapat menyesuaikan dengan lingkungan yang ada disekolah karena pada saat Program Pengalaman Lapangan (PPL) praktikan harus memberikan kontribusi dan terlibat langsung dalam kegiatannya. kegiatan yang dilakukan oleh praktikan tidak hanya berhubungan dengan proses belajar mengajar di kelas saja tetapi juga melaksanakan beberapa kegiatan lain untuk menambah pengetahuan, pengalaman dalam kegiatan di luar mengajar di kelas dan juga berpartisipasi dalam kelancaran serta kemajuan sekolah. Ada beberapa kegiatan yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh praktikan di luar kegiatan belajar mengajar (KBM) selama Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 6 Bandung, yang merupakan tugas utama pratikan diantaranya : 1. Upacara Bendera. Upacara Bendera adalah kegiatan rutin dilaksanakan 1 minggu sekali yang dilaksanakan pada hari Senin. Kegiatan upacara bendera bertujuan memupuk rasa nasionalisme peserta didik terhadap negaranya dan para pahlawan negara, dan memupuk kebanggaan peserta didik akan tanah airnya sendiri. Dalam kegiatan tersebut, praktikan tidak mengalami masalah dan semua praktikan diusahakan hadir mengikuti rangkaian pelaksanaan upacara bendera. 2. Piket Perpustakaan Piket di perpustakaan dilaksanakan untuk melayani siswa yang akan meminjam buku, merapihkan buku maupun administrasi perpustakaan merupakan berbagai kegiatan praktikan selama piket di perpustakaan. Masalah yang dialami Praktikan selama piket di perpustakaan diantaranya dalam hal perapihan buku, terkadang harus menangani siswa yang terlambat dalam mengembalikan buku sehingga ada peraturan administrasi yang harus dipenuhi sebagai konsekuensi dari keterlambatannya. 3. Piket di Gerbang sekolah. Tugas piket di gerbang sekolah diantaranya membantu petugas piket dari pihak guru dalam mengatur administrasi apabila terdapat siswa yang izin meninggalkan jam pelajaran, izin masuk kelas karena terlambat, menggantikan 13 tugas guru yang berhalangan mengajar. Masalah yang dialami praktikan ketika piket di ruang guru adalah terkadang kesulitan apabila terdapat banyak siswa yang meminta izin keluar dan masuk serta apabila banyak guru yang berhalangan masuk dikarenakan sakit dan hal lainnya karena jumlah praktikan yang piket di ruang guru terkadang tidak sebanding dengan banyaknya tugas yang harus dilaksanakan. 4. Piket Kurikulum. Piket kurikulum dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah diatur oleh kelompok PPL. Piket yang dilaksanakan oleh praktikan ini dilaksanakan dalam ruang lingkup kurikulum dan bertujuan agar praktikan dapat bersosialisasi dengan petugas/guru yang ada di kurikulum, juga agar praktikan paham akan tugas-tugas yang ada di kurikulum. Adapun kegiatan yang harus dilakukan ketika piket kurikulum yaitu : a. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh wakasek kurikulum. b. Membantu persiapan dan pelaksanaan UTS, Try Out, UAS dan UN. c. Membantu piket guru/piket pos apabila diperlukan Praktikan tidak menemukan kendala dalam melaksanakan piket kurikulum. 5. Piket diruang Bimbingan dan Konseling. Piket di Ruang Bimbingan dan Konseling dilaksanakan setiap hari selasa. Tugas yang praktikan pernah lakukan ketika bertugas piket di BK diantaranya input data siswa ke dalam bentuk excel untuk dijadikan e-data siswa, kemudian membantu input data PDSS bagi siswa yang ingin melanjutkan jenjang pendidikannnya ke perguruan tinggi, mempelajari bagaimana cara memberikan penyuluhan terhadap siswa secara tidak langsung dari guru BK. 6. Piket Hubungan Industri (Hubin). Piket Hubungan Industri merupakan piket yang dilaksanakan sesuai jadwal yang telah diatur oleh kelompok PPL. Adapun tugas yang harus dilakukan praktikan pada saat piket hubin, diantaranya : a. Mendata peserta didik yang sudah lulus dari sekolah. b. Mengumumkan kepada peserta didik ataupun alumni bila ada lowongan kerja. 14 c. Memberikan pilihan perusahaan untuk peserta didik yang akan melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL). d. Membantu peserta didik yang akan melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Praktikan tidak menemukan kendala dalam pelaksanaan piket di Hubin. 7. Piket Kesiswaan Piket Kesiswaan merupakan piket yang dilaksanakan sesuai jadwal yang telah diatur oleh kelompok PPL. Aktifitas yang biasa dilakukan ialah : a. Membantu mengkondisikan peserta didik pada saat upacara bendera. b. Membantu guru bagian kesiswaan bila memerlukan bantuan. Praktikan tidak menemukan kendala dalam pelaksanaan piket di kesiswaan. E. Proses Bimbingan Untuk kelancaran dan pencapaian tujuan PPL diperlukan adanya bimbingan dan arahan dari semua pihak terutama pembimbing, baik Dosen Pembimbing PPL maupun Guru Pamong. 1. Bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL. Dosen Pembimbing memiliki tanggung jawab terhadap mahasiswa praktikan selama menimba pengalaman dan pengetahuan di sekolah. Bapak Sriyono, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing PPL melakukan monitoring ke sekolah untuk memantau secara langsung kegiatan praktikan serta memberikan bimbingan dan arahannya agar praktikan dapat melaksanakan kegiatan PPL dengan lancar. Proses bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL berjalan dengan cukup baik, kegiatan bimbingan dilakukan pada saat dosen mengadakan kunjungan ke SMK Negeri 6 Bandung dan juga di Kampus FPTK UPI pada saat praktikan sedang libur PPL. Dalam proses bimbingan ini praktikan banyak mendapatkan masukan-masukan mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran, perancangan RPP yang sangat berarti bagi praktikan. Selain itu, dosen pembimbing juga sering memberikan motivasi yang bermanfaat bagi praktikan. 2. Bimbingan dengan Guru Pamong. Guru Pamong memiliki peran yang paling penting dalam keberhasilan PPL. Bapak Adi Gunawan, S.Pd. selaku Guru Pamong. Dalam proses pengajaran, 15 Guru Pamong-lah yang langsung berperan aktif membina dan membimbing praktikan. Bimbingan yang dilakukan dengan Guru Pamong meliputi: a. Pemberian saran atau masukan mengenai penampilan di kelas b. Konsultasi mengenai materi yang akan disampaikan selama satu semester dan batasan tiap pertemuan. c. Konsultasi tentang tugas yang diberikan kepada peserta didik. d. Bimbingan pembuatan rencana pengajaran dari dasarnya sehingga mengertinya tidak setengah-setengah. e. Membantu praktikan dalam penguasaan/pemahaman materi pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. f. Membantu praktikan dalam pemilihan dan penggunaan media pengajaran, dan alat evaluasi. g. Memberikan arahan dalam proses pembelajaran di kelas. h. Mengurus kelengkapan tugas administrasi praktikan. i. Konsultasi mengenai materi yang akan diujiankan Proses bimbingan dengan Guru Pamong relatif tidak menemukan kendala karena intensitas pertemuan yang relative sering walaupun ditengahi oleh kesibukan-kesibukan beliau yang begitu banyak, tetapi proses bimbingan tetap berjalan dikarenakan Guru Pamong yang bertanggung jawab dan selalu bersedia meluangkan waktunya yang berharga, sehingga masalah yang dihadapi bisa langsung dikonsultasikan dengan Guru Pamong dan ditemukan pemecahan masalahnya. Lancarnya proses bimbingan yang dilakukan dengan Guru Pamong PPL ini tidak terlepas dari sikap responsif dan keterbukaan dari Guru Pamong dalam memberikan pengarahan dan saran-saran kepada praktikan. Pada awal observasi PPL, Guru Pamong memberikan keleluasaan mengenai pembuatan rencana pengajaran dan penampilan di dalam kelas sehingga Praktikan merasa leluasa dalam menerapkan teori yang di dapat dibangku kuliah meskipun banyak hal-hal yang berbeda dalam kenyataannya. Selama pelaksanaan PPL, praktikan tidak hanya berkonsultasi kepada Guru Pamong PPL saja, akan tetapi praktikan pun senantiasa bertanya kepada staf pengajar lain untuk menambah informasi. 16 BAB II FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI Seperti yang telah dikemukkan pada BAB I bahwa dalam pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 6 Bandung, Praktikan mengalami beberapa kendala dalam pelaksanaan PPL. Kendala tersebut muncul akibat keterbatasan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki oleh praktikan. Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya kendala tersebut antara lain: A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Faktor penyebab dari permasalahan yang di hadapi praktikan selama penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran antara lain : 1. Dalam penyesuaian format RPP yang dipelajari praktikan dalam perkuliahan di UPI ada beberapa perbedaan dengan RPP yang digunakan di sekolah. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman praktikan dalam mengidentifikasi silabus dan kurangnya pengetahuan dan pemahaman praktikan terhadap pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2. Menentukan metode pembelaiaran yang menarik dan memotivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian indikator. Hal ini dikarenakan setiap kelas mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga diperlukan sebuah perlakuan khusus dengan memilih metode dan pembelajaran yang berbeda-beda. Masalah bertambah lagi ketika beberapa metode yang telah diketahui praktikan dari perkuliahan terkadang tidak sesuai ketika diterapkan di kelas. 3. Kesulitan dalam membuat strategi atau skenario pembelajaran yang akan dipergunakan dalam penyampaian materi di dalam kelas Hal ini dikarenakanKurangnya pengalaman atau belum terbiasanya praktikan dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 4. Penentuan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan. 17 Hal ini dikarenakan kurangnya pengalaman dan kemampuan praktikan untuk menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diberikan. 5. Kesulitan dalam perancangan lembar kerja peserta didik atau job sheet. Hal ini dikarenakan kurangnya wawasan yang dimiliki praktikan tentang bahan ajar yang akan diajarkan karena terbatasnya buku sumber yang praktikan miliki. B. Proses Penampilan Faktor penyebab dari masalah-masalah yang dialami praktikan selama proses penampilan di kelas antara lain: 1. Minimnya pengetahuan praktikan terhadap metode dan strategi pembelajaran yang digunakan. 2. Wawasan praktikan yang kurang dalam menguasai materi yang di ajarkan. 3. Kurangnya media pendukung pembelajaran seperti proyektor dan bahan praktek. 4. Kurang maksimal dalam mempersiapkan diri serta mempersiapkan dengan matang perangkat pembelajaran yang akan digunakan. 5. Praktikan menyadari bahwa tiap kelas mempunyai karakteristik dan kebiasaan tersendiri yang praktikan pahami sebagai budaya kelas. 6. Kelabilan psikologis dan emosi peserta didik yang pada umumnya masih remaja terkadang menjadi kendala dalam kelas. Sehingga terkadang pengkondisian kelas untuk tetap fokus dalam KBM perlu praktikan lakukan secara terus menerus 7. Belum optimal dalam memberikan motivasi belajar kepada peserta didik. C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler Permasalahan yang di alami praktikan untuk membimbing kegiatan ekstra kurikuler adalah Kurang komunikasi dan jadwal ekstrakurikuler yang tidak menentu, yang membuat praktikan sedikit kesulitan mengatur jadwal. 18 D. Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah / Tempat Latihan Selama melaksanakan PPL di SMK Negeri 6 Bandung, banyak kegiatan yang telah diikuti. Secara keseluruhan tidak ada permasalahan yang berarti dalam proses partisipasi dalam kegiatan sekolah, berkat kerja sama dan dorongan dari pihak sekolah sehingga terjalin komunikasi yang baik dengan staf-staf yang ada disekolah, pengaturan jadwal yang tepat untuk setiap praktikan sangat membantu dalam melaksanakan setiap kegiatannya dengan baik sehingga praktikan dapat mengikuti dan berpartisipasi dalam kehidupan sekolah. E. Proses Bimbingan Kendala yang terjadi pada proses bimbingan tidak terlalu sulit, adapun kendala yang ditemui praktikan yaitu: 1. Bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL Bimbingan yang dilakukan oleh praktikan dengan dosen pembimbing PPL berjalan dengan cukup baik hanya terkendala kurangnya waktu bimbingan dikarenakan kesibukan dosen pembimbing dan kesibukannya praktikan di sekolah. 2. Bimbingan dengan Guru Pamong. Proses bimbingan dengan guru pamong disekolah berjalan dengan baik dan lancar karena terjalin komunikasi yang baik hanya saja terkendala kurangnya waktu bimbingan dikarenakan kesibukan guru pamong. 19 BAB III UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH Dalam menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi, praktikan melakukan beberapa upaya demi kelancaran Program Pengalaman Lapangan (PPL). Setelah praktikan mengidentifikasi masalah-masalah dan faktor-faktor penyebabnya, praktikan melakukan upaya dalam menanggulangi masalahnya. Upaya-upaya tersebut dilakukan praktikan sendiri melalui bimbingan-bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL, Guru Pamong PPL maupun dengan rekanrekan sesama praktikan. Upaya-upaya penanggulangan tersebut adalah sebagai berikut: A. 1. Penanggulangan Masalah dalam Penyusunan RPP Menyesuaikan penyusunan RPP yang dipelajari dengan format penyusunan RPP yang ada di SMKN 6 Bandung. 2. Praktikan mempelajari kembali teori-teori yang berkaitan dengan cara penyusunan sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan seluruh perangkat administrasi yang dibutuhkan. Dan hal ini dikonsultasikan dengan dosen pembimbing PPL dan guru pamong 3. Praktikan berusaha meningkatkan pengetahuan mengenai bahan ajar yang harus disampaikan kepada peserta didik dengan buku-buku referensi lain yang menunjang materi pelajaran. 4. Menentukan metode dan media yang cocok dengan materi yang akan di ajarkan dan melakukan konsultasi dengan Guru Pamong. 5. Melaksanakan metode pengajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran yang disediakan sekolah untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 6. Berdiskusi dengan rekan-rekan praktikan PPL mengenai materi, penyusunan RPP dan buku sumber yang digunakan. Sehingga masalah yang dialami praktikan dapat terselesaikan dengan baik. 20 B. Proses Penampilan Proses penampilan dalam kelas sangat tergantung pada kemampuan praktikan dalam menyiapkan rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, untuk menanggulangi permasalahan dalam proses penampilan praktikan di kelas, praktikan melakukan beberapa upaya penanggulangan, yaitu: Dalam rangka penguasaan kelas dan pencapaian tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien, praktikan melakukan usaha-usaha sebagai berikut : 1. Melakukan bimbingan dengan Guru Pamong agar dalam mengajar lebih percaya diri. 2. Mempersiapkan dan menguasai materi yang akan di ajarkan agar peserta didik dapat mengerti. 3. Melakukan pendekatan dengan peserta didik untuk mengetahui karakteristiknya sehingga praktikan dapat mengkondisikan kelas ketika proses pembelajaran. 4. Pemberian reward atau hadiah kepada peserta didik dengan cara memberikan pujian diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar bagi peserta didik tersebut. 5. Berinteraksi dengan peserta didik secara lebih akrab sehingga mereka dapat mengemukakan pendapatnya dan kemauannya secara lebih jujur dalam berbagai hal yang menyangkut Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas dan praktikan dapat mengumpulkan dan mengidentifikasi pendapat mereka untuk selanjutnya dikomunikasikan dengan Guru Pamong PPL agar mendapatkan solusi yang baik sehingga diperoleh suatu kesepakatan dalam metode pembelajaran antara peserta didik, praktikan dan atas persetujuan Guru Pamong PPL. 6. Memahami karakteristik peserta didik agar dapat beradaptasi dengan peserta didik, yaitu dengan cara mengenal dan hafal nama-nama peserta didiknya. 7. Tidak bersikap emosional, lebih dewasa dan bijaksana. 8. Mempertegas sikap supaya peserta didik lebih memfokuskan perhatiannya terhadap materi yang disampaikan praktikan. 21 9. Banyak memberikan contoh-contoh kasus atau fenomena-fenomena yang bersangkutan dengan materi. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik cepat tanggap dan mengerti materi yang disampaikan. 10. Memilih media pembelajaran yang dapat menarik minat belajar. C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler Untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler, praktikan mencoba untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler walaupun tidak efektif. Praktikan mencari informasi untuk dapat lebih memahami pelaksanaan kegiatan keputrian di sekolah SMK Negeri 6 Bandung. D. Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah dalam partisipasi di lingkungan sekolah diantaranya yaitu : 1. Berusaha menjalankan tugas piket dengan sungguh-sungguh dan membuat suasana piket menjadi menyenangkan. 2. Praktikan selalu Berusaha mentaati segala peraturan yang berlaku dan ditetapkan oleh pihak sekolah. 3. Praktikan Selalu berusaha bersikap ramah, sopan dan menunjukan pribadi yang menyenangkan. 4. Ketika terdapat kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah semua praktikan PPL ikut aktif membantu kegiatan tersebut. 5. Berupaya membangun kekompakan dengan sesama anggota kelompok yaitu dengan mengadakan evaluasi yang dilaksanakan oleh semua anggota kelompok pada saat jam istirahat sekolah. E. Proses Bimbingan Upaya yang dilakukan dalam menanggulangi masalah yang timbul dalam proses bimbingan adalah dengan cara memaksimalkan proses bimbingan. Oleh karena itu, praktikan mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan proses bimbingan. 22 1. Proses Bimbingan dengan Dosen pembimbing Masalah yang dihadapi dengan Dosen Pembimbing dapat ditanggulangi dengan menjalin komunikasi dengan baik 2. Proses Bimbingan dengan Guru Pamong Masalah yang dihadapi dengan Dosen Luar Biasa dapat ditanggulangi dengan menjalin komunikasi dengan baik dan mengoptimalkan waktu konsultasi atas masalah yang kurang dipahami praktikan berkenaan dengan permasalahan PBM yang dihadapi di dalam kelas. 23 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah mengikuti dan menjalankan Program Profesi Lapangan (PPL) di SMK Negeri 6 Bandung, terdapat pelajaran dan pengalaman yang didapatkan praktikan terkait dengan keilmuan dan pengembangan diri dalam dunia pendidikan. Praktikan dapat menyimpulkan hasil Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 6 Bandung, diantaranya: 1. Program Profesi Lapangan (PPL) merupakan program yang penting dan wajib dilakukan mahasiswa kependidikan UPI. 2. Kegiatan PPL merupakan batu uji dan sandungan yang pertama bagi mahasiswa kependidikan untuk mengetahui realitas pendidikan khususnya persekolahan secara memadai. Keberadaannya menjadi suatu acuan pertama dalam mengetahui dunia kependidikan sesungguhnya. 3. Proram Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memberikan pengalaman lapangan kepada calon pendidik agar dapat mengenal dan mengetahui dunia pendidikan beserta segala sistem yang terkait secara nyata. 4. Praktikan dapat mengetahui aktivitas-aktivitas apa saja yang harus dilakukan seorang guru dalam mempersiapkan pengajaran di kelas, seperti membuat RPP terlebih dahulu sebelum mengajar, dan pasti mengalami kesulitan. Akan tetapi semua dapat diatasi, misalnya dengan rajin melakukan bimbingan dengan Guru Pamong dan rajin membaca buku referensi. 5. Praktikan memiliki pengalaman mengajar secara langsung dihadapan peserta didik yang bermanfaat untuk bekal sebagai calon seorang guru serta dapat menjadi bahan perbaikan apabila kelak menjadi seorang guru. Karena telah mengetahui faktor penyebab kesulitan dalam mengajar dan dapat menemukan upaya penanggulangannya agar menjadi guru yang profesional. 24 6. Praktikan dapat mengembangkan minat dan bakat dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, serta membantu sekolah dalam mengembangkan potensi peserta didik untuk kemajuan sekolah. 7. Mengenal kegiatan-kegiatan lain di dalam sekolah selain Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) 8. Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh praktikan juga dapat diambil berbagai manfaat, baik secara teoritis maupun realistis, dari mulai bagaimana cara kita membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sampai dengan cara kita bersosialisasi dengan peserta didik dan lingkungan sekolah sebagai seorang pengajar atau guru. Dengan adanya Proram Pengalaman Lapangan (PPL) potensial untuk mengembangkan kemampuan calon guru membuat praktikan memperoleh banyak ilmu yang tidak diperoleh di bangku kuliah dan pemahaman mengenai cukup beratnya tanggung jawab yang diemban seorang guru, terutama guru di sekolah dengan predikat favorit. 9. Pengalaman adalah guru yang sangat berharga dan suatu momen tidak akan terulang kembali, jadi harus menikmati segala yang terjadi. B. Saran Adapun saran yang dapat praktikan sampaikan berupa masukan dan harapan, sehingga dapat menjadi cermin dan bermanfaat bagi semua pihak, diataranya : 1. Untuk Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian (P2JK) UPI: a. Menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pihak sekolah sehingga penyelenggaraan kegiatan PPL semakin lancar. b. Melakukan pemantauan yang intensif terhadap kegiatan PPL dalam rangka melihat efektivitas penyelenggaraan kegiatan PPL. c. Memfasilitasi Dosen Pembimbing dan Guru Pamong agar secara lebih intensif melakukan bimbingan dan monitoring kepada praktikan secara berkelanjutan. d. Memberikan penghargaan kepada pihak sekolah yang telah bekerja sama dengan P2JK PPL UPI sehingga terjalin kerja sama yang baik. 25 2. Untuk SMK Negeri 6 Bandung a. Penambahan peralatan pembantu media elektronik seperti proyektor. b. Penambahan sarana dan prasarana untuk praktek. c. Peningkatan kualitas pengajaran yang dilakukan guru terhadap peserta didiknya. d. Hubungan antara guru praktikan selain Guru Pamong perlu dibina dengan baik. e. Hubungan kerjasama yang telah terjalin dengan baik harus terus dipertahankan dan dilanjutkan serta terus ditingkatkan. Khususnya dalam membantu mahasiswa UPI mengembangkan diri melalui pengalaman praktis kependidikan di lingkungan SMK Negeri 6 Bandung. 3. Untuk Mahasiswa Praktikan yang Akan Datang: a. Mempersiapkan diri secara matang, baik secara fisik, maupun mental, jauh-jauh hari sebelum mengontrak program latihan profesi ini. b. Praktikan harus bisa beradaptasi dengan situasi dan kondisi sekolah agar lebih mudah dalam kelancaran Proram Pengalaman Lapangan (PPL). c. Praktikan hendaknya rajin mengikuti kegiatan di sekolah, aktif, partisipasif, kreatif, dan inovatif untuk membantu kemajuan sekolah. d. Praktikan hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam segi penguasaan materi, penyusunan rencana pengajaran, penggunaan metode, pengelolaan kelas dan sebagainya. e. Melakukan bimbingan secara rutin dan teratur dengan dosen pembimbing dan guru pamong. f. Memahami berbagai karakter peserta didik, lingkungan sekolah serta perangkat sekolah secara keseluruhan. g. Menciptakan hubungan yang harmonis dengan rekan sesama Peserta PPL juga dengan guru-guru sekolah yang bersangkutan. h. Bersosialisasi dengan lebih baik agar tercipta hubungan yang baik dengan lingkungan sekolah dan warga sekolah 26 DAFTAR PUSTAKA Direktorat Akademik UPI. (2017). Panduan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Suherman, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran Teknologi dan Kejuruan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Rahman. (2007). Model Mengajar dan Bahan Pembelajaran. Bandung: Alqa Prisma Interdelta. 27