PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI

advertisement
PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI
KARYAWAN, DAN PELATIHAN KARYAWAN TERHADAP KUALITAS
PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN KEUANGAN PADA
KEMENTERIAN PERDAGANGAN
Ariansyah/NPM: 0911031086/081997306969/ [email protected]
Pembimbing I: Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt
Pembimbing II: Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si.
ABSTRACT
The study has a purpose to analyse the effect of institute accounting system,
training and employee’s competencies concerning quality of accountability of
financial report in the Ministry of Trade. In the previous study was only used two
variables which were institute accounting system and employee’s competencies
with primer data based on employee’s perception in The National Ministry of
Education in North Sumatra. As development in previous study, in this case is
added one additional variable which is the employees training.
The population in this study were all employees of the Ministry of Trade. Sample
selection techniques was using judgment sampling. All data in this study were
obtained from quistionnaires by respondents which are functional official,
echelon III and echelon IV were 72 persons who work in finance department.
For hypothesis testing in this study was used multiple linear regression.
Result of this study indicate that variable of institute accounting system and
employee’s competencies had no significant effect concerning the quality of
financial reporting accountability. Meanwhile for variable of employees training
had positive and significant effect concerning the quality of financial reporting
accountability. It was indicating that employees training could improve employees
comprehension of creating good financial report.
Key words : Institute accounting system, employee’s competencies, employee
training, the quality of financial reporting accountability
1. PENDAHULUAN
Instansi Pemerintah adalah penyelenggara pemerintahan, dan sebagai pengguna
anggaran negara wajib untuk melakukan pengelolaan keuangan dalam
mempertanggungjawabkan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan suatu
perencanaan yang ditetapkan oleh masing-masing instansi dan penerapan sistem
pertanggungjawaban tersebut harus tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga
penyelenggaraan pemerintah dapat berlangsung bersih dan bertanggungjawab.
Standar Akuntansi Pemerintahan disusun oleh suatu komite yang independen dan
ditetapkan dalam suatu Peraturan Pemerintah (PP No. 71 tahun 2010) yang
mengatakan bahwa laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang
relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi keuangan. Laporan
keuangan digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer
dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi
keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan dan
membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Penyusunan laporan keuangan yang berpedoman pada Standar Akuntansi
Pemerintahan bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan informasi keuangan yang
berkualitas bagi pengguna laporan keuangan di dalam rangka menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial maupun politik. Menurut
Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menjelaskan
agar informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan pemerintah pusat dapat
memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas. Oleh karena itu perlu
diselenggarakannya sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang bertujuan
menjaga asset Pemerintah Pusat dan instansi melalui pencatatan, pemrosesan dan
pelaporan transaksi keuangan yang kosisten dan menyediakan informasi keuangan
yang akurat dan tepat waktu.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 233/PMK.05/2011, Sistem
Akuntansi Pemerintah Pusat terdiri dari Sistem Akuntansi Bendahara Umum
Negara (SA-BUN) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). SA-BUN adalah Sistem
Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagaimana ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan sedangkan SAI memproses data transaksi keuangan, barang,
dan transaksi lain yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga.
Dalam praktiknya, tujuan dari sistem pengelolaan keuangan di lingkungan
kementerian/kelembagaan itu sendiri adalah untuk memahami inti dari lingkup
pengelolaan keuangan pada unit-unit kerja yang ada di bawah organisasi
kementerian/kelembagaan, memahami siklus keuangan kelembagaan, memahami
jenis laporan keuangan kelembagaan serta memahami proses pertanggungjawaban
keuangan kelembagaan.
Sebagai bentuk dari pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN yang berupa
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK), laporan keuangan kementerian/kelembagaan dapat diuji keandalannya
dengan laporan keuangan yang dihasilkan oleh satker melalui proses rekonsiliasi.
Penerapan SAI pada Kementerian Perdagangan Jakarta selama ini sebenarnya
berjalan dengan cukup baik, akan tetapi masih seringkali terjadi kendala. Kendala
yang terjadi adalah masih adanya satuan kerja (satker) sebagai pengguna anggaran
yang terlambat menyampaikan laporan keuangan oleh satker ke KPPN. Hal ini
dipengaruhi juga oleh sumber daya manusia yang kurang efektif dan efisien.
Kebutuhan akan tenaga kerja dengan tingkat produktivitas tinggi berbanding lurus
dengan perkembangan kualitas SDM yang diperlukan bagi semua pihak, baik
pada sektor swasta maupun sektor pemerintahan. Hal ini terjadi karena peranan
SDM sendiri bisa mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam penyelesaian suatu
pekerjaan. Sumber Daya Manusia yang kompeten merupakan aset penting dalam
suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Maka dari itu,
kompetensi terhadap kualitas pertanggungjawaban dari setiap satker sangat
diperlukan guna memacu laporan keuangan kementerian lebih berkualitas.
Pentingnya program pelatihan karyawan menjadi sebuah kewajiban dan
kebutuhan bagi organisasi yang ingin meningkatkan pengetahuan, kemampuan
dan pengalaman karyawan mereka di semua tingkatan organisasi. Maka, sebuah
organisasi harus bisa mengelompokkan yang mana menjadi kebutuhan dari
organisasi, individu, model dan jenis pelatihan serta departemen mana yang akan
dilatih agar dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Amin (2011)
yang selanjutnya menjadi acuan pada penelitian ini. Sebagai bagian dari
pengembangan penelitian sebelumnya, peneliti menambahkan satu variabel
tambahan, yaitu pelatihana karyawan. Diharapkan penelitian ini dapat lebih lanjut
meneliti pengaruh variabel independen yaitu, SAI, kompetensi karyawan, dan
pelatihan karyawan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan di
instansi pemerintah lain.
2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Public Choice Theory dan Contingency Theory
Public choice theory adalah teori yang dominan ketika siap untuk mereformasi
pemerintah (Boston et al, 1996). Public choice theory juga dapat diartikan bahwa
teori pilihan publik itu melihat bagaimana, apa, dan untuk siapa pemerintah
mengambil keputusan yang terkait dengan kepentingan masyarakat dan kebijakan
yang diperlukan (Samuelson dan Nordhaus, 1995 dalam Dewi, 2012). Untuk
menganalisis desain dan sistem akuntansi manajemen untuk memberikan
informasi yang bisa digunakan perusahaan untuk berbagai macam tujuan, maka
digunakan sebuah teori yang dapat mendukungnya yaitu teori kontijensi (Otley,
1995 dalam Muchlis 2009). Menurut Otley (1995) sistem pengendalian
dipengaruhi oleh konteks dimana mereka beroperasi dan perlu disesuaikan dengan
kebutuhan dan keadaan organisasi itu sendiri.
Pengertian Sistem Akuntansi Instansi
Sistem akuntansi instansi merupakan sistem akuntansi yang dilaksanakan oleh
Departemen/Kementerian Negara/Lembaga. Berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan No. 233/PMK.05/2011, definisi sistem akuntansi instansi adalah
serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi
keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
Pengertian Kompetensi
Kompetensi dapat diartikan sebagai karakteristik dasar dari seseorang yang
memungkinkan pegawai mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya
(Boulter et al. dalam Rosidah, 2003: 11). Selain itu, kompetensi bisa juga
diartikan sebagai suatu kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi dan
keadaan di dalam pekerjaannya. Kompetensi yang dimiliki oleh seseorang bisa
dilihat dari tingkat kreativitas yang dimilikinya serta berbagai inovasi-inovasi
yang diciptakan serta kemampuan dalam menyelesaikan masalah. Pengalaman
dan pengetahuan seseorang memegang peranan penting pula dalam menngetahui
seberapa kompeten mereka dalam menyelesaikan tugas mereka.
Pengertian Pelatihan
Pelatihan adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang,
keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka,
pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu SDM dalam
dunia kerja (Dessler, 2009). sekarang atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabat
nanti. Pelatihan sangat erat kaitannya dengan keterampilan dan kemampuan yang
diperlukan untuk pekerjaan yang saat ini sedang dilakukan. Pelatihan berorientasi
ke masa sekarang dan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan serta
kemampuan yang spesifik untuk berhasil dalam pekerjaan. Pelatihan sangat
dibutuhkan dalam rangka meningkatkan peforma kerja dan mendukung
tercapainya tujuan organisasi.
Pengertian Kualitas Laporan Keuangan
Laporan keuangan kementerian/lembaga merupakan gabungan dari laporan
keuangan organisasi yang berada di bawah kementerian/kelembagaan yang
kegunaanya adalah untuk membandingkan realisasi pendapatan, transfer, belanja
dan pembiayaan dengan anggaran yang sudah ditetapkan. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 24 tahun 2005 dijelaskan bahwa karakteristik kualitatif laporan
keuangan merupakan ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam
informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Adapun karakteristik
kualitatif laporan keuangan yang merupakan prasyarat normatif agar laporan
keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas adalah relevan, andal, dapat
dibandingkan, dan dapat dipahami.
Pengaruh Sistem Akuntansi Instansi terhadap Kualitas Pertanggungjawaban
Laporan Keuangan
Penyelenggaraan SAI sebagai sistem akuntansi sangat diperlukan ketika akan
membuat laporan keuangan instansi untuk disampaikan ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN). Dengan adanya sistem akuntansi instansi,
diharapkan pertanggungjawaban laporan keuangan bisa lebih baik. Definisi
kualitas SAI mengacu pada tingkat di mana seseorang pemakai sistem merasa
terpuaskan oleh informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi formal.
Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi yang baik dapat memberikan pemahaman
yang baik pula mengenai inti dari lingkup pengelolaan keuangan pada unit-unit
kerja di bawah organisasi kementerian/kelembagaan .
Tujuan umum dari laporan keuangan adalah menyajikan informasi posisi
keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas
pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber daya. Laporan keuangan bisa dikatakan baik
dan berkualitas bila telah memenuhi kriteria sesuai dengan aturan sistem yang
formal. Hal ini erat kaitannya dengan keterandalan pada sistem akuntansi yang
digunakan serta ketepatan waktu yang diperlukan untuk menghasilkan laporan
yang baik.
H1: Sistem Akuntansi Instansi berpengaruh positif terhadap Kualitas
Pertanggungjawaban Laporan Keuangan
Pengaruh Kompetensi Karyawan terhadap Kualitas Pertanggungjawaban
Laporan Keuangan
Kompetensi merujuk pada pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sesorang
yang dapat digunakan untuk menghasilkan layanan yang lebih profesional. Hal ini
diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyawati (2006) dalam
Sutaryo (2011) bahwa kompetensi SDM merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap kesiapan dan efektifitas implementasi sistem akuntansi keuangan daerah
di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Kompetensi seseorang dapat dilihat
dari tingkat kinerja yang dimiliknya serta inovasi-inovasi yang diciptakan dan
kemampuannya dalam menyelesaikan masalah. Keberhasilan laporan
pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan SAI yang dilakukan oleh satuan
kerja ditentukan dari pemahaman pembuat laporan keuangan dalam menggunakan
sistem akuntansi instansi yang sudah terkomputerisasi. Dari uraian tersebut di
atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali pengaruh kompetensi
terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.
H2: Kompetensi berpengaruh positif terhadap Kualitas Pertanggungjawaban
Laporan Keuangan
Pengaruh Pelatihan Karyawan terhadap Kualitas Pertanggungjawaban
Laporan Keuangan
Silberman (2006) dalam Dewi (2012) mengatakan bahwa teori analisis kebutuhan
pelatihan (training needs analysis) merupakan serangkaian kegiatan terstruktur
untuk menganalisa kebutuan pelatihan. Serangkaian kegiatan tersebut dilakukan
untuk menganalisa kebutuhan pelatihan yang di dalamnya terdapat usaha-usaha
yang sistematis untuk mengumpulkan informasi di dalam permasalahan kinerja
organisasi dan mengoreksi kekurangan kinerja. Pelatihan dalam desain,
implementasi dan penggunaan suatu inovasi seperti adanya sistem baru
memberikan kesempatan bagi organisasi untuk dapat mengartikulasi hubungan
antara implementasi sistem baru tersebut dengan tujuan organisasi serta
menyediakan suatu sarana bagi pengguna untuk bisa dimengerti, menerima dan
merasa nyaman dari perasaan tertekan atau perasaan khawatir dalam proses
implementasi (Shield, 1995 dalam Dewi, 2012). Melalui sebuah pelatihan,
perilaku kerja seorang/kelompok pegawai dapat meningkatkan kinerja organisasi
(Ivancevich, 2008). Dari uraian tersebut di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk
menguji kembali pengaruh pelatihan karyawan terhadap kualitas
pertanggungjawaban laporan keuangan.
H3: Pelatihan karyawan berpengaruh positif terhadap Kualitas
Pertanggungjawaban Laporan Keuangan
3. METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Kemeterian Perdagangan.
Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di bagian keuangan
yang terdiri dari sebelas satker. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel atas dasar
pertimbangan. Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada pertimbangan
(judgment sampling) bahwa yang melakukan konsolidasi laporan keuangan adalah
karyawan yang bekerja di bagian keuangan. Responden yang terlibat dalam
penelitian ini sebanyak 100 orang karyawan.
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode survei
melalui penyebaran kuesioner. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji
hubungan kausal secara empiris pengaruh sistem akuntansi instansi, kompetensi,
dan pelatihan karyawan terhadap kualitas pertanggungjwaban laporan keuangan.
Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menguji variabel-variabel
penelitian melalui pembentukan model analisis dengan prosedur statistik yang
kemudian diambil interpretasi sebagai dasar dalam pengambilan kesimpulan.
Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen, yaitu SAI, kompetensi
karyawan, dan pelatihan pegawai. Sedangkan variabel dependenya adalah kualitas
pertanggungjawaban laporan keuangan.
Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
Sistem Akuntansi Instansi adalah serangkaian prosedur akuntansi yang
dilaksanakan di tingkat Kementerian Negara/Lembaga sebagai bentuk
pertanggungjawaban keuangan. Untuk mengetahui kualitas suatu SAI itu baik
salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengukur kualitas informasi yang
dihasilkan oleh suatu sistem akuntansi formal. Tingkat dimana seorang pemakai
sistem akuntansi merasa terpuaskan oleh informasi yang dihasilkan oleh sistem
akuntansi formal menjadi acuan kualitas pada sistem akuntansi instansi. Sebagai
dasar penyusunan dalam menyusunan kuesioner penelitian, variabel
operasionalnya adalah persepsi manfaat SAI. Persepsi manfaat sistem akuntansi
maksudnya adalah tingkat dimana seseorang yakin bahwa menggunakan SAI bisa
meningkatkan pertanggungjwaban pada laporan keuangan. Untuk jumlah
pertanyaan pada pengukuran item persepsi manfaat sistem informasi berjumlah
sembilan pertanyaan dengan membaginya ke dalam lima skala Likert dari sangat
tidak setuju sampai dengan sangat setuju.
Kompetensi Karyawan
Kompetensi merupakan kemampuan seseorang saat menghadapi situasi di dalam
pekerjaanya. Untuk itu, variabel operasional yang akan diteliti sebagai acuan
dalam menyusun kuesioner penelitian adalah kinerja pekerjaan pengguna SAI.
Pada tingkat satuan kerja, kinerja pekerjaan pengguna SAI sangat mempengaruhi
keberhasilan seorang pemakai sistem akuntansi dalam pelaksanaan kerja yang di
dalamnya melibatkan pengguna SAI. Untuk bisa menguasai pengoperasian sistem,
tiap karyawan harus mempunyai kinerja yang baik dalam menggunakan SAI.
Dengan begitu diharapkan pertanggungjawaban laporan keuangan dapat
meningkat. Jumlah pertanyaan untuk mengukur ini berjumlah duabelas
pertanyaan. Skala yang digunakan adalah dari sangat tidak setuju sampai sangat
setuju.
Pelatihan Karyawan
Pada penelitian ini, parameter yang digunakan pada variabel ini adalah apakah
pelatihan yang diberikan untuk meningkatkan pekerjaan telah diberikan dengan
cukup banyak pelatihan. Variabel ini juga menggunakan indikator lain seperti
apakah setiap ada penerapan sistem baru selalu diberikan pelatihan terlebih
dahulu, jenis pelatihan yang diberikan sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai
pekerjaan, serta apakah dalam pelatihan yang dikirim adalah mereka yang bekerja
sesuai dengan latar belakang pekerjaannya/mereka yang berkerja di bidangnya.
Jumlah pertanyaan untuk mengukur variabel ini sebanyak empat pertanyaan.
Sedangkan skala yang digunakan adalah dari sangat tidak setuju hingga sangat
setuju.
Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan
Kualitas pertanggungjawaban mengarah pada level di mana kualitas laporan
keuangan bisa terpenuhi oleh output dari laporan keuangan. Mengukur kualitas
pertanggungjawaban laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa
karakteristik, diantaranya ketepatan waktu, keakuratan laporan, relevan dengan
standar yang berlaku. Jumlah pertanyaan pada item pengukuran persepsi kualitas
laporan keuangan ini berjumlah delapan pertanyaan dengan membaginya ke
dalam lima skala Likert dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju.
Teknik Analisis Data
Pengujian instrumen dilakukan melalui uji reliabilitas dan uji validitas. Uji
reliabilitas terhadap instrumen dilakukan dengan melihat Cronbach alpha untuk
melihat konsistensi internal dan akurasi data akibat terjadinya perubahan bahasa.
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur kuesioner. Sebelum dilakukan
pengujian hipotesis, dilakukan pengujian asumsi klasik, yang terdiri dari uji
normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini, model analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda, dengan persamaan:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Demografi Responden
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 72 responden , 31 (43,06%) responden adalah
wanita dan 41 (56,94%) responden adalah pria. Usia responden terbanyak ada
pada kisaran 30-39 tahun yaitu sebanyak 23 orang atau 31,94% dari total
responden. Sementara itu, untuk tingkat pendidikan responden mayoritas adalah
S1, yaitu sebanyak 44 orang atau 61,11% dari total responden. Responden dalam
penelitian adalah karyawan Kementerian Perdagangan yang ada di bagian
keuangan yang terdiri dari 31 orang (43,06%) pejabat fungsional, 27 orang
(37,50%) pejabat eselon IV, dan 14 orang (19,44%) pejabat eselon III.
Kebanyakan dari mereka telah bekerja di Kementerian Perdagangan selama 20-29
tahun.
Statistik Deskriptif
Tabel 2 menunjukkan bahwa skor terendah dari jawaban responden untuk variabel
sistem akuntansi instansi adalah 26, sedangkan skor tertinggi adalah 45 dengan
rata-rata jumlah skor untuk variabel ini adalah 35,9444 yang menunjukkan bahwa
rata-rata responden menyatakan bahwa mereka cukup memahami mengenai
sistem akuntansi instansi yang ada di Kementerian Perdagangan. Variabel
kompetensi pada tabel atas menunjukkan skor terendah adalah 26 dengan skor
tertinggi adalah 56 dan rata-rata jumlah skor adalah 44,4583 yang artinya adalah
responden cukup memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah dalam
pekerjaan mereka. Variabel pelatihan menunjukkan skor minimum adalah 8, skor
maximum adalah 19 dengan rata-rata variabel pelatihan menunjukkan skor
14,5000 yang dapat diartikan bahwa pelatihan di Kementerian Perdagangan cukup
berjalan baik. Variabel kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan
menunjukkan skor 18, dan 36 sebagai skor tertinggi variabel ini yang dapat
diasumsikan bahwa responden lebih cenderung memilih jawaban sangat setuju.
Nilai rata-rata pada variabel ini adalah 30,0417 yang menunjukkan bahwa
responden rata-rata menjawab netral untuk kualitas pertanggungjawaban laporan
keuangan mereka .
Pengujian Valditas
Hasil Pengujian Validitas
Loading
Variabel
Factor
Keterangan
Sistem Akuntansi Instansi
0,473-0,790 Valid
Kompetensi Karyawan
0,561-0,863 Valid
Pelatihan Karyawan
0,503-0,696 Valid
Kualitas Pertanggungjawaban
Laporan Keungan
0,470-0,822 Valid
Sumber: data primer yang diolah, 2013
Pada lampiran Tabel 3 tampak bahwa nilai KMO MSA dalam instrumen
penelitian lebih dari 0,5 yaitu sebesar 0,559. Dengan demikian maka penelitian ini
dapat dilakukan uji analisis faktor. Sedangkan hasil pengujian validitas pada tabel
di atas menunjukkan bahawa keempat variabel memiliki nilai loading factor di
atas 0,4 dan dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan dalam instrumen ini
adalah valid.
Pengujian Reliabilitas
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Sistem Akuntansi Instansi
Kompetensi Karyawan
Pelatihan Karyawan
Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan
Sumber: data primer yang diolah, 2013
Cronbach’s Keterangan
Alpha
0,822
Reliabel
0,867
Reliabel
0,653
Reliabel
0,846
Reliabel
Hasil pengujian reliabilitas di atas menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha
untuk keempat variabel di atas 0,60 yang dapat disimpulkan bahwa instrumen ini
layak digunakan untuk mengukur variabel sistem akuntansi instansi, kompetensi
karyawan, pelatihan karyawan, dan kualitas pertanggungjawaban laporan
keuangan.
Pengujian Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Hasil pengujian normalitas yang ada pada lampiran tabel 5 memperlihatkan nilai
Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 yang artinya bahwa asumsi normalitas
terpenuhi. Begitu pula dengan gambar grafik normal plot yang dapat digambarkan
yaitu mengikuti garis diagonalnya, yang menunjukkan asumsi normalitas
terpenuhi. Tampilan histogram dan kurva normal yang berbentuk lonceng yang
dapat diartikan bahwa data yang digunakan sudah terdistribusi dengan normal.
Uji Multikolonieritas
Hasil pengujian multikolonieritas pada lampiran tabel 6 menunjukkan bahwa
nilai dari semua variabel independen adalah di atas 0,10 dan nilai VIF untuk
semua variabel independen adalah kurang dari 10. Maka, kesimpulan yang bisa
didapat adalah bahwa model regresi tersebut tidak mengalami problem
multikolonieritas dan layak untuk dipakai.
Uji Heteroskedastisitas
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti varians variabel dalam model tidak sama (konstan).
Sebuah model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terdapat
heteroskedastisitas, yaitu model regresi mempunyai persamaan variance residual
suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan lain. Gambar di atas
memperlihatkan pola yang tidak jelas serta titik-titik menyebar di atas maupun di
bawah nilai nol pada sumbu Y dan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
model regresi pada penelitian ini tidak mengalami heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Hasil Pengujian Autokorelasi
DurbinWatson
1,910
du (k=3)
du<DW<4-du
Keterangan
1,709
1,709<1,910<4-1,709
Tidak terjadi autokorelasi
Menurut Ghozali (2005) suatu model dikatakan tidak terjadi gejala autokorelasi
apabila du<DW<4-du. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan DurbinWatson. Hasil pengujian autokorelasi menunjukkan bahwa nilai DW ada di antara
du dan 4-du. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
autokorelasi pada model regresi.
Pengujian Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil pada lampiran tabel 8 dapat diketahui bahwa besarnya nilai
adjusted R square sebesar 0,260 atau 26%. Hal ini berarti variabilitas variabel
independen dalam penelitian ini, yakni sistem akuntansi instansi, kompetensi
karyawan, dan pelatihan karyawan dapat menjelaskan variabel dependennya, yaitu
kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan sebesar 26%. Sedangkan sisanya
sebesar 74% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diuji dalam
penelitian ini.
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Lampiran tabel 9 menunjukkan bahwa nilai F hitung 9,332 dengan signifikansi
0,00 (di bawah 0,05). Hal ini berarti bahwa model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan atau dapat
dikatakan bahwa sistem akuntansi instansi, kompetensi karyawan, dan pelatihan
karyawan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas
pertanggungjawaban laporan keuangan.
Pengujian Hipotesis
Pengujian variabel sistem akuntansi instansi (SAI) menunjukkan nilai probabilitas
sebesar 0,097 (di atas 0,05) atau dapat disimpulkan bahwa variabel ini tidak
signifikan. Tabel 10 menunjukkan bahwa untuk variabel kompetensi karyawan
yang dimasukkan ke dalam model regresi hasilnya adalah tidak signifikan dengan
tingkat probabilitas 0,328 (di atas 0,05). Untuk variabel pelatihan karyawan yang
dimasukkan ke dalam model regresi terlihat signifikan dengan nilai probabilitas
sebesar 0,00 (di bawah 0,05). Artinya, kualitas pertanggungjawaban laporan
keuangan sangat berpengaruh terhadap pelatihan karyawan.
Pembahasan Hipotesis 1 (H1): Pengaruh SAI terhadap kualitas
pertanggungjawaban laporan keuangan
Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa sistem akuntansi instansi berpengaruh
positif terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Hasil regresi
menunjukkan bahwa variabel sistem akuntansi instansi memiliki nilai t hitung
sebesar 1,684 pada tingkat signifikansi sebesar 0,097 (lihat tabel 10), sedangkan
untuk nilai tabel df = 72 sebesar 1,99 (dapat dilihat pada tabel distribusi t). Nilai
signifikansi 0,097 melebihi dari derajat kepercayaan (α) 0,05 sehingga hipotesis
(H1) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa sistem akuntansi instansi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.
Sistem akuntansi instansi akan berpengaruh terhadap kualitas
pertanggungjawaban laporan keuangan apabila didukung dengan pengetahuan
serta pengalaman dari karyawan itu sendiri di bidang akuntansi. Pengetahuan dan
pengalaman yang mereka dapatkan mengenai SAI tersebut yang nantinya akan
memberikan pengaruh pada kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.
Dengan demikian, kemampuan dari masing-masing karyawan dalam menguasai
SAI itu yang nantinya akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Pada
penelitian ini hanya membahas mengenai persepsi manfaat SAI yaitu sikap yang
akan mempengaruhi perilaku seseorang termasuk kinerja seseorang dalam
menggunakan sistem akuntansi instansi. Persepsi manfaat sistem akuntasi yang
dimaksud adalah tingkat dimana seseorang yakin bahwa penggunaan SAI akan
meningkatkan kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.
Pembahasan Hipotesis 2 (H2): Pengaruh kompetensi karyawan terhadap
kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan
Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap
kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Hasil regresi menunjukkan
bahwa variabel kompetensi memiliki nilai t hitung sebesar -0,984 pada tingkat
signifikansi sebesar 0,328 (lihat tabel 10), sedangkan untuk nilai tabel df = 72
sebesar 1,99 (dapat dilihat pada tabel distribusi t). Nilai signifikansi 0,328
melebihi dari derajat kepercayaan (α) 0,05 sehingga hipotesis (H2) ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas
pertanggungjawaban laporan keuangan. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa
kompetensi karyawan tidak berpengaruh terhadap kualitas pertanggungjawaban
laporan keuangan. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa di Kementerian
Perdagangan, karyawan yang berlatar belakang pendidikan akuntansi masih
kurang memadai. Jabatan-jabatan di bagian keuangan umumnya ditempati oleh
orang-orang yang berlatar belakang pendidikan non-akuntansi.
Pembahasan Hipotesis 3 (H3): Pengaruh pelatihan karyawan terhadap
kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan
Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa pelatihan karyawan berpengaruh positif
terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Hasil regresi
menunjukkan bahwa variabel pelatihan karyawan memiliki nilai t hitung sebesar
4,921 pada tingkat signifikansi 0,00 (lihat tabel 10), sedangkan untuk t tabel df =
72 adalah 1,99 (bisa dilihat pada tabel distribusi t). Nilai signifikansi 0,00 kurang
dari derajat kepercayaan (α) 0,05 sehingga hipotesis (H3) diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa pelatihan karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.
Pelatihan adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang,
keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka,
pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu SDM dalam
dunia kerja (Dessler, 2009). Dengan adanya pelatihan karyawan memungkinkan
terjadinya peningkatan kecakapan dalam menyusun suatu laporan keuangan yang
benar-benar mampu memberikan informasi yang tepat bagi para penggunanya.
Pelatihan juga erat kaitannya dengan keterampilan dan kemampuan yang
dibutuhkan untuk pekerjaan yang saat ini dikerjakan. Pelatihan sangat dibutuhkan
sebagai upaya meningkatkan performa kerja dan mendukung tercapainya tujuan
organisasi.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sistem
akuntansi, kompetensi karyawan dan pelatihan karyawan terhadap kualitas
pertanggungjawaban laporan keuangan. Berdasarkan pengujian dan pembahasan
pada bab sebelumnya maka kesimpulan dapat diringkas sebagai berikut: (1)
Sistem akuntansi instansi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas
pertanggungjawaban laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa hal yang
mempengaruhi relevansi informasi yang merupakan indikator kualitas informasi
adalah bukan dari sistem akuntansi instansi itu saja, tetapi harus didukung dengan
pengetahuan dan pengalaman dari masing-masing karyawan di Kementerian, (2)
Kompetensi karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas
pertanggungjawaban laporan keuangan. Hal ini terjadi karena Kementerian
Perdagangan pernah sama sekali tidak melakukan perekrutan karyawan.
Kebutuhan akan karyawan di bagian keuangan, dilakukan dengan merekrut
karyawan yang jumlahnya berlebih di bagian lain. Sehingga, jabatan-jabatan di
bagian keuangan umumnya ditempati oleh orang-orang yang berlatar belakang
pendidikan non-akuntansi, (3) Pelatihan karyawan berpengaruh positif
dansignifikan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Hal ini
menunjukkan bahwa pelatihan karyawan dianggap mampu membantu
meningkatkan kecakapan dan pemahaman seseorang demi terciptanya laporan
keuangan yang baik.
Implikasi
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada mereka yang
bekerja di bagian keuangan bahwa pelatihan karyawan sangat penting dalam
penyusunan laporan keuanga demi terciptanya laporan keuangan yang berkualitas
dan bertanggung jawab. Hasil ini diharapkan mampu memotivasi penelitian
berikutnya yang sejenis di masa yang akan datang.
Keterbatasan
Keterbatasan yang dialami dalam penelitian ini dan mungkin berdampak pada
hasil penelitian diantaranya: (1) Kuesioner yang diberikan kepada responden
untuk mengukur kinerja mereka dimana umumnya, tiap respondennya menilai diri
mereka sendiri. Sehingga pemberian nilai yang tidak sewajarnya merupakan
kemungkinan yang sangat mungkin terjadi (2) Model peneltian ini adalah survei
tanpa dilengkapi dengan proses wawancara. Jawaban yang didapatkan belum
tentu menggambarkan situasi yang sebenarnya.
Saran
Saran yang dapat diberikan penulis untuk penelitian berikutnya yang sejenis
diantaranya: (1) Diharapkan penelitian berikutnya menggunakan faktor-faktor
yang lebih lengkap. Sangat disarankan untuk menambahkan faktor-faktor lain
seperti sistem pengendalian internal atau pengorganisasian tim (2) Peningkatan
nilai kinerja karyawan bisa lebih ditingkatkan lagi dengan memberikan pelatihan-
Pemilihan karyawan dengan latar belakang pendidikan yang tepat untuk mengisi
posisi yang tepat, khususnya bagian keuangan, sangat dibutuhkan demi
terciptanya kualitas laporan keuangan pelatihan yang lebih bervariasi lagi dan
orang-orang yang dikirim ke pelatihan diharapkan sesuai dengan latar belakang
pendidikan mereka (3) Pemilihan karyawan dengan latar belakang pendidikan
yang tepat untuk mengisi posisi yang tepat, khususnya bagian keuangan, sangat
dibutuhkan demi terciptanya kualitas laporan keuangan yang bertanggungjawab.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Agus Muhardi. 2011, Pengaruh Kompetensi dan Sistem Akuntansi Instansi
Terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Pada Unit
Pelaksan Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera
Utara, Tesis S2 Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan
Arif, Ishak dan Tanjung, Heri. 2003, Manajemen Motivasi, Grasindo, Jakarta
Asumantri, Jujun. 1990, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Sinar Harapan,
Jakarta
Baridwan, Zaki. 1998, Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode,
BPFE, Yogyakarta
Bloom, Benyamin S. 2003. Taxonomy of Educational Objective: Handbook 7,
Cognitive Domain Longman, New York
Boston, J., Martin, Pallot, J. & Walsh, P. 1996, Public Management: The New
Zealand Model, Oxford University Press, Auckland
Catano, V.M. 1998, Competencies: A Review of Literature and Bibliography,
Canadian Council of Human Resources Associations
Choirunisah, Fariziah. 2008, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Informasi Laporan Keuangan yang Dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi
(Studi Kasus KPPN Malang), Universitas Gajah Mada
Cracklin, M.C., J. & Carrol, A. 1998, The Competent Use of Competency-Based
Strategies for Selection and Development Performance Improvement
Quaterly, Volume II, number 3
(http://www.throughtspaceinc.com/pubs/compl/html)
De Coster, D.T. dan Fertakis, J.P. 1986, Budget Induced Presure and It’s
Relationship to Supervisor Behavior, Journal of Accounting Research, Autum
hal 237-246
Deddi Nordiawan, et al. 2007, Akuntansi Pemerintahan, Salemba Empat, Jakarta
Dessler, Gary. 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Index, Jakarta
Dewi, Sofia. 2012, Pengaruh Dukungan Atasan, Kejelasan Tujuan, dan Pelatihan
terhadap Persepsi Kualitas Informasi Laporan Keuangan (Studi Kasus Unit
Kerja Lembaga Pengadilan di Wilayah Lampung), Tesis S2 Program
Pasacasarjana Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung, Lampung
Masud, Fuad. 2004, Survei Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi, BP
Universitas Diponegoro, Semarang
Ghozali, Imam. 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Harhinto, Teguh. 2004, Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas
Audit Studi Empiris Pada KAP di Jawa Timur,Tesis Maksi: universitas
Diponegoro, Semarang
Hersey, Paul dan Blanchard, Ken. 1992, Manajemen Perilaku Organisasi
(terjemahan Agus Dharma), Jakarta, Erlangga
Indriasari, Desi dan Ertambang Nahartyo. 2008, Pengaruh Kapasitas Sumberdaya
Manusia, PemanfaatanTeknologi Informasi, dan Pengendalian Intern
Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Studi pada Pemerintah Kota Palembang dan Kabupaten Ogan
Hilir), SNA XI Pontianak
Indriantoro dan Supomo. 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Aknutansi
dan Manajemen, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta
Ivancevich, John, M, dkk. 2008, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jilid I dan
II, Erlangga, Jakarta
Lubis, Khairul Akhir. 2008, Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia,
Refika Aditama, Bandung
Muchlis, Munawar. 2009, Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap
Kinerja Dalam Strategic Supply Relationship Dengan Kerjasama Sebagai
Variabel Intervening, Tesis Program Studi Magister Sains Akuntansi
Universitas Diponegoro, Semarang
Mulyadi. 2008, Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta
Nurlaela, Siti dan Rahmawati. 2010, Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi
Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah di
Subosukawonosraten, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto
Ornstein, Allan C. & Prancis P. Hunkins. 1988, Competencies In The Work
World, Prentice Hall of India
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER-8/PB/2009 tentang
Penambahan dan Perubahan Bagan Akun Standar
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER 65/PB/2010 tentang
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
Peraturan Direktur Jenderal No. PER 69/PB/2006 tentang Pedoman Koreksi
Kesalahan Laporan Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan No. 233/PMK.05/ 2011 tentang Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
PSAK No. 1 (revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan
Reksohadiprodjo, Sukarto dan Handoko, T.Hani. 2001, Organisasi Perusahaan,
Penerbit BPFF, Yogyakarta
Rivai, Verthazal. 2003, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Rizqi, Alief. 2006, Sistem Akuntansi Pembelian Bahan Baku Pada Perusahaan
Kacang Atom Gajah Semarang, Program Akuntansi Diploma III Universitas
Negeri Semarang, Semarang
Rosidah. 2003, Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja
PT Cheil Jedang Indonesia di Jombang Jawa Timur, Tesis tidak diterbitkan,
Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya
Simamora, Bilson. 2002, Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Sukmaningrum, Tantriani. 2012, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris
pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Semarang), Program Sarjana
Universitas Diponegoro, Semarang
Sutaryo. 2011, Nilai Laporan Keuangan Pemerintah Dengan E-Government
System (http://suteryofe.staff.uns.ac.id/2011/06/20/nilai-laporan-keuanganpemerintah-dengan-e-government-system/)
Undang-Undang APBN Republik Indonesia No. 47 tahun 2009 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010
Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara
Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Xu, Hongjiang, Jeretta H.N., G. Daryl Nord, Binshan Lin. 2003, “Key Issue of
Accounting Information Quality Management: Australian Case Studies”,
Industrial Management Data System 103/7. 461-470
www.ineddeni.wordpress.com/2007/10/11/1-sample-t-test/
LAMPIRAN-LAMPIRAN (TABEL)
TABEL 1. DEMOGRAFI (PROFIL RESPONDEN)
Tabel 1
Profil Responden
Demografi
Jumlah
Proporsi
31
41
43,06%
56,94%
21
23
16
12
29,17%
31,94%
22,22%
16,67%
8
8
44
12
11,11%
11,11%
61,11%
16,67%
31
14
27
43,06%
19,44%
37,50%
27
12
30
3
37,5%
16,67%
41,66%
4,17%
Jenis Kelamin:
Wanita
Pria
Usia:
≤ 29 tahun
30-39 tahun
40-49 tahun
≥ 50 tahun
Tingkat Pendidikan:
SLTA
D3
S1
S2
Jabatan/eselon:
Fungsional
Eselon III
Eselon IV
Lama bekerja:
≤ 9 tahun
10-19 tahun
20-29 tahun
≥ 30 tahun
TABEL 2. STATISTIK DESKRIPTIF
Tabel 2
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
SAI
Kompetensi
Pelatihan
Kualitas
Valid N
(listwise)
N
72
72
Min
26,00
26,00
Max
45,00
56,00
Mean
35,9444
44,4583
Std.
Deviation
3,63430
5,48477
72
72
72
8,00
18,00
19,00
36,00
14,5000
30,0417
2,10967
3,69025
TABEL 3. HASIL UJI VALIDITAS
Tabel 3
Hasil Pengujian Validitas
Loading
Variabel
Eigenvalue
Factor
Sistem Akuntansi Instansi
3,851 0,473-0,790
Kompetensi Karyawan
5,108 0,561-0,863
Pelatihan Karyawan
2,002 0,503-0,696
Kualitas Pertanggungjawaban
Laporan Keungan
3,893 0,470-0,822
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
TABEL 4. HASIL UJI RELIABILITAS
Tabel 4
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Sistem Akuntansi Instansi
Kompetensi Karyawan
Pelatihan Karyawan
Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan
Cronbach’s Keterangan
Alpha
0,822
Reliabel
0,867
Reliabel
0,653
Reliabel
0,846
Reliabel
TABEL 5. HASIL UJI NORMALITAS
Tabel 5
Hasil Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov Smirnov Test
N
Normal Parametersa,,b
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Unstandardized Residual
72
,0000000
3,10585471
,144
,104
-,144
1,226
,099
Gambar 1
Hasil Pengujian Normalitas
TABEL 6. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Tabel 6
Hasil Pengujian Multikolonieritas
Variabel
Tolerance VIF
Keterangan
Sistem Akuntansi Instansi
0,810
1,235
Tidak terjadi
multikolonieritas
Kompetensi karyawan
0,749
1,335
Tidak terjadi
multikolonieritas
Pelatihan karyawan
0,914
1,094
Tidak terjadi
multikolonieritas
TABEL 7. HASIL UJI AUTOKORELASI
Tabel 7
Hasil Pengujian Autokorelasi
DurbinWatson
1,910
du (k=3)
du<DW<4-du
Keterangan
1,709
1,709<1,910<4-1,709
Tidak terjadi autokorelasi
TABEL 8. HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN DETERMINASI
Tabel 8
Pengujian Koefisien Determinasi (Uji R2)
Model
1
R
.540a
R Square
,292
Adjusted R
Square
,260
Std. Error of the
Estimate
3,17363
TABEL 9. HASIL UJI SIGNIFIKANSI SIMULTAN (UJI STATISTIK F)
Model
1
Tabel 9
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Sum of
Mean
Squares
df
Square
F
Regression
281,985
3 93,995 9,332
Residual
Total
684,890
966,875
68
71
10,072
Sig.
.000a
TABEL 10. HASIL UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER INDIVIDUAL (UJI
STATISTIK t)
Tabel 10
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Model
1
(Constant)
sai
kompetensi
pelatihan
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
13,222
4,469
Standardized
Coefficients
Beta
t
2,959
Sig.
,004
,194
-,078
,115
,079
,191
-,116
1,684
-,984
,097
,328
,919
,187
,525
4,921
,000
TABEL 11. HASIL ANALISIS PENGEMBALIAN KUESIONER
Tabel 11
Hasil Analisis Pengembalian Kuesioner
No
Keterangan
1 Populasi karyawan Kementerian Perdagangan yang bekerja di
bidang keuangan
2 Kuesioner yang dikirim ke responden
3
4
5
6
Kuesioner yang tidak kembali
Kuesioner yang kembali tetapi tidak lengkap
Kuesioner yang kembali tetapi tidak memenuhi kriteria
Kuesioner yang kembali dan memenuhi kriteria untuk dianalisis
Jumlah
143
100
11
8
9
72
Download