Beberapa Konsep Penting dalam Antropologi Hukum

advertisement
Perdebatan Hukum &
Beberapa Konsep Penting:
Antropologi Hukum Masa Awal
Sulistyowati Irianto
Perdebatan Hukum:
perspektif antropologis
• Sejarah kemunculan ilmu antropologi hukum ditandai oleh
pertanyaan: bagaimanakah sistem hukum di negara-negara di
luar Eropa Barat ? Bagaimana cara mereka menyelesaikan
sengketa ?
• Pertanyaan itu lahir dari para pemikir hukum dan antropologi
yang sudah memiliki sistem hukum yang mantap di Eropa
Barat maupun Anglo Saxon: ada kodifikasi hukum,
pengadilan, hakim, dan penjara
• Mereka yang tergolong ke dalam Rule Centered Paradigm
(Robert Comaroff, 1981): menggunakan konsep-konsep dan
kategori-kategori yang dikenal dalam sistem hukum
Continental maupun Anglo-Amerika untuk mempelajari sistem
hukum dalam kebudayaan yang lain
Stateless = lawless ?
• Hukum adl cara untuk meningkatkan integrasi sosial, dan
merupakan akumulasi atau abstraksi dari norma-norma dan
kebiasaan-kebiasaan yang dianut sebagai pedoman berperilaku.
• Studi perbandingan bertujuan untuk mencari persamaan dan
perbedaan yang ada di antara sistem-sistem hukum yang
berlainan tersebut. Dalam hal ini konsep hukum yang dikenal
dalam kebudayaannya sendiri (Barat) selalu dikaitkan dengan
sovereignity, rules, courts dan enforcement agency.
• Apabila di negara-negara itu tidak ada atribut semacam itu,
maka apakah mereka bisa dikatakan memiliki hukum ? Inilah
awal perdebatan tentang definisi hukum pada masa awal
R.Brown: tidak ada hukum pada
masyarakat state less
• Radcliffe-Brown (Struktural Fungsionalism):
penelitian di P. Andaman, Pacific.
• Hukum  social control through the systemic
application of the force of politically organized
society
• Pada masyarakat archaic, stateless (tanpa negara)
dan tidak memiliki atribut hukum seperti di Eropa
Barat, tidak ada hukum.
• Bagaimana mereka menjalankan organisasi
sosialnya ? Mereka memiliki automatic spontanaeus
submission to tradition (ketataan otomatis terhadap
adat/tradisi)
Bronislaw Malinowski: dalam
reciprocity ada hukum
B. Malinowski: penelitian ttg “Kula Kring” di P.
Trobiand
Reciprocity (hubungan timbal balik): terkait dng
non-market exchange, free market without state
intervention & implikasi pada relasi sosial,
kekerabatan)
Hukum dipandang sbg kewajiban pihak yg satu,
dan hak bagi pihak yg lain, yg tak hanya didukung
oleh motif psikologis, tapi juga oleh kekuatan
mengikat berdasarkan saling ketergantungan
(prinsip take & give)
Di setiap masyarakat ada reciprocity, ada hukum
B. Malinowski
• Law consists of 'the rules which curb human inclinations,
passions or instinctive drives; rules which protect the rights
of one citizen against the concupiscence, cupidity or malice
of the other; rules wich pertain to sex, property and
safety.’(Hukum terdiri dari aturan2 terkait
perendahan
manusia,nafsu
dan
dorongan
naluriah , juga aturan2 yg melindungi hak warga
thd keganasan, keserakahan & kedengkian pihak
lain
• He notes that primitive people, like other people, are kept
from doing what their neighbors do not want them to do
chiefly not because of courts and policement, but for many
other personal and social reasons
Bohanan: hukum adalah hasil
kelembagaan berganda
• Bohannon mengkritisi Malinowski dng mengatakan
bhw hukum harus dibedakan dari norma dan
kebiasaan
• Norma adalah aturan, yang mengekspreksikan “apa
yang seharusnya” dalam relasi antar umat manusia.
• Kebiasaan adalah seperangkat norma, yang
mengatur apa yang dianggap menyimpang dari
norma, atau apa yang disepakati dalam norma,yang
dipraktikkan dalam waktu yang panjang.
Hukum hrs Justiciable
• Hukum harus memiliki karakter tambahan,
yaitu harus bersifat “justiciable”.
• Hukum harus memiliki kemampuan untuk
dapat di interpretasi dan di-re-interpretasi
oleh salah satu institusi hukum dalam
masyarakat; sehingga konflik di antara
institusi non-hukum dapat diselesaikan oleh
otoritas di luar mereka (institusi hukum)
• Hukum adl perangkat kewajiban yang mengikat
yang dianggap sebagai hak oleh suatu pihak dan
diakui sebagai kewajiban oleh pihak lain (azas
resiprositas/reciprocity), yang telah dilembagakan
lagi dalam lembaga-lembaga hukum supaya
masyarakat dapat terus berfungsi dengan cara
yang teratur berdasarkan aturan-aturan yang
dipertahankan melalui cara demikian (double
institutionalization)
L.Pospisil: Hukum dengan 4
atribut
 Pospisil: norma sosial disebut sebagai hukum
apabila memiliki empat atribut, yaitu:
• Otoritas: diputuskan oleh otoritas sosial
• universalitas:bisa berlaku dalam waktu yang
panjang
• Obligatio: memberi kewajiban dan hak kepada
pihak-pihak (yg bersengketa)
• sanksi
Adamson Hoebel: hukum &
sanksi pidana
• E. Adamson Hoebel: Tokoh AH Amerika,
penelitian pada masyarakat Indian Amerika
(Cheyenne, Comanche, dll)
• Norma sosial adalah adalah hukum, bila
pelanggaran terus menerus terhadapnya akan
ditindak berdasarkan peraturan, baik yg berupa
ancaman atau tindakan, dgn menggunakan
kekerasan fisik oleh orang atau kelompok yg
memiliki wewenang untuk itu (otoritas sosial)
Franz von Benda-Beckmann
• Hukum adalah proposisi yang terdiri dari konsepsi
normatif (berisi hal-hal yang dibolehkan atau
dilarang); dan juga konsepsi kognitif (tentang apa
yang dibolehkan dan dilarang itu)
• Membunuh, korupsi, melakukan kekerasan: secara
normatif dilarang, baik oleh hukum negara/pidana,
hukum agama atau hukum adat dan kebiasaan
• Namun apakah kognisi tentang “membuhuh”,
“korupsi”, “kekerasan” itu ? Sangatlah bisa
diinterpretasi oleh para aktor dengan
kepentingan2nya sendiri.
• TERIMAKASIH
Download