6.tunalaras

advertisement
ANAK TUNALARAS
Esty Aryani Safithry, M.Psi, psikolog
TUNA LARAS
Anak yang mengalami kesulitan dalam
penyesuaian diri dan bertingkah laku
tidak sesuai dengan norma-norma yang
berlaku dalam lingkungan kelompok usia
maupun masyarakat pada
umumnya,sehingga merugikan dirinya
maupun orang lain, dan karenanya
memerlukan pelayanan pendidikan
khusus demi kesejahteraan dirinya
maupun lingkungan
KAREKTERISTIK ANAK TUNA LARAS
1. Anak yang mengalami gangguan perilaku
a. berkelahi, memukul menyerang
b. Pemarah
c. Pembangkang
d. Suka merusak
e. Kurang ajar, tidak sopan
f. Penentang, tidak mau bekerjasama
g. Suka menggangu
h. Suka ribut, pembolos
i. Mudah marah, Suka pamer
j. Hiperaktif, pembohong
k. Iri hati, pembantah
l. Ceroboh, pengacau
m. Suka menyalahkan orang lain
n. Mementingkan diri sendiri
2. Anak yang mengalami kecemasan dan
menyendiri
a. Cemas
b. Tegang
c. Tidak punya teman
d. Tertekan
e. Sensitif
f. Rendah diri
g. Mudah frustasi
h. Pendiam
i. Mudah bimbang
3. Anak yang kurang dewasa
a. Pelamun
b. Kaku
c. Pasif
d. Mudah dipengaruhi
e. Pengantuk
f. Pembosan
4. Anak yang agresif bersosialisasi
a. Mempunyai komplotan jahat
b. Berbuat onar bersama komplotannya
c. Membuat genk
d. Suka diluar rumah sampai larut
e. Bolos sekolah
f. Pergi dari rumah
1. Karakteristik Akademik :
Kelainan perilaku mengakibatkan penyesuaian
sosial dan sekolah yang buruk. Akibatnya, dalam
belajarnya memperlihatkan ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Hasil belajar dibawah rata-rata
b. Sering berurusan dengan guru BK
c. Tidak naik kelas
d. Sering membolos
e. Sering melakukan pelanggaran, baik disekolah
maupun dimasyarakat, dll
2. Karakteristik Sosial/ Emosional :
Karakteristik sosial/ emosional tuna laras dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Karakteristik Sosial
1) Masalah yang menimbulkan gangguan bagi
orang lain :
- Perilaku itu tidak diterima masyarakat, biasanya
melanggar norma budaya
- Perilaku itu bersifat menggangu, dan dapat
dikenai sanksi oleh kelompok sosial
2) Perilaku itu ditandai dengan tindakan agresif,
- Tidak mengikuti aturan
- Bersifat mengganggu
- Bersifat membangkang dan menentang
- Tidak dapat bekerjasama
3) Melakukan tindakan yang melanggar hukum
dan kejahatan remaja
b. Karakteristik Emosional
a) Hal-hal yang menimbulkan penderitaan bagi
anak, misalnya tekanan batin dan rasa cemas
b) Ditandai dengan rasa gelisah, rasa malu,
rendah diri, ketakutan dan sifat perasa/ sensitif
c. Karakteristik Fisik/ kesehatan :
Pada anak tuna laras umumnya masalah fisik/
kesehatan yang dialami berupa gangguan
makan, gangguan tidur atau gangguan gerakan.
Umumnya mereka merasa ada yang tidak beres
dengan jasmaninya, ia mudah mengalami
kecelakaan, merasa cemas pada kesehatannya,
seolah-olah merasa sakit, dll. Kelainan lain yang
berupa fisik yaitu gagap, buang air tidak
terkontrol, sering mengompol, dll.
KLASIFIKASI ANAK TUNALARAS
William M. C (1975) mengemukakan klasifikasi sebagai
berikut :
1. Anak yang mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial :
a. The semi-socialize child
Anak yang termasuk dalam kelompok ini dapat mengadakan
hubungan sosial namun terbatas hanya pada lingkungan
tertentu. Hal ini disebabkan adanya perbedaan norma/ aturan
yang ada dikelompok/ keluarganya dengan norma/ aturan
yang ada di masyarakat.
b. Children arrested at a primitive level of socialization
Anak pada kelompok ini perkembangan sosialnya berhenti
pada tingkatan yang rendah. Hal ini disebabkan mereka tidak
mendapat bimbingan dan dorongan dari orangtuanya kearah
sikap sosial yang benar, sehingga dalam berperilaku mereka
cenderung didorong oleh nafsu.
c. Children arrested with minimum socialization
capacity
Anak dalam kelompok ini sama sekali tidak
mempunyai kemampuan untuk belajar sikap-sikap
sosial. Hal ini disebabkan mereka tidak pernah
mengenal kasih sayang, sehingga mereka cenderung
bersikap apatis dan egois.
2. Anak yang mengalami gangguan emosi :
a. Neurotic behavior
Anak dikelompok ini masih dapat bergaul dengan
orang lain, namun mereka mempunyai masalah
pribadi yang tidak mampu diselesaikannya. Anak
seperti ini biasanya disebabkan oleh sikap keluarga
yang menolak atau terlalu memanjakan mereka,
kesalahan pengajaran atau karena kesulitan belajar
yang berat
b. Children with psycotic processes
Mereka mengalami gangguan yang paling berat sehingga
memerlukan penanganan yang lebih khusus. Mereka
sudah menyimpang dari kehidupan nyata
1.
Anak yang mengalami gangguan perilaku yang kacau
(conduct disorder) mengacu pada anak yang melawan
pada peraturan, hiperaktif dll.
2.
Anak yang cemas-menarik diri (anxicus-withdraw) yaitu
anak yang pemalu, suka menyendiri, minder dll. Mereka
tertekan batinnya.
3.
Dimensi ketidakmatangan (immaturity) mengacu pada
anak yang lambat, kurang perhatian, pemalas dll.
Mereka mirip anak autistik.
4.
d) Anak agresi sosialisasi (sozialized-aggressive)
memiliki ciri yang mirip dengan gangguan perilaku yang
bersosialisasi dengan “genk” tertentu. Umumnya mereka
menjadi ancaman bagi masyarakat umum.
PEDOMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
MENENTUKAN INTENSITAS BERAT RINGANNYA
KETUNA LARASAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Besar kecilnya gangguan emosi. Makin dalam
perasaan negatif, makin berat penyimpangan
Frekuensi tindakan. Semakin sering dan kurangnya
penyesalan setelah melakukan perbuatan yang
tidak baik, dianggap makin berat penyimpangannya
Berat ringan kejahatan yang dilakukan.
Disesuaikan dengan peraturan hukum pidana
Tempat dan situasi pelanggaran/ kenakalan
dilakukan. Dianggap berat jika berani
melakukannya di lingkungan masyarakat
Mudah sukarnya dipengaruhi untuk bertingkah
laku baik.
Tunggal atau gandanya ketunaan yang dialami.
Jika mempunyai ketunaan lain, masuk dalam
kategori berat dalam pembinaannya.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KETUNALARASAN
1.
2.
Faktor Internal
a. Berkercerdasan rendah atau kurang dapat mengikuti
tuntutan sekolah.
b. Adanya ganguan atau kerusakan pada otak
c. Memiliki ganguan kejiwaan bawaan.
d. Frustasi yang terus menerus
Faktor Eksternal
a. Kemampuan sosial dan ekonomi rendah
b. Adanya konflik budaya yaitu adanya perbedaan
pandangan hidup antara keadaan sekolah dan kebiasaan
keluarga.
c. Adanya pengaruh negatif dari genk-genk atau kelompok.
d. Kurangnya kasih sayang orang tua karena kehadirannya
tidak diharapkan.
e. Kondisi keluarga yang tidak harmonis (broken home).
LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK
TUNA LARAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Berusaha mengatasi semua masalah perilaku anak
dengan menyesuaikan kondisi dan proses belajar
dengan karakteristik anak tuna laras tersebut
Berusaha mengembangkan kemampuan fisik anak
serta mengembangkan bakat dan intelektualnya
Memberi bekal berupa keterampilan khusus yang
bermanfaat
Memberi kesempatan pada anak agar dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan normanorma hidup di masyarakat dengan sebaik-baiknya
Memberi rasa aman agar mereka tidak merasa
dikucilkan dan mampu mengembangkan rasa
percaya diri
Memberikan penghargaan pada mereka agar moral
mereka terangkat sehingga mereka merasa diterima
oleh lingkungan
KONDISI YANG MENYEBABKAN KETUNA
LARASAN DAN PEMBELAJARAN TIDAK BERHASIL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Guru yang tidak sensitif terhadap anak
Harapan guru yang tidak wajar
Pengelolaan pembelajaran yang tidak konsisten
Pengajaran keterampilan yang tidak relevan
atau nonfungsional
Pola reinforcement yang keliru, misalnya
diberikan saat anak berlaku tidak wajar
Model/ contoh yang tidak baik dari guru atau
dari teman sebaya
BENTUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
BAGI ANAK TUNA LARAS/ SOSIAL
1.
2.
3.
Penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan di
sekolah reguler.
Mereka masih tinggal bersama-sama kawannya
di kelas, hanya mereka mendapat perhatian
dan layanan khusus.
Kelas khusus
Apabila anak tuna laras perlu belajar terpisah
dari teman pada satu kelas.
Sekolah Luar Biasa bagian Tuna laras tanpa
asrama
Bagi Anak Tuna laras yang perlu dipisah
belajarnya dengan kata kawan yang lain
karena kenakalannya cukup berat atau
merugikan kawan sebayanya.
4. Sekolah dengan asrama
Bagi mereka yang kenakalannya berat, sehingga
harus terpisah dengan kawan maupun dengan
orangtuanya, maka mereka dikirim ke asrama.
Hal ini juga dimaksudkan agar anak secara
kontinyu dapat terus dibimbing dan dibina
MODEL LAYANAN PENDIDIKAN
ANAK TUNALARAS
a.
Model biogenetik
gangguan perilaku disebabkan oleh kecacatan geniti
atau biokimiawi sehingga penyembuhannya
ditekankan pada pengobatan, diet, olahraga atau
mengubah lingkungan.
b. Model behavioral (tingkah laku)
emosi merupakan indikasi ketidakmampuan
menyesuaikan diri yang terbentuk, bertahan, dan
mungkin berkembang karena berinteraksi dengan
lingkungan, baik di sekolah maupun di rumah. Oleh
karena itu, penanganannya tidak hanya ditujukan
kepada anak, tetapi pada lingkungan tempat anak
belajar dan tinggal.
c. Model psikodinamika
gangguan emosi disebabkan oleh gangguan atau hambatan
yang terjadi dalam proses perkembangan kepribadian.
Oleh karena itu, untuk mengatasi gangguan perilaku itu
dapat diadakan pengajaran psikoedukasional, yaitu
menggabungkan usaha membantu anak dalam
mengekspresikan dan mengendalikan perasaannya.
d. Model ekologis
Model ini menganggap bahwa kehidupan ini terjadi karena
adanya interaksi antar individu dengan lingkungannya.
Gangguan perilaku terjadi karena adanya disfungsi antara
anak dengan lingkungannya. Oleh karena itu, model ini
menghendaki dalam memperbaiki problem perilaku agar
mengupayakan interaksi yang baik antara anak tentang
lingkungannya.
TEKNIK PENDEKATAN
a) Perawatan dengan obat
b) Modifikasi perilaku
Ada beberapa langkah dalam melaksanakan modifikasi
perilaku, yaitu :
1)
Menjelaskan perilaku yang akan diubah;
2)
Menyediakan bahan yang mengharuskan anak duduk
diam;
3)
Mengatakan perilaku yang diterima.
c) Strategi psikodinamika
membantu anak menjadi sadar akan kebutuhannya,
keinginan, dan kekuatannya sendiri.
d) Strategi ekologi
Pendukung teknik, mengasumsikan bahwa dengan
diciptakannya lingkungan yang baik maka perilaku anak akan
baik
FASILITAS PENDIDIKAN UNTUK ANAK
TUNALARAS
Ruangan fisioterapi dan peralatannya, yaitu
peralatan yang lebih diarahkan pada upaya
peregangan otot dan sendi, dan pembentukan
otot, misalnya: barbel, box tinju, dan sebagainya.
 Ruangan terapi bermain dan peralatannya, yaitu
peralatan yang lebih diarahkan pada model
terapi sublimasi dan latihan pengendalian diri.
Misalnya puzzle dan boneka .
 Ruangan terapi okupsi dan peralatannya, yaitu
peralatan yang lebih diarahkan pada
pembentukan keterampilan kerja dan pengisian
pengisian waktu luang sesuai dengan kondisi
anak.

Download