SEMINAR ON FINANCIAL ACCOUNTING MID-TERM EXAMINATION Nama : Ihsan Nasihin NPM : 120620180006 PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJAJARAN 2018 Jawaban 1. PSAK 30 mengatur persyaratan akuntansi untuk lessee dan lessor a. 2 jenis sewa menurut PSAK 30 1. Sewa operasi adalah sewa selain sewa pembiayaan serta jika sewa tidak mengalihkan secara subtansial seluruh resiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan asset. 2. Sewa pembiayaan adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan atau dapat juga tidak dialihkan. 3. Sewa yang tidak dapat dibatalkan adalah sewa yang hanya dapat dibatalkan : a) dengan terjadinya kondisi kontinjensi yang kemungkinan terjadinya sangat kecil b) dengan persetujuan lessor c) jika lessee mengadakan perjanjian sewa baru atas aset yang sama atau setara dengan lessor yang sama d) dengan pembayaran tambahan yang signifikan oleh lessee sehingga secara ekonomik dapat dipastikan, pada awal sewa, tidak akan ada pembatalan. b. Perbedaan kedua jenis sewa Sewa dalam laporan keuangan lesse Sewa Pembiayaan Sewa Operasi Pengakuan Awal Pada awal masa sewa, lessee mengakul sewa pembiayaan sebagal aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini tersebut lebih rendah daripada nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal masa sewa. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika tidak, digunakan suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal dari lessee ditambahkan dalam jumlah yang diakui sebagai aset. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna Transaksi dan kejadian Iain dicatat Dalam sewa operasi, pembayaran dan disajikan sesuai dengan substansi sewa (tidak termasuk biaya untuk jasa dan realitas keuangannya, dan tidak seperti biaya asuransi dan selalu mengikuti bentuk hukumnya. pemeliharaan) diakui sebagai beban Meskipun bentuk hukum perjanjian dengan dasar garis Iurus, kecuali sewa menyatakan bahwa lessee tidak terdapat dasar sistematis lain yang memperoleh hak secara hukum atas lebih mencerminkan pola waktu dari aset sewaan, tetapi dalam hal sewa manfaat yang dinikmati pengguna pembiayaan, secara substansi dan walaupun pembayaran dilakukan tidak realitas keuangan lessee memperoleh atas dasar tersebut. manfaat ekonomik dari pengunaan aset sewaan tersebut selarna sebagian besar umur ekonomiknya. Sebagai konsekuensinya lessee menanggung kewajiban untuk membayar hak tersebut sejumlah, pada awal sewa, yang mendekati nilai wajar dari aset dan beban keuangan terkait. Pengungkapan Sebagai tambahan pengungkapan untuk memenuhi ketentuan PSAK 60: Instrumen Keuangan : Pengungkapan, lessee juga mengungkapkan hal berikut untuk sewa pembiayaan: 1) jumlah tercatat neto untuk setiap kelompok aset pada tanggal pelaporan 2) rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum masa depan pada akhir periode pelaporan dan nilai kininya. Selain itu, entitas mengungkapkan total pembayaran sewa minimum masa depan pada akhir periode pelaporan, dan nilai kininya untuk setiap periode berikut: a) sampai dengan satu tahun b) lebih dari satu tahun sampai lima tahun c) lebih dari lima tahun. 3) rental kontinjen yang diakui sebagai beban pada periode 4) total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewalanjut masa depan dari kontrak sewa-lanjut yang tidak dapat dibatalkan pada akhir periode pelaporan. 5) penjelasan umum isi pengaturan sewa yang material yang meliputi, tetapi tidak terbatas pada, hal berikut: a) dasar penentuan utang rental kontinjen b) keberadaan dan persyaratan dari opsi pembaruan atau pembelian dan klausul eskalasi. c) pembatasan yang ditetapkan dalam pengaturan sewa, seperti pembatasan dividen, Sebagai tambahan pengungkapan untuk memenuhi ketentuan PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan, lessee juga mengungkapkan hal berikut untuk sewa operasi: 1) total pembayaran sewa minimum masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut: a) sampai dengan satu tahun. b) lebih dari satu tahun sampai lima tahun. c) lebih dari lima tahun. 2) total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewalanjut masa depan dari kontrak sewa-lanjut yang tidak dapat dibatalkan pada akhir periode pelaporan. 3) pembayaran sewa dan sewalanjut yang diakui sebagai beban pada periode, dengan pengungkapan terpisah untuk jumlah pembayaran minimum sewa, rental koritinjen, dan pembayaran sewa-lanjut. 4) penjelasan umum pengaturan sewa lessee yang signifikan, yang meliputi, tetapi tidak terbatas pada: a) dasar penentuan utang rental kontinjen. b) keberadaan dan persyaratan dari opsi pembaruan atau pembelian dan klausul eskalasi. c) pernbatasan yang ditetapkan dalam pengaturan sewa, seperti pembatasan dividen, tambahan utang, dan sewalanjut. tambahan utang, dan sewaIanjut. Persyaratan pengungkapan dalam PSAK 13: Properti Investasi, PSAK 16: Aset Tetap, PSAK 19: Aset Takberwujud, dan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset juga berlaku untuk lessee untuk aset yang disewa dalam sewa pembiayaan. Sewa dalam keuangan lessor Sewa Pembiayaan Sewa Operasi Pengakuan Awal Dalam sewa pemblayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan dalam laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto. Pada hakikatnya dalam sewa pembiayaan seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan hukum dialihkan oleh lessor kepada lessee, dan dengan demikian penerimaan piutang sewa diperlakukan oleh lessor sebagai pembayaran pokok dan pendapatan keuangan sebagai penggantian dan imbalan atas investasi dan jasanya. Lessor sering mengeluarkan biaya Iangsung awal yang meliputi antara lain komisi, biaya hukum, dan biaya internal yang bersifat tambahan dan dapat didistribusikan langsung pada proses negosiasi dan pengaturan sewa. Lessor menyajikan aset untuk sewa operasi dalam laporan posisi keuangan sesuai sifat aset tersebut. Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang kbih mencerminkan pola waktu yang mana penggunaan manfaat aset sewaan menurun. Biaya, termasuk penyusutan, yang terjadi untuk memperoleh pendapatan sewa diakui sebagai beban. Pendapatan sewa (tidak termasuk penerimaan dari penyediaan jasa seperti asuransi dan pemelihaxaan) diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa walaupun penerimaan sewa tidak menggunakan dasar tersebut, kecuali jika terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu yang mana penggunaan manfaat aset sewaan menurun. Biaya langsung awal tidak termasuk biaya umum seperti yang lazimnya dikeluarkan oleh tim penjualan dan pemasaran. Untuk sewa pembiayaan, selain yang melibatkan lessor pabrikan atau dealer, biaya langsung awal diperhitungkan sebagai bagian dari pengukuran awal piutang sewa pembiayaan dan mengurangi penghasilan yang diakui selama masa sewa. Suku bunga implisit dalam sewa ditentukan sedemikian rupa sehingga biaya langsung awal secara otomatis sudah termasuk dalam piutang sewa pembiayaan, sehingga tidak diperlukan penjumlahan yang terpisah. Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan dalam jumlah tercatat aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan konsisten dengan kebijakan penyusutan normal lessor untuk aset serupa, dan penyusutan tersebut dihitung sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset Tak berwujud. Entitas menentukan apakah aset sewaan mengalami penurunan nilai dengan menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset. Lessor pabrikan atau dealer tidak mengakui setiap laba penjualan dalam sewa operasi karena transaksi tersebut tidak setara dengan penjualan. Biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer yang terkait dengan negosiasi dan pengaturan sewa tidak termasuk biaya langsung awal. Dengan demikian, biaya tersebut tidak termasuk dalam investasi sewa neto dan diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui, untuk sewa pembiayaan umumnya diakui pada masa awal sewa. Pengungkapan Sebagai tambahan pengungkapan untuk memenuhi ketentuan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan, Iessor mengungkapkan hal berikut untuk sewa pemblayaan: 1) rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada akhir periode pelaporan. Di samping itu, Iessor mengungkapkan investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa Sebagai tambahan pengungkapan untuk memenuhi ketentuan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan, Iessor mengungkapkan hal berikut untuk sewa operasi: 1) jumlah gabungan pembayaran sewa minimum masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut: a) kurang dari satu tahun. b) lebih dari satu tahun sampai lima tahun. minimum pada akhir periode pelaporan, untuk setiap periode berikut: a) kurang dari satu tahun. b) lebih dari satu tahun sampai lima tahun. c) lebih dari lim a tahun. 2) pendapatan keuangan yang belum diterima. 3) nilai residu yang tidak dijamin yang diakui sebagai manfaat lessor. 4) akumulasi penyisihan piutang tidak tertagih atas pembayaran sewa minimum. 5) rental kontinjen yang diakui sebagai pendapatan dalam periode. 6) penjelasan umum isi pengaturan sewa lessor yang material. Sebagai suatu indikator pertumbuhan, hal yang sering juga bermanfaat untuk mengungkapkan investasi bruto dikurangi pendapatan yang belum diterima dalam bisnis baru yang ditambahkan selama periode, setelah dikurangi jumlah yang relevan dari pembatalan sewa. c) lebih dari Iima tahun. 2) total rental kontinjen yang diakui sebagai pendapatan dalam periode. 3) penjelasan umum isi pengaturan sewa lessor. Persyaratan pengungkapan dalam PSAK 13: Properti Investasi, PSAK 16: Aset Tetap, PSAK 19: Aset Takberwujud, dan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset juga berlaku bagi lessor untuk aset yang disewa dalam sewa operasi. c. Contoh ilustrasi dan jurnal Tanggal 1 April 2010 Andi melakukan transaksi finance lease sebuah Truk senilai Rp. 90.000.000, nilai residu aset diperkirakan sebesar Rp. 20.000.000 jangka waktu sewa selama 6 tahun dengan tingkat bunga sebesar 18 % per tahun. Umur ekonomis aktiva 8 tahun. Metode penyusutan garis lurus. Perhitungan : Nilai aktiva : Rp. 90.000.000 nilai sewa per bulan Rp. 90.000.000 / 72 bulan Jangka waktu sewa : 6 tahun =Rp 1.250.000 Tingkat bunga 12 % per tahun Bunga = Rp. 90.00.000 X 12/100 Umur ekonomis 8 tahun = Rp. 10.800.000 per tahun = Rp. 900.000 perbulan Penyusutan = _ HP-NR = Rp. 90.000.000-Rp.20.000.000 UE 72 bulan = Rp.973.000 1) Lessee 1 April 2010 Jurnal pada awal perjanjian : Aset lease Rp. 90.000.000 Utang lease Rp. 90.000.000 1 April 2010 Jurnal pada saat pembayaran sewa pertama Utang lease Rp. 1.250.000 Beban bunga Rp. (900.000) Kas bank Rp. 2.150.000 30 April 2010 Jurnal pada saat pengakuan penyusutan aset Beban Depresiasi Aset Lease Rp. 973.000 Akumulasi Depresiasi aset lease Rp. 973.000 2) Lessor 1 April 2010 Jurnal pada awal perjanjian Piutang sewa pembiayaan Rp. 90.000.000 Aset sewa pembiayaan Rp. 90.000.000 1 April 2010 Jurnal pada saat pembayaran sewa pertama Kas bank Rp. 2.150.000 Piutang Sewa pembiayaan Rp. 1.250.000 Pendapatan Bunga Sewa pembiayaan Rp 900.000 e. i. Laporan keuangan PT GIAA (PT Garuda Indonesia ii. Àkun sewa pembiayaan timbul ketika GRUP melakukan transaksi sewa pesawat yang dibiayai oleh Export Development Canada (EDC) untuk sewa pesawat CRJ1000 dengan masa sewa keseluruhan adalah 2012 -2014. Grup juga melakukan transaksi sewa perangkat keras dan lunak, peralatan GSE dan kendaraan. Pembayaran minimum sewa berdasarkan perjanjian sewa adalah sebagai berikut : iii. Transaksi ini di akui pada awal transaksi ketika pada tanggal 27 Juli 2012 perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan dari EDC terkait sewa pesawat CRJ1000 Next Generation sebesar plafon maksimal USD 135 juta yang berlaku sampai dengan 31 Desember 2014, Perusahaan telah menggunakan seluruh plafonnya. Pada awal transaksi dalam perjanjian terdapat dua tingkat bungan yang diaplikasikan untuk pinjaman ini : Bungan Tetap dan Bunga Mengambang. 1. Bunga tetap yang berlaku adalah semi-annual 6-yeats swap rate + Margin + Premium 2. Bunga mengambang yang berlaku adalah : 3-months Libor + Margin + Premium Akan tetapi perusahaan diminta terlebih dahulu untuk memberikan konfirmasi mengenai jenis tingkat bunga yang akan diaplikasikan pada saat pengiriman pesawat. Pada saat eksekusi pinjaman, tingkat suku bunga yang direalisasikan adalah : 1) Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PKGRA. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 5 Januari 2013. 2) Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PKGRC. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 30 Januari 2013. 3) Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PKGRE. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 9 Februari 2013. 4) Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PKGRM. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 25 September 2013. 5) Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PKGRN. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 29 November 2013. 6) Perusahaan memilih pembayaran bunga mengambang untuk pembiayaan atas PK-GRQ. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 20 September 2014. Iv. CALK pada laporan keuangan PT GIAA telah sesuai dengan PSAK 30 karena semua sewa pembiayaan yang dilakukan oleh PT GIAA dapat dinggunakan sesuai asset – asset tertentu untuk menjalankan operasional perusahaannya. f. Dampak PSAK 73 sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, dampak dari standar dan interpretasi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian tidak dapat diketahui diestimasi oleh manajemen. Standar ini menggantikan PSAK 30, dimana pembebanannya melalui depresiasi. DE PSAK 73 Sewa apabila diterapkan juga berpotensi meningkatkan liabilitas perusahaan sehingga rasio-rasio perusahaan dapat terlihat memburuk dan berpotensi melanggar covenant perusahaan. Garuda Indonesia misalnya mengakui bahwa liabilitas perusahaan akan meningkat 350% bila DE PSAK 73 diterapkan, sementara peningkatan aset hanya 300%. Mengapa hal tersebut terjadi? Karena Di PSAK 73, lessee (penyewa) diwajibkan untuk mencatat seluruh sewa, baik financial lease ataupun operational lease di laporan posisi keuangan lessee, yang akan merefleksikan hak lessee untuk memanfaatkan suatu aset selama masa manfaatnya. Di samping itu, lessee juga harus mengakui liabilitas untuk membayar sewa. Namun, PSAK 73 ini tidak wajib diterapkan pada masa sewa jangka pendek dan untuk aset yang bernilai rendah. Elemen kunci di PSAK 73 adalah mengganti konsep "risk and reward" dengan hak untuk memanfaatkan. Sehingga lessee harus mencatat aset dan liabilitas pada saat awal masa sewa. g. Dalam paragraf ISAK 8 dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa, perlu diperhatikan subtansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah 1) Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu asset atau asset tertentu. Dalam laporan keuangan PT. GIAA berhak menggunakan asset – assset tersebut dalam menjalankan operasional perusahaan. 2) Dalam penggunaan asset – asset tersebut juga PT. GIAA telah melibatkan asset – aset lain sesuai perjanjian Soal 2 a. Entitas asosiasi adalah suatu entitas, termasuk entitas non korporasi seperti persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama. Entitas anak adalah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, yang dikendalikan oleh entitas lain (yang dikenal sebagai entitas induk). Pengendalian bersama adalah persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan mengenai aktivitas relevan mensyratkna persetujan dengan suara bulat dari seluruh pihak yang berbagi pengendalian. Penjelasan mengenai perbedaan entitas asosiasi dan entitas anak Pada umumnya entitas asosiasi diungkapkan jika perusahaan memiliki kepemilikan saham sebesar 20% dari jumlah saham yang beredar. Jumlah saham yang beredar sebanyak 20% dianggap mampu mempengaruhi suatu kebijakan entitas asosiasi, kecuali dapat ditunjukkan secara jelas bahwa tidak ada pengaruh signifikan. Namun, terkadang perusahaan juga bisa menunjukan pengaruh yang signifikan meski jumlah kepemilikan sahamnya kurang dari 20% dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Investasi pada entitas asosiasi harus dicatat dengan menggunakan metode biaya. Investasi diukur pada biaya perolehan dikurang akumulasi kerugian penurunan nilai. Investor harus mengakui dividen dan penerimaan distribusi lainnya sebagai penghasilan terlepas apakah hal tersebut berasal dari akumulasi laba entitas asosiasi yang timbul sebelum atau sesudah tanggal perolehan. Sedangkan entitas anak sebagai suatu entitas yang dikendalikan oleh entitas induk. Pengendalian dianggap ada jika entitas induk memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah hak suara dari suatu entitas, kecuali dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak menunjukkan adanya pengendalian. Pengendalian dapat juga muncul ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang hak suara suatu entitas tetapi memiliki: 1) mempunyai hak suara lebih dari setengah berdasarkan suatu perjanjian dengan pemegang saham lain 2) mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian. 3) mempunyai hak untuk menunjuk atau memberhentikan mayoritas anggota dewan direksi atau badan yang setara dan pengendalian entitas dilakukan oleh oleh dewan atau badan tersebut. 4) mempunyai hak untuk bertindak sebagai suara mayoritas dalam rapat dewan direksi atau badan yang setara dan pengendalian entitas dilakukan oleh dewan atau badan tersebut. Investasi pada entitas anak dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. tidak menganjurkan dilakukannya konsolidasi laporan keuangan. Investasi pada entitas anak awalnya diakui pada biaya perolehan (termasuk biaya transaksi) dan selanjutnya disesuaikan untuk mencerminkan bagian investor atas laba atau rugi dan pendapatan dan beban dari entitas anak. b. Joint Venture (Ventura Bersama) adalah pengaturan bersama yang mengatur bahwa para pihak yang memiliki pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto pengaturan tersebut. Para pihak tersebut disebut ventura bersama. Joint Operation (Operasi Bersama) adalah pengaturan bersama yang mengatur bahwa para pihak yang memiliki pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset, dan kewajiban terhadap liabilitas, terkait dengan pengaturan tersebut. Para pihak tersebut disebut operator bersama. Perbedaan perlakuan akuntansi antara joint venture dan joint operation Perlakuan akuntansi Joint Venture 1) Ventura bersama mengakui kepentingannya dalam ventura bersama sebagai investasi dan mencatat investasi tersebut dengan metode ekuitas sesuai dengan PSAK 15, kecuali entitas dikecualikan dari penerapan metode ekuitas seperti yang ditentukan dalam pernyataan tersebut. 2) Pembukuan keuangan terpisah dan tidak terpisah pada masing-masing anggotanya Perlakuan akuntansi Joint Operation: 1) Aset, mencakup bagiaannya atas aset apapun yang dimiliki bersama 2) Liabilitas, mencakup bagiannya atas liabilitas apapun yang terjadi bersama 3) Pendapatan dari penjualan bagiannya atas output yang dihasilkan dari operasi bersama 4) Bagiannya atas pendapatan dari penjualan output oleh operasi bersama 5) Beban, mencaku bagiannya atas beban apapun yang terjadi secara bersama-sama 6) Operator bersama mencatat aset, liabilitas, pendapatan, beban terkait dengan Kepentingannya dalam operasi bersama sesuai dengan SAK. c. Kenaikan nilai investasi pada entitas asosiasi PT GIAA disebabkan oleh kenaikan keuntungan PT Aeroprima dan PT Aeronurti Catering. pada tahun tahun 2017 PT Aeroprima mendapatkan keuntungan sebesar USD 181.091 lebih besar dibandingkan dengan pada tahun 2016 sebesar USD 180.056. Serta selisih kurs penjabaran PT Aeroprima pada tahun 2017 sebesar USD 99.797 lebih kecil di bandingkan pada tahun 2016 sebesar USD 144.653. Sedangkan pada tahun 2017 PT Aeronurti Catering mendapatkan keuntungan sebesar USD 11.526 lebih besar dibandingkan pada tahun 2016 sebesar USD 3.471. Serta selisih kurs penjabaran PT Aeronurti Catering pada tahun 2017 sebesar 8.955 lebih kecil dibandingkan pada tahun 2016 sebesar USD 11.167. PT GIAA dalam mencatat investasi pada entitas asosiasi menggunakan metode ekuitas dalam laporan keuangan pada saat mengalami keuntungan akan diakui. d. Contoh nyata untuk butir a dan b 3. PSAK 10 A. Akuntansi Pengaruh Perubahan Kurs Mata Uang AsingPerbedaan mata uang fungsional, mata uang pelaporan, dan mata uang pencatatan dalam PSAK 10 Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi. Lingkungan entitas tersebut utamanya menghasilkan dan mengeluarkan kas. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian Iaporan keuangan. Mata uang pencatatan adalah mata uang yang digunakan oleh perusahaan untuk membukukan transaksi. Definisi Ruang lingkup Konversi nilai Mata Uang Fungsional Adalah mata uang pada lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Digunakan diseluruh lingkungan entitas termasuk anak perusahaan Apabila pencatatan sudah menggunakan mata uang fungsional tidak perlu konversi lagi Mata Uang Pelaporan Adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan. Digunakan sesuai dengan mata uang yang berlaku Mata Uang Pencatatan Adalah mata uang yang digunakan saat mencatat transaksi yang terjadi Digunakan sesuai dengan mata uang yang berlaku Perlu adanya konversi apabila mata uang pelaporan tidak sama dengan mata uang fungsional sehingga memunculkan kemungkinan selisih kurs Perlu adanya konversi apabila mata uang pelaporan tidak sama dengan mata uang fungsional sehingga memunculkan kemungkinan selisih kurs Selisih Kurs Tidak ada selisih kurs Pelaporannya 1. Pos moneter valuta asing dijabarkan menggunakan kurs penutup. 2. Pos nonmoneter, jika diukur pada; – Biaya historis dalam valuta asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. – Nilai wajar valuta asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar diukur Selisih kurs Diakui dalam laba rugi Ada selisih kurs Ada selisih kurs Jika Pelaporannya bukan menggunakan mata uang fungsional maka perlu konversi mata uang menggunakan kurs yang berlaku di akhir periode. Jika Pencatatannya bukan menggunakan mata uang fungsional maka perlu konversi mata uang menggunakan kurs yang berlaku di akhir periode. Diakui dalam penghasilan komprehensif lain Diakui dalam penghasilan komprehensif lain B. Dapatkah perusahaan menyajikan LK bukan pada mata uang fungsional? Ya, perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan yang berbeda dengan mata uang fungsionalnya, akan tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyajikan laporan keuangan tersebut antara lain dalam menyajikan asset dan liabilitas harus menggunakan kurs penutup pada tanggal laporan posisi keuangan tersebut, penghasilan dan beban harus menggunakan kurs pada tanggal transaksi, dan selisih kurs masuk dalam penghasilan komprehensif lain. Hal ini sesuai dengan PSAK 10 Revisi 2010 tentang pengaruh perubahan kurs valuta asing paragraf 38 dan 39. paragrap 18: dinyatakan beberapa entitas pelapor terdiri dari sejumlah entitas individual, berbagai jenis entitas terlepas dari entitas tersebut bagian dari suatu kelompok atau bukan, mungkin memiliki investasi dalam entitas asosiasi atau pengaturan bersama. Entitas juga mungkin memiliki cabang. Pernyataan ini mensyaratkan agar hasil dan posisi keuangan dari setiap entitas individual yang tercakup dalam entitas pelapor dijabarkan ke dalam mata uang pelapordalam menyajikan laporan keuangannya. Pernyataan ini mengijinkan mata uang (atau beberapa mata uang ) selain mata uang fungsional sebagai mata uang penyajian entitas pelapor. paragrap 53 : dinyatakan jika mata uang penyajian berbeda dengan mata uang fungsional, maka fakta tersebut dinyatakan bersama dengan pengungkapan tentang mata uang fungsional dan alasan untuk menggunakan mata uang penyajian yang berbeda. Dari paragrap 53 ini menunjukan boleh atau dapatnya suatu perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan bukan pada mata uang fungsionalnya atau penyajian laporan menggunakan mata uang yang berbeda dengan mata uang fungsionalnya. Namun bolehnya ini dengan kewajiban untuk mengungkapkan alasan yang melandasi sehingga laporan keuangan disajikan dengan mata uang yang berbeda dengan mata uang fungsional perusahaan. Pada paragrap 55: menyatakan jika entitas menyajikan laporan keuangan dalam mata uang yang berbeda dengan mata uang fungsionalnya, maka entitas mendeskripsikan bahwa laporan keuangan telah patuh pada SAK hanya jika entitas mematuhi seluruh persyaratan SAK yang berlaku termasuk metode penjabaran sebagaimana dijelaskan pada paragrap 39 dan 42. Persyaratan bolehnya menyajikan laporan keuangan dengan mata uang yang berbeda dengan mata uang fungsionalnya diantaranya harus memenuhi persyaratan SAK dan metode penjabaran sebagaimana paragrap 39 dan 42. Paragrap 39 dan 42 berbicara tentang mata uang yang bukan berasal dari ekonomi hiperinflasi dan dari ekonomi hiperinflasi. Kedua paragrap ini harus dipatuhi dan dijabarkan dalam penyajian laporan keuangan. Jika paragrap 55 tidak terpenuhi maka harus mengacu pada paragrap 57: yang menyatakan jika entitas menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan lain dalam mata uang yang berbeda , baik mata uang fungsional maupun mata uang penyajian, dan persyaratan pada paragrap 55 tidak terpenuhi, maka entitas: (a) mengidentifikasi secara jelas informasi tersebut sebagai informasi tambahan untuk membedakannya dengan informasi yang patuh pada SAK, (b) mengungkapkan mata uang yang digunakan dalam informasi tambahan tersebut, (c) mengungkapkan mata uang fungsional entitas dan metode penjabaran yang digunakan untuk menentukan informasi tambahan tersebut. Dari paragrap 18, paragrap 53, paragrap 55 dan paragrap 57 memberikan aturan dan dasar bolehnya suatu entitas atau perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan mempergunakan mata uang yang berbeda atau bukan mata uang fungsionalnya. Penyajian laporan keuangan seperti ini diperbolehkan namun dengan aturan persyaratan yang cukup ketat yaitu harus patuh pada SAK yang berlaku serta metode penjabaran sebagaimana paragrap 39 dan 42, andai kata paragrap 55 ini tidak terpenuhi PSAK 10 masih memperbolehkan sebagaimana paragrap 57 yang mengatur adanya identifikasi informasi yang mebedakan dengan informasi yang patuh pada SAK, adanya pengungkapan mata uang yang digunakan serta mengungkapkan mata uang fungsional entitas dan metode penjabaran yang digunakan. Jika paragrap-paragrap tersebut dipenuhi maka entitas atau perusahaan boleh menyajikan laporan keuangan dengan mata uang yang berbeda dengan mata uang fungsionalnya. C. Apakah Perusahaan harus menggunakan mata uang fungsional dalam pencatatan transaksinya? Jelaskan jawabana saudara sebagaimana butir b diatas. Dalam melakukan pencatatan transaksi suatu perusahaan apakah pencatatan transaksi suatu perusahaan harus dicatat dengan mempergunakan mata uang fungsionalnya?. Di dalam PSAK 10 tahun 2014 tentang pernyataan standar akuntansi keuangan pengaruh perubahan kurs valuta asing: pada paragrap 34 dinyatakan jika entitas melaksanakan pembukuan dan pencatatan dalam mata uang selain mata uang fungsionalnya,maka pada waktu entitas menyiapkan penyajian laporan keuangan seluruh jumlah dijabarkan dalam mata uang fungsional sebagaimana paragrap 20-26. Hal ini menghasilkan jumlah yang sama pada mata uang fungsionalnya seperti yang seharusnya terjadi seandainya pos tersebut telah dicatat awalnya dalam mata uang fungsional. Sebagai contoh, pos moneter dijabarkan dalam mata uang fungsional menggunakan kurs penutup dan pos nonmoneter yang diukur berdasarkan biaya historis dijabarkan menggunakan kurs pada tanggaltransaksi saat diakuinya pos tersebut. Dari paragrap 34 tersebut dapat dilihat bahwa PSAK 10 memberikan kebebasan kepada entitas ketika melakukan pencatatan transaksi dengan menggunakan mata uang selain mata uang fungsional entitas, selama dalam proses pembukuan dan pencatatan transaksi entitas boleh menggunakan mata uang yang berbeda dengan mata uang fungsionalnya. Dalam PSAK 10 ini hanya diatur mengenai bagaimana penyajian laporan keuangannya dengan menggunakan mata uang fungsional. Jika laporan keuangan entitas menggunakan mata uang fungsional maka PSAK 10 mewajibkan adanya penjabaran seluruh jumlah pos keuangan dalam mata uang fungsionalnya sehingga terjadi kesamaan jumlah sebagaimana seharusnya dalam mata uang fungsional. Adanya kebebasan yang diberikan oleh PSAK 10 untuk mecatat dan membukukan transaksi menggunakan mata uang yang berbeda dengan mata uang fungsional maka entitas tidak harus melakukan pencatatan dengan menggunakan mata uang fungsional entitas tersebut. D. Apakah perbedaan perlakuan atas selisih kurs karena transaksi dan karena translasi? Transaksi dalam mata uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi yang timbul karena : 1. Membeli atau menjual barang yang harganya di denominasi dalam suatu mata uang asing; a) Meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang) dana yang di denominasi salah suatu mata uang asing; b) Menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam suatu mata uang asing; c) Menjadi suatu pihak untuk perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana; d) Memperoleh atau melepaskan aktiva, menimbulkan atau melunasi kewajiban yang didenominasi dalam suatu mata uang asing Penghitungan selisih kurs karena transaksi menggunakan kurs tanggal neraca (kurs spot antara mata uang fungsional dan mata uang asing pada tanggal transaksi), apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs pada tanggal neraca, maka digunakan kurs tengah BI sebagai indikator yang obyektif. Penerapannya dalam tanggal pelaporan, pos moneter mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs penutup sedangkan pos non moneter (diukur dalam biaya historis) dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi serta pos non moneter (diukur dalam nilai wajar) dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan. Translasi mata uang asing adalah proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya, translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Translasi merupakan proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi/diukur dalam suatu mata uang kedalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut. Hal ini dilakukan karena adanya penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya. Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban yang dinyatakan dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik. Metode translasi ini dapat diklasifikasikan, yaitu: 1) Metode Nilai Tukar Tunggal Metode ini mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga penutupan atau harga saat ini, terhadap semua saham dan mata uang asing. Pendapatan dan beban mata uang asing secara umum ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut diakui. 2) Metode Nilai Tukar Ganda Metode nilai tukar ganda mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses translasi mata uang asingnya. a) Metode Current-Noncurrent Pada metode current moment, asset lancar yang dimiliki anak perusahaan pada saat itu (contoh, asset yang biasanya bisa dikonversikan ke kas dalam satu tahun) dan utang lancar (kewajiban yang jatuh tempo dalam satu tahun) ditranslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan mereka pada laporan keuangannya dengan kurs saat ini. Aset dan kewajiban noncurrent ditranslasikan pada kurs historis. Item laporan laba rugi (kecuali untuk biaya depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan pada aplikasi tingkat rata-rata operasional tiap bulan atau pada rata-rata dasar tambahan yang mencakup seluruh periode dilaporkan. Biaya depresiasi dan amortisasi ditranslasikan pada kurs historis dengan pengaruh saat modal yang dimiliki didapatkan. b) Metode Moneter-Nonmoneter Metode moneter-nonmoneter juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang asing yang sesuai. Asset dan kewajiban moneter (contoh, klaim dan kewajiban untuk membayar sejumlah tagihan dengan mata uang dimasa yang akan datang) ditranslasikan dalam kurs saat ini. Item nonmoneter (asset tetap, investasi jangka panjang dan persediaan) ditranslasikan dalam kurs historis. Item laporan laba rugi ditranslasikan dengan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep currentnonncurrent. 3) Metode Kurs Sementara Dengan metode kurs sementara, translasi mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang dihitung. Hal tersebut hanya mengubah unit perhitungan saja. Pada metode kurs sementara, item moneter seperti kas, piutang dan utang ditranslasikan dalam kurs nilai saat itu. Item nonmoneter ditranslasikan pada kurs yang menjadi dasar perhitungan awal. Secara spesifik, asset yang dihitung harga perolehannya pada laporan dengan mata uang asing ditranslasikan pada kurs historis. E. Jurnal dan perhitungannya Jurnal pada saat pembelian secara kredit: Persediaan Rp 67.500.000 Utang usaha Rp 67.500.000 ($5.000 x Rp 13.500) Jurnal penyesuaian pada saat tutup buku: Piutang usaha Rp 500.000 Laba selisih kurs Rp 500.000 ($5.000 x (Rp 13.500 – Rp 13.400) ) Jurnal pada saat pelunasan: Utang usaha Rp 67.000.000 Rugi selisih kurs Rp 250.000 Kas Rp 67.250.000 ($5.000 x (Rp 13.450 – Rp 13.400) ) ($5.000 x Rp 13.450) Jurnal pada saat penjualan: Kas Rp 90.000.000 Penjualan Rp 90.000.000 1. PSAK 2 – Laporan Arus Kas LEVI'S & CO. LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 (dalam USD) Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi : Laba bersih menurut laporan laba rugi Ditambah : beban depresiasi -75.000 Penurunan Paten -21.000 penurunan persediaan 30.000 beban dibayar dimuka 18.000 Kenaikan Account Payable 120.000 Kenaikan piutang -42.000 201.000 30.000 Aliran kas bersih dari kegiatan operasi 231.000 Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi : Arus Kas Masuk penjualan Properti 0 sekuritas hutang 0 investasi saham 0 penagihan pokok pinjaman 0 0 Arus Kas Keluar pembelian properti sekuritas hutang investasi saham Pemberian Pinjaman 210.000 0 0 0 210.000 Aliran kas keluar bersih untuk kegiatan investasi Aliran kas dari kegiatan keuangan : Arus Kas Masuk Mortage Payable Kenaikan Share Preference -210.000 525.000 63.000 588.000 Arus Kas Keluar Penurunan Share Preference Penurunan Share Capital Order Pembayaran dividen 450.000 15.000 0 465.000 Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan Perubahan Kas 123.000 144.000 B. Kutip referensi PSAK 2 yang relevan a) Metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh transaksi yang bersifat nonkas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu atau masa depan. b) Dalam metode tidak langsung arus kas neto dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi neto dari dampak : 1) Perubahan persedian. 2) Pos nonkas seperti penyusutan, provisi, pajak tangguhan 3) Seluruh pos lain dimana kas nya berdampak pada arus kas investasi dan pendanaan. B. PSAK 1 – Penyajian Laporan Keuangan A. Jelaskan berikut contoh transaksi - Komponen penghasilan komprehensif lain sesuai PSAK 1 tahun 2013 Menurut PSAK 1 tahun 2013, penghasilan komprehensif lain berisi pos-pos penghasilan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK. Komponen penghasilan komprehensif lain mencakup: 1. Perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16: Aset tetap dan PSAK 19: aset tak berwujud); 2. Pengukuran kembali program imbalan pasti (lihat PSAK 24: Imbalan Kerja); 3. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari 4. kegiatan usaha luar negeri (lihat PSAK 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing) 5. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali asset keuangan sebagai ‘tersedia untuk dijual’(lihat PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran); 6. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrument lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55) Contoh: Entitas melakukan revaluasi aset tetap pada 2 Januari 2015. Nilai perolehan 600.000 akumulasi depresiasi 200.000. Aset direvaluasi menjadi 500.000 dan masa manfaat tersisa 10 tahun. Jurnal saat revaluasi: Akumulasi Depresiasi 200.000 Aset tetap 200.000 Aset tetap 100.000 Surplus revaluasi 100.000 Jurnal saat depresiasi: Beban Depresiasi 50.000 Akumulasi Depresiasi 50.000 Surplus Revaluasi 10.000 Saldo Laba 10.000 B. Kutip LK yang menjelaskan minimal 3 dari 5 jenis transaksi tsb diatas C. Pilih dan analisis Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lainnya Komponen laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk yaitu laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain telah sesuai dengan PSAK No 1 tahun 2013. Hal tersebut tercermin dari penyajian penghasilan komprehensif lain yakni: 1) Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi Keuntungan belum direalisasi atas transaksi lindung nilai, selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan. 2) Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Peningkatan revaluasi aset tetap, pengukuran kembali kewajiban imbalan pasti.