1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diera pusaran global

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Diera pusaran global dan keberagaman arah pembangunan ekonomi dunia
dari berbagai negara serta mazhab-mazhab pembangunan, terdapat berbagai aspek
aspek yang multidisipliner dan bukan hanya berpatokan kepada aspek ekonomi
semata, dalam konsep pembangunan aspek sosial perlu diperhatikan lebih dalam ini
dikarenakan penerapan terhadap segala bentuk kebijakan pembangunan semata-mata
menyentuh kepada rakyat dan oleh sebab itu konsep pembangunan harus mengetahui
aspek-aspek serta perilaku masyarakat akar rumput. Konsep pembangunan menurut
Todaro (2000) adalah pembagunan harus memenuhi tiga komponen dasar yang
dijadikan sebagai basis konseptual dan pedoman praktis memahami pembangunan
yang paling hakiki yaitu kecukupan, jati diri, serta kebebasan. Dari ketiga aspek yang
dibahaskan oleh Todaro merujuk kepada pembangunan yang berasaskan “BottomUp” yakni pembangunan mengedapankan keorisinilan sebagai pondasi ekonomi
maka dari itu sistem ekonomi kerakyatan ialah jalan dari pondasi ekonomi Indonesia.
Ekonomi kerakyatan merupakan nilai serta prinsip yang harus dijalankan
dalam pengimplementasian perekonomian Indonesia. Tertuang dalam penjelasan
Pasal 33 UUD 1945 (sebelum diamandemen), yang mendasar dalam menjiwai
ekonomi kerayatan ialah menegakkan kedaulatan ekonomi ditangan rakyat (Baswir,
2009). Prinsip dasar dari ekonomi kerakyatan, sebagaimana diamanatkan oleh Pasal
1
33 UUD 1945, meliputi tiga hal sebagai berikut; pertama perekonomian harus
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Kedua, cabangcabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak
harus dikuasai oleh negara. Dalam rangka itu maka negara memiliki tanggung jawab
untuk mengembangkan badan usaha milik negara (BUMN). Dan ketiga, bumi, air,
dan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya harus dikuasai oleh negara dan
dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Begitu jelas terlihat oleh kita bahwa dalam salah satu amanat yang terdapat
pada Pasal 33 UUD 1945 perekonomiaan berlandaskan kepada kerakyatan adalah
nadi dari ekonomi bangsa Indonesia, sebagaimana kita ketahui bahwa asas
kekeluargaan menitikberatkan kepada kejujuran, norma, dan jaringan yang
memanifestasikan adanya kerja sama untuk mencapai keuntungan bersama bukan
saling memakan laksana “kanibalisme”.
Perwujudan ekonomi kerakyatan tercerminkan dari sektor informal, dalam
skala perekonomian Kota Makassar, sektor informal menjadi salah satu elemen
pendukung dalam menunjang perputaran roda ekonomi serta memberikan sumbangsi
terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Makassar. Seiring pembangunan ekonomi Kota
Makassar semakin pesat ditandai dengan hadirnya universitas-universitas sebagai
aspek pendidikan dalam nuansa peningkatan kualitas sumber daya manusia yang pada
dasarnya pembangunan ekonomi dicerminkan oleh terjadinya perubahan dalam
aliran-aliran baru yang menyangkut arus pendapatan dan manfaat (benefit) kepada
masyarakat lokal, regional, bahkan sampai tingkat nasional.
2
Kehadiran pedagang-pedagang kecil (sektor informal) yang mengais rezeki
dengan memanfaatkan kehadiran universitas haruslah mendapatkan perhatian lebih,
pedagang-pedagang kecil yang secara kultural diberi nama (mace-mace). Keberadaan
dan kelangsungan sektor informal dalam sistem ekonomi Makassar dengan
perkembangan saat ini bukanlah gejala negatif, namun lebih sebagai realitas ekonomi
kerakyatan yang berperan cukup penting dalam pengembangan masyarakat dan
pembangunan nasional. Setidaknya ketika program pembangunan kurang mampu
menyediakan peluang kerja bagi angkatan kerja, sektor informal dengan segala
bagian di dalamnya mampu berperan sebagai penampung dan alternatif peluang kerja
bagi para pencari kerja.
Sektor informal merupakan bentuk dari realita ekonomi Indonesia dimana
mudah dalam pengaksesan serta syarat akan makna kegotongroyongan, kita ketahui
bersama sektor informal merupakan sektor usaha yang dimulai dari lingkup usaha
rumah tangga yang melibatkan anggota-anggota rumah tangga, sanak keluarga maupu
tetangga yang kesemua itu membentuk kelompok secara alamiah untuk mencapai
tujuan ekonomi serta tujuan non-ekonomi. Ekonomi merupakan bidang ilmu yang
mencakupi segala ranah sosial dimana ekonomi melebur dalam kehidupan
masyarakat serta membentuk pola perilaku suatu masyarakat sehingga perilaku
ekonomi membentuk sebuah perilaku sosial yang unik berbeda dengan kelompokkelompok masyarakat lainnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku, bangsa,
komunitas pemerintahan, dan berbagai organisasi sosial, agama, politik, bisnis, dan
organisasi lainnya.
3
Dalam hal ini kelompok yang menjadi fokus penelitian ialah kelompok usaha,
dimana kelompok usaha ini meliputi para pedagang informal yang berada dalam
Universitas Hasanuddin. Pedagang informal ini sering kali disebut “mace-mace”,
istilah dari “mace-mace” ini muncul secara kultural dari proses ekonomi yakni
proses transaksi antara penjual dan pembeli yang pada mulanya berawal dari latar
belakang ekonomi semata, namun proses siklus ekonomi berlangsung dalam jangka
panjang sehingga menimbulkan hubungan sosial yang erat sehingga nama “mace mace” menjadi sapaan akrab bagi para pedagang kecil tersebut.
Secara epistimologi pedagang kecil dikampus UNHAS ialah para pedagang
yang bermukim disekitaran kampus Universitas Hasanuddin. Pada awalnya para
pedagang kecil ini merupakan warga yang bermukim dan memiliki tanah di
Tamalanrea tepatnya UNHAS sebelum diresmikan pada Dies Natalis ke – 25. Setelah
Unhas Tamalanrea diresmikan tahun 1981 warga yang dahulunya bermukim pindah
dipinggiran tak jauh dari
UNHAS tepatnya kelurahan Kera-Kera dan beberapa
kelurahan yang tak jauh dari UNHAS.
Dalam kondisi sebagai pedagang makanan, hidup dalam lingkungan sosial
serta berinteraksi secara ekonomi beserta masalah-masalah dari sudut ekonomi,
seperti aksessibilitas modal yang terbatas, sebagaimana kita ketahui pedagang kecil
dalam mengakses permodalan usahanya terkendala kepada modal finansial aspek
perbankan sulit memberikan permodalan karena perbankan tidak menyentuh secara
langsung sektor-sektor informal walaupun dalam perbankan telah banyak dimensi
kredit mikro, akan tetapi informasi yang sampai kepada tataran masyarakat akar
4
rumput begitu minim sehingga masyarakat kecil dalam mangembangkan usaha
terkendala modal finansial, hal ini pula yang terjadi pada pedagang kecil.
Dalam kondisi keterbatasan modal ini para pedagang kecil dikampus UNHAS
memilih menutupi keterbatasan
terhadap akses modal finansial dengan memilih
mendapatkan modal sendiri atau dari rentenir, sebagaimana kita ketahui rentenir
selalu melakukan “penghisapan” terhadap yang membutuhkan bantuan modal usaha
dari mereka dengan memberlakukan bunga tinggi, perilaku dari rentenir ini bukan
tidak diketahui oleh para pedagang kecil, akan tetapi hal ini telah diketahui sehingga
pilihan untuk mendapatkan modal finansial dari rentenir bukanlah pilihan yang secara
bebas tanpa tekanan, akan tetapi pilihan ini dipilih atas dasar keterpaksaan guna
keberlangsungan usaha mereka.
Hidup dalam siklus ekonomi dengan jeratan rentenir menjadikan usaha dari
pedagang kecil mengalami beberapa kendala dari segi pendapatan, dimana
tergerusnya pendapatan dikarenakan kewajiban membayar bunga pinjaman yang
tinggi dari rentenir ditambah lagi ketidakpastian pendapatan ini diperhadapkan
kepada beban tanggungan hidup keluarga mereka, keputusan dari pedagang kecil
diwilayah kampus UNHAS untuk menyekolahkan anak-anak mereka merupakan
sebuah kemajuan dimana pergeseran paradigma tentang kualitas sumber daya
manusia telah bergeser dari paradigma tentang pendidikan hanya sebagai pelengkap
bukanlah sebagai hal yang primer akan tetapi paradigma itu telah bergeser kepada
pendidikan merupakan investasi untuk masa depan anak-anak mereka (human capital
investment). Keputusan yang diambil untuk pemenuhan kebutuhan atas pendidikan
5
menjadikan pilihan yang begitu berat akan tetapi hal ini terus dijalani guna
kelangsungan masa depan anak mereka.
Dalam lingkungan kampus ini, pedagang kecil menjalani kehidupan sosial
dimana terdapat kondisi hubungan antar sesama pedagang dan hubungan dengan
mahasiswa serta alumni. Dimana terdapat sebuah kesatuan serta hubungan yang
menuju kepada kemajuan dari kelompok ini serta peningkatan taraf hidup. Hubungan
ini pada awalnya bersifat pragmatis yang mengedepankan keuntungan bagi penjual
dan kepuasan bagi pembeli berubah menjadi sebuah pola hubungan yang lebih
humanis yakni hubungan emosional. Hubungan emosional ini tidak semata-mata
meninggalkan apa yang menjadi dasar para pedagang kecil berdagang dan tidak pula
meninggalkan apa tujuan dari mahasiswa berbelanja pada pedagang kecil tersebut.
Modal sosial dalam pedagang kecil diantaranya kita dapat melihat hubungan
harmonis dengan sesama pedagang, tindakan saling menghargai dan menghilangkan
aspek kecemburuan sosial. Hal ini menjadikan situasi lingkungan yang stabil dan
meredam konflik sehingga pada lingkungan mereka tercipta sebuah iklim usaha yang
aman, dari iklim usaha yang aman ini pula dapat meningkatkan ekonomi. Tak jarang
pula kita melihat ketika di salah satu pedagang kecil kekurangan barang dagangan
tempat untuk meminjam barang dagangan ialah kepada pedagang , ini membuktikan
ada aspek norma dalam kehidupan lingkungan usaha.
Hubungan antara pedagang kecil dengan para alumni juga terjaga walaupun
para alumni ini intensitas untuk bertemu dengan para pedagang tidak begitu intensif
akan
tetapi pola hubungan ini terus terjaga, tak terkadang pula para alumni
6
memberikan bantuan dana untuk menambah modal usaha pedagang kecil tersebut.
Menjadi titik tekan ekonomi paling dominan ialah interaksi para pedagang
kecil ini dengan mahasiswa, persepsi terbangun oleh para pedagang kecil ialah
mahasiswa bukan hanya sekedar objek dari ekonomi dimana hanya terdapat latar
belakang transaksi semata tetapi ada hal yang lebih dalam untuk dipahami pola
hubungan antara para pedagang kecil dengan mahasiswa, faktor emosional banyak
berperan dalam hubungan ini.
Hal ini dapat kita melihat bahwa pola hubungan yang terjadi ialah suasana
kekeluargaan dalam proses ekonomi dalam lingkungan kampus, perilaku dari para
pedagang kecil terhadap mahasiswa muncul dari pengalaman yang panjang tentang
dunia kampus secara non akademis seperti keseharian mahasiswa
diluar kelas
menjadikan para pedagang kecil ini mengetahui tentang psikologi mahasiswa
sehingga kehadiran dari pedagang kecil ini menjadi orang tua dalam lingkungan
kampus, merendam konflik, penunjang perkuliahan secara tidak langsung, menjadi
motivator terhadap mahasiswa.
Perilaku pedagang kecil terhadap mahasiswa menjadikan mahasiswa tak
jarang menggantungkan kebutuhan kebutuhan kampusnya, seperti kebutuhan akan
makan mahasiswa merujuk kepada mereka, dengan pola meng-utang kepada
pedagang kecil. Hutang ini tidak menjadikan beban kepada mereka walaupun terdapat
konsekuensi ekonomi tergerusnya pendapatan tiap bulanannya.
Dalam konsekuensi seperti ini pedagang kecil tidak pernah membatasi jumlah
besaran utang mahasiswa. Hal ini menjadikan sebuah fenomena unik dalam ekonomi,
7
sebelum lahirnya transaksi untuk mendapatkan profit dipihak pedagang dan kepuasan
dipihak konsumen ada aspek kepercayaan yang mendahului profit dan utility. Modal
sosial terbangun pada pedagang kecil yakni sebuah kepercayaan melandasi bahwa “
setiap orang adalah jujur terlebih untuk setiap apa yang lewat di tenggorokannya”.
Dari hal inilah tumbuh sebuah modal kepercayaan terhadap setiap transaksi.
Bagaimana dengan pendapatan pedagang kecil ?. Pertanyaan ini pasti terlontar
ketika menyimak fenomena tersebut. Pendapatan para pedagang memang tergerus
dengan hal ini, akan tetapi mereka tak menghiraukan, selalu tercipta keseimbangan
antara apa yang mereka lakukan ini seperti kepercayaan bahwa setiap apa yang keluar
dari diri kita akan kembali pada diri kita. Hal inilah yang disebut invisible hands ada
dimensi yang kasat mata.
Fenomena-fenomena ekonomi yang unik seperti ini yang menarik peneliti
untuk melakukan penelitian secara mendalam untuk mengetahui sebab terjadinya
modal sosial yang membentuk sistem ekonomi pada pedagang kecil di UNHAS,
terlebih pula peneliti tertarik untuk melihat fonomena-fenomena pada beberapa
fakultas hal ini disebabkan kemungkinan adanya pola-pola yang mumpunyai sifat
serta bercirikan khusus untuk masing-masing fakultas tentang modal sosial dan modal
finansial dalam kehidupan sosial ekonomi. Maka dari itu peneliti merujuk kebeberapa
kompleks fakultas di UNHAS seperti FIS (fakultas Ekonomi, fakultas ISIPOL,
fakultas Sastra). Medis (fakultas Kedokteran, fakultas Kedokteran Gigi, fakultas
Kesehatan Masyarakat). Agro kompleks (fakultas Pertanian, fakultas Kelautan dan
Perikanan, fakultas Kehutanan, fakultas Peternakan). Dan fakultas Teknik.
8
Keberagaman, dinamis serta heterogennya kehidupan kampus menjadikan
setiap pedagang kecil dikampus Universitas Hasanuddin mempunyai tipikal serta
fenomena-fenomena yang berbeda pula antar fakultas dalam kampus, sehingga
nantinya penelitian ini akan kaya dengan berbagai kejadian-kejadian unik yang
berhubungan langsung dengan pedagang kecil serta dapat melihat tipologi dari
pembentukan pendapatan sektor informal melalui modal sosial dan modal finansial,
pada masing masing fakultas yang menjadi tempat penelitian nantinya.
Uraian uraian diatas menjadikan bahwa adanya keterhubungan erat antara
modal finansial dan modal sosial, serta untuk mengetahui lebih dalam tentang
hubungan ini perlu dilakukan pengamatan lebih dalam mengenai fenomena fenomena
yang merujuk kepada masalah pendapatan pada sektor informal pada Universitas
Hasanuddin. Maka dari itu peneliti mengajukan proposal penelitian dengan judul :
Modal Sosial Dan Modal Finansial Dalam Pembentukan Pendapatan Sektor Informal.
(Studi Kasus Pedagang Kecil di Universitas Hasanuddin)
1.2.
Rumusan Masalah.
Dari proses pengidentifikasi masalah masalah penelitian, peneliti merumuskan
masalah penelitian dalam proposal penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana peran modal sosial dan modal finansial dalam pembentukan
pendapatan sektor informal pada Universitas Hasanuddin ?
2. Bagaimana pola hubungan antara modal sosial dan modal finansial dalam
pembentukan pendapatan sektor informal di Universitas Hasanuddin ?
9
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitan.
1. Untuk mengetahui bagaimana modal sosial dan modal finansial dalam
pembentukan pendapatanpedagang kecil di Universitas Hasanuddin.
2. Melihat iteraksi sosial antar sesama pedagang kecil terhadap pendapatan.
3. Melihat fenomenologi khas dalam lingkup sosial ekonomi pedagang kecil
untuk mendefinisikan konsep modal sosial serta modal finansial pada
Universitas Hasanuddin.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ialah
1. Menambah kahasanah ilmu pengetahuan khususnya yang berhubungan
dengan modal sosial dan modal finansial terhadap pembentukan pendapatan.
2. Dapat dijadikan salah satu pertimbangan pengambilan kebijakan dalam
merumuskan ekonomi kerakyatan oleh pengambil kebijakan.
3. Dapat dijadikan salah satu pertimbangan bagi pihak perbankan dalam
memeberikan bantuan pinjaman kredit/modal kepada pedagang kecil.
4. Sebagai prasarat untuk melulusi studi pada Fakultas Ekonomi Unhas.
1.4
Sistematika Penulisan
Penulisan dari penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan latar belakang dari pedagang informal pada
lingkungan UNHAS, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaan penelitian serta
10
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan perdebatan serta konsepsi teori-teori yang mendasari
penelitian meliputi: definisi modal sosial, dimensi modal sosial dalam ekonomi,
tipologi modal sosial, modal dalam teori klasik, pendapatan, modal sosial dalam
dimensi pendapatan, modal finansial terhadap pendapatan, kerangka piker.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian, informan kunci, jenis data,
pembentukan tema penelitian, validitasi dan reabilitas, riset lapangan, analisis data,
model pengambilan data, pedoman wawancara.
BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi mengenai uraian pembahasan secara deskriptif dari data
field research yang telah dilakukan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian beserta saran-saran bagi pihak yang
memerlukannya.
11
Download