Analisis Makro Kebijakan Pemerintah Bidang Kefarmasian (KONAS

advertisement
Analisis Makro Kebijakan
Pemerintah Bidang Kefarmasian
(KONAS & KOTRANAS)
Husin R Mallaleng,Apt,M.Kes
DINAS KESEHATAN
PROPINSI JAWA TIMUR
Dasar Hukum
1. UU 23/1992 : KESEHATAN
2. PP 72/1998 : PENGAMANAN SEDIAAN
FARMASI & ALKES
3. SK MENKES 155/III/2006: PEDOMAN UMUM
PENGADAAN OBAT PERBEKALAN
KESEHATAN U/ YAN GENERIK KESDA 2006
(151 ITEM GENERIK)
4. KEPMENKES 68/2006 : PEDOMAN
PELAKSANAAN PENCANTUMAN NAMA
GENERIK PADA LABEL OBAT
5. KEPMENKES 069/2006 : PENCANTUMAN HET
DI LABEL OBAT
6. SK MENKES 156/2006 : HARGA JUAL OBAT
GENERIK TAHUN 2006(153
DAFTAR HARGA GENERIK)
7. SK MENKES 336/2006 : HARGA OBAT
GENERIK(386 ITEM)
8. SK MENKES 487/VII/2006 : PERUBAHAN ATAS SK
MENKES 336 TTG HARGA OBAT GENERIK
9. SK MENKES 720/IX/2006 : HARGA OBAT GENERIK
(458 ITEM)
Pengantar
Obat Generik
Terkait d/ keputusan pemerintah dalam
menetapkan harga obat generik, terdapt
beberapa keputusan kontroversial krn
1. Bertentangan d/ tujuannya sendiri
2. Pengaturan harga obat generik
bertentangan d/ upaya pem sendiri dalam
mempromosikan penggunaan obat generik
3. Berpotensi menimbulkan persoalan baru,
mis ketergantungan pada impor obat
Menurut UU Kesehatan
• Pemerintah (cq Menkes) bertugas menyediakan
bahan baku obat, obat-obatan,maupun alkes yg
dibutuhkan upaya kesehatan
• Utk itu, pem pusat diberi kewenangan
menyediakan obat essensial tt & obat yankes
dasar sangat essensial (buffer stock nasional)
• Pem diberi kewenangan dalam hal ijin &
pengawasan peredaran obat serta menetapkan
kebijakan sistem jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat
• Pem tdk memiliki hak mengatur &
menetapkan harga
• Apalagi utk obat yg dibeli pihak lain
• Pem sgt sulit memaksa produsen &
masyarakat sbg alat kebijakan sosial dgn
memaksa produsen menjual obat dengan
merugi
Akibatnyaobat generik langka di pasaran! Dan
ini terbukti !
Ttg kebijakan harga obat
Sk menkes 720/menkes/ix/2006 menetapkan
harga jual obat generik, beberapa harga item
obat diturunkan dan beberapa yg lainnya
dinaikkan. Penetapan harga yg rendah
membuat produsen berhenti berproduksi karena
biaya produksi lebih tinggi.
Tentang HET
Produsen wajib mencantumkan HET u/
melindungi masyarakat, konsekwesinya
penambahan ongkos produksi
Utk obat Ethical yg dibeli pasien, pasien
tdk punya pilihan, informasi harga menjadi
tdk efektif, begitupula d/ kemasan kaleng
1000’s
SISTEM PEMBIAYAAN OBAT
ASKESKIN
• PERLU DITINJAU PERAN ASKES
UNTUK PENANGANAN ASKESKIN
• CLAIM RS SERING TERLAMBAT
• CLAIM ASKESKIN YANG BERLEBIHAN
• CLAIM ASKESKIN>ASKES PNS (?)
• TIDAK SEBAIKNYA DANA ASKESKIN
LANGSUNG KE RS, JADI RS SELAIN
SEBAGAI PROVIDER SEKALIGUS PPK
SEPERTI SEBELUMNYA
RASIONALISASI HARGA OBAT
• DIDAHULUI RASIONALISASI PRODUK OBAT JADI
• JUMLAH PRODUK JADI DI AUSTRALIA,EROPA TIDAK
BANYAK, DI INDONESIA SEKITAR 18.000 DGN
JUMLAH INDUSTRI FARMASI SEKITAR 200
• KAJI ULANG PENDAFTARAN OBAT SECARA
FARMAKOLOGIS & KLINIS SAMA MIS: THIAMIN (B1)
DGN DERIVATNYA SEPERTI
THIAMINTETRAHIDROFURFURIL,BISBULTHIAMIN,BI
SBENTHIAMIN, (MONOPOLI PATEN)
• PERKETAT JALUR IMPOR ATAU OBAT LISENSI
• HET SUDAH BAGUS
• PENCANTUMAN TULISAN GENERIK 80 % DARI
MEREK DAGANG DIREVISI
PEMANFAATAN OBAT GENERIK
• REVITALISASI PERMENKES 085 UNTUK
RS PEMERINTAH
• KERAHKAN SEMUA BUMN UTK
PRODUKSI OBAT MURAH SERBA
SERIBU, JGN HANYA INDOFARMA
Obat generik tidak berlogo
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Obat batuk pilek,isi 6 tablet
Obat batuk cair,isi 3 sachet
Obat batuk berdahak,isi 6 tablet
Obat sakit kepala,isi 6 kapsul
Obat flu, isi 6 kapsul
Obat penurun panas anak,isi 3 sachet
Obat penurun panas,isi 8 tablet
Obat asma, isi 6 tablet
Obat cacing anak,kemasan 30 sachet @ 7 ml
Obat cacing,kemasan blister @ 1 tablet kunyah
Obat maag,kemasan blister @ 6 tablet kunyah
Obat tambah darah
SISTEM PENGADAAN OBAT
PUBLIK
• MENGACU KEPRESLAMBAT TAPI
AMANDIBUTUHKAN CEPAT TAPI
AMAN!
• TIDAK DIDUKUNG KETERSEDIAAN
OBAT GENERIK DI LAPANGAN
ADANYA JAMINAN KEAMANAN,KHASIAT
&MUTU OBAT YG BEREDAR DI MASYARAKAT
• PERKETAT REGISTRASI
• TINGKATKAN PENGAWASAN MELALUI
BBPOM PRO, DINKES
PROP/KOTA,ISFI,IDI,GP FARMASI, LAB
FAKULTAS FARMASI NEGERI/SWASTA,
BILA PERLU MAHASISWA/I DILIBATKAN
• IKLAN DICERMATI, DITINDAK
LAW ENFORCEMENT
• PER UU SUDAH JELAS
• JAMU MENGANDUNG BKO DIBERI SANGSI
RINGAN
• JALUR DISTRIBUSI ILLEGAL DEITINDAK,
MISAL PRAMUKA (OBAT GENERIK &
DAGANG), GLODOK (JAMU TRADISIONAL
ASING)
• STERILKAN APOTIK DARI PETUGAS NON
FARMASI MELALUI SWEEPING SIK
PENGGUNAAN OBAT SECARA
RASIONAL (POSR)
•
•
•
•
•
REVITALISASI DOEN
REVITALISASI FORMULARIUM OBAT RS
REVITALISASI PANITIA FARMASI DI RS
LIBATKAN ORGANISASI PROFESI
KENDALIKAN DETAILER INDUSTRI
FARMASI
• Dalam situasi ekonomi seperti saat ini,
posisi obat menjadi lebih penting lagi
• karena obat dapat menyebabkan biaya
kesehatan menjadi lebih mahal. Di sisi lain
• obat merupakan sumber penerima utama
untuk unit pelayanan kesehatan.
Pelayanan
• Pelayanan kesehatan akan menjadi
sangat lebih mahal bila penggunaan obat
tidak rasional.
• Hal ini akan terlihat bila manfaat yang
didapat tidak seimbang dengan risiko
maupun biaya yang harus dikeluarkan
oleh pasien.
Dalam konferensi pakar Rational Use of
Drugs yang diselenggarakan oleh WHO di
Nairobi pada 1985, didefinisikan
penggunaan obat rasional sebagai berikut:
"the rational use of drugs requires
that patients receive medications
appropriate to their clinical needs, in
doses that meet their own individual
requirements, for an adequate periode
of time, and at the lowest cost to
them and their community".
Rabu,
2007
RUBRIK
RDETEKSI
U 24
B Jan
RLAIN
IK
Redaksi Jawa Pos
Berita
Edisi
Politika
Visite
Opini
Internasional
Pro
Riset
Laporan
Ulasan
Edukasi
Kolom
Sosok
Kajian
Nouvelle
Deteksi
Toys
Techno
Muzik
Cerpen
Aime
Aidoru
De-Style
Otomotif
Movies
Game
Otonomi
&
Mingguan
&Utama
Anime
Halte
Ekonomi
Hobby
Polling
Surabaya
Jakarta
Khusus
Graha Pena Lt. 4
Jl. A. Yani 88 Surabaya
Telp. :+62-31-8202216
Fax. :+62-31-8285555
Ekonomi
Jakarta
Metropolis
Olahraga
Raya
Bisnis
Halaman Utama
[email protected] /
[email protected]
---------------------------------------------Best View : 1024 x 768 with IE 5.5 or above
©Copyright 2006, Jawa Pos dotcom colo'RADNET.
Selasa, 16 Jan 2007,
RSU dr Soetomo Larang Detailer
Show & Selebriti
KOTRANAS 2007
• PEDOMAN TERLALU UMUM, SEGERA
DIIKUTI JUKNIS & ALOKASI DANA
• APBN DEPKES UNTK PENGEMBANGAN
OBAT ASLI INDONESIA MASIH KECIL
• SOSIALISASIKAN KE MASYARAKAT
• TERAPKAN CPOTB VERSI INDONESIA
• TUNDA HARMONISASI ASEAN 2008 DI
BIDANG OT
Public Warning BPOM
• Harusnya diterbitkan DEPKES
• UMUMKAN PJ LEGAL YG
MENGGUNAKAN BKO (BAHAN KIMIA
OBAT), JANGAN CUMA YANG ILLEGAL
SAJA
PERBANDINGAN JENIS BKO
2003
2004
2005 (sep)
Parasetamol
51
21
21
Piroxicam
6
2
0
Antalgin
49
34
18
Theofilin
6
11
4
Fenilbutason
51
30
30
CTM
2
1
2
Dexametason
10
5
3
Na Diclofenac
4
3
2
Furosemid
1
1
0
As. Mefenamat
4
5
0
Sildenafil sitrat
1
2
15
Prednison
4
0
0
Siproheptadin
0
0
1
Sibutramin sitrat
0
0
1
KESIMPULAN
Download