Uploaded by latifahnur1124

makalah kwu

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Berbicara pada masalah pertumbuhan dan perkembangan suatu bangsa
tidak hanya bergantung pada pertumbuhan ekonomi atau kestabilan politik, tetapi
sebagian besar terletak pada kemampuan dan kemauan serta semangat sumber
daya manusia sebagai aset utama dan terbesar dalam mengembangkan potensi
bangsa. Kita semua sadar bahwa mereka yang hidup pada masa sekarang selalu
menginginkan kehidupan yang lebih baik dari hari kemarin. Padahal apabila kita
menatap ke masa depan tentu saja banyak sekali perbedaan, seperti halnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Iptek merupakan sumber
penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan kemajuan kehidupan masyarakat di
sebagian besar negara dunia yang mana perkembangannya akan menghasilkan
hal-hal yang baru dengan laju yang pesat, baik berupa barang maupun jasa;
layanan komunikasi baru tata cara kegiatan ekonomi.
Dalam bidang ekonomi, pasar yang semakin terbuka dan bebas yang
menyebabkan arus barang dan jasa serta tenaga kerja akan melintas batas negara
tanpa hambatan. Keadaan ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi
pertumbuhan ekonomi suatu negara, sebagai titik berat pembangunan nasional
yang seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sumber
daya
manusia
semakin
menentukan
dalam
dibandingkan dengan sumber daya lainnya. Dalam
memenangkan
persaingan
perkembangan demikian,
tantangan masa mendatang adalah mengupayakan daya saing dan keunggulan
kompetitif yang mengandalkan keterampilan dan kreativitas SDM, kemampuan
teknologi, dan kemampuan manajemen dengan tetap memanfaatkan keunggulan
komparatif yang telah dimiliki.
Uraian di atas menunjukkan betapa besar tantangan yang harus dihadapi
sekarang dan masa depan. Sehubungan dengan hal tersebut, pengembangan
kewirausahaan (entrepreneurship) sangat penting bagi mahasiswa. Oleh sebab itu,
1
diperlukan penguatan pola pikir akan pentingnya minat memulai berwirausaha
yang dimulai dari mimpi untuk menjadi wirausahawan yang berhasil.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1
Apa saja pentingnya minat berwirausaha?
1.2.2
Bagaimana upaya untuk menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan
mahasiswa?
1.2.3
Bagaimana langkah-langkah untuk memulai wirausaha?
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1
Untuk mengetahui pentingnya minat berwirausaha.
1.3.2
Untuk mengetahui upaya yang diperlukan untuk menumbuhkan minat
berwirausaha dikalangan mahasiswa.
1.3.3
Untuk menambah wawasan seseorang mengenai langkah-langkah untuk
memulai berwirausaha.
1.4 Manfaat penulisan
Makalah ini dibuat agar kita mengetahui akan pentingnya minat
berwirausaha, uapaya yang diperlukan untuk menumbuhkan minat berwirausaha
dilkalangan mahasiswa serta langkah- langkah yang digunakan oleh seseorang
untuk memulai kegiatan berwirausaha.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Wirausaha
Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata
kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan.
Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang artinya
memulai atau melaksana-kan. Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata: Wira:
utama, gagah berani, luhur; swa: sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan produktif.
2
Dari asal kata tersebut, wiraswasta pada mula-nya ditujukan pada orangorang yang dapat berdiri sendiri. Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan
sebagai orang-orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintah yaitu; para
pedagang, pengusaha, dan orang-orang yang bekerja di perusahaan swasta,
sedangkan wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai usaha sendiri.
(Hidayati,2011).
2.2 Pengertian Minat
Menurut Slamet (dalam Djaali, 2009) minat adalah rasa suka dari rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu diluar diri sendiri. Sedangkan minat menurut Witherington didefinisikan
sebagai kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu
situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Minat terhadap suatu obyek,
aktivitas, situasi maupun kepada orang lain, antara individu yang satu dengan
individu yang lain dapat berbeda- beda, tergantung seberapa besar ketertarikannya
terhadap suatu obyek, aktivitas, situasi ataupun orang lain tersebut .
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
minat merupakan salah satu bentuk ketertarikan atau rasa suka terhadap sesuatu
baik berupa objek, aktivitas, keadaan yang dapat mempengaruhi seseorang dalam
memenuhi setiap kebutuhannya.
2.3 Pengertian Minat Berwirausaha
Menurut Subandono (2007:18), minat wirausaha adalah kecenderungan
hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian
mengorganisir, mengatur, menanggung resiko dan mengembangkan usaha yang
diciptakannya tersebut. Sedangkan menurut Subandono (2007: 18) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa minat wirausaha adalah kecenderungan hati
dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian
mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang
diciptakannya tersebut. Minat wirausaha berasal dari dalam diri seseorang untuk
menciptakan sebuah bidang usaha.
3
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat
berwirausaha adalah kemampuan seseorang pada ketertarikan untuk meningkatkan
kemampuan dalam berbisnis dalam usahanya mengatur, mengelola, mengawasi dan
melakukan pengendalian pada bisnisnya. Kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam
berwirausaha menjadi tolak ukur seseorang untuk mengetahui minat berwirausaha.
Menurut Hurlock (2008) bahwa minat adalah suatu dorongan yang ada dalam
diri individu untuk melakukan apa yang diinginkan dan melihat bahwa sesuatu akan
menguntungkan dan mendatangkan kepuasaan, maka aspek- aspek dari minat tersebut
adalah:
a. Aspek kognitif.
Konsep yang dikembangkan mengenai bidang yang disukai. Berdasarkan atas
pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik dirumah, disekolah dan
masyarakat serta berbagai jenis media massa.
b. Aspek afektif
Konsep emosional yang dinyatakan dalam sikap terhadap yang ditemukan. Pada
konsep ini sikap terhadap suatu penemuan menjadi salah satu aspek untuk mendapat
sesuatu yang dapat menguntungkan.
Sedangkan menurut Pintrick dan Schunk (1996) mengungkapkan aspek-aspek minat
sebagai berikut :
1. Sikap umum terhadap aktivitas (general attitude toward the activity), yaitu
perasaan suka tidak suka, setuju tidak setuju dengan aktivitas, umumnya terhadap
sikap positif atau menyukai aktivitas.
2. Kesadaran spesifik untuk menyukai aktivitas ( specivic for or living the activity),
yaitu memutuskan untuk menyukai suatu aktivitas atau objek.
3. Merasa senang dengan aktivitas (enjoyment of the activity), yaitu individu merasa
senang dengan segala hal yang berhubungan dengan aktivitas yang diminatinya.
4. Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi individu (personal importence
or significance of the activity to the individual).
5. Adanya minat intriksik dalam isi aktivitas ( intrinsic interes in the content of the
activity), yaitu emosi yang menyenangkan yang berpusat pada aktivitas itu sendiri.
4
6. Berpartisipasi dalam aktivitas (reported choise of or participant in the activity)
yaitu individu memilah atau berpartipasi dalam aktivitas.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa aspek- aspek
yang berpengaruh terhadap minat berwirausaha merupakan cara untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan seseorang dalam upaya memenuhi keinginan sesuai
dengan ketertarikannya sehingga menghasilkan keuntungan dan kepuasan.
2.4 Tujuan Berwirausaha
Berikut ini adalah beberapa tujuan seseorang berwirausaha:
1. Membuka lapangan pekerjaan baru bagi orang lain dan membantu mereka
untuk menjadi pengusaha mandiri.
2. Menciptakan jaringan bisnis yang baru yang dapat menyerap banyak tenaga
kerja di sekitarnya.
3. Meningkatkan kesejahteraan hidupnya dan juga masyarakat di sekitar usaha
yang dijalankan dengan membuka lapangan kerja.
4. Menularkan dan mengembangkan semangat berwirausaha kepada orang lain.
5. Membantu para pengusaha muda untuk berkreasi dan berinovasi.
6. Membangun bisnis yang besar berawal dari bisnis yang kecil. Bisnis tidak
melulu harus dengan modal materi yang besar namun juga disertai dengan
modal moril yang tinggi. (www.maxmanroe.com, 2019).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pentingnya Minat Berwirausaha
1. Wirausaha sebagai Potensi Pembangunan
Semakin maju suatu negara dan semakin banyak orang yang terdidik,
dunia wirausaha semakin dirasakan penting. Hal ini karena pembangunan akan
lebih mantap jika ditunjang oleh wirausahawan yang andal. Wirausaha
merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu
wirausaha tersebut. Saat ini, kita menghadapi kenyataan bahwa jumlah
5
wirausahawan Indonesia masih sedikit dan mutunya belum sepenuhnya baik,
sehingga persoalan pembangunan wirausaha Indonesia merupakan persoalan
mendesak bagi suksesnya pembangunan.
Adapun manfaat wirausaha secara lebih terperinci, antara lain: (1)
menambah
daya
tampung
tenaga
kerja,
sehingga
dapa
mengurangi
pengangguran; (2) sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi,
distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan, dan sebagainya; (3) menjadi
contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul yang patut dicontoh
dan diteladani karena seorang wirausaha adalah orang terpuji, jujur, berani, hidup
tidak merugikan orang lain; (4) menghormati hukum dan peraturan yang berlaku,
berusaha selalu memperjuangkan lingkungan; (5) memberi bantuan kepada orang
lain dan pembangunan sosial, sesuai dengan kemampuannya; (6) mendidik
karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun dalam menghadapi
pekerjaan; (7) memberi contoh tentang cara bekerja keras, tanpa melupakan
perintah-perintah agama, dekat kepada Allah SWT (8) hidup secara efisien, tidak
berfoya-foya, dan tidak boros; (9) memelihara keserasian lingkungan, baik dalam
pergaulan maupun kebersihan lingkungan.
Dari banyaknya manfaat wirausaha di atas, ada dua darma bakti wirausaha
terhadap pembangunan bangsa, yaitu: (1) sebagai pengusaha, memberikan darma
baktinya dalam melancarkan proses produksi, distribusi, dan konsumsi.
Wirausaha mengatasi kesulitan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan
masyarakat; (2) sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan
ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan pada bangsa asing. Sekalipun
banyak darma bakti yang dapat disumbangkan oleh wirausaha terhadap
pembangunan bangsa, tidak banyak orang yang berminat menekuni profesi
tersebut. Hal ini disebabkan latar belakang pandangan negatif dalam masyarakat
terhadap profesi wirausaha.
Banyak
faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat
sehingga mereka kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain sifat
agresif, ekspansif, suka bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumber penghasilan
tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dan sebagainya. Pandangan
6
semacam ini dianut oleh sebagian besar penduduk yang tidak tertarik. Mereka
tidak menginginkan anak-anaknya menerjuni bidang ini, dan berusaha
mengalihkan perhatian anak-anaknya untuk menjadi pegawai negeri, apalagi jika
anaknya sudah lulus perguruan tinggi. Mereka mengatakan, “Untuk apa sekolah
tinggi, jika hanya menjadi pedagang“. Pandangan ini sudah tertanam kuat di
lubuk hati sebagian besar rakyat kita, sejak zaman penjajahan Belanda sampai
beberapa
dekade
masa
kemerdekaan.
Landasan
filosofis
inilah
yang
menyebabkan rakyat Indonesia tidak termotivasi terjun ke dunia bisnis. Kita
tertinggal jauh dari negara tetangga yang seakan-akan memiliki spesialisasi
dalam profesi bisnis. Mereka mengembangkan bisnis besar-besaran mulai
industri hulu sampai ke industri hilir, meliputi usaha jasa, perbankan,
perdagangan besar (grosir), perdagangan eceran besar (swalayan), eceran kecil
(retail), eksportir, importir, dan berbagai bentuk usaha lainnya dalam berbagai
jenis komoditas.
Hal itulah yang mendorong para remaja mulai tertarik dan melirik profesi
bisnis yang cukup menjanjikan masa depan cerah. Dengan latar belakang profesi
orangtua yang beragam, mereka mulai mengarahkan pandangannya pada bidang
bisnis. Hal ini juga didorong oleh kondisi persaingan di antara pencari kerja yang
mulai ketat. Lowongan pekerjaan mulai tersa sempit.
2. Kebutuhan akan Wirausaha
PBB menyatakan bahwa suatu negara akan mampu membangun apabila
2% dari jumlah penduduknya bergerak dalam bidang wirausaha. Dengan
demikian, jika negara kita berpenduduk 200 juta jiwa, wirausahawannya lebih
kurang sebanyak 4 juta . Katakanlah jika kita hitung semua wirausahawan
Indonesia mulai dari pedagang kecil sampai perusahaan besar mencapai 3 juta,
tentu bagian terbesarnya adalah kelompok kecil yang belum terjamin mutunya
dan belum terjamin kelangsungan hidupnya (kontinuitasnya).
Siapa yang dapat digolongkan wirausahawan? Menurut JA Schumpeter,
wirausahawan adalah seorang inovator, individu yang mempunyai semangat,
kemampuan, dan pikiran untuk menaklukkan cara berpikir yang lamban dan
malas. Seorang wirausahawan mempunyai peran untuk mencari kombinasi baru,
7
yang merupakan gabungan dari lima hal, yaitu: (1) pengenalan barang dan jasa
baru; (2) metode produksi baru; (3) sumber bahan mentah baru; (4) pasar-pasar
baru; (5) organisasi industri baru.
Keberhasilan pembangunan yang dicapai oleh negara Jepang ternyata
disponsori oleh wirausahawan yang telah berjumlah 2% tingkat sedang,
berwirausaha kecil sebanyak 20% dari jumlah penduduknya. Inilah kunci
keberhasilan pembangunan negara Jepang (Heidjrachman Ranu Pandojo).
Jika negara kita harus menyediakan 3 juta wirausahawan besar dan
sedang, kita masih harus mencetak 30 juta wirausahawan kecil. Ini adalah peluang
besar yang menantang generasi muda untuk berkreasi. Mengadu keterampilan
membina wirausahawan dalam rangka turut berpartisipasi membangun negara.
(Rusdiana,2018).
3.2 Upaya menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan mahasiswa
Menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan mahasiswa dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain :
(1) tercapainya capaian pembelajaran dalam kurikulum yang berkaitan dengan
kewirausahaan berupa penciptaan produk baru hasil karya mahasiswa;
(2) mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ;
(3) membuat inkubator bisnis sebagai wadah bagi para pengusaha muda;
(4) kunjungan industri sebagai bahan tambahan ilmu bagi mahasiswa untuk
mengembangkan produk yang akan diciptakan;
(5) keanggotaan dalam Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN);
(6) partisipasi mahasiswa dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan keilmuan tentang kewirausahaan seperti menjadi panitia Seminar
nasional Kewirausahaan, panitia Kuliah Umum Kewirausahaan dan mengikuti
berbagai pelatihan kewirausahaan.
(Wanta,2018).
3.3 Langkah- langkah memulai wirausaha
Berikut ini ditampilkan beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan
apabila seorang mahasiswa ingin memulai wirausaha.
8
1)
Pilih bidang usaha yang Anda minati dan memiliki hasrat dan pengetahuan
di dalamnya.
Tips pertama ini sangatlah membantu bagi mahasiswa yang cenderung
memiliki keinginan yang tinggi sekaligus mudah jenuh. Tidak mudah memang,
terutama jika kita sudah lama dan terbiasa berada dalam zona aman. Seringkali
kesibukan kerja membunuh instink kita untuk berkreasi maupun mengasah minat
dan kesukaan yang mampu mendatangkan uang. Jika anda telah menentukan
minat, maka segeralah asah pengetahuan dan perbanyak bacaan serta ketrampilan
mengenai bidang usaha yang hendak Anda tekuni. Kadang-kadang hal-hal yang
kita rasakan kuasai, ternyata setelah berada di lapangan berbeda drastis dengan
yang kita pikirkan. Seorang yang sehari-hari mengerjakan pekerjaan keahlian
tertentu, belum tentu bisa sukses berbisnis dalam bidang tersebut, karenanya perlu
sekali belajar dari orang-orang yang telah sukses merintis usaha di bidang
tersebut.
2)
Perluas dan perbanyak jaringan bisnis dan pertemanan.
Seringkali tawaran-tawaran peluang bisnis dan dukungan pengembangan
bisnis datang dari rekan-rekan di dalam jaringan tersebut. Namun anda tetap
harus hati-hati, karena tidak pernah ada yang namanya makan siang gratis,
siapapun itu, anda harus tetap berhati-hati dan mempersiapkan akan datangnya
hal-hal yang tidak terduga. Hal ini juga sejalan dengan prinsip seorang pebisnis
“uang tidak mengenal tuan”. Bisa saja hari ini anda adalah big boss, namun esok
lusa anda menjadi pengangguran karena didepak oleh karyawan sendiri yang
bekerja sama dengan partner bisnis anda atau bahkan investor anda.
3)
Pilihlah keunikan dan nilai unggul dalam produk/jasa anda.
Kebanyakan orang tidak sadar, ketika memulai berbisnis, terjebak di dalam
fenomena banting harga. Padahal, ada kalanya, harga bukan segalanya. Anda
harus bisa mencari celah dan ceruk pasar yang unik. Anda harus menentukan
posisi anda di dalam peta persaingan usaha. Jika anda menilai terlalu tinggi
jasa/produk anda, sementara hal yang anda tawarkan itu tidak punya keunggulan
yang sangat spesifik dan memiliki nilai tambah, maka orang akan berpaling
kepada usaha sejenis dengan harga dan kualitas yang jauh lebih baik.
9
Misalkan anda memulai usaha bisnis jasa pembuatan desain web (web
desainer). Tentukan, apakah anda ingin bersaing berdarah-darah di usaha web
murah meriah, atau anda akan spesifik kepada desainnya, atau anda akan spesifik
kepada faktor security (keamanannya) atau kepada tingkat kesulitan dan
kompleksitas pengelolaan databasenya.
4)
Jaga kredibilitas dan brand image.
Seringkali kita ketika memulai berusaha, melupakan faktor nama baik,
kredibilitas dan pandangan orang terhadap produk/jasa kita. Padahal, ini yang
paling penting dalam berbisnis. Mengulur-ulur pembayaran kepada supplier atau
peminjam modal, adalah tindakan yang sangat fatal dan berakibat kepada
munculnya nama anda di dalam daftar hitam jaringan bisnis usaha yang anda
tekuni. Misalnya salah satu usaha bisnis, seringkali bertindak arogan dan
mengabaikan keluhan para pelanggannya, padahal bukan hanya sekali dua kali
orang-orang melakukan komplain, akibatnya, kehilangan pelanggan adalah hal
nyata yang akan terjadi dan bahkan kehilangan pasar potensial dan pangsa pasar
yang dikuasainya.
5)
Berhemat dalam operasional secara terencana serta sisihkan uang untuk
modal kerja dan penambahan investasi alat-alat produksi/jasa.
Banyak orang yang jika sudah untung besar dan berada di atas, melupakan
faktor persiapan akan hal tak terduga maupun merencanakan pengembangan
usaha. Padahal bisnis adalah sama dengan hidup, harus selalu bertahan dan
berjuang. Banyak pengusaha dan pengrajin kita, ketika sudah kebanjiran order
dan menerima banyak uang, malah mendahulukan membeli mobil mewah
ataupun mobil sport. Hal ini tidak salah, namun akan lebih baik jika keuntungan
itu disisihkan untuk laba ditahan dan penambahan modal kerja. Dengan demikian
usaha bisa lebih berkembang, dan mendapatkan kepercayaan dan pinjaman
modal dari bank menjadi lebih mudah. Karena anda dipercaya oleh pihak bank
mampu mengelola perusahaan secara profesional.
Sebaiknya untuk keperluan sehari-hari, pemilik perusahaan mencadangkan
alokasi dana secukupnya saja untuk biaya hidup dan keperluan pribadi dalam
10
bentuk gaji tetap komisaris/pemilik. Atau disisihkan sebagian saja dari laba
tahunan, namun jangan menganggu arus kas perusahaan untuk kepentingan
pribadi yang tidak ada urusannya dengan produktivitas usaha.
Selain point di atas, kiat memulai wirausaha juga dapat diadopsi menurut
seorang pakar bisnis sekaligus motivator yaitu Tum Desem Waringin. Berikut ini
adalah langkah-langkah teknis yang dapat dilakukan untuk memulai bisnis :
1)
Bangun Ide bisnis dengan menulis Impian dan hobby kita.
Tuliskan 10 mimpi dan hobby kita, lalu seleksi menjadi 3 yang paling
membuat kita sangat ambisius dan enjoy untuk menjalankannya. Seleksi lagi
menjadi 1 mimpi yang membuat kita menjadi harus untuk mewujudkannya.
Sehingga 1 mimpi tersebut benar-benar dijadikan sebagai Visi/Goal/Target yang
harus diraih.
2)
Berikan alasan yang sangat kuat untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Bayangkan kenikmatan apa yang akan kita dapat apabila mimpi tersebut terwujud
dan kesengsaraan apa yang akan kita terima kalau mimpi tersebut tidak terwujud.
3) Mulai lah untuk mewujudkan mimpi tersebut dengan bertindak dan cari tema
yang tepat dan tulis misi / Langkah pencapaian dan tuangkan menjadi konsep
usaha yang jelas.
4) Lakukan riset baik di internet maupun di kenyataan sehari-hari, Visi dan Misi
yang kita tulis harus terdefinisi dengan jelas, specific dan marketabel sesuai
bidangnya.
5) Tuliskan dan rancang strategi yang akan dijalankan
6) Gunakan faktor pengungkit
OPM (Other People’s Money)
OPE (Other People’s Experience)
OPI (Other People Idea)
OPT (Other People’s Time)
OPW (Other People’s Work)
11
7) Cari pembimbing (pilih yang sudah sukses di bidang tersebut), untuk
pembanding dan mengurangi resiko kegagalan dalam melakukan langkah-langkah
pencapaian goal tersebut.
8) Buatlah sebuah TEAM yang kompak untuk membantu mewujudkan goal
tersebut
T = Together
E = Everybody
A = Achieve
M = Miracle
9)
Optimalkan jaringan, relasi dan network yang kita punya untuk mencapai
goal/visi kita tersebut.
10) Buat jaringan baru yang tak terhingga dengan membuat relasi dan silaturahmi
sebanyak-banyaknya.
11) Gunakan alat bantu untuk mempercepat pencapaian misal website, jejaring
sosial, advertisement, promosi, dll
12) Buat system yang ideal untuk bisnis tersebut.
S = Save,
Y =Your,
S = Self,
T = Timing,
E = Energy,
M = Money
Data membuktikan bahwa, 94% kegagalan usaha karena system bukan orangnya
perbanyak menggunakan
5 W = Why Why Why Why Why dan
4
H = How How How How How.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.1.1 Pentingnya Minat Berwirausaha
1. Wirausaha sebagai Potensi Pembangunan
a. Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak
pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.
b. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat
membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas.
c. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena
sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasan.
d. Manfaat adanya wirausaha:
1) Manambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
2) Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi,
pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan, dan sebagainya.
3) Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul yang
patut dicontoh, diteladani, karena seorang wirausaha itu adalah orang terpuji,
jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain.
4) Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu
menjaga dan membangun lingkungan.
5) Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial, sesuai
dengan kemampuannya.
6) Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun
dalam menghadapi pekerjaan.
13
7) Memberi contoh bagaimana kita harus bekerja keras, tetapi tidak melupakan
perintah-perintah agama, dekat kepada Allah Swt.
8) Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.
9) Memelihara kerserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan
lingkungan.
e. Dua darmabakti wirausaha terhadap pembangunan bangsa, yaitu:
1) Sebagai pengusaha, memberikan darma baktinya melancarkan proses produksi,
distribusi, dan konsumsi. Wirausaha mengatasi kesulitan lapangan kerja,
meningkatkan pendapatan masyarakat.
2) Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan
nasional, mengurangi ketergantungan pada bangsa asing.
2. Kebutuhan Akan Wirausaha
a. Suatu negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan
sebanyak 2% dari jumlah penduduk. (sumber PBB)
b. Negara Indonesia berpenduduk 200 juta jiwa, maka wirausahawannya harus 4
juta jiwa.
c. Wirausahawan adalah seorang inovator, mempunyai naluri untuk melihat
peluang, mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk menaklukkan cara
berfikir lamban dan malas.
d. Seorang wirausahawan mempunyai peran untuk mencari kombinasi-kombinasi
baru, yaitu:
1) Pengenalan barang dan jasa baru,
2) Metode produksi baru,
3) Sumber barang mentah baru,
4) Pasar baru,
5) Organisasi industri baru.
14
4.1.2 Upaya menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan mahasiwa
Menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan mahasiswa dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain :
(1) tercapainya capaian pembelajaran dalam kurikulum yang berkaitan dengan
kewirausahaan berupa penciptaan produk baru hasil karya mahasiswa;
(2) mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ;
(3) membuat inkubator bisnis sebagai wadah bagi para pengusaha muda;
(4) kunjungan industri sebagai bahan tambahan ilmu bagi mahasiswa untuk
mengembangkan produk yang akan diciptakan;
(5) keanggotaan dalam Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN);
(6) partisipasi mahasiswa dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan keilmuan tentang kewirausahaan seperti menjadi panitia Seminar
nasional Kewirausahaan, panitia Kuliah Umum Kewirausahaan dan mengikuti
berbagai pelatihan kewirausahaan.
4.1.3
Langkah-langkah memulai wirausaha
Berikut ini ditampilkan beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan
apabila seorang mahasiswa ingin memulai wirausaha.
1) Pilih bidang usaha yang Anda minati dan memiliki hasrat dan
pengetahuan di dalamnya.
2) Perluas dan perbanyak jaringan bisnis dan pertemanan.
3) Pilihlah keunikan dan nilai unggul dalam produk/jasa anda.
4) Jaga kredibilitas dan brand image.
5) Berhemat dalam operasional secara terencana serta sisihkan uang
untuk modal kerja dan penambahan investasi alat-alat produksi/jasa.
4.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa dituntut untuk dapat melakukan kegiatan
berwirausaha yang kreatif, inovatif supaya dapat bersaing dalam pasar bebas
yang terjadi pada sekarang ini. Diperlukan sebuah pola pikir yang benar
mengenai pentingnya minat untuk berwirausaha, upaya yang dilakukan untuk
menumbuhkan minat tersebut diikuti dengan langkah- langkah yang harus
ditempuh untuk memulai berwirausaha.
15
DAFTAR PUSTAKA
Brian, Rio.(2019). Pengertian Kewirausahaan: Definisi, Ciri-ciri, dan Tujuan
Berwirausaha. Diakses pada https://www.maxmanroe.com/pengertiankewirausahaan.html tanggal 24 Maret 2019 pukul 21.42 WIB.
Djaali. 2009. Pikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayati, Ernani. 2011. “Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap
Kewirausahaan
Usaha
Kecil”.JURNAL
MANAJEMEN
DAN
KEWIRAUSAHAAN, VOL.13, NO. 1, MARET 2011: 8-16.
KEMENTRIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN.2013.Modul
Pembelajaran Kewirausahaan. Jakarta: Kemendikbud RI.
Rusdiana. 2018. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung: Pustaka Setia.
Subandono,aris.2007.”Pengaruh Pembelajaran Life Skill Diklat Kewirausahaan
Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa SMKN1 Semarang”.Skripsi
Fakultas.
Wanta, Citra Savitri. 2018. “Upaya Menumbuhkan Minat Berwirausaha pada
Mahasiswa Prodi Manajemen di UBP Karawang”. Jurnal Manajemen &
Bisnis vol.3 No.1.hal: 111-112.
16
Download