rancangan - Hukumonline

advertisement
www.hukumonline.com
PENJELASAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ……TAHUN ……
TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1992
TENTANG
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
I.
UMUM
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa
jaminan sosial adalah hak asasi manusia, sehingga setiap orang berhak atas jaminan
sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat. Pada sisi lain, pengakuan jaminan sosial sebagai hak asasi manusia,
melahirkan kewajiban bagi negara untuk menyelenggarakan dan mengembangkan
sistem jaminan sosial tersebut. Pentingnya pemenuhan jaminan sosial tenaga kerja telah
mendorong Majelis Permusyawaratan Rakyat melalui TAP MPR RI nomor: IV/MPR/1999
tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004 mengamanatkan untuk
“mengembangkan sistem jaminan sosial tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan,
keamanan, keselamatan kerja yang memadai, yang pengelolaannya melibatkan
pemerintah, perusahaan, dan pekerja”.
Pemikiran tentang jaminan sosial sebagai hak asasi manusia dalam UUD 1945 sejalan
dengan prinsip umum jaminan sosial yang tertuang dalam Konvensi International Labor
Organization (ILO) nomor 102 Tahun 1952 yang pada pokoknya berupa pemberian
perlindungan dasar yang dapat menjaga harkat dan martabat pekerja dalam menghadapi
hilangnya kemampuan bekerja untuk memperoleh penghasilan dan biaya pelayanan
kesehatan.
Dalam rangka memenuhi standar prinsip umum ILO tersebut, pada tahun 1957
Pemerintah membentuk Yayasan Jaminan Sosial bagi buruh yang kemudian diubah
menjadi Dana Jaminan Sosial pada tahun 1964. Upaya Pemerintah untuk
mengembangkan sistem jaminan sosial terus dilakukan sampai pada tahun 1992,
dibentuk satu undang-undang yang khusus mengatur program jaminan sosial tenaga
kerja melalui Undang-Undang nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja.
Salah satu aspek penting dalam sistem jaminan sosial tenaga kerja adalah lembaga
penyelenggara program tersebut. Sebagaimana yang telah dijelaskan, bahwa pada
awalnya lembaga jaminan sosial tenaga kerja merupakan suatu yayasan, yang kemudian
berubah menjadi dana jaminan sosial tenaga kerja dan akhirnya melalui Undang-Undang
nomor 3 Tahun 1992, badan penyelenggara adalah Badan Usaha Milik Negara yang
berbentuk Perseroan Terbatas, yaitu PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Pengelolaan program jaminan sosial tenaga kerja oleh Badan Usaha Milik Negara yang
berbentuk perseroan terbatas dirasakan tidak adil bagi tenaga kerja karena beberapa
alasan. Pertama, sebagai Badan Usaha Milik Negara, maka modal yang terpupuk, baik
dari pengusaha maupun tenaga kerja menjadi milik Pemerintah, sehingga keuntungan
dari deviden menjadi hak pemerintah, sedangkan tenaga kerja menerima pendapatan
dalam bentuk bunga pinjaman. Kedua, konsekuensi dari status badan penyelenggara
yang berbentuk BUMN, maka orientasi penggunaan dana adalah investasi dan
keuntungan, serta mengabaikan peningkatan manfaat langsung bagi tenaga kerja.
Kelemahan-kelemahan tersebut mendorong upaya perbaikan dengan melakukan
perubahan terhadap badan penyelenggara yang diatur dalam Undang-Undang nomor 3
Tahun 1992. Perubahan tersebut dilakukan dengan mengubah beberapa ketentuan
dalam Undang-Undang tersebut, di mana inti perubahan tersebut adalah mengganti
bentuk badan penyelenggara program jaminan sosial tenaga kerja dari Badan Usaha
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Milik Negara menjadi Dana Jaminan Sosial tenaga Kerja. Dana Jaminan Sosial Tenaga
Kerja menjadi “trust fund” yang dikenal dalam sistem “common law”. Dana Jaminan
Sosial Tenaga Kerja merupakan suatu badan hukum khusus, yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang, yaitu Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
3 Tahun 1992. Perbedaan utama antara PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Dana
Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah bahwa kekayaan Dana Jaminan Sosial Tenaga
Kerja menjadi milik pekerja, sehingga keuntungan dari pengembangan usaha atau
investasi seperti deviden menjadi hak pekerja, bukan hak pemerintah.
Pengelolaan Dana Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang tertuang dalam Undang-Undang
ini didasarkan pada beberapa prinsip. Pertama, dana yang terpupuk dari iuran tenaga
kerja dan pengusaha harus dikelola oleh tenaga kerja dan pengusaha untuk secara
langsung digunakan untuk manfaat dan kepentingan tenaga kerja sendiri. Kedua, bahwa
pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah berkepentingan langsung atas
penyelenggaraan jaminan sosial tenaga kerja. Oleh karena itu, ketiga unsur tersebut
secara bersama-sama sebagai pengelola dengan membentuk Dewan Wali Amanat
Jaminan Social Tenaga Kerja. Dengan prinsip ini, maka dana jaminan sosial dilandaskan
pada prinsip, dari, oleh, dan untuk pekerja yang bersifat nirlaba. Ketiga, dana jaminan
sosial tenaga kerja dapat mengembangkan usaha berdasarkan prinsip kehati-hatian dan
untuk kepentingan peningkatan manfaat bagi tenaga kerja yang secara operasional
dilakukan oleh Badan Pelaksana yang profesional.
Disamping itu, Dewan Wali Amanat Jaminan Sosial Tenaga Kerja membentuk Komite
Investasi yang melakukan kajian dan memberikan saran mengenai pengelolaan dan
investasi dana, dan Komite Audit untuk melakukan audit atas manajemen dan keuangan
Dewan Wali Amanat Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Badan Pelaksana Jaminan Sosial
Tenaga Kerja. Dalam administrasi Dana Amanat Jaminan Sosial Tenaga Kerja digunakan
sistem akuntansi dana amanat, yakni hasil pengelolaan dana amanat setelah dikurangi
biaya-biaya penyelenggaraan ditambahkan pada saldo dana atau aktiva bersih yang
tersedia bagi kemanfaatan dan kepentingan peserta. Dengan demikian penyelenggaraan
jaminan sosial tenaga kerja ini bersifat nirlaba sehingga dibebaskan dari pajak
penghasilan.
II.
PASAL DEMI PASAL
Pasal I
Angka 1
Pasal 1
Cukup jelas
Angka 2
Pasal 4
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas
Angka 3
Pasal 6
Ayat (2)
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Dewan Wali Amanat menyampaikan permintaan melalui Presiden untuk mendapatkan
pertimbangan DPR.
Angka 4
Pasal 10
Cukup jelas
Angka 5
Pasal 15
Cukup jelas
Angka 6
Pasal 18
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Angka 7
Pasal 19
Ayat (3)
Cukup jelas
Angka 8
Pasal 22
Ayat (1)
Cukup jelas
Angka 9
Pasal 23
Cukup jelas
Angka 10
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas
Angka 11
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 25A
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Yang dimaksud dengan pakar adalah seseorang yang ahli dalam bidang jaminan
sosial dan ketenagakerjaan.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Pasal 25B
Cukup jelas
Pasal 25C
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Yang dimaksud sehat jasmani dan rohani adalah tidak sedang mengalami gangguan
kesehatan jasmani dan rohani.
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Cukup jelas
Pasal 25D
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Pemberhentian sementara termasuk gaji atau fasilitas lainnya yang diterima sebagai
ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan Wali Amanat.
Ayat (6)
Pengembalian pada jabatan termasuk memperoleh kembali hak-hak yang diberhentikan
sementara karena tidak terbukti bersalah, termasuk tidak cukup bukti untuk diproses
hukum lebih lanjut.
Ayat (7)
Cukup jelas
Pasal 25E
Cukup jelas
Pasal 25F
Cukup jelas
Pasal 25G
Cukup jelas
Pasal 25H
Cukup jelas
Pasal 25I
Cukup jelas
Pasal 25J
Cukup jelas
Pasal 25K
Cukup jelas
Pasal 25L
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Lihat Pasal 25C huruf b.
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Cukup jelas
Pasal 25M
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Pemberhentian sementara termasuk gaji atau fasilitas lainnya yang diterima sebagai
ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan Wali Amanat.
Ayat (3)
Pengembalian pada jabatan termasuk memperoleh kembali hak-hak yang diberhentikan
sementara karena tidak terbukti bersalah termasuk tidak cukup bukti untuk diproses
hukum lebih lanjut.
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 25N
Cukup jelas
Pasal 25O
Cukup jelas
Pasal 25P
Cukup jelas
Pasal 25Q
Cukup jelas
Pasal 25R
Cukup jelas
Pasal 25S
Cukup jelas
Pasal 25T
Cukup jelas
Angka 12
Pasal 26
Cukup jelas
Angka 13
Pasal 27
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Cukup jelas
Pasal 27A
Yang dimaksud dengan aktiva lain yang diperkenankan antara lain aktiva tetap, piutang
karyawan, beban tangguhan.
Pasal 27B
Cukup jelas
Pasal 27C
Cukup jelas
Pasal 27D
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Huruf a
Deposito on call adalah simpanan yang dapat diambil setiap waktu.
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas
Huruf h
Cukup jelas
Huruf I
Cukup jelas
Pasal 27E
Cukup jelas
Pasal 27F
Cukup jelas
Angka 14
Pasal 28
Cukup jelas
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Pasal 28A
Cukup jelas
Pasal 28B
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Pengumuman laporan keuangan dilakukan oleh Dewan Wali Amanat pada 2 (dua) media
massa/surat kabar pusat atau nasional.
Pasal 28C
Cukup jelas
Pasal 28D
Cukup jelas
Pasal II
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR………
www.hukumonline.com
Download