BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obstipasi merupakan salah satu gangguan pencernaan yang cukup banyak dijumpai pada neonatus, bayi, dan anak. Obstipasi diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya penurunan frekuensi atau berkurangnya defekasi. Pada sebagian besar kasus, biasanya bayi mengalami abdominal distension dan gagal mengeluarkan meconium dalam beberapa jam pertama kehidupan. Gagal BAB pada periode neonatal harus selalu dipertimbangkan sebagai merupakan suatu abnormal sampai terbukti itu merupakan kasus lain. Sekitar 94% bayi normal, secara spontan mengeluarkan meconeum dalam 24 jam setelah lahir dan 99,8 % BAB dalam 48 jam pertama (Farmacia, 2008) Menurut data WHO, keluhan obstipasi dapat terjadi pada segala usia dari bayi sampai orang tua. pada bayi angka kejadian ini bisa mencapai 30-40% yang dapat mengalami masalah dengan keluhan obstipasi ini (Darmawan, 2010) Pada sebagian kasus sumbatan usus besar, biasanya tidak ada riwayat hydramnion, karena banyak cairan amnion yang ditelan bisa diserap dari bowel fetus bagian proksimal hingga menuju obstruksi. Bayi yang gagal BAB biasanya menggambarkan adanya suatu obstruksi mekanik atau fungsional, yang nanti berkembang dari bukti klinis dan radiografi. Bayi ini mungkin mengalami abdominal distension dan mual yang mengarahkan mungkin adanya obstruksi 1 2 bowel. Bayi bisa saja pada awalnya membuang sejumlah kecil meconium, tapi setelah itu tidak membuang BAB (Hartanto, 2009) Pada neonatus yang baru lahir hingga anak usia 2 tahun, obstipasi bisa terjadi karena obat-obatan atau anestesi yang digunakan ibu, neonatal asphyxia, ketidakamatangan bowel pada bayi prematur, dan meconium plug syndrome. Selain itu, obstipasi juga bisa disebabkan oleh penyakit Hirschprung, atresia ileal, atresia kolon, meconium ileus, small left colon syndrome, imperforate anus, dan puborectal sling syndrome (Farmacia, 2008) Pengetahuan ibu tentang cara merawat anak dan pengetahuan ibu tentang suatu penyakit yang sering menyerang bayi dan anak sangat dibutuhkan untuk menghindari terjadinya penyakit pada bayinya, pemahaman tentang tanda dan gejala suatu penyakit akan memberikan pengaruh untuk cepatnya penatalaksanaan penyakit tersebut, pengetahuan tentang penyebab akan memberikan perlindungan kepada bayi, dan pengetahuan tentang penatalaksanaan awal akan menghindari semakin parahnya panyakit yang diderita bayi (Muth, 2012) Lebih dari 90% bayi baru lahir akan mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama, sedangkan sisanya akan mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran. Jika hal ini tidah terjadi, maka harus dipikirkan adanya obstipasi. Akan tetapi, harus diingat bahwa ketidakteraturan defekasi bukanlah suatu obstipasi karena pada bayi yang menyusu dapat terjadi keadaan tanpa defekasi selama 5-7 hari dan tidak menunjukkan adanya gangguan feses karena 3 feses akan dikeluarkan dalam jumlah yang banyak sewaktu defekasi. Hal ini masih dikatakan normal(Wiki, 2007) Di Indonesia sendiri angka insidennya belum ada yang menjelaskan secara nominal tanpa melihat etiologinya, sedangkan berdasarkan etiologi obstipasi parsial didapatkan 10-15% dari seluruh kejadian obstipasi. angka kejadian obstipasi pada bayi berdasarkan penyebabnya memiliki frekuensi yang berbedabeda berdasarkan keadaan yang mendasarinya. (Wiki, 2007) Data Dinas Kesehatan Pemerintahan Aceh menurut data Sistim Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) dalam tahun 2012 terdapat 21.654 kasus bayi sakit, 13.234 kasus dengan keluhan obstipasi, sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie tahun 2012 jumlah kasus dengan keluhan obstipasi sebanyak 691 kasus obstipasi bayi (Data SP2TP Dinkes Kab Pidie, 2012). Berdasarkan study pendahuluan yang peneliti lakukan di dapat data dari Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyahdari bulan Oktober sampai Desember 2012 jumlah julah mahasiswa 40 orang terdirti dari Mahasiswa Tingkat I sebanyak 15 orang dan mahasiswa Tingkat II Sebanyak 25 orang. Hal ini mengambarkan bahwa penyakit obstipasi merupakan penyakit yang sering diderita oleh masyarakat. oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana “Gambaran Pengetahuan MahasiswaDiploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Tentang Tidak Bisa Buang Air Besar (Obstipasi) Yang Terjadi Pada Bayi 0-1 Tahun Di Kabupaten Pidie”. 4 B. Rumusan masalah. Berdasarkan uraian latar belakang maka yang menjadi rumusan masalah yaitu “BagaimanaGambaran Pengetahuan MahasiswaDiploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Tentang Obstipasi Yang Terjadi Pada Bayi 0-1 Tahun Di Kabupaten Pidie”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk Mengetahui Gambaran Pengetahuan MahasiswaDiploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Tentang Obstipasi Yang Terjadi Pada Bayi 0-1 Tahun Di Kabupaten Pidie 2. Tujuan Khusus a. Untuk Mengetahui Gambaran Pengetahuan MahasiswaDiploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Tentang Obstipasi Yang Terjadi Pada Bayi 0-1 Tahun Di Kabupaten Pidieditinjau dari segi informasi. b. Untuk Mengetahui Gambaran Pengetahuan MahasiswaDiploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Tentang Obstipasi Yang Terjadi Pada Bayi 0-1 Tahun Di Kabupaten Pidie ditinjau dari segi pengalaman. D. Manfaat Penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat memanfaat bagi: 1. Peneliti Menambahkan wawasan ilmu pengetahuan dan melatih peneliti dalam mengembangkan pengetahuan berfikir secara objektif dan menjadi bahan untuk penelitian lebih lanjut 5 2. Institusi Pendidikan Dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang diharapkan bermanfaat untuk pelaksanaan penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang. 3. Responden Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi mahasiswaAkbid U`Budiyah Sigli. Sehingga dapat terjadi suatu perubahan perilaku kearah yang lebih baik dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anggota keluarganya. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Obstipasi a. Pengertian Obstipasi yaitu sulit buang air besar (BAB) a. Obstipasi Obstipasi = adalah konstipasi hebat yang tidak terobati. Obstipasi berasal dari bahasa Latin : - Ob berarti in the way = perjalanan - Stipare berarti to compress = menekan Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah dimana biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus) Secara umum, Obstipasi adalah pengeluaran mekonium tidak terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau keterlambatan pada faeces yang menyangkut konsistensi faeces dan frekuensi berhajat. Sedangkan pada neonatus lanjut didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari/lebih.(Ngatisah, 2009). Ada beberapa variasi pada kebiasaan buang air besar yang normal. Lebih dari 90% bayi baru lahir akan mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama, sedangkan sisanya akan mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran. Jika hal ini tidah terjadi, maka harus dipikirkan 6 7 adanya obstipasi. Akan tetapi, harus diingat bahwa ketidakteraturan defekasi bukanlah suatu obstipasi karena pada bayi yang menyusu dapat terjadi keadaan tanpa defekasi selama 5-7 hari dan tidak menunjukkan adanya gangguan feses karena feses akan dikeluarkan dalam jumlah yang banyak sewaktu defekasi. Hal ini masih dikatakan normal.(Wiki, 2007) b. Konstipasi Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan di mana seorang manusia mengalami pengerasan feses yang sulit untuk dibuang, yang dapat menyebabkan kesakitan hebat pada penderitanya. Konstipasi dapat disebabkan oleh pola makan, hormon, akibat samping obat-obatan, dan juga karena kelainan anatomis. Pengobatan konstipasi dapat dilakukan dengan pengubahan pola makan, obat pencahar (laxatif), terapi serat, dan pembedahan, walaupun pilihan terakhir jarang dilakukan.Konstipasi adalah keluhan pencernaan yang paling umum. Gejala akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain, karena bentuk usus besar setiap orang berbeda-beda. Munculnya rasa mulas bukan suatu tanda, begitu pula mulas yang tak tentu juga tidak menuju ke suatu gejala. Konstipasi sering terjadi pada anak-anak dan orang tua,dan lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. (Yuliasti, 2010) Gejala antara obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan feses (defekasi). Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya ialah dimana 8 konstipasi disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi karena adanya obstruksi intestinal.(Wiki, 2007) b. Etiologi Obstipasi disebabkan juga karena sebagai berikut : a. Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus meliputi akibat adanya kanker dalam dinding usus. b. Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya akibat penekanan usus oleh massa intraabdomen misalnya adanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum. c. Penyaluran makanan yang kurang baik, misalnya masukan makanan bayi muda kurang mengandung air / gula, sedangkan pada bayi usia lebih tua biasanya karena makanan yang kurang mengandung polisakarida atau serat. d. Kemungkinan adanya gangguan pada usus seperti pada penyakit Hirschpung yang berarti usus tidak melakukan gerakan peristaltik.(Yuliasti, 2010) Pada sebagian kasus sumbatan usus besar, biasanya tidak ada riwayat hydramnion, karena banyak cairan amnion yang ditelan bisa diserap dari bowel fetus bagian proksimal hingga menuju obstruksi. Bayi yang gagal BAB biasanya menggambarkan adanya suatu obstruksi mekanik atau fungsional, yang nanti berkembang dari bukti klinis dan radiografi. Bayi ini mungkin mengalami abdominal distension dan mual yang mengarahkan 9 mungkin adanya obstruksi bowel. Bayi bisa saja pada awalnya membuang sejumlah kecil meconium, tapi setelah itu tidak membuang BAB. Pada neonatus yang baru lahir hingga anak usia 2 tahun, obstipasi bisa terjadi karena obat-obatan atau anestesi yang digunakan ibu, neonatal asphyxia, ketidakamatangan bowel pada bayi prematur, dan meconium plug syndrome. Selain itu, obstipasi juga bisa disebabkan oleh penyakit Hirschprung, atresia ileal, atresia kolon, meconium ileus, small left colon syndrome, imperforate anus, dan puborectal sling syndrome.(Yuliasti, 2010) Untuk menelusuri penyebab obstipasi pada neonatus dan anak-anak, bisa dilakukan dengan bantuan sonografi dan radiografi konvensional. Sonografi biasanya dipertimbangkan sebagai pilihan pertama pada anak, karena prosedur ini bebas radiasi dan butuh sedikit atau tanpa persiapan.Selain itu sonogafi bisa memberikan diagnostik yang cukup akurat. Sementara radiografi konvensional ditujukan untuk pediatrik yang membutuhkan informasi diagnostik dan biasanya menggunakan dosis radiasi minimum.(Wiki, 2007) Beberapa penyebab sulit BAB pada bayi dan anak :Pemberian susu formula yang terlalu kental.Kurang minum. Kurang serat. Gangguan pencernaan akibat hypersensitive terhadap makanan c. Tanda dan gejala Tanda dan gejala obstipasi disebabkan oleh : a. Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama, pada bayi jika tidak mengeluarkan feses selama 3 hari atau lebih. 10 b. Sakit dan kejang pada perut. c. Bayi sering menangis. d. Susah tidur dan gelisah e. Kadang-kadang muntah. f. Abdomen distensi (kembung, karena usus tidak berkontraksi). g. Bayi susah/tidak mau menyusui. h. Bising usus yang janggal (Mansjoer, 2008) d. Jenis-Jenis Obstipasi Obstipasi ada 2 macam, yaitu : a. Obstipasi obstruksi total Memiliki ciri tidak keluarnya feses atau flatus dan pada pemeriksaan colok dubur didapatkan rectum yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat pada rectum. b. Obstipasi obstruksi parsial. Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa hari tetapi kemudian dapat mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial kurang darurat daripada obstruksi total.(Yuliasti, 2010) e. Diagnoksa Obstipasi Obstipasi didiagnosa melalui cara:(Adalia, 2009) a. Anamnesis Riwayat penyakit difokuskan pada gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun gas. Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total atau partialAnamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam riwayat penyakit 11 terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi terjadinya obstipasi Dicari juga apakah ada kelainan usus sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah sistemik lain yang penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi neoplasma b. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan abdomen standar seperti inspeksi, auskultasi, perkusi,dan palpasi untuk melihat apakah ada massa abdomen, nyeri abdomen, dan adanya distensi kolon. Obstruksi usus pada fase lanjut tidak terdengar bising usus Pemeriksaan region femoral dan inguinal untuk melihat apakah ada hernia atau tidak. Obstruksi kolon bisa terjadi akibat hernia inguinal kolon sigmoid Pemeriksaan rectal tussae (colok dubur) untuk mengidentifikasi kelainan rectum yang mungkin menyebabkan obstruksi dan memberikan gambaran tentang isi rectum c. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada bayi yang menderita obstipasi adalah : Pemeriksaan Hb Pemeriksaan Urine Pemeriksaan penunjang lain yang dianggap perlu. d. Pencitraan dengan CT scan, USG, X rays dengan atau tanpa bahan kontras.Pencitraan untuk melihat apakah ada dilatasi kolon. Dilatasi kolon 12 tanpa udara menandakan obstruksi total dan dilatasi kolon dengan terdapat udara menandakan partial obstruksi parsial. Pencitraan ini dapat digunakan untuk menentukan letak obstruksi dan penyebab obstruksi f. Pencegahan Obstipasi Untuk meghindari sembelit, jagalah kebersihan usus, terutama usus besar yang merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan, yang berfungsi sebagai tempat untuk mengumpulkan sisa makanan, mengabsorbsi air dan beberapa mineral, sekaligus tempat pertumbuhan bakteri. Dengan menjaga usus selalu dalam keadaan bersih, secara tidak langsung telah menghindari kasus sembelit.Usus sehat, hidup pun menjadi sehat. a. Makan dengan jadwal teratuur. Pilih makanan yang banyak mengandung serat, misalnya buah-buahan segar dan sayuran. b. Hindari makanan berlemak tinggi dan terlalu manis. c. Banyak minum air putih. Untuk laki-laki, rata-rata 2,9 liter per hari 12 gelas. Sedangkan untuk wanita 2,2 liter per hari (9 gelas). d. Olahraga e. Biasakan buang air besar setiap hari f. Jangan menggunakan obat pencahar(Ngatisah, 2009). Pada keadan normal sebagian besar rektum dalam keadaan kosong, kecuali bila ada refleks masa dari kolon yang mendorong feses ke dalam rektum yang terjadi sekali atau dua kali sehari. Hal tersebut memberikan stimulasi pada arkus aferen dari refleks defekasi. Dengan adanya stimulasi 13 pada arkus aferen tersebut akan menyebabkan kontraksi otot dinding abdomen sehingga terjadilah defekasi. Mekanisme usus yang normal terdiri atas 3 faktor, yaitu sebagai berikut : a. Asupan cairan yang adekuat. b. Kegiatan fisik dan mental. c. Jumlah asupan makanan berserat. Dalam keadaan normal, ketika bahan makanan yang akan dicerna memasuki kolon, air dan eletrolit diabsorbsi melewati membran penyerapan. Penyerapan tersebut berakibat pada perubahan bentuk feses, dari bentuk cair menjadi bahan yang lunak dan berbentuk. Ketika feses melewati rektum, feses menekan dinding rektum dan merangsang defekasi (Adalia, 2009) Apabila bayi tidak mengkonsumsi ASI (cairan) secara adekuat, produksi dari pencernaan lebih kering dan padat, serta tidak dapat dengan segera digerakkan oleh gerakan peristaltik menuju rektum, sehingga penyerapan terjadi terus-meneerus dab feses menjadi semakin kering, padat dan susah dikeluarkan, serta menimbulkan rasa sakit. Ini yang menyebabkab bayi tidak bisa BAB dan akan menyebabkan kemungkinan berkembangnya luka. Proses dapat terjadi bila menurun peristaltik usus dsb. Hal tersebut menyebabkan sisa metabolisme berjalan lambat yang kemungkinan akan terjadi penyerapan air yang berlebihan.(Ngatisah, 2009). Bahan makanan berserat sangat dibutuhkan untuk merangsang peristaltik usus dan pergerakan normal dari metabolisme dalam saluran cerna 14 menuju ke saluran yang lebih besar. Sumbatan pada usus dapat juga menyebabkab obstipasi (Adalia, 2009) B. Bayi Bayi adalah anak yang berusia 0-12 bulan. Bayi dapat dikelompokkan menjadi tiga: bayi cukup bulan, bayi prematur, dan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR). Bayi cukup bulan adalah bayi yang termasuk dalam kelompok kelahiran normal, yaitu kelahiran bayi secara alami tanpa bantuan suatu alat apa pun atau tanpa operasi. Usia kehamilan secara normal berkisar sembilan bulan sepuluh hari. Masa kehamilan lebih dari sepuluh hari atau kurang dari sembilan bulan disebut kehamilan tidak normal (Soetjiningsih, 2009). Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah terlahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat badan rendah. Baik ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga harus selalu mengawasi serta memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun (Supariasa, 2009) C. Konsep Mahasiswa Menurut Susantoro (Rahmawati, 2006: 56), mahasiswa merupakan kalangan muda yang berumur antara 19 sampai 28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Sosok mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap kenyataan 15 objektif, sistematik dan rasional. Kenniston (Rahmawati, 2006: 43) mengatakan bahwa mahasiswa (youth) adalah suatu periode yang disebut dengan “studenthood” yang terjadi hanya pada individu yang memasuki post secondary education dan sebelum masuk ke dalam dunia kerja yang menetap. Berbeda dengan pendapat yang telah dikemukakan oleh dua ahli tersebut di atas, Visi Pelayanan Mahasiswa menyebutkan bahwa mahasiswa adalah seseorang yang sedang mempersiapkan diri dalam keahlian tertentu dalam tingkat pendidikan tinggi. Mahasiswa mempunyai peran penting sebagai agen perubahan (agent of change) bagi tatanan kehidupan yang secara realistis dan logis diterima oleh masyarakat (Chaerul, 2002: 34). Sejalan dengan pendapat Chaerul, Kartono (Rahmawati, 2006: 23) menyebutkan bahwa mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu antara lain: 1. Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegensia. 2. Mahasiswa diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja. 3. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses modernisasi. 4. Mahasiswa diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas dan profesional. 16 D. Konsep Pengetahuan a. Pengertian Berarti apa yang telah diketahui dan lebih jelas lagi bahwa pengetahuan atau tahu adalah mengerti sesudah melihat, menyaksikan, mengalami atau diajar. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoadmodjo, 2010). Menurut kamus bahasa Indonesia Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai hal atau sesuatu. Pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku seseorang .pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, kansep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, juga mencakup manusia dan kehidupannya. Pengetahuan merupakan penalaran, penjelasan dan pemahaman manusia tentang segala sesuatu, juga mencakup praktek atau kemampuan teknis dalam memecahkan berbagai persoalan hidup yang belum dibuktikan secara sistematis ( Slameto, 2008 ). Pengetahuan seseorang didapat dari pengalaman dan informasi yang didapatkan, baik melalui pelatihan, bimbingan, pembinaan maupun melalui pengamatan, sehingga dapat memberikan tanggapan atau respon terhadap apa yang diamatinya.(Azwar, 2010 ). 2. Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) 17 terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, misalnya dapat memahami tentang mamfaat pemberian air susu ibu bagi ibu sendiri. c. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. d. Analisis (Analisys) Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaianterhadap suatu metode atau objek. Dari beberapa uraian definisi dan tingkat pengetahuan sudah sangat jelas bahwa pengetahuan merupakan dasar seseorang berprilaku sehat. Salah satu perilaku sehat adalah upaya pencegahan penyakit sesuai dengan yang 18 dikemukakan oleh H.L. Bloom. Banyak penelitian membuktikan bahwa pengetahuan secara jelas mempengaruhi kebiasaan dan ada hubungan yang erat dengan perilaku seseorang terhadap objek tertentu, Demikian juga pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian air susu ibu bagi ibu cendrung dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Walau tidak dapat kita pungkiri bahwa pengetahuan saja tidak cukup, karena harus ada faktor pendukung lain misalnya tersedianya fasilitas, adanya informasi dan lain sebagainya ( Sugeng, 2001). 3. Pengukuran Pengetahuan Tolok ukur atau kriteria penilaian data merupakan sesuatu yang penting kedudukannya, dan harus disediakan sebelum penelitian bertolak mengumpulkan data dilapangan (Arikunto, 2010). Pengetahuan ibu dibagi atas 3 katagori yaitu (Arikunto, 2002) a. Tinggi : jika responden menjawaban benar 76 % - 100%. b. Sedang : Jika responden menjawaban benar 56% - 75 %. c. Rendah : jika responden menjawaban benar <55 %. E. Pengetahuan dipengaruhi oleh 1. Informasi Informasi adalah, keterangan pemberitahuan kabar atau berita tentang suatu media dan alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, poster dan spanduk. Media komunikasi adalah media yang digunakan pembaca untuk mendapatkan informasi sesuatu atau hal tentang pengetahuan. Berkaitan dengan penyediaan informasi bagi manajemen dalam pengambilan 19 keputusan, informasi yang diperoleh harus berkualitas (Tugiman, 2005) kualitas informasi tergantung tiga hal yaitu : a. Akurat, bebas dari kesalahan, tidak bias atau menyesatkan. b. Tepat waktu, informasi yang disampaikan tidak terlambat. c. Relevan, informasi mempunyai manfaat bagi pemakainya. Informasi di bagi 2 (dua) Katagori sebagai berikut a . Cukup : bila ibu menjawab mendapatkan informasi ≥ 5 media massa. b. Kurang : bila ibu menjawab mendapatkan informasi kurang dari 5 media massa. 2. Pengalaman Pengalaman individu tentang berbagai hal biasa yangdiperoleh dari tingkat kehidupan dalam proses perkembangannya,misalnya sering mengikuti kegiatan yang mendidik sepertiseminar Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) ( KBBI, 2005). Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodic, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi. (Syah, 2003). Pengalaman merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari – harinya. Pengalaman juga sangat berharga bagi setiap manusia, dan pengalaman juga dapat diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan menjadi pedoman serta pembelajaran manusia. Pengalaman mahasiswitentang obstipasi juga merupakan hal yang tidak terlupakan, karena hampir semua 20 mahasiswi yang mengalami obstipasi mengharapkan hal yang terbaik untuk mempercepat buang air besar. Pengalaman di bagi 2 (dua) Katagori sebagai berikut a . Ada : bila Mahasiswi menjawab pernah menderita obstipasi. b. Tidak : bila mahasiswi tidak pernah mengalami obstipasi. E. Kerangka Teoritis Syah, 2003 - Pengalaman Pengetahuan ibu tentang obstipasi Notoatmodjo, 2008 - Informasi - Pendidikan - Pengalaman Gambar 2.1 Kerangka Teoritis 21 BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh Syah (2003), dan Notoatmodjo, 2008maka kerangka konsep dapat digambar sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Informasi Pengetahuan Mahasiswa tentang obstipasi Pengalaman Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 21 22 22 B. Definisi Operasional N o 1 Defenisi Operasional Pengetahuan Segala tentang sesuatu yang obstipati diketahui mahasiswi tentang penyakit obstipati 2 Informasi tentang obstipati 3 Pengalaman obstipasi Variabel Alat Hasil Ukur ukur Kuesioner Tinggi Sedang Rendah Skala Ukur Ordinal pengetahuan Mengedarkan yang didapat kuesioner mahasiswa baik dari media cetak maupun media elektronik ataupun pribadi Kuesioner Cukup Kurang Ordinal Suatu Mengedarkan kejadian yang kuesioner pernah dialami mahasiawi Kuesioner Ada Tidak Ordinal Cara Ukur Mengedarkan kuesioner 23 C. Cara Pengukuran Variabel. Pengukuran variable dilakukan sebagai berikut : 1. Pengetahuan dibagi menjadi 3 katagori yaitu (Arikunto, 2002) a. Tinggi, jika jawaban responden benar 76- 100 % dari total Skor b. Sedang, Jika jawaban Responden benar antar 56 - 75 % total skor c. Rendah, jika jawaban Responden benar kurang dari 55 % total skor 2. Informasidibagi menjadi 2 katagori yaitu (Arikunto, 2002) a. Cukup, jika responden memiliki sumber informasi ≥ 3 sumber b. Kurang, Jika Responden memiliki sumber informasi < 3 sumber 3. Pengalaman dibagi menjadi 2 katagori yaitu (Arikunto, 2002) a. Ada, jika responden pernah mengalami obstipasi b. Tidak, Jika Responden tidak pernah mengalami obstipasi E. Pertanyaan penelitian. 1. Bagaimana Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Tentang Obstipasi Yang Terjadi Pada Bayi 0-1 Tahun dari segi informasi. 2. Bagaimana Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Tentang Obstipasi Yang Terjadi Pada Bayi 0-1 Tahun dari segi pengalaman 24 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu hanya melihat Gambaran Pengetahuan Mahasiswatingkat II Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Tentang Tidak Bisa Buang Air Besar (Obstipasi) Yang Terjadi Pada Bayi 0-1 Tahun Di Kabupaten Pidie B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswiDiploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Kabupaten Pidiesampai Juni 2013 sebanyak 40mahasiswi. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini mengunakan total sampling. Yaitu semua populasi di jadikan sampel sebanyak 40mahasiswi. C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian dilakukan di Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Kabupaten Pidie Tahun 2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukandi Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Kabupaten Pidiedari tanggal 21-23 Agustus2013 24 24 25 D.Cara Pengumpulan Data 1. Data Primer Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden dengan mengedarkan kuesioner, berisikan daftar pertanyaan dengan pilihan jawaban yang telah disiapkan. 2. Data Sekunder Data yang diperlukan sebagai pendukung data utama dalam penelitian ini diperoleh dari: a. Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Kabupaten Pidie. b. Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie. c. Tinjauan Kepustakaan E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang berisikan daftarpertanyaan dengan pilihan jawaban yang telah disediakan terdiri dari 12 pertanyaan dengan rincian,10 pertanyaan pengetahuan, 1 pertanyaan informasi,dan 1 pertanyaan pengalaman Penilaian yang dilakukan untuk semua pertanyaan diberikan nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai nol untuk jawaban salah. F. Pengolahan dan analisa data 1. Pengolahan data Menurut Notoadmodjo, (2005) Pengolahan data dilakukan dengan memakai teknik manual, pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut: 26 a. Editing Langkah ini bertujuan agar data yang diperoleh dapat diolah dengan baik untuk mendapatkan informasi yang tepat b. Coding yaitu setelah dilakukan pengecekan diberikan kode atas jawaban yang disajikan dalam kuesioner c. Transfering yaitu data yang telah diberi kode disusun secara berurutan mulai dari responden pertama sampai responden terakhir untuk dimasukkan dalam tabel. d. Tabulating Yaitu data yang dikumpulkan ditabulasi dalam bentuk tabel distribusi frekwensi 2. Analisa Data a. Univariat Data yang didapat dari pengisian kuesioner oleh responden kemudian dianalisa secara deskriptif dengan menghitung persentase setiap variabel dependen dan independen dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi untuk di narasikan dengan rumus (Budiarto, 2002) P= Keterangan : P = Persentase f = Frekwensi n = Jumlah semua responden b. Bivariat Analisa bivariat adalah untuk menganalisa secara bersama–sama antara dependen variabel (Variabel Bebas) dengan independent variabel.(Variabel 27 Terikat) dalam sebuah tabel distribusi frekwensi G. Penyajian Data Penyajian data dilakukan secara manual yang telah diolah, kemudian disajian dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dinarasikan. 28 BAB V HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum Akademi kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) U`Budiyah berlokasi di Jalan Prof. A. Majid Ibrahim, Desa Kampong Asan Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie memiliki,dengan jumlah seluruh mahasiswa /I 76 orang jumlah ruang perkuliahan 3 ruang dan 1 ruangan untuk sekteriat, ruang laboratorium 1, perpustakaan 1. Jumlah dosen seluruhnya 11 dosen. Bangunan Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah jarak dengan pusat kota Sigli adalah sekitar1 km, dengan batas sebagai berikut : - Sebelah Barat berbatasan denganTanah Warga. - Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Prof. A. Majid Ibrahim. - Sebelah Utara berbatasan dengan Pertokoan. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Pertokoan B. HasilPenelitian. 1.Analisa Univariat Penelitian ini dilakukan Akademi kebidanan STIKes U`Budiyah mulai tanggal 21 sampai dengan 23 Agustus 2013, tentang Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Tentang Tidak Bisa Buang Air Besar (Obstipasi) Yang Terjadi Pada Bayi 0-1 Tahun Di Kabupaten Pidie tahun 2013 a. Pengetahuan tentang obstipasi 29 Tabel 5.1 Distribusi Frekwensi Pengetahuan tentang obstipasi Mahasiswa Diploma III Kebidanan STIKesU`Budiyah Sigli Kabupaten Pidie Tahun 2013 No Pengetahuan tentang obstipasi Frekwensi (F) Persentase (%) 1 Tinggi 12 30,0 2 Sedang 18 45,0 3 Rendah 10 25,0 Jumlah 40 100 Sumber : Data primer ( diolah 2013) Dari Tabel5.1 menunjukan bahwa dari 40 responden mayoritas Pengetahuan tentang obtipasi Mahasiswi tingkat II Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Sigli berpengetahuan sedang yaitu sebanyak 18 responden (45,0 %). b. Informasi Tabel 5.2 Distribusi Frekwensi Informasi tentang obstipasi Mahasiswa Diploma III Kebidanan STIKesU`Budiyah Sigli Kabupaten Pidie Tahun 2013 No Informasi Frekwensi Persentase (%) 1 Cukup 29 72,5 2 Kurang 11 27,5 Jumlah 40 100 Sumber : Data primer ( diolah 2013) Dari Tabel 5.2 menunjukan bahwa dari 40 responden, mayoritas responden mendapatkan informasi tentang obstipasi yaitu sebanyak 29 responden (72,5 %). 30 c. Pengalaman Tabel 5.3 DistribusiFrekwensiPengalamantentangobstipasiMahasiswa Diploma III KebidananSTIKesU`BudiyahSigli KabupatenPidieTahun 2013 No Pengalaman Frekwensi Persentase (%) 1 Ada 6 15,0 2 Tidak 34 85,0 Jumlah 40 100 Sumber : Data primer ( diolah 2013) Dari Tabel5.3 menunjuka nbahwa dari 40 responden mayoritas tidak ada pengalaman obstipasi yaitu sebanyak 34 responden (85,0 %). 2. Analisa Bivariat Analisa Bivariat adalah untuk menganalisa secara bersama – sama antara depen denvariabel ( VariabelBebas) dengan independent variabel. (VariabelTerikat) dalam sebuah table tabulasi silang. a. Tabulasi silang antara informasi dengan pengetahuan. Tabel 5.4 Tabulasi Silang Antara Informasi Dengan Pengetahuan tentang obstipasi Mahasiswa Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Sigli Kabupaten Pidie Tahun 2013 Pengetahuan Tentang Obstipasi 31 Informasi Tinggi Sedang Rendah Total F % F % F % F % Cukup 12 41,4 17 58,6 0 0 29 100 Kurang 0 0 1 9,1 10 90,9 11 100 Jumlah 12 40 100 18 10 Sumber :Data primer ( diolah 2013) Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 29 responden yang mempunyai informasi cukup 17 responden (58,6 %) memiliki pengetahuan sedang, dan dari 11 responden yang mempunyai informasi kurang 10 responden (90,9 %) mempunyai pengetahuan rendah. b. Tabulasi silang antara pengalaman dengan pengetahuan. Tabel 5.5 Tabulasi Silang Antara Pengalaman Dengan Pengetahuan tentang obstipasi Mahasiswa Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Sigli Kabupaten Pidie Tahun 2013 Pengetahuan Tentang Obstipasi 32 Pengalaman Tinggi Sedang Rendah Total F % F % F % F % Ada 6 100 0 0 0 0 6 100 Tidak 6 17,6 18 52,9 10 29,5 34 100 Jumlah 12 40 100 18 10 Sumber :Data primer ( diolah 2013) Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat hasil bahwa dari 34 responden yang tidak memiliki pengalaman mayoritas berpengetahuan sedang yaitu sebanyak 18 responden (52,9 %), dan dari 6 responden yang ada pengalaman seluruh responden memiliki pengetahuan yang tinggi yaitu sebanyak 100 %. C. Pembahasan 1. Gambaran informasi dengan pengetahuan Berdasarkantabel 5.4dapatdilihatbahwa dari 29 responden yang mempunyai informasi cukup 17 responden (58,6 %) memiliki pengetahuan sedang, dan dari 11 responden yang mempunyai informasi kurang 10 responden (90,9 %) mempunyai pengetahuan rendah. Informasi adalah, keterangan pemberitahuan kabar atau berita tentang suatu media danalat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, poster dan spanduk. Media komunikasi adalah media yang digunakan pembaca untuk mendapatkan informasi sesuatu atau hal tentang pengetahuan. Berkaitan dengan penyediaan informasi bagimana jemen dalam pengambilan keputusan, informasi yang diperoleh harus berkualitas (Tugiman, 2005) 33 Pengetahuan ibu tentang cara merawat anak dan pengetahuan ibu tentang suatu penyakit yang sering menyerang bayi dan anak sangat dibutuhkan untuk menghindari terjadinya penyakit pada bayinya, pemahaman tentang tanda dan gejala suatu penyakit akan memberikan pengaruh untuk cepatnya penatalaksanaan penyakit tersebut, pengetahuan tentang penyebab akan memberikan perlindungan kepada bayi, dan pengetahuan tentang penatalaksanaan awal akan menghindari semakin parahnya panyakit yang diderita bayi (Muth, 2012) Dari hasil penelitian maka peneliti berasumsi bahwa semakin banyak infoemasi yang didapatkan maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan orang tersebut, demikian pula sebaliknya semakin kurang informasi yang didapatkan maka semakin kurang pula pengetahuan yang dimiliki orang tersebut hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang mengambarkan responden yang memiliki informasi cukup ternyata juga memiliki pengetahuan yang tinggi tentang obstipasi, hal ini dikarenakan informasi merupakan pengetahuan yang diperoleh baik dari media massa maupun perseorangan hal inilah yang menyebabkan semakin banyak informasi yang diperoleh maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan orang tersebut 2. Gambaran pengalaman dengan pengetahuan Berdasarkan table 5.5 dapat dilihat hasil bahwa dari 34 responden yang tidak memiliki pengalaman mayoritas berpengetahuan sedang yaitu sebanyak 18 responden (52,9 %), dan dari 6 responden yang ada pengalaman seluruh responden memiliki pengetahuan yang tinggi yaitu sebanyak 100 %. 34 Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) ( KBBI, 2005). Pengalaman dapa diartikan juga sebagai memori episodic, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau di alam iindividu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi. (Syah, 2003). Pengalaman merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari – harinya. Pengalaman juga sangat berharga bagi setiap manusia, dan pengalaman juga dapat diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan menjadi pedoman serta pembelajaran manusia. Pengalaman mahasiswi tentang obstipasi juga merupakan hal yang tidak terlupakan, karena hamper semua mahasiswi yang mengalami obstipasi mengharapkan hal yang terbaik untuk mempercepat buang air besar. Dari hasil penelitian maka peneliti berasumsi bahwa semakin banyak pengelaman yang didapatkan maka semakin tinggi pengetahuan orang tersebut demikian pula sebaliknya semakin kurang pengelaman yang didapatkan maka semkin kurang pula tingkat pengetahuan orang tersebut hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang mengambarkan bahwa responden yang memiliki pengalaman ternyata juga memiliki pengetahuan yang tinggi hal ini dikerenakan pengelaman merupakan kejadian yang pernah dirasakan oleh seseorang, dengan merasakan langsung maka seseorang akan dapat lebih mudah mengingat dan memahami tentang kejadian tersebut dalam hal ini pengelaman menangani obstipasi pada 0-1 tahun, dengan pernah mengalami kejadian atau pernah melihat terjinya obstipasi pada bayi yang cara penanganannya maka responden memiliki 35 pengetahuan yang tinggi dibandingkan bagi responden yang mendapatkan informasi dari buka atau penjelasan orang lain. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. 1. Hasil penelitian Pengetahuan tentang obstipasi Mahasiswi tingkat II Diploma III Kebidanan STKes U`Budiyah Sigli di tinjau dari informasi ternyata mayoritas berada pada tingkat informasi cukup dengan pengetahuan tentang obstipasi sedang yaitu 17 responden (58,6%). 2. Hasil penelitian Pengetahuan tentang obstipasi Mahasiswi tingkat II Diploma III Kebidanan STKes U`Budiyah Sigli di tinjau dari pengalaman ternyata 36 mayoritas berada pada tidak berpengalaman dengan pengetahuan tentang obstipasi sedang yaitu 18 responden (52,9%). B. Saran – Saran 1. Peneliti menambahkan wawasan ilmu pengetahuan dan melatih peneliti dalam Mengembangkan pengetahuan berfikir secara objektif dan menjadi bahan untuk penelitian lebih lanjut 2. Institusi Pendidikan dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang diharapkan bermanfaat untuk pelaksanaan penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang. 3. Responden diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagimahasiswi Akbid U’budiyah Sigli. Sehingga dapat terjadi suatu perubahan perilaku ke arah yang lebih baik dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan keluarganya. 41 37 38 DAFTAR PUSTAKA Adalia, 2009, Asuhan Ibu, bayi dan balita, EGC, Jakarta Alper, 2006, Buku ajar pediatrik rudolph, Vol 3 Edisi 20, EGC ; Jakarta Azwar, 2010, Pengantar Administrasi Kesehatan, Mutiara, Jakarta Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian, Renika Cipta, Jakarta Budiarto, Eko, 2002. Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta. Darmawan, 2008. IlmuPenyakit Dalam, UNFPA, Jakarta Depkes RI, 2008, Kesehatan reproduksi, Jakarta ________, 2004, KIE Kesehatan Reproduksi, Depkes RI, Jakarta Efendi, 2007,Pendidikan Kesehatan Masyarakat, Renika Cipta, Jakarta ___________, Perawatan kesehatan masyarakat, Renika Cipta, Jakarta Farmacia, 2008. Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta Hertanto, 2009Konsep Kebidanan, EGC, Jakarta KBBI, 2010, Ibu, www.kompas.com, diakses tanggal 23 Januari 2013 Handerson, 2003, Pendidikan Dan Prilaku Kesehatan, Jakarta : rineka Cipta Manuaba, 2002 Ilmu penyakit kandungan, EGC, Jakarta Mansjoer, 2008, Kapita selekta kedokteran, Bina grafita, Jakarta 39 Muttakin, 2008 Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan pusat persyarafan, Salemba Medika, Jakarta. Muth, 2003, Obtipasi, www.infosehat.com diakses tanggal 2 Januari 2013 Ngatisah, 2009, Ilmu Penyakit Anak, Bina grafita, Jakarta Notoatmodjo,S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta _________, 2010. Metodologi penelitian kesehatan, Rhineka Cipta; Jakarta _________, 2007, Pengantar Prilaku Kesehatan , Depok ,UI FKM,Jakarta _________, 2011, Promosi Kesehatan, Rhineka Cipta; Jakarta __________, 2005, Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan, Jakarta, medikam Purwodarminto, 2008, Psikologi perkembangan, Rhineka Cipta; Jakarta Salam, 2000, Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Soetiningsih, 2009, Gizi untuk kesehatan ibu dan anakGraha ilmu Jakarta Supariasa, 2009, Gizi Kesehatan Masyarakat, PT, Bumi Aksara, Jakarta Slameto, 2008, Kesehatan masyarakat, Rhineka Cipta; Jakarta Soegeng, 2001, Pengantar ilmu psikologi, Rhineka Cipta; Jakarta Rahmawati, 2006Konseo mahasiswa, http://www.infosehat.com dikutip tanggal 8 mei 2013 Tugiman H, 2003, Pengantar Audit Sistim Informasi. Kanius; Jakarta. Yuliasti, 2010, Asuhan perawatan bayi dan balita, PT, Bumi Aksara, Jakarta Wiki, 2003, Obstipasi, www.wikipedia.com diakses tanggal 2 Februari 2013 Wiknjosastro,2005 Ilmu Kebidanan, YBP-SP, Jakarta Wiknjosastro, 2001, Ilmu kandungan, YBP-SP, Jakarta 40 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWADIPLOMA III KEBIDANAN STIKes U`BUDIYAH TENTANG OBSTIPASI YANG TERJADI PADABAYI 0-1 TAHUN Isilah sesuai dengan kriteria anda 1. Nomor Responden : 2. Alamat : A. Pen get ah u an 1. Obstipasi merupakan penyakit: a. Susah buang air besar b. Susuh buang air besar yang berkelanjutan c. Semua benar 2. Obstipasi merupakan penyakit: a. Keturunan b. Menular c. Tidak menular 3. Obstipasi disebabkan oleh: a. Guna-guna b. Kuman c. Makanan yang kurang mengandung air 4. Adanya tumor di dinding usus dapat menyebabkan: a. Perut kembung b. Obstipasi c. Semua benar 41 5. Menyusui yang tidak benar dapat menimbulkan penyakit: a. Tidak menimbulkan penyakit b. Susah buang air besar c. Malaria 6. Obstipasi dapat disebabkan oleh Udara yang terkontaminasi: a. Dapat b Tidak dapat c. Salah 7. Seringnya buang air besar dapat menimbulkan ........ a. Obtipasi b Mencret c. Dehidrasi 8. Bila ibu kurang minum air putih maka bayi besar kemungkinan mengalami .... a. Dehidrasi b Obtipasi c. Turgor jelek 9. Tanda awal obstipasiadalah: a. Susah buang air besar b. Deman tidak tinggi dan putih pada amandel c. Semua benar 10. Gejala lanjutan dari penyakit obstipasi: a. Bayi tidak buang air besar selama 3 hari b. Bayi menangis c. Semua benar B. INFORMASI 1. Berilah tanda (√) pada jawaban dari manakah saudari pernah mendapatkan informasi tentang obtipasi ? Dari buku Dari TV Dari Radio Dari Koran. Dari internet. Dari Brosur 42 dari Leaflet Dari Majalah Panflet C. Pengalaman Berilah tanda ceklis (√) pada kotak yang sesuai dengan kriteria ibu Pernahkan saudari mengalami obstipasi 1. Pernah 2. Tidak pernah 43 3. Gejala yang sangat parah dari penyakit obstipasi: a. Terjadinya kejang perut bayi b. Sulit berdiri c. Semua salah 4. Penyakit obstipasibiasanya disertai: a. Mual b. Muntah c. Semua sebar 5. Berut kembung merupakan gejala dari obstipasi: a. Ya b. Tidak c Semua benar 6. Gejala dari penyakit obstipasi adalah: a. Sulit bernafas b. Gatal-gatal c. Sakit perut 7. Penyakit obstipasimerupakan penyakit kulit: a. Betul b. Salah c. Tidak Tahu 8. Tanda penyakit obstipasi adalah: a. Batuk yang tidak berhenti b. Sakit Perut melilit c Susah buang air besar C. Pen cegah an 1. Untuk mencegah terjadinya obstipasi yang harus dilakukan adalah: a. Berikan ASI sesering mungkin b. Memberikan makanan yang bergizi c. Memberikan imunisasi 44 2. Penanggulangan obstipasi sekarang lebih dititikberatkan pada: a. Pemberian ASI eksklusif b. Mencegah terjadinya serangan c. Mencegah terjadinya penularan 3. Diupaya mencegah menderita obstipasipada bayi: a. Menghindari factor pencetus b. Kurangi makan manis c. Berikan ASI eksklusif 4. Salah satu pencetus serangan obstipasi adalah: a. Guna-guna b. Kuman c. Kurangnya pemberian ASI 5. Kebersihan lingkungan merupakan cara untuk: a. Mencegah terjangkitnya penyakit obstipasi b Untuk kenyamanan c. Semua benar 6. Untuk menghindari penyakit obstipasi ibu sebaiknya banyak : a. Minum air putih b. Makan makan bergizi c. Semua benar 7. Hindari bayi dari: a. Pemberian susu formula b. Pemberian makanan tambahan c. Semua benar 8. Berikut ini merupakan pencetus penyakit obstipasi, kecuali: a. Ibu kurang minum b. Udara terkontaminasi c. Ibu sering Makan pedas 45 KUNCI JAWABAN a. PENGERTIAN 1. A 2. A 3. B 4. A 5. A 6. A 7. A 8. A b. PENYEBAB 1. C 2. B 3. C 4. A 5. A 6. A 7. A 8. B c. TANDA DAN GEJALA 1. B 2. C 3. A 4. C 5. C 6. A 7. B 8. C d. PENCEGAHAN 1. A 46 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. B A C A C A C TABEL SKORE No 1 Variabel yang diteliti Pengetahuan 2 Pendidikan 3 Umur 4 Informasi No Urut pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 Nilai B 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 Rentang Baik : ≥ 76-100% Cukup : 56-75 % Kurang < 55% - Tinggi tamat PT/DIII - Menengah tamat SMA - Dasar tamat SD/SMP - 15-20 tahun - 21-35 tahun - 36-49 tahun - Tinggi > 6 informasi - Kurang 4-6 media - Rendah 1-3 media Kunci Jawaban Pengetahuan C 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 47 1. A 2. A 3. B 4. A 5. A 6. A 7. C 8. B 9. C 10. B 11. B 12. A 13. A 14. A 15. A 16. C 17. B 18. A 19. C 20. C