Uploaded by User7682

Narcotics

advertisement
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya yang begitu besar dapat membantu penulis dalam menyelesaikdapat membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah “Manusia, Moral, Nilai, dan Hukum” ini.
Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan tentang arti penting manusia. Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan berupa kritikan dan saran
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, kiranya makalah ini
dapat berguna dan bisa menjadi pedoman bagi mahasiswa untuk dapat mempelajari serta
memahami tentang menyelesaikan masalah dengan berpikir sesuai moral atau hukum yang
berlaku. Sekian dan terima kasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................1
Daftar Isi .............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................3
1.2 Permasalahan......................................................................................3
1.3 Tujuan Makalah...................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................4
2.1 Hakikat Nilai dan Moral Dalam Kehidupan Manusia ............................4
2.1.1 Problematika Pembinaan Nilai Moral ............................................................ 6
2.2 Hubungan Manusia dengan Moral ......................................................7
2.3 Hubungan Manusia dengan Hukum ....................................................7
2.4 Hubungan Hukum dengan Moral .......................................................11
BAB III PENUTUP .................................................................................................13
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................13
3.2 Saran .............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya tidak bisa hidup dengan seenaknya sendiri atau
sesuka sendiri, karena dalam kehidupan masyarakat terdapat aturan-aturan dimana aturan-aturan
tersebut sesuai dengan norma-norma, nilai-nilai yang sesuai dengan kaidah yang berlaku di masyarakat,
sehingga manusia atau individu memiliki moral yang baik, dapat bertindak dan berperilaku sesuai
dengan norma-norma, nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Pentingnya mengetahui dan menerapkan
secara nyata norma, nilai, dan kaidah-kaidah moral dalam bersosialisasi kehidupan di masyarakat
mempunyai alasan pokok, yaitu salah satunya untuk kepentingan dirinya sendiri sebagai individu.
Apabila individu tidak dapat menyesuaikan diri dan tingkah lakunya tidak sesuai dengan norma, nilai dan
kaidah sosial yang terdapat dalam masyarakat maka dimanapun ia hidup tidak dapat diterima oleh
masyarakat. Kita berharap bahwa individu-individu yang hidup mempunyai moral baik kemungkinan
memiliki karakter moral individu yang baik juga dimana dapat mempengaruhi karakter moral
masyarakat secara keseluruhan. Hanya manusialah yang dapat menghayati norma-norma, serta nilainilai dalam kehidupannya sehingga manusia dapat menetapkan tingkah laku yang baik dan bersifat
susila dan tingkah laku mana yang tidak baik dan bersifat tidak susila.
1.2 Permasalahan
1. Apa Hakikat Nilai dan Moral Dalam Kehidupan Manusia ?
2. Bagaimana Hubungan Manusia dengan Moral ?
3. Bagaimana Hubungan Manusia dengan Hukum ?
4. Bagaimana Hubungan Hukum dengan Moral ?
1.3 Tujuan Makalah
1.
2.
3.
4.
Mengetahui Hakikat Nilai Moral Kehidupan Manusia
Mengetahui Hubungan Manusia dengan Moral
Mengatahui Hubungan Manusia dengan Hukum
Mengetahui Hubungan Manusia dengan Moral
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Nilai dan Moral Dalam Kehidupan Manusia
Hakikat adalah sesuatu yang harus ada pada sesuatu yang jikalau sesuatu itu tidak ada maka
sesuatu itupun tidak wujud. Penilaian menyangkut keindahan disebut estetika. Penilaian menyangkut
baik buruk disebutetis/moral. Ciri-ciri nilai moral:
Berkaitan dengan tanggung jawab yang berarti bahwa suatu nilai norma hanya dapat
diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang yang
bersangkutan sehingga dapat dikatakan bahwa manusia merupakan sumber nilai moralnya
Berkaitan dengan hati nurani yang berarti bahwa nilai moral diwujudkan atas dasar himbauan
hati nurani yang menimbulkan suara dari hati yang meneduhkan kita
Mewajibkan yang berarti nilai moral harus diakui dan direalisasikan secara absolute yang berasal
dari kenyataan bahwa nilai moral itu berlaku bagi seluruh manusia.kewajiban absolute yang melekat
pada nilai-nilai moral berasal dari kenyataan bahwa nilai-nilai ini menyangkut pribadi manusia pada
keseluruhan
Bersifat moral Nilai-nilai walaupun merupakan nilai tertinggi dari semua nilai, bukan berarti
menduduki jenjang teratas dari hierarki nilai-nilai. Nilai-nilai moral tidak terbentuk suatu kawasan
khusus yang terpisah dari nilai-nilai lainnya. Dalam merealisasikan nilai-nilai moral maka akan ikut serta
dalam suatu tingkah laku moral. Inilah disebut bahwa nilai moral bersifat formal.
Masing-masing manusia memiliki nilai etika dan nilai estetika yang sifatnya sangat manusiawi.
Kedua nilai tersebut dapat berbeda satu sama lain karena masing-masing individu memiliki persepsi
yang berbeda. Dalam diri manusia ada keterkaitan antara nilai dengan akal budi ketika ia akan menjadi
penilaian. Melalui akal budi dan juga kesadaran individu akan mampu berfikir tentang sesuatu, mampu
memiliki imajinasi dan mampu berkreatifitas. Nilai dapat ter terbagi antara nilai dasar (fudamental)
dimana pembenarannya bersifat mutlak karena bersumber dari agama dan nilai-nilai
pragmatis(fungsional, eksperimental, dan dinamis) dimana nilai ini dapat diarahkan pada fenomena
kehidupan manusia, alam, lingkungan dan sebagainya. Sifat pragmatis suatu nilai diperlihakan bila
memiliki kegunaannya bagi manusia.
Setiap masyarakat akan mengenal nilai dan norma, tetapi dalam masyarakat yang sederhana
nilai dan norma berasal dari agama, tidak pernah dipersoalkan karena masyarakat cenderung mentaati
nilai dan normayanng berlaku. Umumnya nilai dan norma yang berlaku cenderung tidak tampak secara
eksplisit kerena terpendam seiring dengan rutinitas kehidupan sehari-hari. Nilai dan norma ini menjadi
eksplisit apabila tentang atau terjadi pelaggaran sebagai akibat perkembangan baru. Sumber nilai dan
norma selain agama adalah kebudayaan dan nasionalisme.
4
Nilai berasal dari bahasa latin yang sama tulisannya dengan bahasa indonesia. Ada dua makna
norma yaitu yang pertama adalah siku-sikuyang dipakai tukang kayu untuk mencek apakah benda yang
sedang dikerjakannya sungguh-sungguh lurus dan ariti yang satunya lagi adalah kaidah yang
dipakaisebagai tolak ukur untul menilai sesuatu. Nilai byang menyangkut tingkah laku juga banyak tetapi
paling tidak dapat juga dapat digolongkan norma umum dan norma khusus. Nilai umum menyangkut
prilaku manusia sebagai keseluruhan sedangkan norma khusus yang hanya menyangkut aspek tertentu
apa yang dilakukn manusia (misalnya norma bahasa). Norma umum dapat diklasifikasikan menjadi 3
yaitu norma kesopanan(etiket), norma hukum dan norma moral. Etiket hanya menjadi tolak ukur untuk
menentukan apakah prilaku kita sopan atau tidak dan itu belum tentu sama dengan etis dan tidak.
Norma moral menentukan apakah perilaku kita baik atau buruk dari sudut etis sehingga norma moral
adalah norma yang tertinggi yang tidak dapat ditaklukkan oleh norma lainnya. Nilai moral termasuk
norma khusus. Nilai moral dapat dirumuskan dalam bentuk positif yaitu bentuk perintah tentang apa
yang dilakukan seperti menghormati orang lain, sedangkan dalam bentuk negatif yanng berwujud
larangan yang menyatakan apa yang tidak boleh dilakukan misalnya jangan berbohong, jangan mencuri
dan sebagainya.
Di dalam masyarakat yann kompleks, pencampuran nialai dan norma dari luar masyarakat tidak
mungkin dihindari. Ada 3 ciri menonjol dalam masyarakat modern yaitu :
a. Adanya Pluralisme Moral
Perkembangan teknologi komunikasi suka menyebabkan terjadi persentuhan nilai dan norma
dari masyarakat lain yang belum tentu sejalan dengan norma dan nilai yang di anut dalm masyarakat
kita sendiri. Begitu juga dengan berkembangnya transportasi yang modern telah menyebabkan
terjadinya mobilitas yang begitu tinggi. Kondisi ini menyebabkan hadirnya kemajemukkan nilai dan
norma dalam setiap bidang kehidupan. Contohnya tentang homo seksual dan ponografi.
b. Adanya persoalan moral baru yang tak terduga
Perkembangan ilmu dan teknologi ini tidak selalu membawa keberuntungan bagi kehidupan
manusia apabila tidak berpedoman pada nilai an norma agama serta sosial. Pada ilmu kedokteran
misalnya tentang masalah kloning atau tentang kehamilan yang disebabkan teknik pembuahan diluar
rahim yang kemudian di tanamkan dalam rahim yang berdampak penyewaan rahim dan juga tentang
eksperimen untuk penyembuhan penyakit alzheimer dengnan jaringan embrio yang di peroleh melalui
abortus(bisa sengaja atau spontan).
c. Adanya kepedulian moral yang universal
Pada tingkat internasional telah muncul gerakan-gerakan perjuangan moral, baik terorganisir
atau tidak. Gerakan perjuangan moral terorganisir dan bersifat universal. Masalah lingkungan hidup juga
menandai adanya gerakan moral universal dimana semua manusia peduli akan pemeliharaan lingkungan
hidup.
5
2.1.1 Problematika Pembinaan Nilai Moral
Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral
Persoalan merosotnya intensitas interaksi dalam keluarga, serta terputusnya komunikasi yang
harmonis antara orang tua dengan anak, mengakibatkan merosotnya fungsi keluarga dalam pembinaan
nilai moral anak. Keluarga bisa jadi tidak lagi menjadi tempat untuk memperjelas nilai yang harus
dipegang bahkan sebaliknya menambah kebingungan nilai bagi si anak.
Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral
Setiap orang yang menjadi teman anak akan menampilkan kebiasaan yang dimilikinya, pengaruh
pertemanan ini akan berdampak positif jika isu dan kebiasaan teman itu positif juga, sebaliknya akan
berpengaruh negatif jika sikap dan tabiat yang ditampikan memang buruk, jadi diperlukan pula
pendampingan orang tua dalam tindakan anak-anaknya, terutama bagi para orang tua yang memiliki
anak yang masih di bawah umur.
Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu
Orang dewasa mempunyai pemikiran bahwa fungsi utama dalam menjalin hubungan dengan
anak-anak adalah memberi tahu sesuatu kepada mereka: memberi tahu apa yang harus mereka lakukan,
kapan waktu yang tepat untuk melakukannya, di mana harus dilakukan, seberapa sering harus
melakukan, dan juga kapan harus mengakhirinya. Itulah sebabnya seorang figur otoritas (bisa juga
seorang public figure) sangat berpengaruh dalam perkembangan nilai moral.
Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Setiap orang berharap pentingnya memerhatikan perkembangan nilai anak-anak. Oleh karena
itu dalam media komunikasi mutakhir tentu akan mengembangkan suatu pandangan hidup yang
terfokus sehingga memberikan stabilitas nilai pada anak. Namun ketika anak dipenuhi oleh kebingungan
nilai, maka institusi pendidikan perlu mengupayakan jalan keluar bagi peserta didiknya dengan
pendekatan klarifikasi nilai.
Pengaruh Otak atau Berpikir Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Pendidikan tentang nilai moral yang menggunakan pendekatan berpikir dan lebih berorientasi
pada upaya-upaya untuk mengklarifikasi nilai moral sangat dimungkinkan bila melihat eratnya hubungan
antara berpikir dengan nilai itu sendiri, meskipun diakui bahwa ada pendekatan lain dalam pendidikan
nilai yang memiliki orientasi yang berbeda.
Pengaruh Informasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Munculnya berbagai informasi, apalagi bila informasi itu sama kuatnya maka akan
mempengaruhi disonansi kognitif yang sama, misalnya saja pengaruh tuntutan teman sebaya dengan
tuntutan aturan keluarga dan aturan agama akan menjadi konflik internal pada individu yang akhirnya
akan menimbulkan kebingungan nilai bagi individu tersebut.
6
2.2 Hubungan Manusia dengan Moral
Moral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. Etika berasal dari bahasa kuno yang berarti
ethos dalam bentuk tunggal ethos memiliki banyak arti yaitu tempat tinggal biasa, padang rumput,
kebiasaan, adat, watak sikap , dan cara berfiki. Dalam bentuj jamak ethos (ta etha) yang artinya adat
kebiasaan. Moral berasal dari bahsa latin yaitu mos (jamaknya mores) yang berarti adat, cara, dan
tampat tinggal. Dengan demikian secara etismologi kedua kata tersebut bermakna sama hannya asal
uasul bahasanya yang berbeda dimana etika dari bahasa yunani sementara moral dari bahasa latin.
Moral yang pengertiaannya sama dengan etika dalam makna nilai-nilai dan orma-norma yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Dalam ilmu filsafat
moral banyak unsur yang dikaji secara kritis, di landasi rasionalitas manusia seperti sifat hakiki manusia,
prinsip kebaikan, pertimbangan etis dalam pengambilan keputusan terhadap sesuatu dan sebagainya.
Moral lebih kepada sifat aplikatif yaitu berupa nasehat tentang hal-hal yang baik.
Ada beberapa unsur dari kaidah moral yaitu :
a. Hati Nurani
Merupakan fenomena moral yang sangat hakiki. Hati nurani merupakan penghayatan tentang
baik atau buruk mengenai perilaku manusia dan hati nurani ini selalu dihubunngkan dengan kesadaran
manusia dan selalu terkait dalam dengan situasi kongkret. Dengan hati nurani manusia akan
sanggupmererfleksikan dirinya terutama dalam mengenai dirinya sendiri atau juga mengenal orabg.
b. Kebebasan dan tanggung jawab
Kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan manusiawi dan karena manusia pada
dasar nya adal;ah makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasan itu juga terbatas karena tidak boleh
bersinggungan dengan kebebasan orang lain ketika mereka melakukan interaksi. Jadi, manusia itu
adalah makhluk bebas yang dibatasi oleh lingkungannya sebagai akibat tidak mampunya ia untuk hidup
sendiri.
c. Nilai dan Norma Moral
Nilai dan moral akan muncul ketika berada pada orang lain dan ia akan bergabung dengan nilai
lain seperti agama, hukum, dan budaya. Nilai moral terkait dalam tanggung jawab seseorang. Nilai moral
dapat menentukan apakah seseorang bererilaku baik atau buruk dari sudut etis.
2.3 Hubungan Manusia dengan Hukum
Kesadaran akan adanya hukum yang mengatur prilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat
tidak saja mencakup pengetahuan tentang hukum itu sendiri tetapi juga berkaitan dengan penghayatan
dan ketaatan akan hukum. Dari pengetahuan adanya hukum yang mengatur kehidupan bersama maka
akan lahir sebuah pengakuan dan penghargaan terhadap ketentuan-ketentuan hukum yang kemudian
mendorong munculnya penghayatan terhadap ketentuan-ketentuan hukum yang kemudian mendorong
7
munculnya penghayatan terhadap ketentuan hukum tersebut. Apabila keberadaan hukum yang dihayati,
akhirnya akan muncul kesadaran hukum sehingga ketertiban dan kepastian hukum dalam kehidupan
bersama akan tercipta. Bila kesadaran ini tinggi maka ketaatannya juga begitu, begitupula sebaliknya.
Ada 2 hal yang merupakan unsure karakteristik dari hukum yaitu:
a. Adanya unsur perintah atau larangan
b. Perintah atau larangan tersebut harus dipatuhi oleh setiap orang.
Di dalam berbagai literature akan ditemukan berbagai pengertian hukum karena masing-masing
ahli hukum membuat definisi sesuai dengan sudut pandang masing-masing sehingga tidak akan
ditemukan sebuah definisi tunggal tentang hukum. Beberapa definisi hukum diantaranya sebagai
berikut:
a. Hukum sebagai ilmu pengetahuan yaitu sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis
atas dasar kekuatan pemikiran.
b. Hukum sebagai disiplin ilmu yaitu sistem ajaran tentang kenyataan atau gejala-gejala yang
dihadapi.
c. Hukum sebagai kaidah yaitu sebagai pedoman atau patokan sikap, tindakan atau perilaku
yang pantas atau diharapkan.
d. Hukum sebagai tata hukum yaitu struktur dan proses dan perangkat kaidah-kaidah hukum
yang berlaku pada suatu waktu dan tempat tertentu dalam bentuk tertulis.
e. Hukum sebagai petugas yaitu pribadi-pribadi yang merupakan kalangan yang berhubungan
erat dengan penegak hukum(law enforcement officer)
f. Hukum sebagai keputusan penguasa yaitu hasil proses diskresi yang menyangkut pengambilan
keputusan yang tidak secara langsung ditentukan melalui kekuatan hukum yang berlaku, tetapi
juga lebih didasarkan penilaian dari penguasa dalam menghadapi situasi dan kondisi yang
mendesak.
g. Hukum sebagai proses pemerintahan yaitu proses hubungan timbale balik antara unsureunsur pokok dari sistem kenegaraan.
h. Hukum sebagai sikap tindak atau perikelakuan yang ajeg (teratur) yang bertujuan untuk
mencapai kedamaian.
i. Hukum sebagai jalinan nilai-nilai yaitu jalinan dari proses konsepsi abstrak mengenai apa yang
dianggap baik dan buruk.
j. Hukum sebagai seni yaitu perwujudan rasa manusia sebagai refleksi keberadaannya dalam
pergaulan hidup bersama guna mencapai harmonisasi.
8
Beberapa sumber hukum formal yaitu:
a. Undang-undang (state) yaitu suatu peraturan Negara yang mempunyai kekuasaan hukum
yang mengikat, diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara.
b. Kebiasaan yaitu perbuatan manusia yang dilakukan secara berulang-ulang dalam hal yang
sama dan diterima dalam masyarakat. Tindakan yang berlawanan dianggap sebagai pelanggaran hukum
perasaan hukum.
c. Keputusan-keputusan hakim (yurispudensi) yaitu keputusan hakim terdahulu yang sering
dijadikan dasar bagi keputusan hakim kemudian mengenai masalah yang sama.
d. Traktat yaitu perjanjian antara dua orang atau lebih mengenai sesuatu hal, sehingga masingmasing pihak yang bersangkutan terikat dengan isi perjanjian tersebut.
e. Pendapat sarjana hukum yaitu pendapat para sarjana yang sering dikutip para hakim dalam
menyelesaikan suatu masalah.
Hukum menurut beberapa sudut pandang yaitu;
a. Menurut sumbernya yaitu:
1. Hukum Undang-undang yaitu hukum yang tercantum dalam perundang-undangan
2. Hukum kebiasaan yaitu hukum yang terletak pada kebiasaan/adat
3. Hukum traktat yaitu hukum yang ditetapkan oleh Negara-negara dalam suatu
perjanjian antar Negara.
4. Hukum yurisprudensi yang terbentuk karena keputusan hakim
b. Menurut bentuknya yaitu:
· Hukum tertulis yang dikodifikasi dan yang tidak dikodifikasikan. Dikodifikasi artinya
setelah dibukukan jenisnya menurut kitab undang-undang secara sistematis dan
lengkap.
· Hukum tak tertulis yaitu bersifat tidak mengikat dan berlaku dalam masyarakat dan
mendapat sanksi langsung berupa cemoohan, cacian atau pengucilan.
c. Menurut tempat berlakunya yaitu:
· Hukum nasional yaitu hukum dalam suatu Negara
· Hukum internasional yaitu hukum yang mengatur hubungan internasional
· Hukum asing yaitu hukum dalam Negara asing
9
d. Menurut waktu berlakunya yaitu:
· Ius Constitutum (hukum positif) yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu
· Ius Constituendum yaitu hukum yang diharapkan akan berlaku di waktu yang akan
datang.
· Hukum Asasi (hukum alam) yaitu hukum yang berlaku dalam segala bangsa di dunia.
e. Menurut sifatnya yaitu:
· Hukum yang memaksa yaitu hukum yang dalam keadaan bagaomana harus mempunyai
putusan mutlak
· Hukum yang mengatur (pelengkap) yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila
pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam perjanjian.
Di Indonesia, hukum dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Hukum Publik ( hukum umum) yaitu hukum yang mengatur kepentingan-kepentingan dan
pertentangan-pertentangan kepentingan yang bersifat umum. Hukum ini terdiri dari:
· Hukum Tata Negara yaitu hukum yang mengatur bentuk Negara dan organisasi
pemerintahannya.
· Hukum pidana yaitu hukum yang mengatur hal-hal yang dapat dihukum dan hukumhukum yang bertalian dengan itu.
· Hukum acara pidana yaitu hukum yang mengatur cara-cara melaksanakan hukum
pidana
· Hukum internasional yaitu hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang timbul
karena perhubungan antar Negara.
2. Hukum Sipil (hukum privat) yaitu hukum yang mengatur kepentingan-kepentingan dan
pertentangan-pertentangan kepentingan yang bersifat pribadi. Hukum ini terdiri dari:
· Hukum perdata yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang-orang satu
dengan lainnya tentang hak dan kewajiban mereka masing-masing dan terhadap suatu
benda.
· Hukum Acara Perdata yaitu hukum yang mengatur cara-cara melaksanakan hukum
perdata.
· Hukum Dagang yaitu hukum yang mengatur tentang hal-hal yang bersangkutan dengan
perdagangan, perusahaan perekonomian dan sebagainya.
10
2.4 Hubungan Hukum dengan Moral
Hukum memiliki hubungan erat dengan moral karena sebuah hukum memerlukan moral .hukum
tidak akan berarti apa-apa bila tidak disertai moralitas sehingga kualitas sebuah hukum sebagian besar
ditentukan oleh mutu moralnya .sebaliknya moral juga membutuhkan hukum karena moral akan berada
diawang-awang bila tidak diungkapkan dalam masyarakat secara ekplisit dalam bentuk hukum .oleh
karena itu hukum bisa meningkatkan dampak sosial dari moralitas. Sebagai contoh , menghormati orang
lain merupakan prinsip moral yang penting.prinsip menghormati orang lain berlaku pada semua hal yang
berkaitan perilaku manusia misalnya ,tidak boleh membkua dompet orang lai tanpa izin,tidak boleh
melanggar hak orang lain ,tidak boleh menjiplak karya orang lain dan sebagainya. Hal-hal diatas berlaku
karena alasan moral sehingga akan berlaku karena alasan moral sehingga akan berlaku kapanpun
walaupun tidak ada dasar hukum yang tertulis. Namun agar prinsip moral ini tertanaam kuat dalam
masyrakat maka diperlukan perangkat hukum misalnya tentang larangan melanggar hak cipta. Jadi
hukum berfungsi untuk memperkuat moral.
Tidak semua moral harus diterjemahkan dalam bentuk hukum karena hukum juga membatasi
harus membatasi diri dengan mengatur hubungan-hubungan antar manusia yang relevan. Bahkan tidak
selalu antara moral dan hukum saling berkaitan karena ada kemungkinan sebuah hukum yang belaku
(hukum positiv) bertentangan dengan moral sehingga harus ditolak. Misalnya, di negara afrika selatan
pernah menerapkan hukum untuk membedakan warna kulit (apartheid) . dipandang dari sisi
hukum,poltik apartheid tidak bermasalah karena dijalankan dengan baik dan tidak sewenag-wenang,
tetapi dari sudut moral, membeda-bedakan manusia berdasarkan warna kulit adalah melanggar hak
asasi manusia yang telah menjadi prinsip hukum yang fundamental yang tertuang dalam dokumen hak
azazi manusia yang universal yang telah ditanda tangani oleh ratusan negara di dunia ini. Oleh karena itu
sistem hukum yang berlaku di Afrika selatan sering diprotes oleh banyak negara untuk dihapuskan
karena mencerminkan ketidakadilan bagi manusia . kejadian memprotes keberadaan undang-undang
karena tidak sesuai dengan prinsip moral sudah sering terjadi . di indonesia, misalnya tentang adanya
wacana untuk memberikan jaminan hukum tenteng aborsi yang aman banyak mendapat tantangan dari
masyarakat karena persoalan moral dan agama.
Ada beberapa perbedaan antara hukum dan moral yaitu:
a. Hukum cenderung dieksplisitkan kedalam bentuk tulisan dan dijabarkan sangsinya bagi
pelanggar hukum sehingga bersifat objektif. Moral tidak dituangkan dalam bentuk tulisan sehingga
unsur-unsur subjektif sangat berperan.
b. Hukum hanya membatasi pada tingkah laku yang bersifat lahiriah sedangkan moral mencakup
perilaku lahiriah dan batiniah seseorang.
c. Sangsi hukum berbeda dengan sangsi moral. Sangsi hukum dapat dipaksakan sementara
sangsi moral tidak dapat dipaksakan. Sangsi moral berkaitan dengan hati nurani yang tidak tenang, malu,
merasa tercemar nama baiknya atau merasa berdosa .
11
d. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat /negara. Negara berfungsi mensyahkan
keberadaaan hukum sementara hukum moral didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi dari
individu dan masyarakat. Masyarakat dapat mengubah hukum tetapi tidak akan pernah bisa mengubah
atau membatalkan suatu norma moral. Masalah moral tidak dapat diputuskan dengan suara terbanyak
dan individu serta masyarakat harus mematuhi norma moral. Moral menilai hukum bukan sebaliknya.
Misalnya, hukum bisa melarang dan mengijikan berjudi tetapi perjudian itu sendiri tidak menjadi
sesuatu yang buruk atau yang baik.
Ada 10 aspek yan perlu diketahui dan dipahami yamg berkaitan dengan hukum agar hukum
dapat ditegakkan :
a. Jangan mengidentifikasikan hukum dengan kebenaran keadilan
b. Hukum tidak dengan sendirinya harus adil dan benar
c. Hukum tetap mengabdi untuk menjamin kegiatan sistem dan bentuk pemerintahan
d. Meskipun mengandung unsur keadilan atau kebaikan , hukum tidak selamanya disambut dengan
tangan terbuka.
e. Hukum dapat diidentifikasi dengan kekuatan atas kekuasaan
f. Macam-macam hukum terlalu dipukul rata
g. Jangan apriori bahwa hukum adat lebih baik dari hukum tertulis
h. Jangan mencampuradukkan substansi hukum dengan cara atau proses sampai terbentuk dan
diundangkannya hukum
i. Jangan mencampurkan adukkan “law in activist”dengan”law in books” dari penegak hukum
j. Jangan menganggap sama antara sepak terjang penegak hukum dengan hukum itu sendiri
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling menunjang.
Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan dengan ikhlas mengenai
nilai, moral dan hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni kehidupan.
3.2 Saran
Penegakan hukum harus memperhatikan keselarasan antara keadilan dan kepastian hukum.
Karena, tujuan hukum antara lain adalah untuk menjamin terciptanya keadilan (justice), kepastian
hukum (certainty of law), dan kesebandingan hukum (equality before the law).
Penegakan hukum-pun harus dilakukan dalam proporsi yang baik dengan penegakan hak asasi manusia.
Dalam arti, jangan lagi ada penegakan hukum yang bersifat diskriminatif, menyuguhkan kekerasan dan
tidak sensitif jender. Penegakan hukum jangan dipertentangkan dengan penegakan HAM. Karena,
sesungguhnya keduanya dapat berjalan seiring ketika para penegak hukum memahami betul hak-hak
warga negara dalam konteks hubungan antara negara hukum dengan masyarakat sipil.
13
DAFTAR PUSTAKA
Yulia Djahir,dkk. 2010. Buku Ajar MPK Ilmu Sosial Budaya Dasar. Indralaya:UNSRI
http://sadidadalila.wordpress.com/
http://wijayapoenya.blogspot.com/
14
Download