Uploaded by User16648

Diagram-Hjulstrom

advertisement
Diagram Hjulström
Diagram diatas adalah diagram Hjulstrom, merupakan menggambarkan proses erosi, entranment,
transportasi, dan pengendapan, terahadp ukuran butir yang berhubungan dengan kecepatan arus.
Perhatikan ada dua garis kurva (nilai dikanan adalah kecepatan (sumbu vertikal) dan sumbu
horizontal adalah ukuran butir sedimen). Garis kurva diatas adalah kondisi butiran berada dalam
gerakan, sedangkan kurva dibawahnya menjelaskan kondisi gerakan butiran mulai terhenti
(pengendapan terjadi), sebelumnya kurva kurva pada diagram ini dibuat oleh Hjulstorm
beradasarkan eksperimen di laboratorium
mari melihat dua kurva diatas, kurva paling atas adalah mekanisme transport dan erosi oleh
fluida terhadap sedimen. sejatinya jika butiran semakin besar tentu perlu arus yang kuat untuk
menangkutnya, tetapi jika memperhatikan kurva diatas yang mana melengkung kebawah, artinya
untuk ukuran pasir halus dan sangat halus maka energi (kecepatan arus) yang diperlukan lebih
rendah (<100 cm/s) tetapi untuk kerakal sampai bongkah besar (gravel-boulder) perlu energi
yang lebih besar (>100 cm/s), ada yang keanehan (anomali) yaitu fraksi yang lebih halus
(lempung) memerlukan energi yang lebih besar (>100 cm/s) untuk mengerosi dan
mengangkutnya. Hal ini berhubungan dengan sifat kohesifitas dari mineral lempung itu yang
tinggi.
Garis kurva yang ada dibawah berkatian dengan proses pengendapan batuan. Zona tengah yang
dibatasi oleh dua kurva ini menjelaskan dua mekanisme transport yaitu bedload (rolling,
saltation) atau menggelinding dan lompatan dipermukaan dan suspended load (suspensi) atau
melayang diatas permukaan. Fraksi kasar dan besar tentu saja akan menggelinding dan yang
halus (di ukuran butiran bagian kiri sepert lempung sampai pasir sangat halus) akan berada pada
kondisi suspensi (suspended load).
Kurva dibawahnya berhubungan dengan mekanisme atau kondisi berhentinya pergerakan
material materil atau partikel sedimen yang bergerak dalam fluida dan mulainya pengendapan
butiran. Untuk kerakal (gravel: pebble, cobble) akan berhenti pada kecepatan sekitar 20-30 cm/s,
pasir sedang berhenti bergerak pada kecepatan aliran 2-3 cm/s, sedangkan untuk partikel lumpur
(lempung) untuk mengendapkannya kecepatan aliran secara efektif adalah nol.
Menurut Nichols (2005) lumpur yang ada di alam sifatnya ada yang terkonsolidasi (consolidated
mud) dan ada juga yang tak terkonsolidasi (unconsolidated mud). Untuk yang tak terkonsolidasi
adalah lumpur lepas yang sangat cukup rekat meski lunak, sedangkan yang consolidated mud
sifatnya telah kaku dan keras karena telah kehilangan air, banyak endapan lumpur di alam berada
pada dua jenis ini.
Meski demikian menurut Nichols (2005) lumpur dapat terakumulasi pada semua setting dimana
aliran berhenti mengalir dalam waktu yang cukup lama (artinya arus benar benar tenang tentu
kondisi ini cukup sulit), aliran yang kembali mengalir akan menaikan kembali endapan lempung
yang baru mau ngendap tadi. Tetapi bila mengacu pada diagram Hjulstorm diatas lempung baru
bisa dierosi jika arusnya kuat, maka ketika kecepatan rendah dan lumpur mulai ngendap maka
perlu arus yang cukup kuat untuk mengerosi (menaikan lumpur yang mengendap ini), maka pada
kondisi arus yang tidak begitu tinggi fraksi sedang sampai kasar (pasir) bisa diendapkan dan
tidak heran pada lingkungan pengendapan tertentu perselingan lempung dan pasir bisa
ditemukan seperti pada setting tidal.
Diagram Hjulström, menunjukkan hubungan antara kecepatan aliran dan transportasi butir-butir
lepas. Ketika butir telah terendapkan, diperlukan energi yang lebih tinggi untuk mulai
menggerakkannya daripada menjaganya tetap bergerak ketika telah bergerak. Sifat
kohesif partikel lempung mengartikan bahwa sedimen berbutir halus memerlukan kecepatan
yang lebih tinggi untuk mengerosi kembali sedimen ini ketika sedimen ini terendapkan,
khususnya ketika terkompaksi. (dari Earth, edisi kedua oleh Frank Press dan Raymond Siever.
1974, 1978, dan 1986 oleh W.H. Freeman and Company).
Partikel halus dalam aliran, sebagaimana yang ditunjukkan oleh diagram Hjulström, memiliki
konsekuensi penting untuk pengendapan dalam lingkungan pengendapan alami. Lempung dapat
tererosi dalam semua kondisi kecuali air yang menggenang, tapi lumpur dapat terakumulasi
dalam semua kondisi dimana aliran berhenti mengalir dengan waktu yang cukup untuk partikel
lempung terendapkan: aliran yang kembali mengalir tidak akan menaikkan kembali endapan
lempung kecuali kecepatannya relatif tinggi.
Diagram Hjulström adalah diagram yang menunjukkan hubungan antara kecepatan aliran air dan
ukuran butir (Hjulström 1939). Ada dua garis utama pada grafik. Garis yang lebih rendah
menunjukkan hubungan antara kecepatan aliran dan partikel yang siap akan bergerak. Ini
menunjukkan bahwa kerakal akan berhenti di sekitar 20-30 cm/s, butirpasir sedang pada 2-3
cm/s, dan partikel lempung ketika kecepatan aliran adalah secara efektif nol. Oleh karena itu
ukuran butir partikel di dalam aliran dapat digunakan sebagai petunjuk kecepatan pada waktu
pengendapan sedimen jika terendapkan sebagai partikel-partikel terisolasi. Garis kurva bagian
atas menunjukkan kecepatan aliran yang diperlukan untuk mengerakkan partikel dari kondisi
diam. Pada setengah bagian kanan grafik, garis ini sejajar dengan garis yang pertama tapi untuk
ukuran butir tertentu diperlukan kecepatan yang lebih besar untuk memulai pergerakan daripada
untuk menjaga partikel tetap bergerak.
Pada sisi kiri diagram terdapat garis divergen yang tajam: secara intuisi, partikel lanau yang lebih
kecil dan lempung memerlukan kecepatan yang lebih besar untuk menggerakkannya daripada
pasir. Hal ini dapat dijelaskan melalui sifat mineral lempung yang akan mendominasi fraksi
halus dalam sedimen. Mineral lempung bersifat kohesif (2.5.5) dan sekali terendapkan akan
cenderung merekat bersama, membuatnya lebih sulit untuk naik ke dalam aliran daripada butirbutir pasir. Catat bahwa ada dua macam untuk material kohesif. Lumpur ‘tak terkonsolidasi’
(unconsolidated mud) telah terendapkan tapi tetap merekat, material plastis. Lumpur
‘terkonsolidasi’ (consolidated mud) telah lebih banyak mengeluarkan air darinya dan bersifat
kaku atau keras (rigid). Dalam prakteknya, banyak endapan material lumpuran berada antara dua
macam ini.
Download