Uploaded by User21203

JAZRAN EFENDI-FPSI

advertisement
FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG
MEMPENGARUHI INTENSI MEMBELI PRODUK
FASHION TIRUAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)
Knowledge, Piety, Integrity
Oleh:
JAZRAN EFENDI
NIM : 109070000155
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“Bersyukurlah untuk setiap senyummu, agar
menghadiahkan keindahan untuk setiap butir air matamu”
Allah
Mario Teguh
“Hidup tiada mungkin tanpa perjuangan, tanpa pengorbanan,
mulia adanya.”
Petikan syair lagu Indonesia Jaya
“There’s nothing interesting about looking perfect-you lose
the point. You want what you’re wearing to say something
about you, about who you are.”
Quotes about fashion by Emma Watson
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini ku persembahkan untuk Bapak & Ibu yang senantiasa
mendoakanku tanpa henti dan atas cinta kasih serta pengorbanan
tanpa syarat yang selalu tercurahkan untuk kebaikan dan
kesuksesanku, anaknya.
v
ABSTRAK
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
September 2014
Jazran Efendi
(xiv + 87 halaman + lampiran)
Faktor-faktor Psikologis yang Mempengaruhi Intensi Membeli Produk Fashion
Tiruan.
(F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor psikologis yang
mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan. Penulis berteori bahwa
variabel sikap (behavioral beliefs dan outcome evaluation), norma subjektif
(normative beliefs dan motivation to comply), perceived behavioral control
(control beliefs dan power of factor) dan jenis kelamin mempengaruhi intensi
membeli produk fashion tiruan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi
berganda. Sampel berjumlah 150 orang pengunjung kawasan pusat perbelanjaan
Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat yang diambil dengan teknik nonprobability sampling. Dalam penelitian ini, penulis memodifikasi instrumen
pengumpulan data, yaitu alat ukur intensi membeli peneliti susun dengan
berpijak pada teori planned of behavior (Ajzen, 2005), sikap dan perceived
behavioral control dari Cheng, Fu dan Tu (2011) dan norma subjektif dari Ajzen
(1991).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari
seluruh independent variable yang diteliti terhadap intensi membeli produk
fashion tiruan sebagai dependent variable. Hasil uji hipotesis minor yang
menguji dari ketujuh variabel menunjukkan variabel motivation to comply
berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan,
sedangkan behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, control
beliefs, power of factor dan jenis kelamin tidak menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan.
Penulis berharap implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikaji kembali dan
dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya seperti dengan menambah
jumlah sampel dan variabel yang akan diteliti yaitu risk averness, materialism
dan lain sebagainya agar hasil yang diperoleh lebih representatif.
(G) Daftar bacaan: 37; Buku: 15 + Jurnal: 18 + Tesis: 1 + Website: 3
vi
ABSTRACT
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
Faculty of Psychology Syarif Hidayatullah Jakarta State Islamic University
September 2014
Jazran Efendi
(xiv + 87 page + attachment)
Factors of Psychological which Influence to Intention Purchasing Counterfeit
Fashion Product.
(F) This research purpose to know factors of psychological which influence to
intention purchasing counterfeit fashion product. The writer theorize that
variable of attitude (behavioral beliefs and outcome evaluation), subjectif norm
(normative beliefs and motivation to comply), perceived behavioral control
(control beliefs and power of factor) and gender influence to intention
purchasing counterfeit fashion product.
This research was used quantitative approach with multiple regression analyze.
Total sample much 150 visitor Tanah Abang Trade Center at Central Jakarta
with non-probability sampling technique. In this research, writer modificated
instrument data collect, like instrument intention purchasing based on theory
planned of behavior (Ajzen, 2005), attitude, perceived behavioral control from
Cheng, Fu and Tu (2011) and subjective norm from Ajzen (1991).
Result of this research showing that there significant influence from all
independent variable toward intention purchasing counterfeit fashion product as
dependent variable. Result of test 7 minor hypothesis showing that variable
motivation to comply significant influence toward intention purchasing
counterfeit fashion product, whereas variable behavioral beliefs, outcome
evaluation, normative beliefs, control beliefs, power of factor and gender did not
a show significant influence toward intention purchasing counterfeit fashion
product.
Writer hope implication from this research result can be preview to developed
future research with increasing sample total and variable like risk averness,
materialism and others to result obtained more represntative.
(G) References: 37; Book: 15 + Journal: 18 + Thesis: 1 + Website: 3
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil’ alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan
skripsi
dengan
judul
“Faktor-faktor
Psikologis
yang
Mempengaruhi Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan”. Shalawat dan
salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan
para sahabatnya.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar sarjana psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terselesaikannya skrispi ini, tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak dalam memberikan bimbingan, masukan, dan arahan.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1.
Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si. Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh jajaran
dekanat lainnya yang telah memfasilitasi pendidikan mahasiswa dalam
rangka menciptakan lulusan berkualitas.
2.
Solicha, M.Si, dosen pembimbing akademik kelas D angkatan 2009 yang
telah memberikan dukungan penuh dan do’a kepada saya dan seluruh
mahasiswa agar terus berupaya menyelesaikan studi dengan baik.
3.
Dosen pembimbing skripsi I dan II, Dra. Diana Mutiah, M.Si dan Drs.
Akhmad Baidun M.Si. Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah
Bapak dan Ibu berikan, ilmu yang selalu tercurahkan, dan tentu kesabaran dan
ketulusan Bapak dan Ibu selama membimbing saya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4.
Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
banyak memberikan pengetahuan seputar Psikologi dan juga seluruh
karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
banyak membantu peneliti dalam menjalani perkuliahan dan menyelesaikan
skripsi.
vii
5.
Kedua orang tua saya, Bapak Jaharuddin dan Ibu Sopiyah serta kakak saya
Neldy dan keluarga besar. Saya mengucapkan terima kasih atas cinta dan
kasih sayang, motivasi, perhatian, pengertian, dukungan tak bersyarat serta
do’a yang tiada henti dipanjatkan untuk membantu saya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6.
Sahabat D’One Heart family yang tak mampu saya sebutkan semua nama
mereka satu-persatu. Saya berterima kasih atas segala bentuk dukungan dan
perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga kekeluargaan kita tetap
kompak dan sukses dalam meniti karir masing-masing.
7.
Keluarga besar Kahfi Motivator School, guru sehat Bapak Tubagus Wahyudi
dan teman-teman angkatan 14 khususnya, yang telah memberikan pengajaran
berbagai ilmu sehingga memberikan dorongan positif yang secara signifikan
mengubah kekeliruan pola pikir penulis.
8.
Sahabat-sahabat saya Adi, Khoir, Aziz, Tiar, Arif, Mukhtar, Deden, Rizki,
Rida, Naff, Dayat, dan lainnya, terima kasih atas diskusi ilmu yang sering kita
lakukan dan tentunya terima kasih atas tawa canda dan kesedihan yang kita
lewati bersama.
9.
Seluruh responden yang telah membantu mengisi angket penelitian yang saya
berikan dan seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima
kasih untuk segala dukungan, bantuan, dan kemudahan yang telah diberikan
untuk membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu
masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan
dimasa yang akan datang. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua.
Jakarta,
September 2014
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ..............................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................
ABSTRAK .......................................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah ................................................................................
1.2. Batasan dan perumusan masalah
1.2.1. Batasan masalah ......................................................................................
1.2.2. Rumusan masalah .....................................................................................
1.3. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian
1.3.1. Tujuan penelitian ………………………………………………………………………….
1.3.2. Manfaat penelitian
1.3.2.1. Manfaat teoritis .....................................................................................
1.3.2.2. Manfaat praktis ......................................................................................
1.4. Sistematika penulisan ..................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Intensi membeli
2.1.1. Pengertian intensi membeli ……………………………………………………………..
2.1.2. Aspek intensi membeli ……………………………………………………………………
2.1.3. Faktor pengontrol intensi
2.1.3.1. Faktor internal …………………………………………………………………………….
2.1.3.2. Faktor eksternal …………………………………………………………………………..
2.1.4. Teori yang terkait dengan intensi
2.1.4.1. Theory of reason action (TRA) …………………………………………………….
2.1.4.2. Theory of a planned behavior (TPB) ……………………………………………..
2.1.5. Determinan intensi …………………………………………………………………………
2.1.6. Pengukuran intensi ………………………………………………………………………...
2.2. Sikap
2.2.1. Pengertian sikap …………………………………………………………………………….
2.2.2. Anteseden sikap ……………………………………………………………………………..
2.2.3. Komponen sikap ……………………………………………………………………………
ix
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xii
xiii
xiv
1
8
10
11
11
11
12
14
15
17
18
20
20
22
23
24
25
26
2.2.4. Pengaruh sikap terhadap intensi membeli ………………………………………… 26
2.2.5. Pengukuran sikap …………………………………………………………………………. 27
2.3. Norma subjektif
2.3.1. Pengertian norma subjektif …………………………………………………………….. 28
2.3.2. Anteseden norma subjektif …………...………………………………………………… 28
2.3.3. Pengaruh norma subjektif terhadap intensi membeli ………………………….. 29
2.3.4.Pengukuran norma subjektif ……………………………………………………………. 30
2.4. Perceived behavioral control (PBC)
2.4.1. Pengertian perceived behavioral control …………………………………………… 31
2.4.2. Anteseden perceived behavioral control …………………………………………. ... 32
2.4.3.Pengaruh perceived behavioral control terhadap intensi membeli …………. 33
2.4.4. Pengukuran perceived behavioral control (PBC) ……………………………….. 33
2.5. Jenis kelamin ………………………………………………………………. 34
2.6. Produk fashion tiruan ………………………………………………………………………… 34
2.7. Kerangka berpikir ………………………………………….………………………………….. 35
2.8. Hipotesis penelitian ………………………………………………………... 39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel
3.1.1. Populasi dan sampel penelitian ................................................................ 40
3.1.2. Teknik pengambilan sampel ..................................................................... 40
3.2. Variabel penelitian ...................................................................................... 41
3.3. Definisi operasional variabel........................................................................ 41
3.4. Instrumen pengumpulan data ....................................................................... 42
3.4.1. Alat ukur intensi membeli ........................................................................ 43
3.4.2. Alat ukur sikap .......................................................................................... 44
3.4.3. Alat ukur norma subjektif ......................................................................... 45
3.4.4. Alat ukur perceived behavioral control ………………………………………….. 46
3.5. Pengujian validitas konstruk ........................................................................ 47
3.5.1. Uji validitas konstruk intensi membeli .................................................... 49
3.5.2. Uji validitas konstruk sikap
3.5.2.1. Behavioral beliefs ................................................................................... 51
3.5.2.2. Outcome evaluation …………...…………………………………………. 52
3.5.3. Uji validitas konstruk norma subjektif
3.5.3.1. Normative beliefs …………………………………………………………………. 53
3.5.3.2. Motivation to comply …………………………………………………………….. 55
3.5.4. Uji validitas konstruk perceived behavioral control
3.5.4.1. Control beliefs ……………………………………………………………………... 56
3.5.4.2. Power of factor …………...………………………………………………… 57
x
3.6. Metode analisa data ..................................................................................... 59
3.7. Prosedur penelitian ...................................................................................... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran subjek penelitian ........................................................................
4.2. Deskriptif statistik hasil penelitian ...................................................................
4.3. Kategorisasi skor variabel ……………………………………………………………
4.4. Hasil uji hipotesis
4.4.1. Analisis regresi variabel penelitian ...........................................................
4.4.2. Pengujian proporsi varians independent
variable ....................................................................................................
63
64
66
68
72
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 78
5.2. Diskusi ................................................................................................................. 78
5.3. Saran
5.3.1. Saran teoritis................................................................................................ 82
5.3.2. Saran praktis ............................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 85
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kerugian Total Industri di Indonesia akibat Pemalsuan
Produk Fashion, Periode 2002-2011 .................................................... 4
Tabel 3.1 Skor pengukuran skala ....................................................................... 43
Tabel 3.2 Blue print skala intensi membeli ........................................................ 44
Tabel 3.3 Blue print skala sikap ......................................................................... 45
Tabel 3.4 Blue print skala norma subjektif ........................................................ 46
Tabel 3.5 Blue print skala perceived behavioral control ................................... 47
Tabel 3.6 Muatan faktor intensi membeli .......................................................... 50
Tabel 3.7 Muatan faktor behavioral beliefs ....................................................... 52
Tabel 3.8 Muatan faktor outcome evaluation .................................................... 53
Tabel 3.9 Muatan faktor normative beliefs ........................................................ 54
Tabel 3.10 Muatan faktor motivation to comply ................................................ 56
Tabel 3.11 Muatan faktor control celiefs .......................................................... 57
Tabel 3.12 Muatan faktor Power of factor ......................................................... 58
Tabel 4.1 Distribusi subjek penelitian ................................................................ 63
Tabel 4.2 Deskripsi statistik variabel penelitian ……………………………………… 65
Tabel 4.3 Norma skor variabel ........................................................................... 66
Tabel 4.4 Kategorisasi skor intensi membeli, behavioral beliefs,
outcome evaluation, normative belief, motivation to comply,
control beliefs, power of factor, dan jenis kelamin ........................... 67
Tabel 4.5 Model Summary R ............................................................................... 68
Tabel 4.6 Anova Seluruh IV terhadap DV ......................................................... 69
Tabel 4.7 Koefisien Regresi ............................................................................... 70
Tabel 4.8 Proporsi varians variabel sikap, norma subjektif, pbc, dan jenis
kelamin .............................................................................................. 73
Tabel 4.9 Kontribusi varians independent variable terhadap dependent
variable …………………………………………………………………………. 76
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar TPB dan background factor ............................................. 21
Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir Penelitian ............................................. 38
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Output Lisrel 8.7
Path Diagram Variabel
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan skripsi.
1.1. Latar Belakang
Pakaian atau busana sudah menjadi kebutuhan pokok manusia selain makanan dan
tempat tinggal. Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi tubuh dari
bagian yang tidak terlihat dan menutupi dirinya, juga meningkatkan kenyamanan,
keamanan dari terbakar sinar matahari atau berbagai fungsi lainnya. Pakaian pada
mulanya dibuat dari tanah liat, daun-daunan, kulit binatang dan kulit kayu (Judy,
1986).
Perkembangan model dan jenis pakaian mengacu pada adat-istiadat,
kebiasaan, dan budaya masyarakat tertentu atau yang lebih dikenal dengan istilah
fashion. Fashion merupakan cara berpakaian sehari-hari untuk suatu kurun waktu
tertentu, yang diterima dan diikuti oleh sebagian masyarakat. Fashion terus
berubah dari waktu ke waktu, seringkali jauh lebih cepat daripada budaya dimana
fashion itu berkembang. Kata fashionable dipakai untuk menggambarkan
seseorang atau sesuatu yang cocok dengan look yang populer pada suatu masa,
kebalikannya disebut unfashionable (Kamus Mode, 2010).
1
2
Dunia fashion terus memperlihatkan perkembangannya dikarenakan setiap
orang membutuhkan dan menyukai pakaian. Berbagai model dan desain pakaian
dibuat untuk memenuhi kebutuhan setiap penggemarnya. Secara global fashion
tidak terbatas pada pakaian, namun pada segala hal yang dapat membuat citra diri
seseorang menjadi lebih sempurna, seperti misalnya sepatu, tas, aksesoris dan
lain-lain, tetapi tetap berkaitan erat dengan pakaian (www.anneahira.com diakses
pada tanggal 17 November 2013 pada pukul 20.00).
Produk fashion pun kini dengan mudah ditemukan di pusat perbelanjaan
atau mal dengan berbagai model dan merek, tentu saja akan memudahkan
konsumen dalam mencari produk fashion yang diinginkan. Kegiatan berbelanja
memang sudah tidak bisa lepas dalam kehidupan sehari-hari terutama masyarakat
perkotaan khususnya ibukota Jakarta. Kota Jakarta telah tumbuh menjadi sebuah
kawasan komersial yang tanpa diduga ternyata menyimpan jumlah mal terbanyak
di dunia. Sebanyak 130 mal yang tersebar di seluruh kota Jakarta menjadikan para
perusahaan pemegang lisensi produk internasional dengan mudah mempengaruhi
konsumen dengan merek kenamaan dunia. Sebut saja PT. Mugi Rekso Abadi, PT.
Bagasi Luks, Time International ataupun Mahagaya Perdana yang telah sukses
membangun mal di Jakarta menjadi tak kalah bersaing dengan mal kelas dunia
(Amalludin, dalam Putri, 2010).
Penggunaan produk bermerek kelas dunia tidak hanya diperuntukkan bagi
konsumen yang berasal dari status sosial kalangan atas. Konsumen yang berasal
dari status sosial kalangan menengah pun ingin menyandang penggunaan produk
fashion ini, tentunya menciptakan efek yang beragam. Ketika pakaian ternyata
3
menyandang merek desainer terkenal, hal itu dapat dianggap sebagai kemewahan
untuk mengekspresikan diri tentang ide dan arti diri seseorang (Mowen, 2002).
Dengan demikian konsumen termotivasi dan berkeinginan untuk memberikan
citra diri kepada orang lain dengan kemampuan untuk membayar harga tinggi
untuk produk bermerek tertentu (Solomon, dalam Rajagopal, 2010).
Sebagai konsumen yang menghargai karya orang lain atau hak cipta.
Konsumen seharusnya membeli produk fashion asli, tetapi tidak sedikit konsumen
yang memilih bahkan menggemari produk fashion tiruan. Kecenderungan perilaku
konsumen di Indonesia dalam membeli produk fashion ternyata lebih menggemari
produk fashion tiruan dibandingkan dengan produk fashion asli. Hasil survei
membuktikan dari 34 konsumen yang diwawancarai, 20 orang (58.82%) ternyata
memiliki kecenderungan untuk membeli produk fashion tiruan, 13 orang
(38.24%) memiliki kecenderungan untuk membeli produk fashion asli dan satu
orang (2.94%) memilih lain-lain (www.forum.kompas.com, diakses pada tanggal
7 November 2013 pada pukul 20.00 WIB). Menurut Cordell (dalam Siham, 1996),
konsumen lebih memilih produk fashion tiruan dikarenakan karena status
simbolik dari merek yang tertera, lokasi berbelanja yang mudah diakses, dan
rentang harga yang lebih murah dibandingkan dengan produk fashion asli.
Fenomena pemalsuan produk yang sedang berkembang menyebabkan
masalah sosial dan ekonomi yang sangat serius dan dapat menimbulkan gejala
ekonomi dan kepercayaan konsumen terhadap produk bermerek tertentu (Tom, et
al., dalam Ahmad, 2012). Pembajakan atau pemalsuan dapat dikatakan sebagai
akibat dari meningkatnya perdagangan global dan, majunya perkembangan
4
teknologi, dan meningkatnya barang yang dianggap bernilai untuk dipalsukan
(Business News, dalam Boonghee, 2005). Merek barang mewah mudah
dipalsukan karena barang tersebut mudah untuk dijual dan tidak menciptakan
biaya produksi yang tinggi (Ervina, 2013).
Banyak peneliti berpendapat bahwa meningkatnya pasar global akan
mengurangi homogenitas perilaku konsumen dalam suatu negara dan mampu
meningkatkan kesamaan di seluruh Negara (Rajagopal, 2010). Pemalsuan sulit
untuk dihentikan karena banyaknya permintaan dari konsumen di seluruh dunia
(Bloch, et al., dalam Ahmad, 2012). Pemalsuan merek populer merupakan
masalah yang serius di dunia tanpa terkecuali di Indonesia. Industri fashion
khususnya, produk palsu dapat ditemukan di sejumlah produk barang seperti
pakaian, sepatu, jam tangan dan perhiasan (Yoo & Lee, 2009). Sebuah laporan
menyebutkan bahwa investor internasional ragu untuk melakukan investasi
industri pakaian di Indonesia karena level pemalsuan yang tinggi di pasaran
(Ekawati, dalam Ervina, 2013). Kerugian akibat pemalsuan produk fashion yang
terjadi di Indonesia terlihat seperti tabel 1.1
Tabel 1.1
Kerugian Total Industri di Indonesia akibat Pemalsuan Produk Fashion, Periode
2002-2011
No
Tahun
Kerugian
1
2002
Rp. 2 Trilyun
2
2011
Rp. 43.2 Trilyun
Sumber: (www.thejakartapost.com, diakses pada tanggal 12 Desember 2012,
dalam Ervina, 2013)
5
Berdasarkan uraian data di atas, kerugian yang dialami sektor industri di
Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Kecenderungan konsumen memilih
produk fashion tiruan memicu pertumbuhan pasar gelap yang merugikan berbagai
pihak. Fenomena seperti ini mendorong penelitian mengenai perilaku konsumen
dalam membeli produk fashion tiruan sangat dibutuhkan (Han, 2007).
Perilaku membeli yang dilakukan konsumen merupakan hal yang
kompleks karena melibatkan kegiatan mental dan fisik. Konsumen perlu terlebih
dahulu mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhannya, kemudian mulai
memikirkan dan mengumpulkan informasi tentang produk apa saja yang dapat
memenuhi dan memuaskannya, setelah informasi diperoleh selanjutnya informasi
tersebut dimasukkan ke dalam memori jangka panjang (retensi). Konsumen
akhirnya menilai, mencari, membeli, dan memakai produk yang dibutuhkan.
Penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa untuk mewujudkan suatu aktivitas
membeli perlu adanya kemauan yang kuat untuk melakukannya (Engel, 2006).
Menurut Ajzen (2005) kemauan yang kuat untuk melakukan suatu tingkah
laku, termasuk tingkah laku membeli, dapat dijelaskan melalui konsep intensi.
Intensi dalam diri seseorang menggambarkan aspek internal maupun eksternal
yang mempengaruhi orang tersebut dalam mewujudkan suatu perilaku. Intensi
menunjukkan seberapa kuat seseorang bersedia untuk mencoba dan melakukan
dalam berbagai situasi. Perilaku yang berada di bawah kendali kemauan, maka
usaha orang tersebut akan terwujud sebagai aksi. Intensi yang dimaksud dalam
penelitian ini yaitu intensi membeli produk fashion tiruan.
6
Faktor yang mempengaruhi intensi menurut Ajzen (2005) yaitu sikap,
norma subjektif dan perceived behavioral control. Sikap diasumsikan pada derajat
seseorang dari evaluasi yang disukai atau tidak disukai pada perilaku tertentu
(Ajzen, 2012). Sikap ditentukan oleh dua determinan yaitu behavioral beliefs dan
outcome evaluation (Ajzen, 2005). Sebelum seseorang memunculkan perilaku
membeli produk fashion tiruan, seseorang diasumsikan memiliki intensi dari
beberapa beliefs atau keyakinan untuk menampilkan perilaku tersebut. Keyakinan
positif dalam membeli produk fashion tiruan seperti harga yang lebih murah
mampu menjadi nilai kompensasi tersendiri bagi konsumen terlepas dari kualitas
produk yang lebih inferior. Konsumen pun memiliki sikap positif dalam membeli
produk fashion tiruan, begitu juga sebaliknya beliefs negatif juga akan
mempengaruhi sikap konsumen menjadi negatif terhadap produk fashion tiruan.
Norma subjektif merupakan persepsi orang lain (significant other) yang
dianggap penting bagi seseorang (Ajzen, 2005). Norma subjektif dipengaruhi oleh
normative beliefs dan motivation to comply. Keyakinan seseorang dalam membeli
produk fashion tiruan juga dipengaruhi oleh orang lain (significant other).
Seseorang yang ingin mengikuti tren fashion seperti busana yang dikenakan oleh
artis idolanya atau kostum klub sepakbola yang digemari, maka seseorang akan
memiliki intensi untuk membeli produk fashion tiruan seperti jersey tiruan yang
dikenakan pula oleh teman sebayanya.
Perceived behavioral control (PBC), merupakan keyakinan seseorang
akan adanya faktor yang mendukung atau menghambat munculnya suatu perilaku
(Ajzen, 2005). Perceived behavioral control (PBC) dipengaruhi oleh dua
7
determinan yaitu control beliefs dan power of factor. Intensi yang dimiliki
seseorang untuk membeli produk fashion tiruan ternyata memiliki faktor yang
mendukung seperti lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal dan pendapatan
yang minim sehingga tak mampu membeli produk fashion asli yang harganya
jauh lebih mahal. Faktor penghambat konsumen dalam membeli produk fashion
tiruan seperti teman sebaya yang memang memiliki sikap negatif terhadap produk
fashion tiruan, informasi yang kurang memadai mengenai produk fashion tiruan
dan sebagainya.
Ajzen, Joyce, Sheikh, dan Cote (2011) melakukan penelitian tentang
memprediksi perilaku melalui peran akurasi informasi dengan melakukan empat
penelitian tentang intensi, yaitu intensi hemat energi, intensi mengkonsumsi
minuman alkohol, intensi beribadah di masjid, dan intensi voting untuk
mendukung aktivitas mahasiswa muslim. Hasil keempat penelitian tersebut
diketahui bahwa sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi. Hasil penelitian pertama,
sikap, norma subjketif dan perceived behavioral control memberikan pengaruh
yang signifikan sebesar 69% terhadap intensi hemat energi. Hasil penelitian
kedua, intensi untuk mengkonsumsi minuman alkohol diprediksi dengan tingkat
akurasi yang tinggi, yaitu sebesar 87%. Hasil penelitian ketiga pun menunjukkan
kotribusi sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control terhadap intensi
beribadah di masjid sebesar 46%. Dan hasil penelitian yang keempat mengenai
intensi voting untuk mendukung aktivitas mahasiswa muslim yaitu sebesar 69%.
8
Pengaruh jenis kelamin terhadap intensi membeli pernah diteliti oleh Jason
M. Carpenter (2011) dalam jurnal penelitiannya berjudul Consumer Attitudes
toward Counterfeit Fashion Product: Does Gender Matter?. Hasil dari penelitian
ini dapat disimpulkan adanya pengaruh yang signifikan antara faktor jenis
kelamin terhadap keyakinan mengenai pandangan atau keyakinan dalam membeli
produk fashion tiruan. Studi ini juga menjelaskan bahwa perempuan
membutuhkan dorongan insentif finansial lebih besar dari pria untuk memesan
atau melakukan transaksi jual-beli di pasar gelap (black market). Penelitian ini
penting untuk mengangkat faktor demografi khususnya jenis kelamin sebagai
variabel tambahan guna memprediksi konsumen dalam membeli produk fashion
tiruan.
Berdasarkan penjelasan dan survei di atas serta melihat pentingnya
pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavioral control dan jenis kelamin
terhadap intensi membeli produk fashion tiruan pada konsumen mendorong
peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-faktor Psikologis
yang Mempengaruhi Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan”.
1.2. Batasan dan Rumusan Masalah
1.2.1. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar pembahasan ini lebih terarah. Adapun
pembatasan masalah yang penulis maksudkan di sini antara lain:
1.
Intensi
membeli
yang
dimaksud
dalam
penelitian
ini
merupakan
kemungkinan subjektif yang akan dilakukan oleh pengunjung kawasan pusat
9
perbelanjaan Tanah Abang dan dimungkinkan terbentuknya suatu perilaku
membeli produk fashion tiruan.
2.
Behavioral beliefs yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan keyakinan
yang dimiliki pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang dan
merupakan keyakinan yang akan mendorong terbentuknya sikap terhadap
perilaku membeli produk fashion tiruan.
3.
Outcome evaluation yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan evaluasi
positif atau negatif pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang
terhadap perilaku membeli produk fashion tiruan berdasarkan keyakinan yang
dimilikinya.
4.
Normative beliefs yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan keyakinan
mengenai harapan orang lain (significant other) terhadap pengunjung
kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang yang menjadi acuan untuk
menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan.
5.
Motivation to comply yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan
keyakinan pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang untuk
mengikuti pendapat orang lain (significant other) dalam memunculkan
perilaku membeli produk fashion tiruan.
6.
Control beliefs yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan keyakinan
mengenai sumber dan kesempatan yang dibutuhkan (requisite resources and
opportunities) pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang untuk
memunculkan perilaku membeli produk fashion tiruan.
10
7.
Power of factor yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan persepsi
pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang mengenai sumber
yang diperlukan baik untuk memunculkan tingkah laku atau menghalangi
terjadinya suatu tingkah laku sehingga memudahkan atau menyulitkan
pemunculan perilaku membeli produk fashion tiruan.
8.
Jenis kelamin merupakan sifat (keadaan) laki-laki atau perempuan.
9.
Produk fashion tiruan yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan produk
fashion yang dibuat dengan meniru produk fashion aslinya guna
mempengaruhi konsumen bahwa produk tersebut sama seperti aslinya
(OECD, 1998).
10. Subjek penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu
pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang yang berlokasi di
Jakarta Pusat.
1.2.2. Rumusan masalah
Untuk lebih memudahkan dalam meneliti masalah ini, maka dibuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1.
Apakah behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation
to comply, control beliefs, power of factor dan jenis kelamin berpengaruh
secara signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan?
2.
Apakah behavioral beliefs berpengaruh secara signifikan terhadap intensi
membeli produk fashion tiruan?
3.
Apakah outcome evaluation berpengaruh secara signifikan terhadap intensi
membeli produk fashion tiruan?
11
4.
Apakah normative beliefs berpengaruh secara signifikan terhadap intensi
membeli produk fashion tiruan?
5.
Apakah motivation to comply berpengaruh secara signifikan terhadap intensi
membeli produk fashion tiruan?
6.
Apakah control beliefs berpengaruh secara signifikan terhadap intensi
membeli produk fashion tiruan?
7.
Apakah power of factor berpengaruh secara signifikan terhadap intensi
membeli produk fashion tiruan?
8.
Apakah jenis kelamin berpengaruh secara signifikan terhadap intensi
membeli produk fashion tiruan?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk meneliti dan menguji
signifikansi pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavioral control (PBC)
dan jenis kelamin dalam memprediksi intensi membeli produk fashion tiruan.
1.3.2. Manfaat Penelitian
1.3.2.1. Manfaat teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan dan mampu
memberikan kontribusi pengetahuan yang bisa dijadikan literatur tambahan
dalam bidang psikologi khususnya Psikologi Industri dan Organisasi (PIO)
kajian perilaku konsumen dengan memberikan bukti empiris pada penelitian
ini.
12
2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi tambahan untuk
penelitian lanjutan mengenai perilaku konsumen.
1.3.2.2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi produsen, konsumen
dan pihak terkait sebagai referensi untuk memahami perilaku konsumen dalam
membeli produk fashion tiruan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
membantu konsumen yang ingin membeli produk terutama fashion untuk lebih
memahami dan mengidentifikasi kebutuhan konsumen sebelum mengambil
keputusan.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini mengacu pada pedoman penulisan
APA (American Psychology Association) style dan penyusunan dan penulisan
skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan penelitian
dibagi menjadi beberapa bahasan seperti berikut ini:
BAB I.
Pendahuluan
Bab I ini berisi latar belakang mengapa perlu dilakukan penelitian
terhadap intensi membeli produk fashion tiruan, batasan dan
perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II.
Landasan Teori
Bab II ini berisi sejumlah teori yang berhubungan dengan masalah
yang akan diteliti secara sistematis, kerangka berpikir dan hipotesis
penelitian.
13
BAB III.
Metode Penelitian
Bab III ini berisi mengenai populasi dan sampel, variabel penelitian,
instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik analisis data.
BAB IV.
Analisis Hasil Penelitian
Bab IV ini berisi mengenai hasil penelitian meliputi, pengolahan
statistik dan analisis terhadap data.
BAB V.
Kesimpulan, Diskusi Dan Saran
Bab V ini berisi rangkuman keseluruhan hasil penelitian dan
menyimpulkan hasil penelitian. Dalam bab ini juga akan dimuat
diskusi dan saran.
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam bab kajian teori ini akan dibahas mengenai teori yang terkait dengan
variabel yang akan digunakan dalam penelitian, dilanjutkan dengan kerangka
berpikir dan hipotesis.
2.1. Intensi membeli
2.1.1. Pengertian intensi membeli
Intensi membeli berkaitan erat dengan keputusan membeli konsumen, karena
digunakan untuk memprediksi kecenderungan seseorang akan melakukan atau
tidak melakukan perilaku membeli. Fishbein dan Ajzen (1975) menjelaskan
intensi sebagai kemungkinan subjektif seseorang sebelum memunculkan sebuah
perilaku, intensi tersebut bisa dalam jumlah yang kecil atau besar hingga dianggap
sebagai probabilitas. Ajzen (1991) mengasumsikan intensi untuk mengetahui
faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku. Intensi merupakan indikator
bagaimana seseorang ingin menampilkan suatu perilaku dan seberapa besar usaha
yang digunakan untuk melakukan perilaku. Selanjutnya Ajzen (2005) menjelaskan
intensi adalah kemungkinan subjektif yang akan dilakukan oleh seseorang dan
dimungkinkan terbentuknya suatu perilaku tertentu.
Menurut Engel (1995) perilaku membeli diawali dengan intensi. Pada
umumnya seseorang yang memiliki intensi untuk melakukan tindakan tertentu,
maka akan lahir perilaku tertentu. Pada konteks perilaku membeli produk fashion
14
15
tiruan, konsumen sebelumnya sudah memiliki intensi untuk menampilkan
perilaku membeli. Mowen dan Minor (2002) mendefinisikan intensi membeli
merupakan intensi perilaku yang berkaitan dengan keinginan konsumen dalam
berperilaku guna memperoleh, mengkonsumsi dan membuang suatu produk atau
jasa.
Definisi intensi membeli menurut Assael (1998) yaitu tahap terakhir dari
rangkaian proses keputusan pembelian konsumen. Proses ini dimulai dari
munculnya kebutuhan akan suatu produk atau merek (need arousal), dilanjutkan
dengan pemrosesan informasi oleh konsumen (consumer information processing).
Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi produk atau merek tersebut. Hasil
evaluasi ini yang akhirnya memunculkan niat atau intensi untuk membeli,
sebelum akhirnya konsumen melakukan pembelian. Jadi, definisi intensi membeli
pada penelitian skripsi ini peneliti menggunakan teori dari Ajzen (2005) yaitu
kemungkinan subjektif yang akan dilakukan oleh seseorang dan dimungkinkan
terbentuknya suatu perilaku membeli produk fashion tiruan.
2.1.2. Aspek intensi membeli
Menurut Fishben dan Ajzen (1975) intensi memiliki empat aspek, yaitu:
1.
Perilaku (behavior), yaitu perilaku spesifik yang akan diwujudkan. Pada
konteks membeli produk fashion tiruan, perilaku khusus yang diwujudkan
merupakan bentuk perilaku membeli yaitu dengan membeli produk fashion
tiruan di toko yang jelas menjual produk fashion tiruan.
2.
Sasaran (object), yaitu objek yang menjadi sasaran perilaku. Objek yang
menjadi sasaran dari perilaku spesifik dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu
16
orang atau objek tertentu (particular object), sekelompok orang atau objek (a
class of object), dan orang atau objek pada umumnya (any object). Pada
konteks membeli produk fashion tiruan, objek yang menjadi sasaran
munculnya perilaku dapat berupa tersedianya uang dan model fashion yang
sedang menjadi tren.
3.
Situasi (situation), yaitu situasi yang mendukung untuk dilakukannya suatu
perilaku (bagaimana dan dimana perilaku itu akan diwujudkan). Situasi dapat
pula diartikan sebagai lokasi terjadinya perilaku. Pada konteks membeli
produk fashion tiruan, perilaku tersebut dapat muncul jika individu merasa
membutuhkan produk fashion tiruan tersebut dengan harga yang lebih murah,
risiko kerugian yang lebih kecil dan kondisi lingkungan yang berdekatan
dengan pasar/toko.
4.
Waktu (time), yaitu waktu terjadinya perilaku yang meliputi waktu tertentu,
dalam satu periode atau tidak terbatas misalnya waktu yang spesifik (hari
tertentu, tanggal tertentu, jam tertentu), periode tertentu (bulan tertentu), dan
waktu yang tidak terbatas.
Setiap aspek akan mempengaruhi perilaku pada tingkat yang sangat
spesifik, seseorang akan menampilkan tingkah laku tergantung pada objek, pada
situasi tertentu, dan waktu tertentu pula. Dalam hal objek atau target intensi dapat
diarahkan pada suatu objek tertentu, suatu kelompok atau objek apapun. Begitu
pula dengan situasi, seseorang mungkin saja berintensi untuk melakukan suatu
tingkah laku pada situasi atau lokasi tertentu. Begitu juga dengan waktu, intensi
juga dapat muncul pada waktu tertentu.
17
2.1.3. Faktor pengontrol intensi
Ajzen (2005) menjelaskan bahwa terdapat faktor yang membuat seseorang dapat
mencapai tujuan atau mewujudkan sebuah perilaku. Faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
2.1.3.1. Faktor internal
Faktor internal menyangkut faktor di dalam diri individu yang dapat
mempengaruhi seseorang dalam menampilkan suatu perilaku tertentu.
1. Informasi, keterampilan dan kemampuan
Seseorang yang memiliki intensi untuk melakukan sebuah perilaku akan mencari
informasi, keterampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan
perilaku tertentu. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki intensi untuk menjadi
seorang politisi, mengajarkan matematika kepada siswa atau memperbaiki radio
akan gagal jika tidak memiliki kemampuan sosial, pengetahuan matematika dan
tidak memiliki keterampilan mekanik.
2. Emosi dan kompulsi
Ketidakcukupan keterampilan, kemampuan dan informasi yang dimiliki dapat
menyebabkan masalah kontrol perilaku, tetapi dapat diasumsikan bahwa masalah
ini dapat diatasi. Namun sebaliknya, beberapa tipe perilaku adalah subjek yang
memaksa yang terlihat berada jauh di luar kontrol. Sebagai contoh orang yang
tidak dapat berhenti mengulang apa yang dilakukannya (selalu mengunci tangan,
memeriksa kunci berkali-kali dan lain-lain) atau tidak dapat berhenti memikirkan
sesuatu. Perilaku kompulsif ini dilakukan meskipun intensi dan usaha terpadu
dilakukan untuk melakukan perilaku yang sebaliknya.
18
Perilaku emosional terlihat memiliki kesamaan karakteristik. Sebagai
contoh, terkadang individu dapat bertanggung jawab atas apa yang dilakukan
dalam keadaan sadar, tetapi terkadang mereka tidak dapat mempertanggung
jawabkan apa yang mereka lakukan saat di bawah pengaruh emosi yang kuat.
Kesimpulannya, berbagai faktor internal dapat mempengaruhi kesuksesan
perwujudan perilaku yang memiliki intensi atau pencapaian tujuan yang
diinginkan. Terlihat dari faktor seperti informasi, kemampuan, dan keterampilan.
Sedangkan faktor lain seperti emosi yang intens, stress, atau kompulsi, lebih sulit
untuk dinetralisir.
2.1.3.2. Faktor eksternal
Faktor eksternal ini menyangkut faktor di luar individu yang mempengaruhi
kontrol seseorang terhadap perilaku yang akan dilakukannya. Faktor ini
menentukan faktor apa yang memfasilitasi atau mengintervensi perilaku.
1.
Kesempatan
Perlu sedikit imajinasi untuk menghargai pentingnya faktor kebetulan atau
kesempatan untuk suksesnya eksekusi sebuah perilaku yang berintensi. Seseorang
yang berintensi untuk mengerjakan skripsi, tidak dapat melakukannya jika tidak
memiliki sarana yang memadai untuk melakukan perilaku tersebut atau mungkin
temannya yang selalu mengganggu saat sedang mulai mengerjakan dapat
membuat seseorang tidak melakukan perilaku tersebut.
Kurangnya kesempatan seperti contoh di atas dapat mengurangi usaha
untuk mewujudkan suatu perilaku. Dalam keadaan seperti ini, seseorang berusaha
untuk mewujudkan intensi namun gagal karena keadaan lingkungan sekitar
19
menghalanginya. Walaupun intensi langsung akan terpengaruh, keinginan dasar
untuk melakukan sebuah perilaku tidak harus diubah. Lingkungan menghambat
perilaku untuk mewujudkan perilaku dan akan memaksa untuk merubah rencana,
namun tidak selalu dapat merubah intensi seseorang.
2.
Ketergantungan pada yang lain
Pada saat perwujudan perilaku tergantung pada tindakan orang lain, ada potensi
kontrol yang tidak sempurna terhadap perilaku atau tujuan. Sebuah contoh yang
baik mengenai ketergantungan perilaku adalah kasus kerjasama. Seseorang akan
bisa bekerja sama dengan orang lain hanya jika orang tersebut juga berkeinginan
untuk bekerjasama.
Sama seperti waktu dan kesempatan, ketidakmampuan untuk berperilaku
sesuai dengan intensi dikarenakan ketergantungan pada kebutuhan seseorang tidak
mempengaruhi intensi dan motivasi. Seseorang yang menghadapi kesulitan yang
berhubungan dengan ketergantungan interpersonal dapat membentuk perilaku
yang diinginkan dalam kerjasama dengan rekan yang berbeda. Namun, hal ini
tidak dapat terus menerus menjadi penyebab sebuah tindakan.
Singkatnya, kekurangan kesempatan dan ketergantungan pada orang lain
hanya membawa pada perubahan yang sementara pada intensi. Ketika lingkungan
menolak terwujudnya sebuah perilaku, seseorang akan menunggu untuk
kesempatan yang lebih baik.
20
2.1.4. Teori yang terkait dengan intensi
2.1.4.1. Theory of reason action (TRA)
Teori ini merupakan teori yang membahas mengenai anteseden penyebab dari
perilaku yang dilakukan atas kemauan seseorang. Teori ini berdasarkan asumsi
bahwa manusia berperilaku dengan cara yang masuk akal, mempertimbangkan
semua informasi yang ada dan secara eksplisit maupun implisit manusia
mempertimbangkan implikasi dari tindakan mereka. Dengan demikian, teori ini
menyebutkan bahwa intensi seseorang untuk menampilkan perilaku atau tidak
tergantung dari determinan (faktor yang menentukan) tindakan tersebut (Ajzen,
1991).
Menurut theory of reason action, intensi merupakan fungsi dari dua
determinan dasar, yaitu faktor personal dan faktor pengaruh lingkungan. Faktor
personal ini merupakan sikap dan faktor pengaruh lingkungan adalah norma
subjektif.
2.1.4.2. Theory of planned behavior (TPB)
Menurut theory of planned behavior, perilaku seseorang ditentukan oleh tiga
pertimbangan, yaitu: behavioral beliefs, normative beliefs dan control beliefs.
Behavioral beliefs menghasilkan sikap suka atau tidak suka terhadap suatu
perilaku tertentu, hasil dari normative beliefs adalah tekanan sosial atau subjective
norm, dan control beliefs menjadi perceived behavioral control merupakan suatu
formasi dari intensi perilaku seseorang. Penjelasan secara menyeluruh bahwa
sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control mampu mendorong
seseorang
dalam
menampilkan suatu
perilaku.
Intensi
individu
dalam
21
menampilkan suatu perilaku tertentu dapat meningkat dikarenakan pengaruh sikap
dan norma subjektif yang baik dalam menampilkan perilaku tersebut. Intensi
mampu memberikan pengendalian atas perilaku, seseorang sangat berharap agar
intensi yang akan ditampilkan memenuhi faktor yang mendukung (Ajzen, 1991).
Teori ini merupakan pengembangan dari theory of reason action (TRA)
yang sama menjelaskan intensi tetapi Ajzen menambahkan control beliefs untuk
menjelaskan lebih lengkap mengenai intensi perilaku seseorang. Ajzen
menganggap bahwa theory of reasoned action (TRA) tidak menjelaskan mengenai
perilaku yang tidak dapat dikendalikan oleh individu, melainkan dipengaruhi oleh
faktor non-motivasional yang dianggap sebagai kesempatan yang dibutuhkan agar
perilaku dapat dimunculkan. Ajzen (1991) dalam theory of planned behavior
(TPB) dijelaskan bahwa intensi seseorang ditentukan oleh 3 faktor seperti pada
gambar:
Gambar 2.1: Gambar TPB dan background factor
22
Ajzen (2005) menjelaskan dalam TPB, bahwa penentu utama yang
mempengaruhi intensi dapat dipahami dengan perilaku, normatif dan kontrol
perilaku. Banyak variabel yang mempengaruhi kepercayaan seseorang seperti:
umur, jenis kelamin, etnis, status sosial ekonomi, pendidikan, kebangsaan, agama,
keanggotaan, kepribadian, suasana hati, emosi, sikap dan nilai secara umum,
intelegensi, anggota kelompok tertentu, pengalaman masa lalu, paparan informasi,
dukungan sosial, kemampuan koping dan lain-lain. Seseorang yang tumbuh dalam
lingkungan sosial yang berbeda dapat memiliki informasi yang berbeda tentang
isu yang berbeda, informasi yang menyediakan dasar bagi kepercayaan seseorang
mengenai konsekuensi sebuah perilaku, pengharapan normatif, pentingnya
seseorang, dan tentang penghalang yang dapat menghambat seseorang dalam
mewujudkan perilaku. Semua faktor ini dapat mempengaruhi perilaku, normatif,
dan kontrol kepercayaan, sebagai hasilnya mempengaruhi intensi dan tindakan.
2.1.5. Determinan intensi
Menurut Fishbein dan Ajzen (1991) determinan intensi sebagai berikut:
1.
Sikap terhadap tingkah laku tertentu (attitude toward behavior).
2.
Norma subjektif (subjective norm) dan,
3.
Perceived behavior control (PBC)
Selain dari ketiga aspek tersebut, ada beberapa variabel lain yang dapat
mempengaruhi Intensi. Seperti dikatakan oleh Ajzen (1991) bahwa the theory of
planned behavior is, in principle, open to the inclusion of additional predictors if
it can be shown that they capture a significant proportion of the variance in
intention or behavior after the theory’s current variables have been taken into
23
account. Pada prinsipnya, TPB terbuka untuk penambahan variabel lain yang
menjadi prediktor jika mampu menggambarkan proporsi yang signifikan setelah
variabel sebelumnya diteliti. Berdasarkan definisi tersebut maka tidak menutup
kemungkinan untuk menambahkan variabel lain dalam memprediksi suatu intensi.
2.1.6. Pengukuran intensi membeli
Di dalam melakukan pengukuran terhadap intensi membeli peneliti mencoba
melihat beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur intensi membeli.
Dalam jurnal penelitian yang berjudul Buy Genuine Luxury Fashion Products or
Counterfeits? (Yoo & Lee, 2009), digunakan alat ukur purchase intention of
counterfeits yang dikembangkan oleh Yoo dan Lee (2009) yang terdiri dari dua
item pengukuran. Alat ukur ini menggunakan skala model Likert dengan rentang
5 poin yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi dengan nilai alpha 0.88.
Dalam jurnal penelitian lain yang berjudul Examining Customer Purchase
Intention for Counterfeit Product Based on a Modified Theory of Planned
Behavior (Cheng, Fu & Tu, 2011), intensi membeli dapat diukur dengan
menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Cheng, Fu, dan Tu (2011) yang
terdiri dari 3 item pengukuran. Alat ukur ini menggunakan skala model Likert
dengan rentang 5 poin yang memiliki internal consistency sebesar 0.88. Dalam
penelitian ini, peneliti mengadaptasi alat ukur yang dikembangkan oleh Cheng,
Fu, dan Tu (2011) dikarenakan item yang menjadi skala baku sangat sesuai
dengan judul penelitian.
24
2.2. Sikap
2.2.1. Pengertian sikap
Dalam prediksi theory of planned behavior, sikap menunjukkan pengaruh positif
terhadap
intensi
perilaku
(Ajzen,
1991).
Fishbein
dan
Ajzen (1975)
mendefinisikan, sikap adalah a person`s location on a bipolar evaluative or
affective dimension with respect to some object, action or event. An attitude
represent a person`s general feeling of favorableness or unfavorableness toward
some stimulus object. Sikap merupakan posisi seseorang dalam dimensi evaluasi
yang sifatnya bipolar yang berkaitan dengan objek, tingkah laku atau kejadian.
Sikap menunjukkan perasaan individu yang positif atau negatif terhadap suatu
objek.
Eagly dan Chaiken (1993) menjelaskan sikap sebagai berikut attitudes is
psychological tendency that is expressed by evaluating a particular entity with
some degree of favor or disfavor. Sikap dipandang sebagai suatu kecenderungan
psikologis yang diekspresikan oleh evaluasi dari sebagai wujud kesesuaian atau
ketidaksesuaian. Selanjutnya Feldman (1995) mendefinisikan sikap sebagai
berikut attitudes are learned predisposition to responds in a favorable or
unfavorable manner to a particular person, object, or idea. Sikap dipandang
sebagai predisposisi yang dipelajari untuk merespon dalam cara kesesuaian dan
ketidaksesuaian kepada orang, objek, dan ide tertentu.
Sedangkan menurut Ajzen (1991) menjelaskan attitudes refer to the
degree to which a person has a favorable appraisal of the behavior in question
and are an immediate indicator by which her/his intention of conducting the
25
specific behavior can be predicted. Sikap merupakan derajat penilaian seseorang
pada perilaku tertentu dan merupakan indikator yang mempengaruhi seseorang
dalam menampilkan perilaku spesifik yang mampu diprediksi. Ajzen (2005)
menjelaskan sikap adalah person’s evaluation of the outcomes associated with the
behavior and by the strength of these associations. Sikap adalah hasil evaluasi
seseorang mengenai disukai atau tidak disukai pada perilaku tertentu. Jadi,
definisi sikap pada penelitian ini peneliti menggunakan teori dari Ajzen (2005)
yaitu hasil evaluasi seseorang mengenai disukai atau tidak disukai pada perilaku
membeli produk fashion tiruan.
2.2.2. Anteseden sikap
Menurut Ajzen (2005) bahwa sikap terhadap perilaku dibentuk oleh dua anteseden
yaitu behavioral belief dan outcome evaluation.
1.
Behavioral belief adalah keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap perilaku
dan merupakan keyakinan yang akan mendorong terbentuknya sikap.
2.
Outcome evaluation merupakan evaluasi positif atau negatif individu
terhadap perilaku tertentu berdasarkan keyakinan yang dimilikinya.
Ajzen (2005) menjelaskan kedua anteseden sikap dalam rumus sebagai
berikut:
Ab = ∑ b i e i
Keterangan:
Ab
: sikap terhadap dilakukannya perilaku B (behavioral beliefs)
b
: belief bahwa dilakukannya suatu perilaku B
26
e
: evaluasi seseorang terhadap belief mengenai perilaku B
i
: konsekuensi dari perilaku B
2.2.3. Komponen sikap
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) menjelaskan bahwa sikap memiliki tiga
komponen, yaitu: kognitif, afektif dan konatif.
1.
Komponen kognitif mencakup pengetahuan seseorang dan kepercayaan
tentang suatu sikap terletak pada komponen kognitif. Pengetahuan dan
informasi tentang objek sikap membentuk suatu beliefs yang mengarahkan
kepada suatu perilaku.
2.
Komponen afektif mewakili perasaan seseorang tentang objek sikap, yaitu
perasaan baik atau tidak suka, senang atau tidak senang terhadap objek
sikapnya.
3.
Komponen konatif merujuk pada tindakan seseorang atau kecenderungan
perilaku terhadap objek sikap. Dalam pemasaran dan penelitian tentang
komponen, komponen ini sering disamakan dengan ekspresi untuk membeli.
2.2.4. Pengaruh sikap terhadap intensi membeli
Sikap dianggap sebagai anteseden pertama dari intensi perilaku. Sikap adalah
kepercayaan positif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu.
Keyakinan atau beliefs ini disebut dengan behavioral beliefs. Seseorang akan
menampilkan suatu perilaku tertentu ketika
menilai perilaku tersebut secara
positif.
Seperti dalam penelitian Tavis, Dodd, Jye Sheu, Rienzo, dan Wagenaar
(2010), yang paling berpengaruh dalam memprediksi intensi mengkonsumsi
27
minuman alkohol pada mahasiswa saat hari pertandingan adalah sikap terhadap
minuman dan norma subjektifnya. Hal ini membuktikan bahwa sikap mahasiswa
terhadap minuman beralkohol positif dan memiliki belief yang kuat saat
meminum minuman beralkohol pada hari pertandingan berlangsung. Jadi, intensi
untuk menampilkan suatu perilaku tergantung pada hasil pengukuran sikap dan
norma subjektif. Hasil yang positif mengindikasikan intensi untuk berperilaku.
2.2.5. Pengukuran sikap
Dalam melakukan pengukuran sikap peneliti melihat beberapa jenis alat ukur
untuk mengukur sikap. Dalam jurnal yang berjudul Consumer Attitudes Toward
Counterfeits: A Review and Extension (Augusto, Christiana, & Alberto, 2007),
alat ukur yang digunakan adalah attitude toward counterfeit product yang
dikembangkan oleh Huang (2004) dengan menggunakan skala model Likert
dengan rentang 7 poin. Dalam jurnal lain berjudul Examining Customer Purchase
Intention for Counterfeit Product Based on a Modified Theory of Planned
Behavior (Cheng, Fu, & Tu, 2011), alat ukur yang digunakan adalah attitude
toward counterfeit product dengan menggunakan skala model Likert dengan
rentang 5 poin dan memiliki internal consistency sebesar 0.95. Pengukuran sikap
dalam penelitian ini peneliti mengacu kepada attitude toward counterfeit product
yang dikembangkan oleh Cheng, Fu, dan Tu (2011) yang terdiri dari 8 item
dengan melakukan modifikasi dan penambahan beberapa item.
28
2.3. Norma subjektif
2.3.1. Pengertian norma subjektif
Fishbein dan Ajzen (2005) mendefinisikan norma subjektif sebagai persepsi
individu mengenai harapan orang lain yang berarti baginya (significants others)
terhadap tingkah laku tertentu, apakah ada keharusan untuk menampilkan tingkah
laku tersebut atau tidak.
Feldman (1995) mendefinisikan norma subjektif sebagai subjective norm
is the perceived social pressure to carry out the behavior. Norma subjektif adalah
persepsi tekanan sosial yang membentuk perilaku individu. Hogg dan Vaughan
(2002) juga menjelaskan norma subjektif sebagai produk dari apa yang
dipersepsikan oleh individu yang menjadi keyakinan orang lain dan orang yang
signifikan menjadi panutan tentang apa yang pantas dilakukan. Jadi, pengertian
norma subjektif dalam penelitian ini adalah persepsi individu untuk mengikuti
orang lain (significant other) yang menjadi panutan mengenai kesesuaian perilaku
yang pantas dilakukan.
2.3.2. Anteseden norma subjektif
Menurut Ajzen (2005), norma subjektif ini ditentukan oleh dua determinan yaitu
persepsi terhadap diri sendiri (normatives beliefs) dan motivasi untuk memenuhi
harapan tersebut (motivation to comply).
1.
Normatives beliefs. Persepsi atau keyakinan mengenai harapan orang lain
terhadap seseorang yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau
tidak. Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang lain
yang penting dan berpengaruh bagi individu untuk melakukan atau tidak
29
suatu perilaku tertentu.
2.
Motivation to comply. Motivasi individu untuk memenuhi harapan orang lain
(signifikan other). Norma subjektif dapat dilihat sebagai dinamika antara
dorongan yang dipersepsikan individu dari orang lain disekitarnya dengan
motivasi untuk mengikuti pandangan mereka (motivation to comply) dalam
melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tertentu.
Pengukuran anteseden norma subjektif dirumuskan Ajzen (2005) sebagai
berikut:
SN = ∑ ni mi
Keterangan:
SN
: norma subjektif terhadap dilakukannya tingkah laku
ni
: normatif belief yaitu belief seseorang bahwa individu i atau kelompok i
berpikir dia seharusnya atau tidak seharusnya melakukan tingkah laku
mi
: motivasi untuk mengikuti harapan individu i atau kelompok i
i
: orang atau kelompok yang berpengaruh
2.3.3. Pengaruh norma subjektif terhadap intensi membeli
Fishbein dan Ajzen (1975) menjelaskan norma subjektif sebagai persepsi individu
mengenai harapan orang lain yang berarti bagi dirinya (significant others)
terhadap perilaku tertentu. Significant others tidak hanya keluarga, teman, dan
pasangan tetapi menyangkut organisasi, komunitas maupun instansi tertentu.
Seseorang yang termotivasi untuk mengikuti pendapat tokoh atau orang lain akan
cenderung untuk menampilkan perilaku yang diharapkan oleh orang lain
(significant others).
30
Penelitian Goodwin dan Mullan (2009) yang meneliti tentang norma
subjektif di kalangan mahasiswa. Hasil dari penelitian mengungkapkan norma
subjektif sebagai prediktor yang paling konsisten dari varians lain dalam intensi
perilaku sehat yang terkait dengan indeks glycaemic pada makanan. Significant
others seperti teman dan keluarga dalam sampel menjadi tekanan sosial pada
mahasiswa, dapat dikatakan menjadi tekanan karena dilihat dari usia mahasiswa.
Pada penelitian tersebut dijelaskan, mahasiswa psikologi pada tahun pertama lebih
banyak yang tinggal dengan orang lain atau dengan orang tua. Beberapa hal
tentang memilih, memasak dan mengkonsumsi makanan tidak lepas dari
rekomendasi dari orang terdekat yang mempengaruhi dan nantinya menjadi
perilaku yang tertanam dalam diri mereka.
2.3.4. Pengukuran norma subjektif
Dalam jurnal penelitian berjudul Consumer Attitudes toward Counterfeits: A
Review and Extension (Augusto, Christiana, & Caslos, 2007), alat ukur yang
digunakan untuk mengukur norma subjektif adalah subjective norm (SN) yang
dikembangkan oleh Ajzen (1991) dengan menggunakan skala model Likert
rentang 7 poin. Pengukuran norma subjektif pada penelitian ini mengadaptasi alat
ukur subjective norm yang dikembangkan oleh Ajzen (1991) yang terdiri dari dua
item. Peneliti memilih mengadaptasi alat ukur yang dikembangkan oleh Ajzen
(1991) karena hanya alat ukur ini yang dapat digunakan untuk mengukur norma
subjektif.
31
2.4. Perceived Behavioral Control (PBC)
2.4.1. Pengertian perceived behavioral control
Feldman (1995) mendefinisikan perceived behavioral control is the perceived
ease or difficulty of carrying out the behavior, based on prior experience and
anticipated barriers to perform it. Feldman menjelaskan perceived behavioral
control (PBC) mungkin menjadi manifestasi sebuah ide bahwa perilaku bisa
menjadi sulit untuk dilakukan dan banyak hambatan untuk menjalani perilaku
tersebut. Sedangkan Ajzen (2005) mendefinisikan perceived behavioral control is
this factor refers to the perceived ease or difficulty of performing the behavior
and it assumed to reflect past experience as well as anticipated impediments and
obstacles. Ajzen menyatakan bahwa perceived behavioral control adalah
hambatan atau kesulitan yang dipersepsi individu dalam menampilkan tingkah
laku tersebut dan diasumsikan merefleksikan pengalaman masa lalu dan juga
hambatan atau rintangan yang diantisipasi.
Menurut Ajzen (2005), dalam theory of planned behavior (TPB),
perceived behavioral control (PBC) tidak berkaitan secara langsung dengan
kontrol yang sebenarnya dimiliki individu dalam situasi tertentu namun berkaitan
dengan pengaruh yang mungkin dimiliki kontrol tingkah laku yang dipersepsi
(perceived behavior control) oleh individu terhadap tingkah laku. Ajzen (2012)
juga menjelaskan is the role perceived behavioral control—the extent to which
people believe that they can perform a given behavior if they are inclined to do so.
Perceived behavioral control (PBC) yaitu sejauh mana orang percaya bahwa
mereka dapat melakukan perilaku tertentu jika mereka cenderung untuk
32
melakukan suatu perilaku. Jadi, pengertian perceived behavioral control dalam
penelitian ini adalah persepsi individu untuk menampilkan perilaku tertentu yang
disesuaikan dengan kemudahan atau hambatan yang mempengaruhinya.
2.4.2. Anteseden perceived behavioral control (PBC)
Perceived behavioral control ini ditentukan oleh dua determinan, yaitu control
beliefs dan power of factor (Ajzen, 2005).
1.
Control beliefs adalah beliefs mengenai sumber dan kesempatan yang
dibutuhkan (requisite resources and opportunities) untuk memunculkan
tingkah laku. Control beliefs ini menjadi dasar persepsi seseorang terhadap
mampu atau tidak mampu dalam kapasitas melakukan tingkah laku (Ajzen,
2005).
2.
Power of factor, yaitu persepsi individu mengenai ketersediaan sumber yang
diperlukan baik untuk memunculkan tingkah laku atau untuk menghalangi
terjadinya suatu tingkah laku sehingga memudahkan atau menyulitkan
pemunculan tingkah laku tersebut (Ajzen, 2005). Sumber yang dimaksud
disini mengacu kepada sumber yang termasuk dalam control beliefs.
Kedua determinan tersebut dirumuskan sebagai berikut:
PBC = ∑ ci pi
Keterangan:
PBC
: perceived behavioral control
ci
: belief mengenai kontrol yang dimiliki individu dalam memunculkan
tingkah laku (control beliefs)
pi
: perceived powerr i yang memfasilitasi atau menghalangi suatu tindakan
untuk munculnya perilaku
33
Seperti yang diuraikan diatas, persepsi mengenai kondisi yang mendukung
mencerminkan persepsi mengenai ketersediaannya sumber dan kesempatan yang
diperlukan untuk memunculkan tingkah laku. Sumber ini antara lain ketersediaan
uang, waktu dan sumber lainnya. Sedangkan control beliefs berhubungan dengan
beliefs individu terhadap kemampuannya untuk memunculkan suatu tingkah laku.
2.4.3. Pengaruh perceived behavioral control (PBC) terhadap intensi
Ajzen (2012) menjelaskan bahwa perceived behavioral control (PBC) adalah
sejauh mana seseorang percaya dalam memunculkan suatu perilaku jika memiliki
kecenderungan untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Dalam penelitian Cronan
dan Al-Rafee (2008) tentang intensi untuk membajak software dan media digital,
diketahui bahwa PBC menjadi variabel yang paling berpengaruh kedua setelah
past piracy behavior. Subjek yang memiliki kemampuan dan sumberdaya untuk
membajak media digital mempunyai intensi yang tinggi untuk membajak media
digital.
2.4.4. Pengukuran perceived behavioral control (PBC)
Pengukuran
perceived
behavioral
control
(PBC)
dalam
penelitian
ini
mengadaptasi alat ukur yang dikembangkan oleh Cheng, Fu, dan Tu (2011) dalam
jurnal penelitian yang berjudul Examining Customer Purchase Intention for
Counterfeit Product Based on a Modified Theory of Planned Behavior. Alat ukur
yang digunakan terdiri dari tiga item dan memiliki internal consistency sebesar
0.89. Peneliti mengadaptasi alat ukur ini dikarenakan sesuai dalam mengukur
perceived behavioral control (PBC).
34
2.5. Jenis kelamin
Karakteristik demografi dari seseorang mempengaruhi kerentanan seseorang
terhadap berbagai jenis pengaruh sosial terhadap produk tertentu, seperti produk
fashion, elektronik, pangan dan lain-lain (Girard et al., 2010). Faktor-faktor
demografi secara tidak
langsung
mempengaruhi
niat
seseorang
dalam
menggunakan suatu produk, dalam penelitian ini variabel demografi yang
digunakan adalah jenis kelamin. Jason (2011) dalam penelitiannya yang berjudul
Consumer Attitudes toward Counterfeit Fashion Product: Does Gender Matter?,
menemukan adanya pengaruh dari jenis kelamin terhadap pandangan atau
keyakinan dalam membeli produk fashion tiruan. Studi ini juga menjelaskan
bahwa perempuan membutuhkan dorongan insentif finansial lebih besar dari lakilaki untuk memesan suatu produk di pasar gelap (black market). Alasan memilih
jenis kelamin sebagai variabel dalam penelitian ini adalah: (a) jenis kelamin dapat
dikelompokkan ke dalam segmentasi pasar suatu produk sehingga sesuai dengan
tema penelitian ini, dan (b) tidak mengundang kepura-puraan responden (fake)
dalam mengisi kuesioner penelitian.
2.6. Produk fashion tiruan
Produk fashion tiruan dedifinisikan sebagai produk yang meniru produk asli
dalam jumlah yang banyak dan sangat mirip dengan bentuk aslinya tanpa ada izin
yang sah, termasuk kemasan, merek dagang, dan label (Kay, dalam Ahmad,
2012). Produk fashion tiruan yang seringkali dipalsukan adalah tas tangan, jam
tangan, perhiasan, sepatu, pakaian, topi, kacamata dan parfum. Negara Cina
merupakan produsen terbesar dalam memproduksi produk tiruan termasuk produk
35
fashion tiruan di dunia (Hung, dalam Ahmad, 2013). Produsen lain dari produk
fashion tiruan ini pun berasal dari berbagai negara seperti Rusia, Argentina, Chili,
Mesir, India, Israel, Lebanon, Thailand, Turki, Ukraina, Venezuela, Brazil,
Paraguay dan Meksiko (Chaundry and Zimmerman, dalam Ahmad, 2012).
Sedangkan menurut OECD (Organization for Economic Co-operation
Development) produk fashion tiruan adalah produk fashion yang dibuat dengan
meniru produk fashion aslinya guna mempengaruhi konsumen bahwa produk
tersebut sama seperti aslinya (OECD, 1998). Bentuk dari produk tersebut
memiliki kualitas yang rendah dan dijual dengan harga yang lebih murah
dibandingkan dengan produk fashion aslinya. Dalam industri fashion, pemalsuan
dari produk dengan merek kenamaan dunia merupakan salah satu produk yang
sering dipalsukan seperti Louis Vuitton, Chanel, Gucci, Burberry, Fendi, Christian
Dior, Prada, Versace, Hermes, dan Christian Louboutin (http://top-10-list.org,
diakses pada tanggal 12 Desember 2012, dalam Ervina, 2013). Menariknya, tidak
seperti industri di sektor yang lain, pembeli produk fashion tiruan mengetahui
bahwa yang dibelinya merupakan produk fashion tiruan. Jadi, pengertian produk
fashion tiruan dalam penelitian ini adalah produk fashion yang dibuat dengan
meniru semirip mungkin dengan produk fashion aslinya.
2.7. Kerangka Berpikir
Pembajakan atau pemalsuan produk dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Berbagai produk mulai dari barang elektronik, perangkat software, buku,
sparepart kendaraan dan khususnya produk fashion sudah menjadi objek yang
dipalsukan atau dibuat tiruannya. Padahal, setiap produk yang dipalsukan
36
memiliki trademark yang merupakan identitas produk tersebut dan dapat
memberikan sanksi bagi oknum yang membajak produk dengan trademark
tertentu sesuai hukum yang berlaku (Yoo & Lee, 2005).
Pada kenyataannya, produk fashion seperti baju, celana, sepatu, tas, jam
tangan, dan aksesoris tidak hanya dijual dengan merek asli tetapi ada juga yang
menjual dengan merek tiruan. Kerugian pun kini semakin meningkat setiap tahun
yang dirasakan oleh produsen atau penjual produk fashion asli dikarenakan
pembajakan
produk
fashion
ini.
Seperti
yang
dilansir
dalam
www.thejakartapost.com ( dalam Ervina, 2013) bahwa kerugian pada tahun 2002
sebesar Rp. 2 trilyun dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 43.2 trilyun.
Kerugian yang dialami pemilik merek dagang atau penjual produk fashion
asli tidak hanya dipengaruhi oleh maraknya pembajakan produk fashion, tetapi
juga dipengaruhi oleh tingginya permintaan konsumen. Konsumen kini tidak
canggung lagi untuk membeli produk fashion tiruan, peminatnya pun semakin
lama semakin banyak dan tidak mengenal batas usia. Bahkan, hampir di setiap
pusat perbelanjaan atau mal kini dengan mudah dijumpai toko yang menjual
produk fashion tiruan (Putri, 2010).
Perilaku membeli diawali dengan intensi. Seseorang yang memiliki intensi
untuk menampilkan perilaku tertentu, maka akan lahir perilaku tersebut. Dalam
hal ini munculnya intensi membeli produk fashion tiruan diawali dengan sikap.
Sikap yang meliputi behavioral beliefs dan outcome evaluation, dapat
menentukan perilaku seseorang untuk berperilaku (Ajzen, 2005).
37
Selain sikap, norma subjektif juga memiliki hubungan dalam menentukan
intensi berperilaku. Norma subjektif meliputi normative belief mengenai
keyakinan individu terhadap harapan orang lain (significant other) baik
perorangan maupun kelompok terhadap individu untuk menampilkan perilaku,
dan selanjutnya mempengaruhi individu untuk menerima atau pun menolak
menampilkan perilaku serta besarnya keinginan untuk mengikuti pendapat
significant other yang disebut motivation to comply (Ajzen, 2005).
Faktor lain juga berpengaruh dalam pembentukan intensi yaitu perceived
behavioral control. Persepsi individu mengenai kemudahan atau kesulitan
individu dalam menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan dan
diasumsikan merupakan refleksi dari pengalaman yang telah terjadi sebelumnya
serta hambatan yang diantisipasi (control beliefs) dan seberapa kuat untuk
mempengaruhi diri individu dalam memunculkan tingkah laku sehingga
memudahkan atau menyulitkan pemunculan tingkah laku tersebut (power of
factor) (Ajzen, 2005). Selanjutnya faktor jenis kelamin juga merupakan variabel
yang mempengaruhi intensi seseorang dalam membeli produk fashion tiruan
(Jason, 2011).
Semua variabel di atas akan menjadi pertimbangan dalam diri seseorang
dan akan mempengaruhi intensi orang tersebut untuk menampilkan atau tidak
menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan. Penelitian ini mengangkat
pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang sebagai subjek penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan menguji signifikansi pengaruh sikap
(behavioral beliefs dan outcome evaluation), norma subjektif (normative beliefs
38
dan motivation to comply), perceived behavioral control (control beliefs dan
power of factor) dan jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion
tiruan. Dengan demikian, dari semua variabel yang telah digambarkan melalui
kombinasi antara beberapa faktor psikologis dari beberapa kumpulan teori,
penelitian serta faktor eksternal lainnya, peneliti menyimpulkan kerangka berpikir
sebagai berikut di bawah ini:
Sikap
Behavioral beliefs
Outcome evaluation
Norma subjektif
Normative beliefs
Motivation to comply
PBC
Control beliefs
Power of factor
Jenis kelamin
Gambar 2.2: Kerangka berpikir
Intensi membeli
produk fashion
tiruan
39
2.8. Hipotesis Penelitian
Penelitian ini diuji dengan analisis statistik, sehingga hipotesis yang akan diuji
adalah hipotesis nihil (H0), yaitu “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply,
control beliefs, power of factor dan jenis kelamin terhadap intensi membeli
produk fashion tiruan”. Sedangkan hipotesis minor dalam penelitian ini, yaitu:
H1: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan behavioral beliefs terhadap intensi
membeli produk fashion tiruan.
H2: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan outcome evaluation terhadap intensi
membeli produk fashion tiruan.
H3: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan normative beliefs terhadap intensi
membeli produk fashion tiruan.
H4: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivation to comply terhadap
intensi membeli produk fashion tiruan.
H5: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan control beliefs terhadap intensi
membeli produk fashion tiruan.
H6: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan power of factor terhadap intensi
membeli produk fashion tiruan.
H7: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap intensi
membeli produk fashion tiruan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan tentang target populasi, sampel, teknik pengambilan
sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, uji validitas instrumen,
teknik analisis data, serta prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian.
3.1. Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel
3.1.1. Populasi dan sampel penelitian
Populasi pada penelitian ini yaitu pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah
Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat. Alasan peneliti memilih kawasan pusat
perbelanjaan
Tanah
Abang
sebagai
tempat
penelitian
karena
mampu
menggambarkan arah tendensi pengunjung untuk berintensi membeli produk
fashion asli atau tiruan dan merupakan kawasan berbelanja terbesar di Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang
2. Berusia diatas 17 tahun
3. Bersedia mengisi kuesioner penelitian.
Adapun jumlah sampel yang diambil sebanyak 150 orang.
3.1.2. Teknik pengambilan sampel
Pada penelitian ini digunakan teknik non-probability sampling. Teknik ini dipilih
karena jumlah populasi tidak dapat diketahui dan bersifat tidak menetap.
40
41
3.2. Variabel penelitian
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Intensi membeli
2. Behavioral beliefs (dimensi sikap)
3. Outcome evaluation (dimensi sikap)
4. Normative beliefs (dimensi norma subjektif)
5. Motivation to comply (dimensi norma subjektif)
6. Control beliefs (dimensi perceived behavioral control)
7. Power of factor (dimensi perceived behavioral control)
8. Jenis kelamin
Pada penelitian ini variabel intensi membeli merupakan dependent variable dan
selebihnya merupakan independent variable.
3.3. Definisi operasional variabel
Adapun penjelasan definisi operasional variabel dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Intensi membeli adalah kemungkinan subjektif yang akan dilakukan seseorang
dan dimungkinkan terbentuknya suatu perilaku membeli produk fashion tiruan
yang diperoleh dari skor alat ukur intensi membeli.
2. Behavioral beliefs adalah keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap perilaku
dan merupakan keyakinan yang akan mendorong terbentuknya sikap terhadap
perilaku membeli produk fashion tiruan yang diperoleh dari skor alat ukur
behavioral beliefs.
42
3. Outcome evaluation adalah evaluasi positif atau negatif individu terhadap
perilaku membeli produk fashion tiruan berdasarkan keyakinan yang dimiliki
yang diperoleh dari skor alat ukur outcome evaluation.
4. Normative beliefs adalah keyakinan mengenai harapan orang lain terhadap
subjek yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku membeli produk
fashion tiruan yang diperoleh dari alat ukur normative beliefs.
5. Motivation to comply adalah keyakinan subjek untuk mengikuti pendapat orang
lain (significant other) dalam memunculkan perilaku membeli produk fashion
tiruan yang diperoleh dari skor alat ukur motivation to comply.
6. Control beliefs adalah keyakinan mengenai sumber dan kesempatan yang
dibutuhkan untuk memunculkan perilaku membeli produk fashion tiruan yang
diperoleh dari skor alat ukur control beliefs.
7. Power of factor adalah persepsi individu mengenai sumber yang diperlukan
baik untuk mempengaruhi individu dalam memunculkan tingkah laku sehingga
memudahkan atau menyulitkan pemunculan perilaku membeli produk fashion
tiruan yang diperoleh dari skor alat ukur power of factor.
8. Jenis kelamin adalah sifat (keadaan) laki-laki atau perempuan
3.4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
kuesioner dengan menggunakan skala model Likert. Pada skala penelitian ini
digunakan empat alternatif pilihan jawaban. Dalam kuesioner yang menggunakan
skala model Likert tidak ada jawaban yang dianggap paling benar atau paling
salah. Cara menjawabnya yaitu dengan memberikan tanda silang (X) pada salah
43
satu alternatif pilihan jawaban yang sudah disediakan. Item disusun dalam bentuk
pernyataan favourable (positif) dan unfavourable (negatif). Skor untuk alternatif
pilihan jawaban dalam pernyataan favourable dan unfavourable dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 3.1
Skor pengukuran skala
Alternatif
Pilihan Jawaban
Sangat tidak setuju/Tidak pernah
Tidak setuju/Pernah
Setuju/Sering
Sangat setuju/Sangat sering
Pernyataan
Favourable Unfavourable
1
4
2
3
3
2
4
1
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari empat jenis
alat ukur. Keempat alat ukur diadaptasi dan dimodifikasi dari alat ukur penelitian
sebelumnya, yang dijelaskan sebagai berikut di bawah ini.
3.4.1. Alat ukur intensi membeli
Alat ukur intensi membeli merupakan sebuah skala yang digunakan untuk
mengukur variabel intensi membeli. Peneliti menggunakan sepuluh item untuk
mengukur variabel intensi membeli yang diperoleh dengan melakukan adaptasi
dan modifikasi alat ukur dari Cheng, Fu, dan Tu dengan menambahkan tujuh item
yang telah disesuaikan dengan teori planned behavior (Ajzen, 2005). Pilihan
jawaban yang digunakan peneliti berdasarkan skala model Likert yang dibuat
sebanyak 4 pilihan jawaban, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS),
setuju (S), dan sangat setuju (SS).
44
Adapun distribusi dan penyebaran item dari skala intensi membeli dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Blue print skala intensi membeli
No
1.
Indikator
Kemungkinan
subjektif yang
akan dilakukan
oleh seseorang
dan
dimungkinkan
terbentuknya
suatu perilaku.
Total
Item
Favourable Unfavourable
1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10
Jumlah
Contoh Item
8
Saya akan membeli
produk fashion
tiruan walaupun
lokasi toko yang
menjualnya, jauh
dari tempat tinggal.
-
2, 8
2
Selagi masih tersedia
produk fashion asli,
maka saya akan
berupaya
membelinya.
8
2
10
3.4.2. Alat ukur sikap
Alat ukur sikap merupakan sebuah skala yang digunakan untuk mengukur
variabel sikap. Peneliti melakukan adaptasi dan modifikasi alat ukur sikap dari
Cheng, Fu, dan Tu (2011) dengan melakukan penambahan sebanyak 12 item,
sehingga jumlah keseluruhan sebanyak 20 item. Pilihan jawaban yang digunakan
peneliti adalah skala model Likert dengan rentang sebanyak 4 pilihan jawaban,
yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju
(SS) untuk dimensi behavioral beliefs. Pada dimensi outcome evaluation pilihan
jawaban yang digunakan adalah sangat buruk (SBu), buruk (Bu), baik (Ba), dan
sangat baik (SBa).
45
Adapun distribusi dan penyebaran item dari skala sikap dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.3
Blue print skala sikap
No
Aspek
Indikator
1
Behavioral
beliefs
Keyakinan
yang
mendorong
terbentuknya
sikap.
2
Outcome
Evaluation
Evaluasi
positif atau
negatif yang
mendorong
terbentuknya
sikap.
Total
Item
Favourable Unfavourable
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8
6, 9, 10
Jumlah
10
1, 2, 3, 4, 5,
7, 9, 10
6, 8
10
16
4
20
Contoh Item
Memakai
produk fashion
tiruan mampu
menampilkan
prestige bagi
saya.
Bagi saya,
produk fashion
tiruan
memiliki
kualitas yang
bagus.
3.4.3. Alat ukur norma subjektif
Alat ukur norma subjektif merupakan sebuah skala yang digunakan untuk
mengukur variabel norma subjektif. Peneliti melakukan adaptasi dan modifikasi
alat ukur skala Subjective Norm (SN) berdasarkan konstruk pengukuran Ajzen
(1991), dengan menambahkan 6 item, sehingga jumlah menjadi 8 item. Pilihan
jawaban yang digunakan peneliti adalah skala model Likert dengan rentang
sebanyak 4 pilihan jawaban, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS),
setuju (S), dan sangat setuju (SS).
46
Tabel 3.4
Blue print skala norma subjektif
No
Aspek
Indikator
1
Normative
beliefs
Keyakinan
atas harapan
orang lain
terhadap
individu.
2
Motivation
to comply
Motivasi
individu dalam
memenuhi
harapan orang
lain.
Total
Item
Favourable Unfavourable
1, 2, 3, 4
-
Jumlah
4
1, 2, 3, 4
-
4
8
-
8
Contoh Item
Teman saya
mendukung
saya untuk
membeli
produk fashion
tiruan.
Saya membeli
produk fashion
tiruan yang
ditawarkan
penjual kepada
saya.
3.4.4. Alat ukur perceived behavioral control (PBC)
Alat ukur perceived behavioral control merupakan sebuah skala yang digunakan
untuk mengukur variabel perceived behavioral control. Peneliti melakukan
adaptasi dan modifikasi alat ukur dari Cheng, Fu, dan Tu (2011), dengan
menambahkan 19 item, sehingga jumlah menjadi 22 item. Pilihan jawaban yang
digunakan peneliti adalah skala model Likert dengan rentang sebanyak 4 pilihan
jawaban, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat
setuju (SS).
Adapun distribusi dan penyebaran item dari skala perceived behavioral
control dapat dilihat pada tabel berikut:
47
Tabel 3.5
Blue print skala perceived behavioral control
No
Aspek
Indikator
1
Control
beliefs
Pengendalian
keyakinan atas
sumber dan
kesempatan.
2
Power
of
factor
Persepsi atas
sumber dan
kesempatan yang
mendukung atau
menghambat
Total
Item
Favourable Unfavourable
2, 3, 4, 5, 6, 1
7, 8, 9, 10,
11
Jumlah
11
1, 2, 3, 4, 6,
7, 9, 10
5, 8, 11
11
18
4
22
Contoh Item
Jika saya punya
uang berlebih,
saya akan
membeli produk
fashion asli
Meskipun
mengenakan
produk fashion
tiruan, saya
tetap bangga
karena berlabel
merk terkenal.
3.5. Pengujian validitas konstruk
Dalam sebuah penelitian, penting untuk melakukan uji validitas kostruk.
Pengujian validitas konstruk menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA)
bertujuan untuk mengetahui apakah setiap item pada variabel valid dalam
mengukur apa yang hendak diukur. CFA digunakan dalam proses pengembangan
skala untuk memeriksa struktur laten dari suatu alat tes. Dalam konteks ini, CFA
digunakan untuk verifikasi jumlah dimensi yang mendasari instrumen (faktor) dan
pola hubungan item dengan faktor (factor loading).
Dalam Confirmatory Factor Analysis (CFA), peneliti harus memiliki
gambaran yang spesifik mengenai (a) jumlah faktor, (b) variabel yang
mencerminkan suatu faktor, dan (c) faktor yang saling berkorelasi. Tahapan dalam
CFA diawali dengan merumuskan model teoritis (hipotesis) tentang pengukuran
variabel laten, kemudian model tersebut diuji kebenarannya secara statistik
48
menggunakan data. CFA lebih tepat digunakan pada pengujian teori karena (a)
langsung menguji teori dan (b) tingkat fit pada model dapat diukur dalam berbagai
cara. Adapun logika dasar dari CFA menurut Umar (2012) :
1.
Bahwa terdapat sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang
didefinisikan secara operasional sehingga dapat disusun suatu pertanyaan atau
pernyataan untuk mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan
pengukuran terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon
(jawaban atas item).
2.
Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor atau dengan kata lain
bersifat unidimensional.
3.
Berdasarkan model unidimensional. Pada butir di atas, dapat disusun untuk
himpunan persamaan matematis. Persamaan tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi (dengan menggunakan data yang tersedia) matriks korelasi antar
item (yang seharusnya diperoleh), jika korelasi antar item tersebut
(unidimensional) benar. Matriks korelasi ini dinamakan sigma (∑).
Kemudian, matriks ini akan dibandingkan dengan matriks korelasi yang
diperoleh secara empiris dari data (disebut matriks S). Jika teori tersebut
benar (unidimensional), maka seharusnya tidak ada perbedaan yang
signifikan antara elemen matriks ∑ dengan elemen matriks S. secara
matematis dapat dituliskan: S-∑ = 0.
4.
Pernyataan matematis yang dijadikan hipotesis nihil yang akan dianalisis
menggunakan CFA. Dalam hal ini, dilakukan uji signifikansi dengan Chisquare. Jika Chi-square yang dihasilkan tidak signifikan (nilai p>0,05), maka
49
dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil yang menyatakan: “tidak ada
perbedaan antara matriks S dan ∑” yaitu ditolak. Artinya, teori yang
menyatakan bahwa seluruh item mengukur hal yang sama, dapat diterima
kebenarannya (didukung oleh data). Sebaliknya, jika nilai Chi-square yang
diperoleh signifikan, maka hipotesis nihil S-∑ = 0 ditolak. Artinya, teori
tersebut tidak didukung oleh data (ditolak). Dengan kata lain, analisis faktor
konfirmatori merupakan pengujian terhadap hipotesis nihil (H0) : S-∑ = 0.
Artinya, tidak ada perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari hasil
observasi.
5.
Jika teori diterima (model fit), langkah selanjutnya menguji hipotesis tentang
signifikan tidaknya masing-masing item dalam mengukur apa yang hendak
diukur. Uji hipotesis ini dilakukan dengan t-test. Jika nilai t signifikan, berarti
item yang bersangkutan signifikan dalam mengukur apa yang hendak diukur.
Dengan cara seperti ini, dapat dinilai butir item mana yang valid dan yang
tidak valid didalam konteks validitas konstruk.
3.5.1. Uji validitas konstruk intensi membeli
Pada alat ukur intensi membeli terdapat 10 item yang digunakan dalam penelitian
ini. Akan diuji apakah item tersebut bersifat unidimensional yang artinya item
tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu intensi membeli.
Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit
dengan Chi-Square = 163.79, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.157. Oleh
karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,
dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu
50
sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak 11 kali diperoleh
model fit dengan Chi-Square = 32.06, df = 24, P-value = 0.12562, RMSEA =
0.047. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang
artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item
mengukur satu faktor saja yaitu intensi membeli.
Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang
muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6 di bawah ini:
Tabel 3.6
Muatan faktor intensi membeli
No
Koefisien
Standar Error
1.
0.42
0.09
2.
0.12
0.09
3.
0.74
0.08
4.
0.65
0.08
5.
0.74
0.08
6.
0.07
0.09
7.
0.42
0.08
8.
0.73
0.07
9.
0.00
0.09
10.
0.52
0.08
Nilai t
4.56
1.35
9.73
8.26
9.68
0.79
5.13
9.92
-0.01
6.06
Signifikan
√
X
√
√
√
X
√
√
X
√
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)
Berdasarkan tabel 3.6, diketahui bahwa terdapat item yang nilai t-nya
<1.96 yaitu item nomor 2, 6 dan 9. Dengan demikian, secara keseluruhan item
yang akan di-drop adalah item nomor 2, 6 dan 9 yang artinya item tersebut tidak
akan diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor.
51
3.5.2. Uji validitas konstruk sikap
3.5.2.1. Behavioral beliefs
Pada alat ukur sikap dimensi behavioral beliefs terdapat 10 item yang digunakan
dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 10 item yang ada bersifat unidimensional,
artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu behavioral
beliefs.
Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit
dengan Chi-Square = 137.34, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.140. Oleh
karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,
dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu
sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak 8 kali diperoleh
model fit dengan Chi-Square = 39.42, df = 27, P-value = 0.05801, RMSEA =
0.056. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang
artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu behavioral beliefs.
Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang
muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7 di bawah ini:
52
Tabel 3.7
Muatan faktor behavioral beliefs
No
Koefisien
Standar Error
1.
0.58
0.08
2.
0.57
0.08
3.
0.70
0.08
4.
0.79
0.07
5.
0.39
0.09
6.
0.56
0.08
7.
0.29
0.09
8.
0.39
0.09
9.
0.40
0.09
10.
0.69
0.08
Nilai t
7.02
6.90
9.14
10.67
4.16
6.78
3.38
4.45
4.63
8.89
Signifikan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)
Berdasarkan tabel 3.7, diketahui bahwa tidak terdapat item yang nilai t-nya
<1.96 sehingga seluruh item tersebut dapat diikutsertakan dalam perhitungan skor
faktor.
3.5.2.2. Outcome evaluation
Pada alat ukur sikap dimensi outcome evaluation terdapat 10 item yang digunakan
dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 10 item yang ada bersifat unidimensional,
artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu outcome
evaluation.
Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit
dengan Chi-Square = 177.93, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.166. Oleh
karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,
dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu
sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak 10 kali diperoleh
model fit dengan Chi-Square = 37.33, df = 25 , P-value = 0.05366 , RMSEA =
0.058. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang
53
artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu oucome evaluation.
Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang
muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8 di bawah ini:
Tabel 3.8
Muatan faktor outcome evaluation
No
Koefisien
Standar Error
11.
0.39
0.08
12.
0.62
0.09
13.
0.64
0.08
14.
0.50
0.08
15.
0.72
0.08
16.
-0.01
0.09
17.
0.35
0.08
18.
0.26
0.08
19.
0.85
0.07
20.
0.71
0.07
Nilai t
4.70
6.95
8.52
6.18
9.28
-0.17
4.27
3.07
12.12
9.65
Signifikan
√
√
√
√
√
X
√
√
√
√
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)
Berdasarkan tabel 3.8, diketahui bahwa terdapat item yang nilai t-nya
<1.96 yaitu item nomor 16. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan
di-drop adalah item nomor 16 yang artinya item tersebut tidak akan diikutsertakan
dalam perhitungan skor faktor.
3.5.3. Uji validitas konstruk norma subjektif
3.5.3.1. Normative beliefs
Pada alat ukur norma subjektif dimensi normative beliefs terdapat 4 item yang
digunakan dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 4 item yang ada bersifat
54
unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu
normative beliefs.
Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit
dengan Chi-Square = 16.93, df = 2, P-value = 0.00021, RMSEA = 0.224. Oleh
karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,
dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu
sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak satu kali diperoleh
model fit dengan Chi-Square = 0.09, df = 1 , P-value = 0.76327 , RMSEA =
0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang
artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu normative beliefs.
Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang
muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9 di bawah ini:
Tabel 3.9
Muatan faktor notrmative beliefs
No
Koefisien
Standar Error
1.
0.80
0.11
2.
0.68
0.10
3.
0.45
0.09
4.
0.29
0.09
Nilai t
7.25
6.58
4.88
3.05
Signifikan
√
√
√
√
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)
55
Berdasarkan tabel 3.9, diketahui bahwa tidak terdapat item yang nilai t-nya
<1.96. Dengan demikian, secara keseluruhan item dapat diikutsertakan dalam
perhitungan skor faktor.
3.5.3.2. Motivation to comply
Pada alat ukur norma subjektif dimensi motivation to comply terdapat 4 item yang
digunakan dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 4 item yang ada bersifat
unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu
motivation to comply.
Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit
dengan Chi-Square = 31.03, df = 2, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.312. Oleh
karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,
dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu
sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak satu kali diperoleh
model fit dengan Chi-Square = 0.07, df = 1 , P-value = 0.79735 , RMSEA =
0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang
artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu motivation to comply.
Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang
muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10 di bawah ini:
56
Tabel 3.10
Muatan faktor motivation to comply
No
Koefisien
Standar Error
5.
0.42
0.09
6.
0.37
0.09
7.
0.84
0.11
8.
0.67
0.10
Nilai t
4.61
4.02
7.61
6.63
Signifikan
√
√
√
√
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)
Berdasarkan tabel 3.10, diketahui bahwa tidak terdapat item yang nilai tnya <1.96. Dengan demikian, secara keseluruhan item dapat diikutsertakan dalam
perhitungan skor faktor.
3.5.4. Uji validitas konstruk perceived behavioral control
3.5.4.1. Control beliefs
Pada alat ukur perceived behavioral control (PBC) dimensi control beliefs
terdapat 11 item yang digunakan dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 11 item
yang ada bersifat unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur
satu faktor saja yaitu control beliefs.
Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit
dengan Chi-Square = 357.77, df = 44, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.219. Oleh
karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,
dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu
sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak 18 kali diperoleh
model fit dengan Chi-Square = 36.74, df = 26 , P-value = 0.07880 , RMSEA =
0.053. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang
artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu control beliefs.
57
Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang
muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11 di bawah ini:
Tabel 3.11
Muatan faktor control beliefs
No
Koefisien
Standar Error
1.
0.31
0.08
2.
0.73
0.07
3.
0.46
0.08
4.
0.49
0.08
5.
0.73
0.07
6.
0.30
0.09
7.
0.32
0.08
8.
0.73
0.07
9.
0.84
0.07
10.
-0.78
0.07
11.
0.53
0.08
Nilai t
3.85
9.89
5.65
5.90
9.79
3.47
3.90
10.02
12.09
-10.50
6.60
Signifikan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
X
√
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)
Berdasarkan tabel 3.11, diketahui bahwa terdapat item yang nilai t-nya
<1.96 yaitu item nomor 10. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan
di-drop adalah item nomor 10 yang artinya item tersebut tidak akan diikutsertakan
dalam perhitungan skor faktor.
3.5.4.2. Power of factor
Pada alat ukur perceived behavioral control (PBC) dimensi power of factor
terdapat 11 item yang digunakan dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 11 item
yang ada bersifat unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur
satu faktor saja yaitu power of factor.
58
Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit
dengan Chi-Square = 188.89, df = 44, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.149. Oleh
karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,
dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu
sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak 13 kali diperoleh
model fit dengan Chi-Square = 40.79, df = 31 , P-value = 0.11216 , RMSEA =
0.045. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang
artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu power of factor.
Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang
muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.12 di bawah ini:
Tabel 3.12
Muatan faktor power of factor
No
Koefisien
Standar Error
12.
0.57
0.08
13.
0.67
0.08
14.
0.64
0.08
15.
0.50
0.08
16.
-0.09
0.09
17.
0.68
0.08
18.
0.58
0.08
19.
0.09
0.09
20.
0.88
0.07
21.
0.45
0.08
22.
0.24
0.09
Nilai t
7.18
8.89
8.35
6.12
-0.98
8.83
7.34
1.00
12.82
5.31
2.75
Signifikan
√
√
√
√
X
√
√
X
√
√
√
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)
59
Berdasarkan tabel 3.12, diketahui bahwa terdapat item yang nilai t-nya
<1.96 yaitu item nomor 16 dan 19. Dengan demikian, secara keseluruhan item
yang akan di-drop adalah item nomor 16 dan 19 yang artinya item tersebut tidak
akan diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor.
3.6. Metode analisa data
Untuk melihat pengaruh independent variable terhadap dependent variable,
peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Paling tidak ada tiga tahap yang
akan dilakukan untuk menguji pengaruh independent variable terhadap dependent
variable (Pedhazur, 1997). Berikut ialah penjelasan secara singkat dari empat
langkah tersebut.
Sebelum menguji pengaruh independent variable terhadap dependent
variable, terlebih dahulu membuat persamaan regresi dari intensi membeli.
Berikut ialah persamaan regresi tersebut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + e
Dependent variable dalam penelitian ini yaitu intensi membeli, sedangkan
independent variable penelitian ini meliputi behavioral beliefs, outcome
evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs, power of
factor dan jenis kelamin, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
Y
a
b
X1
X2
X3
X4
X5
= intensi membeli
= intersep/ konstan
= koefisien regresi
= behavioral beliefs
= outcome evaluation
= normative beliefs
= motivation to comply
= control beliefs
60
X6 = power of factor
X7 = jenis kelamin
e = residu
Langkah pertama yaitu peneliti menghitung proporsi varian seluruh
independent variable yang dapat diketahui dari nilai R2 pada tabel Model
Summary R. R2 atau squared multiple correlation coefficient bernilai antara 0
hingga 1. Ketika R2 dikali dengan 100, maka peneliti mendapatkan presentase
varian dari intensi membeli yang dijelaskan oleh seluruh independent variable.
Langkah kedua, peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent
variable terhadap intensi membeli menggunakan uji F dan dapat dilihat nilai
signifikansinya pada tabel Anova kolom ke 6. Nilai yang tertera pada kolom sig
apabila <0.05 dapat dinyatakan signifikan dan sekaligus dapat menjawab hipotesis
alternatif pada penelitian ini.
Langkah ketiga, peneliti ingin mengetahui nilai koefisien regresi dan
proporsi varian dari setiap variabel independen. Nilai koefisien regresi setiap
independen variabel menggunakan uji t dengan melihat nilai sig (p<0.05) dan
melihat nilai Standardized Coefficients (Beta) untuk arah pengaruh apakah positif
atau negatif. Selanjutnya untuk mengetahui nilai proporsi varian dapat
menggunakan uji F dengan melihat nilai pada kolom Sig F Change (p<0.05) dan
melihat nilai murni variabel independen pada kolom R Square Change dan
kenaikan pertambahan (increments) proporsi varian yang dapat dilihat pada kolom
R Square. Nilai akhir dari R Square pada tabel proporsi varian harus sama dengan
nilai R Square pada tabel Model Summary R.Semua langkah perhitungan yang
telah dijelaskan di atas menggunakan software SPSS 16.
61
3.7. Prosedur penelitian
Prosedur dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan penelitian, dirumuskan masalah yang akan diteliti.
Kemudian dilakukan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut
pandang teoritis. Setelah mendapatkan teori secara lengkap kemudian
menyiapkan, membuat, dan menyusun alat ukur yang akan digunakan dalam
penelitian ini yaitu intensi membeli, sikap (behavioral beliefs dan outcome
evaluation), norma subjektif (normative beliefs dan motivation to comply),
perceived behavioral control (control beliefs dan power of factor) dan jenis
kelamin.
2. Meminta expert judgment yaitu dosen pembimbing, yang dianggap ahli untuk
menilai apakah pengklasifikasian item yang dilakukan sudah benar dan tepat
berdasarkan teori yang telah dipaparkan.
3. Menyesuaikan hasil expert judgment dengan pengklasifikasian yang telah
dibuat, sehingga diperoleh pengklasifikasian item yang tepat dan sesuai
dengan dasar teori yang telah dikemukakan.
4. Menentukan sampel penelitian yaitu pengunjung kawasan pusat perbelanjaan
Tanah Abang dengan jenis pengambilan sampel non probability sampling.
5. Pengambilan data dilaksanakan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada
para responden sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan.
Setelah melakukan penyebaran data atau kuesioner, dilakukan skoring
terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden, menghitung, mencatat
tabulasi data yang diperoleh, dan mengumpulkannya dalam tabel. Kemudian
62
dilakukan uji validitas dengan menggunakan metode Confirmatory Factor
Analyze (CFA). Setelah itu dilakukan analisis data, teknik analisis yang digunakan
adalah analisis regresi berganda. Teknik tersebut digunakan karena ingin
mengetahui pengaruh antara independent variable behavioral beliefs, outcome
evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs, power of
factor, dan jenis kelamin terhadap dependent variable intensi membeli. Software
yang digunakan untuk analisis adalah SPSS 16.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.
Pembahasan tersebut meliputi tiga hal, yaitu gambaran subjek penelitian, analisis
deskripsi, dan uji hipotesis penelitian.
4.1. Gambaran Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah
Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat. Gambaran subjek penelitian disusun
berdasarkan kategorisasi yang meliputi jenis kelamin (gender), usia, dan intensitas
bepergian ke pusat perbelanjaan (mal).
Tabel 4.1
Distribusi subjek penelitian
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Usia
< 20 tahun
20-30 tahun
 30 tahun
Intensitas bepergian ke pusat
perbelanjaan (mal)
Setiap hari
Seminggu sekali
Sebulan sekali
6 bulan sekali
N
Persentase (%)
70
80
46.6%
53.4%
43
96
11
28.6%
64%
7.4%
4
24
95
27
2.7%
16%
63.3%
18%
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Dari tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian berdasarkan
jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 70 orang (46.6%) dan perempuan sebanyak
63
64
80 orang (53.4%). Selanjutnya berdasarkan usia, dapat diketahui bahwa subjek
penelitian berdasarkan jumlah usia terbanyak yaitu <20 tahun sebanyak 43 orang
(28.6%), usia 20-30 tahun sebanyak 96 orang (64%) dan usia 30 orang sebanyak
11 orang (7.4%). Kemudian berdasarkan intensitas bepergian ke pusat
perbelanjaan (mal) diketahui bahwa subjek penelitian yang datang setiap hari
sebanyak 4 orang (2.7%), seminggu sekali sebanyak 24 orang (16 %), sebulan
sekali sebanyak 47 orang (31.3%) dan enam bulan sekali sebanyak 27 orang
(18%).
4.2. Deskriptif Statistik Hasil Penelitian
Skor yang digunakan dalam analisis statistik pada penelitian ini merupakan skor
murni (t-score) yang merupakan hasil dari konversi raw score. Untuk
memperoleh deskripsi statistik, peneliti menghitung setiap item yang valid dan
bermuatan positif sehingga diperoleh skor faktor. Skor faktor tersebut dihitung
untuk menghindari bias dari kesalahan perngukuran. Jadi, penghitungan skor
faktor bukan merupakan penjumlahan tiap item variabel seperti pada umumnya,
namun dengan menghitung true score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis
merupakan skor faktor yang bermuatan positif dan signifikan.
t-score= (10 × skor faktor) + 50
Setelah memperoleh skor faktor yang telah diubah menjadi t-score, nilai
murni ini kemudian akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi regresi. Hal yang
sama berlaku untuk seluruh variabel pada penelitian ini. Skor tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.2.
65
Tabel 4.2
Deskripsi statistik variabel penelitian
N Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
Intensi membeli
Behavioral beliefs
150
150
28.80
21.52
66.24
73.78
50.0000
50.0000
8.88050
9.05047
Outcome evaluation
150
22.50
68.65
50.0000
9.10391
Normative beliefs
150
23.13
67.38
50.0000
8.13440
Motivation to comply 150
24.74
68.30
50.0000
8.07251
Control beliefs
150
14.26
74.65
50.0000
9.20046
Power of factor
150
23.05
72.80
50.0000
9.11421
Valid N (listwise)
150
Pada tabel 4.2 dapat diketahui skor intensi membeli terendah 28.80 dan
skor tertinggi 66.24 dengan standar deviasi 8.88050 dengan nilai rata-rata dari
seluruh variabel sebesar 50. Skor behavioral beliefs terendah 21.52 dan skor
tertinggi 73.78 dengan standar deviasi 9.05047. Skor outcome evaluation terendah
22.50 dan skor tertinggi 68.65 dengan standar deviasi 9.10391. Skor normative
beliefs terendah 23.13 dan skor tertinggi 67.38 dengan standar deviasi 8.13440.
Skor motivation to comply terendah 24.74 dan skor tertinggi 68.30 dengan standar
deviasi 8.07251. Skor control beliefs terendah 14.26 dan skor tertinggi 74.65
dengan standar deviasi 9.20046. Terakhir, skor power of factor terendah 23.05
dan skor tertinggi 72.80 dengan standar deviasi 9.11421.
Data skor intensi membeli, behavioral beliefs, outcome evaluation,
normative beliefs, motivation to comply, control belief, power of factor dan jenis
kelamin diperoleh melalui angket yang didistribusikan oleh peneliti kepada
responden. Dengan data skor yang dimiliki, peneliti kemudian membuat
66
kategorisasi responden untuk menentukan jumlah responden pada tiap variabel
yang terbagi dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.
4.3. Kategorisasi Skor Variabel
Kategorisasi responden bertujuan untuk menempatkan individu kedalam
kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan
atribut yang diukur. Kontinum berjenjang yang akan peneliti gunakan dalam
kategorisasi variabel penelitian terdiri dari kategori tinggi hingga kategori rendah.
Sebelum melakukan pengelompokan setiap variabel berdasarkan kategori tinggi
dan rendah. Peneliti terlebih dahulu menetapkan norma dari skor dengan
menggunakan nilai mean dan standar deviasi pada tabel 4.2 dan berlaku pada
seluruh variabel. Norma skor tersebut digambarkan dalam tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3
Norma skor variabel
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Rumus
X>M+1SD
M-1SD ≤ X ≤ M+1SD
X<M-1SD
Setelah norma kategorisasi tersebut diperoleh, selanjutnya akan dijelaskan
perolehan nilai persentase kategorisasi untuk variabel intensi membeli, behavioral
beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control
beliefs, power of factor dan jenis kelamin sebagaimana yang terangkum pada tabel
4.4 sebagai berikut:
67
Tabel 4.4
Kategorisasi skor intensi membeli, behavioral beliefs, outcome evaluation,
normative beliefs, motivation to comply, control beliefs, power of factor dan
jenis kelamin
Kategori dan
Presentase Skor
No
Variabel
Rendah
%
Sedang %
Tinggi
%
(orang)
(orang)
1. Intensi membeli
19
12.7
111
74
20
13.3
2. Behavioral beliefs
16
10.7
118
78.6
16
10.7
3. Outcome
14
9.3
121
80.7
15
10
evaluation
4. Normative beliefs
19
12.7
117
78
14
9.3
5. Motivation to
16
10.7
121
80.7
13
8.6
comply
6. Control beliefs
14
9.3
119
79.3
17
11.4
7. Power of factor
15
10
121
80.7
14
9.3
Berdasarkan tabel 4.4 hasil kategorisasi dapat dilihat bahwa responden
yang memiliki intensi membeli dengan skor rendah sebanyak 19 orang (12.7%),
skor sedang sebanyak 111 orang (74%)
dan skor tinggi sebanyak 20 orang
(13.3%). Responden yang memiliki behavioral beliefs dengan skor rendah
sebanyak 16 orang (10.7%), skor sedang sebanyak 118 orang (78.6%) dan skor
tinggi sebanyak 16 orang (10.7%). Responden yang memiliki outcome evaluation
dengan skor rendah sebanyak 14 orang (9.3%), skor sedang sebanyak 121 orang
(80.7%) dan skor tinggi sebanyak 15 orang (10%). Responden yang memiliki
normative beliefs dengan skor rendah sebanyak 19 orang (12.7%), skor sedang
sebanyak 117 orang (78%) dan skor tinggi 14 orang (9.3%). Responden yang
memiliki motivation to comply dengan skor rendah sebanyak 16 orang (10.7%),
skor sedang sebanyak 121 orang (80.7%) dan skor tinggi sebanyak 13 orang
(8.6%). Responden yang memiliki control beliefs dengan skor rendah sebanyak 14
68
orang (9.3%), skor sedang sebanyak 119 orang (79.4%) dan skor tinggi sebanyak
17 orang (11.3%). Responden yang memiliki power of factor dengan skor rendah
sebanyak 15 orang (10%), skor sedang sebanyak 121 orang (80.7%) dan skor
tinggi sebanyak 14 orang (9.3%).
4.4. Hasil Uji Hipotesis
4.4.1. Analisis regresi variabel penelitian
Pada tahap ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda.
Dalam regresi ada 3 hal yang harus diperhatikan. Hal pertama adalah besaran R
square untuk mengetahui berapa persentase (%) varians DV yang dijelaskan oleh
IV. Kedua, apakah secara keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan terhadap
DV. Terakhir dengan melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari
masing-masing IV.
Tabel 4.5
Model Summary R
Model
R
R Square
1
.577a
.334
Adjusted R
Square
.300
Std. Error of
the Estimate
7.42839
Langkah pertama peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui
berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV. Dari tabel 4.5 dapat
dilihat bahwa perolehan R square sebesar 0.334 atau 33.4%. Artinya proporsi
varians dari intensi membeli yang dijelaskan oleh semua independent variable
sebesar 33.4%, sementara 66.6% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar
penelitian ini.
69
Tabel 4.6
Anova seluruh IV Terhadap DV
Sum of Squares
df
Regression
Residual
3914.916
7835.701
7
142
Total
11750.618
149
Model
1
Mean
Square
559.274
55.181
F
Sig.
10.135
.000a
Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent
variable terhadap intensi membeli. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6.
Jika melihat kolom ke 6 dari kiri diketahui bahwa (p<0.05), maka hipotesis nihil
yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan behavioral beliefs,
outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs,
power of factor dan jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion
tiruan” ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari behavioral beliefs,
outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs,
power of factor dan jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion tiruan.
Langkah ketiga, setelah diketahui bahwa hipotesis nihil ditolak. Selanjutnya
melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing independent
variable seperti hasil koefisien regresi yang tertera pada tabel 4.7.
70
Tabel 4.7
Koefisien Regresi
No
Model
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
(Constant)
Behavioral beliefs
Outcome evaluation
Normative beliefs
Motivation to comply
Control beliefs
Power of factor
Jenis kelamin
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
20.137
5.554
.041
.094
.017
.097
-.542
.328
1.143
.330
-.081
.097
.016
.107
.415
1.250
Standardized
Coefficients
Beta
.042
.017
-.496
1.039
-.084
.016
.023
t
Sig.
3.626
.436
.171
-1.651
3.466
-.836
.148
.332
.000
.663
.864
.101
.001
.405
.882
.742
Berdasarkan tabel 4.7 persamaan regresi penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut (* = signifikan).
Intensi membeli = 20.137 + 0.041 behavioral beliefs + 0.017 outcome
evaluation - 0.542 normative beliefs + 1.143 motivation to comply* - 0.081
control beliefs + 0.016 power of factor + 0.415 jenis kelamin.
Berdasarkan tabel 4.7 maka hipotesis minor (H4) yang berbunyi: “Tidak
terdapat pengaruh yang signifikan motivation to comply terhadap intensi membeli
produk fashion tiruan” ditolak. Dengan demikian variabel motivation to comply
secara positif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi membeli
produk fashion tiruan. Variabel lainnya menghasilkan koefisien regresi yang tidak
signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing
independent variable adalah sebagai berikut di bawah ini.
1.
Hipotesis minor (H1) yang berbunyi “Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan behavioral beliefs dengan intensi membeli produk fashion tiruan”
71
diterima. Variabel behavioral beliefs memiliki nilai koefisien regresi sebesar
0.041 dengan signifikansi 0.663 (p>0.05), yang berarti bahwa variabel
behavioral beliefs tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
intensi membeli produk fashion tiruan.
2.
Hipotesis minor (H2) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan outcome evaluation dengan intensi membeli produk fashion tiruan”
diterima. Variabel outcome evaluation memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 0.017 dengan signifikansi 0.864 (p>0.05), yang berarti bahwa
variabel outcome evaluation tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap intensi membeli produk fashion tiruan.
3.
Hipotesis minor (H3) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan normative beliefs dengan intensi membeli produk fashion tiruan”
diterima. Variabel normative beliefs memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.542 dengan signifikansi 0.101 (p>0.05), yang berarti bahwa variabel
normative beliefs tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
intensi membeli produk fashion tiruan.
4.
Hipotesis minor (H4) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan motivation to comply dengan intensi membeli produk fashion
tiruan” ditolak. Variabel motivation to comply memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 1.143 dengan signifikansi 0.001 (p<0.05), yang berarti bahwa variabel
motivation to comply memberikan pengaruh yang signifikan dengan arah
koefisien positif terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Artinya,
semakin tinggi motivation to comply yang dimiliki seseorang dalam
72
berintensi membeli produk fashion tiruan, maka semakin tinggi pula intensi
untuk menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan.
5.
Hipotesis minor (H5) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan control beliefs dengan intensi membeli produk fashion tiruan”
diterima. Variabel control beliefs memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.081 dengan signifikansi 0.405 (p>0.05), yang berarti bahwa variabel control
beliefs tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi membeli
produk fashion tiruan.
6.
Hipotesis minor (H6) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan power of factor terhadap intensi membeli produk fashion tiruan”
diterima. Variabel power of factor memiliki nilai koefisien regresi sebesar
0.016 dengan signifikansi sebesar 0.882 (p>0.05), yang berarti bahwa
variabel peower of factor tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap intensi membeli produk fashion tiruan.
7. Hipotesis minor (H7) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion tiruan” diterima.
Variabel jenis kelamin memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.415 dengan
signifikansi sebesar 0.740 (p>0.05), yang berarti bahwa variabel jenis
kelamin tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi
membeli produk fashion tiruan.
4.4.2. Pengujian proporsi varians independent variable
Pada tahap ini pertama peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan
proporsi varians dari variabel sikap, norma subjektif, perceived behavioral control
73
dan jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Kedua, peneliti
ingin mengetahui penambahan proporsi varians dari masing-masing independent
variable terhadap intensi membeli produk fashion tiruan.
Tabel 4.8
Proporsi varians variabel sikap, norma subjektif, pbc dan jenis kelamin
Std.
Change Statistics
Adjusted Error of
R
Model
R
R
R
the
Square
F
df 1 df 2
Square Square Estimate Change Change
1
.044a
.002
-.012
8.93208
.002
.142
2
147
2
.573b
.329
.310
7.37718
.327
35.249
2
145
3
.577c
.333
.305
7.40525
.004
.451
2
143
4
.577d
.334
.300
7.42839
.001
.001
1
142
Sig
F
Change
.868
.000
.638
.740
a. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation
b. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs,
Motivation_to_comply
c. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs,
Motivation_to_comply, Control_beliefs, Powerof_factor
d. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs,
Motivation_to_comply, Control_beliefs, Powerof_factor, Jenis_kelamin
Pada tabel 4.8 kolom pertama merupakan IV yang dianalisis secara satu
per satu. Kolom ketiga merupakan penambahan varians DV dari tiap IV yang
dianalisis satu per satu. Kolom keenam merupakan nilai murni varians DV dari
tiap IV yang dimasukkan secara satu per satu. Kolom ketujuh merupakan nilai F
hitung bagi IV yang bersangkutan, kolom df merupakan derajat bebas bagi IV
yang terdiri dari numerator dan denumerator. Kolom F tabel merupakan kolom
mengenai nilai IV pada tabel F dengan df yang telah ditentukan sebelumnya, nilai
kolom inilah yang akan dibandingkan dengan kolom nilai F hitung. Apabila nilai
F hitung lebih besar daripada F tabel, maka kolom selanjutnya merupakan kolom
signifikansi yang akan dituliskan signifikan atau tidak signifikan. Dari tabel 4.8 di
atas, dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
74
1.
Variabel sikap memberikan sumbangan sebesar 0.002 atau 0.2% terhadap
varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut tidak
signifikan dengan nilai F = 0.142, df1 = 2, dan df2 = 147.
2.
Variabel norma subjektif memberikan sumbangan sebesar 0.327 atau 32.7%
terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut
signifikan dengan nilai F = 35.249 dan df1 = 2, dan df2= 145.
3.
Variabel perceived behavioral control memberikan sumbangan sebesar 0.004
atau 0.4% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan.
Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.451, df1 = 2, dan
df2 = 143.
4.
Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0.001 atau 0.1%
terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut
tidak signifikan dengan nilai F = 0.110, df1 = 1, dan df2 = 142.
Dari penjelasan nilai proporsi varians sikap, norma subjektif, perceived
behavioral control dan jenis kelamin di atas, diketahui nilai proporsi varians yang
signifikan adalah norma subjektif. Setelah mengetahui proporsi varians dari
variabel yang diteliti, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui penambahan
proporsi varians dimensi yang diteliti atau masing-masing independent variable
terhadap dependent variable seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.9,
penjelasannya seperti berikut di bawah ini.
75
Tabel 4.9
Kontribusi varians independent variable terhadap dependent variable
Std.
Change Statistics
Adjusted Error of
R
F
R
R
the
Square Change df 1
Square Square Estimate Change
Model
R
1
2
3
4
5
6
7
.004
df 2
Sig F
Change
a
.000
-.007
8.91037
.000
.002
1
148
.961
b
.002
-.012
8.93208
.002
.281
1
147
.597
c
.272
.257
7.65520
.270
54.129
1
146
.000
d
.329
.310
7.37718
.057
12.212
1
145
.001
e
.333
.309
7.38024
.004
.880
1
144
.350
f
.333
.305
7.40525
.000
.029
1
143
.865
142
.740
.044
.521
.573
.577
.577
g
.577
.334
.300
7.42839
.001
.110
1
a. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs
b. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation
c. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs
d. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs,
Motivation_to_comply
e. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs,
Motivation_to_comply, Control_beliefs
f. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs,
Motivation_to_comply, Control_beliefs, Powerof_factor
g. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs,
Motivation_to_comply, Control_beliefs, Powerof_factor, Jenis_kelamin
1.
Variabel behavioral beliefs memberikan sumbangan sebesar 0.000 atau 0%
terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut
tidak signifikan dengan nilai F = 0.002, df1 = 1, dan df2 = 148.
2.
Variabel outcome evaluation memberikan sumbangan sebesar 0.002 atau
0.2% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan
tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.281 dan df1 = 1, dan df2= 147.
3.
Variabel normative beliefs memberikan sumbangan sebesar 0.270 atau 27%
terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut
signifikan dengan nilai F = 54.129, df1 = 1, dan df2 = 146.
76
4.
Variabel motivation to comply memberikan sumbangan sebesar 0.057 atau
5.7% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan
tersebut signifikan dengan nilai F = 12.212, df1 = 1, dan df2 = 145.
5.
Variabel control beliefs memberikan sumbangan sebesar 0.004 atau 0.4%
terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut
tidak signifikan dengan nilai F = 0.880, df1 = 1, dan df2 = 144.
6.
Variabel power of factor memberikan sumbangan sebesar 0.000 atau 0%
terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut
tidak signifikan dengan nilai F = 0.029 df1 = 1, dan df2 = 143.
7.
Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0.001 atau 0.1%
terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut
tidak signifikan dengan nilai F = 0.110, df1 = 1, dan df2 = 142.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh independent variable,
hanya dua IV yang memberikan sumbangan signifikan terhadap DV yaitu
normative beliefs dan motivation to comply. Sementara lima variabel yang lain
memberikan sumbangan tidak signifikan. Dari keseluruhan independent variable
tersebut dapat dilihat variabel yang paling besar memberikan sumbangan terhadap
intensi membeli produk fashion tiruan. Hal tersebut dapat diketahui dengan
melihat R2 change, semakin besar maka semakin banyak sumbangan yang
diberikan terhadap dependent variable. Dari tabel 4.9 di atas dapat diketahui
bahwa keseluruhan independent variable yang secara signifikan memberikan
sumbangan dari yang terkecil sampai terbesar berdasarkan nilai proporsi varians
77
yaitu motivation to comply dengan R2 change sebesar 0.057 atau 5.7%, dan yang
terbesar normative beliefs dengan R2 change sebesar 0.270 atau 27%.
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bab lima ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi
tentang hasil penelitian serta saran praktis dan saran teoritis untuk penelitian
selanjutnya.
5.1. Kesimpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intensi membeli
yang dijelaskan oleh seluruh independent variable yaitu behavioral beliefs,
outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs,
power of factor dan jenis kelamin dengan R Square sebesar 0.334 atau 33.4%.
Berdasarkan hasil uji t dari ke 7 independent variable yang diteliti, terdapat satu
variabel yang signifikan yaitu motivation to comply.
5.2. Diskusi
Produk fashion tiruan dewasa ini mudah sekali ditemukan di pusat perbelanjaan
atau pun toko di pinggir jalan, bahkan ada juga yang dapat dibeli secara online.
Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa tidak sedikit konsumen yang menggemari
produk fashion tiruan. Jenis produk yang digemari konsumen pun beragam mulai
dari baju, celana, sepatu, aksesoris, jam tangan dan sebagainya. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam membeli produk fashion tiruan dari sudut pandang psikologis
dan demografi sehingga dapat menguak permasalahan pembajakan khususnya
produk fashion. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan
78
79
sikap, norma subjektif, perceived behavioral control dan jenis kelamin secara
signifikan berpengaruh terhadap intensi membeli produk fashion tiruan dengan
kontribusi R Square sebesar 0.334 atau 33.4%.
Dilihat dari pengaruh perdimensi, behavioral beliefs memberikan
pengaruh sebesar 0% dan secara positif mempengaruhi intensi membeli produk
fashion tiruan dengan tidak kriteria signifikan. Hal ini berarti tidak ada pengaruh
dari behavioral beliefs terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Pada
variabel lain menunjukkan bahwa outcome evaluation memberikan pengaruh
sebesar 0.2% dan secara positif mempengaruhi intensi membeli produk fashion
tiruan dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti tidak ada pengaruh dari
outcome evaluation terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Hal ini tidak
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Burak & Vian (2007)
yang meneliti tentang prediksi pembayaran informal dalam pelayanan kesehatan,
dan Ajzen et al (2011) tentang intensi konservasi energi, hasil dari penelitian
mereka menunjukkan bahwa konsep TPB dalam memprediksi perilaku tersebut
adalah sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior). Dengan melihat skor
kategorisasi sikap pada penelitian ini, terlihat skor yang besar terletak pada
kategori sedang, artinya tendensi responden pada penelitian ini belum
menunjukkan arah sikap yang rendah atau tinggi dalam berintensi membeli
produk fashion tiruan. Sikap konsumen dalam berintensi membeli produk fashion
tiruan, dapat dikaitkan dengan minimnya informasi mengenai produk fashion dan
menyukai produk fashion asli tetapi tidak sesuai dengan daya finansial yang
dimiliki.
80
Variabel normative beliefs memberikan pengaruh sebesar 27% dan secara
negatif mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan dengan kriteria
tidak signifikan. Hal ini berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari normative
belief terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Hasil penelitian ini tidak
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Davis et al (2002), bahwa
normative beliefs berpengaruh secara signifikan dalam mewujudkan suatu
perilaku. Dengan kata lain, konsumen dalam membeli produk fashion tiruan tidak
dipengaruhi oleh harapan orang lain (significant other) terhadap dirinya,
melainkan faktor lain seperti kebiasaan, harga yang lebih murah dan lain
sebagainya.
`
Berbeda dengan variabel normative beliefs, variabel motivation to comply
memberikan pengaruh sebesar 5.7% dan secara positif mempengaruhi intensi
membeli produk fashion tiruan dengan kriteria signifikan. Hal ini berarti semakin
tinggi motivation to comply seseorang terhadap intensi membeli produk fashion
tiruan maka semakin tinggi pula intensi membeli produk fashion tiruan. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Davis et al
(2002), bahwa motivation to comply berpengaruh secara signifikan dalam
mewujudkan suatu perilaku. Dengan kata lain, konsumen memiliki motivasi yang
tinggi ketika membeli produk fashion tiruan karena mengikuti pendapat orang lain
(significant other) seperti anggota keluarga, teman, tokoh idola, atau hanya
sekedar mengikuti tren fashion pada waktu tertentu.
Pada variabel control beliefs, variabel ini memberikan pengaruh sebesar
0.4% dan secara negatif mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan
81
dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari control beliefs terhadap intensi membeli produk fashion tiruan.
Dengan kata lain dalam membeli produk fashion tiruan, konsumen tidak
dipengaruhi oleh kesempatan yang ada dan sumber yang tersedia tetapi
dipengaruhi oleh faktor lain yang belum mampu dipaparkan dalam penelitian ini.
Selanjutnya, variabel power of factor memberikan pengaruh sebesar 0%
dan secara positif memberikan pengaruh terhadap intensi membeli produk fashion
tiruan dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti power of factor yang
dimiliki seseorang terhadap intensi membeli produk fashion tiruan ternyata tidak
memberikan pengaruh terhadap intensi seseorang dalam membeli produk fashion
tiruan. Dengan kata lain, persepsi individu mengenai sumber dan kesempatan
yang ada untuk membeli produk fashion tiruan tidak memberikan pengaruh dalam
menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan, artinya intensi seseorang
untuk membeli produk fashion tiruan tidak dipengaruhi oleh faktor kesempatan.
Dimensi dari variabel perceived behavioral control yaitu control beliefs
dan perceived power dalam penelitian ini tidak memberikan sumbangan pengaruh
yang signifikan. Hal ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Collins & Mullan (2011), bahwa perceived behavioral control menjadi
prediktor paling kuat dalam memprediksi intensi seseorang. Hasil dari penelitian
ini menjelaskan bahwa kepercayaan seseorang dalam menampilkan suatu perilaku
jika memiliki kecenderungan untuk menampilkan suatu perilaku tertentu seperti
membeli produk fashion tiruan tidak memberikan pengaruh secara signifikan.
82
Jenis kelamin memberikan pengaruh sebesar 0.1% dan secara positif
mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan dengan kriteria tidak
signifikan. Hasil dalam penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Jason & Karen (2011), bahwa jenis kelamin berpengaruh
secara signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Hal ini berarti
jenis kelamin seseorang tidak memberikan pengaruh terhadap intensi membeli
produk fashion tiruan.
Pada penelitian ini terdapat keterbatasan seperti jumlah item dan sampel
yang kurang banyak, teknik pengambilan sampel yang digunakan non-probability
accidental karena sulitnya mengetahui data jumlah dan masih terdapat variabel
lain diluar penelitian ini yang belum diteliti.
5.3. Saran
5.3.1. Saran Teoritis
1.
Berdasarkan hasil analisis regresi, sumbangan efektif dari hasil penelitian
faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi intensi membeli produk fashion
tiruan menunjukkan pengaruh secara keseluruhan sebesar 33.4% dan
selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain. Untuk penelitian selanjutnya
disarankan agar melakukan penelitian untuk menguji faktor lain yang
mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan seperti materialism
(Furnham & Halldor, dalam Boonghee, 2009), Risk Assessment (Augusto
et.al, 2007) dan beberapa variabel demografi seperti pendapatan, profesi dan
lain sebagainya. Dengan mempertimbangkan variabel tersebut, diharapkan
penelitian selanjutnya akan lebih menyempurnakan hasil dalam penelitian ini.
83
2.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 150 orang. Dengan bertambahnya
variabel lain yang akan diteliti, maka jumlah item pun akan bertambah.
Jumlah sampel harus ditambah dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
Penyesuaian karakteristik populasi diharapkan akan memberikan data yang
lebih representatif.
3.
Penelitian ini bertemakan intensi membeli produk fashion tiruan. Secara
tema, ranah penelitian ini memiliki cakupan yang luas, maka untuk penelitian
selanjutnya diharapkan peneliti mempersempit ranah penelitian agar hasil
yang didapat lebih spesifik, misalnya produk fashion bermerek tertentu yang
dipalsukan atau jenis produk fashion (seperti jam tangan, sepatu dan lainlain).
5.3.2. Saran Praktis
1.
Hasil penelitian menunjukkan variabel motivation to comply berpengaruh
secara signifikan (p<0.05) terhadap intensi membeli produk fashion tiruan.
Saran praktis yang dapat diambil adalah:
a. Mempelajari atau menggali informasi lebih dalam mengenai produk
fashion agar tidak mudah mengikuti orang lain dalam membeli produk
fashion tiruan atau ketika ditawarkan penjual, sehingga tidak mengalami
kerugian.
b. Tren fashion datang silih berganti seperti tren jersey klub sepak bola,
aksesoris gadget (tongsis, capdase, dan lain-lain), sepatu dan sandal
(merek Crocs, New Balance, dan lain-lain), dan batu mulia (black onyx,
blue sapphire, moonstone, kecubung, dan lain-lain) yang dalam beberapa
84
tahun terakhir di gemari banyak orang. Sebagai konsumen yang smart,
penting untuk memperhatikan daya finansial yang dimiliki, dan
memperhatikan kebutuhan materi dengan tidak konsumtif secara
berlebihan, sehingga mampu bersikap kritis dengan fenomena pemalsuan
produk fashion dan lebih baik dengan menerapkan gaya hidup sederhana
(qanaah).
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne. (2013). Mitos dan fakta mengenai fashion. Diunduh tanggal 17
November 2013 dari http://www.anneahira.com.
Ahmad, B., Kan, M.A., Ahmad, N., & Ahmed, W. (2012). Influence of personality
traits on consumers intention to buy the fashion counterfeits: an empirical
investigation with the special reference to young consumers in Pakistan.
Asian Journal of Business Management, 3(2), 2041-8572.
Ajzen, I., & Fishbein, M. (1975). Belief, attitude, intention and behavior: an
introduction to theory and research. USA: Addison-Wesley Series in Social
Psychology.
Ajzen, Icek. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and
Human Processes, 50,179-211.
Ajzen, Icek. (2005). Attitudes, personality and behavior: second edition. Berkshire:
Open University Press and McGraw-Hill.
Ajzen, I., Joyce, N., Sheikh, S., & Cote, N.G. (2011). Knowledge and the prediction
of behavior: The role of information accuracy in the Theory of Planned
Behavior. Basic and Applied Social Psychology, 33, 101-117.
Ajzen, I. (2012). Attitudes and persuasion. Dalam K, Deaux & M, Snyder (ed). The
oxford handbook of personality and social psychology (367-393). New
York: Oxford University Press.
Assael, Henry. (1998). Consumer behavior and marketing action. Ohio: SouthWestern College Publishing.
Augusto, C.,Trindade, C.I., & Alberto, C. (2007). Consumer attitudes toward
counterfeits: a review and extension. Journal of Consumer Marketing, 7(6),
736-761.
Burak ,L.J.,& Vian,T. (2007). Examining and predicting under-the-table payments for
health care in Albania:An application of the theory of planned behavior.
Journal of Applied Social Psychology. 37(5).1060-1076.
Carpenter, John M & Lear, Karen. (2011). Consumer attitudes toward counterfeit
fashion product: does gender matter?. Journal of Textile and Apparel,
Technology and Management, 7(1), 234-249.
85
86
Cheng, S.I., Fu, H.H., & Tu, L.T.C. (2011). Examining customer purchase intentions
for counterfeit products based on a modified theory of planned behavior.
International Journal of Humanities and Social Science, 1(10), 278-284.
Collins,A., & Mullan, B. (2011). An extension of the theory of planned Behavior to
predict immediate hedonic behaviours and distal benefits behaviours. Food
Quality and Preference, 22(7), 638-646.
Cronan, T.P., & Al-Rafee, S. (2008). Factors that influence the Intention to Pirate
Software and Media. Journal of Business Ethics, 78, 527-545.
Davis, L., Saunders, J., Johnson, S., & Miller-Cribs, J. (2002). Predicting positive
academic intentions among african american males and females. Journal of
Applied Social Psychology, 11, 143-150.
Eagly, A.H., & Chaiken, S. (1993). The psychology of attitudes. Florida: Harcourt
Brace Jovanovich.
Engel, James F. , Blackwell, Roger D. & Miniard, Paul W. (1995). Perilaku
konsumen: Jilid 1. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher.
Engel, James F. , Blackwell, Roger D. & Miniard, Paul W. (2006). Perilaku
konsumen: Jilid 2. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher.
Fashion Pro. (2010). Kamus mode. Jakarta : Dian Rakyat
Feldman,R.S. (1995). Social psychology. New Jersey: Prentice Hall.
Geo. (2012). Orang Indonesia gemar membeli barang palsu. Diunduh tanggal 7
November 2013 dari http://www.forum.kompas.com.
Girard, Tulay. (2010). The role of demographics on the susceptibility to social
influence: A pretest study. Journal of Marketing Development and
Competitiveness. 5, 9-22.
Goodwin, R.E., & Mullan, B.A. (2009). Predictor of undergraduates intention to
incorporate glycaemix index into dietary behavior. Nutritions and Dietetics,
66(1), 54-59.
Graef, Judy. (1976). Concept in clothing. New York: McGraw-Hill.
87
Han, J.M., Suk, H.J., & Chung, K.W. (2007). The influence of logo exposure in
purchasing counterfeit luxury goods: Focusing on consumer behavior. South
Korea: Department of Industrial Design, Korea Advance Institute of Science
and Technology.
Hogg, M.A., & Vaughan, G. M. (2002). Social psychology: Third edition. London:
Pearson Education.
Mowen, John C. & Minor, Michael. (2002). Perilaku konsumen: Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Nurdin, Putri N. (2010). Analisis perilaku masa lalu, sikap terhadap pembelian
produk tiruan, serta karakteristik individu terhadap intensi pembeian
Produk luxury handbag original dan tiruan : Studi pada konsumen muda.
Universitas Indonesia : Tesis.
Organization for Economic Co-operation and Development. (1998). The economic
impact of counterfeiting. Retrieved December 12, 2012, from
http://www.oecd.org/sti/industryyandglobalization/2090589.pdf.
Pedhazur, E.J. (1997). Multiple regression in behavioral research: Explanation and
Prediction. USA: Wadsworth-Thomson Learning.
Rajagopal. (2010). Consumer culture and purchase intention towards fashion
apparel. Mexico: Working Paper EGADE Business School.
Siham, M & Pierre, V.P. (2012). The effects of counterfeit on luxury brand buying
behavior, in terms of consumption experience. France: International
Doctoral Colloquium Marketing Trends.
Tavis,G., Dodd, V.,Sheu, J.J., Rienzo, B.A., & Wagenaar, A.C. (2010). Using the
theory of planned behavior to predict alcohol consumption among college
student on game day. The Journal of GlobalDrug and Policy Practice.
Tjiptono, Fandy & Triandewi, Ervina. (2013). Consumer intention to buy original
brands versus counterfeits. Yogyakarta. International Journal of Marketing
Studies, 5 (2).
Umar, Jahja. (2012). JP3I: Jurnal pengukuran psikologi dan pendidikan Indonesia.
UIN Jakarta: Fakultas Psikologi.
Yoo, Boonghee & Hee lee, Seung. (2005). Do counterfeits promote genuine
products?. South Korea: Sungshin Women’s University.
Yoo, Boonghee & Hee lee, Seung. (2009). Buy genuine luxury fashion product or
counterfeit?. Advances in Consumer Research, 36.
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by
Scientific Software International, Inc.
7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.
Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140
Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004
Use of this program is subject to the terms specified in the
Universal Copyright Convention.
Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\BENTARAS\1\1.spl:
UJI VALIDITAS INTENSI
DA NI=10 NO=150 MA=KM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
PM SY FI=1.COR
SE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10/
MO NX=10 NK=1 PH=ST TD=SY, FI
LK
INTENSI
FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10
FR TD 9 6 TD 6 1 TD 9 3 TD 6 5 TD 10 5 TD 9 2 TD 2 1 TD 3 1 TD 10 1 TD 10 9 TD 4 1
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1
PD
OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS
UJI VALIDITAS INTENSI
Number of Input Variables 10
Number of Y - Variables 0
Number of X - Variables 10
Number of ETA - Variables 0
Number of KSI - Variables 1
Number of Observations 150
UJI VALIDITAS INTENSI
Correlation Matrix
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6
-------- -------- -------- -------- -------- -------ITEM1
1.00
ITEM2
0.33
1.00
ITEM3
0.12
0.17
1.00
ITEM4
0.15
0.05
0.48
1.00
ITEM5
0.28
0.08
0.54
0.50
1.00
ITEM6
-0.32 -0.17
0.09 -0.08 -0.13
1.00
ITEM7
0.25
0.19
0.25
0.26
0.36
-0.04
ITEM8
0.26
0.04
0.55
0.48
0.54
0.08
ITEM9
-0.02
0.20
0.30
-0.09
0.05
0.51
ITEM10
0.30
0.06
0.45
0.37
0.55
0.13
Correlation Matrix
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
-------- -------- -------- -------ITEM7
1.00
ITEM8
0.32
1.00
ITEM9
-0.02 -0.01
1.00
ITEM10
0.12
0.32
0.23
1.00
UJI VALIDITAS INTENSI
Parameter Specifications
LAMBDA-X
INTENSI
-------ITEM1
1
ITEM2
2
ITEM3
3
ITEM4
4
ITEM5
5
ITEM6
6
ITEM7
7
ITEM8
8
ITEM9
9
ITEM10
10
THETA-DELTA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5
-------- -------- -------- -------- -------- -------ITEM1
11
ITEM2
12
13
ITEM3
14
0
15
ITEM4
16
0
0
17
ITEM5
0
0
0
0
18
ITEM6
19
0
0
0
20
21
ITEM7
0
0
0
0
0
0
ITEM8
0
0
0
0
0
0
ITEM9
0
24
25
0
0
26
ITEM10
28
0
0
0
29
0
THETA-DELTA
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
-------- -------- -------- -------ITEM7
22
ITEM8
0
23
ITEM9
0
0
27
ITEM10
0
0
30
31
UJI VALIDITAS INTENSI
Number of Iterations = 31
LISREL Estimates (Maximum Likelihood)
LAMBDA-X
INTENSI
-------ITEM1
0.42
(0.09)
ITEM6
4.56
ITEM2
0.12
(0.09)
1.35
ITEM3
0.74
(0.08)
9.73
ITEM4
0.65
(0.08)
8.26
ITEM5
0.74
(0.08)
9.68
ITEM6
0.07
(0.09)
0.79
ITEM7
0.42
(0.08)
5.13
ITEM8
0.73
(0.07)
9.92
ITEM9
0.00
(0.09)
-0.01
ITEM10
0.52
(0.08)
6.06
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by
Scientific Software International, Inc.
7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.
Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140
Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004
Use of this program is subject to the terms specified in the
Universal Copyright Convention.
Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\BENTARAS\SIK\SIKAP.spl:
UJI VALIDITAS SIKAP
DA NI=20 NO=150 MA=KM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20
PM SY FI=sikap.cor
SE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10/
MO NX=10 NK=1 PH=ST TD=SY, FI
LK
BB
FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 TD 3 2 TD 2 1 TD 6 5
FR TD 5 3 TD 8 3 TD 5 4 TD 6 1 TD 10 9
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1
PD
OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS
UJI VALIDITAS SIKAP
Number of Input Variables 20
Number of Y - Variables 0
Number of X - Variables 10
Number of ETA - Variables 0
Number of KSI - Variables 1
Number of Observations 150
UJI VALIDITAS SIKAP
Covariance Matrix
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6
-------- -------- -------- -------- -------- -------ITEM1
1.00
ITEM2
0.58
1.00
ITEM3
0.42
0.69
1.00
ITEM4
0.45
0.45
0.57
1.00
ITEM5
0.26
0.26
0.30
0.46
1.00
ITEM6
0.22
0.41
0.44
0.41
0.48
1.00
ITEM7
0.14
0.13
0.21
0.20
0.00
0.03
ITEM8
0.23
0.14
0.06
0.26
0.17
0.28
ITEM9
0.19
0.20
0.30
0.29
0.08
0.28
ITEM10
0.39
0.34
0.41
0.60
0.30
0.35
Covariance Matrix
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
-------- -------- -------- -------ITEM7
1.00
ITEM8
0.22
1.00
ITEM9
0.29
0.04
1.00
ITEM10
0.27
0.32
0.42
1.00
UJI VALIDITAS SIKAP
Parameter Specifications
LAMBDA-X
BB
-------ITEM1
ITEM2
ITEM3
ITEM4
ITEM5
ITEM6
ITEM7
ITEM8
ITEM9
ITEM10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
THETA-DELTA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5
-------- -------- -------- -------- -------- -------ITEM1
11
ITEM2
12
13
ITEM3
0
14
15
ITEM4
0
0
0
16
ITEM5
0
0
17
18
19
ITEM6
20
0
0
0
21
22
ITEM7
0
0
0
0
0
0
ITEM8
0
0
24
0
0
0
ITEM9
0
0
0
0
0
0
ITEM10
0
0
0
0
0
0
THETA-DELTA
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
-------- -------- -------- -------ITEM7
23
ITEM8
0
25
ITEM9
0
0
26
ITEM10
0
0
27
28
UJI VALIDITAS SIKAP
Number of Iterations = 8
LISREL Estimates (Maximum Likelihood)
LAMBDA-X
BB
-------ITEM1
0.58
ITEM6
(0.08)
7.02
ITEM2
0.57
(0.08)
6.90
ITEM3
0.70
(0.08)
9.14
ITEM4
0.79
(0.07)
10.67
ITEM5
0.39
(0.09)
4.16
ITEM6
0.56
(0.08)
6.78
ITEM7
0.29
(0.09)
3.38
ITEM8
0.39
(0.09)
4.45
ITEM9
0.40
(0.09)
4.63
ITEM10
0.69
(0.08)
8.89
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by
Scientific Software International, Inc.
7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.
Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140
Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004
Use of this program is subject to the terms specified in the
Universal Copyright Convention.
Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\BENTARAS\SIK\OUTEVA.spl:
UJI VALIDITAS SIKAP
DA NI=20 NO=150 MA=KM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20
PM SY FI=OUTEVA.COR
SE
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20/
MO NX=10 NK=1 PH=ST TD=SY, FI
LK
OUTEVA
FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10
FR TD 4 3 TD 8 6 TD 9 2 TD 6 1 TD 3 1 TD 6 5 TD 7 1 TD 8 5 TD 5 2 TD 9 4
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1
PD
OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS
UJI VALIDITAS SIKAP
Number of Input Variables 20
Number of Y - Variables 0
Number of X - Variables 10
Number of ETA - Variables 0
Number of KSI - Variables 1
Number of Observations 150
UJI VALIDITAS SIKAP
Covariance Matrix
ITEM11 ITEM12
-------- -------- -------ITEM11
1.00
ITEM12
0.35
1.00
ITEM13
0.38
0.47
ITEM14
0.23
0.32
ITEM15
0.22
0.28
ITEM16 -0.26 -0.17
ITEM17 -0.02
0.15
ITEM18
0.08
0.05
ITEM19
0.28
0.28
ITEM20
0.32
0.40
Covariance Matrix
ITEM13 ITEM14 ITEM15
-------- -------- --------
1.00
0.75
0.48
-0.08
0.24
0.14
0.51
0.42
1.00
0.39
-0.15
0.29
0.12
0.54
0.35
1.00
-0.23
0.36
0.01
0.59
0.47
1.00
-0.17
0.32
0.05
0.06
ITEM16
ITEM17 ITEM18
-------- -------- -------ITEM17
1.00
ITEM18
0.07
1.00
ITEM19
0.34
0.27
ITEM20
0.20
0.26
ITEM19
--------
1.00
0.65
ITEM20
1.00
UJI VALIDITAS SIKAP
Parameter Specifications
LAMBDA-X
OUTEVA
-------ITEM11
1
ITEM12
2
ITEM13
3
ITEM14
4
ITEM15
5
ITEM16
6
ITEM17
7
ITEM18
8
ITEM19
9
ITEM20
10
THETA-DELTA
ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15
-------- -------- -------- -------- -------- -------ITEM11
11
ITEM12
0
12
ITEM13
13
0
14
ITEM14
0
0
15
16
ITEM15
0
17
0
0
18
ITEM16
19
0
0
0
20
21
ITEM17
22
0
0
0
0
0
ITEM18
0
0
0
0
24
25
ITEM19
0
27
0
28
0
0
ITEM20
0
0
0
0
0
0
THETA-DELTA
ITEM17 ITEM18 ITEM19
-------- -------- -------- -------ITEM17
23
ITEM18
0
26
ITEM19
0
0
29
ITEM20
0
0
0
30
UJI VALIDITAS SIKAP
Number of Iterations = 11
LISREL Estimates (Maximum Likelihood)
LAMBDA-X
OUTEVA
-------ITEM11
0.39
ITEM20
ITEM16
(0.08)
4.70
ITEM12
0.62
(0.09)
6.95
ITEM13
0.64
(0.08)
8.52
ITEM14
0.50
(0.08)
6.18
ITEM15
0.72
(0.08)
9.28
ITEM16 -0.01
(0.09)
-0.17
ITEM17
0.35
(0.08)
4.27
ITEM18
0.26
(0.08)
3.07
ITEM19
0.85
(0.07)
12.12
ITEM20
0.71
(0.07)
9.65
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by
Scientific Software International, Inc.
7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.
Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140
Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004
Use of this program is subject to the terms specified in the
Universal Copyright Convention.
Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\BENTARAS\New folder (2)\NOBEL.spl:
UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF
DA NI=8 NO=150 MA=KM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8
PM SY FI=NOBEL.COR
SE
1 2 3 4/
MO NX=4 NK=1 PH=ST TD=SY, FI
LK
NOBEL
FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 4 3
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1
PD
OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS
UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF
Number of Input Variables 8
Number of Y - Variables 0
Number of X - Variables 4
Number of ETA - Variables 0
Number of KSI - Variables 1
Number of Observations 150
UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF
Covariance Matrix
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4
-------- -------- -------- -------ITEM1
1.00
ITEM2
0.54
1.00
ITEM3
0.36
0.31
1.00
ITEM4
0.24
0.18
0.43
1.00
UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF
Parameter Specifications
LAMBDA-X
NOBEL
--------
ITEM1
ITEM2
ITEM3
ITEM4
1
2
3
4
THETA-DELTA
ITEM1 ITEM2 ITEM3
-------- -------- -------- -------ITEM1
5
ITEM2
0
6
ITEM3
0
0
7
ITEM4
0
0
8
9
ITEM4
UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF
Number of Iterations = 9
LISREL Estimates (Maximum Likelihood)
LAMBDA-X
NOBEL
-------ITEM1
0.80
(0.11)
7.25
ITEM2
0.68
(0.10)
6.58
ITEM3
0.45
(0.09)
4.88
ITEM4
0.29
(0.09)
3.05
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by
Scientific Software International, Inc.
7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.
Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140
Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004
Use of this program is subject to the terms specified in the
Universal Copyright Convention.
Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\BENTARAS\sn\sn.spl:
UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF
DA NI=8 NO=150 MA=KM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8
PM SY FI=sn.cor
SE
5 6 7 8/
MO NX=4 NK=1 PH=ST TD=SY, FI
LK
MTC
FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 2 1
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1
PD
OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS
UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF
Number of Input Variables 8
Number of Y - Variables 0
Number of X - Variables 4
Number of ETA - Variables 0
Number of KSI - Variables 1
Number of Observations 150
UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF
Covariance Matrix
ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8
-------- -------- -------- -------ITEM5
1.00
ITEM6
0.54
1.00
ITEM7
0.36
0.31
1.00
ITEM8
0.28
0.26
0.57
1.00
UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF
Parameter Specifications
LAMBDA-X
MTC
--------
ITEM5
ITEM6
ITEM7
ITEM8
1
2
3
4
THETA-DELTA
ITEM5 ITEM6 ITEM7
-------- -------- -------- -------ITEM5
5
ITEM6
6
7
ITEM7
0
0
8
ITEM8
0
0
0
9
ITEM8
UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF
Number of Iterations = 13
LISREL Estimates (Maximum Likelihood)
LAMBDA-X
MTC
-------ITEM5
0.42
(0.09)
4.61
ITEM6
0.37
(0.09)
4.02
ITEM7
0.84
(0.11)
7.61
ITEM8
0.67
(0.10)
6.63
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by
Scientific Software International, Inc.
7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.
Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140
Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004
Use of this program is subject to the terms specified in the
Universal Copyright Convention.
Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\input script-she\Lampiran_hana\X.spl:
UJI VALIDITAS CONTROL BELIEFS
DA NI=22 NO=150 MA = KM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20
ITEM21 ITEM22
PM SY FI = X2.COR
SE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11/
MO NX =11 NK = 1 TD=SY PH=ST LX=FR
LK
CB
FR TD 7 6 TD 4 1 TD 8 2 TD 6 1 TD 8 1 TD 10 2 TD 10 5 TD 6 5 TD 9 7 TD 7 4 TD 11 10
FR TD 11 4 TD 11 1 TD 6 4 TD 4 3 TD 7 1 TD 3 2 TD 10 4
PD
OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS
UJI VALIDITAS CONTROL BELIEFS
Number of Input Variables 22
Number of Y - Variables 0
Number of X - Variables 11
Number of ETA - Variables 0
Number of KSI - Variables 1
Number of Observations 150
UJI VALIDITAS CONTROL BELIEFS
Correlation Matrix
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6
-------- -------- -------- -------- -------- -------ITEM1
1.00
ITEM2
0.28
1.00
ITEM3
0.17
0.46
1.00
ITEM4
-0.13
0.26
0.41
1.00
ITEM5
0.28
0.52
0.38
0.39
1.00
ITEM6
0.50
0.30
0.29 -0.01
0.37
1.00
ITEM7
0.35
0.33
0.25 -0.08
0.22
0.78
ITEM8
0.46
0.69
0.37
0.29
0.56
0.41
ITEM9
0.20
0.61
0.38
0.45
0.59
0.18
ITEM10 -0.21 -0.40
-0.35 -0.54 -0.45 -0.18
ITEM11 -0.02
0.37
0.24
0.50
0.44
0.19
Correlation Matrix
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11
-------- -------- -------- -------- -------ITEM7
1.00
ITEM8
0.40
1.00
ITEM9
0.10
0.60
1.00
ITEM10 -0.20 -0.54
-0.67
1.00
ITEM11
0.23
0.33
0.43
-0.58
1.00
UJI VALIDITAS CONTROL BELIEFS
Parameter Specifications
LAMBDA-X
CB
-------ITEM1
ITEM2
ITEM3
ITEM4
ITEM5
ITEM6
ITEM7
ITEM8
ITEM9
ITEM10
ITEM11
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
THETA-DELTA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5
-------- -------- -------- -------- -------- -------ITEM1
12
ITEM2
0
13
ITEM3
0
14
15
ITEM4
16
0
17
18
ITEM5
0
0
0
0
19
ITEM6
20
0
0
21
22
23
ITEM7
24
0
0
25
0
26
ITEM8
28
29
0
0
0
0
ITEM9
0
0
0
0
0
0
ITEM10
0
33
0
34
35
0
ITEM11
37
0
0
38
0
0
THETA-DELTA
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
-------- -------- -------- -------- -------ITEM7
27
ITEM8
0
30
ITEM9
31
0
32
ITEM10
0
0
0
36
ITEM11
0
0
0
39
40
UJI VALIDITAS CONTROL BELIEFS
Number of Iterations = 49
LISREL Estimates (Maximum Likelihood)
LAMBDA-X
ITEM11
ITEM6
CB
-------ITEM1
0.31
(0.08)
3.85
ITEM2
0.73
(0.07)
9.89
ITEM3
0.46
(0.08)
5.65
ITEM4
0.49
(0.08)
5.90
ITEM5
0.73
(0.07)
9.79
ITEM6
0.30
(0.09)
3.47
ITEM7
0.32
(0.08)
3.90
ITEM8
0.73
(0.07)
10.02
ITEM9
0.84
(0.07)
12.09
ITEM10 -0.78
(0.07)
-10.50
ITEM11
0.53
(0.08)
6.60
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by
Scientific Software International, Inc.
7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.
Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140
Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004
Use of this program is subject to the terms specified in the
Universal Copyright Convention.
Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\input script-she\PERCEIVED
POWER\PERCEIVED POWER.spl:
UJI VALIDITAS PBC
DA NI=22 NO=150 MA=KM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11
ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
PM SY FI=PERC.COR
SE
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22/
MO NX=11 NK=1 PH=ST TD=SY, FI
LK
POF
FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 TD 11 11 TD 11 5 TD 10 8 TD 10 3 TD 9
8 TD 7 4
FR TD 6 1 TD 4 3 TD 10 2 TD 10 1 TD 11 8 TD 8 5 TD 8 6 TD 5 3
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 LX 11 1
PD
OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS
UJI VALIDITAS PBC
Number of Input Variables 22
Number of Y - Variables 0
Number of X - Variables 11
Number of ETA - Variables 0
Number of KSI - Variables 1
Number of Observations 150
UJI VALIDITAS PBC
Correlation Matrix
ITEM12 ITEM13
-------- -------- -------ITEM12
1.00
ITEM13
0.48
1.00
ITEM14
0.34
0.47
ITEM15
0.15
0.30
ITEM16 -0.06 -0.14
ITEM17
0.21
0.39
ITEM18
0.38
0.44
ITEM19
0.02
0.05
ITEM20
0.51
0.57
ITEM21
0.38
0.18
ITEM14 ITEM15 ITEM16
-------- -------- --------
1.00
0.50
0.09
0.48
0.28
0.06
0.55
0.53
1.00
0.01
0.44
0.07
0.03
0.43
0.30
1.00
-0.10
-0.07
0.26
-0.04
0.03
1.00
0.34
-0.07
0.59
0.32
ITEM17
ITEM22
-0.01
0.04
0.12
0.17
0.36
0.22
Correlation Matrix
ITEM18 ITEM19
-------- -------- -------ITEM18
1.00
ITEM19
0.07
1.00
ITEM20
0.52
0.20
ITEM21
0.13 -0.25
ITEM22
0.17
0.30
ITEM20 ITEM21
-------- --------
1.00
0.42
0.26
1.00
0.06
ITEM22
1.00
UJI VALIDITAS PBC
Parameter Specifications
LAMBDA-X
POF
-------ITEM12
ITEM13
ITEM14
ITEM15
ITEM16
ITEM17
ITEM18
ITEM19
ITEM20
ITEM21
ITEM22
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
THETA-DELTA
ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16
-------- -------- -------- -------- -------- -------ITEM12
12
ITEM13
0
13
ITEM14
0
0
14
ITEM15
0
0
15
16
ITEM16
0
0
17
0
18
ITEM17
19
0
0
0
0
20
ITEM18
0
0
0
21
0
0
ITEM19
0
0
0
0
23
24
ITEM20
0
0
0
0
0
0
ITEM21
28
29
30
0
0
0
ITEM22
0
0
0
0
33
0
THETA-DELTA
ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21
-------- -------- -------- -------- -------ITEM18
22
ITEM19
0
25
ITEM20
0
26
27
ITEM21
0
31
0
32
ITEM22
0
34
0
0
35
UJI VALIDITAS PBC
Number of Iterations = 10
LISREL Estimates (Maximum Likelihood)
ITEM22
ITEM17
LAMBDA-X
POF
-------ITEM12
0.57
(0.08)
7.18
ITEM13
0.67
(0.08)
8.89
ITEM14
0.64
(0.08)
8.35
ITEM15
0.50
(0.08)
6.12
ITEM16 -0.09
(0.09)
-0.98
ITEM17
0.68
(0.08)
8.83
ITEM18
0.58
(0.08)
7.34
ITEM19
0.09
(0.09)
1.00
ITEM20
0.88
(0.07)
12.82
ITEM21
0.45
(0.08)
5.31
ITEM22
0.24
(0.09)
2.75
8 .1 4
ITEM1
8 .6 5
ITEM2
6 .2 8
ITEM3
4 .5 6
1 .3 5
7 .5 2
9 .7 3
ITEM4
8 .2 6
6 .8 5
9 .6 8
ITEM5
INTENSI
0 .0 0
0 .7 9
9 .0 6
5 .1 3
ITEM6
9 .9 2
8 .4 5
ITEM7
- 0. 0 1
6 .0 6
C hi - Sq u ar e =3 2 .0 5 ,
7 .2 3
ITEM8
9 .1 1
ITEM9
7 .9 3
ITEM10
d f= 2 4,
P- v al u e= 0 .1 2 56 7 ,
R MS E A= 0 .0 4 7
Path diagram intensi
7.72
ITEM1
8.14
ITEM2
6.82
ITEM3
7.02
6.90
5.88
ITEM4
9.14
10.67
8.15
ITEM5
4.16
6.78
7.80
ITEM6
3.38
4.45
8.49
ITEM7
4.63
8.89
8.27
ITEM8
8.29
ITEM9
7.18
ITEM10
Chi-Square=39.42, df=27, P-value=0.05801, RMSEA=0.056
Path diagram behavioral beliefs
BB
0.00
8.62
ITEM11
6.60
ITEM12
8.19
ITEM13
4.70
6.95
8.61
ITEM14
8.52
6.18
7.09
ITEM15
9.28
OUTEVA
0.00
-0.17
8.82
ITEM16
4.27
3.07
8.56
ITEM17
12.12
9.65
8.57
ITEM18
4.59
ITEM19
7.70
ITEM20
Chi-Square=37.33, df=25, P-value=0.05366, RMSEA=0.058
Path diagram outcome evaluation
2.49
ITEM1
7.25
4.60
ITEM2
6.58
4.88
7.74
ITEM3
8.32
ITEM4
3.05
Chi-Square=0.09, df=1, P-value=0.76327, RMSEA=0.000
Path diagram normative beliefs
NOBEL
0.00
7.95
ITEM5
4.61
8.15
ITEM6
4.02
MTC
0.00
7.61
1.85
ITEM7
4.77
ITEM8
6.63
Chi-Square=0.07, df=1, P-value=0.79735, RMSEA=0.000
Path diagram motivation to comply
8.74
ITEM1
7.20
ITEM2
8.47
ITEM3
8.57
ITEM4
7.10
ITEM5
3.85
9.89
5.65
5.90
9.79
3.47
8.88
ITEM6
3.90
10.02
8.59
ITEM7
7.64
ITEM8
5.84
ITEM9
6.20
ITEM10
8.21
ITEM11
12.09
-10.50
6.60
Chi-Square=36.74, df=26, P-value=0.07880, RMSEA=0.053
Path diagram control beliefs
CB
0.00
7.97
ITEM12
7.68
ITEM13
7.93
ITEM14
8.22
ITEM15
8.35
8.67
ITEM16
-0.98
7.18
8.89
6.12
8.83
7.56
ITEM17
7.34
8.03
ITEM18
12.82
8.90
ITEM19
4.87
ITEM20
8.67
ITEM21
8.57
ITEM22
1.00
5.31
2.75
Chi-Square=40.79, df=31, P-value=0.11216, RMSEA=0.046
Path diagram power of factor
POF
0.00
Download