Dapatkah Seleksi Alam Menjelaskan

advertisement
Dapatkah Seleksi Alam Menjelaskan Kompleksitas Dan Mutasi
Hilman Febrian
Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan dapatkah seleksi alam menjelaskan
kompleksitas dan mutasi. Seleksi alam sama sekali tidak memberikan kontribusi kepada teori
evolusi, sebab mekanisme ini tidak pernah mampu menambah atau memperbaiki informasi
genetis suatu spesies. Seleksi alam juga tidak dapat mengubah satu spesies menjadi spesies lain
Kata kunci: Seleksi Alam, kompleksitas, Mutasi
PENDAHULUAN
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup
yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang
tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama
makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya. (Seleksi alam, 2017)
Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia. Ngengat
biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada
ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat
biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena
ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang
baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap
industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak dapat
beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi
gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih menurun
karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh
pemangsanya. (Seleksi alam, 2017)
1
PEMBAHASAN
Seleksi Alam
Seleksi alam adalah pemilihan yang dilakukan oleh alam untuk memilih makhluk hidup
yang dapat terus bertahan hidup dan makhluk hidup yang tidak dapat terus bertahan hidup.
Makhluk hidup yang terus dapat bertahan hidup akan tetap hidup sedangkan makhluk hidup
yang tidak dapat bertahan hidup akan mati.
Selama kehidupan di bumi ini terus berlangsung, peristiwa alam juga akan terus
berlangsung menyertai aktivitas kehidupan makhluk hidup. Peristiwa alam tersebut dapat
berlangsung setiap saat dan setiap waktu tanpa adanya kesiapan dari makhluk hidup yang ada
di alam ini. Peristiwa alam tersebut erat hubungannya dengan kelangsungan hidup makhluk
hidup seperti banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan bencana alam lain.
Keadaan tersebut dapat di artikan bahwa alam telah melakukan seleksi terhadap mahluk
hidup yang ada di dalamnya. Mahluk hidup yang mampu bertahan hidup akan dapat bertahan
hidup, sedangkan mahluk hidup yang tidak bertahan hidup akan mati dan mengalami
kepunahan.
Seleksi alam erat kaitannya dengan jenis (spesies), macam (varian), rantai makanan,
jaring-jaring makanan, perkembangbiakan secara kawin, genetika dan adptasi. Proses
perubahan karena seleksi alam tersebut berlangsung secara perlahan, sedikit demi sedikit, dan
dalam jangka waktu yang relatif sangat lama (ratusan, ribuan bahkan jutaan tahun).
Contoh Seleksi Alam
1. Kepunahan Dinosaurus akibat adanya seleksi alam.
2. Jari kaki kuda semula lima buah untuk menyesuikan diri dengan tanah yang lunak
sekarang berjari satu.
3. Adanya kupu-kupu Biston betularia bersayap gelap lebih banyak dibandingkan yang
bersayap cerah di daerah industri.
4. Adanya variasi paruh burung finch di kepulauan Galapagos. (Pengertian Seleksi
Alam, 2012)
Seleksi alam berperan sebagai mekanisme pengeliminasi individu-individu lemah
dalam suatu spesies. Ini adalah kekuatan konservasi yang menjaga spesies yang ada dari
kepunahan. Namun mekanisme ini tidak memiliki kemampuan mengubah satu spesies ke
spesies lain. Intisari Darwinisme terdapat dalam sebuah kalimat: seleksi alam merupakan
kekuatan yang menciptakan perubahan evolusi. Tak ada yang menyangkal bahwa seleksi alam
akan berperan negatif dengan menghilangkan individu-individu yang lemah. Menurut teori
Darwin, itu berarti pula seleksi alam memunculkan individu-individu kuat. (Mekanisme
Khayalan Teori Evolusi, 2006)
2
Kompleksitas
Evolusi kompleksitas adalah akibat proses evolusi yang penting. Evolusi telah
menghasilkan beberapa organisme yang sangat kompleks, walaupun tingkatan kerumitan itu
sebenarnya sangat sulit ditentukan atau diukur secara biologis, baik kandungan gen, jumlah
jenis sel, ataupun morfologi organisme semuanya digunakan untuk memperkirakan
kompleksitas organisme.
Pengamatan bahwa organisme kompleks dapat dihasilkan dari yang lebih sederhana
telah menyebabkan kesalahpahaman yang umum bahwa evolusi bersifat progresif dan
memiliki arah menuju "organisme yang lebih tinggi".
Pemikiran evolusi yang "progresif" ini adalah tidak benar. Seleksi alam tidak memiliki
arah, dan organisme diseleksi menjadi lebih kompleks atapun kurang kompleks tergantung
pada kondisi lingkungan. Walaupun terdapat peningkatan pada tingkat kompleksitas
maksimum sepanjang sejarah kehidupan, selalu adalah organisme yang kecil dan sederhana
yang menjadi mayoritas biomassa dunia.
Secara umum, tumbuhnya kompleksitas dapat didorong oleh koevolusi antara suatu
organisme dengan ekosistem predator, mangsa, dan parasit, yang mana organisme berusaha
bertahan hidup dengan beradaptasi. Ketika salah satu bagian ekosistem ini menjadi lebih
kompleks untuk menandingi keberagaman ancaman ekosistem yang disebabkan oleh
organisme lainnya, organisme yang lain juga harus beradaptasi menjadi lebih kompleks,
menyebabkan persaingan evolusioner yang terus menerus menuju kompleksitas[7]. Tren ini
diperkuat oleh fakta bahwa ekosistem sendiri cenderung menjadi lebih kompleks seiring
berlangsungnya waktu dikarenakan oleh peningkatan keanekaragaman spesies bersamaan
dengan meningkatnya kompleksitas hubungan antar spesies. (Evolusi Kompleksitas, 2016)
Mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik
pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat
kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel
baru dan menjadi dasar munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah daripada 1:10.000
individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit mutasi (mutagen, termasuk
karsinogen), radiasi surya, radioaktif, sinar ultraviolet, sinar X, serta loncatan energi listrik
seperti petir. Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi disebut
mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan individu yang tidak
mengalami perubahan sifat. (Mutasi, 2017)
3
Sebagai rangkuman, ada tiga alasan utama mengapa mutasi tidak dapat dijadikan bukti
yang mendukung pernyataan evolusionis:
1) Efek langsung dari mutasi membahayakan. Mutasi terjadi secara acak, karenanya
mutasi hampir selalu merusak makhluk hidup yang mengalaminya. Logika mengatakan bahwa
intervensi secara tak sengaja pada sebuah struktur sempurna dan kompleks tidak akan memperbaiki struktur tersebut, tetapi merusaknya. Dan memang, tidak per-nah ditemukan satu pun
“mutasi yang bermanfaat”.
2) Mutasi tidak menambahkan informasi baru pada DNA suatu organisme. Partikelpartikel penyusun informasi genetika terenggut dari tempatnya, rusak atau terbawa ke tempat
lain. Mutasi tidak dapat memberi makhluk hidup organ atau sifat baru. Mutasi hanya mengakibatkan ketidaknormalan seperti kaki yang muncul di punggung, atau telinga yang tumbuh
dari perut.
3) Agar dapat diwariskan pada generasi selanjutnya, mutasi harus terjadi pada sel-sel
reproduksi organisme tersebut. Perubahan acak yang terjadi pada sel biasa atau organ tubuh
tidak dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya. Sebagai contoh, mata manusia yang
berubah aki-bat efek radiasi atau sebab lain, tidak akan diwariskan kepada generasi-generasi
berikutnya.
Singkatnya, makhluk hidup tidak mungkin berevolusi karena di alam tidak ada
mekanisme yang menyebabkannya. Kenyataan ini sesuai dengan bukti-bukti catatan fosil, yang
menunjukkan bahwa skenario evolusi sangat menyimpang dari kenyataan. (Mekanisme
Khayalan Teori Evolusi, 2006)
METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi pustaka. Dengan
menguraikan konsep-konsep, pengertian-pengertian, penjelasan, jenis-jenis, faktor-faktor,
dimensi-dimensi, indikator-indikator, unsur-unsur, ciri-ciri, langkah-langkah, aturan-aturan,
hukum-hukum, perundang-undangan, teori-teori, dalil-dalil yang berhubungan dengan
manajemen berbasis sekolah. Artinya manajemen berbasis sekolah yang dikaji berdasarkan
referensi kepustakaan yang mendukung. Data dikumpulkan dengan menggunakan data-data
yang tersedia dari beberapa website internet. Analisis data meliputi : (1) deskripsi data
sederhana.
4
PENUTUP
Kesimpulan: Dapatkah Seleksi Alam Menjelaskan Kompleksitas? Seleksi alam sama sekali
tidak memberikan kontribisi kepada teori evolusi sebab mekanisme ini tidak pernah mampu
menambah atau memperbaiki informasi genetis suatu spesies. Seleksi alam juga tidak dapat
mengubah satu spesies menjadi spesies lain bintang laut menjadi ikan ikan menjadi katak katak
menjadi buaya atau buaya menjadi burung.
Seleksi alam tidak dapat melakukan apa pun sampai variasi-variasi menguntungkan
berkebetulan terjadi.” Karena itulah neodarwinisme harus mengangkat mutasi sejajar dgn
seleksi alam sebagai “penyebab perubahan-perubahan menguntungkan”. Akan tetapi seperti yg
akan kita lihat mutasi hanya dapat menjadi “penyebab perubahan-perubahan merugikan”.
Mutasi Mutasi didefinisikan sebagi pemutusan atau penggantian yg terjadi pada molekul DNA
yg terdapat dalam inti sel makhluk hidup dan berisi semua informasi genetis. Pemutusan atau
penggantian ini diakibatkan pengaruh-pengaruh luar seperti radiasi atau reaksi kimiawi. Setiap
mutasi adl “kecelakaan” dan merusak nukleotida-nukleotida yg membangun DNA atau
mengubah posisinya. Hampir selalu bahwa mutasi menyebabkan kerusakan dan perubahan yg
sedemikian parah sehingga tidak dapat diperbaiki oleh sel tersebut. Mutasi yg sering dijadikan
tempat berlindung evolusionis bukan tongkat sihir yg dapat mengubah makhluk hidup ke
bentuk yg lbh maju dan sempurna. Akibat langsung mutasi sungguh berbahaya. Perubahanperubahan akibat mutasi hanya akan berupa kematian cacat dan abnormalitas seperti yg dialami
oleh penduduk Hiroshima Nagasaki dan Chernobyl. Alasannya sangat sederhana DNA
memiliki struktur teramat kompleks dan pengaruh-pengaruh yg acak hanya akan menyebabkan
kerusakan pada struktur tersebut.
Saran: Singkatnya makhluk hidup tidak mungkin berevolusi krn di alam tidak ada mekanisme
yg menyebabkannya. Kenyataan ini sesuai dgn bukti-bukti catatan fosil yg menunjukan bahwa
skenario evolusi sangat menyimpang dari kenyataan.
Bagi para akademisi lain agar menindak lanjuti artikel ini melalui kajian pustaka serupa
atau dengan mengembangkan cakupan wilayah penelitian. Hal ini disebabkan masih banyak
faktor yang mempengaruhi Penjelasan seleksi alam mengenai kompleksitas dan mutasi
5
DAFTAR PUSTAKA
Evolusi Kompleksitas. (2016, Maret). Retrieved from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi_kompleksitas
Mekanisme Khayalan Teori Evolusi - Keruntuhan Teori Evolusi. (2016). Retrieved from
Berita islami masa kini: http://beritaislamimasakini.com/mekanisme-khayalan-teorievolusi-keruntuhan-teori-evolusi-iii.htm
Mekanisme Khayalan Teori Evolusi. (2006, Maret). Retrieved from Harun Yahya:
http://m.id.harunyahya.com/tr/Buku/772/Keruntuhan-TeoriEvolusi/chapter/2258/Bab-3-Mekanisme-Khayalan-Teori-Evolusi
Mutasi. (2017, Januari). Retrieved from Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Mutasi
Pengertian Seleksi Alam. (2012, Desember). Retrieved from Sinar Surga:
http://sinarsurga.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-seleksi-alam.html
Seleksi alam. (2017, Januari). Retrieved from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Seleksi_alam
6
Download