Uploaded by Sabila Mauliddina

Pengertian kesehatan reproduksi menurut WHO adalah keadaan kesejahteraan fisik

advertisement
Pengertian kesehatan reproduksi menurut WHO adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial
secara lengkap dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang
berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesnya.
Pengertian sehat di sini tidak selalu berarti bebas penyakit atau bebas dari kecatatan, namun juga sehat
secara mental serta sosiokultural. Masyarakat perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki
informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya.
Masalah yang banyak muncul dimasyarakat saat ini adalah narkoba. Narkoba merupakan singkatan dari
narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Makin meningkatnya tingkat pengguna narkoba dimasyarakat saat ini memang menjadi masalah yang
sulit dipecahkan. Dampak yang ditimbulkan dari narkoba sangat membahayakan bagi kesehatan.
Meskipun banyak orang yang telah mengetahui akibat buruk dari narkoba namun sebagian besar masih
tetap saja mengkonsumsinya.
Secara teori, narkoba akan menyebabkan sel-sel sperma ataupun sel-sel telur “cedera” sehingga
pembuahan menjadi tidak sempurna, akibatnya bayi yang lahir akan cacat. Bagi ibu hamil, narkoba akan
memberikan efek bagi janin sehingga pertumbuhannya tidak sempurna. Kenyataan medis menyatakan
bahwa narkoba tidak dapat meningkatkan fungsi seksual namun justru menimbulkan akibat buruk
terhadap fungsi seksual dan organ tubuh yang lain, selain tentunya kematian.
Bagaimana dengan fakta yang ditemukan di lapangan? Para pecandu narkoba umumnya aktif secara
seksual, baik laki-laki maupun perempuan, baik dilakukan secara sadar maupun tidak sadar.
Penggunaan narkoba membuat mereka tidak berpikir panjang akan akibat dari hubungan seksual yang
mereka lakukan. Namun demikian, walaupun aktif secara seksual bukan berarti mereka mempunyai
informasi akurat mengenai aspek seksualitas dan kesehatan reproduksi, karena pada umumnya
pengetahuan mereka mengenai hal itu sangatlah terbatas. Jangankan aspek pencegahan kehamilan
atau tertular infeksi menular seksual (IMS) yang dapat dicegah dengan menggunakan kondom, aspek
yang sangat sederhanapun tentang akibat dari hubungan seks yang tidak aman dapat menyebabkan
kehamilan dan IMS-HIV/AIDS saja tidak mereka ketahui sebelumnya.
Akibatnya, dalam sebuah studi ditemukan bahwa dari perempuan penyalah guna narkoba yang sudah
aktif seksual, 40% di antaranya sudah pernah mengalami aborsi dan 80% dari mereka sudah pernah
mengalami IMS, termasuk HIV/AIDS.
Masalah kesehatan reproduksi pada wanita pecandu mencakup beberapa area, antara lain :
1. Masalah reproduksi
Kesehatan, morbiditas (gangguan kesehatan) dan kematian perempuan yang berkaitan dengan
kehamilan dan narkoba. Termasuk di dalamnya juga masalah gizi dan anemia di kalangan perempuan,
penyebab serta komplikasi dari kehamilan perempuan penyalah guna narkoba, masalah kemandulan dan
ketidaksuburan akibat penggunaan narkoba. Pelayanan kesehatan pada perempuan pecandu yang
terinfeksi HIV, IMS atau penyakit menular lainnya.
2. Masalah kekerasan perempuan penyalah guna narkoba.
Kencenderungan adanya kekerasan secara sengaja kepada perempuan, perkosaan, serta dampaknya
terhadap korban. Norma sosial mengenai kekerasan dalam rumah tangga, serta mengenai berbagai
tindak kekerasan terhadap perempuan. Sikap masyarakat mengenai kekerasan perkosaan dan langkahlangkah untuk mengatasi hal tersebut.
3. Masalah penularan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual
Penyakit menular seksual seperti sifilis, gonorrhea, herpes kelamin, clamidia dan lainnya. Penyakit
HIV/AIDS yang jadi momok dikalangan perempuan pecandu. Selain itu dampak psikologi dan sosial
akibat penularan penyakit tersebut perlu ditangani dengan baik dan menyeluruh.
Lalu apa yang harus kita lakukan agar terhindar dari bahaya narkoba? Beberapa diantaranya adalah
memiliki prinsip hidup sehat, memperkuat keimanan dengan rajin beribadah, memilih lingkungan
pergaulan yang sehat, komunikasi yang baik kepada kedua orang tua atau orang-orang terdekat. Salah
satu yang paling penting adalah menghindari pintu masuk narkoba yaitu rokok.
Hubungan komunikasi yang baik antara anak dengan orang tuanya tentu akan memudahkan dalam
memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh anak. Selain untuk mencegah anak menyalahgunakan
narkoba, orang tua juga berperan sebagai pemantau dan pendeteksi dini terhadap perilaku anak
Download