Uploaded by User9734

PERTIMBANGAN TANGGUNGJAWAB LEGAL

advertisement
RANGKUMAN MATA KULIAH
PENGAUDITAN I
PERTIMBANGAN TANGGUNGJAWAB LEGAL
Disusun oleh:
Safitri Nurul Aisyah (F0317091)
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI S1 AKUNTANSI
2019
PERTIMBANGAN TANGGUNGJAWAB LEGAL
Dikenal dua jenis kesalahan yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud) yang
dapat bersifat material dan non material. Perbedaan antara kedua jenis kesalahan ini hanya
dibedakan oleh jurang yang sangat tipis, yaitu ada atau tidaknya unsur kesengajaan. Untuk itu
dibutuhkan keahlian profesional untuk bisa membedakan antara kedua jenis kesalahan
tersebut. Standarpun mengenali bahwa sering kali mendeteksi kecurangan lebih sulit
dibandingkan dengan kekeliruan karena pihak manajemen atau karyawan akan berusaha
menyembunyikan kecurangan itu.
Fraud merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pihak
didalam maupun luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau
kelompok yang secara langsung merugikan orang lain. Secara umum fraud terdiri dari dua
golongan, yaitu pengelapan aktiva (misapporopriation) dan kecurangan pelaporan keuangan
(fraudulen financial reporting). Dalam tulisan ini akan dibahas khusus mengenai kecurangan
dalam laporan keuangan (financial statement fraud).
Kecurangan dalam Laporan Keuangan
Kecurangan dalam laporan keuangan dapat menyangkut tindakan seperti sebagai
berikut :
1) Manipulasi, pemalsuan atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungnya
yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan.
2) Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan peristiwa,
transaksi, atau informasi signifikan.
3) Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah,
klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
Adapun klasifikasi tindakan yang meliputi kecurangan laporan keuangan adalah
sebagai berikut :
Pertama, sengaja distorsi laporan keuangan sebagai alat untuk bertindak curang
dengan mengecoh pemakai atau kelompoknya tentang hasil usaha perusahaan. Dalam hal ini
yang menerima keuntungan langsung adalah pihak perusahaan atau pelaku kecurangan.
Adapun tujuan khusus dari tindakan ini adalah :
a)
Mendapatkan kredit, modal jangka panjang, atau tambahan modal investasi
berdasarkan informasi keuangan yang di distorsi atau dihapus.
b)
Menyembuyikan kinerja tidak baik dari perusahaan.
c)
Menghapus hutang pajak.
d)
Manipulasi harga saham.
e)
Menyembunyikan kinerja tidak baik oleh manajemen.
Kedua, sengaja distorsi laporan keuangan untuk penyamaran tindakan kecurangan.
dalam hal ini yang diuntungkan tetap pihak perusahaan atau pelaku kecurangan. adapun
tujuan khusus dari tindakan ini adalah:
a)
Menyembunyikan penjualan fiktif atau harta milik dipalsukan.
b)
Menyembunyikan pembayaran yang tidak benar.
c)
Menyembunyikan tindakan penyelewangan dana atau harta.
Istilah lain yang tidak kalah populernya berkenaan dengan kecurangan laporan
keuangan yaitu Creative Accounting. Creative accounting bukan merupakan suatu hal baru,
dan untuk melakukannya membutuhkan biaya yang relative mahal. Creative accounting ini
dipicu oleh adanya tekanan bahwa badan usaha merasa harus berada dalam posisi profit
untuk menarik investor dan sumber daya. Tetapi hal ini lebih mengarah pada penipuan atau
kecurangan pada praktik akuntansi. Apakah ini berarti bahwa creative accounting merupakan
hal ilegal atau dapat dibenarkan.
Berikut ini akan dicontohkan perusahaan yang dihubungkan dengan creative
accounting yaitu:
Kasus creative accounting sering dihubungkan dengan Enron, sebuah perusahaan
migas. Sebelum kebangkrutannya, Enron pernah dipilih oleh Fortune Magazine sebagai
‘America’s Most Innovative Company’ selama 6 tahun berturut-turut. Enron yang tadinya
adalah perusahaan pembangkit tenaga listrik mulai naik daun setelah Enron mulai bermain
komoditas-komoditas bandwidth telekomunikasi dan derivatives (sejenis investasi di mana
hasil untung ruginya berdasarkan pergerakan dari nilai aset seperti saham, surat utang,
komoditas, atau bahkan dari nilai seperti suku bunga, valas, indeks pasar saham, bahkan
indeks cuaca). Enron mulai berpaling dari bisnis tradisionalnya dan mulai berspekulasi dalam
financial instruments yang mengandung resiko tinggi. Memang kesannya mereka cukup
sukses untuk beberapa tahun, tapi akhirnya kenyataan dari kesuksesan (atau lebih tepatnya
kegagalan) mereka mulai terlihat. Namun Enron bukan hanya inovatif dalam berbisnis,
ternyata juga ‘inovatif’ dalam cara pembukuannya. Di balik kesuksesan mereka, banyak
sekali hutang-hutang tersembunyi yang dipindahkan kepada anak-anak perusahaan yang tidak
dikonsolidasi (tidak diperhitungkan masuk ke dalam neraca perdagangan Enron sendiri).
Mereka sengaja memanfaatkan celah dalam hukum Amerika yang memperbolehkan ‘special
purpose vehicles’ (suatu organisasi yang dibentuk untuk proyek khusus yang dibentuk
terpisah untuk mengisolasi resiko-resiko dari proyek tersebut) yang memenuhi syarat-syarat
tertentu tidak dikonsolidasi.
Creative accounting bisa saja lolos dari prinsip-prinsip accounting standards yang
berlaku, karena cara-cara creative accounting biasanya memang tidak atau belum
diakomodasi oleh standar akuntansi yang berlaku, atau memang sengaja mencari celah-celah
di dalam standar akuntansi tersebut. Akan tetapi, ini bukan berarti creative accounting bisa
lolos apabila diuji dengan kacamata kebenaran, dalam arti merefleksikan kondisi finansial
yang sebenarnya.
Dengan demikian fungsi laporan keuangan dari sudut pandang kecurangan dalam
kelompok kecurangan laporan keuangan adalah :
1.
Laporan keuangan dipakai untuk ikut serta dalam suatu tindakan kecurangan
perusahaan, perusahaan atau pelaku kecurangan adalah penerima langsung dari
keuntungan.
2.
Laporan keuangan dipakai untuk penyamaran suatu tindakan kecurangan.
Karakteristik kecurangan
Dilihat dari pelaku fraud auditing, kecurangan bisa dikelompokkan menjadi dua jenis
:
1. Oleh pihak perusahaan, yaitu :
a. Manajemen untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena
kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial
reporting, untuk menghidari hal tersebut ada baiknya karyawan mengikuti
auditing workshop dan fraud workshop).
b. Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang berupa penyalahgunaan
aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets).
2. Oleh pihak di luar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha, dan pihak asing yang
dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan
Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan ekspektasi
terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap
pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah irregularities (ketidakberesan). Bentuk
kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud),
misalnya berupa : manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau
dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan. Kesengajaan
dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi,
kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan, untuk itu sebaiknya anda mengikuti
auditing workshop dan fraud workshop. Salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva.
Kecurangan jenis ini biasanya disebut kecurangan karyawan (employee fraud). Salah
saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang
mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum(ada baiknya karyawan mengikuti seminar fraud dan seminar auditing).
Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang menghadapi masalah keuangan
dan dilakukan karena melihat adanya peluang kelemahan pada pengendalian internal
perusahaan serta pembenaran terhadap tindakan tersebut. Contoh salah saji jenis ini adalah :
1) Penggelapan terhadap penerimaan kas.
2) Pencurian aktiva perusahaan.
3) Mark-up harga
4) Transaksi “tidak resmi”.
INTERNAL AUDITOR : Preventor & Detector Of Fraud
Institute of Internal Auditing (IIA) mendefinisikan internal auditing sebagai aktivitas
pemberian keyakinan serta konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk
menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi. Definisi lain mengatakan internal
auditing sebagai suatu penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih
terhadap ketelitian dan efisiensi catatan-catatan (akuntansi) perusahan serta pengendalian
internal yang terdapat dalam perusahaa. Tujuannya adalah membantu manajemen dalam
pelaksanaan tanggungjawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar
mengenai kegiatan yang diaudit.
Karyawan yang diberi kepercayaan untuk melaksanakan fungsi auditing internal
disebut dengan internal auditor. Mereka bertanggung jawab kepada dewan komisaris,
komite audit dan manajemen perusahaan. Berikut kegiatan yang dilakukan oleh internal
auditor :
a) Menelaah dan menilai kebaikan, memadai atau tidaknya penerapan sistem pengendalian
manajemen, struktur pengendalian internal, dan pengendalian operasional lainnya serta
mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
b) Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan manajemen.
c) Memastikan seberpa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari
kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan.
d) Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat
dipercaya.
e) Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh
manajemen.
f) Menyarankan perbaikan – perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi
dan efektifitas.
Dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seorang auditor internal diatas dapat
disimpulkan bahwa profesi ini memiliki peranan yang sangat penting dalam perusahaan,
diantaranya sebagai berikut :
1) Pencegahan kecurangan (fraud prevention)
2) Pendeteksian kecurangan (fraud detection)
3) Penginvestigasian kecurangan (fraud investigation)
Peran utama internal auditor berupaya untuk mengeliminasi sebab-sebab timbulnua
kecurangan tersebut. Pencegahan kecurangan akan lebih mudah dilakukan dari pada
mengatasinya bila kecurangan itu telah terjadi.
Pada dasarnya kecurangan sering terjadi pada suatu perusahaan apabila :
1) Pengendalian internal tidak ada atau lemah.
2) Pegawai dipekerjakan tanpa memikirkan kejujuran atau integritas mereka.
3) Pegawai diatur dan dieksploitasi dengan tekanan besar untuk mencapai sasaran dan
tuuan keuangan yang mengarah pada kecurangan.
4) Manajemen sendiri melakukan kecurangan serta tidak taat terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku.
5) Pegawai yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang tidak dapat dipecahkan.
6) Industri dimana perusahaan menjadi bagiannya memiliki tradisi melakukan kecurangan.
Pencegahan kecurangan pada umumnya adalah aktivitas yang dilaksanakan
manajemen dalam hal penetapan kebijakan, sistem dan prosedur yang membantu meyakinkan
bahwa tindakan yang diperlukan sudah dilakukan dewan komisaris, manajemen dan personil
perusahaan lainnya untuk dapat memberikan keyakinan memadai dalm mencapai tiga tujuan
pokok yaitu keandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (COSO:1992).
EXTERNAL AUDITOR : Peran Sang Penjaga Kepentingan Publik
Seiring dengan berkembangnya dunia usaha, beberapa tahun terakhir terjadi reformasi
sistem pengelolaan usaha. Refeormasi tersebut terjadi antara teori perusahaan klasik dan
perusahaan modern. Teori klasik menganggap bahwa sumber daya dan pengelolaan
dilakukan oleh pemilik perusahaan itu sendiri. Artinya pemilik juga sekaligus bertindak
sebagai pengelola. Namun, hal ini sulit untuk diterapkan seiring dengan berkembangnya
dunia usaha dan tingginya tingkat persaingan usaha. Solusi untuk mengatasi hal tersebut
dimunculkanlah teori perusahaan modern yang dikenal dengan istilah teori agensi (theory of
agency). Menurut teori ini, kebutuhan perusahaan yang berskala besar, keterampilan
manajerial dipasok oleh pasar tenaga kerja manajerial: kebutuhan modal dipasok oleh
pemegang saham (shareholders) dan pemberi pinjaman (debt holders).
Dari asumsi yang dibangun dari teori agensi tersebut, terlintas ada semangat menuduh
salah satu pihak untuk mengambil keuntungan demi dirinya sendiri pada hubungan
kerjasama. Manajemen sebagai pihak yang diberi amanah untuk mengelola perusahaan bisa
saja memanfaatkan hubungan tersebut demi kepentingannya sendiri. Karena itulah pemegang
saham dan pemberi pinjaman sangat memerlukan laporan keuangan dalam memperoleh
informasi yang andal dari manajemen perusahaan mengenai pertanggungjawaban dana yang
mereka investasikan. Namun disisi lain laporan keuangan ini disajikan oleh manajemen yang
bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai pertanggungjawaban pengelolaan dana
yang berasal dari pemegang saham dan pemberi pinjaman tersebut.
Dengan demikian, disini terlihat dua kepentingan yang berlawanan, sehingga ada
kemungkinan informasi yang diterima tersebut tidak dapat diandalkan. Menurut Arens, dkk
(2003;12) dengan adanya pemerolehan informasi yang tidak langsung dari pihak pertama,
serta banyak dan kompleknya transaksi perusahaan yang dilakukan perusahaan, akan
memperbesar risiko informasi yang tidak andal tesebut.
Menurut Arens dkk (2003;14) resiko tersebut dapat dikurangi dengan tiga cara, yaitu :
a)
Pengguna informasi menguji informasi yang diperolehnya.
Para pemakai dapat terlibat sendiri memeriksa catatan-catatan yang ada untuk
meyakinkan kebenaran laporan yang diperlukan. Umumnya hal ini tidak praktis
terutama jika dilihat dari sisi keuangan. Selain dari itu, secara ekonomis sangat tidak
efisien semua pemakai menyelenggarakan verivikasinya sendiri-sendiri.
b)
Pengguna informasi berbagi resiko informasi dengan manajemen.
Secara hukum pihak manajemen memang berkewajiban untuk memberikan informasi
yang dapat dipercaya oleh pemakai yang berkepentingan. Jika ada pemakai yang
menerima informasi yang tidak benar dan karenanya menaggung kerugian keuangan,
mereka berhak menuntut manajemen yang bersangkutan. Kesulitan dalam hal pembagian
risiko dengan manajemen tidak selalu berhasil menerima penggantian. Oleh karena itu,
pemakai harus mengevaluasi kemungkinan untuk menanggung resiko informasi dengan
pihak manajemen.
c)
Laporan keuangan yang diaudit telah tersedia.
Cara umum untuk memperoleh informasi yang dapat diandalkan adalah dengan meminta
jasa akuntan publik. Selanjutnya informasi yang telah diaudit tersebut dapat digunakan
dalam proses pengambilan keputusan dengan anggapan bahwa laporan informasi yang
telah diaudit tersebut merupakan informasi yang dapat diandalkan secara menyeluruh,
tepat penyajiannya, serta informasi tersebut disajikan dengan tanpa prasangka (objektif,
tidak berat sebelah).
Download