Deskripsi Obyek Penelitian - Fakultas Ekonomi

advertisement
ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN TINGKAT PERPUTARAN MODAL
KERJA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PUSAT
KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (PKPRI) KABUPATEN/KOTA
PROBOLINGGO
Oleh: Elok Dwi Vidiyastutik
Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo
Abstract
Economic sector in Indonesia has three main forces that contribute to stable economic
conditions that is, the state enterprise sector, private sector, cooperative sector and the last one. All
three economic actors are expected to work together to achieve prosperity and welfare of the
community. Increasing efficiency, working capital management very important role in running the
cooperative efforts to obtain the income generated by its operations.
This study aims to analyze the effect of cost control and efficiency of working capital turnover
rate of economic profitability in the Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) District /
City of Probolinggo. Data analysis techniques used in the form of multiple regression analysis.
The results prove that the efficiency of cost control and working capital turnover rate
significantly influence the economic profitability either simultaneously or partially. Based on a
coefficient of determination (Adjusted R2) shows the results of 0.768, which means that the efficiency
of cost control and provide working capital turnover rate of 76.80% and influence the rest 23.20%
influenced by other factors is not examined. From the explanation it could be concluded that although
the rate of capital turnover if it works well but does not offset the cost of good pegendalian the
economic profitability will not increase or not will be high.
Keywords: Efficiency of cost control, working capital turnover rate, economic profitability
menghasilkan prosentase tingkat rentabilitas.
PENDAHULUAN
Pada dasarnya peningkatan rentabilitas dari
Standar tingkat rentabilitas yang telah ditetapkan
waktu ke waktu menunjukkan kemajuan yang
oleh Dep. Kop. PK&M 2002 bahwa rentabilitas
dicapai KPRI, namun demikian apabila terjadi
dapat dikatakan efisien jika sebesar 10% – 14%,
kenaikan biaya yang relatif besar dan tingkat
selain menggunakan standar tersebut, untuk
perputaran modal kerja yang relatif lambat berarti
menilai efisiensi yang telah dicapai lazimnya juga
belum efektifnya KPRI dalam pengelolaan usaha.
diperbandingkan dengan tingkat bunga pinjaman
Perbandingan
diperoleh
terhadap
antara
modal
yang
atau utang yang berlaku. Suatu badan usaha
berputar
seperti koperasi dapat dikatakan efisien apabila
laba/SHU
yang
1
rate of returnnya lebih tinggi dari pada tingkat
suku
bunga
pinjaman
atau utang, dengan
Berdasarkan
tersebut,
latar
maka
belakang
penelitian
ini
masalah
dirumuskan
demikian faktor tingkat bunga pinjaman yang
permasalahan berikut: “Apakah ada pengaruh
yang berlaku dapat digunakan sebagai alat ukur
antara efisiensi pengendalian biaya dan tingkat
efisiensi
perputaran modal kerja terhadap rentabilitas
yang
dicapai
oleh
KPRI
di
Kabupaten/Kota Probolinggo.
Observasi
ekonomi pada Pusat Koperasi Pegawai Republik
pendahuluan
yang
telah
dilakukan di PKP-RI dan Dinas Koperasi yang
Indonesia (KPRI) Kabupaten/Kota Probolinggo?
Tujuan Penelitian
terdapat di Kabupaten/Kota Probolinggo, peneliti
Tujuan yang ingin dicapai dari hasil
menemukan permasalahan sebagian dari sampel
penelitian
yang diambil tidak semua memiliki tingkat
pengaruh efisiensi pengendalian biaya dan tingkat
rentabilitas yang baik, sebagian dari KPRI yang
perputaran modal kerja terhadap rentabilitas
ada memiliki tingkat rentabilitas di bawah standar
ekonomi pada Pusat Koperasi Pegawai Republik
yang telah ditetapkan oleh Departemen Koperasi
Indonesia (KPRI) Kabupaten/Kota Probolinggo”.
dan dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah
METODE PENELITIAN
pada
KPRI
yang
ada
di
Kabupaten/Kota
Probolinggo yang harus diteliti lebih lanjut.
sulit
bagi
koperasi
untuk
adalah
“Untuk
menganalisis
Penelitian ini menggunakan satu variabel
dependen dan dua variabel independen. Variabel
Tingkat rentabilitas ekonomi yang rendah
tentu
ini
dependen diwakili oleh Rentabilitas Ekonomi
dapat
(Y), dan Variabel independen masing-masing
mengembalikan modal pinjaman tersebut, hal ini
diwakili efisiensi pengendalian biaya (X1), dan
menunjukkan bahwa ada beberapa KPRI di
dan tingkat perputaran modal (X2).
Kota/Kabupaten Probolinggo pada tahun 2010
a. Rentabilitas Ekonomi (Y)
masih mengalami masalah inefisiensi. Inefisiensi
Rentabilitas ekonomi (Y)
merupakan
yang terjadi pada KPRI di Kabupaten/Kota
variabel
Probolinggo
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
menunjukkan
pengelolaan
pengendalian biaya dan modal kerja yang dimiliki
masih belum baik.
Fenomena
menunjukkan
betapa
dipengaruhi
Kabupaten/Kota
Probolinggo,
1) Jumlah Laba Usaha/SHU
efisien pada pengendalian biaya dan modal kerja
2) Jumlah Total Modal Usaha
ada,
pada
akhirnya
dengan
bebas.
dengan
indikator :
diperlukannya pengelolaan secara efektif dan
yang
variabel
Rentabilitas (Return On Investment/ROI) pada
KPRI
ini
yang
adanya
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan
pengelolaan efisiensi biaya dan modal kerja
antara laba usaha dengan modal sendiri dan
tersebut, diharapkan SHU dan tingkat rentabilitas
modal
ekonomi KPRI yang tercapai di Kabupaten/Kota
menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam
Probolinggo juga dapat meningkat.
persentase.
asing
yang
dipergunakan
untuk
2
Rentabilitas Ekonomi =
Laba/SHU Sebelum
Bunga dan Pajak
Modal Usaha
X 100%
Penjualan
Tingkat Perputaran
Modal Kerja =
Modal Kerja Rata-rata
Sumber : Riyanto, 2001: 36
Modal Kerja Rata-rata =
Standar
rentabilitas
ekonomi
minimal
X1
Modal Kerja Awal + Modal
Kerja Akhir
2
menurut ketentuan dari Dep. Kop adalah sebesar
Modal kerja (Konsep Kualitatif) = Total Aktiva
10% – 14% untuk kriteria efisien (Dep. Kop.
lancar – Total Hitung Lancar
PK&M, 2002:23).
b. Efisiensi Pengendalian Biaya (X1), dengan
Standar peputaran modal kerja (Working
Capital Turn Over) untuk badan usaha koperasi
indikator :
ditetapkan minimal sebesar 4 kali untuk kriteria
1) Jumlah biaya usaha
efisien (Dep. Kop PK&M, 2002 : 22).
2) Jumlah pendapatan operasional bruto
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
Tolok ukur efisiensi dari pengendalian
KPRI di Kabupaten/Kota Probolinggo sebanyak
biaya adalah dengan membandingkan total biaya
42 buah koperasi yang tersebar di wilayah
usaha dengan biaya standar.
Kabupaten/Kota probolinggo pada tahun 2010.
Biaya Usaha
Sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik
= Biaya Karyawan + Biaya
Organisasi + Overhead Cost Paint
% Biaya usaha =
Total Biaya Usaha
X 100%
Pendapatan Operasional Bruto
dengan kriteria yaitu KPRI di tahun 2010 yang
masih
aktif
dan
Kabupaten/Kota
terdaftar
Probolinggo
pada
PKPRI
sebanyak
30
Efisiensi Pengendalian Biaya= % Total biaya
koperasi. Sedangkan 12 koperasi lainnya masih
usaha yang dicapai – % Biaya usaha standar
terdaftar tetapi tidak aktif maka tidak diambil
% Efisiensi biaya usaha standar normal untuk
sebagai sampel.
badan usaha koperasi ditetapkan sebesar 65%
Metode analisis yang digunakan yaitu
(Dep. Kop PK&M, 2002 : 22)
analisisis deskriptif adalah analisis data yang
c. Tingkat Perputaran Modal (X2), dengan
diperlukan
untuk
menggambarkan
atau
indikator:
menerangkan hasil penelitian yang diuraikan
1) Jumlah penjualan
dalam
2) Jumlah modal kerja awal
digunakan
3) Jumlah modal kerja akhir
menerangkan
bentuk
kalimat.
untuk
apakah
Analisis
deskriptif
menggambarkan
efisiensi
dan
pengendalian
Lamanya perputaran modal kerja dapat
biaya, perputaran modal kerja dan rentabilitas
dihitung dengan membagi 360 hari dengan
ekonomi PKPRI Kabupaten/Kota Probolinggo
jumlah perputaran modal kerja dalam satu tahun.
sudah sesuai atau belum dengan standar yang
Menurut Munawir perputaran modal kerja adalah
ditetapkan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan
sebagai berikut:
keputusan Dep. Kop. PK&M tahun 2002 adalah :
pemerintah.
Standar
rasio
yang
3
Tabel 1. Standar Penilaian Rasio Koperasi
No
Rasio
Efisiensi
Pengendalian
1
Biaya
2
Perputaran Modal Kerja
3
Rentabilitas Ekonomi
b) Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan
Standar
> 65%
Kriteria
Efisien
Hi diterima, maka artinya ada pengaruh
< 65%
Tidak Efisien
signifikan
> 4 Kali
< 4 Kali
> 14%
10% – 14%
< 10%
Efisien
Tidak Efisien
Sangat Efisien
Effisien
Tidak Effisien
terhadap variabel dependen.
Sumber : Dep. Kop. PK&M tahun 2002
dari
variabel
independen
4) Dalam pengerjaannya untuk uji F dilakukan
dengan menggunakan bantuan program
SPSS v.12.
Model analisis statistik yang digunakan
b. Uji hipotesis kedua adalah adalah uji t, untuk
adalah model analisis Regresi Linier Berganda
mengetahui
(Multiple
dengan
masing-masing variabel independen secara
menggunakan Software SPSS v.12, formulasi
parsial terhadap variabel dependen. Kriteria
yang digunakan yaitu : Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e.
pengujian terdapat pada tabel Coefficients.
Uji Hipotesis
1) H0 : βi = 0 (tidak ada pengaruh antara X1
Variable
Regression)
Prosedur pengujian Hipotesis Statistik yang
signifikan
tidaknya
pengaruh
dan X2 terhadap Y).
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
Hi : βi ≠ 0 (ada pengaruh antara X1 dan X2
berikut:
terhadap Y).
a. Uji hipotesis pertama adalah uji F, untuk
2) Penelitian
ini
menggunakan
tingkat
mengetahui apakah variabel independen secara
signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n –
bersama-sama mempunyai pengaruh yang
k), di mana n = Jumlah pengamatan
signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria
variabel dan k = jumlah variabel.
pengujian terdapat pada tabel ANOVA dengan
3) Dasar Kritis H0 melalui kurva distribusi t
syarat secara simultan atau bersamaan.
student dua sisi, sebagai berikut:
1) H0 : β1 = β2 = 0 (tidak ada pengaruh antara
a) H0 diterima jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
X1 dan X2, terhadap Y).
Hi : β1 = β2 ≠ 0 (ada pengaruh antara X1
dan X2 terhadap Y).
2) Dalam penelitian ini digunakan tingkat
signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n –
k), di mana n = jumlah pengamatan variabel
dan k = jumlah variabel.
3) Kriteria pengujian sebagai berikut :
b) H0 ditolak jika – t tabel > t hitung > t tabel
4) Dalam pengerjaannya untuk uji t dilakukan
dengan menggunakan bantuan program
SPSS v.12.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) diinterpretasikan
sebagai
besaran
proporsi
(persentase)
dari
keragaman Y yang diterangkan oleh model
a) Jika F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima dan
regresi atau untuk mengukur besar sumbangan
Hi ditolak, artinya tidak ada pengaruh
dari variabel independen X terhadap keragaman
yang signifikan dari variabel independen
variabel dependen Y (Suliyanto, 2006:89). Dalam
terhadap variabel dependen.
output SPSS, koefisien determinasi terletak pada
4
tabel Model Summary dan tertulis Adjusted R
untuk memelihara kepentingan dan memenuhi
square, dalam pengerjaannya untuk koefisien
kebutuhan para anggotanya (pegawai negeri)
determinasi ini menggunakan bantuan paket
dengan adanya KPRI diharapkan dapat membantu
program SPSS v.12.
meringankan pegawai negeri dalam memenuhi
Uji Asumsi Klasik
kebutuhannya
Uji
bertujuan
meningkatkan
kebutuhannya. Selain itu kebutuhan yang tidak
regresi
kalah pentingnya adalah untuk membentuk wadah
merupakan penaksir kolinear tak bias terbaik,
untuk mendidik anggotanya tumbuh menjadi
untuk memperoleh persamaan yang paling tepat
insan koperasi yang berjiwa wirausaha.
apakah
klasik
dapat
untuk
mengetahui
asumsi
serta
penaksir
dalam
digunakan parameter regresi yang dicari dengan
KPRI juga dapat membantu para pegawai
metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least
untuk dapat menumbuhkan rasa rajin menabung,
Square (OLS). Metode regresi OLS akan dapat
karena di koperasi mau tidak mau para Pegawai
dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah
Negeri diwajibkan melakukan simpanan baik
memenuhi persyaratan Best Linear Unbiased
simpanan wajib maupun simpanan sukarela, dan
Estimation (BLUE), oleh karena itu diperlukan
ini bermanfaat bagi Pegawai Negeri itu sendiri di
adanya uji asumsi klasik terhadap model yang
masa yang akan datang.
telah diformulasikan, yang mencakup pengujian
Deskripsi Hasil Penelitian
normalitas,
Efisiensi Pengendalian Biaya
multikolinieritas,
dan
heteros-
kedastisitas, Algifari (2000:83).
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan, rasio efisiensi pengendalian biaya di
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Obyek Penelitian
Koperasi
Pegawai
KPRI Kota/ Kabupaten Probolinggo Tahun 2010
dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Negeri
Republik
Tabel 2. Rata-rata Efisiensi Pengendalian Biaya
Indonesia (KPRI) yang menjadi objek penelitian
N
Min.
Max.
Mean
Std.
Deviation
X1
30
36,00
84,00
60,5667
11,05685
Valid N
(listwise)
30
ini adalah koperasi yang telah berbadan hukum
dan tercatat di Pusat Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (PKPRI) Kabupaten/Kota Probolinggo.
Koperasi sejumlah 42 KPRI, dengan kriteria 30
KPRI beroperasi dan 12 KPRI sedang dalam
Sumber : Data Laporan Keuangan KPRI Kabupaten/Kota
Probolinggo Diolah
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa rata-
masa tidak aktif atau tidak beroperasi.
Koperasi
rata rasio efisiensi pengendalian biaya yang
Pegawai Negeri (KPN), Tetapi setelah berlakunya
dicapai pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo
UU No 25 tahun 1992 tentang perkoperasian
pada
berubah menjadi KPRI. KPRI Kabupaten/Kota
Realisasi rasio efisiensi pengendalian biaya
Probolinggo merupakan koperasi yang didirikan
tertinggi atau yang paling efisien adalah 36,00%
KPRI
sebelumnya
bernama
tahun
2010
adalah
sebesar
60,57%.
5
yang dicapai oleh KPRI Subur Jaya, sedangkan
kriteria efisien. Hal ini menunjukkan bahwa rata-
rasio efisiensi pengendalian biaya terendah atau
rata
yang paling tidak efisien sebesar 84,00% yang
Kabupaten/Kota Probolinggo berada di atas
dimiliki oleh KPRI Sehat Sumberasih. Sebagian
standar yang telah ditetapkan oleh Dep.Kop.
dari seluruh sampel yang diambil oleh peneliti,
PK&M tahun 2002 yaitu minimal sebesar 4 kali.
tidak
semuanya
memiliki
tingkat
efiensi
pengendalian biaya yang efektif.
perputaran
modal
kerja
pada
KPRI
Rata-rata perputaran modal kerja pada
KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010
Dari 30 buah sampel KPRI yang diambil di
adalah 4,03 kali, hal ini menunjukkan bahwa
Kabupaten/Kota Probolinggo pada tahun 2010
dalam satu tahun modal kerja pada KPRI
yang digunakan oleh peneliti sebanyak 5 buah
Kabupaten/Kota Probolinggo berputar 4,03 kali.
KPRI dari total sampel memiliki kriteria tidak
Perputaran modal kerja tertinggi terdapat
efisien karena melebihi standar yang telah
pada KPRI Gala Windu yaitu sebesar 4,85 kali.
ditetapkan oleh Dinas Koperasi sebesar 65%,
Sedangkan perputaran modal kerja terendah
sedangkan sisanya sebanyak 25 buah KPRI dari
terjadi pada KPRI Bayuangga yaitu sebesar 2,81
total
kali yang berarti bahwa dalam satu tahun modal
sampel
memiliki
tingkat
efisiensi
pengendalian biaya yang cukup baik.
kerja pada KPRI tersebut hanya berputar 2,81
Perputaran Modal Kerja
kali. Hal ini mengindikasikan adanya variasi
Perputaran
modal
kerja
merupakan
tingkat perputaran modal kerja yang cukup besar
hubungan banyaknya penjualan dalam suatu
di KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo tahun
periode dengan modal kerja yang ada. Semakin
2010.
pendek periode perputaran, berarti semakin cepat
Rentabilitas Ekonomi
modal kerja yang berputar.
Rentabilitas ekonomi sering digunakan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di
untuk mengukur efisiensi penggunaan modal
dapat data perputaran modal kerja pada KPRI
suatu koperasi, maka modal yang dipakai dalam
Kabupaten/Kota Probolinggo, sebagaimana Tabel
rentabilitas
berikut ini:
bekerja di dalam perusahaan.
Tabel 3. Rata-rata Tingkat Perputaran Modal Kerja
N
X2
30
Valid N
(listwise)
30
Min.
2,81
Max.
4,85
Std.
Deviation
Mean
4,0303
,56405
Dari
yang
modal
telah
yang
dilakukan,
Kabupaten/Kota
Probolinggo
tahun
2010
sebagaimana Tabel berikut ini:
Tabel 4. Rata-rata Tingkat Rentabilitas Ekonomi
Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa rataperputaran
penelitian
hanyalah
didapatkan data rentabilitas ekonomi pada KPRI
Sumber : Data Laporan Keuangan KPRI Kabupaten/Kota
Probolinggo Diolah
rata
ekonomi
modal
kerja
pada
KPRI
N
Y
30
Valid N
(listwise)
30
Min.
3,51
Max.
Mean
Std.
Deviation
28,91
16,2267
5,96151
Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 pada
6
Sumber : Data Laporan Keuangan KPRI Kabupaten/Kota
Probolinggo Diolah
Rentabilitas Ekonomi dibawah standar yang
ditetapkan oleh Dinas Koperasi, selain itu KPRI
Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa dari
sejumlah
sampel
yang
diambil
rata-rata
rentabilitas ekonomi pada KPRI Kabupaten/Kota
Probolinggo tahun 2010 adalah pada kriteria
efisien. Hal ini menunjukkan bahwa rentabilitas
ekonomi
pada
KPRI
Kabupaten/Kota
Probolinggo berada di atas standar yang telah
ditetapkan oleh Dep.Kop. PK&M tahun 2002
yaitu rentabilitas ekonomi lebih dari 14% dengan
kriteria Sangat Efisien, antara 10% – 14% dengan
kriteria Efisien dan kurang dari 10% dengan
kriteria Tidak Efisien.
Rata-rata rentabilitas ekonomi pada KPRI
Kabupaten/Kota
Probolinggo
juga
tingkat
rentabilitas
ekonomi
variasi
memiliki
yang
bermacam-macam.
Analisis Data
Analisis Regresi Berganda
Regresi
berganda
berguna
untuk
meramalkan pengaruh dua variabel independen
atau lebih terhadap satu variabel dependen atau
untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan
fungsional antara dua variabel independen (X)
atau lebih dengan sebuah variabel dependen (Y)
(Umar, 2003:241). Hasil dari analisis regresi
berganda dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini:
Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 adalah
16,23% dengan kriteria sangat efisien, hal ini
menunjukkan bahwa tiap Rp 100,00 modal usaha
yang dikelola KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo
mampu menghasilkan SHU sebesar 16,23% atau
Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Berganda
Koefisien
Regresi
Variabel
Fhitung
Sig.
Konstanta
21,598
Efisiensi
Pengendalian
Biaya (X1)
–0,333
usaha yang dikelola KPRI Rutan tersebut mampu
Perputaran
Modal Kerja
(X2)
3,677
menghasilkan SHU sebesar Rp 28,91 tiap tahun,
Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12
Rp 16,23 tiap tahun. Rentabilitas ekonomi
tertinggi pada KPRI Rutan yaitu sebesar 28,91%,
hal ini menunjukkan bahwa tiap Rp 100,00 modal
sedangkan rentabilitas ekonomi terendah pada
KPRI Sehat Sumberasih yaitu sebesar 3,51%
yang berarti setiap Rp 100,00 modal usaha yang
dikelola
oleh
KPRI Bina Sehat Sumberasih
tersebut mampu menghasilkan SHU sebesar Rp
3,51 tiap tahun.
Dilihat dari besarnya rata-rata tingkat
Rentabilitas Ekonomi yang dimiliki oleh KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010, berarti
masih terdapat KPRI yang memiliki tingkat
R
R2
49,021 0,000 0,885 0,784
Adjusted
R2
0,768
Tabel 5 tersebut hasil analisis regresi
berganda yang diperoleh melalui program SPSS
versi 12 didapatkan suatu persamaan regresi yaitu
Y = 21,598 – 0,333X1 + 3,677X2. Bentuk
persamaan regresi di atas memiliki makna
sebagai berikut:
1) Konstanta a = 21,598
Nilai konstanta ini memberi pengertian
bahwa
jika
variabel
independen
(efisiensi
pengendalian biaya dan perputaran modal kerja)
7
bernilai nol, maka rentabilitas ekonomi bernilai
Selain itu jika nilai Fhitung dibandingkan
sebesar 21,598.
dengan Ftabel maka diperoleh Fhitung sebesar
2) Koefisien regresi X1 (Efisiensi Pengendalian
49,021
Biaya) = –0,333
jika
sedangkan
Ftabel
dengan
tingkat
signifikansi 5% dan derajat kebebasan 2 dan 27
Koefisien ini memberi pengertian bahwa
diperoleh Ftabel sebesar 3,354. Jadi Fhitung (49,021)
ada
kenaikan
satu
satuan
efisiensi
> Ftabel (3,354) dengan demikian dapat diambil
akan
diikuti
dengan
kesimpulan bahwa efisiensi pengendalian biaya
penurunan rentabilitas ekonomi sebesar –0,333
dan tingkat perputaran modal kerja secara
dan
simultan
pengendalian
variabel
biaya
independen
lainnya
dianggap
berpengaruh
konstan.
Ekonomi.
3) Koefisien X2 (Perputaran Modal Kerja) =
b. Uji Parsial (Uji t)
3,677
Rentabilitas
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh
Koefisien ini memberi pengertian bahwa
apabila
terhadap
ada
kenaikan
satu
satuan
tingkat
masing-masing variabel independen terhadap
variabel
dependen
yaitu
antara
efisiensi
perputaran modal kerja akan diikuti dengan
pengendalian biaya terhadap variabel rentabilitas
kenaikan rentabilitas ekonomi sebesar 3,677 dan
ekonomi dan tingkat perputaran modal kerja
variabel independen lainnya dianggap konstan.
terhadap variabel rentabilitas ekonomi, dalam
Uji Hipotesis
penelitian ini dilakukan pengujian terhadap
a. Uji Simultan (Uji F)
koefisien regresi. Berdasarkan perhitungan SPSS
Uji simultan dilakukan untuk mengetahui
apakah semua variabel independen yaitu efisiensi
pengendalian biaya dan tingkat perputaran modal
kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen yaitu rentabilitas ekonomi.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan program
SPSS v.12 dari tabel ANOVA pada tabel 8 dapat
dilihat besarnya probabilitas yang diperoleh dari
v.12 diperoleh hasil uji t sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Uji t (Uji Parsial)
Variabel
t hitung
t tabel
Sig.
r2
r
Efisiensi
Pengendalian
Biaya (X1)
–5,240 –2,048
0,000
–0,845 0,714
Perputaran
Modal Kerja
(X2)
2,948
0,007
0,751
2,048
0,564
Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12
dan
Dari Tabel 6. diketahui bahwa nilai
Tingkat Perputaran Modal Kerja yaitu 0,000 yang
signifikasi untuk koefisien regresi X1 (Efisiensi
berarti angka ini dibawah angka 0,05 berarti
Pengendalian Biaya) adalah 0,000. Signifikan
0,000 > 0,05 kesimpulan yang diambil adalah
atau tidaknya koefisien regresi dapat dilihat dari
yaitu bahwa efisiensi pengendalian biaya dan
besarnya nilai probabilitas, jika probabilitas <
tingkat perputaran modal kerja secara simultan
0,05 maka Hi diterima. Dapat dilihat bahwa 0,000
berpengaruh terhadap Rentabilitas Ekonomi.
< 0,05 maka Hi diterima.
Jika
dibandingkan dengan t
dapat dilihat hasil
variabel
Efisiensi
Pengendalian
Biaya
tabel
nilai t
hitung
8
untuk X1 (Efisiensi
Selain dicari nilai R2 sebagaimana di atas,
dan t tabel dapat
perlu juga diketahui koefisien parsialnya untuk
disimpulkan bahwa thitung (–5,240) < ttabel (–2,048)
mengetahui sumbangan masing-masing variabel
sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial
independen terhadap variabel dependen. Pada
terdapat pengaruh yang signifikan antara efisiensi
tabel 6 dengan mengkuadratkan koefisien korelasi
pengendalian
parsial
perbandingan nilai t
hitung
Pengendalian Biaya) antara t
biaya
hitung
terhadap
rentabilitas
ekonomi.
maka
koefisien
determinasi
parsial
variabel efisiensi pengendalian biaya sebesar
Dari
tabel
6,
diketahui
nilai
0,714 dan tingkat perputaran modal kerja sebesar
signifikasi untuk koefisien regresi X2 (Tingkat
0,564 dapat diketahui. Hal ini mengandung arti
Perputaran Modal Kerja) adalah 0,007. Signifikan
bahwa
atau tidaknya koefisien regresi dapat dilihat dari
terhadap rentabilitas ekoomi untuk efisiensi
besarnya nilai probabilitas, jika probabilitas <
pengendalian biaya sebesar 71,40% sedangkan
0,05 maka Hi diterima. Dapat dilihat bahwa 0,007
tingkat perputaran modal kerja sebesar 56,40%.
< 0,05 maka Hi diterima. Jika
Uji Asumsi Klasik
dibandingkan dengan t
perbandingan nilai t
tabel
hitung
bahwa
nilai t
hitung
dapat dilihat hasil
untuk X2 (Tingkat
Perputaran Modal Kerja antara t
hitung
ternyata dapat disimpulkan bahwa t
dan t
hitung
tabel
(2,948)
sumbangan
masing-masing
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
normal tidaknya sebaran data, teknik yang
digunakan
adalah
Kolmogorov-Smirnov
> t tabel (2,048) sehingga dapat disimpulkan bahwa
Goodness of Fit Test, sebagai berikut:
secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan
Tabel 7. Data Uji Normalitas
dari tingkat perputaran modal kerja terhadap
variabel
One-S ample Kolm ogorov-Sm irnov Te st
Abs_Res
rentabilitas ekonomi.
N
Normal Parametersa,b
c. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya persentase
variasi dalam variabel dependen yang dapat
dijelaskan
oleh
variasi
dalam
variabel
independen, maka dicari nilai Adjusted R2.
Most E xtreme
Differences
Mean
St d. Deviat ion
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
As ymp. Sig. (2-tailed)
30
,0000
2,77020
,093
,093
-,088
,507
,959
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from dat a.
Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12
Berdasarkan tabel 8 hasil perhitungan diperoleh
nilai Adjusted R2 sebesar 0,768 Koefisien ini
menunjukkan bahwa 76,80% perubahan yang
terjadi
pada
rentabilitas
ekonomi
dapat
dipengaruhi oleh variabel efisiensi pengendalian
biaya dan tingkat perputaran modal kerja,
sedangkan sisanya sebesar 23,20% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai pvalue yaitu Asymp.Sig (2-tailed) bernilai 0,959 >
0,05 sehingga disimpulkan bahwa residual telah
memenuhi asumsi distribusi normal.
Tampak juga secara visual dalam gambar
dibawah ini dengan titik-titik residual mengikuti
pola garis lurus, sebagai berikut:
9
demikian maka dapat disimpulkan bahwa tidak
Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual
ada masalah autokorelasi pada model regresi.
Dependent Variable: Y
c. Uji Multikolinearitas
Expected Cum Prob
1.0
0.8
Uji multikolinearitas digunakan untuk
0.6
mengetahui apakah antara variabel independent
0.4
yang terdapat dalam model memiliki hubungan
0.2
yang sempurna, jika nilai VIF tidak lebih dari 5,
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
maka model tidak terdapat multikolinearitas.
1.0
Observed Cum Prob
Hasil uji multikolinearitas sebagaimana tabel
Gambar 1. Grafik Uji Normalitas
berikut:
b.. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji
Tabel 9. Data Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Variabel Independen
Tolerance
VIF
apakah dalam suatu model regresi linier ada
Efisiensi Pengendalian Biaya (X1)
0,574
1,741
korelasi antara kesalahan pengganggu pada
Perputaran Modal Kerja (X2)
0,574
1,741
periode t dengan kesalahan pada periode t–1
(sebelumnya)
(Ghozali,
mendeteksi
ada
atau
autokorelasi
pada
2001:61).
tidaknya
model
regresi
Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12
Untuk
Dari hasil uji multikolineritas pada tabel 9,
problem
dapat diketahui bahwa tidak ada variabel bebas
dengan
yang memiliki nilai VIF > 5, artinya asumsi
menggunakan uji Durbin– Watson (D–W test).
bebas multikolinearitas tidak dilanggar.
Apabila nilai D–W berada di antara –2 sampai
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas
dengan +2, berarti tidak ada autokorelasi.
adalah
kondisi
di
Hasil analisis yang didapatkan melalui
sebaran varian faktor atau mana (disturbance)
perhitungan SPSS v.12 menunjukkan bahwa nilai
tidak konstan sepanjang observasi. Jika harga Z
Durbin–Watson sebesar 1,942 dapat dilihat pada
pengganggu makin besar maka sebaran Y makin
tabel 8, nilai tersebut mendekati angka 2 sebagai
lebar sempit.
sebagai berikut:
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau
Tabel 8. Data Uji Autokorelasi
tidak ada heteroskedasitas dengan menggunakan
Model Summaryb
Model
1
R
R Square
,885a
,784
Adjusted
R Square
,768
uji Rank Spearman yaitu membandingkan antara
Std. Error of
the Estimate
2,87097
DurbinWatson
1,942
a. Predictors: (Constant), X2, X1
Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12
uji
(Ghozali, 2001: 69).
Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan
b. Dependent Variable: Y
Hasil
residual dengan seluruh variabel independen
Durbin–Watson
SPSS v12 sebagaimana tabel 10, berikut:
dengan
menggunakan SPSS v.12 adalah 1,942 yang
berada diantara –2 sampai dengan +2 dengan
10
Tabel 10. Data Uji Heteroskedastisitas
sebesar 60,57% yang jika dibandingkan dengan
Abs_Res
Spearman's Abs_Res Correlation
Coefficient
rho
X1
X2
1,000 –0,162 –0,016
Sig. (2-tailed)
N
,
0,392
0,933
30
30
30
standar yang dikeluarkan oleh Dinas Koperasi
adalah sebesar 65%. Ini berarti hampir semua
pihak dalam koperasi sudah melakukan dan
melaksanakan pengendalian biaya dengan baik
Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12
dan rapi, teratur sesuai dengan rencana. Dengan
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk
pengendalian biaya yang efisien KPRI dapat
mengetahui apabila terjadi penyimpangan model
meningkatkan keuntungan dari usaha
karena variance gangguan berbeda antara satu
dilakukannya.
observasi ke observasi lain.
Dari hasil uji
Namun
dilain
pihak,
masih
yang
terdapat
heteroskedastisitas Tabel 10 diperoleh nilai
beberapa KPRI yang masuk dalam kriteria
signifkansi variabel efisiensi pengendalian biaya
pengendalian
biaya
= 0,392 > 0,05 dan nilai signifkansi variabel
menunjukkan
bahwa
perputaran modal kerja = 0,933 > 0,05. Hasil
mampu mengelola biaya yang digunakan dengan
tersebut menunjukkan bahwa nilai masing-
efisien, selain itu juga standar yang telah
masing variabel signifikan atau lebih besar
ditetapkan oleh Dinas Koperasi dirasa sudah
dibandingkan dengan derajat signifikansi  = 5%
kurang relevan lagi dengan keadaan ekonomi
( = 0,05), dengan demikian model tidak terjadi
sekarang ini yang mengalami krisis ekonomi
heteroskedastisitas.
yang berkepanjangan serta turunnya nilai mata
Pembahasan
uang atau adanya inflasi dan faktor-faktor lain
a. Efisiensi
Pengendalian
Biaya
KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo Tahun 2010
tidak
efisien.
Hal
KPRI tersebut
ini
belum
yang tidak diteliti yang menyebabkan naiknya
biaya yang dimiliki oleh KPRI.
dan
Tidak efisiennya beberapa KPRI terjadi
berkembang dengan baik perlu memperhatikan
karena adanya pembengkakan biaya pada pos-pos
efisiensi biaya dengan cara dapat mengontrol dan
tertentu. Beberapa hal yang perlu dikaji alasan
mengelola usaha-usaha yang ada dengan sehemat
mengapa KPRI tersebut memiliki pengendalian
mungkin
biaya
Koperasi
dan
untuk
tepat
dapat
sasaran
bertahan
serta
dapat
menghindari pemborosan yang mungkin terjadi.
Dari
data
persentase
tersebut
dapat
sebagian
Dibuktikan
besar
Probolinggo
dapat
dengan
tahun
dikatakan
rata-rata
rasio
kurang
efisien
salah
satunya
dikarenakan adanya pembengkakan biaya pada
tingginya biaya administrasi & umum.
Secara
disimpulkan bahwa pengendalian biaya KPRI
Kabupaten/Kota
yang
garis
besar
hasil
penelitian
2010
menunjukkan bahwa efisiensi pengendalian biaya
efisien.
berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi tetapi
efisiensi
secara negatif. Maknanya secara parsial bahwa
pengendalian biaya yang dicapai pada KPRI
jika
ada
kenaikan
satu
satuan
efisiensi
Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 adalah
11
pengendalian
biaya
akan
diikuti
dengan
penurunan rentabilitas ekonomi sebesar –0,333.
Hal
ini
ditunjukkan
dengan
sudah
Rata-rata tingkat perputaran modal kerja di
KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo sebesar 4,03
kali, ini menunjukkan bahwa dalam satu tahun
banyaknya KPRI di Kota/Kabupate Probolinggo
modal
tahun 2010 memiliki pengendalian biaya yang
Probolinggo berputar 4,03 kali. Dengan demikian
efisien. Penyempurnaan dalam suatu kegiatan
selama satu tahun modal kerja yang berputar
terus dilakukan untuk dapat menekan biaya-biaya
dapat kembali selama 89 hari.
yang dianggap
tidak
KPRI
Kabupaten/Kota
Perputaran modal kerja ini dapat dikatakan
membandingkan antara hasil yang dicapai dalam
efektif dikarenakan modal yang digunakan oleh
kegiatan tersebut dengan standar yang telah
KPRI sebagian besar dari modal sendiri juga
ditetapkan atau rencana yang sudah dibuat.
berasal dari modal pinjaman (pihak ketiga)
Beberapa langkah yang harus dilakukan oleh
Kebijaksanaan ini diambil karena keterbatasan
koperasi adalah harus dapat mempertahankan hal
modal yang dimiliki oleh koperasi. Selain itu
tersebut
beberapa
mungkin,
penekananpenekanan
kurang
perlu
dan
pada
kemudian
sebaik
perlu
kerja
biaya
harus
selain
yang
dilakukan
itu
dianggap
dan
tetap
faktor
lain
yang
mungkin
mempengaruhi tingkat perputaran modal kerja
yaitu, lamanya waktu pengembalian pinjaman
memeriksa dan mengontrol masuk atau keluarnya
atau
dana sehingga, dengan efisiennya biaya pada
rendahnya perputaran persediaan yang berarti
koperasi tersebut dapat membantu menaikkan
dibagian penjualan atau toko karena kurangnya
tingkat rentabilitas ekonomi meskipun kecil
minat untuk membeli barang dari anggota.
pengaruhnya.
piutang
dari
anggota
koperasi,
dan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa
Untuk para anggota meskipun hanya secara
tingkat perputaran modal kerja berpengaruh
pasif, diharapkan untuk dapat terus mengawasi
secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi.
dan
melakukan
Rasio perputaran modal kerja dicari melalui
efisiensi biaya agar koperasi tersebut dapat terus
perbandingan antara penjualan dengan modal
hidup
kerja rata-rata. Semakin cepat perputaran modal
mengingatkan
dan
berdiri
untuk
dan
dapat
memiliki
tingkat
rentabilitas ekonomi yang baik.
b. Perputaran
Modal
Kerja
kerja maka akan semakin efisiensi modal kerja
pada
KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo Tahun 2010
Secara
umum
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa perputaran modal kerja pada
yang ada sehingga dapat diarahkan untuk
mencapai tingkat rentabilitas ekonomi yang
maksimal pula.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh
KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010
koperasi untuk dapat
dalam kriteria efisien karena memiliki tingkat
mencapai hal ini adalah mengoptimalkan semua
perputaran yang cukup sesuai standar Dinas
aspek yang mempengaruhi perputaran modal
Koperasi.
kerja tersebut seperti meningkatkan penjualan,
12
untuk
bagian
syarat,
simpan-pinjam
untuk
para
mempermudah
anggota
agar
dapat
Berdasarkan uji hipotesis secara simultan
(Uji
F)
menunjukkan
bahwa
efisiensi
berpartisipasi secara aktif. Sedangkan dari segi
pengendalian biaya dan tingkat perputaran modal
manajemen administrasi dapat dilakukan dengan
kerja secara simultan berpengaruh signifikan
merapikan semua administrasi yang ada.
terhadap rentabilitas ekonomi. Dengan demikian
c. Rentabilitas
Ekonomi
pada
KPRI
biaya dan tingkat perputaran modal kerja dapat
Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010
Rentabilitas
perusahaan
merupakan
menghasilkan
dapat diketahui bahwa efisiensi pengendalian
kemampuan
digunakan
untuk
memprediksi
keuntungan
ekonomi
pada
KPRI
rentabilitas
Kabupaten/Kota
dibandingkan dengan modal yang digunakan dan
Probolinggo dalam upaya meningkatkan SHU
dinyatakan dalam persen (Riyanto, 2001: 36).
atau profit dan kelangsungan usaha KPRI di masa
Kondisi
datang.
rentabilitas
ekonomi
pada
KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 berada
Dari
hasil
pehitungan
dengan
pada standar yang ditetapkan oleh Dep.Kop.
menggunakan program SPSS v.12 diperoleh
PK&M di atas 16%, rata-rata rentabilitas
persamaan regresi Y = 21,598 – 0,333X1 +
ekonomi pada tahun ini adalah sebesar 16,23%
3,677X2 maka diketahui bahwa apabila efisiensi
dengan
ini
pengendalian biaya mengalami kenaikan sebesar
menunjukkan bahwa tiap Rp 100,00 modal usaha
satu kali sedangkan variabel lain dianggap
yang dikelola KPRI mampu menghasilkan SHU
konstan, tetapi akan diikuti penurunan rentabilitas
sebesar 16,23% atau Rp 16,23 tiap tahun yang
ekonomi sebesar –0,333. Sedangkan apabila
berarti
tingkat
kriteria
juga
sangat
bahwa
efisien
KPRI
hal
Kabupaten/Kota
perputaran
modal
kerja
mengalami
Probolinggo mampu dalam mengelola harta yang
kenaikan sebesar satu kali dan variabel lain
dimiliki secara efisien.
konstan
Sehingga sudah selayaknya dalam usaha
untuk menaikkan tingkat rentabilitas ekonomi
guna
mencapai
Kabupaten/Kota
menggunakan
efisiensi
Probolinggo
ukuran
standar
maka
rentabilitas
ekonomi
akan
meningkat sebesar 3,677 kali.
Berdasarkan hasil Koefisien Determinasi
KPRI
(Adjuested R2) menunjukkan hasil 0,768 yang
selayaknya
artinya bahwa efisiensi pengendalian biaya dan
bagi
yang
telah
tingkat perputaran modal kerja memberikan
ditetapkan oleh Departemen Koperasi dan dengan
pengaruh sebesar 76,80% dan selebihnya 23,20%
mempertimbangkan juga tingkat suku bunga
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
hutang atau pinjaman yang berlaku untuk periode
Dari hasil persamaan regresi dan Adjusted
berjalan.
R2 diatas dapat digunakan oleh pengurus,
d. Pengaruh Efisiensi Pengendalian Biaya
pengawas koperasi, anggota koperasi, atau pihak-
Usaha dan Tingkat Perputaran Modal
pihak lain yang mempunyai kepentingan untuk
Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi
memprediksi atau memperkirakan koperasi dalam
13
mencapai rentabilitas ekonomi. Oleh karena itu
kerja
kedua variabel tersebut hendaknya juga harus
berlebihan karena menunjukkan dana yang tidak
diperhitungkan
produktif.
dalam
upaya
meningkatkan
harus
tersedia
dalam
jumlah
yang
rentabilitas ekonomi pada KPRI Kabupaten/Kota
Manajemen KPRI harus dapat secara efisien
Probolinggo di samping faktor-faktor lain yang
untuk mengelola biaya usaha sehingga SHU
mempengaruhi.
dapat dicapai secara optimal. Salah satu cara
Secara parsial efisiensi pengendalian biaya
yaitu dengan mengontrol dan mengelola biaya
berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi karena
yang ada dengan sehemat mungkin dan tepat
pengendalian biaya yang dilakukan oleh KPRI
sasaran serta dapat menghindari pemborosan
yang
dapat
yang mungkin terjadi. Selain itu manajemen
dikategorikan efisien, pendapat ini sesuai dengan
dalam mengimbangi biaya tenaga kerja maka
penelitian yang dilakukan oleh Rispandi (2004),
efisiensi biaya perlu ditingkatkan antara lain
meneliti tentang pengaruh modal kerja terhadap
dengan
rentabilitas pada para anggota koperasi karyawan
mendorong karyawan bisa kreatif dan inovatif
PT. PLN. Dengan hasil analisis korelasi ini
untuk menghasilkan produk mauoun jasa yang
menyatakan bahwa modal kerja berpengaruh
unggul.
ada
sebagian
besar
sudah
memacu
produktivitas
kerja
dan
secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi
Untuk dapat meniningkatkan rentabilitasnya
ternyata terbukti. Nilai koefisien determinasi
terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan
sebesar 86,67% mengandung pengertian bahwa
melalui pengelolaan modal yang baik dan
rentabilitas ekonomi pada koperasi karyawan
digunakan dalam kegiatan operasional koeprasi,
dipengaruhi oleh modal kerja.
selain itu perusahaan dapat melakukan beberapa
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan
bahwa
meskipun
tingkat
perputaran
modal
kerjanya baik namun jika tidak diimbangi adanya
pegendalian biaya yang baik maka rentabilitas
ekonomi tidak akan meningkat atau tidak akan
cara di bawah ini:
1) Dengan menambah biaya usaha sampai tingkat
tertentu.
2) Dengan mengurangi pendapatan dari penjualan
sampai tingkat tertentu.
tinggi.
Manajemen KPRI lebih memperhatikan
pengelolaan modal kerja dengan baik. Modal
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang
pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
cukup agar koperasi dapat berperasi dengan
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
seekonomis mungkin dan perusahaan tidak
1. Efisiensi pengendalian biaya dan tingkat
mengalami kesulitan ketika timbul krisis atau
perputaran
kekacauan
juga
Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 rata-
memperhatikan bahwa tidak selamanya modal
rata dalam kategori efisien dan secara umum
keuangan.
Manajemen
modal
kerja
pada
KPRI
14
dapat dikatakan cukup tinggi, sedangkan
rentabilitas
ekonomi
dengan
rata-rata
2. Untuk dapat menaikkan tingkat perputaran
modal
kerja
pihak
manajemen
lebih
mencapai 16,23% dalam kategori sangat
mengoptimalkan hal yang sudah ada, seperti
efisien
mempermudah syarat kredit, memilih orang
sesuai
dengan
standar
Dep.Kop.
PK&M tahun 2002.
yang
akan
mengambil
kredit
untuk
2. Berdasarkan analisis regresi berganda dapat
mengurangi resiko, dan sebagainya sehingga
diketahui bahwa secara simultan efisiensi
dapat meningkatkan SHU dan rentabilitas
pengendalian biaya dan tingkat perputaran
ekonomi.
modal kerja berpengaruh signifikan terhadap
rentabilitas
ekonomi.
Besarnya
pengaruh
3. Bagi peneliti lanjutan, perlu adanya penelitian
lanjutan yang mengungkap faktor-faktor lain
tersebut yaitu sebesar 76,80% (adjusted R2)
yang
dan sisanya 23,20% dipengaruhi oleh faktor
efisiensi pengendalian biaya dan tingkat
lain yang tidak diteliti.
perbutaran modal kerja.
mempengaruhi
rentabilitas
selain
3. Efisiensi pengendalian biaya dan tingkat
perputaran modal kerja juga berpengaruh
Daftar Rujukan
signifikan secara parsial terhadap rentabilitas
ekonomi.
Efisiensi
pengendalian
biaya
berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi
sebesar 71,40% dan besarnya pengaruh tingkat
perputaran modal kerja terhadap rentabilitas
ekonomi adalah 56,40%.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian
Suatu Penedekatan Praktik. Rineka Cipta.
Jakarta.
Atmaja, Lukas Setia. 1997. Memahami Statistik
Bisnis. Penerbit Anda. Yogyakarta.
Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting.
BPFE. Yogyakarta.
Saran
Dengan
antara
mengetahui
efisiensi
adanya
pengendalian
pengaruh
biaya
ekonomi, baik secara simultan maupun secara
parsial, peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut:
manajemen
KPRI
Controllership.
dan
perputaran modal kerja terhadap rentabilitas
1. Pihak
Campbell, Wilson. 1999.
Erlangga. Jakarta.
Kabupaten/Kota
Probolinggo diharapkan dapat meningkatkan
efisiensi pengendalian biaya dengan mengelola
biaya secara efektif, sehingga SHU yang
diterima dapat lebih besar dan rentabilitas
Dep. Kop. PK & M. 2002. Formulir dan Petunjuk
Pembinaan Koperasi Per Triwulan dan
Tahunan. Jakarta: Dirjen Koperasi.
________________, Undang-Undang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992. Aneka Ilmu.
Semarang.
Ducker, Peter. F. 1995. Mengelola Untuk
Mencapai Hasil. Erlangga. Jakarta.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS. Badan
Universitas Diponegoro. Semarang.
ekonomi juga tinggi.
15
Gitosudarmo,
Indriyo.2000.
Manajemen
Keuangan. BPFE. Yogyakarta.
Gujarati. Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar.
Cetakan Pertama. Terjemahan Sumaro
Zain. Penerbit erlangga. Jakarta.
Harahap, Safri Sofyan. 200. Analisa Kritis Atas
Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar
Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat. Jakarta.
Mardiasmo. 1994. Akuntansi Biaya Suatu
Pendekatan Manajerial. Erlangga. Jakarta.
Morine. 2008. 100 Teknik Meningkatkan Laba.
Pustaka Binaman Presindo. Jakrata.
Mowen
&
Hansen.
2004.
Manajemen
Accounting. Salemba Empat. Jakarta.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Bagian Peneliti
STIE YKPN. Yogyakarta.
Munandar. 2000. Budgeting, Perencanaan Kerja,
Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan
Kerja. BPFE. Yogyakarta.
Munawir. 2001. Analisis Laporan Keuangan.
Transito. Bandung.
Riyanto,
Bambang.
2001.
Dasar-dasar
Pembelanjaa
Perusahaan.
BPFE.
Yogyakarta.
Santoso, Singgih. 2001. Latihan SPSS Statistik
Parametrik. Edisi Pertama. Setakan
Kedua. PT Elek Media Komputindo.
Jakarta.
Sriyadi. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi
Perusahaan Modern. IKIP Semarang
Press. Semarang.
Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi
Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor.
Sumarsono. 2004. Metode Penelitian Akuntansi:
Beserta
Contoh
Interpretasi
Hasil
Pengolahan Data. FE UPN Veteran.
Surabaya.
Sumodiningrat, Gunawan. 2001. Ekonometrika
Pengantar. BPFE. Jogyakarta.
Supriyono. 2006. Akuntansi Biaya Perencanaan
dan Pengendaliam Biaya Serta Pembuatan
Keputusan. BPFE. Yogyakarta.
Sutrisno, Rich M., Kusriyanto. 204. Teknik
Mengendalikan Biaya. PT Pustaka Binaman
Pressindo. Jakarta.
Tim
Presiden Republik Indonesia. 1992. Undang–
Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 1992 Tentang Koperasi. Jakarta.
Penyusun Kamus.1989. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Ravianto,
J.
2000.
Manajemen
Biaya
Pengendalian dan Reduksi Biaya. Lembaga
Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas.
Jakarta.
IDENTITAS PENULIS
Nama
NIDN
Perguruan Tinggi
Alamat
Telp./Faks.
:
:
:
:
:
Elok Dwi Vidiyastutik, S.E., M.Ak.
0712088501
Universitas Panca Marga Probolinggo
Jl. Yos Sudarso Pabean Dringu Probolinggo 67271
(0335) 422715 / (0335) 427923
16
Download