Uploaded by zahrayosf3

resensi buku

Judul: The Book of Invisible Questions
Teks dan Ilustrasi: Lala Bohang
Layout: emte
Editor: Siska Yunita
Cetakan ke-5, Juli 2018
Gramedia Pustaka Utama
Who?
A breathing meat.
Why?
Some breathing meat lucky enough to understand their purpose of existence. But most of the
meats have no idea why they exist in the universe. The meat who knows and the meat who
doesn’t know experience the same pain, uncertainty, and heartbreak, but have different points
of view on everything.
Where?
Under the sky. On the soil. Between the air and the sea. In the arms of people who treat you
badly.
What?
Something you don’t know and something you know. If you’re lucky you’ll find the answer but
other questions will come to you soon after that.
When?
Not today.
***
The Book of Invisible Questions adalah buku kumpulan puisi dan sajak yang ditulis
dalam bahasa Inggris dan dikombinasikan dengan ilustrasi monokrom yang menarik. Berangkat
dari banyaknya pertanyaan di kepala manusia—terutama pertanyaan yang menimbulkan jawaban
mengkhawatirkan dan enggan untuk diutarakan, Lala Bohang menyuarakan pertanyaanpertanyaan itu lewat puisi dan sajak-sajaknya. Puisi dan sajak-sajak pada buku ini menyentuh
semua sisi kehidupan manusia. Mulai dari sisi paling serius sampai sisi hidup yang dianggap
biasa-biasa saja. Novel ini tidak memiliki kesinambungan cerita tapi setiap tulisannya
menyimpan benang merah yang sama—The Invisible Questions.
Lala Bohang adalah ilustrator dan penulis bagi buku-bukunya, termasuk The Book of Invisible
Questions. Dia memperkuat tulisan dengan gambar dan memperjelas makna sebuah ilustrasi
lewat tulisan. Buku ini menjadi karya yang paling dekat dengan kehidupan saya (mungkin juga
pembaca yang lain) karena isinya mengupas pertanyaan yang selama ini hanya bisa dipendam
masing-masing orang. Dengan gaya bertutur yang ‘Lala Bohang banget’, puisi yang ditulis
menjadi terasa real. Sebut saja salah satunya List of questions. Ada banyak pertanyaan yang pasti
pernah kita pertanyaan dalam hati.
When is the end?
...
Are you silently judging everyone through their online feeds?
Do you feel great about it?
...
Is it okay to be emotionally unavailable in a committed relationship?
Are you the real thing?
--(hal 78).
Tidak terlalu puitis tapi sederhana. Tidak terlalu berbelit-belit tapi sangat relevan dengan
kehidupan manusia akhir-akhir ini. Lala Bohang bahkan bisa membuat sajak tentang pertanyaanpertanyaan dari kacamata Rock, Kid, Cockroach, dan Yoghurt Girl. Bahkan ada pula Which food
saved you best? yang membahas French fries, pizza, dan nasi merah. Sebegitu dekatnya dengan
kehidupan manusia, rasanya pembaca pasti mengangguk-angguk selama membacanya.
The Book of Invisible Questions benar-benar punya karakter yang kuat. Tidak hanya dari
ilustrasinya tapi juga dari puisi dan sajak-sajaknya. Buku ini bagus untuk menemani jiwa-jiwa
yang sedang dilanda banyak pertanyaan tak terjawab. Bukan untuk menemukan jawaban tapi
untuk ‘bercerita’ atau mengeluarkan pertanyaan lewat tulisan Lala Bohang. Seolah-olah pembaca
sedang melontarkan pertanyaan dalam hatinya meski untuk dirinya sendiri.
Are we getting closer than before?
If yes please say yes, if not please say no
Don’t trick me on this
I’ve been involved in this similar shit
Sometimes my fault, sometimes his fault
We’re both too lazy to explain
And everything becomes a mess
Because of unnecessary misconception
--hal 57
Untuk pembaca berusia remaja ke atas, buku ini bagus untuk merefleksikan diri. Jadi
teman selama patah hati juga bagus.