Uploaded by User5021

UTS Jawaban Ihsan Nasihin

advertisement
SEMINAR ON FINANCIAL ACCOUNTING
MID-TERM EXAMINATION
Nama
: Ihsan Nasihin
NPM
: 120620180006
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2018
Jawaban
1. PSAK 30 mengatur persyaratan akuntansi untuk lessee dan lessor
a. 2 jenis sewa menurut PSAK 30
1. Sewa operasi adalah sewa selain sewa pembiayaan serta jika sewa tidak
mengalihkan secara subtansial seluruh resiko dan manfaat terkait
dengan kepemilikan asset.
2. Sewa pembiayaan adalah sewa yang mengalihkan secara substansial
seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset.
Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan atau dapat juga tidak
dialihkan.
3. Sewa yang tidak dapat dibatalkan adalah sewa yang hanya dapat
dibatalkan :
a) dengan terjadinya kondisi kontinjensi yang kemungkinan
terjadinya sangat kecil
b) dengan persetujuan lessor
c) jika lessee mengadakan perjanjian sewa baru atas aset yang sama atau
setara dengan lessor yang sama
d) dengan pembayaran tambahan yang signifikan oleh lessee sehingga
secara ekonomik dapat dipastikan, pada awal sewa, tidak akan ada
pembatalan.
b. Perbedaan kedua jenis sewa
Sewa dalam laporan keuangan lesse
Sewa Pembiayaan
Sewa Operasi
Pengakuan Awal
Pada awal masa sewa, lessee
mengakul sewa pembiayaan sebagal
aset dan liabilitas dalam laporan posisi
keuangan sebesar nilai wajar aset
sewaan atau sebesar nilai kini dari
pembayaran sewa minimum, jika nilai
kini tersebut lebih rendah daripada nilai
wajar. Penilaian ditentukan pada awal
masa sewa. Tingkat diskonto yang
digunakan dalam perhitungan nilai kini
dari pembayaran sewa minimum
adalah suku bunga implisit dalam sewa,
jika dapat ditentukan secara praktis;
jika tidak, digunakan suku bunga
pinjaman inkremental lessee. Biaya
langsung
awal
dari
lessee
ditambahkan dalam jumlah yang
diakui sebagai aset.
Pembayaran sewa dalam sewa
operasi diakui sebagai beban dengan
dasar garis lurus selama masa sewa,
kecuali terdapat dasar sistematis lain
yang dapat lebih mencerminkan pola
waktu dari manfaat aset yang
dinikmati pengguna
Transaksi dan kejadian Iain dicatat Dalam sewa operasi, pembayaran
dan disajikan sesuai dengan substansi sewa (tidak termasuk biaya untuk jasa
dan realitas keuangannya, dan tidak seperti
biaya
asuransi
dan
selalu mengikuti bentuk hukumnya. pemeliharaan) diakui sebagai beban
Meskipun bentuk hukum perjanjian dengan dasar garis Iurus, kecuali
sewa menyatakan bahwa lessee tidak terdapat dasar sistematis lain yang
memperoleh hak secara hukum atas lebih mencerminkan pola waktu dari
aset sewaan, tetapi dalam hal sewa manfaat yang dinikmati pengguna
pembiayaan, secara substansi dan walaupun pembayaran dilakukan tidak
realitas keuangan lessee memperoleh atas dasar tersebut.
manfaat ekonomik dari pengunaan aset
sewaan tersebut selarna sebagian besar
umur
ekonomiknya.
Sebagai
konsekuensinya lessee menanggung
kewajiban untuk membayar hak
tersebut sejumlah, pada awal sewa,
yang mendekati nilai wajar dari aset
dan beban keuangan terkait.
Pengungkapan
Sebagai tambahan pengungkapan
untuk memenuhi ketentuan PSAK
60:
Instrumen
Keuangan
:
Pengungkapan,
lessee
juga
mengungkapkan hal berikut untuk sewa
pembiayaan:
1) jumlah tercatat neto untuk
setiap kelompok aset pada
tanggal pelaporan
2) rekonsiliasi
antara
total
pembayaran sewa minimum
masa depan pada akhir periode
pelaporan dan nilai kininya.
Selain
itu,
entitas
mengungkapkan
total
pembayaran sewa minimum
masa depan pada akhir periode
pelaporan, dan nilai kininya
untuk setiap periode berikut:
a) sampai dengan satu tahun
b) lebih dari satu tahun
sampai lima tahun
c) lebih dari lima tahun.
3) rental kontinjen yang diakui
sebagai beban pada periode
4) total perkiraan penerimaan
pembayaran minimum sewalanjut masa depan dari kontrak
sewa-lanjut yang tidak dapat
dibatalkan pada akhir periode
pelaporan.
5) penjelasan
umum
isi
pengaturan sewa yang material
yang meliputi, tetapi tidak
terbatas pada, hal berikut:
a) dasar penentuan utang
rental kontinjen
b) keberadaan dan persyaratan
dari opsi pembaruan atau
pembelian dan klausul
eskalasi.
c) pembatasan
yang
ditetapkan
dalam
pengaturan sewa, seperti
pembatasan
dividen,
Sebagai tambahan pengungkapan
untuk memenuhi ketentuan PSAK
60:
Instrumen
Keuangan:
Pengungkapan,
lessee
juga
mengungkapkan hal berikut untuk sewa
operasi:
1) total
pembayaran
sewa
minimum masa depan dalam
sewa operasi yang tidak dapat
dibatalkan untuk setiap periode
berikut:
a) sampai dengan satu
tahun.
b) lebih dari satu tahun
sampai lima tahun.
c) lebih dari lima tahun.
2) total perkiraan penerimaan
pembayaran minimum sewalanjut masa depan dari
kontrak sewa-lanjut yang tidak
dapat dibatalkan pada akhir
periode pelaporan.
3) pembayaran sewa dan sewalanjut yang diakui sebagai
beban pada periode, dengan
pengungkapan terpisah untuk
jumlah pembayaran minimum
sewa, rental koritinjen, dan
pembayaran sewa-lanjut.
4) penjelasan umum pengaturan
sewa lessee yang signifikan,
yang meliputi, tetapi tidak
terbatas pada:
a) dasar penentuan utang
rental kontinjen.
b) keberadaan dan persyaratan
dari opsi pembaruan atau
pembelian dan klausul
eskalasi.
c) pernbatasan
yang
ditetapkan
dalam
pengaturan sewa, seperti
pembatasan
dividen,
tambahan utang, dan sewalanjut.
tambahan utang, dan sewaIanjut.
Persyaratan pengungkapan dalam
PSAK 13: Properti Investasi, PSAK 16:
Aset Tetap, PSAK 19: Aset
Takberwujud, dan PSAK 48: Penurunan
Nilai Aset juga berlaku untuk lessee
untuk aset yang disewa dalam sewa
pembiayaan.
Sewa dalam keuangan lessor
Sewa Pembiayaan
Sewa Operasi
Pengakuan Awal
Dalam sewa pemblayaan, lessor
mengakui aset berupa piutang sewa
pembiayaan dalam laporan posisi
keuangan sebesar jumlah yang sama
dengan investasi sewa neto.
Pada hakikatnya dalam sewa
pembiayaan seluruh risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan
hukum dialihkan oleh lessor kepada
lessee,
dan
dengan
demikian
penerimaan piutang sewa diperlakukan
oleh lessor sebagai pembayaran pokok
dan pendapatan keuangan sebagai
penggantian dan imbalan atas
investasi dan jasanya.
Lessor sering mengeluarkan
biaya Iangsung awal yang meliputi
antara lain komisi, biaya hukum, dan
biaya internal yang bersifat tambahan
dan dapat didistribusikan langsung
pada proses negosiasi dan pengaturan
sewa.
Lessor menyajikan aset untuk
sewa operasi dalam laporan posisi
keuangan sesuai sifat aset tersebut.
Pendapatan sewa dari sewa
operasi diakui sebagai pendapatan
dengan dasar garis lurus selama masa
sewa, kecuali terdapat dasar sistematis
lain yang kbih mencerminkan pola
waktu yang mana penggunaan manfaat
aset sewaan menurun.
Biaya, termasuk penyusutan,
yang terjadi untuk memperoleh
pendapatan sewa diakui sebagai
beban. Pendapatan sewa (tidak
termasuk penerimaan dari penyediaan
jasa
seperti
asuransi
dan
pemelihaxaan) diakui dengan dasar
garis lurus selama masa sewa
walaupun penerimaan sewa tidak
menggunakan dasar tersebut, kecuali
jika terdapat dasar sistematis lain yang
lebih mencerminkan pola waktu yang
mana penggunaan manfaat aset
sewaan menurun.
Biaya langsung awal tidak
termasuk biaya umum seperti yang
lazimnya dikeluarkan oleh tim
penjualan dan pemasaran. Untuk sewa
pembiayaan, selain yang melibatkan
lessor pabrikan atau dealer, biaya
langsung awal diperhitungkan sebagai
bagian dari pengukuran awal piutang
sewa pembiayaan dan mengurangi
penghasilan yang diakui selama masa
sewa.
Suku bunga implisit dalam
sewa ditentukan sedemikian rupa
sehingga biaya langsung awal secara
otomatis sudah termasuk dalam
piutang sewa pembiayaan, sehingga
tidak diperlukan penjumlahan yang
terpisah.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan
oleh lessor dalam proses negosiasi dan
pengaturan sewa operasi ditambahkan
dalam jumlah tercatat aset sewaan dan
diakui sebagai beban selama masa
sewa dengan dasar yang sama dengan
pendapatan sewa.
Kebijakan penyusutan untuk
aset
sewaan
konsisten
dengan
kebijakan penyusutan normal lessor
untuk aset serupa, dan penyusutan
tersebut dihitung sesuai dengan PSAK
16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset Tak
berwujud. Entitas menentukan apakah
aset sewaan mengalami penurunan
nilai dengan menerapkan PSAK 48:
Penurunan Nilai Aset.
Lessor pabrikan atau dealer
tidak mengakui setiap laba penjualan
dalam sewa operasi karena transaksi
tersebut tidak setara dengan penjualan.
Biaya yang dikeluarkan oleh
lessor pabrikan atau dealer yang terkait
dengan negosiasi dan pengaturan sewa
tidak termasuk biaya langsung awal.
Dengan demikian, biaya tersebut tidak
termasuk dalam investasi sewa neto
dan diakui sebagai beban ketika laba
penjualan
diakui,
untuk
sewa
pembiayaan umumnya diakui pada
masa awal sewa.
Pengungkapan
Sebagai tambahan pengungkapan
untuk memenuhi ketentuan dalam
PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan, Iessor mengungkapkan
hal berikut untuk sewa pemblayaan:
1) rekonsiliasi antara investasi
sewa bruto dan nilai kini
piutang pembayaran sewa
minimum pada akhir periode
pelaporan. Di samping itu,
Iessor
mengungkapkan
investasi sewa bruto dan nilai
kini piutang pembayaran sewa
Sebagai tambahan pengungkapan
untuk memenuhi ketentuan dalam
PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan, Iessor mengungkapkan
hal berikut untuk sewa operasi:
1) jumlah gabungan pembayaran
sewa minimum masa depan
dalam sewa operasi yang tidak
dapat dibatalkan untuk setiap
periode berikut:
a) kurang dari satu tahun.
b) lebih dari satu tahun
sampai lima tahun.
minimum pada akhir periode
pelaporan,
untuk
setiap
periode berikut:
a) kurang dari satu tahun.
b) lebih dari satu tahun
sampai lima tahun.
c) lebih dari lim a tahun.
2) pendapatan keuangan yang
belum diterima.
3) nilai residu yang tidak dijamin
yang diakui sebagai manfaat
lessor.
4) akumulasi penyisihan piutang
tidak tertagih atas pembayaran
sewa minimum.
5) rental kontinjen yang diakui
sebagai pendapatan dalam
periode.
6) penjelasan
umum
isi
pengaturan sewa lessor yang
material.
Sebagai suatu indikator pertumbuhan,
hal yang sering juga bermanfaat untuk
mengungkapkan
investasi
bruto
dikurangi pendapatan yang belum
diterima dalam bisnis baru yang
ditambahkan selama periode, setelah
dikurangi jumlah yang relevan dari
pembatalan sewa.
c) lebih dari Iima tahun.
2) total rental kontinjen yang
diakui sebagai pendapatan
dalam periode.
3) penjelasan
umum
isi
pengaturan sewa lessor.
Persyaratan
pengungkapan
dalam
PSAK 13: Properti Investasi, PSAK 16:
Aset Tetap, PSAK 19: Aset
Takberwujud,
dan
PSAK
48:
Penurunan Nilai Aset juga berlaku bagi
lessor untuk aset yang disewa dalam
sewa operasi.
c. Contoh ilustrasi dan jurnal
Tanggal 1 April 2010 Andi melakukan transaksi finance lease
sebuah Truk senilai Rp. 90.000.000, nilai residu aset diperkirakan sebesar
Rp. 20.000.000 jangka waktu sewa selama 6 tahun dengan tingkat bunga
sebesar 18 % per tahun. Umur ekonomis aktiva 8 tahun. Metode penyusutan
garis lurus.
Perhitungan :
Nilai aktiva : Rp. 90.000.000 nilai sewa per bulan Rp. 90.000.000 / 72 bulan
Jangka waktu sewa : 6 tahun =Rp 1.250.000
Tingkat bunga 12 % per tahun Bunga = Rp. 90.00.000 X 12/100
Umur ekonomis 8 tahun = Rp. 10.800.000 per tahun = Rp. 900.000 perbulan
Penyusutan = _ HP-NR = Rp. 90.000.000-Rp.20.000.000
UE 72 bulan
= Rp.973.000
1) Lessee
1 April 2010 Jurnal pada awal perjanjian :
Aset lease Rp. 90.000.000
Utang lease Rp. 90.000.000
1 April 2010 Jurnal pada saat pembayaran sewa pertama
Utang lease Rp. 1.250.000
Beban bunga Rp. (900.000)
Kas bank Rp. 2.150.000
30 April 2010 Jurnal pada saat pengakuan penyusutan aset
Beban Depresiasi Aset Lease Rp. 973.000
Akumulasi Depresiasi aset lease Rp. 973.000
2) Lessor
1 April 2010 Jurnal pada awal perjanjian
Piutang sewa pembiayaan Rp. 90.000.000
Aset sewa pembiayaan Rp. 90.000.000
1 April 2010 Jurnal pada saat pembayaran sewa pertama
Kas bank Rp. 2.150.000
Piutang Sewa pembiayaan Rp. 1.250.000
Pendapatan Bunga Sewa pembiayaan Rp 900.000
e. i. Laporan keuangan PT GIAA (PT Garuda Indonesia
ii. Àkun sewa pembiayaan timbul ketika GRUP melakukan transaksi sewa
pesawat yang dibiayai oleh Export Development Canada (EDC) untuk sewa
pesawat CRJ1000 dengan masa sewa keseluruhan adalah 2012 -2014.
Grup juga melakukan transaksi sewa perangkat keras dan lunak, peralatan
GSE dan kendaraan.
Pembayaran minimum sewa berdasarkan perjanjian sewa adalah sebagai
berikut :
iii. Transaksi ini di akui pada awal transaksi ketika pada tanggal 27 Juli 2012
perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan dari EDC terkait sewa
pesawat CRJ1000 Next Generation sebesar plafon maksimal USD 135 juta
yang berlaku sampai dengan 31 Desember 2014, Perusahaan telah
menggunakan seluruh plafonnya.
Pada awal transaksi dalam perjanjian terdapat dua tingkat bungan yang
diaplikasikan untuk pinjaman ini : Bungan Tetap dan Bunga Mengambang.
1. Bunga tetap yang berlaku adalah semi-annual 6-yeats swap rate + Margin +
Premium
2. Bunga mengambang yang berlaku adalah : 3-months Libor + Margin +
Premium
Akan tetapi perusahaan diminta terlebih dahulu untuk memberikan
konfirmasi mengenai jenis tingkat bunga yang akan diaplikasikan pada saat
pengiriman pesawat.
Pada saat eksekusi pinjaman, tingkat suku bunga yang direalisasikan adalah :
1) Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PKGRA. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 5 Januari
2013.
2) Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PKGRC. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 30 Januari
2013.
3) Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PKGRE. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 9 Februari
2013.
4) Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PKGRM. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 25
September 2013.
5) Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap untuk pembiayaan atas PKGRN. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal 29
November 2013.
6) Perusahaan memilih pembayaran bunga mengambang untuk pembiayaan
atas PK-GRQ. Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal
20 September 2014.
Iv. CALK pada laporan keuangan PT GIAA telah sesuai dengan PSAK 30
karena semua sewa pembiayaan yang dilakukan oleh PT GIAA dapat
dinggunakan sesuai asset – asset tertentu untuk menjalankan operasional
perusahaannya.
f. Dampak PSAK 73 sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan
konsolidasian, dampak dari standar dan interpretasi tersebut terhadap
laporan keuangan konsolidasian tidak dapat diketahui diestimasi oleh
manajemen.
Standar ini menggantikan PSAK 30, dimana pembebanannya
melalui depresiasi. DE PSAK 73 Sewa apabila diterapkan juga berpotensi
meningkatkan liabilitas perusahaan sehingga rasio-rasio perusahaan dapat
terlihat memburuk dan berpotensi melanggar covenant perusahaan. Garuda
Indonesia misalnya mengakui bahwa liabilitas perusahaan akan meningkat
350% bila DE PSAK 73 diterapkan, sementara peningkatan aset hanya
300%.
Mengapa hal tersebut terjadi? Karena Di PSAK 73, lessee
(penyewa) diwajibkan untuk mencatat seluruh sewa, baik financial lease
ataupun operational lease di laporan posisi keuangan lessee, yang akan
merefleksikan hak lessee untuk memanfaatkan suatu aset selama masa
manfaatnya. Di samping itu, lessee juga harus mengakui liabilitas untuk
membayar sewa.
Namun, PSAK 73 ini tidak wajib diterapkan pada masa sewa jangka
pendek dan untuk aset yang bernilai rendah. Elemen kunci di PSAK 73
adalah mengganti konsep "risk and reward" dengan hak untuk
memanfaatkan. Sehingga lessee harus mencatat aset dan liabilitas pada saat
awal masa sewa.
g. Dalam paragraf ISAK 8 dalam menentukan apakah suatu perjanjian
merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa, perlu
diperhatikan subtansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah
1) Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu asset atau
asset tertentu. Dalam laporan keuangan PT. GIAA berhak menggunakan
asset – assset tersebut dalam menjalankan operasional perusahaan.
2) Dalam penggunaan asset – asset tersebut juga PT. GIAA telah
melibatkan asset – aset lain sesuai perjanjian
Soal 2
a. Entitas asosiasi adalah suatu entitas, termasuk entitas non korporasi seperti
persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan
merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama.
Entitas anak adalah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti
persekutuan, yang dikendalikan oleh entitas lain (yang dikenal sebagai
entitas induk).
Pengendalian bersama adalah persetujuan kontraktual untuk berbagi
pengendalian atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan
mengenai aktivitas relevan mensyratkna persetujan dengan suara bulat dari
seluruh pihak yang berbagi pengendalian.
Penjelasan mengenai perbedaan entitas asosiasi dan entitas anak
Pada umumnya entitas asosiasi diungkapkan jika perusahaan
memiliki kepemilikan saham sebesar 20% dari jumlah saham yang beredar.
Jumlah
saham
yang
beredar
sebanyak
20%
dianggap
mampu
mempengaruhi suatu kebijakan entitas asosiasi, kecuali dapat ditunjukkan
secara jelas bahwa tidak ada pengaruh signifikan.
Namun, terkadang perusahaan juga bisa menunjukan pengaruh yang
signifikan meski jumlah kepemilikan sahamnya kurang dari 20% dan harus
diungkapkan dalam laporan keuangan.
Investasi pada entitas asosiasi harus dicatat dengan menggunakan
metode biaya. Investasi diukur pada biaya perolehan dikurang akumulasi
kerugian penurunan nilai. Investor harus mengakui dividen dan penerimaan
distribusi lainnya sebagai penghasilan terlepas apakah hal tersebut berasal
dari akumulasi laba entitas asosiasi yang timbul sebelum atau sesudah
tanggal perolehan.
Sedangkan entitas anak sebagai suatu entitas yang dikendalikan oleh
entitas induk. Pengendalian dianggap ada jika entitas induk memiliki baik
secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah
hak suara dari suatu entitas, kecuali dapat ditunjukkan secara jelas bahwa
kepemilikan tersebut tidak menunjukkan adanya pengendalian.
Pengendalian dapat juga muncul ketika entitas induk memiliki
setengah atau kurang hak suara suatu entitas tetapi memiliki:
1) mempunyai hak suara lebih dari setengah berdasarkan suatu perjanjian
dengan pemegang saham lain
2) mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional
berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.
3) mempunyai hak untuk menunjuk atau memberhentikan mayoritas
anggota dewan direksi atau badan yang setara dan pengendalian entitas
dilakukan oleh oleh dewan atau badan tersebut.
4) mempunyai hak untuk bertindak sebagai suara mayoritas dalam rapat
dewan direksi atau badan yang setara dan pengendalian entitas
dilakukan oleh dewan atau badan tersebut.
Investasi pada entitas anak dicatat dengan menggunakan metode
ekuitas. tidak menganjurkan dilakukannya konsolidasi laporan keuangan.
Investasi pada entitas anak awalnya diakui pada biaya perolehan (termasuk
biaya transaksi) dan selanjutnya disesuaikan untuk mencerminkan bagian
investor atas laba atau rugi dan pendapatan dan beban dari entitas anak.
b. Joint Venture (Ventura Bersama) adalah pengaturan bersama yang
mengatur bahwa para pihak yang memiliki pengendalian bersama atas
pengaturan memiliki hak atas aset neto pengaturan tersebut. Para pihak
tersebut disebut ventura bersama.
Joint Operation (Operasi Bersama) adalah pengaturan bersama yang
mengatur bahwa para pihak yang memiliki pengendalian bersama atas
pengaturan memiliki hak atas aset, dan kewajiban terhadap liabilitas, terkait
dengan pengaturan tersebut. Para pihak tersebut disebut operator bersama.
Perbedaan perlakuan akuntansi antara joint venture dan joint operation
Perlakuan akuntansi Joint Venture
1) Ventura bersama mengakui kepentingannya dalam ventura bersama
sebagai investasi dan mencatat investasi tersebut dengan metode ekuitas
sesuai dengan PSAK 15, kecuali entitas dikecualikan dari penerapan
metode ekuitas seperti yang ditentukan dalam pernyataan tersebut.
2) Pembukuan keuangan terpisah dan tidak terpisah pada masing-masing
anggotanya
Perlakuan akuntansi Joint Operation:
1) Aset, mencakup bagiaannya atas aset apapun yang dimiliki bersama
2) Liabilitas, mencakup bagiannya atas liabilitas apapun yang terjadi
bersama
3) Pendapatan dari penjualan bagiannya atas output yang dihasilkan dari
operasi bersama
4) Bagiannya atas pendapatan dari penjualan output oleh operasi bersama
5) Beban, mencaku bagiannya atas beban apapun yang terjadi secara
bersama-sama
6) Operator bersama mencatat aset, liabilitas, pendapatan, beban terkait
dengan Kepentingannya dalam operasi bersama sesuai dengan SAK.
c. Kenaikan nilai investasi pada entitas asosiasi PT GIAA disebabkan
oleh kenaikan keuntungan PT Aeroprima dan PT Aeronurti Catering.
pada tahun tahun 2017 PT Aeroprima mendapatkan keuntungan
sebesar USD 181.091 lebih besar dibandingkan dengan pada tahun 2016
sebesar USD 180.056. Serta selisih kurs penjabaran PT Aeroprima pada
tahun 2017 sebesar USD 99.797 lebih kecil di bandingkan pada tahun 2016
sebesar USD 144.653. Sedangkan pada tahun 2017 PT Aeronurti Catering
mendapatkan keuntungan sebesar USD 11.526 lebih besar dibandingkan
pada tahun 2016 sebesar USD 3.471. Serta selisih kurs penjabaran PT
Aeronurti Catering pada tahun 2017 sebesar 8.955 lebih kecil dibandingkan
pada tahun 2016 sebesar USD 11.167.
PT GIAA dalam mencatat investasi pada entitas asosiasi
menggunakan metode ekuitas dalam laporan keuangan pada saat mengalami
keuntungan akan diakui.
d. Contoh nyata untuk butir a dan b
3. PSAK 10
A. Akuntansi Pengaruh Perubahan Kurs Mata Uang AsingPerbedaan
mata uang fungsional, mata uang pelaporan, dan mata uang
pencatatan dalam PSAK 10
Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi
utama dimana entitas beroperasi. Lingkungan entitas tersebut utamanya
menghasilkan dan mengeluarkan kas.
Mata uang pelaporan adalah mata uang yang
digunakan
dalam
penyajian Iaporan keuangan.
Mata uang pencatatan adalah mata uang yang
digunakan oleh
perusahaan untuk membukukan transaksi.
Definisi
Ruang
lingkup
Konversi
nilai
Mata
Uang
Fungsional
Adalah
mata
uang
pada
lingkungan
ekonomi dimana
entitas
beroperasi.
Digunakan
diseluruh
lingkungan
entitas termasuk
anak perusahaan
Apabila
pencatatan sudah
menggunakan
mata
uang
fungsional tidak
perlu konversi
lagi
Mata
Uang
Pelaporan
Adalah
mata
uang
yang
digunakan dalam
penyajian
laporan
keuangan.
Digunakan
sesuai
dengan
mata uang yang
berlaku
Mata
Uang
Pencatatan
Adalah
mata
uang
yang
digunakan saat
mencatat
transaksi yang
terjadi
Digunakan
sesuai
dengan
mata uang yang
berlaku
Perlu
adanya
konversi apabila
mata
uang
pelaporan tidak
sama
dengan
mata
uang
fungsional
sehingga
memunculkan
kemungkinan
selisih kurs
Perlu
adanya
konversi apabila
mata
uang
pelaporan tidak
sama
dengan
mata
uang
fungsional
sehingga
memunculkan
kemungkinan
selisih kurs
Selisih Kurs
Tidak ada selisih
kurs
Pelaporannya 1. Pos moneter
valuta
asing
dijabarkan
menggunakan
kurs penutup.
2.
Pos
nonmoneter, jika
diukur pada;
– Biaya historis
dalam
valuta
asing dijabarkan
menggunakan
kurs
pada
tanggal
transaksi.
– Nilai wajar
valuta
asing
dijabarkan
menggunakan
kurs
pada
tanggal ketika
nilai
wajar
diukur
Selisih kurs
Diakui
dalam
laba rugi
Ada selisih kurs
Ada selisih kurs
Jika
Pelaporannya
bukan
menggunakan
mata
uang
fungsional maka
perlu konversi
mata
uang
menggunakan
kurs
yang
berlaku di akhir
periode.
Jika
Pencatatannya
bukan
menggunakan
mata
uang
fungsional maka
perlu konversi
mata
uang
menggunakan
kurs
yang
berlaku di akhir
periode.
Diakui
dalam
penghasilan
komprehensif
lain
Diakui
dalam
penghasilan
komprehensif
lain
B. Dapatkah perusahaan menyajikan LK bukan pada mata uang
fungsional?
Ya, perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan yang berbeda
dengan mata uang fungsionalnya, akan tetapi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menyajikan laporan keuangan tersebut antara lain dalam
menyajikan asset dan liabilitas harus menggunakan kurs penutup pada
tanggal laporan posisi keuangan tersebut, penghasilan dan beban harus
menggunakan kurs pada tanggal transaksi, dan selisih kurs masuk dalam
penghasilan komprehensif lain. Hal ini sesuai dengan PSAK 10 Revisi 2010
tentang pengaruh perubahan kurs valuta asing paragraf 38 dan 39.
paragrap 18:
dinyatakan beberapa entitas pelapor terdiri dari sejumlah entitas
individual, berbagai jenis entitas terlepas dari entitas tersebut bagian dari
suatu kelompok atau bukan, mungkin memiliki investasi dalam entitas
asosiasi atau pengaturan bersama. Entitas juga mungkin memiliki cabang.
Pernyataan ini mensyaratkan agar hasil dan posisi keuangan dari setiap
entitas individual yang tercakup dalam entitas pelapor dijabarkan ke dalam
mata uang pelapordalam menyajikan laporan keuangannya. Pernyataan ini
mengijinkan mata uang (atau beberapa mata uang ) selain mata uang
fungsional sebagai mata uang penyajian entitas pelapor.
paragrap 53 :
dinyatakan jika mata uang penyajian berbeda dengan mata uang
fungsional, maka fakta tersebut dinyatakan bersama dengan pengungkapan
tentang mata uang fungsional dan alasan untuk menggunakan mata uang
penyajian yang berbeda. Dari paragrap 53 ini menunjukan boleh atau
dapatnya suatu perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan bukan pada
mata uang fungsionalnya atau penyajian laporan menggunakan mata uang
yang berbeda dengan mata uang fungsionalnya. Namun bolehnya ini dengan
kewajiban untuk mengungkapkan alasan yang melandasi sehingga laporan
keuangan disajikan dengan mata uang yang berbeda dengan mata uang
fungsional perusahaan.
Pada paragrap 55:
menyatakan jika entitas menyajikan laporan keuangan dalam mata
uang yang berbeda dengan mata uang fungsionalnya, maka entitas
mendeskripsikan bahwa laporan keuangan telah patuh pada SAK hanya jika
entitas mematuhi seluruh persyaratan SAK yang berlaku termasuk metode
penjabaran sebagaimana dijelaskan pada paragrap 39 dan 42. Persyaratan
bolehnya menyajikan laporan keuangan dengan mata uang yang berbeda
dengan mata uang fungsionalnya diantaranya harus memenuhi persyaratan
SAK dan metode penjabaran sebagaimana paragrap 39 dan 42. Paragrap 39
dan 42 berbicara tentang mata uang yang bukan berasal dari ekonomi
hiperinflasi dan dari ekonomi hiperinflasi. Kedua paragrap ini harus
dipatuhi dan dijabarkan dalam penyajian laporan keuangan.
Jika paragrap 55 tidak terpenuhi maka harus mengacu pada paragrap 57:
yang menyatakan jika entitas menyajikan laporan keuangan atau
informasi keuangan lain dalam mata uang yang berbeda , baik mata uang
fungsional maupun mata uang penyajian, dan persyaratan pada paragrap 55
tidak terpenuhi, maka entitas: (a) mengidentifikasi secara jelas informasi
tersebut sebagai informasi tambahan untuk membedakannya dengan
informasi yang patuh pada SAK, (b) mengungkapkan mata uang yang
digunakan dalam informasi tambahan tersebut, (c) mengungkapkan mata
uang fungsional entitas dan metode penjabaran yang digunakan untuk
menentukan informasi tambahan tersebut.
Dari paragrap 18, paragrap 53, paragrap 55 dan paragrap 57
memberikan aturan dan dasar bolehnya suatu entitas atau perusahaan untuk
menyajikan laporan keuangan mempergunakan mata uang yang berbeda
atau bukan mata uang fungsionalnya. Penyajian laporan keuangan seperti
ini diperbolehkan namun dengan aturan persyaratan yang cukup ketat yaitu
harus patuh pada SAK yang berlaku serta metode penjabaran sebagaimana
paragrap 39 dan 42, andai kata paragrap 55 ini tidak terpenuhi PSAK 10
masih memperbolehkan sebagaimana paragrap 57 yang mengatur adanya
identifikasi informasi yang mebedakan dengan informasi yang patuh pada
SAK,
adanya
pengungkapan
mata
uang
yang
digunakan
serta
mengungkapkan mata uang fungsional entitas dan metode penjabaran yang
digunakan. Jika paragrap-paragrap tersebut dipenuhi maka entitas atau
perusahaan boleh menyajikan laporan keuangan dengan mata uang yang
berbeda dengan mata uang fungsionalnya.
C. Apakah Perusahaan harus menggunakan mata uang fungsional dalam
pencatatan transaksinya? Jelaskan jawabana saudara sebagaimana
butir b diatas.
Dalam melakukan pencatatan transaksi suatu perusahaan apakah
pencatatan
transaksi
suatu
perusahaan
harus
dicatat
dengan
mempergunakan mata uang fungsionalnya?. Di dalam PSAK 10 tahun 2014
tentang pernyataan standar akuntansi keuangan pengaruh perubahan kurs
valuta asing:
pada paragrap 34 dinyatakan jika entitas melaksanakan pembukuan
dan pencatatan dalam mata uang selain mata uang fungsionalnya,maka pada
waktu entitas menyiapkan penyajian laporan keuangan seluruh jumlah
dijabarkan dalam mata uang fungsional sebagaimana paragrap 20-26. Hal
ini menghasilkan jumlah yang sama pada mata uang fungsionalnya seperti
yang seharusnya terjadi seandainya pos tersebut telah dicatat awalnya dalam
mata uang fungsional. Sebagai contoh, pos moneter dijabarkan dalam mata
uang fungsional menggunakan kurs penutup dan pos nonmoneter yang
diukur berdasarkan biaya historis dijabarkan menggunakan kurs pada
tanggaltransaksi saat diakuinya pos tersebut.
Dari paragrap 34 tersebut dapat dilihat bahwa PSAK 10 memberikan
kebebasan kepada entitas ketika melakukan pencatatan transaksi dengan
menggunakan mata uang selain mata uang fungsional entitas, selama dalam
proses pembukuan dan pencatatan transaksi entitas boleh menggunakan
mata uang yang berbeda dengan mata uang fungsionalnya. Dalam PSAK
10 ini hanya diatur mengenai bagaimana penyajian laporan keuangannya
dengan menggunakan mata uang fungsional. Jika laporan keuangan entitas
menggunakan mata uang fungsional maka PSAK 10 mewajibkan adanya
penjabaran seluruh jumlah pos keuangan dalam mata uang fungsionalnya
sehingga terjadi kesamaan jumlah sebagaimana seharusnya dalam mata
uang fungsional. Adanya kebebasan yang diberikan oleh PSAK 10 untuk
mecatat dan membukukan transaksi menggunakan mata uang yang berbeda
dengan mata uang fungsional maka entitas tidak harus melakukan
pencatatan dengan menggunakan mata uang fungsional entitas tersebut.
D. Apakah perbedaan perlakuan atas selisih kurs karena transaksi dan
karena translasi?
Transaksi dalam mata uang asing adalah suatu transaksi yang
didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang
asing, termasuk transaksi yang timbul karena :
1. Membeli atau menjual barang yang harganya di denominasi dalam suatu
mata uang asing;
a) Meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang) dana yang di
denominasi salah suatu mata uang asing;
b) Menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam suatu mata uang
asing;
c) Menjadi suatu pihak untuk perjanjian dalam valuta asing yang belum
terlaksana;
d) Memperoleh atau melepaskan aktiva, menimbulkan atau melunasi
kewajiban yang didenominasi dalam suatu mata uang asing
Penghitungan selisih kurs karena transaksi menggunakan kurs
tanggal neraca (kurs spot antara mata uang fungsional dan mata uang asing
pada tanggal transaksi), apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs
pada tanggal neraca, maka digunakan kurs tengah BI sebagai indikator yang
obyektif. Penerapannya dalam tanggal pelaporan, pos moneter mata uang
asing dijabarkan menggunakan kurs penutup sedangkan pos non moneter
(diukur dalam biaya historis) dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal
transaksi serta pos non moneter (diukur dalam nilai wajar) dijabarkan
menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan.
Translasi mata uang asing adalah proses penyajian ulang informasi
keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya, translasi hanyalah
perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang
dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen
dolar AS. Translasi merupakan proses untuk menyatakan jumlah-jumlah
yang berdenominasi/diukur dalam suatu mata uang kedalam mata uang
yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang
tersebut. Hal ini dilakukan karena adanya penyesuaian yang timbul dari
proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu
perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunakan
berbagai metode untuk menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan dan
beban yang dinyatakan dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik.
Metode translasi ini dapat diklasifikasikan, yaitu:
1) Metode Nilai Tukar Tunggal
Metode ini mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga
penutupan atau harga saat ini, terhadap semua saham dan mata
uang asing. Pendapatan dan beban mata uang asing secara umum
ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut
diakui.
2) Metode Nilai Tukar Ganda
Metode nilai tukar ganda mengombinasikan kurs saat ini
dan kurs historis dalam proses translasi mata uang asingnya.
a) Metode Current-Noncurrent
Pada metode current moment, asset lancar
yang dimiliki anak perusahaan pada saat itu (contoh,
asset yang biasanya bisa dikonversikan ke kas dalam
satu tahun) dan utang lancar (kewajiban yang jatuh
tempo dalam satu tahun) ditranslasikan ke dalam
mata uang induk perusahaan mereka pada laporan
keuangannya dengan kurs saat ini. Aset dan
kewajiban noncurrent ditranslasikan pada kurs
historis. Item laporan laba rugi (kecuali untuk biaya
depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan pada
aplikasi tingkat rata-rata operasional tiap bulan atau
pada rata-rata dasar tambahan yang mencakup
seluruh periode dilaporkan. Biaya depresiasi dan
amortisasi ditranslasikan pada kurs historis dengan
pengaruh saat modal yang dimiliki didapatkan.
b) Metode Moneter-Nonmoneter
Metode
moneter-nonmoneter
juga
menggunakan skema klasifikasi neraca untuk
menentukan nilai tukar mata uang asing yang sesuai.
Asset dan kewajiban moneter (contoh, klaim dan
kewajiban untuk membayar sejumlah tagihan dengan
mata uang dimasa yang akan datang) ditranslasikan
dalam kurs saat ini. Item nonmoneter (asset tetap,
investasi
jangka
panjang
dan
persediaan)
ditranslasikan dalam kurs historis. Item laporan laba
rugi ditranslasikan dengan prosedur yang sama
dengan yang dijelaskan untuk konsep currentnonncurrent.
3) Metode Kurs Sementara
Dengan metode kurs sementara, translasi mata uang
asing tidak mengubah sifat sebuah item yang dihitung. Hal
tersebut hanya mengubah unit perhitungan saja. Pada metode
kurs sementara, item moneter seperti kas, piutang dan utang
ditranslasikan dalam kurs nilai saat itu. Item nonmoneter
ditranslasikan pada kurs yang menjadi dasar perhitungan awal.
Secara spesifik, asset yang dihitung harga perolehannya pada
laporan dengan mata uang asing ditranslasikan pada kurs
historis.
E. Jurnal dan perhitungannya
Jurnal pada saat pembelian secara kredit:
Persediaan
Rp
67.500.000
Utang usaha
Rp
67.500.000
($5.000 x Rp 13.500)
Jurnal penyesuaian pada saat tutup buku:
Piutang usaha
Rp
500.000
Laba selisih kurs
Rp
500.000
($5.000 x (Rp 13.500 – Rp 13.400) )
Jurnal pada saat pelunasan:
Utang usaha
Rp
67.000.000
Rugi selisih kurs
Rp
250.000
Kas
Rp
67.250.000
($5.000 x (Rp 13.450 – Rp 13.400) )
($5.000 x Rp 13.450)
Jurnal pada saat penjualan:
Kas
Rp
90.000.000
Penjualan
Rp
90.000.000
1. PSAK 2 – Laporan Arus Kas
LEVI'S & CO.
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016
(dalam USD)
Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :
Laba bersih menurut laporan laba rugi
Ditambah :
beban depresiasi
-75.000
Penurunan Paten
-21.000
penurunan persediaan
30.000
beban dibayar dimuka
18.000
Kenaikan Account Payable
120.000
Kenaikan piutang
-42.000
201.000
30.000
Aliran kas bersih dari kegiatan operasi
231.000
Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :
Arus Kas Masuk
penjualan Properti
0
sekuritas hutang
0
investasi saham
0
penagihan pokok pinjaman
0
0
Arus Kas Keluar
pembelian properti
sekuritas hutang
investasi saham
Pemberian Pinjaman
210.000
0
0
0
210.000
Aliran kas keluar bersih untuk kegiatan investasi
Aliran kas dari kegiatan keuangan :
Arus Kas Masuk
Mortage Payable
Kenaikan Share Preference
-210.000
525.000
63.000
588.000
Arus Kas Keluar
Penurunan Share Preference
Penurunan Share Capital Order
Pembayaran dividen
450.000
15.000
0
465.000
Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan
Perubahan Kas
123.000
144.000
B. Kutip referensi PSAK 2 yang relevan
a) Metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi disesuaikan
dengan mengoreksi pengaruh transaksi yang bersifat nonkas, penangguhan
atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu
atau masa depan.
b) Dalam metode tidak langsung arus kas neto dari aktivitas operasi ditentukan
dengan menyesuaikan laba atau rugi neto dari dampak :
1) Perubahan persedian.
2) Pos nonkas seperti penyusutan, provisi, pajak tangguhan
3) Seluruh pos lain dimana kas nya berdampak pada arus kas investasi dan
pendanaan.
B. PSAK 1 – Penyajian Laporan Keuangan
A. Jelaskan berikut contoh transaksi - Komponen penghasilan
komprehensif lain sesuai PSAK 1 tahun 2013
Menurut PSAK 1 tahun 2013, penghasilan komprehensif lain berisi
pos-pos penghasilan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang
tidak diakui dalam laba rugi sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh
SAK. Komponen penghasilan komprehensif lain mencakup:
1. Perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16: Aset tetap dan
PSAK 19: aset tak berwujud);
2. Pengukuran kembali program imbalan pasti (lihat PSAK 24: Imbalan
Kerja);
3. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan
keuangan dari
4. kegiatan usaha luar negeri (lihat PSAK 10: Pengaruh Perubahan Kurs
Valuta Asing)
5. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali asset keuangan
sebagai ‘tersedia untuk dijual’(lihat PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran);
6. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrument lindung nilai
dalam rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55)
Contoh:
Entitas melakukan revaluasi aset tetap pada 2 Januari 2015. Nilai
perolehan 600.000 akumulasi depresiasi 200.000. Aset direvaluasi
menjadi 500.000 dan masa manfaat tersisa 10 tahun.
Jurnal saat revaluasi:
Akumulasi Depresiasi
200.000
Aset tetap
200.000
Aset tetap
100.000
Surplus revaluasi
100.000
Jurnal saat depresiasi:
Beban Depresiasi
50.000
Akumulasi Depresiasi
50.000
Surplus Revaluasi
10.000
Saldo Laba
10.000
B. Kutip LK yang menjelaskan minimal 3 dari 5 jenis transaksi tsb diatas
C. Pilih dan analisis Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
lainnya
Komponen laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk yaitu laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain telah sesuai dengan PSAK No
1 tahun 2013. Hal tersebut tercermin dari penyajian penghasilan
komprehensif lain yakni:
1) Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi Keuntungan belum
direalisasi atas transaksi lindung nilai, selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan.
2) Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Peningkatan
revaluasi aset tetap, pengukuran kembali kewajiban imbalan pasti.
Download