Hubungan Antara SDM Dengan Serikat Pekerja

advertisement
MODUL PERKULIAHAN 5
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Pentingnya Serikat Pekerja Bagi
Karyawan;
Hubungan Antara SDM Dengan Serikat
Pekerja;
Dinamika Permasalahan Serikat Pekerja
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
05
Kode MK
Disusun Oleh
A81611EL
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Abstract
Kompetensi
Pembahasan kali ini tentang
Pentingnya Serikat Pekerja bagi
Karyawan, Hubungan antara SDM
dengan Serikat Pekerja, Dinamika
permasalahan Serikat Pekerja
melingkupi:
Setelah perkuliahan ini mahasiswa
diharapan dapat memahami
pemeliharaan hubungan kerja dan
serikat pekerja.
1. pengertian serikat pekerja
2. filosofi serikat pekerja
3. keamanan organisasi serikat
pekerja (Union Security)
4. hubungan antara SDM dengan
serikat pekerja
5. Dinamika Permasalahan Serikat
Pekerja
2013
1
Hubungan Industrial
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pentingnya Serikat Pekerja Bagi Karyawan;
Hubungan Antara SDM Dengan Serikat Pekerja;
Dinamika Permasalahan Serikat Pekerja.
A.
Pengertian Serikat Pekerja
Organisasi formal dari karyawan dibentuk untuk mewakili mereka dalam tawar-menawar
dengan pihak manajemen. Organisasi tersebut melakukan negosiasi dalam hal kebijakan
perusahaan secara umum dan mengenai kondisi kerja. Organisasi ini kemudian dikenal dengan
istilah serikat buruh atau serikat pekerja.
Menurut Suprihanto (1992) dalam Sri Haryani (2002), serikat pekerja merupakan serikat
atau asosiasi para pekerja untuk jangka waktu yang panjang dan berlangsung terus-menerus.
Tujuan dibentuknya serikat pekerja adalah untuk mengembangkan kerja sama dan tanggung
jawab antar pekerja maupun antara pekerja dengan pengusaha. Tujuan serikat pekerja dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu tujuan yang bersifat internal maupun eksternal. Tujuan
internal dalam rangka mengembangkan kerja sama dan tanggung jawab antar anggota serikat
pekerja. Sedangkan tujuan eksternal dalam hubungannya dengan kerjasama dan tanggung
jawab terhadap pengusaha maupun lingkungannya.
Dalam prakteknya serikat pekerja ini akan mempengaruhi kebijakan perusahaan
maupun kebijakan pemerintah. Dengan adanya serikat pekerja, maka kebijakan-kebijakan yang
diambil perusahaan harus mempertimbangkan tenaga kerja. Dalam kegiatan sehari-hari,
manajer tidak dapat menghindari pengaruh serikat pekerja. Pengaruh serikat pekerja ini nyata,
mereka mempengaruhi sistem dan proses manajemen yang ada di perusahaan. Manajer perlu
benar-benar memahami serikat pekerja, alasan mengapa seseorang bergabung dalam serikat
pekerja, dan praktek-praktek serta kebijakan yang ada dalam serikat tersebut.
Serikat pekerja merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manajer, terlepas
apakah manajer menyukai hal ini atau tidak. Manajer harus mengelola dalam suatu iklim
dimana serikat pekerja mempunyai pengaruh, kekuatan dan otoritas. Disamping itu, manajer
harus memperkirakan reaksi serikat pekerja terhadap suatu kebijakan manajemen. Sebagai
contoh, dalam hal kebijakan seleksi, promosi, transfer, keselamatan dan kesejahteraan
2013
2
Hubungan Industrial
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
karyawan, pemecatan, pensiun, dan kompensasi ditentukan secara bersama-sama antara
pihak perusahaan/manajemen dengan serikat pekerja.
Kebijakan pemerintah dalam hal ketenagakerjaan juga mempertimbangkan masukan
dari serikat pekerja. Misalnya dalam menentukan Upah Minimum Provinsi (UMP), besarnya
UMP ditentukan secara bersama-sama antara pihak serikat pekerja, perusahaan/pengusaha,
dan pemerintah.
B.
Filosofi Serikat Pekerja
Mengapa seorang karyawan membentuk, bergabung, dan mendukung serikat pekerja ?
serikat pekerja dan pemimpin-pemimpinnya pasti mempunyai penjelasan terhadap perilaku
mereka, termasuk dalam membentuk, bergabung, dan mendukung serikat pekerja. Mereka
percaya bahwa “dalam suatu kelompok/organisasi mereka menjadi kuat”, lebih kuat dari pada
mereka berdiri sendiri. Dalam suatu kelompok mereka mempunyai kesempatan yang lebih
besar untuk berhubungan dengan pihak perusahaan dalam membahas isu-isu sosial maupun
ekonomi. Mereka dapat menjelaskan organisasinya sebagai alat untuk mengembangkan
demokrasi dalam hubungan kerja dan melindungi individu pekerja dari perlakuan semena-mena
pihak pengusaha.
Menurut Yader dalam Sri Haryani (2002) Setiap organisasi serikat pekerja biasanya
mempunyai filosofi yang berbeda-beda, namun secara umum filosofi organisasi serikat pekerja
akan mencakup kebebasan individu (personal freedom), demokrasi, dan sistem perusahaan
(enterprise system). Mereka mengkampayekan suau hubungan kerja yang ideal sesuai dengan
filosofi mereka, baik kepada anggota organisasi serikat pekerja itu sendiri maupun ke pihak
eksternal.
C.
Keamanan Organisasi Serikat Pekerja (Union Security)
Meskipun sebagian besar organisasi serikat pekerja merasa aman mengenai
keberadaan mereka, namun mereka menyadari perlunya memperkuat organisasi mereka.
Mereka bertujuan melindungi organisasinya dengan mendapat dukungan dari anggota serikat
dan memperkuat hubungannya dengan pihak perusahaan.
2013
3
Hubungan Industrial
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tingkat keamanan serikat pekerja dari waktu ke waktu mengalami perubahan. Selain itu,
serikat pekerja di satu negara dapat pula berbeda tingkat keamanannya dengan di negara lain.
Dibawah ini akan dibahas tingkat keamanan serikat pekerja secara lebih rinci.
1.
Anti Union Shop
Pengusaha atau pemilik perusahaan sama sekali tidak mengakui serikat pekerja.
Karena mereka tidak mengakui serikat pekerja, maka mereka menolak memberikan
pekerjaan kepada calon karyawan yang menjadi anggota serikat pekerja. Dalam
pandangan mereka, serikat pekerja mempunyai kepentingan dan tujuan yang
bertentangan dengan pengusaha. Dengan demikian apabila mereka menerima
karyawan yang menjadi anggota serikat pekerja, maka di kemudian hari pasti akan
terjadi pertentangan dengan pengusaha.
2.
Open Shop
Pada tahap ini pengusaha masih tidak mengakui serikat pekerja sebagai wakil
pekerja, namun tidak menolak calon yang menjadi anggota seriakt pekerja. Sebagai
konsekuensinya, pengusaha langsung berhubungan dengan karyawan secara
individual. Apabila dianalisis lebih jauh, maka sikap pengusaha sudah lebih lunak,
terbukti mereka bersedia mempekerjakan karyawan yang menjadi anggota serikat
pekerja. Namun karena dalam hubungannya dengan pekerja dilakukan secara
individual, maka sebetulnya bargaining power pekerja relatif lemah dibanding apabila
diwakili oleh serikat pekerja.
3.
Exclusive Bergaining Agent
Serikat pekerja diakui sebagai satu-satunya wakil pekerja. Serikat pekerja
bertanggung jawab atas perundingan-perundingan yang menyangkut kondisi kerja
bagi semua karyawan, baik yang menjadi anggota serikat pekerja maupun yang
tidak menjadi anggota serikat pekerja.
4.
Preferential Shop
Pengusaha memberikan prioritas kepada calon karyawan yang menjadi anggota
serikat pekerja. Contoh penerapan preferential shop adalah untuk pekerja tambang
di Inggris. Calon pekerja tambang yang menjadi anggota serikat pekerja akan
mendapat prioritas dibanding yang bukan anggota serikat pekerja. Pengusaha untuk
pihak perusahaan lebih menyukai untuk mempekerjakan calon yang menjadi
2013
4
Hubungan Industrial
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
anggota serikat pekerja, karena biasanya mereka mempunyai keterampilan yang
lebih tinggi dari pada yang bukan anggota serikat pekerja. Disamping itu, mereka
biasanya dapat menunjuk referensi yang dapat dimintai keterangan mengenai calon
tersebut.
5.
Maintenance of Membership
Dalam jangka waktu persetujuan kerja, karyawan harus menjadi anggota serikat
pekerja. Apabila sebelum diterima menjadi karyawan calon tersebut belum menjadi
anggota serikat pekerja, maka setelah diterima mereka harus mendaftar menjadi
anggota. Namun demikian, setelah jangka waktu persetujuan kerja berakhir,
karyawan tersebut dapat terus menjadi anggota serikat pekerja atau mengundurkan
diri tergantung pertimbangan karyawan yang bersangkutan.
Maintenance of membership biasanya diterapkan untuk karyawan kontrak, dimana
dalam jangka waktu kontrak mereka akan diwakili oleh serikat pekerja. Perusahaan
tidak perlu berhubungan secara individual dengan karyawan tersebut. Apalagi kalau
calon karyawannya berasal dari negara lain, yang menerapkan ketentuan-ketentuan
yang berbeda. Misalnya, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, maka selama
kontrak kerja tersebut TKI akan menjadi anggota serikat pekerja tertentu di Malaysia.
Mengenai serikat pekerja seperti apa yang dimasuki oleh karyawan tersebut,
biasanya adalah serikat pekerja yang dibentuk berdasar sektor usaha atau jenis
industri. Misalnya serikat pekerja perkebunan.
6.
Agency Shop
Semua karyawan baik anggota serikat pekerja maupun bukan anggota harus
membayar iuran kepada serikat pekerja. Ketentuan ini dikeluarkan oleh serikat
pekerja, dan diberitahukan kepada pihak karyawan maupun pihak perusahaan.
Pemberitahuan kepada pihak karyawan dimaksudkan untuk memberitahukan
adanya iuran yang harus dibayar ke serikat pekerja. Sedangkan pemberitahuan
kepada pihak perusahaan dimaksudkan untuk mendapatkan kesediaan agar
memotong sejumlah uang sebagai iuran.
Dasar pemikiran serikat pekerja menarik iuran baik kepada anggota serikat pekerja
maupun bukan anggota serikat pekerja karena serikat pekerja akan mewakili dalam
perundingan-perundingan dengan pihak perusahaan. Perwakilan ini berlaku bagi
2013
5
Hubungan Industrial
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
karyawan yang menjadi anggota serikat pekerja maupun bukan anggota serikat
pekerja.
7.
Union Shop
Semua karyawan harus menjadi anggota serikat pekerja. Pengusaha dapat
mempekerjakan calon yang bukan anggota serikat pekerja, tetapi setelah diterima
mereka harus menjadi anggota serikat pekerja. Situasi seperti ini membutuhkan
kerja sama antara serikat pekerja dengan pihak pengusaha. Serikat pekerja
menekankan bahwa semua karyawan menjadi anggota serikat pekerja. Pihak
perusahaan
mendukung
dengan
memberitahukan,
menyarankan,
atau
mengharuskan agar karyawan yang belum menjadi anggota serikat pekerja
mendaftarkan diri menjadi anggota.
Union shop ini nampaknya memberikan manfaat atau kemudahan bagi serikat
pekerjan maupun pengusaha. Namun demikian, cara seperti ini menghilangkan
kebebasan karyawan untuk berserikat atau berkumpul. Karena prinsipnya bukan
hanya membolehkan seseorang untuk tidak tergantung dalam serikat maupun tidak
berkumpul.
8.
Closed Shop
Hanya anggota serikat pekerja yang diterima sebagai karyawan. Ketentuan seperti
ini tentu saja memaksa orang untuk menjadi anggota serikat pekerja terlebih dahulu.
Kesulitan yang dihadapi calon karyawan adalah, apabila seorang calon sudah
menjadi anggota serikat pekerja tertentu, misalnya serikat pekerja perkebunan.
Namun ternyata karyawan tersebut mendapat pekerjaan sebagai dosen, maka
serikat pekerja perkebunan tidak sesuai lagi. Hal ini memaksa karyawan untuk
berpindah keanggotaan serikat pekerja.
9.
Check Off
Pengusaha/perusahaan memotong upah pekerja sejumlah uang untuk disetorkan ke
kas serikat pekerja sebagai iuran pekerja. Ketentuan ini memaksa pihak perusahaan
untuk melakukan usaha untuk kepentingan serikat pekerja. Selain meminta kerja
sama yang tinggi antara pihak serikat pekerja dengan pihak perusahaan, cara ini
juga dapat mengurangi independensi serikat pekerja. Mengapa demikian ? karena
2013
6
Hubungan Industrial
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
meskipun uangnya bukan dari pos pengeluaran perusahaan, namun uang tersebut
diterima melalui pihak perusahaan.
D.
Hubungan Antara SDM Dengan Serikat Pekerja
SDM memiliki ciri khas yang berbeda dengan sumberdaya yang lain, memiliki sifat unik
yaitu sifat manusia yang berbeda-beda satu dengan yang lain, memiliki pola pikir bukan benda
mati. Kekhususan inilah yang menyebabkan perlu adanya perhatian yang spesifik terhadap
sumberdaya ini. mengelola manusia tidak semudah mengelola benda mati yang dapat
diletakkan, diatur sedemikian rupa sesuai kehendak manajer. Manusia perlu diperlakukan
sebagai manusia seutuhnya dengan berbagai cara supaya masing-masing individu tersebut
mau dan mampu melaksanakan pekerjaan, aturan dan perintah yang ada dalam organisasi
tanpa menimbulkan dampak yang merugikan perusahaan maupun individu sebagai karyawan
dalam perusahaan. Orang yang mengatur disebut manajer personalia/manajer sumberdaya
manusia.
Saat ini karyawan dituntut untuk memberikan daya saing bagi perusahaan dan menjadi
tugas SDM mereka untuk membangun daya saing tersebut. Ini berarti ada ungrading atas peran
SDM dari tradisional menuju SDM yang berdaya saing inovatif. Adanya perubahan organisasi
menjadi datar, ramping dan tangkas (agile), serta tuntutan organisasi untuk memiliki karyawan
yang sangat terlatih dan berkemampuan tinggi, mendorong para manajer untuk melakukan
perubahan dalam aktivitas dan kebijakan praktik manajemen sumberdaya manusia kerah
strategik. Kesimpulan yang paling penting adalah sistem SDM dan kapabilitas internal
organisasi yang lain harus dikelola dengan cara yang sama dengan strategi organisasi. Dengan
kata lain, mereka menekankan kegunaan kesesuaian dengan strategik.
Lebih lanjut, sikap kerjasama harus dikembangkan pada kedua belah pihak (serikat
pekerja-manajemen) agar organisasi dapat berjalan dengan lancer dan tercapai pemenuhan
kepentingan yang saling menguntungkan, artinya harus ada sikap pro-aktif dari departemen
SDM. Kemudian, dalam melakukan manajemen sumber daya manusia (MSDM) juga dapat
meningkatkan kerjasama antara perusahaan dan serikat karyawan melalui : konsultasi awal
membahas masalah-masalah sebelum menjadi masalah bersifat formal, perhatian terhadap
masalah dan kesejahteraan karyawan, panitia-panitia kelompok memungkinkan kedua belah
pihak yang mencari penyelesaian berbagai masalah yang sering timbul, program latihan dan
pihak ketiga.
2013
7
Hubungan Industrial
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Hubungan manajemen dengan serikat pekerja setidaknya memformalkan hubungan
antar karyawan dan adanya perlakuan yang sama antar karyawan yang tergabung dalam
serikat pekerja.
Berikut ini merupakan sistem Manajemen dengan Serikat Pekerja :
Perlindungan tindakan legal
Perlindungan tindakan legal
Pemerintah
Aktivitas Serikat Pekerja
Aktifitas Manajemen
Kesempatan Kerja
Serikat Pekerja
Manajemen
Kinerja Kerja yang Efektif
Kontrak Manajemen-Serikat Pekerja
E.
Dinamika Permasalahan Serikat Pekerja
Serikat pekerja sering disebut juga dengan union. Serikat pekerja merupakan suatu
organisasi yang umumnya terdiri dari kaum pekerja di mana tujuan utamanya adalah untuk
menegosiasikan upah dan kondisi pekerjaan bagi para anggotanya. Saat ini peran union
mengalami penurunan secara terus-menerus. Secara empiris, sebesar 30% penurunan
disebabkan oleh perubahan struktur komposisi tenaga kerja sektoral. Pertumbuhan kesempatan
kerja yang pesat justru terjadi pada sektor di mana serikat pekerja tidak populer daripada
sektor-sektor yang para pekerjanya lebih suka berkoloni dalam serikat pekerja seperti sektor
2013
8
Hubungan Industrial
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
industri pengolahan. Sementara itu minat para pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja
semakin menurun. Penurunan ini menyumbang sebesar 70% penurunan serikat pekerja.
Faktor yang menyebabkan penurunan peran serikat pekerja antara lain :
1. Kebijakan pemerintah yang menentapkan standar upah minimum dengan sendirinya
akan mengurangi peran serikat pekerja. Upah minimum sering dianggap sebagai jaring
pengamanan yang dapat memenuhi kebutuhan minimal pekerja. Meskipun demikian,
masih terdapat debat mengenai efektivitas upah minimum dalam mensejahterakan
pekerja. Meskinpun demikian, adanya upah minimum dapat mengurangi proses
negosiasi antara pekerja dengan perusahaan karena besaran upah sudah ditetapkan
oleh pemerintah sehingga memiliki kekuatan mengikat bagi kedua belah pihak.
2. Persepsi negatif dari masyarakat terhadap serikat pekerja. Di kalangan masyarakat
yang sering terdapat konotasi negatif terhadap serikat pekerja misalnya cenderung
diidentikkan dengan aliran kekiri-kirian, sering melakukan protes dan demonstrasi
bahkan pemogokan kerja. Aktivitas ini merupakan salah satu bentuk pengungkapan
aspirasi para pekerja terhadap ketidakpuasan yang mereka rasakan terutama mengenai
tingkat upah dan jaminan kesejahteraan pekerja.
3. Peran manajemen perusahaan yang lebih agresif dalam menekan serikat pekerja
dengan mempersempit ruang geraknya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Di samping itu terdapat kecenderungan peningkatan kebijakan perusahaan yang
semakin menguntungkan terhadap pekerja misalnya berbagai jaminan sosial, asuransi,
kesehatan dan pendidikan bagi pekerja dan anggota keluarganya. Mulai munculnya
kontrak-kontrak kerja yang lebih bersifat individual daripada kelompok juga seakan tidak
perlu peran dari serikat pekerja. Dengan demikian, negosiasi antara pekerja dengan
perusahaan juga dilakukan secara perorangan daripada secara kelompok.
Seiring dengan perkembangan waktu, proses negosiasi dan tawar menawar antara
pekerja dengan perusahaan terus mengalami perubahan. Saat ini proses tersebut lebih bersifat
desentralistik di mana pada periode-periode sebelumnya. Tawar menawar yang sebelumnya
dilakukan secara kolektif antara serikat pekerja dengan perusahaan sudah mulai ditinggalkan.
Pekerja secara individual bernegosiasi dan melakukan tawar menawar dengan perusahaan
secara langsung tanpa perantara serikat pekerja.
2013
9
Hubungan Industrial
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Teori Dampak Serikat Pekerja Terhadap Non-Upah
Dampak serikat pekerja terhadap non-upah antara lain dapat dijelaskan dengan Teori
Exit-Voice oleh Hirschman. Menurut teori ini, respon pekerja dalam mensikapi perbedaan
kondisi antara yang diharapkan dan aktualnya adalah dengan melalui keluar (exit) atau
bersuara (voice mechanism). Serikat pekerja dianggap merupakan salah satu mekanisme
bersuara untuk mewakili kepentingan para pekerja. Makanisme bersuara kolektif kadang
diperlukan dengan alasan :
1. Bersuara secara kolektif mirip dengan sifat barang publik. Pada kasus barang publik,
dengan bersuara secara kolektif maka social marginal benefit lebih besar daripada
private marginal cost dan lebih besar daripada private marginal benefit.
2. Bersuara secara individual dapat membahayakan posisi individu pekerja tersebut. Ada
kemungkinan pekerja tersebut akan dipecat dari tempat kerjanya karena dianggap
menentang kebijakan perusahaan.
Sebagai implikasinya :
1. Pada perusahaan yang tanpa serikat pekerja, perusahaan akan merespon suara dari
pekerja marginal (marginal worker) yang biasanya adalah pekerja yunior.
2. Pada perusahaan yang terdapat serikat pekerja, perusahaan akan merespon suara dari
union yang biasanya merupakan pekerja infra-marginal atau pekerja senior.
Serikat pekerja juga memiliki dampak terhadap produktivitas, baik dampak positif
maupun negatif. Dampak positif serikat pekerja terhadap tingkat produktivitas adalah :
1. Lebih banyak suara atau aspirasi akan dapat mengurangi tingkat keluarnya pekerja
sehingga akan mengurangi biaya perpindahan (turnover). Seorang pekerja yang pindah
dari suatu perusahaan dianggap sebagai biaya karena perusahaan telah kehilangan
biaya untuk informasi, merekrut, menguji, dan melatih pekerja tersebut. Disamping itu
perusahaan juga menanggung opportunity cost.
2. Serikat pekerja dapat menyalurkan kepentingan dan aspirasi secara kolektif sehingga
meningkatkan kerjasama di antara pekerja.
3. Meningkatkan kualitas komunikasi antara pekerja dengan perusahaan.
Adapun dampak negatif dari serikat pekerja terhadap produktivitas adalah :
1. Upah yang tinggi akan menurunkan tingkat kesempatan kerja sehingga menyebabkan
inefisiensi.
2013
10
Hubungan Industrial
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Aturan kerja menjadi sangat kaku sehingga membatasi tingkat substabilitas faktor
produksi.
3. Sering memicu munculnya protes seperti pemogokan kerja.
Secara empiris serikat pekerja telah meningkatkan produktivitas kerja sampai 15% 30% di Amerika Serikat. Sedangkan survey empiris yang dilakukan terhadap manager di
Australia, serikat pekerja justru menurunkan produktivitas pekerja. Terdapat perbedaan sistem
serikat pekerja antara Amerika Serikat dengan Australia. Di Amerika Serikat, basis serikat
pekerja adalah pada tingkat industri, sedang di Australia adalah serikat pekerja berbasis pada
mata pekerjaan.
2013
11
Hubungan Industrial
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
2013
•
Dra. Sumarsih, Manajemen Sumberdaya Manusia (MSDM), Hand out Untuk Pelatihan
Kewirausahaan mahasiswa UNY, tanpa tahun.
•
Muafi, Pengaruh Strategic Human Capital Terhadap Kinerja Entrepreneurial Pada
Organisasi Sektor Publik, Jurnal Akuntansi Manajemen Bisnis dan Sektor Publik
(JAMBSP) Vol. 6 No. 2, Februari 2010. UPN “Veteran” Yogyakarta.
•
http://eprints.dinus.ac.id/14523/1/[Materi]_BAB_13_HUBUNGAN_KARYAWAN.pdf
diakses pada 22 Maret 2016.
•
Rokhedi Priyo Santoso, Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan,
Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2012.
•
Sri Haryani, Hubungan Industrial Di Indonesia, Yogyakarto: UPP AMP YKPN, 2002.
12
Hubungan Industrial
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download