Energi Nuklir sebagai Energi Alternatif pada Pembangkit Tenaga

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Banyak negara sudah mulai risau untuk berbagai masalah yang timbul karena
peningkatan jumlah penduduk. Salah satu masalah yang ada dengan bertambahnya
penduduk ini adalah berkurangnya pasokan listrik. Kenapa hal ini bisa terjadi?
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, berarti semakin bertambah pula pemenuhan
akan kebutuhan primer. Untuk mencukupi pemenuhan kebutuhan primer, diperlukan
pasokan energi yang cukup memadai untuk bisa menampung semua kebutuhan listrik
negara. Saat ini energi merupakan salah satu kebutuhan primer suatu negara untuk
mencukupi pasokan listrik bagi rakyatnya
Merupakan kebanggaan tersendiri bagi suatu bangsa untuk bisa memakai energi yang
dapat meringankan beban keuangan dari masyarakat yang dipimpinnya terkhusus
dalam bidang listrik, karena saat ini listrik masih menjadi konsumsi utama suatu
negara untuk bisa melakukan seluruh kegiatan ekonomi. Banyak negara berlombalomba untuk bisa memanfaatkan energi yang berasal dari sumber daya terbaik, baik
itu berasal dari sumber daya yang bisa diperbaharui maupun sumber daya yang tidak
dapat diperbaharui. Bahkan, meskipun itu berasal dari sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui pun, para peneliti berusaha untuk bisa membuat energi dengan struktur
yang hampir sama, sehingga dapat digunakan sebagai energi pengganti bila akhirnya
sumber daya tersebut telah habis. Namun, hal ini masih bertolak belakang dengan
perlindungan sumber daya yang masih banyak pihak berusaha untuk menghemat
sumber daya tersebut karena adanya kelangkaan.
Berbagai macam penelitian masih tetap dilakukan untuk mencari sumber energi
terbaik guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Beberapa energi yang ditemukan
oleh para peneliti memiliki kekuatan masing-masing seperti energi surya yang
merupakan energi langsung dari alam, hingga uranium sebagai bahan baku untuk
membuat energi nuklir yang rendah emisi. Keunggulan-keunggulan dari masingmasing penemuan energi ternyata setelah melakukan berbagai penelitian, masih
1
belum cukup untuk menyediakan pasokan listrik yang melimpah dan murah yang
diperlukan oleh masyarakat (Himpunan Mahasiswa Universitas Serambi Mekah,
2009).
Dengan berbagai penelitian yang telah dilakukan, muncul satu energi yang ramah
lingkungan dan tidak menghasilkan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan. Energi
ini merupakan energi dengan uranium sebagai bahan bakar utamanya. Energi ini
sering disebut dengan energi nuklir. Di beberapa negara maju penggunaan energi ini
sudah diterapkan untuk menjadi energi pembangkit listrik atau Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN). Sebelum mengenal lebih jauh tentang penggunaan energi ini,
ada baiknya mengetahui sejarah dari energi nuklir terlebih dahulu.
Nuklir pertama kali dibuat oleh fisikawan, Robert Oppenheimer. Pembuatan ini
dilakukan dengan tidak sengaja karena membanting sebuah hasil dari reaksi atom
hingga menimbulkan ledakan kecil. Pada tahun-tahun setelahnya Otto, Lize dan Frits
menguji coba nuklir untuk yang pertama kali dengan tujuan untuk penelitian. Namun,
setelah uji coba terus dilakukan dan mencapai keberhasilan, justru energi ini
digunakan untuk senjata hingga terjadinya PD II(VandeHei dan Dafna Linzer,
Washington Post, Jumat, 3 Maret, 2006;). Berdasarkan pengalaman ini, Badan Energi
Atom Internasional PBB (International Atomic Energy Agency , IAEA) bersama
dengan para peneliti mencoba melakukan pengkajian manfaat lain yang bisa diambil
dari energi ini, hingga menghasilkan penemuan bahwa nuklir mampu untuk bisa
digunakan sebagai pembangkit listrik(Himpunan Mahasiswa Universitas Serambi
Mekah, 2009), tidak hanya untuk menghancurkan suatu daerah.
Keberhasilan uji coba nuklir pertama kali yang dilakukan oleh orang Jerman (Mira,
2008) memberikan harapan baru. Dengan adanya keberhasilan itu, mulai ada negara
yang menerapkan manfaat dari energi nuklir. Mereka berusaha mengoptimalkan
energi nuklir untuk memasok energi listrik bagi negara sendiri dan berusaha
meningkatkan energi ini guna menunjang pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Berhubungan dengan hal tersebut, negara China mulai berani menerapkan
penggunaan energi ini bagi bangsanya. Cina yang merupakan salah satu negara
industri berusaha untuk menjaga stabilitas perekonomiannya. Cina yang merupakan
anggota tetap Dewan Keamanan PBB, harus bisa bersaing dan berhadapan dengan
2
berbagai kekuatan dunia. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemajuan
industri dengan menjaga stabilitas pasokan energi di dalam negeri, Cina harus
mengimpor minyak dari berbagai negara di dunia, bahkan Cina mengerahkan
beberapa perusahaan raksasa Cina dan menginvestasikan hingga 50 miliar dolar untuk
menjalin kerjasama dalam eksplorasi ladang-ladang minyak yang baru (Nugroho,
2012).
Seiring dengan penggunaan energi nuklir, banyak negara juga mulai menyadari
dampak yang terjadi bila pemakaian energi ini di terapkan dalam jangka panjang
(Harjanto, 1979). Dampak yang terjadi bukan hanya bagi lingkungan tetapi juga mulai
meluas
hingga
skala
nasional.
Misalnya,
lembaga
yang
mencoba
untuk
memperkenalkan sumber daya yang bersih dan mencoba untuk tujuan perdamaian
dengan tidak menggunakan energi nuklir mengutarakan beberapa hal yang diabaikan
oleh para pendukung nuklir. Yang pertama, nuklir tidak dapat menurunkan
ketergantungan pada bahan bakar fosil. Yang kedua tenaga nuklir sendiri tidak dapat
menggantikan gas impor. Yang ketiga, nuklir tidak dapat meningkatkan kemandirian
energi nasional. Yang keempat, energi nuklir tidak dapat menyediakan pasokan yang
berkesinambungan dan yang terakhir tenaga nuklir tidak dapat menjamin investasi di
masa depan (Greenpace, 2008).
Penggunaan
nuklir
untuk
menunjang
pertumbuhan
ekonomi
masih
terus
diperdebatkan. Banyak pihak menyatakan bahwa energi nuklir itu efisien dalam
jangka panjang (Harjanto, 1979); namun demikian beberapa pihak juga menyatakan
bahwa energi nuklir tidak efisien dalam jangka panjang (Anonim, 2009). Misalnya,
pasokan energi nuklir yang ada di Cina, meskipun Cina dapat mencukupi pasokan
energi nuklir di negaranya sendiri, namun Cina yang merupakan negara yang
memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia terus mengalami peningkatan
kebutuhan minyak dan gas dari tahun ke tahun. Keterbatasan sumber daya energi
tidak-terbarukan yang dimiliki Cina telah menjadikan negara ini tergantung pada
impor minyak dan gas dari negara lain. Hal ini mengindikasikan bahwa pemakaian
energi nuklir dengan tujuan kesejahteraan rakyat belum bisa dipenuhi oleh negara
dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia ini dalam jangka panjang. Sementara
itu, di negara Iran mengutarakan keefisienan program nuklir ini dalam beberapa
bidang. Pemerintah Iran mengatakan program nuklir yang dijalankan negaranya tidak
ditujukan untuk pengembangan senjata nuklir melainkan untuk keperluan medis dan
3
pembangkit tenaga listrik (Agung Nugroho, 2012). Energi nuklir ini dikatakan efisien
dalam jangka panjang, jika sisi permintaan dan penyediaan energi tidak mengalami
kesenjangan (Maryam Ayuni, 2012).
1.2. MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang masalah, dirumuskan batasan masalah penelitian adalah
”Energi Nuklir Sebagai Energi Alternatif Pada Pembangkit Tenaga Listrik (studi dari
berbagai negara pengguna energi nuklir)”
(Pendekatan Analisis SWOT dan Pendekatan Analisis Manfaat Biaya)
1.3. PERSOALAN PENELITIAN
1.3.1. Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman penggunaan energi
nuklir sebagai energi alternatif pembangkit tenaga listrik?
1.3.2. Bagaimana perbedaan manfaat biaya antara opsi A (dengan energy nuklir) vs
opsi B (meninjau ulang penggunaan energi nuklir ) sebagai energi alternatif
untuk pembangkit tenaga listrik?
1.4. TUJUAN PENELITIAN
Mengidentifikasi :
1.4.1. Strategi-strategi yang terkandung dalam analisis SWOT dalam penerapan
energi nuklir sebagai energi alternatif pembangkit tenaga listrik
1.4.2. Lebih bermanfaat mana antara opsi tetap menggunakan energy nuklir vs
meninjau ulang penggunaan energy nuklir
4
Download