File - Eman Sulaiman, ST, MM

advertisement
Eman Sulaiman, ST, MM
NPV
IRR
Net B/C
Ratio
BEP
PBP
software DSS-BALIANALISIS
Net Present Value (NPV), digunakan untuk menilai
manfaat investasi
dengan ukuran nilai kini (present value) dari keuntungan
bersih proyek.
Dimana:
B = keuntungan
C = biaya
i = discount rate
t = periode
Internal Rate of Return (IRR), merupakan suku bunga maksimal
(discount rate) untuk sampai pada NPV bernilai sama dengan nol
(seimbang). Perumusannya adalah sebagai berikut
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), merupakan perbandingan
antara nilai sekarang dari keuntungan bersih yang positif
dengan nilai sekarang dari keuntungan bersih yang negatif.
dimana:
B = keuntungan
C = biaya
i = discount rate
t = periode
 Breakevent Point (titik Impas) menurut Boone dan
Kurtz adalah tingkat penjualan yang menghasilkan
pendapatan yang cukup untuk menutup seluruh biaya
tetap dan biaya variabel dari perusahaan
 Lebih jauh Boone dan Kurtz mengatakan titik Impas
adaah titik dimana saat totalpendapatan sama dengan
biaya total
Break Event Point (BEP), dilakukan untuk mengetahui kapan
keuntungan mulai diperoleh. BEP ini dilakukan dengan dua
cara yaitu
(1)atas dasar nilai jual dalam rupiah dan
(2)atas produksi
BEP atas dasar produksi :
dimana:
FC = Biaya tetap (Rp)
VC = Biaya tidak tetap (Rp)
C = Produksi (kg)
P = Unit penjualan (Rp)
S = Penjualan total (Rp)
 Fixed cost adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan selama perusahaan tersebut
menjalankan aktivitasnya (Cth : biaya asuransi, pajak,
sewa, dan biaya2 lainnya)
 Variable cost  merupakan biaya yang jumlahnya
berubah sesuai dengan perubahan aktivitas
Pay Back of Period (PP), dilakukan untuk mengetahui jangka
waktu
pengembalian investasi:
PEMBUATAN ABON IKAN DARI IKAN MARLEN
Pengepresan I
Pengambilan ikan hasil rebusan
Pencampuran dg bumbu serta penambahan santan
Penggorengan
CONTOH PENGHITUNGAN KELAYAKAN USAHA
Unit usaha yang dianalisis adalah unit usaha abon ikan berskala kecil. Bentuk badan
usaha perusahaan adalah perusahaan perseorangan. Perusahaan mengolah bahan
baku ikan TUNA sebanyak 3.000 kg/bulan. Apabila proses produksi berjalan optimal,
dari sejumlah bahan baku tersebut (dicampur dengan bahan-bahan pembantu),
akan diperoleh produk abon ikan sebanyak 1.200 kg /bulan (rendemen ± 40
persen).
Biaya investasi untuk usaha abon ikan terdiri dari : biaya perizinan, sewa tanah dan
bangunan, serta pembelian mesin/peralatan produksi dan peralatan pendukung
lainnya.
Biaya operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Komponen biaya
variabel mencakup biaya bahan baku, bahan pembantu, bahan pendukung, biaya
tenaga kerja produksi, biaya makan tenaga kerja produksi dan biaya transportasi.
Sementara itu, komponen biaya tetap
terdiri dari biaya overhead pabrik (BOP) serta biaya administrasi dan umum.
Kebutuhan Modal Kerja
Besarnya kebutuhan modal kerja dihitung berdasarkan kebutuhan dana awal untuk
satu kali siklus produksi. Usaha pembuatan abon ikan mempunyai siklus produksi
(lama waktu yang diperlukan dari pembelian bahan baku sampai pembayaran
terlama dari penjualan produk) kurang
lebih selama 1,5 bulan. Sehingga jumlah kredit modal kerja yang dibutuhkan adalah
:
Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja
ANGSURAN KREDIT KE BANK
Jangka waktu kredit dari bank adalah 2 tahun tanpa grace period. Tingkat suku bunga
kredit yang digunakan adalah sebesar 15 % per tahun dengan sistem bunga menurun.
Dengan demikian, jumlah angsuran pokok dan bunga kredit yang harus dibayar oleh
pengusaha abon ikan pada setiap bulannya dapat dihitung. Tabulasi angsuran per
tahun sebagai berikut :
Jumlah produksi abon ikan selama satu tahun sebesar 14.440 kg (1.200 kg/bulan)
dan harga abon ikan ditingkat produsen adalah Rp 70.000 per kg. Oleh sebab itu,
pendapatan dari hasil penjualan abon ikan per tahun adalah sebesar Rp
1.008.000.000,–. Rincian penerimaan/pendapatan kotor dalam setahun sebagai
berikut :
Analisis Sensitivitas
 Dalam analisis setiap investasi usaha, termasuk usaha
pengolahan abon ikan, tentu terdapat ketidakpastian yang
akan mempengaruhi hasil perhitungan. Analisis sensitivitas
harus dilakukan guna menguji seberapa sensitif usaha yang
akan dilaksanakan terhadap perubahan jumlah dan hargaharga dari input dan output produksi. Dalam analisis
sensitivitas ini digunakan 3 skenario, yaitu :
Skenario I
 Pendapatan usaha mengalami penurunan sedangkan biaya
investasi dan biaya operasional diasumsikan tetap. Penurunan
pendapatan bisa diakibatkan oleh penurunan harga abon ikan,
jumlah permintaan yang menurun, ataupun jumlah produksi
yang menurun.
Skenario II
 Biaya operasional mengalami kenaikan sedangkan biaya
investasi dan penerimaan usaha diasumsikan tetap.
Kenaikan biaya operasional bisa terjadi akibat kenaikan
harga input produksi, seperti bahan baku dan peralatan
produksi.
Skenario III
 Skenario ini merupakan gabungan dari skenario I dan
skenario II, yaitu : diasumsikan penerimaan usaha
mengalami penurunan dan biaya operasional mengalami
kenaikan, sedangkan biaya investasi tetap.
Download