GBS_BALITBANGTAN_Pertanian Bioindustri 2016

advertisement
GENDER BUDGET STATEMENT
(Pernyataan Anggaran Gender TA. 2016)
Kementerian Negara/ Lembaga : Pertanian
Unit Organisasi
: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Unit Eselon II/Satker
: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian
Program
Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan
Output Kegiatan
Analisis Situasi
Penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing
XX1 (Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri
Berkelanjutan Spesifik Lokasi)
Jumlah Teknologi yang didesiminasikan kepada Pengguna
Jumlah Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri
Berkelanjutan Spesifik Lokasi sebanyak 66, yang menyebar di 33
provinsi di Indonesia (2 lokasi di setiap provinsi).
Menurut hasil sensus terakhir (2010), jumlah penduduk Indonesia
sebesar 237,6 juta orang, terdiri dari laki-laki sebanyak 119,6 juta
dan perempuan sebanyak 118,0 juta. Jumlah penduduk miskin
pada September 2014 sebanyak 27,7 juta orang (11,46%), turun
2,32 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret
2011 yang sebesar 30,02 juta orang (12,49%). Peranan komoditi
pangan terhadap Garis Kemiskinan sangat besar yaitu 73,53%.
Terkait dengan itu, sektor pertanian masih menjadi tumpuan dalam
mengurangi angka kemiskinan nasional.
Pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi sebagai salah satu
alternatif
mengatasi
permasalahan
kemiskinan,
dengan
implementasi program- program aksi pemberdayaan petani dan
potensi lokal. Akan tetapi perlu dicermati pula fenomena yang
terdapat dalam perspekstif gender yakni terjadinya gejala
kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam mengakses
peluang berpartisipasi dalam kegiatan aksi pengembangan sistem
dan usahatani.
Berdasarkan analisis situasi tersebut, menuntut Balitbangtan
melalui Balai-balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di seluruh
propinsi yang dikoordinasikan oleh BB Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) harus mampu
merancang kegiatan pengembangan pertanian melalui inovasi yang
sensitif terhadap gender. Kegiatan yang dirancang adalah Model
Pengembangan Inovasi Pertanian Bio Industri Berkelanjutan
Spesifik Lokasi. Berdasarkan realitas di lapangan saat ini, bahwa
akses terhadap inovasi teknologi masih didominasi oleh laki-laki,
dan terkait dengan itu perlu upaya peningkatan peran perempuan
petani dalam pengembangan model tersebut dan pengembangan
pertanian pada umumnya. Berdasarkan Gender Analysis Pathway
dan Policy Outlook untuk rencana aksi eskalasi pengembangan
model tahun 2016 dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Akses perempuan kepala rumahtangga (PKRT) terhadap ilmu
pengetahuan, informasi, fasilitasi, pelatihan, dan sumberdaya
lainnya relatif masih rendah dibandingkan laki-laki.
2. Kontrol
perempuan
terhadap
sumberdaya
dalam
pengembangan pertanian melalui inovasi relatif lebih rendah
dibading laki-laki.
3. Partisipasi atau keanggotaan kelompok sasaran model-model
pengembangan pertanian melalui inovasi masih didominasi lakilaki.
4. Manfaat sebagian besar program dan kegiatan pengembangan
pertanian melalui inovasi cenderung didominasi oleh laki-laki.
Rencana Aksi
Model Pengembangan
Inovasi Pertanian Bio
Industri Berkelanjutan
Spesifik Lokasi
Alokasi Anggaran Output
Kegiatan
Dampak/Hasil Output
Kegiatan
Hal di atas menunjukkan adanya kesenjangan antara laki-laki dan
perempuan, baik secara eksternal maupun internal. Secara internal,
lingkungan kebijakan (policy environment) belum maksimal dalam
mencermati isu gender, serta belum dilakukaknnya recording data
terpilah aktor laki-laki dan perempuan dalam setiap program
pemberdayaan petani dan potensi lokal mendukung pengembangan
pembangunan pertanian berbasis inovasi.
Sementara secara
eksternal terdapat kecenderungan bahwa kentalnya persepsi yang
relatif bias gender pada sebagian sistem sosial masyarakat, yang
mempersepsikan kuat bahwa laki-laki adalah kepala rumah tangga
dan dominan, sedangkan perempuan masih dipersepsikan kuat
dalam kegiatan domestik keluarga, seperti mengurus rumah
tangga, pengasuhan, serta kegiatan lain yang terkait bias gender.
Merujuk pada kondisi di atas, perlu reorientasi dan reformulasi
tujuan kegiatan pengembangan model pembangunan pertanian
dengan lebih fokus pada peningkatan peran perempuan dalam
peningkatkan kemandirian pangan, konservasi sumberdaya
pertanian lokal, peningkatan pendapatan yang berbasis pada
inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi, dan pelestarian
lingkungan yang lebih responsif gender melalui penyempurnaan
model yang selama ini telah dikembangkan.
Output
Program Aksi
75 Model di 34 Tujuan
1. Database akses, kontrol,
provinsi
Output
partisipasi, dan manfaat (AKPM)
Indonesia
laki-laki dan perempuan dalam
operasionalisasi kegiatan Model
Pengembangan Pertanian Berbasis
Bio Industri Berkelanjutan
2. Meningkatnya peran dan
partisipasi perempuan dalam
pengelolaan usahatani dengan
mengimplementasikan Model
Pengembangan Pertanian Berbasis
Bio Industri Berkelanjutan
3. Meningkatnya produktivitas hasil
pertanian yang ramah lingkungan
dan berkelanjutan.
4. Meningkatnya pendapatan dan
ekonomi keluarga
5. Meningkatnya peran perempuan
dalam pemanfaatan bio-massa
Rp. 24.690.000.000,1. Menguatnya ekonomi keluarga
2. Meningkantnya peran perempuan dalam
pembangunan pertanian
Bogor,
September 2016
Kepala Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian,
Dr. Ir. Abdul Basit, M.Si
NIP. 19610929 198603 1 003
Download