Uploaded by Tri Mulyo

TUGAS AKHIR M3 Makalah Teori Belajar dan Pembelajaran - HADI ISMAIL - JAKARTA

advertisement
Makalah Teori Belajar dan Pembelajaran
Pengorganisasian
Informasi/Pengetahuan
dalam Ingatan Manusia
Oleh :
Nama Peserta
: Hadi Ismail
Nomor Peserta : 18016452310224
BAB I
PENDAHULUAN
Pengolahan
informasi
mengandung
pengertian
tentang
bagaimana
individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan. Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah
psikologi kognitif. Psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang
mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori belajar dan teori
pengolahan informasi adalah pada derajat penekanan pada soal belajar.
Teori pengolahan informasi tidak memperlukan belajar sebagai titik pusat penelitian
yang utama. Belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang diselidiki dan antara
kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif tetap tidak jelas (Anderson,
1980). Namun, demikian, penelitian pengolahan informasi memberikan sumbangan atas
pengertian proses belajar.
Page |1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pengolahan Informasi
Informasi terus memasuki pikiran kita melalui indera kita. Sebagian ada yang di simpan
dalam ingatan kita dalam waktu yang singkat dan kemudian di lupakan. Riset tentang memori
telah membantu pakar teori pembelajaran menjelaskan proses yang menyebabkan informasi
diingat (atau dilupakan). Proses ini, yang biasanya disebut model pengolahan informasi
Atkinson & Shiffrin. Ada tiga komponen utama memori ialah : Rekaman indera, memori kerja
atau jangka pendek, dan memori jangka panjang.
Rekaman indera adalah memori yang sangat pendek yang terkait dengan indera.
Informasi yang diterima indera tetapi tidak diberi perhatian akan terlupakan dengan cepat.
Begitu diterima, informasi diolah oleh pikiran sesuai dengan pengalaman dan keadaan mental
kita. Kegiatan ini disebut persepsi. Rekaman indera menerima informasi dalam jumlah besar
dan masing-masingindera (penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, rasa) dan
menahannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari beberapa detik. Jika tidak ada
yang terjadi pada informasi yang di tahan dalam rekaman indera ,informasi tersebut hilang
dengan cepat. Informasi yang diterima indera tetapi tidak diberi perhatian akan terlupakan
dengan cepat.
Begitu diterima, informasi diolah oleh pikiran sesuai dengan pengalaman dan keadaan
mental kita. Kegiatan ini disebut persepsi. Persepsi mengenai rangsangan bukanlah
sesederhana penerimaan rangsangan, sebaliknya hal itu melibatkan penafsiran pikiran dan
di pengaruhi oleh keadaan pikiran kita, pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan
faktor lain.
Memori kerja atau jangka pendek adalah sistem penyimpanan yang menampung lima
hingga sembilan potongan informasi setiap saat. Informasi masuk ke memori kerja dari
rekaman indera maupun memori jangka panjang. Pengulangan adalah proses pemanggilan
kembali informasi untuk menempatkannya ke dalam memori kerja. Memori jangka panjang
adalah bagian sistem memori dimana sejumlah besar informasi disimpan dalam kurun waktu
yang tidak terhingga. Teori pembelajaran kognitif menekankan pentingnya membantu siswa
menghubungkan informasi yang sedang dipelajari dengan informasi yang ada dalam memori
jangka panjang.
Ketiga bagian memori jangka panjang adalah rekaman episodik, yang menyimpan
ingatan kita tentang pengalaman pribadi; memori semantik, yang menyimpan fakta dan
Page |2
pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu. Skemata adalah jaringan gagasan-gagasan
yang terkait untuk menuntut pemahaman dan tindakan kita. Informasi yang masuk dengan
tepat di dalam skema yang terbentuk dengan baik lebih mudah dipelajari daripada informasi
yang tidak dapat begitu diakomodasi.
Faktor yang meningkatkan memori jangka panjang, beberapa faktor berperan dalam
ingatan jangka panjang. Tidak mengherankan, salah satu ialah sejauh mana siswa
mempelajari bahan sejak awal (Bahrick & Hall, 1991). Menarik dicatat bahwa dampak
kemampuan pada ingatan tidak jelas (Semb & Ellis, 1994). Siswa yang berkemampuan yang
lebih tinggi mempunyai nilai yang lebih baik pada akhir pelajaran tetapi sering melupakan
yang telah mereka pelajari dengan persentase yang sama dengan siswa yang
berkemampuan lebih rendah.
B. Penyebab Orang Ingat atau Lupa
Teori gangguan membantu menjelaskan mengapa orang lupa. Teori tersebut
berpendapat bahwa siswa dapat melupakan informasi ketika bercampur dengan atau
disingkirkan dengan informasi lain. Teori gangguan menyatakan bahwa dua hal menyebabkan
kelupaan: hambatan retroaktif, ketika pembelajaran tugas kedua menyebabkan seseorang
melupakan sesuatu yangtelah dipelajari sebelumnya, dan hambatan proaktif, ketika
pembelajaran sesuatu mengganggu ingatan terhadap hal-hal yang dipelajari sesudahnya.
Dampak keperdanaan dan keterkinian menyatakan bahwa orang paling mampu mengingat
informasi yang disajikan paling lebih awal dan paling akhir dari suatu rangkaian.
Otomatisasi diperoleh dengan melatih informasi atau kemampuan jauh melebihi
jumlah yang dibutuhkan untuk menempatkannya ke dalam memori jangka panjang sehingga
penggunaan kemampuan seperti itu hanya memerlukan upaya sedikit atau tanpa upaya
mental. Latihan memperkuat hubungan informasi yang baru dipelajari di dalam memori.
Latihan terdistribusi, yang melibatkan pelatihan bagian-bagian tugas dalam pemeranan juga
membantu siswa mengingat informasi.
C. Cara Mengajarkan Strategi Memori
Guru dapat membantu siswa mengingat fakta dengan menyajikan pelajaran secara
terorganisasi dan dengan mengajarkan siswa menggunakan strategi memori yang disebut
mnemonik. Tiga jenis pembelajaran verbal adalah pembelajaran kaitan- berpasangan adalah
belajar menjawab satu anggota pasangan katika diberi anggota lain.
Siswa dapat meningkatkan pembelajaran mereka tentang kaitan-berpasangan
dengan menggunakan teknik penggambaran seperti metode kata kunci. Pembelajaran serial
adalah pengingatan kembali daftar hal-hal berdasar urutan tertentu. Pembelajaran ingatan
Page |3
bebas adalah pengingatan kembali daftar hal-hal berdasar urutan sembarangan. Strategi
yang membantu adalah metode lokasi, metode kata Patokan, sajak, dan strategi huruf
pertama.
D. Faktor yang Membuat Informasi Bermakna
Ada beberapa faktor
yang membuat sebuah informasi bermakna. Terutama kita
sebagai guru, harus melakukan tugas terpenting, diantaranya; membuat informasi bermakna
bagi siswa dengan menyajikan secara jelas dan terorganisir; dengan menghubungkannya ke
informasi yang sudah ada dalam pikiran siswa; dan dengan memastikan siswa sudah benarbenar memahami konsep yang diajarkan dan dapat menerapkan ke situasi baru.
Pembelajaran hafalan versus bermakna, pembelajaran hafalan (rote learning) merujuk pada
pengingatan fakta atau hubungan yang pada dasarnya adalah sembarangan.
Sedangkan, pembelajaran bermakna merupakan pengelolaan informasi baru ke
dalam pikiran yang terkait dengan pengetahuan yang dipelajari sebelumnya. Teori skema,
teori yang menyatakan bahwa informasi disimpan kedalam memori jangka panjang didalam
skemata (jaringan fakta-fakta dan konsep-konsep yang saling terkait), yang memberikan
struktur untuk memahami informasi baru.
E. Strategi Studi untuk Membantu Siswa Belajar
Riset tentang strategi studi atau strategi belajar yang efektif paling hanya
membingungkan. Hanya segelintir bentuk bentuk belajar terbukti senantiasa efektif dan lebih
sedikit masih belum pernah efektif. Riset tentang strategi studi yang paling umum diringkaskan
kedalam bagian-bagian berikut : Membuat catatan, menggarisbawahi dengan terarah dan
selektif, merangkum, menulis untuk belajar, membuat garis besar, dan memetakan dapat
dengan efektif meningkatkan pembelajaran. Metode PQ4R adalah contoh strategi yang
terfokus pada pengorganisasian informasi yang bermakna.
F. Cara Strategi Pengajaran Kognitif Membantu Siswa Belajar
Membuat
pembelajaran
relevan
dan
mengaktifkan
pengetahuan
terdahulu,
Organisator awal membantu siswa mengolah informasi baru dengan mengaktifkan
pengetahuan latar belakang. Analogi, elaborasi informasi, skema organisasi, teknik bertanya,
dan model konseptual adalah contoh lain strategi pengajaran yang didasarkan pada teori
pembelajaran kognitif.
Mengorganisasi Informasi, ada banyak cara pengorganisasian informasi dimana guru
juga dapat bertindak langsung dalam hal tersebut. Guru juga dapat membantu siswa
memahami topic yang rumit dengan menggunakan beberapa tekhnik atau model,
Page |4
diantaranya; Menggunakan teknik bertanya dan menggunakan model konseptual (diagram
yang memperihatkan bagaimana unsur-unsur proses berkaitan satu sama lain).
TEORI PENGOLAHAN INFORMASI
Penelitian pengolahan informasi menitik beratkan usahanya pada pelacakan dan
pemberian urutan operasi pikiran dan hasilnya, yang berupa informasi dalam pelaksanaan
tugas kognitif tertentu ( Anderson, 1980, hlm.13). Istilah “pengolahan Informasi” mengandung
pengertian adanya pandangan tertentu kearah studi individu. Pusat perhatiannya adalah cara
bagaimana orang mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi
yang diterima setiap hari dari lingkungan sekeliling.
Teori pengolahan informasi berbeda dengan teori belajar yang khas dalam tiga hal :
1) Tidak bercirikan karya satu orang teoritikus saja atau suatu rancangan penelitian tertentu.
2) Adanya perpecahan pandangan filosofis dalam bidang kognitif.
3) Derajat penekanannya pada soal belajar.
Teori pengolahan informasi memberikan persepektif baru dalam pengelolaan
pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif. Terutama dalam hal proses
kognitif dalam pembelajaran, meliputi :
1. Mengajarkan pemecahan masalah
2. Konteks sosial untuk belajar.
Mengembangkan
rencana
pembelajaran
di
kelas.
Arti
penting
rancangan
pembelajaran dalam pengolahan informasi ialah bahwa makna logis pengetahuan itu diubah
menjadi makna psikologi. Makna logis ialah hubungan antara lambang, konsep, dan aturan
mengenai bidang ajaran. Makna psikologis ialah hubungan antara lambang, konsep, dan
aturan dengan struktur kognitif siswa. Berikut ini adalah strategi pembelajaran di kelas yang
dapat dikembangkan sesuai dengan teori ini :
Pemahaman Pengetahuan
Langkah 1 : Menyusun pengisayaratan guna membimbing peneriman peserta didik yang baru.
1. Pertayaan informal apa yang akan disampaikan pada struktur kognitif yang ada pada
peserta didik.
2. Apakah pelajaran mempunyai tujuan yang dirumuskan secara luas atau pertanyaan
tentang maksud yang dapat mengarahkan perhatian pserta didik.
3. Bagaimana penegtahuan atau keterampilan yang baru akan dapat meningkatkan atau
menambah pengetahuan yang sekarang pada peserta didik.
Page |5
Langkah 2 : Memilih atau mengembangkan dukungan konseptual yang akan memperlancar
pengkodean informasi.
1. Informasi apa yang harus dimasukan dalam organiser muka sehingga dapat
menghubungkan pengetahuan siswa dengan pokok bahasan yang baru.
2. Konsep, episode apa saja yang sudah didapat peserta didik yang dapat dipakai untuk
menjelaskan istilah, definisi, atau konsep baru.
3. Adakah pertanyaan pembantu di dalam buku pelajaran yang dapat dipakai sebagai dasar
untuk gladi sekunder.
4. Apakah pokok-pokok logis dalam pembelajaran yang harus diikuti peserta didik dalam
gladi sekunder (yaitu, elaborasi, visual dan atau verval) Apa beberapa contoh citra
asosiatif da sandi verbal yang dapat diberikan kepada para peserta didik.
Langkah 3 : Membuat pengisyaratan yang aka membantu retrival informasi yang telah
dipelajari. Meliputi :
1. Apakah beberapa perbandingan dengan konsep, istilah atau gagasan yang berkaitan
yang dapat dilakukan. Misalnya, jika konsepnya ialah morfem itu bisa dikontraskan
dengan fonem dan dibandingkan dengan istilah kata.
2. Pertanyaan inferensi apa dapat digunakan untuk mengakhiri pelaang baru dalam
pembelajaran.
Pemecahan masalah
Langkah-langkah berikut disarankan dalam merencanakan pembelajaran untuk tujuan
keterampilan pemecahan masalah, yaitu :
Langkah 1 : Menganalisa sifat masalah, terdiri dari :
1. Masalah itu menuntut proses apa ? (pengaturan, transformasi, induksi, analisa sejarah
dan sebagainya)
2. Apa saja hal-hal yang diketahui dalam masalah dan kendala-kendala yang ada pada
pemecahan masalah itu.
3. Dalam mengembangkan siasat pemecahan masalah secara optimum, langkah-langkah
apa yang diperlukan ?
Langkah 2 : Menganalisa tingkah laku pemecaha masalah yang baru dalam pembelajran.
1. Pada unsur maslah mana pemecahan masalah yang belajar lazimnya perhatian
dipusatkan,
bagaimana
unsur–unsur
yang
berbeda
dapat
diperhatikan
untuk
memecahkan masalah.
2. Unsur-unsur yang apa saja yang biasanya diabaikan dalam pemecaha masalah.
3. Siasat umum apa yag secara khas dijalankan masalah yang baru yang tidak produktif
Page |6
Langkah 3 : Menyajikan masalah pada peserta didik dan melaksanakan langkah-langkah
yang sesuai untuk membantu peserta didik melalui proses pemecahan masalah. yaitu :
1. Membantu siswa mengenali masalah. Kendala-kendala apa saja yang beasal masalah
tersebut.
2. Membantu siswa dalam merumuskan sub tujuan, membuat analisa sejarah, dan strategi
yang cocok untuk mengatasi masalah itu.
3. Dorong peserta didik untuk mengutarakan secara lisantujuan masalah dan strategi
pemecahan masalah sebelum memulai mengambil langkah. Jika masalah bersifat fisik ,
dorong siswa untuk memvisualisaikan masalah itu.
4. Memberikan pengarahan kembali jika perlu.
TEORI PENGOLAH INFORMASI DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
A. Sistem Memori Manusia
Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata hanya
tempat penyimpan informasi dalam waktu yang lama. Jadi, memori adalah koleksi potonganpotongan kecil informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling berkaitan. Mulai tahun 1960-an
memori manusia dipandang sebagai suatu struktur yang rumit untuk mengolah dan
mengorganisasi semua pengetahuan (Naisser, 1967).
Memori merupakan suatu organisasi dan bukan merupakan gudang yang pasif, tetapi
merupakan suatu yang aktif memiliki data penginderaan mana yang akan diolahnya,
mengubah data menjadi informasi yang bermakna dan menyimpan informasi itu untuk
digunakan di waktu kemudian. Memori merupakan suatu system yang rumit degnan banyak
tahapannya dan saling berinteraksi.
B. Komponen Belajar
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar ada tiga tahapan yaitu sebagai
berikut :
1. Perhatian ke Stimulus
Pengolahan system informasi dalam memori manusia di awali ketika isyarat fisik diterima
pencatat sensor melalui indera (Visual, audio, maupun kenestetik). Isyarat fisik ini,
disimpan sebentar untuk diolah dalam system memori.
Page |7
2. Mengkode Stimulus
Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih lanjut atau tidak
sampai memori jangka panjang sebagai memori inaktif, maka diperlukan pengolahan lebih
lanjut. Proses inilah yang disebut dengan pengkodean yaitu mengubah stimulus sehingga
dapat disimpan sehingga pada waktu lain dapat di munculkan kembali dengan mudah.
3. Penyimpanan dan Retrival
Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna disimpan dalam memori
jangka panjang untuk dapat diingat sewaktu-waktu diperlukan. Untuk proses ini, sangat
bergantung pada bagaimana informasi itu disimpan dan bagaimana hubungan informasi
itu dengan informasi sebelumnya dari memori jangka panjang.
Page |8
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah di atas, maka dapat kami simpulkan bahwa pengolahan
informasi
mengandung
pengertian
tentang
bagaimana
individu
mempersepsi,
mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari
lingkungan yang bersangkutan karena itulah teori ini akan membantu kita untuk memahami
proses belajar yang terjadi dalam diri peserta didik mengerti kondisi dan faktor yang
mempengaruhinya dan megetahui hal-hal yang dapat menghambat serta memperlancar
belajar peserta didik, sehingga dengan pengetahuan itu seorang guru akan lebih bijaksana
dan tepat.
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi
kognitif. Psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur
cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori belajar dan teori pengolahan
informasi adalah pada derajat penekanan pada soal belajar.
Page |9
Download