Memproteksi Tanaman Krisan dari Virus dengan Vaksin Carna 5

advertisement
Memproteksi Tanaman Krisan dari
Virus dengan Vaksin Carna 5
Kendala produksi bunga krisan di antaranya adalah infeksi penyakit
sistemik cucumber mosaic virus (CMV). Penanggulangan penyakit CMV
sudah berhasil dilakukan dengan menggunakan vaksin Carna 5. Aplikasi
vaksin Carna 5 sebaiknya dilakukan saat tanaman krisan masih muda.
K
risan (Dendranthema spp.) merupakan salah satu komoditas
tanaman hias yang dibudidayakan
secara komersial. Setiap tahun, pasar dalam negeri membutuhkan lebih
dari dua juta tangkai bunga krisan
dan akan bertambah terus sekitar
11,3% per tahun. Untuk mengantisipasi hal itu maka produksi bunga
krisan harus ditingkatkan.
Upaya meningkatkan produksi
krisan perlu ditunjang dengan penyediaan benih bermutu yang bebas penyakit sistemik, terutama
virus. Sebagian besar tanaman hias
yang dibudidayakan, termasuk krisan, diperbanyak secara vegetatif.
Perbanyakan seperti ini berpotensi
menularkan penyakit, karena jika
tanaman tersebut terinfeksi penyakit sistemik yang laten (virus, viroid
dan fitoplasma), maka patogen tadi
akan menular melalui bibit ke tanaman berikutnya. Infeksi yang terjadi berulang-ulang akan menurunkan vigor dan daya hasil tanaman
atau disebut dengan degenerasi
bibit. Tanaman sakit juga dapat
menjadi sumber inokulum bagi tanaman lainnya.
Bibit krisan dapat dipertahankan vigornya jika infeksi virus dapat
dihindari. Di daerah sentra krisan
sekitar Cipanas (Cianjur), ada dua
jenis virus yang menyerang krisan,
satu di antaranya adalah cucumber
mosaic virus (CMV).
Pengaruh infeksi CMV terhadap
produksi krisan di Indonesia memang belum pernah dilaporkan. Namun demikian, diduga virus tersebut
menjadi salah satu penyebab terjadinya degenerasi karena tanaman
krisan diperbanyak secara vegetatif
dengan setek pucuk. Di Eropa, CMV
dapat menurunkan ukuran bunga
sekitar 5% serta panjang batang
11% dari ukuran normal.
untuk memperbanyak diri, tetapi
pada keadaan tertentu perkembangan RNA 5 lebih banyak daripada perkembangan CMV-nya atau
bersifat parasit. Jika keadaan seperti ini terjadi pada tanaman krisan, maka gejala yang muncul akibat infeksi CMV menjadi tidak
tampak atau gejalanya ringan, dan
tanaman krisan akan tampak sehat. Vaksin Carna 5 sebaiknya diaplikasikan pada saat tanaman
masih muda, karena dapat memberi
kesempatan bagi vaksin untuk menyebar secara sistemik ke seluruh
jaringan tanaman.
Cara Mengaplikasikan Vaksin
Carna 5
A
B
Keragaan tanaman krisan yang
terinfeksi CMV (A) dan yang
diproteksi dengan vaksin Carna 5 (B)
Pengendalian virus dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain menanam kultivar resisten, mengendalikan vektor, isolasi,
dan proteksi silang. Bagi kultivar
yang rentan, akan sulit menghindarkannya dari infeksi ulang oleh virus
yang sama. Setelah ditanam di lapang beberapa musim, degenerasi
akan muncul kembali. Salah satu
cara untuk mengurangi infeksi virus
pada tanaman krisan adalah melalui
proteksi silang dengan menggunakan vaksin Carna 5. Di Indonesia,
vaksin ini telah diuji efektivitasnya
pada tanaman tomat, cabai, dan
krisan.
Pada tanaman cabai dan tomat,
vaksin Carna 5 diaplikasikan secara
mekanis dengan mengoleskan
ekstraknya pada daun tanaman setelah sebelumnya ditaburi serbuk
karborandum 600 mesh. Pada tanaman krisan, perlakuannya agak
berbeda, yaitu dengan menyambungkan tanaman krisan dengan
tembakau atau kumis kucing yang
mengandung vaksin Carna 5. Cara
ini dilakukan karena aplikasi secara
mekanis hasilnya kurang memuaskan. Tanaman krisan hasil sambungan selanjutnya dideteksi untuk
memastikan keberadaan vaksin
Carna 5. Tanaman krisan hasil sambungan yang sudah mengandung
vaksin Carna 5 dapat diperbanyak
atau disambungkan ke tanaman
krisan lainnya. Selanjutnya tanaman krisan hasil sambungan diperbanyak secara vegetatif untuk memenuhi kebutuhan bibit krisan yang
sudah mengandung vaksin Carna 5
(Indijarto Budi Rahardjo).
Vaksin Carna 5
Untuk informasi lebih lanjut
hubungi:
Carna 5 merupakan kepanjangan
dari cucumber mosaic virus associated RNA 5, yaitu RNA nomor 5
yang berasosiasi dengan CMV.
Maksudnya adalah bahwa RNA
nomor 5 sebagai asam nukleat tambahan tidak diperlukan oleh virus
Balai Penelitian Tanaman Hias
Jln. Raya Ciherang Segunung
Pacet, Cianjur 43253
Kotak Pos 8 Sdl
Telepon : (0263) 512607, 516684
Faksimile: (0263) 512607
E-mail : [email protected]
1
Download