materi 1 - belajar

advertisement
MATERI 1
PENGERTIAN DAN HAKIKAT IPS
DALAM PROGRAM PENDIDIKAN
•
Latar Belakang, Pentingnya IPS Dalam Program Pendidikan, Pengertian IPS
•
Hakekat dan Tujuan IPS
•
Ruang Lingkup IPS Sebagai Program Pendidikan.
•
Latar Belakang IPS
•
IPS Semula dikenal dengan social studies
•
Social studies berkaitan dengan kepentingan integrasi nasional, dan di Indonesia berkaitan
dengan nation building dan nation integration.
•
Oleh karena itu, lahirnya IPS dilatarbelakangi oleh adanya pemikiran untuk pemecahan
berbagai permasalahan kehidupan sosial secara terintegrasi
•
Pentingnya IPS Dalam Program Pendidikan
Secara umum pembelajaran IPS ditujukan untuk membangun kesadaran akan makna kehidupan
yang bertanggungjawab dalam keanekaragaman.
•
IPS di SD ditujukan untuk: mengenalkan, memahamkan, dan meletakkan sikap:
menghargai kehidupan sosial, lingkungan sosial maupun alam, wilayah Indonesia, keadaan
sosial di Asia Tenggara dan benua-benua, perjuangan dan peranan para pahlawan,
peninggalan sejarah, keragaman suku bangsa, untuk mencapai kesejahteraan hidup
•
IPS di SMP, menekankan pada aspek menemukenali berbagai karakteristik IPS, masalahmasalah sosial, dan gagasan kreatif untuk memecahkan permasalahan
•
Di SMA, IPS diimplementasikan dalam mata pelajaran yang berdiri secara terpisah, namun
semuanya ditujukan untuk membangun kehidupan yang mengarah pada pemecahan
masalah, dan ditujukan untuk kesesejahteraan,
•
Pengertian IPS
•
IPS sebagai pelajaran merupakan suatu fusi atau paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial
•
IPS merupakan penyederhanaan dari pelajaran ilmu-ilmu sosial yang dibelajarkan ditingkat
SD, SMP, dan SMA.
•
Hakekat Pembelajaran IPS
•
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar pada hakekatnya dimaksudkan untuk memberikan
landasan mengenai kebutuhan pembangunan yang memerlukan; penyesuaian
perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
•
Bagi calon guru SD, hakekat IPS ditujukan untuk membekali calon guru agar menguasai
substansi perbedaan esensial ilmu-ilmu sosial dan ilmu pengetahuan sosial dalam upaya
membentuk peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS
•
Tujuan Pembelajaran IPS di SD
Tujuan Pembelajaran:
•
Membentuk warga negara yang berkemauan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri
di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial.
•
Mendidik masyarakat menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
•
Mendidik siswa untuk dilatih berpikir kritis dan demokratis, menjaga etikad baik, pantang
masalah-masalah sosial yang bersifat pribadi di muka umum.
•
Tujuan Pembelajaran IPS di SD
sasaran pokok pembelajaran IPS, mencakup dua hal mendasar yaitu;
(1) Memupuk kemauan dan tekad untuk hidup secara bertanggung jawab demi keselamatan
diri, bangsa, negara, dan tanah air, dan
(2) Membangun sikap sosial yang rasional dalam kehidupan sehari-hari.
•
Ruang Lingkup IPS Sebagai Program Pendidikan
Unit kajian dalam kajian IPS menyangkut keragaman dalam berbagai aspek kehidupan.
•
Kajian IPS merupakan suatu penelaahan terhadap kegiatan manusia yang berpusat pada
lingkungan masyarakat terkecil (rumah tangga keluarga), kemudian dikembangkan dalam
lingkup luas (RT Negara, Dunia)
•
Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga dapat berfungsi dalam berbagai hal, antara lain;
berfungsi sebagai lembaga kebudayaan, lembaga ekonomi, lembaga peradilan, lembaga
agama, maupun lembaga politik
•
Ruang Lingkup IPS Sebagai Program Pendidikan - Lanjutan
•
Sebagai lembaga budaya keluarga berfungsi sebagai peletak dasar-dasar pendidikan dan
kebudayaan untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya.
•
Sebagai lembaga ekonomi, keluarga dapat berfungsi sebagai tempat untuk memenuhi
kesejahteraan material seluruh anggota keluarganya, dan lembaga peradilan keluarga
berfungsi memelihara serta menjamin terwujudnya keadilan seluruh anggota keluarganya.
•
Sebagai lembaga agama, keluarga berfungsi meletakkan dasar iman dan takwa kepada
anggota keluarganya,
•
Sebagai lembaga politik, berfungsi memelihara serta mempertahankan kesejahteraan,
ketentraman, keamanan, hak dan kewajiban anggotanya.
MATERI 2
 UNIT 3 :
PEMBAGIAN ILMU SOSIAL DAN
STRUKTUR ILMU SOSIAL (KONTEN IPS)
 Sub Unit 1 : Fakta, Konsep, Generalisasi dan Teori dalam IPS
 Sub Unit 2 : Nilai dan Sikap dalam IPS
 Sub Unit 3 : Ketrampilan dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
 Sub Unit 1 : Fakta, Konsep, Generalisasi dan Teori dalam IPS
Penguasaan guru terhadap struktur ilmu yang membentuk konten IPS, akan mempermudah guru
dalam membelajarkan IPS kepada murid SD.
 Fakta: adalah kondisi yang dapat menggambarkan tentang keadaan di sekitar kehidupan
orang, tokoh, pencipta benda, masyarakat, dsb. Misalnya: suasana zaman, keadaan
lingkungan, suasana alam, sistem kemasyarakatan, pandangan hidup, pikiran, pendidikan,
status sosial, dan perasaan.
 Konsep dan idea memiliki arti yang sama, dapat diartikan sebagai rupa atau pengertian.
Konsep dalam arti rupa atau gambar atau bayangan dalam pikiran merupakan hasil
tangkapan akal budi terhadap suatu entitas yang menjadi obyek pikiran.
Konsep dalam arti pengertian merupakan representasi universal dari suatu entitas
masyarakat dengan menggunakan ilmu. Didalam IPS, misalnya konsep; politik, ekonomi, sejarah,
geografi, sosiologi, antropologi, dsb. Contoh : di Unit 2
 Generalisasi dapat diartikan sebagai membuat suatu hal yang besar atau luas, bersifat sama
atas dasar sifat dari hal yang kecil dan khusus.
 Ilmu-ilmu sosial biasa disebut dengan ilmu yang monothetic atau generalizing.
 Dalam pelajaran IPS SD kita tidak membahas fakta, konsep, dan generalisasi di dalam kajian
ilmu-ilmu sosial yang berorientasi kepada disiplin ilmu, namun orientasi kajian diarahkan
kepada pandangan yang multidisipliner. Contoh : Misalnya: topik ”keluarga” kita bisa
mendekatinya dari perspektif Antropologi dan Sosiologi

Teori adalah suatu kerangka pemikiran yang berkaitan dalam penyusunan konsep dan
model yang tidak membuat generalisasi tetapi dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara generalisasi. Fungsi teori adalah untuk: menyediakan hipotesis-hipotesis
yang dengannya berbagai interpretasi dapat diuji dan membuat ukuran-ukuran atau kriteriakriteria guna dijadikan dasar dalam pembuktian sesuatu.
Dalam kajian IPS, teori dapat digunakan untuk menjelaskan suatu gejala dalam kehidupan di
masyarakat sehingga kita dapat memahami perilaku dan posisi kita di tengah masyarakat. Contoh:
teori determinisme ekonomi dari Karl Marx. Menurut Marx, segala perkembangan masyarakat
tergantung pada perkembangan organisasi ekonomi. Manusia dapat mempengaruhi dan mengubah
lingkungan sosial tetapi manusia tidak dapat mengubah apa yang telah ditentukan oleh evolusi
ekonomi
 Sub Unit 2 : Konsep Nilai dan Sikap dalam IPS
 Nilai dan sikap dalam IPS, merupakan sesuatu yang dapat dipelajari sebagai unsur penentu
keberhasilan manusia dalam kehidupan sosialnya
 Nilai adalah konsep mengenai penghargaan yang diberikan oleh warga masyarakat kepada
beberapa masalah pokok dalam kaitan dengan kehidupan sosial masyarakat, sehingga
dijadikan pedoman bagi tindakan atau tingkah laku bagi warga masyarakat bersangkutan.
 Nilai bersifat umum dan mempengaruhi perilaku seseorang terhadap obyek dan terhadap
orang lain.
 didalam diri seseorang/peserta didik kemungkinan terdapat kecenderungan sikap sistem
nilai yang dominan, seperti; nilai teoritik, nilai ekonomik, nilai aestetik, nilai sosial , nilai
politik, dan nilai religi.
 Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertingkah laku secara konsisten terhadap
suatu kelas orang atau benda tertentu
 Sikap merupakan keseluruhan dari kecenderungan, perasaan, pemahaman, gagasan, rasa
takut, rasa terancam, dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal yang didalamnya
terkandung aspek kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak.
 Sikap seseorang sangat ditentukan oleh nilai yang dianutnya.
 Nilai dan sikap yang harus dikembangkan guru untuk diajarkan kepada siwa, antara lain:
menghargai harkat individu,
yakin akan adanya persamaan kesempatan bagi semua orang,
menjunjung tinggi hukum, bekerjasama demi kebahagiaan bersama dan bersikap
demokratis,
mempunyai kebebasan dan bertanggung jawab sebagai warga negara,
mampu mengatur dirinya sendiri,
menghargai alam dan menghormati Sang Pencipta,
sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah, setia, sopan, dan tepat janji,
dsbnya
 SUB UNIT 3 :
Ketrampilan dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
 IPS SD diharuskan berkontribusi kepada pengembangan ketrampilan siswa (intelektual,
personal, dan sosial).
 Guru diharapkan menampilkan contoh-contoh yang menunjukkan adanya keterkaitan antara
fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap, dan ketrampilan intelektual, personal, dan sosial.
 Latihan ketrampilan perlu diajarkan dan dipraktekkan kepada siswa, antara lain: (1) berpikir
kritis, (2) menganalisa dan memecahkan masalah, (3) menentukan dan mengumpulkan
informasi, (4) mengorganisasikan dan menilai secara logis, (5) membaca dan mendengarkan
untuk dapat mengerti, (6) berbicara dan menulis yang akali, (7) menginterpretasikan peta,
globe, bagan, statistik, dan grafik, (8) menggunakan konsep waktu, dan (9) ikut dalam
kegiatan kelompok.
 Melalui pembelajaran fakta, konsep, generalisasi, dan latihan-latihan ketrampilan siswa
yang telah berpikir kritis akan mampu :
(1) Membedakan antara fakta dan opini.
(2) Menilai kebenaran sumber informasi berdasarkan bahan-bahan tertentu,
(3) Menyusun generalisasi, dan
(4) Memecahkan masalah, baik secara bersama-sama dengan bimbingan maupun secara
individu.
MATERI 3
1. Ismaun: sejarah adalah ilmu pengetahuan tentang rangkaian kejadian yang berkausalitas
pada masyarakat dengan segala aspeknya serta proses gerak perkembangannya yang
kontinyu dari awal sampai sekarang yang berguna bagi pedoman kehidupan masyarakat
sekarang dan sebagai arah cita-cita masa depan.
2. Muhamad Yamin: sejarah adalah ilmu pengetahuan yang pada umumnya berhubungan
dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat pada
masa lampau yang disusun berdasarkan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau
sumber-sumber lain
3. Kingsley Davis: perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan (ilmu
pengetahun, teknologi, kesenian, dll.).
4. Taylor: kebudayaan adalah suatu kompleks mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
norma, hukum, adat istiadat serta kebiasaan dari manusia sebagai warga masyarakat.
5. Selo Soemardjan: perubahan sosial budaya adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk
didalamnya nilai-nilai sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat
FAKTOR PENYEBAB MENOLAK PERUBAHAN
1. Masyarakat ragu-ragu atau curiga terhadap hal baru yang dianggapnya sebagai sesuatu yang
bersifat negatif.
2. Kurangnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat terhadap sesuatu yang baru sehingga
mereka menolak.
3. Adanya kecenderungan untuk tetap menyukai, memelihara sesuatu hal yang lama membuat
inovasi terhalang
MATERI 4
•
5 SIFAT POKOK TEKNOLOGI (Tjakraatmadja)
1. Ilmu pengetahuan dan praktek/percobaan.
2. Teknologi dapat berupa kompetensi yang melekat pada diri manusia: berwujud fisik (mesin
dan alat) maupun informasi (sistem dan organisasi).
3. Teknologi tidak memberikan nilai guna jika tidak diterapkan dan tidak terpakai secara tepat
guna.
4. Tekonologi bersifat dinamis dan mempunyai siklus panjang.
5. Digunakan untuk kesejahteraan masyarakat atau meningkatkan kualitas hidup manusia
•
3 TAHAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI (Alvin Toffler)
1. Revolusi hijau: perubahan besar dalam bercocok tanam sederhana menjadi pertanian yang
lebih maju. Program ini disponsori oleh Ford dan Rockefeller untuk mencari berbagai varitas
tanaman biji-bijian (beras dan gandum). Tujuan program : untuk mengatasi krisis populasi
dan sumber daya alam yang menyerang negara-negara berkembang.
2. Revolusi industri
Terjadi di Eropa pada Abad XVII akibat dari kemajuan teknologi untuk sektor industri.
3. Revolusi informasi
Pada abad XX, kemajuan IPTEK bidang elektronika(sarana informasi dan komunikasi) tidak hanya
terbatas secara lokal, regional, nasional maupun global, namun sampai menembus di luar bumi.
•
3 macam teknologi yang harus dibina dan dikembangkan (Tarsis Tarmuji)
1. Teknologi Maju, yaitu teknologi yang berkaitan dengan berbagai bidang yang vital bagi masa
depan bangsa Indonesia (misal: teknologi mineral), penelitian, dan pengembangan bidang
energi (tenaga nuklir).
2. Teknologi Adaptif, yaitu perkembangan teknologi dan hasil penemuan yang bersumber pada
penelitian dan pengembangan yang masih harus diolah. Pembinaan dan pengarahan
teknologi adaptif sebaiknya ditujukan pada masalah sandang, pangan dan pemukiman.
3. Teknologi Protektif, yaitu teknologi yang ditujukan pada pemeliharaan, perlindungan, dan
pengamanan ekosistem. Asas-asas teknologi protektif berkisar pada aspek konservasi,
restorasi, dan generasi segenap sumber daya alam dan manusia yang ada dalam masyarakat.
Perkembangan IPTEK seringkali justru menimbulkan dampak negatif dalam proses perubahan sosial,
seperti:
1. Kesehatan masyarakat terganggu karena teknologi yang tidak ramah lingkungan
2. Masuknya teknologi dalam masyarakat telah mengubah cara hidup manusia dalam
masyarakat karena masyarakat tidak disiapkan
Hal-hal yang diperlukan dalam kesiapan masyarakat dan pengembangan teknologinya, antara lain:
1. Teknologi yang dikembangkan sesuai dengan lingkungannya (pengembangan dari teknologi
tradisional)
2. Mengurangi teknologi import.
3. Meningkatkan daya kemampuan masyarakat dalam menyerap dan menerapkan IPTEK
melalui pendidikan formal dan nonformal
•
HAMBATAN DALAM ALIH TEKNOLOGI
•
Ketidaksempurnaan pasar teknologi.
•
Kurangnya pengalaman dan ketrampilan dalam menyelesaikan hokum yang memadai untuk
memperoleh teknologi baru tersebut.
•
Sikap apemerintah baik legislatif maupun administratif dari pemilik teknologi dan penerima
teknologi.
•
Sumber keuangan karena tingginya biaya alih teknologi
•
permasalahan alih teknologi
•
Jenis teknologi yang dialihkan.
•
Penilaian atas teknologi.
•
Cara alih teknologi.
•
Harga teknologinya
•
Syarat-syarat yang menyertai alih ateknologi.
•
Penanaman dalam suatu perjanjian: lisensi, alih teknologi
MATERI 6
JENIS-JENIS MEDIA
1. Media yang tidak diproyeksikan
a. Gambar diam adalah gambar fotografik yang menggambarkan lokasi atau tempat, bendabenda serta obyek-obyek tertentu, misalnya: peta, gambar gunung, pegunungan, lereng,
lembah, dan benda-benda bersejarah.
b. Bahan-bahan grafis adalah gambar non fotografik dan bersifat dua dimensi yang dirancang
untuk mengkomunikasikan suatu pesan kepada siswa, seperti: grafik, diagram, chart, sketsa,
poster, kartun, komik.
c. Model dan realita.
Model adalah media yang menyerupai benda yang sebenarnya dan bersifat tiga dimensi. Contoh:
model gunung berapi yang terbuat dari tanah liat, kertas atau semen, model candi, dan tiruan
tentang rumah.
Realita adalah model dan benda yang sesungguhnya, seperti: uang logam, tumbuh-tumbuhan, alatalat, binatang, dsb.
TEKNIK PEMILIHAN MEDIA (John Jarolimek)
1. Tujuan instruksional yang akan dicapai.
2. Tingkat usia dan kematangan anak
3. Kemampuan baca anak
4. Tingkat kesulitan dan jenis konsep pelajaran
5. Keadaan atau latar belakang pengetahuan atau pengalaman anak.
FAKTOR PENENTU PEMILIHAN METODE
1. Anak didik: jenis kelamin, latar belakang kehidupan, status sosial, kecerdasan, kreatifitas,
dan perilaku.
2. Tujuan: metode harus tunduk pada tujuan pembelajaran
3. Situasi: metode mengajar harus sesuai dengan situasi dan tujuan yang akan dicapai
4. Fasilitator: laboratorium IPS dapat menggunakan lingkungan dan masyarakat sebagai
fasilitatornya.
5. Guru: latar belakang pendidikan dan kemampuan guru akan mempengaruhi kompetensi.
KRITERIA MENENTUKAN METODE (Cheppy HC)
1. Tujuan. Jika guru akan mengembangkan sikap dalam kehidupan keluarga maka metode yang
dipilih adalah sosiodrama.
2. Kebutuhan dan minat anak
Untuk menentukan rencana kegiatan pembelajaran, maka guru harus tahu kebutuhan anak. Pada
kelas rendah diperlukan aktivitas yang bertumpu pada abuku bacaan, sosiodrama, permainan, dan
membaca cerita
3. Cara penampilan guru
Kepribadian guru dapat dilihat melalui penampilannya waktu mengajar
DASAR PERTIMBANGAN GURU MEMILIH METIPS MEMILIH METODE
1. Pengajar (guru): pengetahuan yang dikuasai, pengalaman menagajar, personalitas.
2. Siswa: asal siswa tingkat intelektual, latar belakang siswa, pengalaman praktik, lingkungan
sosial budaya siswa.
3. Tujuan yang akan dicapai
4. Materi/bahan (karakteristiknya: abstrak atau konkrit)
5. Waktu: waktu untuk persiapan, waktu yang tersedia untuk mengajar, waktu saat mengajar
(pagi, siang, sore)
6. Fasilitas yang tersedia
METODE PEMBELAJARAN IPS SD, ANTARA LAIN : Cooperative Learning (CL)
1. prinsip untuk mencapai hasil maksimal:
2. saling ketergantungan
3. tanggungjawab perseorangan
4. tatap muka
5. komunikasi antar anggota
6. evaluasi proses kelompok
METODE PEMBELAJARAN IPS SD, ANTARA LAIN : Karyawisata
METODE PEMBELAJARAN IPS SD, ANTARA LAIN : Bermain peran (Role-Playing)
METODE PEMBELAJARAN IPS SD, ANTARA LAIN : Contextual Teaching and Learning (CTL)
METODE PEMBELAJARAN IPS SD, ANTARA LAIN : Simulasi (Simulation)
MATERI 7
PENDEKATAN STM
pembelajaran yang pada dasarnya membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks
kehidupan manusia sehari- hari ATAU pendekatan terpadu antara sains dan isue teknologi yang ada
di masyarakat.
siswa dikondisikan agar mau dan mampu menerapkan prinsip sains sederhana atau solusi pemikiran
untuk mengatur dampak negatif yang mungkin timbul akibat munculnya produk teknologi
guru sains dapat menggunakan pendekatan Sains- Teknologi- Masyarakat untuk menanamkan
pemahaman konsep dan pengembangannya untuk kemaslahatan masyarakat
TUJUAN PENDEKATAN STM
Siswa dapat memecahkan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat sebagai akibat dari dampak
negatif kemajuan sains dan teknologi
Contoh:
1. anak-anak lebih percaya diri apabila meniru perilaku orang asing dalam hal pola makan,
potongan rambut, pakaian, dsb.
2. Anak-anak meniru adegan yang ditayangkan di TV, lebih suka membeli produk-produk iklan
di TV tanpa tahu dan mengenali manfaatnya
KARAKTERISTIK MODEL STM (Aikenhead)
Pelajaran sains dipandang sebagai usaha manusia yang berkembang melalui aktivitas manusia dan
akan mempengaruhi hidup manusia.
Memandang pendidikan sains dalam konteks yang lebih luas, tidak hanya menyangkut konsepkonsep yang ditemukan oleh para ilmuwan saja tetapi juga menyangkut proses yang digunakan
dalam menemukan konsep yang baru.
Setiap pokok bahasan dikaitkan dengan konteks sosial dan teknologi sehingga siswa diharapkan
dapat melihat adanya integrasi antara alam semesta sebagai sains dengan lingkungan buatan
manusia sebagai teknologi dan dunia sehari-hari para siswa sebagai lingkungan sosial/masyarakat
KARAKTERISTIK PENDEKATAN STM (Yager)
1. Berawal dari identifikasi masalah-masalah lokal yang ada kaitannya dengan sains dan
teknologi oleh siswa (dengan bimbingan guru)
2. Penggunaan sumberdaya setempat baik sumber daya manusia maupun material
3. Keikutsertaan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pengidentifikasian cara-cara yang memungkinkan sains dan teknologi untuk memecahkan
masalah hari depan.
5. Dilaksanakan menurut strategi pembuatan keputusan. Setiap siswa harus menggunakan
informasi sebagai bukti, baik untuk membuat keputusan tentang kehidupan sehari-hari
maupun keputusan tentang masa depan masyarakat
6. Belajar tidak hanya berlangsung di dalam kelas atau sekolah, tetapi juga di luar sekolah atau
di lapangan nyata.
7. Penekanan pada ketrampilan proses yang dapat digunakan siswa dalam memecahkan
masalah mereka sendiri.
8. Membuka wawasan siswa tentang pentingnya kesadaran karir/profesi, terutama karir yang
berkaitan dengan sains dan teknologi.
9. Adanya kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengalaman dalam berperan sebagai
warganegara untuk mencoba memecahkan masalah-masalah yang telah mereka identifikasi
PERAN IPS
1. Bukan sebagai pencetak ilmuwan namun berpikir bagaimana menghadapi dampak sosial
sebagai akibat perkembangan dan penerapan sains dan teknologi.
2. Pejiadi (pandangan konstruktivisme): pendidikan sains bukan hanya untuk meningkatkan
aspek kognitif saja tetapi perlu mengembangkan aspek afektif (nilai kepedulian terhadap
lingkungan)
TAHAP-TAHAP IMPLEMENTASI PENDEKATAN STM
1. Apersepsi (inisiasi, invitasi, dan eksplorasi): mengemukakan issu atau masalah aktual dalam
masyarakat.
2. Pembentukan konsep: siswa membangun atau mengkonstruksi pengetahuannya sendiri
melalui observasi, eksperimen, dan diskusi.
3. Aplikasi konsep atau penyelesaian masalah: menganalisis issu atau masalah yang telah
dikemukakan di awal pembelajaran berdasar konsep yang telah dipahami oleh siswa.
4. Pemantapan konsep: guru memberikan pemahaman konsep supaya tidak terjadi kesalahan
konsep pada siswa
5. Evaluasi: berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil
MATERI 8

PEMBELAJARAN

Pembelajaran yang Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM/Joyful LEARNING)

Multi Metode, Multi Media

Praktek dan bekerja dalam tim

Memanfaatkan lingkungan sekitar

Di dalam dan di luar kelas

Multiaspek (rasional,logis, praktis, etika)

PAKEM

P = Pembelajaran

A = Aktif

K = Kreatif

E = Efektif

M = Menyenangkan

KOMPONEN UTAMA PAKEM

PENDIDIKAN BAGI SISWA

Apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dialami, setiap detik, setiap hari sepanjang tahun.

Semua itu akan mempengaruhi perkembangan jiwanya dan membentuk karakter dan
sikapnya kelak.

Pembelajaran pemecahan masalah

pemecahan masalah nyata

proyek (berkelompok)

berdiskusi masalah

membuat penyataan/hipotesa

mencari data/informasi

diskusicari info lapor

diskusi penutup solusi

waktu banyak

KEUNGGULAN METODE PROBLEM SOLVING

Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.

Berpikir dan bertindak kreatif.

Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis

Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.

Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.

Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dengan tepat.

Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

Menimbulkan keberanian pada diri siswa untuk mengemukakan pendapat dan ide-idenya.

TUGAS KELOMPOK

Tunjukkan sebuah gambar tentang kenampakan alam: siswa diminta menemukenali
lingkungan alam apa saja yang nampak.

Lingkungan alam tersebut bermanfaat untuk apa saja

Dalam kenyataan apakah di daerah lain memiliki kenampakan alam yang demikian? Siswa
diminta mencatat alasannya mengapa di daerah lain tidak memiliki kenampakan alam yang
demikian dan mereka tidak dapat memanfaatkannya.

Apa yang seharusnya dilakukan orang supaya kenampakan alam dapat membawa manfaat
bagi orang di sekitarnya?
MATERI 9
•
UNSUR-UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS INDIVIDU (Koentjaraningrat)
1. Pengetahuan:pengalaman yang diterima oleh 5 indra manusia dalam hidupnya dan masuk
kedalam sel-sel otak manusia (akal manusia). Pengalamannya ini dapat berwujud:
a. Pengalaman: penggambaran riil (berfokus)
b. Konsep: penggambaran abstrak
a. Fantasi
2. Perasaan: keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya
dinilainya sebagai keadaan positif atau negative.
3. Dorongan naluri: dorongan ialah kemauan yang sudah merupakan naluri. Menurut ahli
psikologi paling sedikit ada 7 macam dorongan naluri: (1) untuk mempertahankan hidup, (2)
seks, (3) untuk mencari makan, (4) untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesame manusia,
(5) untuk meniru tingkah laku sesamanya, (6) untuk berbakti (simpati, hormat, cinta), dan (7)
akan keindahan (warna, suara, gerak).
•
CARA INDIVIDU MENYESUAIKAN DIRI DENGAN LINGKUNGANNYA
1. Cara Alloplastis: individu secara aktif mempengaruhi dan bahkan
sering mengubah lingkungannya. Individu akan tampil sebagai
“agent of change”. Ia membawa nilai-nilai baru dan semangat baru
dalam lingkungannya. Penampilannya akan ditandai oleh tindakan
yang semata-mata rasional ke arah masa depan.
2. Cara Autoplastis: lingkungan yang akan membentuk kepribadian individu. Semakin besar
pengaruh lingkungan terhadap individu semakin mudah ia terjebak untuk berkompromi. Bila
seorang individu semakin tergantung pada lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya maka ia akan berlebihan dalam memberi harga kepada lingkungan fisik dan psikis.
Sebaliknya, semakin kecil pengaruh lingkungan akan semakin nampak sikap individu yang
mendapat dorongan dari dalam untuk anti terhadap kemapanan yang sudah ada.
•
SYARAT INTERAKSI SOSIAL
1. Adanya kontak sosial. Bentuk-bentuk kontak sosial:
a. Antara orang perorangan: anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya
(mengenal namanya dan orangtuanya karena diajari oleh orangtuanya).
b. Orang perorangan dengan kelompok manusia atau sebaliknya: sosialisasi untuk mengenal
lingkungannya yang dilakukan orang dan lingkungan sosial yang mendidik dirinya.
c. Antara satu kelompok dengan kelompok manusia lainnya.
2. Adanya komunikasi
•
SUMBER-SUMBER PERUBAHAN SOSIAL
1. Faktor internal (faktor sosiogenik), artinya masyarakat itu sendiri yang merupakan sumber
perubahan sosial, contoh:
a. Gerakan sosial atau revolusi: adalah perubahan yang terjadi karena dapat
direncanakan atau tanpa direncanakan. Revolusi Indonesia dimulai sejak
munculnya nasionalisme tahun 1908 hingga 1949.
b. Penemuan-penemuan baru atau inovasi-inovasi. Inovasi akan terjadi bila
anggota masyarakat memiliki: (1) kesadaran perlunya meningkatkan
kehidupan secara terus menerus, (2) berdaya akal tinggi, (3) ada persaingan
yang sehat diantara anggotanya untuk mencapai prestasi tinggi demi
kemajuan kelompoknya, dan (4) mendorong anggota masyarakat untuk
berprestasi dan berkarya.
c. Pertumbuhan dan pertambahan penduduk
d. Konflik sosial antara individu dengan kelompok, seperti: masalah mode
pakaian, potongan rambut, dsb.
•
SUMBER-SUMBER PERUBAHAN SOSIAL
2. Faktor Eksternal
a. Perkembangan teknologi dan komunikasi. Masuknya unsur-unsur
kebudayaan asing melalui: akulturasi (kontak kebudayaan), asimilasi
(pembauran unsur kebudayaan), dan difusi (persebaran unsur kebudayaan)
mempengaruhi terjadinya perubahan sosial
b. Perubahan dalam lingkungan alam: penebangan hutan untuk pemukiman,
gempa bumi, gunung meletus.
c. Kekuatan kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap suatu masyarakat:
penjajahan, penaklukan.
d. Kebudayaan asing yang diterapkan atau diterima begitu saja dalam suatu
masyarakat: masuknya agama-agama besar dunia ke Indonesia.
•
FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN SOSIAL
Kontak dengan kebudayaan lain.
Sistem pendidikan yang maju.
Sikap ingin maju dan menghargai hasil karya seseorang.
Toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang.
Sistem lapisan masyarakat yang terbuka.
Penduduk yang heterogen.
Masyarakat tidak puas dengan bidang-bidang kehidupan
tertentu.
•
FAKTOR PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL
Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat.
Sikap masyarakat yang tradisionalistis.
Adanya kepentingan yang tertanam kuat dalam jiwa masyarakat.
Rasa takut terhadap perubahan.
Adat kebiasaan dan ideologi masyarakat tradisional yang kuat
•
MASYARAKAT (Peter L. Berger)
Adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan (bagian-bagian yang membentuk kesatuan) manusia
yang luas sifatnya, seperti:
a. hubungan antara anak dan orang tua,
b. hubungan antara orang muda dan lanjut usia,
c. hubungan antara laki-laki dan perempuan,
d. hubungan antara atasan dan bawahan,
e. hubungan antara guru dan muridnya, dll.
•
MASYARAKAT (COMMUNITY): Roucek and Warren
adalah sekelompok manusia yang memiliki rasa kesadaran bersama dimana mereka berdiam
(bertempat tinggal) dalam daerah yang sama, yang sebagian besar atau seluruh warganya
memperlihatkan adanya adat kebiasaan dan aktivitas yang sama pula.
•
PERAN DAN STATUS SOSIAL DI MASYARAKAT
1. Peran yang diharapkan oleh masyarakat (expected roles): misal guru harus sabar, menjadi
teladan) dan peran yang terlaksana dalam kenyataan (actual roles ialah peran sesuai dengan
karakteristiknya/kepribadiannya),
2. Peran yang terberi (Ascribed roles) atau kedudukan seseorang dalam suatu masyarakat
tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan ini
diperoleh karena kelahirannya) dan peran yang diperjuangkan (Achieved roles) atau
kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengajanya).
3. Peran kunci (key roles merupakan sumber utama penghidupan seseorang meskipun belum
tentu penghasilannya besar) dan peran tambahan (supplementary roles).
•
MACAM-MACAM NORMA
1. Folkways: norma-norma yang diikuti tanpa dasar, tanpa berpikir, hanya berdasar pada
kebiasaan atau kelaziman dalam tradisi. Misalnya: apabila orang diberi sesuatu oleh orang
lain maka ia akan mengucapkan terima kasih. Apabila orang tidak melakukan kebiasaan ini
tidak akan mendapat sangsi dari masyarakat.
2. Tata krama: pola kelakuan tertentu yang digolongkan sebagai norma, kaidah, patokan tata
krama dan sopan santun pergaulan. Pelanggaran terhadap tata krama tidak diikuti dengan
sangsi yang keras.
3. Mores: norma kelakuan yang diikuti dengan keyakinan dan pertimbangan perasaan. Pada
setiap masyarakat, perbuatan yang melanggar mores biasanya dikenakan sangsi yang
sepadan menurut kebiasaan yang berlaku.
MATERI 10
MASYARAKAT?
PETER L. BERGER
Masyarakat ialah suatu keseluruhan kompleks hubungan (bagian-bagian yang membentuk kesatuan)
manusia yang luas sifatnya, seperti:
 Hubungan antara anak dan orang tua
 Hubungan antara orang muda dan lanjut usia
 Hubungan antara laki-laki dan perempuan
 Hubungan antara atasan dan bawahan
 Hubungan antara guru dan muridnya, dll.
Koentjaraningrat, pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan, norma, perilaku,
nilai yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk mencapai dan memenuhi kebutuhan dasar dalam
kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan status dan peran manusia.
Contoh pranata sosial:
1. Pranata sosial pada keluarga: cinta kasih, regenerasi, dsb.
2. Pranata sosial pada pendidikan atau ilmu pengetahuan: kebiasaan bangun pagi, rajin
membaca, rajin diskusi, rajin mengikuti kuliah
3. Pranata sosial pada bidang kesehatan: memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan
masyarakat.
4. Pranata agama: berkaitan dengan masjid, gereja, pura, dsb.
5. Pranata ekonomi, berkaitan dengan kebutuhan barang
6. Pranata politik, berkaitan dengan penggunaan kekuasaan
•
FUNGSI PRANATA SOSIAL
1. Untuk pedoman manusia dalam bertingkah laku atau bersikap didalam berinteraksi
dengan orang lain dan menghadapi masalah-masalah di dalam masyarakat.
2. Menjaga keutuhan dan keberlangsungan masyarakat.
3. Memberi pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian
sosial atau pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku para anggotanya
•
MACAM-MACAM SOSIALISASI
•
Sosialisasi primer, adalah sosialisai untuk mengenal dirinya sendiri dan lingkungan sosialnya.
Contoh anak mengenal namanya dan orangtuanya karena diajari oleh orangtuanya.
•
Sosialisasi sekunder, adalah sosialisasi untuk mengenal lingkungannya yang dilakukan orang
dan lingkungan sosial yang mendidik dirinya
•
TERJADINYA NEGARA RI
Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan terjadi secara alamiah sejalan dengan tuntutan
manusia dan kehendak Tuhan seperti yang tersurat pada alinea ketiga UUD 1945. Negara
berdasarkan Pancasila yang berawal dari keluarga yang merupakan dasar kehidupan bermasyarakat
atau bernegara.
•
DASAR PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA
1. Indonesia adalah negara berdasar atas hukum
2. Pemerintahan berdasar pada sistem konstitusional
3. Kekuasaan tertinggi berada di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi dibawah MPR.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
6. Menteri-menteri negara adalah pembantu presiden. Menteri-menteri tidak bertanggung
jawab kepada DPR.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas
MATERI 11
1. Fraenkel: standard tingkah laku, keindahan, efisiensi/penghargaan yang telah disetujui
seseorang dimana seseorang berusaha hidup dengan nilai tersebut serta bersedia
mempertahankannya.
2. Standin mengklasifikasikan nilai menjadi:
Nilai hedonic: nilai-nilai yang mementingkan kenikmatan
Nilai estetika: nilai yang berkenaan dengan keindahan
Nilai etika
Nilai religious
Nilai logika
Nilai utility
3. Koentjaraningrat: sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam
pikiran sebagian besar warga masyarakat yang dianggap bernilai dalam hidupnya. Sistem
nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.
3 KOMPONEN SIKAP (PAKAR PSIKOLOGI)
1. Kognitif: kepercayaan atau keyakinan yang menjadi pegangan seseorang.
2. Afektif: perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu obyek.
3. Konatif: kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu terhadap
sesuatu obyek.
4. Bimo Walgito: keadaan yang ada pada diri manusia yang menggerakkan untuk bertindak
dalam menanggapi obyek dan terbentuk atas pengalaman.
5. Siti Partini S.: kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negative terhadap obyek atau
situasi secara konsisten.
6. Koentjaraningrat: suatu keadaan mental di dalam jiwa dan diri seorang individu untuk
bereaksi terhadap lingkungannya. Sikap biasanya dipengaruhi oleh nilai budaya dan
bersumber pada sistem nilai budaya
7. Teori pembelajaran (learning theory): perubahan sikap sebagai suatu proses pembelajaran.
4 unsur yang dapat memberi pengaruh perubahan sikap seseorang (program Yale):
Penyampai (sumber) informasi: daya tarik fisik, cara berbicara menarik, keyakinan diri, penampilan
pribadi yang jujur, kepakaran, perhatian/motivasi dalam menyampaikan informasi.
Komunikasi atau informasi yang disampaikan.
Penerima: kepercayaan diri, kecemasan, depresi
Situasi atau konteks: informasi akan berkesan bila disampaikan dalam situasi yang netral.
2. Teori fungsional (functional theory): Perubahan sikap terjadi dalam rangka mendukung
maksud atau tujuan yang ingin dicapainya. Fungsi sikap untuk memenuhi kebutuhan
individu:
Sebagai alat: perubahan sikap diharapkan akan memperoleh hadiah sebesar-besarnya dan
hukuman sekecil-kecilnya.
Sebagai pertahanan diri: perubahan sikap didasarkan pada keinginan seseorang untuk
melindungi atau mempertahankan dirinya.
Sebagai pernyataan nilai: perubahan sikap didasarkan pada keinginan seseorang untuk
menyatakan sikap yang selaras dengan nilai-nilai utama bagi dirinya.
Sebagai pengetahuan: perubahan sikap didasarkan pada keperluan seseoarang untuk
mendapatkan informasi dalam rangka kebaikan lingkungan hidupnya
3. Teori pertimbangan sosial (social judgement theory): perubahan sikap merupakan suatu
penafsiran kembali terhadap suatu obyek yang mencakup ruang gerak penerimaan, ruang
gerak tidak pasti, dan ruang gerak penolakan. Proses perubahan sikap tergantung kepada
keteguhan individu dalam berpegang pada suatu pandangan
HUBUNGAN SIKAP, NILAI, PERILAKU
Para pakar psikologi:
Nilai lebih bersifat global daripada sikap. Nilai tidak mempunyai obyek yang spesifik seperti
dalam sikap, namun sangat penting peranannya dalam pembentukan sikap.
Nilai mempengaruhi pembentukan dan arah sikap seseorang, perilaku dan perbuatan
seseorang dengan mempengaruhi sikap dan penilaian terhadap konsekuensi dari perilaku
dan perbuatan orang.
Pengajaran dan penanaman nilai merupakan hal penting dalam rangka pembinaan sikap dan
kepribadian siswa
PENANAMAN NILAI dan SIKAP dalam IPS
Dipersiapkan dan dirancang berkesinambungan dengan penekanan pada setiap tingkat yang
berbeda.
Semakin tinggi jenjangnya semakin besar pula unsur pemahaman dan
pertanggungjawabannya
SIKAP DAN TINGKAH LAKU UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI KEMANUSIAAN DAN KESATUAN
(PAUL SUPARNO)
1. Sikap penghargaan kepada setiap manusia. Setiap manusia adalah bernilai sehingga tindakan
meremehkan, menghina, merendahkan orang lain dianggap tidak baik.
2. Sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah, setia, sopan, dan tepat janji.
3. Sikap demokratis dan menghargai gagasan orang lain serta mau hidup bersama orang lain
yang berbeda.
4. Kebebasan dan tanggung jawab
5. Penghargaan terhadap alam
6. Penghormatan kepada Sang Pencipta.
7. Sikap pengembangan sebagai pribadi manusia: disiplin, bijaksana, cermat, mandiri,
untukmenunjang penyempurnaan diri pribadi.
MATERI 12
ASPEK MANUSIA
Aspek manusia dalam suatu wilayah menyangkut aspek-aspek keberadaan dan aktivitas yang
dilakukan oleh manusia berupa:
kependudukan,
aktivitas ekonomi,
aktivitas sosial,
aktivitas budaya,
aktivitas politik dan pertahanan keamanan
AKTIVITAS EKONOMI
LEMBAGA SOSIAL
AKTIVITAS BUDAYA
AKTIVITAS POLITIK DAN PERTAHANAN KEAMANAN INDONESIA
RAS INDONESIA
Ras adalah menyangkut ciri-ciri jasmani pada manusia yang diwariskan secara turun temurun. Ciriciri jasmani tersebut meliputi: warna kulit, tinggi badan, tipe dan warna rambut, bentuk tengkorak,
bentuk kelopak mata, golongan darah, dan bau badan. Secara rasial penduduk Indonesia terdiri dari
ras Palaeomongoloid, yakni campuran antara Mongolid asli dan Weddoid.
SEBAB TERBENTUKNYA ANEKA ETNIK
Bentuk fisik wilayah Indonesia: berbentuk kepulauan. Masing-masing penduduk yang menempati
setiap pulau atau sebagian dari pulau tumbuh menjadi kesatuan etnik, dan mengembangkan
kepercayaan bahwa mereka memiliki asal usul dan satu keturunan yang sama.
Indonesia terletak diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik yang sangat mempengaruhi
terciptanya pluralitas agama didalam masyarakat Indonesia. Pengaruh ini muncul sebagai akibat
terjadinya lalu lintas perdagangan laut yang sudah terjadi ribuan tahun yang lalu.
Kondisi iklim yang berbeda dan struktur tanah yang tidak sama di antara berbagai daerah di
Indonesia menciptakan lingkungan ekologis yang berbeda.
AGAMA DI INDONESIA
Berbagai agama yang berkembang dan dianut oleh masyarakat Indonesia adalah: Agama Hindu,
Buddha, Islam, Konghuchu, Katholik, Kristen Protestan, dan aliran kepercayaan kepada Tuhan yang
Maha Esa. Dalam hubungannya dengan lingkungan sekitarnya, setiap agama yang ada mengajarkan
supaya penganutnya berusaha mengolah, menerapkan dan melestarikan ajarannya mengenai
kebenaran, keadilan, dan kasih.
Download