Artikel Keluarga Renungan - Orchard Road Presbyterian Church

advertisement
Edisi February 2003
Artikel Rohani
an
t
ia a
g
t
Ke ani
an i W
t
pu is
Li om
K
Renungan
Artikel
Keluarga
ta
r
a isi
W m
Ko nak
A
Le
b
M ih
a r Ja
tin uh
G u de
n a nga
wa n
n
W
Ko a r t a
R e misi
ma
ja
Diterbitkan oleh Gereja Presbyterian Orchard
3 Orchard Road Singapore
1
Menjadi seorang murid Kristus bukanlah
hanya sebuah anugerah, tetapi juga
sebuah komitment dan kerja keras..
apa artinya?
Apakah ini berarti bahwa untuk menjadi
orang Kristen itu kita harus berusaha
berdasar kekuatan kita?
Apakah ini berarti tanpa usaha kita maka
kita belum tentu masuk surga?
Apakah ini berarti bahwa karya
penebusan Kristus di atas kayu salib
belum sempurna?
Tentu jawabannya TIDAK!
Karya penebusan Kristus telah sempurna,
maka kita tidak perlu menambahkan
sedikitpun usaha kita untuk dapat masuk
ke surga.
Menjadi orang Kristen yang benar-benar
telah lahir baru dan menerima Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat secara
pribadi, tentunya juga bukan karena
usaha dan kemauan kita. Itu semata-mata
HANYAlah anugerah dan kehendak
Tuhan. Dia yang memilih kita, bukan kita
yang memilih kita.
Lalu, kalau demikian.. mengapa kita harus
rajin ke gereja, belajar Firman, melayani,
bermisi, mengabarkan Injil, memberikan
persembahan, menolong orang, dll?
Itu semua harus kita lakukan bukan
untuk mendapatkan sesuatu, apalagi
mendapatkan tiket masuk surga.
Itu semua kita lakukan karena kita telah
diterima oleh Allah, telah diberi anugerah
yang tidak ternilai harganya, anugerah
yang tidak layak buat kita untuk
menerimanya. Kita melakukannya sebagai
ucapan syukur
syukur. Grace dan Gratitute
adalah dua hal yang tidak terpisahkan.
Yang kedua, kita melakukannya juga
karena itu menjadi identitas kita.
2
Kalau kita ini adalah seorang murid,
tentunya kita akan belajar. Kalau kita ini
seorang guru, tentunya kita akan
mengajar. Kalau kita ini seorang tukang
kunci, maka kita akan membuat kunci,
kalau kita adalah koki, maka kita akan
memasak...dst
Nah, seperti itu pula, kalau kita ini
mengatakan sebagai murid Kristus,
pengikut Kristus, seharusnya kita
melakukan apa yang menjadi identitas
kita, yaitu mengikuti apa yang Tuhan kita
lakukan dan ajarkan...
Yang namanya terang’’, harusnya bersinar,
yang namanya garam’’ harusnya terasa
asin.
Nah, apakah yang Anda lakukan hari ini?
Apakah orang akanberkomentar
“Ïtu pasti orang Kristen..”ataukah
“Örang Kristen kok seperti itu..?”
Dalam konteks bergereja, salah satu ciri
murid Kristus adalah melakukan
pekerjaan Tuhan. Walaupun tidak semua
nya dipanggil untuk melayani dalam
gereja lokal, namun tentunya ada juga
yang Tuhan mau kita kerjakan dalam
gerejaNya.
Lakukan.. satu hal saja.. yang Anda
dapat kerjakan sebagai tanda Anda
murid Kristus hari ini!
penasihat: Pdt. Roy Tamaweol, Dkn. Lina
Sugianto, Dkn. Salmon Wattimena - team
redaksi: Andreas, Julianto, Nonie, Yuyun email: [email protected]
I. PENDAHULUAN
“Three in One”
Ajaran Trinitas atau
Tritunggal (Bapa, Anak dan Roh
Kudus) mengundang polemik
yang panjang dalam sejarah
gereja. Ajaran ini mulai
berpengaruh sejak abad IV
sebagai tanggapan atas ajaran
mengenai Kristus (Kristologi).
Perdebatan yang dimaksud
adalah tentang keilahian dan
keberadaan Kristus sebelum
segala sesuatu ada serta
kedudukan dan peranan Roh
Kudus. Alkitab, dalam hal ini
Perjanjian Baru, berkata-kata
tentang Bapa, Anak dan Roh
Kudus
dalam
kerangka
penyelamatan Allah, tetapi tidak
mempersoalkan penempatan
ketiganya sebagai pribadi-pribadi yang
berhubungan secara transenden sejak semula
(Mat. 28 : 19 – 20; II Kor. 13 : 13). Dari manakah
ajaran Trinitas ini menerima inspirasinya yang
mula-mula?
Orang Kristen abad-abad pertama
mengenal “Kurios”yang dipahami sebagai
Tuhan. Kata kurios di terjemahkan dari bahasa
Ibrani “Yahweh”. Kurios atau Tuhan ini dikenal
sebagai Allah Bapa penguasa tertinggi sebagai
sang Pencipta dan penyebab utama segala
sesuatu (causa prima). Allah Bapa ini
menyatakan diriNya dalam Yesus Kristus.
Sehingga orang Kristen mula-mula mengaku
Yesus adalah Tuhan. Pengakuan bahwa Yesus
adalah Tuhan menimbulkan ketegangan dalam
sejarah kekristenan. Apakah Yesus adalah
Allah baru? Apakah kekristenan telah
menggantikan Allah Perjanjian Lama dengan
Allah Perjanjian Baru? Bagaimana dengan
pengakuan iman Israel : Tuhan itu Allah kita,
Tuhan itu Esa (Ulangan 6 : 1)? Gereja mula-
Pdt. Roy Tamaweol
mula
bergumul
untuk
merumuskan
pengakuan
mengenai keberadaan Tuhan
yang disembah. Karena itu
banyak pemikiran yang
muncul untuk merumuskan
pengakuan iman ini. Bidang
Teologi sendiri senantiasa
berupaya
berefleksi
berdasarkan pengakuan akan
eksistensi Allah sebagai Bapa,
Anak dan Roh Kudus. Refleksi
ini
diupayakan
untuk
menjawab pergumulan teologi
dari satu abad ke abad yang
lain.
II. Trinitas Menurut Tokohtokoh Dalam Sejarah Gereja
1. Tertualianus
Kaum apologet yang lahir di Carthago
kira-kira tahun 50. Ia memahami bahwa Allah
adalah Pencipta segala sesuatu termasuk
materi. Penciptaan itu dari yang tidak ada dan
diciptakan menurut kehendak Allah sendiri.
Allah mempunyai hakekat ilahi dan Putera
Allah adalah bagian dari hakekat itu. Putera
Allah sudah ada, kekal didalam Allah Bapa.
Keduanya erat berhubungan, seperti akal dan
kata dalam manusia. Kemudian Putera Allah
datang bersama Allah Bapa untuk penciptaan
serta Putera Allah menyatakan diri dalam
dunia lewat inkarnasinya ¹
2. Ireneus
Ia berasal dari Asia Kecil, uskup di Lyon
Perancis tahun 178. Menurut Ireneus, Allah
dilahirkan sebelum ada waktu. Ia melahirkan
Firman sebelum ada segala sesuatu. Ireneus
begitu menekankan keesaan Allah sehingga
ada kesan bahwa Anak dan Roh hanyalah
sekedar penampilan dari satu Allah ²
DAFTAR ISI
2
3
7
9
11
Dari Redaksi
Artikel Rohani
Wawancara
Renungan
Cermin
Warta Komisi (Remaja)
Kilas Peristiwa (Wanita)
Artikel Keluarga
Warta Komisi (Anak)
Pengumuman
12
14
16
22
24
3
3. Yustinus Martir
Ia adalah seorang filsuf dan menjadi
Kristen tahun 130. Logos dapat dibedakan yaitu
logos dalam Allah dan logos yang keluar dari
Allah. Proses kelahiran logos sebagai kelahiran
tanpa pemisahan dan pengurangan terhadap
hakikat Allah. Logos adalah putera Allah yang
tunggal.
Logos
dilahirkan sebelum
penciptaan dan keluar
dai kehendak bebas
Allah .³
4. Origenes
Lahir tahun 185
di Aleksandria, Mesir.
Ia memberi tekanan
besar kepada keesaan
Allah. Hanya Bapa yang
Allah. Keilahian Anak
dan
Roh
Kudus
dijabarkan dari Bapa. Sebagaimana Anak lebih
rendah dari Bapa demikian pulalah Roh lebih
rendah daripada Anak. Namun ketiganya
memiliki kesatuan dalam kehendak .4
sehakekat dengan Bapa, sungguhpun logos
dan Allah harus dibedakan, tetapi pada
hakekatnya adalah satu.
Penyelesaian: Kaisar Theodosius
Agung naik tahta tahun 379. Ia mengundang
konsili oikumenis ke II yang diadakan di
Konstantinopel tahun 381. Konsili menetapkan
bahwa anak itu benarbenar sehakekat dengan
Bapa. Dan Roh Kudus
juga satu zat dengan
Bapa. Keputusan Nicea
dipertegas dan lahirlah
pengakuan iman NiceaKonstantinopel.
5. Arius dan Aleksander
Arius adalah seorang presbiter dan
Aleksander adalah uskup di Aleksandria.
Menurut Arius, Logos adalah makhluk Tuhan
yang sulung dan yang tertinggi derajatnya. Ia
bukannya dari kekal, melainkan diciptakan
didalam batas-batas zaman, seperti manusia
juga diciptakan. Logos datang ke bumi selaku
pengajar dan teladan bagi segala makhluk yang
lain. Dengan sepenuh hati logos (Kristus) taat
sepenuh-penuhnya pada Allah. Oleh sebab itu
Ia diberi kehormatan ilahi. Bagi Aleksander,
Logos adalah Allah sedari kekal. Hanya dengan
demikian Ia bisa membebaskan dunia, sesudah
ia menjadi manusia.
Pertikaian ini diselesaikan oleh kaisar
Constantinus yang mengundang gereja-gereja
untuk mengadakan konsili oikumenis pertama
yang bersidang di Nicea tahun 325.
Keputusannya; Logos atau Anak adalah
sehakekat dengan Bapa.
7.
Nestorius
dan
Cyrillus
Nestorius adalah
patriakh
dari
Konstantinopel. Ia dan
rekan-rekannya dikenal dengan “golongan
Antiokia”. Ia kurang setuju dengan sebutan
“bunda Allah”bagi Maria. Keberatan ini
berhubungan dengan ajarannya tentang kedua
tabiat Kristus. Menurut Nestorius, bila Kristus
sungguh-sungguh Allah dan sungguh manusia
maka itu bukan keesaan tetapi keduaan. Logos
yang kekal itu dan oknum Yesus yang bebas
dan dapat diubah itu, tinggal dua. Ada
perbuatan-perbuatan Kristus yang dilakukan
oleh logos, mujizat misalnya. Dan ada pula
yang dilakukan oleh manusia Yesus, misalnya
sengsara dan kematian. Yesus dan logos tak
ada keesaan hakekat, melainkan hanya keesaan
kehendak yang teguh saja, sebab keduanya
berkasih-kasihan.
Cyrillus, patriakh dari Aleksandria
bersama dengan teman-temannya menamakan
diri “golongan Aleksandria”menolak konsep
Nestorius. Menurut Cyrillus, keesaan Anak
Allah menyelubungi dirinya dengan tabiat
manusia, sehingga tabiat manusia tak
berpribadi itu telah hilang lenyap. Dengan
pertolongan uskup Roma, Cyrillus menang.
Pada konsili oikumenis ketiga di Efesus tahun
431, ajaran Nestorius ditolak.
6. Athanasius
Dengan adanya keputusan Nicea bukan
berarti pertikaian telah selesai. Pengikut Arius
yang menamakan diri “kaum Arian”cenderung
untuk memisahkan Bapa dengan Anak. Karena
itu muncul tokoh baru yaitu Athanasius.
Menurut Athanasius, logos sama sekali
8. Eutyches
Ia adalah seorang Sarjana Teologi dari
Aleksandria. Ia mengajarkan bahwa Kristus
hanya bertabiat satu saja. Kemanusiaan Kristus
diisi dengan keilahianNya semata-mata,
sehingga kemanusiaan itu cuma kelihatannya
saja menyerupai kemanusiaan kita. Ajaran ini
4
dikenal dengan sebutan monophisit.
Mono=satu, Phisis=tabiat. Pendapat Eutyches
ini didukung oleh Dioscurus, patriakh dari
Aleksandria tetapi tidak disetujui oleh uskup
Roma, yaitu Leo I. Karena ini maka
diadakanlah konsili oikumenis yang keempat
di Calcedon tahun 451. Putusan yang diambil
adalah: Kristus bukan bertabiat satu
(Aleksandria) dan bukan bertabiat dua
(Antiokhia), melainkan Ia “bertabiat dua dalam
satu oknum”. Kedua tabiat ini “tidak
bercampur dan tidak berubah” (melawan
Eutyches) dan “tidak terbagi dan tidak
terpisah”(melawan Nestosius).
III. Ajaran Trinitas menurut Bidat-bidat abadabad pertama
1. Gnostik
Gnostik adalah suatu aliran yang
berupaya menggabungkan filsafat barat
dengan agama timur. Ajaran mereka adalah
Gnosis. Aliran ini mengajarkan bahwa adanya
hikmat yang tinggi dan rahasia serta
tersembunyi tentang asal-usul manusia. Karena
itu orang tertarik untuk mempelajarinya dan
mengejarnya. Pada abad kedua telah muncul
Gnostik Kristen. Mereka mengajarkan bahwa :
a.
Allah yang tertinggi yang
keadaannya
Roh
tak
ada
hubungannya dengan dunia ini
b. Dunia dijadikan oleh suatu ilah
rendah Demiurgos; pencipta dunia
yang dikenal dalam PL
c.
Manusia mengandung sebagian
kecil dari Roh Allah yang maha
d.
e.
tinggi itu dalam batinnya
Kristus diutus oleh Allah dengan
tubuh maya untuk membebaskan
bagian ilahi yang kecil itu
Oleh pengajaran Kristus manusia
berusaha untuk melepaskan dirinya
dari zat benda dan kembali kepada
Allah yang tinggi itu
2. Marcionisme
Marcionisme didirikan oleh Marcion. Ia
adalah seorang kaya di Bandar Sinope pesisir
laut hitam yang ada perusahaan perkapalan.
Ajarannya dipengaruhi oleh gnostik yang juga
membedakan PL dan PB. Ia juga membedakan
Allah Khalik dan Allah Penyelamat.
Pembenaran manusia hanya diperoleh dengan
iman kepada Yesus Kristus.
a.
Dunia dijadikan oleh Allah PL, Ia
hendak berbuat baik tetapi tidak
sanggup melakukannya. Ia mau
memerintah dengan adil tetapi
berubah menjadi bengis karena
tauratnya tidak mampu dilakukan
oleh manusia. Makhluk menjadi
kurang sempurna karena Khaliknya
juga kurang sempurna. Allah
pertama ini menjadi seorang hakim
yang lalim dan kurang adil terhadap
dunia.
b. Yesus datang tidak diutus oleh Allah
PL tetapi oleh Allah yang lain yang
asing
c.
Allah yang kedua ini tidak ada
hubungannya dengan nasib manusia
tetapi oleh karena belas kasihnya Ia
mengutus
AnakNya
untuk
melepaskan diri dari tekanan Khalik
d. Yesus turun kebumi dengan
memakai tubuh maya (doketisme).
Allah Khalik merasa dirinya
terancam, dan berupaya untuk
pembunuhan Yesus di kayu salib
e.
Percaya adalah menyangkal Allah
Khalik dan menyerahkan diri kepada
kasih Allah yang maha tinggi
Marcion menolak kedatangan Yesus yang
kedua kalinya dan menolak kebangkitan
daging.
IV. Ajaran Trinitas Menurut Agama Lain
1. Hindu
Ajaran agama Hindu dikenal dengan
Trimurti yang terdiri dari Bharma, Wisnu dan
5
Syiwa. Brahma adalah pencipta, Wisnu adalah
pemelihara, dan Syiwa adalah perusak. Brahma
sebagai pencipta memiliki tiga penjelmaan
yaitu atma (jiwa perorangan), praktri (alam)
dan Isywara (Tuhan)
Allah sebagai Anak:
Allah bersama kita dan hidup diantara manusia
dan menjadi manusia dalam diri Yesus.
Keselamatan dari dosa menjadi milik
manusia.
2. Kebatinan Jawa
Kebatinan Jawa yang mengajarkan
Tritunggal salah satunya adalah Pangestu
(Paguyuban Ngesti Tunggal), yang artinya
persatuan untuk dapat bertunggal. Keadaan
Tuhan Pencipta dikenal
dengan Tri Purusa, yang
terdiri dari Sukma Kawekas
(Tuhan yang sejati), Sukma
Sejati (penuntuk sejati) dan
Roh Suci (manusia sejati).
Dalam Pangestu jarak
manusia dan Khalik tidak
jelas. Allah berada dalam diri
manusia dan manusia adalah
Allah sendiri.
Allah sebagai Roh Kudus:
Allah hidup didalam kita. Allah itu membeeri
semangat,
Allah yang membaharui,
membangun dan mempersatukan.
3. Agama Islam
Bagi agama Islam,
ajaran Trinitas agama Kristen
sama sekali tidak bisa
diterima dengan akal sehat.
Mereka menyebutnya bahwa
agama Kristen menyembah tiga Allah. Trinitas
dalam bahasa Arab dikenal dengan
“tathlith”yang berarti mengakui atau
menjadikan tiga dari kata thalatha,tiga.5
Agama Islam tidak mengenal istilah Bapa. Bagi
agama Islam dosa yang terbesar adalah
“Syirik”yaitu mempersekutukan Allah. Surah
4:48 disebutkan bahwa Tuhan berkenan
memngampuni segala dosa selain dosa syirik
itu. Mereka menolak akan ketuhanan dari
Yesus dan Roh Kudus.
V. Trinitas dan Iman Kristen
Trinitas adalah bahasa iman. Trinitas
adalah cara berada Allah sebagai Bapa, Anak
dan Roh Kudus. Allah yang disaksikan dalam
PL adalah juga Allah yang disaksikan dalam
PB.
Allah sebagai Bapa:
kita mengaku bahwa Allah adalah pencipta
dan sumber segalakehidupan. Allah yang
menciptakan dunia dan segala isinya termasuk
manusia.
6
Allah
tidak
hanya
mengantar umat Israel
keluar dari Mesir tetapi
Allah mengutus Yesus
Kristus
untuk
mendamaikan dunia dan
manusia dengan Allah
Bapa. Allah membangkitkan
Yesus dari antara orang mati
dan meninggikan Dia
menjadi Tuhan dan Kristus
(Kisah 2 : 36). Yesus mampu
menunaikan tugas yang
diberikan Bapa.
Daya Kekuatan Allah
bertindak adalah Roh
Kudus (Kej 1 : 1). Daya
Kekuatan sehingga Yesus
mampu menunaikan tugas adalah Roh Kudus.
Roh Kudus aktif dan berkarya dalam dunia
sejak penciptaan. Sesudah kenaikan Yesus
maka Roh Kudus dicurahkan kepada umat
manusia.
Allah di dalam Roh mengutus Yesus
menjadi manusia. Allah dalam Yesus mengutus
Roh untuk hidup bersama-sama manusia.
Tinggal di dalam hati manusia sehingga
manusia layak menghampiri Allah.
Bapa, anak dan Roh Kudus tidak berdiri
sendiri tetapi berkarya dalam Satu kesatuan
yang erat. Tidak bisa dipisahkan. Tritinas tidak
bisa dimengerti sebatas ilmu dan pengetahuan
manusia semata. Trinitas adalah suatu
Pengakuan Iman (band. I Kor 1 : 22-24).
Catatan kaki :
¹ F.D. Willem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam
Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989) hlm 233
² H Berkof, I.H. Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1996) hlm 40
³ F.D. Willem, I bid, hlm 149
4 Benrhard Lohsc, Pengantar Sejarah Dogma Kristen, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1989) hlm 57
5 Olaf Schuman, Pemikiran Keagamaan Dalam Tantangan,
(Jakarta: Gramedia, Widiasarans Indonesia, 1993) hlm 212
LEBIH JA
UH DENGAN .....
JAUH
MAR
TIN GUNA
WAN
MARTIN
GUNAW
Data Pribadi
Nama
: Martin Gunawan
Lahir
: Bandung, 21 Maret 1966
Istri
: Yenny
Pelayanan di GPO sejak pertama hingga
sekarang : Paduan Suara, Komisi Musik
Gerejawi dan Kemajelisan
Hobi
: Musik dan olahraga
Pekerjaan : Arsitek
Moto hidup : Bersukacitalah di dalam Tuhan
senantiasa.
GEMA (G): Bisakah Anda ceritakan
bagaimana Anda sampai ke Singapore
dan mengenal GPO?
Saya melihat sampai saat ini partisipasi
jemaat dalam kegiatan-kegiatan GPO
masih cukup rendah.
MARTIN (M) : Saya tiba di Singapura pada
bulan Agustus 1997 untuk bekerja di
sebuah perusahaan konsultan arsitektur,
dan saya diajak untuk mengikuti
kebaktian hari Minggu di GPO oleh Pnt.
Gieto Sugianto. Saya merasa seperti
berada di rumah sendiri, karena dapat
berkenalan dengan rekan-rekan seiman
yang mempunyai latar belakang
kehidupan dan budaya Indonesia,
sehingga cukup mudah untuk saling
menyesuaikan diri.
Selain itu, cukup banyak jemaat yang
rutin berbakti di GPO namun bukan
anggota GPO, sedangkan yang sudah
menjadi anggota tidak banyak yang
terlibat dalam pelayanan.
(G): Sejak pertama kali bergabung di
GPO, apakah kelebihan dan kekurangan
yang ada di GPO?
(M): Pada saat pertama kali saya
bergabung dengan GPO, tidak banyak
gereja berbahasa Indonesia lainnya di
Singapura, sehingga hampir semua orang
Indonesia yang datang ke Singapura
menyempatkan diri berbakti ke GPO.
Hal ini membuat jemaat GPO sampai kini
sangat beragam, terutama latar belakang
kehidupan bergereja dari masing-masing
anggota jemaat. Keanekaragaman inilah
kelebihan sekaligus juga merupakan
tantangan yang cukup berat untuk kita
semua dapat bersatu dalam visi dan misi.
(G): Bagaimana menurut Anda GPO
dapat terus maju dan berkembang bagi
Tuhan?
(M): Jemaat harus lebih aktif dan mau
melihat apa yang ia bisa berikan untuk
kemajuan gereja ini, yang Tuhan titipkan
untuk kita kembangkan. Banyak hal yang
harus diperbaiki, dari hubungan pribadi
antar jemaat dan antara para pengurus
komisi, hubungan organisasi diantara
komisi-komisi, serta antara komisi dan
majelis.
Selain itu, kita semua menyadari, bahwa
banyak diantara kita hanya sementara
saja tinggal di Singapura, sehingga
membuat komitmen kita terhadap gereja
juga ikut berkurang. Apabila kita semua
dapat mengubah sikap kita, dan
menganggap gereja ini merupakan “our
home church”, kita dapat meningkatkan
komitmen kita terhadap Tuhan dan
sesama serta tetap setia untuk melayani
Tuhan dan sesama.
7
(M) : Ini adalah
pertama kali saya
menjadi majelis
sebuah gereja,
dan baru
saya
jalani
selama setahun
lebih.
Saya
mempunyai
prinsip bahwa
menjadi majelis
adalah harus siap
untuk melayani
Tuhan
dan
jemaat. Kesukacitaan dalam melayani
inilah yang mengalahkan rasa duka.
(G) : Kalau ada jemaat yang berkata
bahwa majelis kurang merakyat kepada
jemaat, bagaimana tanggapan Anda?
(M) : Sebagai pekerja, kita mempunyai
waktu yang sangat terbatas akibat
tuntutan pekerjaan yang cukup tinggi di
Singapura ini. Sedangkan sebagai majelis
jemaat kita juga memang memiliki tugas
dan tanggung jawab organisasi di mana
pada saat hari Minggu kita semua dapat
bertemu untuk membicarakan hal-hal
yang perlu dituntaskan. Dahulu sebagai
jemaat biasa sayapun berpandangan
bahwa seorang majelis adalah sosok yang
tinggi dan jemaat ingin agar majelis juga
dapat berbaur bersama-sama dengan
jemaat.
Namun setelah menjadi majelis, saya
menyadari bahwa pandangan tersebut
tidak benar. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan sudut pandang saja. Majelis
juga merupakan anggota jemaat yang
dipilih oleh jemaat juga dan seharusnya
tidak perlu terjadi perbedaan pandangan
seperti itu.
(G) : Sebagai Mantan Ketua Komisi Musik
Gerejawi, dapatkah Anda menceritakan
sedikit apa yang menjadi fungsi dan
tujuan utama dari keberadaan KMG?
Bagaimana KMG menjalankan fungsinya
tersebut?
8
(M) : KMG dibentuk dengan tujuan untuk
membawakan musik yang baik dalam
membantu
jemaat
mengalami
perjumpaan dengan Tuhan melalui ibadah
di GPO. KMG mendorong dibentuknya
kelompok-kelompok musik di setiap
komisi untuk mempersembahkan pujian
secara bergilir setiap minggunya. Saat ini
KMG diketuai dan dibina oleh Ibu Esther
Paulus Darmawan, yang juga part time
direktur musik GPO. KMG berharap tiap
kelompok musik bisa meningkatkan
kualitas dan kuantitasnya. Untuk bidang
musik, KMG juga berharap dapat
meningkatkan jumlah pemusik dan variasi
jenis alat musik yang dapat dipergunakan
dalam kebaktian, agar jemaat juga
terbantu dalam meningkatkan hubungan
dengan Tuhan. KMG menyadari bahwa
untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas ini memerlukan waktu yang
cukup panjang dan pembinaan yang
berkesinambungan baik pembinaan
rohani maupun teknis, selain itu komitmen
dari masing-masing individu sangat
berpengaruh terhadap semua kemajuan
yang ingin dicapai.
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
(G): Bagaimanakah pengalaman Anda
(suka duka) menjadi Majelis GPO selama
beberapa tahun terakhir ini?
(G) : Melihat kondisi jemaat dan GPO saat
ini, apakah yang menjadi kerinduan
utama dalam hati Anda? Adakah hal-hal
penting yang ingin Anda sampaikan
kepada jemaat GPO?
(M): Saya ingin mengajak kepada jemaat
untuk lebih aktif dan masing-masing mau
melihat apa yang dapat mereka berikan
untuk “our home church”. Marilah kita
bersama-sama juga meningkatkan cara
kita berkomunikasi dan menghilangkan
prasangka satu terhadap yang lain agar
kita dapat bersama2 menjadi berkat, dan
semoga tiap jemaat bisa tetap setia untuk
mengembangkan GPO dengan sukacita
yang dari Tuhan saja.
MISI: HIDUP KRISTEN YANG SUKSES (1)
PENDAHULUAN
Pada umumnya orang hidup di dunia
pasti mendambakan kebahagiaan dan
kesuksesan; apapun latar belakang sosial,
suku, bahasa, dan agamanya. Yang
berbeda adalah bagaimana mereka melihat
dan menilai kesuksesan serta bagaimana
mereka mengusahakannya. Ada yang
melihat kesukesan dari kacamata harta dan
tahta, maka mereka mencarinya dengan
kerja keras, siang malam demi
mendapatkan uang makin banyak, dan
posisi yang makin tinggi. Bahkan mungkin
demi mendapatkan itu, ada pula yang
memakai cara-cara ‘hitam’ seperti korupsi,
manipulasi, menjilat, atau yang lebih parah
pergi ke dukun, Gunung Kawi atau
sejenisnya. Setiap kali Chinese New Year
kita selalu diingatkan bahwa tidak peduli
tahun Kuda atau Kambing atau Kerbau,
orang mengharapkan hidup lebih kaya, lebih
sukses, lebih bahagia. (mungkin termasuk
Anda!) Dan iklim ini sangat terasa di
Singapore yang terkenal dengan “5C”nya:
Condo, Cash, Credit Card, Car, Club. Kalau
kita tidak waspada, maka kita pelan-pelan
akan terpengaruh dan menjadi sama
dengan mereka.
Ingatkah
Anda
dengan
perumpamaan “Katak dalam Kuali”?
Sebuah kuali diletakkan di atas sebuah
kompor listrik, diisi dengan air biasa, dan
kemudian seekor katak dimasukkan di sana.
Dia asyik berenang dan menikmatinya.
Kemudian perlahan-lahan, kompor listrik
tersebut dinaikkan suhunya: 10, 20, 30, dst..
Katak tersebut akan tetap
menikmati dan berenang di
sana, karena dia beradaptasi
dengan suhu air tersebut
secara perlahan... hingga
saat suhu air mencapai 100
derajat, maka tidak sadar dia
sudah mati mendidih dalam
air tersebut. Perubahan sosial yang terjadi
perlahan, sungguh sangat bahaya dan
harus kita waspadai.
Suatu kali saya bertemu dengan
seorang teman. Dia dalam kebingungan
karena orang tuanya, yang selalu melihat
‘calon menantu’ yang pantas buatnya
adalah dari kacamata berapa “tebal
kantongnya”. Suatu kali ketika dia
berkenalan dengan seorang anak
konglomerat, maka orang tua ini begitu
gembira; namun tidak lama kemudian ketika
dia berkenalan dengan konglomerat muda,
maka pandangan matanya langsung
berpindah. Betapa menyedihkan bukan?
Dan yang lebih menyedihkan, ternyata
orang tua ini pernah menjadi majelis gereja.
Pernah juga saya mendengar cerita
dari seorang pendeta, dimana ketika dia
kerja praktek di sebuah gereja, memiliki
hubungan yang sangat
baik dengan ketua
majelis di situ, yang
notabene memang
kaya raya. Namun
ketika dia tahu anak
gadisnya berpacaran
dengan dia, sang calon
pendeta,
maka
langsung ketua majelis tersebut berubah
haluan, sangat tidak menyukainya dan
bahkan ingin menyingkirkannya. Bukan
apa-apa.. alasan klasik: “pendeta mau
makan apa?”
Apa yang ada dalam benak Anda
mendengar contoh di atas?
Sesuatu yang sudah tidak asing di
telinga kita bukan? Pertanyaannya
mengapa hal ini terus saja terjadi..
bukan hanya kepada jemaat biasa..
para pemimpin gerejapun tidak
terkecuali. Apakah yang salah di
sini?
9
Di antara banyak alternatif alasan
mengapa hal tersebut dapat terjadi kepada
orang Kristen, saya ingin menyorot dan
mengajak Anda berpikir dalam satu hal saja.
Apakah orang Kristen juga mengejar
kesuksesan dengan nilai dan cara yang
sama dengan orang di dunia ini? Apakah
memang orang Kristen dipanggil untuk
menjadi berbeda dengan dunia? Apakah
yang Allah benar-benar kehendaki agar
hidup orang Kristen menjadi sukses?
Pertanyaan-pertanyaan di atas
menurut hemat saya adalah pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab oleh setiap
orang yang mengaku dirinya “Kristen”.
Predikat “Kristen” yang muncul di abad
pertama di Antiokhia, sebenarnya diberikan
oleh orang-orang Antiokia karena melihat
mereka sebagai murid-murid Kristus, yang
mengikuti teladan Kristus. Jadi setiap orang
yang berani memakai predikat “Kristen”,
harus menunjukkan sikap hidup yang
mengikuti teladan Kristus. Bagaimana orang
dunia akan mengenal Kristus, akan
ditentukan oleh apa yang mereka lihat dari
para pengikutnya. Untuk itulah apa yang kita
lakukan dapat “memuliakan” tapi juga dapat
“memalukan” nama Kristus. Menjadi Kristen
bukanlah hanya mengikuti sebuah filosofi,
sebuah pengajaran, sebuah agama, tetapi
terlebih dari itu kita sedang mengikuti
seorang Pribadi.
“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari
semula, mereka juga ditentukan-Nya dari
semula untuk menjadi serupa dengan
gambaran Anak-Nya.” (Roma 8:29). Ayat ini
dengan jelas mengatakan bahwa maksud
Allah memilih kita menjadi orang yang
percaya kepada Kristus adalah untuk
menjadi serupa dengan gambaran AnakNya. Keserupaan kepada Kristus ini juga
yang menjadi salah satu visi dan misi dari
gereja kita bagi semua jemaatnya. Yang
menjadi persoalan adalah apakah kita
benar-benar sadar bahwa tujuan hidup kita
adalah untuk menjadi serupa dengan
Kristus? Dan apabila kita sadar,
bagaimanakah kita dapat mencapai
keinginan dan kehendak Tuhan ini?
Bersambung....
-andreas jonathan-
Hallo wanita-wanita yang dikasihi Tuhan...... (baik yang single
maupun double.... yang masih sendiri maupun berdua
bahkan yang rombongan), ada apa tanggal 17 maret 2003
nanti? Jangan sampai ketinggalan; Komisi Wanita GPO
menyelenggarakan retreat sehari dengan tema yang
cukup menantang, Melayani Sebagai WanitaKristen.
Kapan? Dimana? Senin 17 maret 2003 di YWCA - Fort
Canning Road, jam 08:30 - 17:00.
Keterangan lebih lanjut, lihat flyer atau hubungi ibu Tan Lucia
: 64566534 / sdri Yohana, 67346251/67323414
LAT
A
R
Sedikit ralat untuk gema terbitan bulan lalu (edisi tahun baru), pada bagian Ada
apa di GPBB (liputan kegiatan GPBB) terdapat kesalahan tulis kata dulos yang
benar adalah doulos dan bukan berasal dari bahasa Ibrani melainkan Yunani.
Demikian kesalahan kami perbaiki, redaksi mohon maaf atas kekhilafan ini. Terima
kasih.
10
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
TUJUAN HIDUP KRISTEN
Anak berarti Berkat atau Beban?
“Kalau diingat2, sakit hati
rasanya,” kata seorang ibu
tua
ditengah2
percakapannya denganku.
Aku mengenal dia sebagai
seorang wanita tua yang
sederhana dan baik.
Memang
dia
punya
beberapa kelemahan, dia
punya mata yang sudah
hampir tidak bisa melihat,
dia punya penyakit yang seringkali kambuh dan tidak
ada obatnya. Suaminya yang juga sudah tua tidak
dapat mendengar dengan jelas. Penghasilan mereka
hanya bergantung kepada uang sewa kamar dari
rumahnya.
Apakah pasangan ini tidak punya anak ? Aku bertanyatanya dalam hati. Oh, ternyata tidak seperti dugaanku,
mereka mempunyai tiga orang anak perempuan. Yang
pertama dan kedua sudah menikah. Aku jadi ingat akan
pepatah di Indonesia : banyak anak banyak
rejeki….banyak anak, masa tua terjamin…tapi
bagaimana dengan pasangan ini ??? apakah anak
merupakan berkat atau beban ???
Setiap kali ia bercerita tentang anaknya, akar kepahitan
mulai terlihat dalam hidupnya. Ia sangat menyanyangi
anak yang paling kecil, karena jarak umur yang cukup
jauh dengan anak nomor dua. Dari kecil, anak ini sering
dimanja. Apapun yang diingini, ibu ini selalu berusaha
memenuhinya. Tapi sekarang ketika umurnya sudah
dewasa, tidak ada sedikitpun rasa terima kasihnya
terhadap ibunya. Aku melihat dengan mataku sendiri
bagaimana sikap anak ini ketika pulang dari kantor.
Tidak menyapa ibunya yang sedang duduk diruang
tamu, bahkan melihatpun tidak. Ia langsung menuju
ke kamarnya.
Ibu ini sama sekali tidak mengerti apa kesalahan yang
telah diperbuatnya sampai sikap anaknya begitu. Tapi
pikirku, sebesar apapun kesalahan seorang ibu,
bukankah tidak ada artinya jika dibandingkan dengan
pengorbanannya…..
Akhirnya karena tidak ada penghasilan yang cukup,
pasangan ini menjual rumahnya dan membeli rumah
yang lebih kecil. Anak yang ketiga memutuskan untuk
sewa kamar ditempat lain yang dekat dengan
kantornya. Dan hubungan ibu anak sepertinya putus
disini. Karena ia tidak memberi alamatnya yang baru
kepada ibunya.
Oleh karena itu setiap kali ibu ini bercerita tentang
anak2nya, ia selalu berkata, “Kalau diingat2, sakit hati
rasanya.”
Berbicara tentang anak, aku jadi teringat akan satu
tokoh alkitab yang juga adalah idolaku, Yusuf. Sebagai
seorang remaja (Kej 37 : 2), Yusuf bekerja sebagai
gembala dan ia tidak tinggal diam melihat kejahatan2
yang dibuat oleh saudara2nya.
Sebagai seorang pekerja di Mesir, Yusuf juga bekerja
dengan rajin dan diberkati Tuhan. Sebagai seorang
pemuda yang elok parasnya, Yusuf menolak dengan
tegas godaan istri potifar, “Bagaimanakah mungkin aku
melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa
terhadap Allah ?” (Kej 39:9b). Hidup Yusuf selalu
berpatokan dengan Allah…
Sebagai seorang anak dan adik, sikapnya terhadap
ayah dan kakak2nya sangatlah patut dipuji. Biarpun
betapa besar kejahatan yang dilakukan kakak2nya,
Yusuf mengampuninya dan berkata, “janganlah takut,
sebab aku inikah pengganti Allah ? Memang kamu telah
mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah
telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan
maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini,
yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” (Kej
50 : 19)
Dan sebagai seorang ayah, Yusuf juga bersikap adil
terhadap anak2nya, Manasye dan Efraim. Coba kita
lihat Kej 48 : 14-18. Ketika Yakub ingin memberkati
anak2 Yusuf, Yakub meletakan tangan kanannya diatas
kepala Efraim dan tangan kiri diatas kepala Manasye.
Seharusnya tangan kanan diletakkan diatas kepala
anak yang sulung yaitu Manasye. Apa yang dikatakan
Yusuf ketika melihat hal itu ? Kej 48 : 18 kata Yusuf
kepada ayahnya, “Janganlah demikian, ayahku, sebab
inilah yang sulung, letakkanlah tangan kananmu ke atas
kepalanya.”
Walaupun pada akhirnya Yakub menolak permintaan
Yusuf tersebut, tapi setidaknya kita melihat bagaimana
Yusuf tidak tinggal diam melihat ketidak adilan itu….
Betapa bahagianya seorang ibu yang mempunyai anak
seperti Yusuf. Anak seperti Yusuf merupakan berkat
bagi siapapun.
Terlepas dari pertanyaan apakah anak menjadi berkat
atau beban bagi anda, marilah kita mengingat Firman
Tuhan dalam Ulangan 6 : 6-7 ,”Apa yang kuperintahkan
kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang
kepada anak2mu dan membicarakannya apabila
engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang
dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan
apabila engkau bangun.”
Sudah tentu dambaan setiap orang tua adalah
mempunyai anak yang menjadi berkat bagi siapapun,
bukan menjadi beban bagi siapapun….biarlah Firman
Tuhan di atas dan juga Amsal 22 : 6 dapat menjadi
kekuatan bagi setiap orang tua dalam mendidik
anak2nya….”Didiklah orang muda menurut jalan yang
patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak
akan menyimpang dari pada jalan itu.”
by
:
ni
-
11
What new in KoRem (Komisi Remaja) GPO
Dukacitanya, paling cuman harus ngikutin
meeting after meeting, kalo bukan rapat camp,
rapat pengurus. Selain itu, banyak banget waktu
yang harus kita spent di gereja (not that we mind)
kayak hari Kamis – Jumat (latian MC – pemusik –
singer buat Ibadah Minggu), hari Sabtu (Petras –
Persekutuan Remaja Sabtu + latian VG – Vocal
Group Remaja), belum lagi waktu buat KTB
(Kelompok Tumbuh Bersama) dll. Wah, pokoknya
super sibuk deh! Tapi, super asyik juga, super
keren juga, super oke juga! =P
Seperti Kakak Pembina kita Kak Chandra
Koewoso pernah bilang, pertama kenal Tuhan, kita
liat, Tuhan itu baik banget sama kita, sayang
banget sama kita yang berdosa, tapi, makin lama
kenal Tuhan, apalagi kalau kita aktif melayani Dia,
kita makin tau betapa lucu & hebatnya Tuhan kita.
Betapa luar biasanya Tuhan kita, betapa kerennya
Tuhan kita, betapa nggak terduganya Tuhan kita.
Bukan berarti bahwa Tuhan nggak baik en nggak
sayang lagi sama kita lho, tapi makin kenal Tuhan,
makin ikut Tuhan, kita bakal makin liat betapa
ngagumin n cenganginnya Tuhan kita itu. Puji
Tuhan!
Pengalaman berikut kami alami sewaktu
kami menyiapkan acara Camp Komisi Remaja
Gereja Presbyterian Orchard yang akan diadakan
pada liburan bulan Maret depan. (Kawan remaja,
ikut yok!!! Dijamin nggak nyesel dech!!! Ngapain
pulang waktu liburan, kan cuman 1 minggu doank,
ikut Camp Remaja aja, dijamin nggak bakal nyesel
deh, dijamin oke banget!!! =P) Hahaha… Jadi
promosi nih… Hehehe… Tapi nggak papa ah…
Ikuti Camp Remaja, 15-18 Maret 2003, di Praise
Heaven, Salvation Army, Upper Bukit Timah, di
depan Trinity Theological College, di sebelah St
Francis School, di deket Bukit Batok Natural
Reserve! (Ooops, kok jadi ngelantur yach,
hehehe…)
Any way… Camp Remaja ini nggak off to
a good start, if I may say so… Pertama2, kita
nggak dapet tempat (Kalo Saudara2 ingat, pas
Malam Puji & Doa bulan January, ketua kita
Melissa Ellena Salim ada sharing tentang hal ini.)
& kita baru dapet tempatnya tanggal 31 January!
Luar biasa! Dapet tempatnya pun sungguh aneh!
12
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
Melayani di Komisi Remaja memiliki
sukacita & dukacitanya sendiri. Tapi, tentu saja,
sukacitanya jauh melampaui dukacitanya!
Komisi Remaja biasanya mengadakan
Camp di Anglican Retreat Centre. Entah kenapa
(kayaknya sih karena bosen & pingin sesuatu yang
baru & fresh), kita memutuskan untuk nggak
Camp lagi di ARC. Kita pun mulai mencari tempat
Camp yang baru & yang cocok. Alhasil… Kita
menemukan Singapore’s Boys’ Brigade Camp di
Sembawang. Tempatnya begitu pas, enak, bisa
buat main air, bisa tidur di tenda, bisa adain Jurit
Malam, bisa adain acara Api Unggun, etc.
Sayang… Waktu kita mau book tempatnya tahun
ini, ternyata tempatnya sudah fully booked.
Kenapa nggak book tahun lalu aja? Well, you see,
care-takernya bilang sama kita kalo tahun lalu itu
masih kepagian, jadi kita nggak book dulu, kita
santai2 aja… Eh taunya… Apa mau dikata… Kita
pun dengan putus asa berbalik ke ARC…
Ternyata… ARC sudah tutup, sudah tidak bisa
dipakai lagi… Mungkin saudara bilang, “Kasian
banget yach.” Tapi kami mau katakan, kami justru
bersyukur banget! Soalnya kita bisa melihat
campur tangan Tuhan! Ini yang kami pikirkan:
Tuhan udah tahu dari tahun lalu, walau kami nggak
tau, bahwa ARC bakal tutup, makanya He puts in
our hearts the desire to change place, to not use
ARC anymore. Isn’t our God wonderful???
Bukan hanya di situ, bahkan pada waktu
kami dengan cukup panic & stress mencari tempat
Camp yang lain (pasalnya, tempat2 Camp lain
semua sudah fully booked juga), Tuhan juga
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
bekerja, dengan lembut membimbing kami ke
jalan yang benar & menunjukkan kepada kami apa
kehendakNya bagi Camp ini. Banyak tempat
Camp yang kami hubungi, tapi banyak kendala
yang menghalangi. Sepertinya, Tuhan sedang
mengajar kami untuk bersabar. Untuk bersandar
& percaya kepadaNya. Tuhan sedang menunggu,
sampai kami putus asa, sampai kami angkat
tangan & udah nggak bisa apa2 secara manusia.
Tuhan menunggu dengan sabar. Dan kemudian
Dia bekerja. Dengan cepat. Dengan tepat. Dengan
luar biasa. Dengan keren. Tiba2 kami mendengar
tentang keberadaan Praise Heaven. Anehnya,
tempat Camp ini baru saja dibuka selama kurang
dari 1 bulan, jadi bagaimana kami bisa tahu soal
ini, masih merupakan suatu misteri tersendiri.
Suatu mukjizat. Suatu keajaiban. Waktu kami
berkunjung ke sana… Luar biasa. Pengurus
tempat itu begitu ramah, begitu baik. Fasilitasnya
begitu memadai, begitu sempurna, begitu sesuai
dengan kebutuhan kami. Perfect. What more need
we say? Definitely: It’s clearly God’s works! Keren
banget kan!
Belum lagi soal Pembicara. Kami pernah
begitu yakin mau meminta Pak Joseph untuk
menjadi Pembicara kami. Ternyata beliau tidak
bisa… Dan mulailah kami panik mencari
Pembicara. Waktu kami sudah menemukan Kak
Denni sebagai Pembicara, ternyata waktu Session
beliau ada clash dengan waktu pelayanan beliau
di tempat lain. Mulailah kepanikan kami mengubah
& menyesuaikan jadwal sesuai dengan jadwal
beliau… After a lot of phone calls & a hectic
changing of time table, ternyata, semuanya
berhasil selesai dengan mulus, dengan begitu
baik… Far better than we expected. Luar biasa.
Kalo bukan Tuhan yang bekerja & campur tangan,
ini semua nggak mungkin sama sekali!!! Puji
Tuhan!!!
Dan ajaibnya lagi, semua keperluan yang
perlu kami siapkan untuk Camp selesai dengan
begitu mulus & dengan begitu cepat, tangan
pimpinan Tuhan begitu nyata dalam kepanitiaan
Camp kali ini. Kami percaya, Tuhan begitu
memberkati kami, kami percaya, Camp bulan
Maret nanti akan berhasil dengan luar biasa oleh
campur tangan Tuhan! Kami mohon dukungan
doa jemaat.
Camp tahun ini, sesuai dengan alur
Kebaktian Komisi Remaja semester ini,
bertemakan Karakter Pekerja Kristus. Camp tahun
ini ditargetkan untuk dapat membangkitkan suatu
generasi remaja yang rindu untuk melayani Tuhan
& sesama dengan motivasi yang benar,
pengenalan akan Tuhan yang benar, & karakter
yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Alur Komisi
Remaja tahun ini? Kami sedang membahas tokoh
dalam setiap Ibadah kami. Misalnya saja, di bulan
Januari, kami menamakannya Bulan Iman, & kami
membahas pahlawan2 iman yang disebutkan di
Ibrani 11. Tokoh2 yang kami bahas antara lain
adalah Abraham & Nuh. Bulan Februari, bulan
Kasih, kami membahas pasangan2 dalam Alkitab,
seperti Hosea & Gomer, Yehuda & Tamar, Ishak
& Ribka. Bulan Maret, bulan pelayanan, kami
membahas tokoh2 pelayan, seperti Musa, Petrus,
Timotius & Paulus. Bulan April, Paskah, kami
membahas tokoh murid2 Tuhan Yesus, seperti
Tomas, Yudas & Petrus. Bulan Mei, bulan misi,
kami belajar mengenai misi dari para tokoh misi
seperti Paulus, Stefanus & Filipus.
Demikianlah an overview to kegiatan
Komisi Remaja selama 1 semester ini. Oh iya,
nggak terlupakan, dalam rangka Valentine’s Day,
Komisi Remaja juga mengadakan Pembinaan
Umum yang bertemakan Bagaimana Kristen
Berpacaran pada tanggal 15 Februari, Sabtu,
untuk membahas cara2 berpacaran yang sesuai
dengan kehendak Tuhan.
- Ris -
13
Berhari Kasih Sayang bersama Komisi
Wanita GPO
Tanggal 14 Februari yang lalu seperti kita semua ketahui
adalah hari peringatan tentang kasih yang ikut diperingati oleh
hampir semua orang diseluruh dunia. Maka Komisi Wanita GPO dalam
persekutuan hari selasa 11 Februari 2003 mengetengahkan tema
Allah Maha Kasih yang mengambil moment ini. Khotbah yang
disampaikan Pdt. Roy Tamaweol mengingatkan kami semua agar Kasih
tidak berhenti pada peringatan Valentine’s day saja, tetapi haruslah
dinyatakan setiap saat.
Untuk meramaikan dan menyegarkan suasana, maka
persekutuan wanita kali ini diadakan dengan sedikit sentuhan lain.
Para hadirin sebelumnya telah diberitahukan untuk datang dengan
memakai selendang untuk accessori pakaiannya, dan membawa kado
yang akan ditukarsilangkan dengan yang lainnya.
Berikut rangkaian photo-photo kenangan Berhari Kasih Sayang Komisi
Wanita GPO.
○ ○ ○ ○
Ibu Esther D
setia
mengiringi
dengan piano
○○ ○ ○ ○ ○ ○
○ ○ ○ ○ ○ ○
○ ○ ○ ○
Pdt. Roy Tamaweol
menyampaikan Firman
Tuhan
Ibu2 yang cantik2 dengan
○ ○ ○ ○ selendangnya
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○○○○○○○○○
Tiga orang ibu
berpenampilan paling
serasi, pilihan panitia
○○○○ ○
○ ○ ○ ○ ○ ○
Ibu Indarti
bersaksi
14
Acara tukar kado
yang ramai
Hore....
kadoku
bagus kata
Ibu Masliani
Tinggal kita
berdua nih,
ayo pilih
yang kecil
apa yang
besar?
Pilih...pilih... cari
nomor kado yang
bagus
Saling bergandengan tangan
diakhir ibadah, Kasih diantara
kita tak berhenti sebatas
Valentine’s day
15
Firman Tuhan
Mengajarkan
Mengenai Penginjilan
Anak-anak
Sari kata oleh: Rusmin Satyawijaya
Jika anak2 tidak diinjili dan diajar Firman Tuhan,
maka pesan keselamatan tidak akan sampai kepada
generasi penerus. Anak2 dapat diselamatkan.
Mereka dapat meresponi berita keselamatan jauh
lebih cepat jika dibandingkan dengan kelompok
umur yang lain.
Banyak survey telah menemukan umur orang2
pada saat mereka menerima Kristus sebagai
berikut:
Umur saat seseorang menerima Kristus:
-1% diselamatkan sebelum umur 4 tahun
-85% diselamatkan antara umur 4 dan 14 tahun
- 10% diselamatkan antara umur 15 dan 30 tahun
-4% diselamatkan setelah umur 30 tahun
I.Perjanjian lama memerintahkan orang dewasa
mengajarkan Firman Tuhan
a).Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk
mengajar anak cucu mereka supaya mereka juga
dapat mengajar anak2 mereka nantinya. (Ulangan
4:9, Ulangan 11:18-21; 32:46,47.)
b).Orang tua diperintahkan untuk berulang-ulang
mengajarkan Firman Tuhan kepada anak2 mereka
sepanjang hari, setiap masa dan tempat dan dalam
setiap kesempatan. Firman Tuhan harus terus
menerus hadir dalam hidup orang tua dan
anak2nya. (Ulangan 6:6-9; 11:18-21.)
c).Firman
Tuhan
memperingatkan kita, jika anak2
tidak diajar maka generasi
selanjutnya tidak akan mentaati
FirmanNya. (Mazmur 78:1-8.)
Para pemimpin Israel yang hidup
semasa Yosua masih terus
melayani Tuhan. Namun generasi
setelah mereka tidak mengenal
Tuhan. Kita dapat membaca
kejadian yang tragis ini di dalam
Hakim-hakim 2:7-12.
16
d).Para orang tua harus mempersiapkan diri untuk
mendorong anak2 bertanya dan menjawab
pertanyaan2 mengenai hal2 yang berkenaan
dengan Allah - termasuk penebusan mereka di
dalam Kristus. (Keluaran 12:24-28; Ulangan 6:2025; Yosua 4:6,7.)
e).Anak2 seharusnya diikutsertakan di dalam
pertemuan2 bersama, khususnya pada saat Firman
Tuhan dibacakan. (Ulangan 31:12,13; Yosua 8:35;
2 Tawarikh 20:13; Ezra 10:1.)
II.Tuhan Yesus mengajarkan penginjilan kepada
anak2
a).Tuhan Yesus sendiri mengundang para anak
kecil untuk datang kepada Nya, dan mengatakan
bahwa merekalah “yang empunya Kerajaan Allah”.
(Markus 10:14; Lukas 18:16.)
b).Tuhan Yesus dengan jelas menyatakan bahwa
anak2 dapat percaya dan diselamatkan. (Matius
18:1-14.)
Yesus memanggil seorang anak kecil
datang kepadaNya dan menempatkannya
di tengah murid2Nya (Matius 18:2).
Markus 9:36 mengatakan kepada
kita bahwa Yesus “mengambil”
seorang anak kecil. Anak ini
masih sangat kecil / muda
sehingga dapat dengan mudah
“diambil” oleh Tuhan Yesus.
Kata Yunani (paidion) digunakan
dalam Matius 18:2,3,4 dan 5
berarti “anak kecil”.
Tuhan Yesus memperingatkan agar kita
jangan “menyesatkan salah satu dari anak2
kecil ini yang percaya kepadaKu.” (Matius
18:6). Kata Yunani yang digunakan di sini
adalah mikros yang berarti “yang sangat
kecil”. Kata percaya di ayat 6 tersebut sama
dengan kata Yunani (pisteuo) yang
digunakan dalam Yohanes 3:16, Kisah Para
Rasul 16:31, dan sepanjang Perjanjian Baru
untuk iman percaya yang menyelamatkan.
Maka kesimpulannya adalah
anak2 yang sangat kecil
dapat diselamatkan.
c).Yesus berbicara mengenai sikap
rendah hati anak kecil (Matius
18:3,4). Tuhan Yesus mengatakan
bahwa “sesungguhnya jika kamu
tidak bertobat dan menjadi seperti
anak kecil ini, kamu tidak akan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Sedangkan
barangsiapa
merendahkan diri dan menjadi
seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam
Kerajaan Sorga.” Anak2 kecil biasanya rendah hati,
dapat diajar, sangat mudah percaya. Untuk
diselamatkan seorang dewasa harus menyangkal
andil perbuatan baiknya dan mengakui bahwa
dirinya adalah orang berdosa yang terhilang yang
perlu menerima keselamatan secara cuma cuma.
Karena seorang anak akan luntur rendah hatinya,
ketulusan dan kepolosannya maka ia harus
dimenangkan sedini mungkin. Banyak anak akan
menerima Kristus jika mereka diinjili pada umur
4,5 atau 6 tahun.
d).Tuhan Yesus sangat menghargai para anak kecil
(Matius 18:5,10). Ia mengatakan bahwa
“barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini
dalam namaKu, ia menyambut Aku.” (ayat 5).
Ketika Yesus mengatakan, “jangan menganggap
rendah seorang dari anak2 kecil ini. Karena Aku
berkata kepadamu: ada malaikat mereka di Sorga
yang selalu memandang wajah BapaKu yang di
Sorga,” Ia menggunakan kata mikros untuk “anak2
kecil” (ayat 10).
Kita tidak boleh menganggap para anak
kecil seolah-olah mereka tidak sepenting
orang dewasa. Tuhan menugaskan seorang
malaikat untuk menjaga setiap anak yang
diselamatkan. Dia mengenal dan
mengasihi anak2Nya sendiri.
Jiwa seorang anak sama berharganya
seperti jiwa orang dewasa, karena keduanya
akan hidup kekal. Namun, memenangkan
seorang anak akan berarti memenangkan
jiwa dan hidup, karena anak tersebut masih
mempunyai sepanjang hidupnya untuk
hidup bagi Kristus.
e).Anak2 kecil telah sesat dan terhilang (Matius
18:12,13).
Domba yang hilang di dalam Matius 18
jelas menunjuk kepada seorang anak kecil.
Jika si gembla mempunyai 100
ekor domba dan hanya satu
yang hilang, ia akan
meninggalkan 99 ekor lainnya
untuk mencari satu ekor yang
terhilang. Jika ia harus mencari
pergi mencari di pegunungan
maka ia akan tetap pergi.
Parabel ini hendak mengajar
kita untuk pergi mencari dan
menolong para anak yang
terhilang
dengan
menggunakan segala macam cara dan
upaya.
Parabel ini jelas menceritakan bahwa si
gembala tidak menunggu dombanya untuk
kembali pulang dengan sendirinya.
Melainkan, dia sendiri pergi keluar untuk
mencari dombanya. Domba yang hilang
tidak mungkin bisa kembali pulang dengan
sendirinya. Demikian juga seorang anak
kecil tidak akan dapat datang kepada
Kristus dengan sendirinya. Adalah mandat
Tuhan kepada kita untuk menghampiri dan
membawa berita keselamatan kepada
mereka.
f).Tuhan tidak menghendaki anak2 kecil binasa
(Matius 18:14).
Tuhan Yesus memberitahukan bahwa,
“Bapamu yang di Sorga tidak menghendaki
s u p a y a
seorangpun
dari anak-anak
ini hilang.”
Kata Yunani
y a n g
digunakan
untuk kata
“hilang” di sini
sama dengan
“binasa” yang
17
digunakan dalam Yohanes 3:15,16 dan 2
Petrus 3:9. “Para anak kecil” (mikros) telah
terhilang dan sedang menuju kepada
kebinasaan. Tuhan mengasihi setiap anak
dan mau agar semua anak diselamatkan,
tapi Dia hanya akan dapat menyelamatkan
mereka jika kita menginjili anak2 tersebut.
Renungkan:
o Mintalah kepada Tuhan untuk
memberikan beban atas jutaan anak-anak
yang masih belum dimenangkan.
o Mintalah dengan rendah hati kepada
Tuhan cara dan jalan untuk menginjili
anak2.
sekolah minggu selama 3 bulan (12 sesi)
untuk calon guru baru?
o Anda bisa berada di Singapura dan bisa
beribadah di GPO bukanlah suatu
kebetulan. Apakah peranan dan di
manakah tempat anda dalam rencana dan
amanat agung Tuhan kita Yesus Kristus?
[Artikel ini diterjemahkan dari Children Ministry
Resource Bible, NKJV version.]
~~~ This article is dedicated to those who quietly
labor in the largest, most forsaken mission field
on earth. ~~~
o Tahukah anda bahwa Gereja
Presbyterian Orchard mempunyai 5 kelas
sekolah minggu untuk anak berumur 3-14
tahun sejumlah ~50 orang, tapi hanya
mempunyai sekitar 12 orang guru
pengajar?
o Tahukah anda bahwa Komisi Anak
GPO akan membuka pelatihan guru
Pendaftaran &
info lebih lanjut
Hub: Rusmin [9848 5147]
Camp Anak 2003
21 - 23 Maret 2003 (Jumat sore - Minggu siang)
18
Tema : “Kumau S’perti Yesus”
di mana?? Girl’s Brigade (dekat Tiong Bahru MRT)
30, Jalan Membina S(169484)
apa acaranya???
Sessions
Games
Talent Nite
Ssssttt ! acaranya
bakal seru !!! sambil
kita belajar Firman
Tuhan....
Jangan lupa ya... ajak
juga teman-teman
kalian!
BBQ
PERAN AYAH
DALAM MENDIDIK
ANAK
Sumber: Dr Paul Gunadi, dosen konseling
Seminari Alkitab Asia Tenggara
Sari kata oleh Ev. Melinda Loe
Di dalam mendidik anak, seringkali dijumpai
bahwa pendidikan diserahkan pada ibu. Dari
sudut Kristiani kurang tepat karena Allah
memerintahkan keduanya.
Ef 6:4 Yang diperintahkan untuk mendidik
bukan ibu tapi ayah, mendidik=mendisiplin.
Peran mendisiplin anak adalah berada pada
ayah. Peran membesarkan anak (secara
fisik,emosional) ada di pihak ibu. Tetapi
keduanya harus seimbang. Kedidiplinan dan
membesarkan harus bersama-sama . Ayah
seringkali waktu habis untuk bekerja dan
kegiatan diluar. Tuhan mendesign dengan
sempurna, tidak realistis jika menuntut ayah
untuk bertanggungjawab untuk membesarkan
anak dalam hal merawat, mengasuh, memberi
makan memperhatikan kebutuhan fisiknya.
Ayah akan mengalami kesulitan dengan hal ini
karena dia sudah bekerja dr pagi sampai sore.
Tapi Tuhan memninta ayah berperan dalam
mendidik anak khususnya dalam mendisiplin
anak. Tuhan memberi prasyarat yang bagus.
Jangan bangkitkan amarah di dalam hati anak
Ef 6:4 . Mendisiplin mengandung resiko yaitu
membangkitkan amarah orang yang didisiplin.
Misalnya kita sebagai pekerja sewaktu kita
menerima disiplin dari perusahaan. Biasanya
hal itu membangkitkan amarah dalam diri kita.
Meskipun kita tahu kita salah, dan harus
menerima sanksi tapi sewaktu kita menerima
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
disiplin itu kita rasanya tidak
mudah menerima hal itu. Sudah
merupakan Natur kita sebagai
manusia adalah tidak suka
menerima teguran atau disiplin
itu.
Karena disiplin itu
menghalangi keinginan/hasrat kita
dan membuat kita harus berubah
sesuai dengan kehendak orang
lain. Namun kita lebih mudah
menerima disiplin kalau kita
merasa kita tidak diperlakukan
semena-mena. Dengan kata lain
kita bisa melihat unsur keadilan di
dalamnya. Kita akan marah kalau
tidak melihat unsur keadilan .
Kedua kalau kita memahami dan
melihat jelas bahwa motivasi
mendisiplin kita bukanlah untuk
kesenangan pribadi orang yang
mendisiplin kita. Anak mesti
melihat 2 hal itu. Kalau adik salah
menerima hukuman yang sama,
kakak salah juga sama. Anak harus
melihat unsur keadilan. Anak suka
membandingkan
dengan
saudaranya . Anak akan menerima
kalau dia melihat keadilan. Anak
kecil juga harus mengetahui
motivasi kita bahwa kita bukan
sekedar melampiaskan kemarahan.
Kita sedang marah pada siapa tapi
pelampiasannya kepada anak, hal
ini tidak boleh dilakukan. Dua hal
ini harus ada. Dalam kitab Ulangan Tuhan
memerintahkan kepada kedua orang tua
sebagai satu unit untuk membesarkan anak di
dalam Tuhan, mengajarkan kepada anak
tentang Tuhan. Dengan kalimat2 yang konkrit
juga. Semua mengacu kepada satu prinsip
“Terapkanlah dan ajarkanlah anak2 tentang
Tuhan, besarkan dan didiklah anak2 dalam
setiap kesempatan.” Pembedaan peran tidak
ada di dalam Alkitab seperti ayah bekerja ibu
merawat, tetapi lebih disebabkan oleh latar
belakang kebudayaan kita.
Pengaruh kedekatan ayah dengan anak juga
amat penting. Ayah yang seharian keluar
jarang komunikasi dan kurang dekat dengan
anak juga sulit untuk mendisiplin anak. Anak
cenderung menerima disiplin kalau dia merasa
dekat dengan orang yang mendisiplin dia.
Faktor ayah yang kurang dekat , ‘merawankan’
ayah waktu mendisiplin anaknya. Karena itu
19
dalam Efesus dikatakan jangan bangkitkan
amarah anakmu. Artinya memang mendisplin
anak mempunyai resiko yang kebalikan dari
yang kita harapkan. Hasilnya tidak produktif,
malah membuat anak mendendam pada ayah.
Kalau dia merasa dekat, dia cenderung untuk
menerima disiplin tsb. Tetapi dia tetap harus
lihat 2 unsur yang telah disebutkan.
Pada kenyataan banyak ayah yang kurang
dekat pada anak2 khususnya pada waktu anak
masih kecil. Baru menjelang remaja anak jadi
lebih dekat. Padahal pendidikan itu harus
diberikan sedini mungkin. Tindakan konkrit
apa yang bisa dilakukan oleh para ayah?.
Peran mendisiplin itu diberikan dalam konteks
yang ada batasannya. Ayah yang baru pulang
kerja, sebagian bahkan lembur, tentu sudah
lelah. Lalu mendengar dari istri bahwa anak
nakal atau melakukan pelanggaran. Yang harus
dijaga adalah emosi. Kecenderungan para
bapak adalah membawa pola pikir kerja (karena
kerja terus). Pola kerja itu adalah aku memberi
instruksi,
e n g k a u
melaksanakannya.
Atasan kita
m e m b e r i
instruksi dan
k
i
t
a
melakukan
demikian juga
kita memberi
instruksi dan
bawahan kita
melaksanakannya.
Pola yang lain
adalah bahwa
seharusnya
masing2 sudah
tahu
apa
tanggungjawabnya.
Ini pola kerja yang kita serap tanpa kita sadari.
Jadi sewaktu seseorang tidak melaksanakan
tanggungjawabnya, kita merasa tidak senang .
Engkau sudah tahu tanggungjawabmu tapi
engkau melalaikannya. Otomatis perasaan
tidak senang itu muncul. Dua hal ini biasanya
dibawa pulang kerumah. Dan kita biasanya
mengharapkan kita memberi instruksi, anak
melaksanakan. Waktu kita memberi instruksi
20
dan
anak
membantah,
seperti orang
naik mobil
yang harus
pindah gear
dari 4 ke 2,
t i d a k
nyaman,
tersendat.
Kenapa tukar gear? Karena sekarang harus
belajar mentolerir adanya bantahan. Di tempat
kerja tidak ada bantahan, haram. Tapi sekarang
ada bantahan. Pindah gear tidak gampang ,
ayah cenderung susah pindah dan cenderung
membawa pola yang sama. Yang kedua ayah
beranggapan bahwa anak harusnya sudah tahu
tanggungjawabnya atau dulu sudah pernah
dibicarakan. Seharusnya engkau ingat atau
sadar. Jadi ekspektasi ayah supaya anak sadar
itu kuat sekali dalam diri ayah. Jadi ketika anak
mengulang kembali,cenderungnya ayah
menjadi marah. Kita tidak cukup sabar untuk
menoleransi bahwa anak cenderung
mengulang hal yang sama, berkali-kali. Dalam
dunia kerja, mengulang kesalahan berkali-kali
adalah tidak lazim dan tidak ditoleransi. Akan
dikeluarkan. Tapi anak tidak bisa dikeluarkan.
Ada anggapan bahwa ayah yang hanya
mendisiplin saja akan menimbulkan kesan
bahwa ayah itu kejam. Cuma menguraikan halhal yang jelek saja. Beda dengan ibu yang
membesarkan dan memberi citra positif.
Ini interaksi negative yang harus dicegah
dalam keluarga. Sewaktu kita sedang
berinteraksi dengan anak, interaksi tersebut
ditandai dengan kemarahan, pendisiplinan,
teguran, koreksi. Kalau si ayah hanya
berinteraksi dalam konteks negative, anak akan
tidak senang. Anak akan marah. Ayah harus
berupaya dengan keras dekat dengan anak,
meskipun terbatas dalam hal waktu. Salah satu
yang harus dilakukan adalah setelah
mendisiplin anak, perlu mendekati anak. Beri
selang waktu mungkin 5 atau 10 menit. Dekati
dia. Kita ajak dia ngomong, kita peluk dia.
Kalau salah kita minta maaf. Ini akan
menetralisir apa yang telah terjadi supaya
seimbang. Anak akan tahu bahwa dia
didisiplin karena untuk kebaikan dia dan kita
tetap mengasihi dia. Kalau tidak ayah hanya
akan dilihat sebagai pendisiplin.
Ada persoalan lain yaitu anak2 yang sekarang
ini hidup dalam jaman demokratis, merasa
bebas, bicara dengan orang tua dengan bebas,
bahkan menentang orang tuapun tidak apaapa. Dan ayah atau orang tua masih terikat
dengan pola pikir lama metode membesarkan
dengan keras, dirotan, dikunci dikamar dsb
akan mengalami kesulitan untuk mendisiplin
anak dengan metode ini. Metode2 yang seperti
dulu kalau ngotot mau diterapkan akan
berakibat buruk. Jaman dulu diluarpun dunia
seperti itu, tidak ada iklim demokratis,
semuanya searah, dan bersifat hierarkis.
Sekarang kalau diterapkan seperti itu
sedangkan diluar dia mulai melihat hal yang
berbeda, ini akan menimbulkan konflik yang
besar. 20/30 th yang lalu itu tak terjadi karena
diluar juga sama. Sekarang, waktu anak diluar
dia mendapatkan kenyamanan, bebas , dia bisa
ngomong apa adanya. Tapi di rumah dia tidak
bisa bebas, dia akan merasa tertekan sekali dan
kecenderungan untuk berontak makin besar.
Juga anak2 sering tidak bisa menerima nasihat
dari ayah sekalipun lembut, tapi dari ibu
mereka bisa menerima meskipun ibu marah.
Anak jauh lebih terbiasa dengan ibu dari pagi
sampai malam, sedangkan dengan ayah
kurang. Jadi anak lebih mengenal emosi ibu,
bisa lembut –bisa keras. Jadi kalau ayah yang
sepanjang hari tidak ada lalu waktu pulang
kemudian karena sesuatu hal dia marah, anak
akan sulit menerima,tidak siap. Karena dia
merasa ‘Engkau sepanjang hari tak ada di
rumah, tiba-tiba engkau marah”
Lain dengan ibu,mungkin ibu sudah 10 kali
marah dari pagi sampai malam. Jadi waktu
malam itu ibu marah lagi itu hanya kemarahan
yang ke 11 kali dsb. Jadi anak bisa menerima.
Anak cenderung lebih mengenal ibu daripada
ayah. Mereka tahu ibu ini seberapa marah,
apakah benci atau tidak pada saya.
Hal-hal ini membuat anak lebih bisa menerima
kemarahan ibu daripada ayah. Seringkali juga
hal ini membuat ayah kemudian kurang
berperan. Banyak yang berpikir “Kok aku
kerjanya bertengkar melulu dengan anak kalau
malam.” Jadi cenderung menghindar, daripada
terus ribut. Ibu yang urus aja daripada ribut
dengan anak. Sepertinya istri lebih efektif ,
anak lebih bisa terima, anak nggak marah. Ayah
jarang dirumah jadi manfaatkan baik2. Jadi
ayah kurang berperan dalam pendidikan
Dampak dari ayah yang kurang berperan
dalam pendidikan (khususnya pada anak
lelaki): tidak ada teladan/contoh peran yang
bisa dipelajari. Dia bersikap,berpikir, bertindak
melalui percontohan. Sekalipun ayah secara
fisik hadir tapi kurang berinteraksi dengan
anak, anak juga akan kehilangan contoh peran.
Bagaimana menyikapi sesuatu, bagaimana berreaksi terhadap sesuatu. Bagi anak ini adalah
bahan untuk mebentuk dia menjadi manusia
dewasa yang tangguh. Dari cara ayah
menyikapi suatu keadaan anak akan menimba
masukan bagaimana membentuk dirinya.
Kalau ayah tidak berperan anak kurang
mendapat bahan untuk mambantu dia
berkembang.
Anak adalah anak ayah dan ibu. Tidak benar
ada prinsip ayah mencari uang, ibu mengasuh,
mendidik, dan membesarkan anak. Budaya
memang begitu tetapi itu bukanlah pengajaran
firman Tuhan. Alkitab banyak memberi contoh
tentang kegagalan para ayah yang perlu kita
jadikan peringatan.
Bahan diskusi:
1. Diskusikan hal-hal apa yang biasanya
menghalangi kedekatan ayah dan anak.
(cari 5 hal yang konkrit)
2. Berdasarkan diskusi no 1, carilah caracara yang bisa membantu menciptakan
kedekatan hubungan ayah dan anak.
(cari 5 hal yang konkrit)
21
PR
OGRAM PENDIDIKAN MISI
PROGRAM
Apak
ah PPMP itu?
Apakah
PPMP adalah sebuah program Pelatihan dan
Pendidikan secara terpadu untuk memperlengkapi
serta mengutus setiap orang percaya dalam Misi
dan Penginjilan.
PPMP terdiri dari 3 Program:
1. Pelatihan Penginjilan Pribadi Evangelism Explosion
2. Pendidikan Misi
3. Perjalanan Misi (Mission Trip)
Siapa y
ang dapat mengik
uti
yang
mengikuti
PPMP?
Setiap jemaat GPO dan GPBB yang:
! Telah percaya kepada Kristus sebagai Tuhan
dan Juruselamat pribadi, dan
! Memiliki kerinduan untuk diperlengkapi dan
komitment untuk membagikan Injil secara
pribadi
Bersedia dipakai Tuhan sebagai alatNya.
mtengapa
idak
?
Dalam program ini Anda akan mempelajari serbaserbi Misi secara menyeluruh, baik itu Biblical,
Historical, Cultural dan juga Strategy. Program ini
akan membantu Anda memahami benar Misi
Allah bagi dunia.
Pelaksanaan: 5 kali pertemuan
! Setiap hari Sabtu
29 Maret
5, 12, 19, 26 April
! pukul: 13.00 – 15.30
! tempat: di GPO Lt 2
! biaya: $ 5 (untuk bahan)
informasi& Pendaftaran:[email protected]
! Triana (90239060)
! Yudith (97763787)
Tanggal
29 Mar
5 Apr
12 Apr
19 Apr
26 Apr
Topik
Biblical Basis of Mission
Prayer and Mission
Missions in History
Communicating the Gospel in Culture
Mission Minded Church
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
mengundang jemaat GPO
dan GPBB untuk
menyemarak kan G E M A G P O
Anda dapat
menyumbangkan
karyatulis berupa:
-artikel pengembangan
-cerpen rohani
-renungan
-kesaksian
ingin buah pikiran anda
dimuat di Gema GPO?
mengapa tidak?
kirimkan segera tulisan
rohani anda ke
diri
syarat:
tulisan
ya
r
a
k
i
n
r
u
m
Wa j i b
1.
atau
pribadi
v i a p o s k e 3 , O r c h a r d 2 . Ka r ya t u l i s a n b e l u m p e r n a h
Road(GEMA)
dipublikasikan pada media
c e t a k s e b e l u m n ya
selambatnya tiap minggu
ke-2 tiap bulan terbitan 3. Mencantumkan nama/inisial
penulis
gema@or pc.info
24
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
PELATIHAN PENDIDIKAN MISI &
PENGINJILAN (PPMP)
Download