JUDUL PROGRAM AUDIENCE TOPIK JUDUL TOPIK TEKS TUJUAN NASKAH : : : : : : : Belajar Firman Allah No. 01/01/BFA/01Jan2015/ AP Umum Janji Allah Janji yang ditepati Ibrani 6: 13-20 Pendengar memahami bahwa Allah senantiasa menepati janji-Nya. Andy Purwanto Saudara, jumpa lagi dengan saya, Andy Purwanto, dalam program Belajar Firman Allah. Bagaimana kabar saudara..? Doa dan harapan saya, saudara akan mengalami berkat Tuhan melalui program ini. Kiranya kasih, sukacita dan damai sejahtera dari Tuhan Yesus memenuhi hati saudara. Baik.. saya mengajak saudara untuk mempersiapkan diri sebelum masuk dalam pembahasan lebih lanjut... ............................................. Musik khas BFA ................................ Pendengar terkasih, sebelum membahas dan belajar dari Firman Allah, mari kita berdoa terlebih dahulu. Mari kita mohon tuntunan Roh Kudus, agar Ia menolong kita untuk dapat memahami maksud Allah melalui pembelajaran ini. Mari kita berdoa: ............................................ Doa ......................................... Saudara, saat ini kita akan belajar mengenai “Janji Alah”. Adapun teks Alkitab yang menjadi dasar pembelajaran kita hari ini diambil dari Ibrani 6:13-20. Saya akan bacakan untuk saudara... Ibrani 6:13-20, demikianlah firman Tuhan, “Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya, kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak." 15 Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan. Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah, supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. 19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, (20) di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya...” Saudara.. Kejadian 12:1-3 mencatat perihal Janji yang diberikan Allah kepada Abraham. Perjanjian tersebut terjadi di sebuah kota purba bernama Haran. Pada tahun 1995, dua arkeolog.. 1 Giorgio Buccellati dan Marilyn Kelly, pasangan suami istri dari UCLA dan California State University, menemukan situs Haran di barat laut Damascus, Suriah. Dari hasil penelitian mereka ditemukan bahwa Haran pernah menjadi salah satu kota, pusat perdagangan di Timur Tengah.. dengan perkiraan waktu pada 2500sM hingga 2000sM. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kita mendapat suatu informasi bahwa Abraham pernah menjalani hidup sebagai “orang kota”.. menjalani suatu kehidupan dengan ketersediaan fasilitas, kenyamanan hidup. Namun saudara, satu hal yang mengherankan terjadi.. Kejadian 12:4, dan selanjutnya dalam Ibrani 11:8, mencatat, “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.” SAudara.. saya bertanya-tanya, “apa yang terjadi sehingga membuat Abraham tergerak untuk meninggalkan kehidupan di kota besar, dan berangkat ke suatu tempat yang misterius.. suatu tempat yang tidak diketahuinya..?” Nah, tentu saja kita tidak bisa mengetahui secara detil dan terperinci tentang apa yang terjadi. Satu-satunya pengetahuan yang disingkapkan Alkitab adalah adanya Allah yang berjanji kepada Abraham, dan ia percaya dan taat dengan janji tersebut. Saudara.. berdasarkan janji itulah.. Abraham rela meninggalkan kehidupan kota. Berdasarkan janji Allah, Ia meninggalkan kenyamanan hidup di kota besar, dan bersedia menghadapi ketidak-pastian bahkan kesulitan yang tidak terbayangkan. Seorang pelayan Tuhan bernama Stephen Tong berpendapat bahwa kepercayaan dan ketaatan Abraham terhadap janji Allah dimungkinkan karena adanya suatu pengharapan. Dengan kata lain, ketika Allah mengikat perjanjian dengan Abraham, maka pada saat itu, muncul suatu pengharapan dalam diri Abraham. Jika kita memperhatikan kitab Kejadian khususnya pasal 12, maka jelas dicatat bahwa Allah tidak pernah berjanji untuk memberi harta, uang atau kekayaan yang banyak.. bahkan bisa jadi.. Abraham harus menjual propertinya ketika ia meninggalkan Haran… Selain itu, Allah juga tidak menjanjikan popularitas, jabatan atau ketenaran secara politik.. lagipula, ketenaran seperti apa yang bisa diharapkan ketika meninggalkan kota Haran, dan pergi ke tempat lain yang belum pernah dikunjunginya… Yang dijanjikan Allah adalah berkat-Nya… Janji itu sendiri adalah berkat. Artinya, ketika Allah memberikan janji kepada seseorang, dalam hal ini kepada Abraham, maka pada saat itulah Abraham mengalami atau menerima berkat Allah. Berkat Allah yang dimaksud sangat luas cakupannya. Berkat Allah bisa terwujud dalam bentuk materi.. namun, berkat Allah juga bisa berwujud non-materi. Sukacita, damai sejahtera, kesabaran adalah contoh berkat yang bersifat non-materi. Berkat Allah juga mencakup digenapinya atau ditepatinya janji Allah dalam hidup seseorang. Dalam konteks Abraham, berkat Allah dinyatakan melalui penggenapan janji bahwa keturunan Abraham akan menjadi 2 suatu bangsa yang besar, dan melalui keturunannya semua bangsa akan mengalami atau menerima berkat Allah. Nah, berkat-berkat yang dialami seseorang dalam hidupnya pada dasarnya menyatakan kesetiaan-penyertaan Allah dalam menggenapi atau menepati janji-Nya dalam hidup orang tersebut. Inilah yang menjelaskan timbulnya suatu pengharapan dalam diri seseorang. Suatu pengharapan yang menggerakkan, mendorong, memampukan seseorang untuk tetap percaya dan taat terhadap Allah dan janji-Nya. Pada suatu hari, seorang anak berumur sepuluh tahun ditanya oleh neneknya. “cucu, apa yang kau inginkan untuk hadiah natalmu..?” Si cucu menjawab, “aku menginginkan sebuah album perangko, nek...” Mendengar jawaban cucunya, sang nenek terdiam sebentar.. ia kemudian menjawab, “baiklah, engkau akan mendapatkan sebuah album perangko untuk hadiah natalmu.” Ketika natal tiba, hadiahhadiah dikumpulkan, dan anak tersebut membuka satu persatu hadiah yang diterimanya. Hingga bungkus hadiah terakhir dibuka, ternyata album perangko yang dijanjikan sang nenek tidak ada. Dua hari kemudian, teman-temannya datang untuk bermain dan melihat-lihat hadiah natalnya. Anak tersebut mulai menyusun dan menyebutkan hadiah-hadiah yang telah diterimanya, dan hadiah terakhir yang disebutnya adalah album perangko. “Tetapi, Doel, aku tidak melihat adanya satu album perangkopun di sini..” sahut temannya. “iya, mana ada album perangko.. mobil-mobilan, buku cerita, pensil-pensil warna, dan.. tidak ada album perangko di sini..” sahut teman lainnya. “Yah, memang belum ada di sini sekarang, tetapi.. nenekku berjanji akan memberikannya, jadi.. aku sedang menunggu kiriman album perangkonya..” jawab Doel. Satu minggu berlalu, dua minggu.. hingga satu bulan kemudian.. teman-teman Doel datang kembali dan bermain di rumahnya. “Hei, Doel.. bagaimana dengan album perangko yang dijanjikan nenekmu.. bolehkah aku melihatnya..?” tanya salah seorang teman. “emm, gimana ya.. album perangkonya belum datang.. album perangkonya masih dalam proses pengiriman..” jawab Doel singkat. “wah.. mungkin nenekmu lupa dengan janjinya, Doel..” sahut teman itu. “oh, tidak.. tidak.. nenekku tidak pernah lupa dengan yang dijanjikannya..” jawab Doel mantap. Dua hari kemudian, seorang tukang pos datang dan mengantar sebuah paket kiriman. “waduh, bu.. minta maaf sebelumnya.. paket ini sebenarnya sudah datang sebulan yang lalu, tetapi karena kesalahan staf gudang kami, sehingga tertumpuk barang lainnya, dan baru kemarin ditemukan.. sekali lagi, minta maaf untuk kelalaian dan keterlambatan ini, bu…” kata tukang pos itu. “oya, baik pak.. apa isinya, ya..?” jawab ibu Doel. “emm, apa ya.. kalau di dokumen pengirimannya tertulis.. sebuah album perangko, bu..” sahut tukang pos. “baik pak, terima kasih.. ini album perangko yang ditunggu-tunggu Doel, anak saya..” Saudara, cerita ilustratif tadi dibuat berdasarkan kisah nyata yang mengajarkan 3 kepada kita perihal kesetiaan sang nenek terhadap janjinya, dan pengharapan si cucu pada janji neneknya tersebut. Saudara.. Allah yang memberi janji, juga merupakan Allah yang setia dengan janji-Nya tersebut. Dalam bagian Ibrani 6:15 dicatat, “…Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya…” Penulis kitab Ibrani memakai frasa “menanti dengan sabar” untuk menggambarkan adanya suatu pengharapan dalam diri Abraham. Suatu pengharapan hanya mungkin terjadi dan muncul dalam hidup seseorang, pada saat ia bertemu dengan sosok pribadi yang senantiasa setia dengan janjinya. Dalam kehidupan Abraham, pastilah terjadi sesuatu yang membuatnya memiliki pengharapan.. dengan kata lain.. pastilah Abraham mengalami satu dan lain hal yang membuktikan betapa setianya Allah pada janji-Nya. Satu contoh adalah ketika anak yang dijanjikan lahir. Abraham menyaksikan lahirnya Ishak sebagai penggenapan atas anak yang dijanjikan Allah. Meskipun sebelumnya ia telah memiliki Ismael, anak yang lahir dari Rahim Hagar, tetapi yang dijanjikan Allah adalah yang lahir dari Rahim Sarah. Karena itu, meski harus menanti hingga masa lanjutnya, Abraham menyaksikan bahwa Allah terbukti setia dengan apa yang dijanjikanNya. Inilah yang menjelaskan bahwa.. tanpa adanya pengalaman pribadi dengan Allah yang setia, tidak mungkin seseorang dapat membayangkan ataupun menyaksikan perihal kesetiaan Allah dan pengharapan akan janji-Nya. Demikian pula ketika Allah menjanjikan bahwa melalui “keturunan” Abraham, segala bangsa akan mengalami berkat Allah. Saudara.. sebelum hadirnya Yesus Kristus ke dunia, janji Allah tersebut menjadi suatu hal yang misterius dan eksklusif bagi kalangan Yahudi saja. Mengapa.. karena pada waktu itu.. sebelum hadirnya Kristus di dunia.. hanya orang-orang Yahudi yang berpengharapan akan mengalami berkat-keselamatan dari Allah. Namun sejak datangnya Yesus Kristus di dunia, maka janji berkat-keselamatan Allah menjadi sesuatu yang bersifat universal. Yesus Kristus lahir sebagai keturunan Abraham, dan menggenapi janji Allah untuk berkat bagi bangsa-bangsa di dunia. Yesus adalah Mesias atau Juru Selamat yang dijanjikan Allah bagi segala bangsa. Karena itu, melalui Yesus Kristus.. pengharapan menjadi sesuatu hal yang nyata bagi semua orang di segala bangsa. Hanya dan melalui Yesus Kristus.. berkat-keselamatan Allah akan dialami oleh manusia di dunia. Suatu berkatkeselamatan yang mendatangkan pengharapan bagi orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Yesus Kristus merupakan pengantara antara Allah dengan manusia. Ia telah menjadi satu-satunya Imam Besar yang diperkenan Allah.. sebagai pembawa korban yang mendamaikan antara Allah dengan manusia berdosa.. sebagai pribadi yang memulihkan hubungan antara Allah dengan manusia. Nah, 4 ketika hubungan dengan Allah dipulihkan, barulah manusia dapat mengalami berkat Allah yang sesungguhnya dan sepenuhnya. Baiklah pendengar, sebagai kesimpulan dari perbincangan kita saat ini.. saya akan meringkaskannya ke dalam tiga pembelajaran. Pembelajaran yang pertama, apabila Allah memberikan janji pada seseorang, maka pastilah Allah akan menepati atau menggenapi janji tersebut. Pada dasarnya janji itu adalah berkat.. artinya apa.. ketika Allah mengikat perjanjian dengan seseorang, maka pada saat yang bersamaan.. berkat Allah dicurahkan pada orang tersebut. Karena itulah kita mengenal berkat yang bersifat materi, seperti: makanan, minuman, kesehatan fisik, dan lain-lain.. juga berkat yang bersifat non-fisik, seperti: sukacita, damai sejahtera, semangat-harapan hidup… Pembelajaran yang kedua, penggenapan janji Allah bersifat gradual.. artinya bertahap satu persatu.. hingga mencapai sempurnanya penggenapan janji tersebut. Karena itu, kita mengenal yang namanya waktu Allah, atau waktu penggenapan janji Allah yang berjalan sesuai dengan kehendak dan rencanaNya. Manusia tidak bisa memaksa Allah untuk mempercepat ataupun memperlambat penggenapan janji-Nya. Yang bisa dilakukan manusia adalah senantiasa percaya dan taat.. sabar menunggu dan mengalami penggenapan demi penggenapan janji Allah hingga sempurnanya penggenapan janji tersebut. Ada satu prinsip baik yang mengajar seseorang untuk bertekun dalam menanti penggenapan janji Allah.. saya akan bacakan untuk saudara.. Allah yang memberi janji kepadaku adalah Allah yang menuntunku untuk sampai pada penggenapan janji tersebut… Pembelajaran yang ketiga, Yesus Kristus adalah nama yang melebihi segala nama di dunia ini.. mengapa.. karena di dalam dan melalui Yesus Kristus, Allah menyatakan kepenuhan-kesempurnaan janji berkat-keselamatan bagi manusia. Melalui dan di dalam Yesus Kristus, seorang manusia akan dimampukan untuk mengalami berkat demi berkat Allah. Melalui dan di dalam Yesus Kristus.. seseorang memiliki pengharapan akan anugerah demi anugerah Allah.. mulai dari waktu ia menerima Yesus Kristus dalam hidupnya saat ini.. hingga dirinya masuk ke dalam hidup yang kekal.. suatu kehidupan kekal dalam kebahagiaan Sorgawi. Pendengar terkasih, bagaimana dengan Anda? Maukah saudara mengalami penggenapan janji Allah dalam hidupmu..? Atau.. sudahkah engkau mengalami janji demi janji Allah dalam rumah tanggamu.. atau usaha-pekerjaan-pelayanan saudara.. di dalam seluruh hidupmu..? Mari kita berdoa: .............................. Lagu: ..................... 5 Pendengar terkasih, tentu saja tidak ada pertemuan yang tanpa perpisahan. Waktu jumpa kita telah usai. Jika Anda memiliki pergumulan, atau pertanyaan terkait dengan topik pembahasan kita hari ini, silakan layangkan surat Anda kepada kami di……. Studio Sentosa, Kotak Pos 40 Batu 65301 Jatim, atau menghubungi dengan sms di.. nomor ponsel kami 0817 0527 664., atau berkirim email di.. [email protected] Akhir kata, saya Andy Purwanto, mohon undur diri dari ruang dengar saudara. Sampai jumpa dalam program Belajar Firman Allah berikutnya. Tuhan Yesus memberkati… 6